Professional Documents
Culture Documents
Bab 1
Bab 1
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Pondok pesantren merupakan di bawah bimbingan seorang Ustadz
tempat pendidikan santri untuk atau Kyai. Santri yang berada di pondok
mempelajari pengetahuan agama Islam pesantren pada dasarnya sama saja
dengan anak didik di sekolah umum penelitian Kurniasih (2011) ditegaskan
yang harus berkembang, yang perlu dalam Ratna (2013) Sebanyak 68,3 %
mendapat pelatihan khusus terutama santri Pondok Pesantren Sabilunnajat
kesehatan dan pertumbuhannya menderita skabies. Hasil tersebut
(Rohmawati, 2010). Perilaku hidup menunjukkan bahwa kejadian skabies
bersih dan sehat terutama kebersihan masih sering di lingkungan pondok
perseorangan di pondok pesantren pada pesantren. Penelitian lain yang
umumnya kurang mendapatkan dilakukan oleh Akmal dkk (2014),
perhatian dari santri. Tinggal bersama
terkait kemampuan personal hygiene
dengan sekelompok orang seperti di
santri di Pondok Pendidikan Islam
pesantren memang beresiko mudah
Darul Ulum Palarik, Air Pacah,
tertular berbagai penyakit kulit,
sebanyak 138 responden mempunyai
khususnya penyakit skabies (Ismihayati,
tingkat personal hygiene baik yaitu
2013). Indikator perilaku hidup bersih
sebanyak 70 orang (50,7%), tidak
dan sehat yang berhubungan dengan
hygiene sebanyak 68 orang (49,3 %).
prevalensi terjadinya penyakit kulit
Sedangkan terkait tingkat pengetahuan
scabies di lingkungan pesantren
terhadap cara pencegahan scabies
adalah kondisi Kebersihan perorangan
menyebutkan bahwa dari 72 sampel,
yang kurang baik, penggunaan air
38 atau 52,8% memiliki pengetahuan
bersih, kebersihan tempat wudhu,
baik, 21 atau 29,2% berpengetahuan
kebersihan asrama, halaman dan
cukup dan 13 responden atau 18,1%
ruang belajar yang kurang baik, serta
berpengetahuan kurang (Ratna dkk,
ada tidaknya santri husada dan
2013). Penelitian Lathifa (2014)
kegiatan poskestren (Harahap, 2000).
tentang faktor dukungan pihak
Menurut hasil penelitian yang
pesantren yang berhubungan dengan
dilakukan oleh Hilma (2014)
suspect skabies, dalam hal ini yang
mendapatkan prevalensi skabies
menjadi sampel adalah ustadzah
sebesar 54,7% di Pondok Pesantren
penagsuhan, diketahui sebesar 84,9 %
Mlangi Yogyakarta. Sedangkan pada
santriwati di Pondok Pesantren
Modern Diniyyah Pasia Sumatera ke orang melalui kontak fisik dan
Barat mendapatkan dukungan yang sering menyerang seluruh penghuni
rendah. dalam satu rumah. Kadang tungau
Hasil studi pendahuluan yang ditularkan melalui pakaian, sprei dan
dilakukan pada tanggal 19 Desember benda – benda lainnya yang digunakan
2015 di Pondok Pesantren Darul secara bersamaan (Susanto, 2013).
Dakwah Kecamatan Sooko Kabupaten Penerapan perilaku hidup
Mojokerto dari 72 responden yang bersih dan sehat di lingkungan
mengisi angket tentang gejala penyakit pesantren masih perlu ditingkatkan
kulit scabies, 35 orang atau 47% karena masih banyak santri yang
mengatakan mengalami gatal di daerah kurang memahami tentang perilaku
sela jari, ketiak, punggung kaki, hidup bersih dan sehat. Hal ini dapat
pergelangan tangan, dan di daerah mempengaruhi peningkatan resiko
paha terutama pada malam hari dan 10 terjadinya penularan penyakit di
orang atau 14% ditemukan adanya lingkungan pesantren contohnya
kemerahan disertai tonjolan kulit penyakit gatal-gatal pada kulit dan
sebesar jarum pentul yang disertai rasa tuma atau kutu rambut yang
gatal hebat di sela jari, ketiak, sebenarnya kondisi ini dapat dicegah
pergelangan tangan dan di daerah melalui pembiasaan diri berperilaku
paha. hidup bersih dan sehat. Bila skabies
Skabies merupakan infeksi tidak diobati selama beberapa minggu
kulit oleh kutu sarcoptes scabei yang atau bulan, dapat timbul dermatitis
menimbulkan gatal. Penyakit ini dapat akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk
ditemukan pada orang – orang miskin impetigo, ektima, selulitis, limfangitis,
yang hidup dengan kondisi higiene di folikulitis, dan furungkel (Harahap,
bawah standart sekalipun juga sering 2000).
