Professional Documents
Culture Documents
Tafsir Ayat Al-Qur'An Tema Keperawatan, Kebidanan Dan Fakta Ilmiahnya
Tafsir Ayat Al-Qur'An Tema Keperawatan, Kebidanan Dan Fakta Ilmiahnya
yang menjelaskan apa maksud dari ayat dijadikan objek penafsiran bercorak
Al Qur’an, maka hadis Nabi disebut ‘ilmi ini adalah ayat-ayat yang
sebagai penjelasan dari al Qur’an. mengandung nilai-nilai ilmiah dan
Setelah Nabi wafat, para sahabat kauniyah (kealamaan). (Syihab,
berusaha menerangkan maksud al Quraish, Kaidah Tafsir: Syarat
Qur’an bersumber dari pemahaman Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda
mereka terhadap keterangan nabi dan ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat
dari suasana kebatinan saat itu. Pada Al-Quran, 2012)
masa dimana generasi sahabat sudah Tafsir ‘ilmi di bangun
tidak ada yang hidup, maka berdasarkan asumsi bahwa al-Qur’an
pemahaman al Qur’an dilakukan oleh mengandung berbagai macam ilmu,
para ulama, dengan interpretasi. Ketika baik yang sudah di temukan maupun
itulah tafsir tersusun sebagai ilmu. yang belum di temukan. Tafsir corak ini
Dalam penelitian ini penulis berangkat dari paradigma bahwa al-
menggunakan Tafsir ilmi, pengertian Qur’an disamping tidak bertentangan
Tafsir ‘ilmi adalah menafsirkan ayat- dengan akal sehat dan ilmu
ayat al-Qur’an berdasarkan pendekatan pengetahuan, al-Qur’an tidak hanya
ilmiah atau menggali kandungan al- memuat ilmu-ilmu agama atau segala
Qur’an berdasarkan teori-teori ilmu yang terkait dengan ibadah ritual, tetapi
pengetahuan. Ayat-ayat al-Qur’an yang juga memuat ilmu-ilmu duniawi,
di tafsirkan dalam corak tafsir ini termasuk hal-hal mengenai teori-teori
adalah ayat-ayat kauniyah (kealaman). ilmu pengetahuan.
Tafsir ‘ilmi atau scientific exegies dalah
corak penafsiran al-Qur’an yang Tafsir Ilmi dan Fakta Ilmiah bidang
menggunakan penedekatan teori-teori Ilmu Keperawatan tentang Lanjut
ilmiah untuk menjelaskan ayat-ayat al- Usia
Qur’an. Di maksudkan untuk menggali Dalam dunia kedokteran hal-hal
teori-teori ilmiah dan pemikiran yang berkaitan dengan fase lanjut usia
filosofis dari ayat-ayat al-Qur’an juga dikenal dengan istilah geriatri dan
di maksudkan untuk justifikasi dan gerontologi. Menurut UU
mengkompromikan teori-teori ilmu Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No
pengetahuan dengan al-Qur’an serta 13/1998) pasal 1 ayat 1: Kesejahteraan
bertujuan untuk mendeduksikan teori- adalah suatu tata kehidupan dan
teori ilmu pengetahuan dari ayat-ayat penghidupan sosial baik material
al-Qur’an itu sendiri. maupun spiritual yang diliputi oleh rasa
Menurut Yusuf al-Qardhawi tafsir keselamatan, kesusilaan, dan
bi al-‘ilmi adalah penafsiran yang ketenteraman lahir batin yang
menggunakan perangkat ilmu-ilmu memungkinkan bagi setiap warga
kontemporer, realita-realita dan negara untuk mengadakan pemenuhan
teorinya untuk menjelaskan sasaran dari kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial
makna al-Quran. Berdasarkan beberapa yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga,
definisi di atas dapat kita pahami bahwa serta masyarakat dengan menjunjung
tafsir ‘ilmi adalah penafsiran al-Quran tinggi hak dan kewajiban asasi manusia
dengan pendekatan ilmu pengetahuan. sesuai dengan Pancasila.
Dari definisi ini kita juga mengetahui Pada ayat 2 disebutkan, lanjut
bahwa ayat-ayat al-Quran yang usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun dibiarkan hidup) supaya kamu sampai
ke atas. Mereka dibagi ke dalam dua kepada masa (dewasa), kemudian
kategori, yaitu lanjut usia potensial (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai
(ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial tua, di antara kamu ada yang
(ayat 4). Lanjut usia potensial adalah diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat
lanjut usia yang masih mampu demikian) supaya kamu sampai kepada
melakukan pekerjaan dan kegiatan yang ajal yang ditentukan dan supaya kamu
dapat menghasilkan barang dan jasa. memahami(nya). (QS. Gafir/40: 67)
Sedangkan lanjut usia tidak potensial Dalam perjalanan hidup manusia
adalah lanjut usia yang tidak berdaya sejak masa konsepsi, lahir, tumbuh, dan
mencari nafkah sehingga hidupnya berkembang hingga masa usia lanjut –
tergantung pada bantuan orang lain. jika tidak diwafatkan sebelum masa itu
Bagi lanjut usia tidak potensial – mengikuti pola-pola fase
(ayat 7) pemerintah dan masyarakat pertumbuhan dan perkembangan
mengupayakan perlindungan sosial dengan karakteristik masing-masing.