terdapat diantara orang – orang yang Pengasuh atau ustadz pondok
bersih (Brunner dkk, 2001). Infestasi pesantren merupakan orang tua kedua
tungau ini mudah menyebar dari orang para santri di sekolah. Pengasuh
memberikan pelajaran dan bimbingan melakukan PHBS siswa juga akan
kepada para santri sehingga pengasuh semakin baik. Demikian sebaliknya
dijadikan tempat untuk bertanya jika peran guru mengenai PHBS
tentang segala sesuatu termasuk kurang maka ada kecenderungan
masalah kesehatan. Di dalam pondok dalam melakukan PHBS juga akan
pesantren, pengasuh dianggap sebagai semakin kurang.
orang penting karena mempunyai Pencegahan penyebaran
kelebihan dalam membimbing para penyakit skabies dapat dilakukan
santri, perbuatannya diterima dan dengan cara mandi secara teratur
dipatuhi serta ditakuti. Dengan dengan menggunakan sabun, mencuci
demikian ustadz diharapkan dapat pakaian, sprei, sarung bantal, selimut
berpengaruh terhadap perilaku santri dan lainnya secara teratur minimal 2
guna mencegah terjadinya skabies di kali dalam seminggu, menjemur kasur
lingkungan pondok tempat mereka dan bantal minimal 2 minggu sekali,
tinggal, Natalina (2009) ditegaskan tidak saling bertukar pakaian dan
dalam Azizah (2012). handuk dengan orang lain, hindari
Dukungan dan bimbingan dari kontak dengan orang – orang atau kain
ustadz atau pengasuh berpengaruh serta pakaian yang dicurigai terinfeksi
terhadap perilaku pencegahan penyakit tungau skabies, Menjaga kebersihan
skabies. Hal ini bisa dilakukan salah kamar dan berventilasi cukup
satunya dengan cara ustadz (Muzakir, 2008). Kondisi ini tentunya
memberikan contoh tentang cara sulit untuk diterapkan jika tidak ada
menjaga kebersihan diri dan dukungan atau pendidikan yang
lingkungan. Sesuai dengan penelitian memberikan informasi terkait perilaku
yang dilakukan oleh menyatakan ini.
bahwa ada hubungan antara peran guru Berdasarkan uraian diatas
dengan perilaku pencegahan penyakit. peneliti tertarik untuk mengetahui
Peran guru terkait dengan PHBS lebih lanjut mengenai “Hubungan
semakin tinggi, maka dalam Dukungan Pengasuh tentang PHBS
Santri dengan Pencegahan Skabies di pencegahan skabies di Pondok
Pondok Pesantren Darul Dakwah Pesantren Darul Dakwah Kecamatan
Kecamatan Sooko Kabupaten Sooko Kabupaten Mojokerto.
Mojokerto”. HASIL PENELITIAN
METODE PENELITIAN DATA UMUM
Desain penelitian yang
1. Karakteristik responden
digunakan dalam penelitian ini adalah
berdasarkan umur
desain analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan umur santri putri di Pondok
santri putri di pondok pesantren Darul
Pesantren Darul Dakwah Kecamatan
Dakwah sebanyak 72 orang. Teknik Sooko Kabupaten Mojokerto bulan April
pengambilan sampel pada penelitian 2016.
(Statistical Package for the Social maka akan semakin cepat masalah ini
Sciences) versi 16.0, diperoleh hasil (ρ dapat teratasi, karena penyakit skabies
= 0,000 < α = 0,05) maka H0 ditolak menular dengan cepat pada suatu