sebagai kemudahan pelayanan agar Sejak masa baligh (dewasa) tingkat
lansia dapat mewujudkan dan kekuatan organ-organ tubuh secara
menikmati taraf hidup yang wajar. keseluruhan mencapai puncaknya
Selanjutnya pada ayat 9 disebutkan kemudian setelah melewati paruh baya
bahwa pemeliharaan taraf kesejahteraan (middle age) masa keperkasaan itu
sosial adalah upaya perlindungan dan secara berangsur-angsur menurun.
pelayanan yang bersifat terus menerus Bersamaan dengan penurunan itu pula
agar lanjut usia dapat mewujudkan dan banyak masalah yang mungkin timbul
menikmati taraf hidup yang wajar. dalam kehidupan usia lanjut dan mudah
Fase usia lanjut dalam dikenali.
perkembangan manusia adalah fase Keinginan untuk tetap berprestasi
penurunan dari puncak keperkasaan di masa tua adalah harapan setiap insan,
manusia. Dari bayi berkembang menuju baik individu itu sendiri maupun
puncak kedewasaan dengan kekuatan keluarga dan kerabatnya. Namun
fisik yang prima, lalu menurun sebagai demikian, tidak setiap harapan dapat
kakek/nenek (usia lanjut). Hal ini dapat diwujudkan dengan mulus. Harapan
dipahami dari perjalanan hidup manusia yang demikian pernah dikemukakan
sebagaimana digambarkan dalam surat oleh seorang Gerontolog dari Amerika
Gafir/40: 67 berikut: yang menyatakan, “Not only add years
اب ث ُ َّم ِمن ٖ ُه َو ٱلَّذِي َخ َل َق ُكم ِمن ت ُ َر to life, but also life to years” yakni,
umur rata-rata penduduk menjadi lebih merujuk kepada Siti Sarah, istri Nabi
tua. Tetapi, menambah panjang umur Ibrahim (Hud/11: 72), istri Nabi Luth
tanpa peningkatan kualitas hidup (asy-Syu’ara/26: 171 dan as-Safat/37:
tentunya tidak cukup, karena hanya 135), dan merujuk kepada istri Nabi
akan menambah panjang penderitaan Ibrahim yang sudah tua dan mandul
bagi individu tersebut maupun keluarga (az-Zariyat/51: 29).
dan masyarakat, baik ditinjau dari segi Sementara itu, ungkapan arzal al-
budaya, sosial, maupun ekonomi. Nabi ‘umur (atau tala al-‘umur) digunakan
Muhammad Shallallahu ‘alaihi dalam al-Quran surat an-Nahl/16: 70
wasallam bersabda: (usia yang tua renta) dan al-Hajj/22: 5
ُُسنَ َع َمله َ
ُ ( َخي ُْر ُك ْم َم ْن طا َلusia yang sangat tua/pikun), serta surat
ُ ع ْم ُرهُ َو َح
44 (usia yang panjang
ع َملُه ُ (رواهَ سا َء
َ ع ْم ُرهُ َو َ َوش َُّر ُك ْم َم ْنal-Anbiya’/21:
ُ طا َل sebagai nikmat di dunia) dan al-
) البخريQasas/28: 45 (umur panjang).
Sebaik-baik kamu adalah orang yang
panjang umurnya dan baik amal
perbuatannya, dan seburuk-buruk kamu ت ِ َم َو َكانٞ َغ ٰل ُ ب أَنَّ ٰى َي ُك
ُ ون ِلي ِ قَا َل َر
buruk amal perbuatannya. (HR. عاقِ ارا َوقَ ۡد بَلَغتُ ِمنَ ٱل ِكبَ ِر
adalah yang panjang umurnya dan ۡ ۡ َ ٱمۡ َرأَتِي
Bukhari) ٨ ِعتِ ايا
Dalam al-Quran istilah yang Zakaria berkata: "Ya Tuhanku,
digunakan berkaitan dengan fase lanjut bagaimana akan ada anak bagiku,
usia bagi manusia adalah: al-kibar, asy- padahal isteriku adalah seorang yang
syuyukh (asy-syaikh), al-‘ajuz, talal mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya
arzal al-‘umur. Al-kibar berasal dari sudah mencapai umur yang sangat tua"
‘kabira, yakbaru, kibar, dan makbir’ (QS. Maryam/19: 8)
bermakna telah tua umurnya (ta’ana di
as-sinn), digunakan untuk manusia dan Tafsir al-Misbah menjelaskan
hewan melata (dawabb). Kata al-kibar bahwa tentang kalimat yang dipakai
dijumpai dalam surat al-Baqarah/2: Nabi Zakaria ketika menyampaikan isi
266, Ali Imran/3: 40, Ibrahim/14: 39, hatinya, “usia lanjut telah mencapaiku,
al-Hijr/15: 54, al-Isra/17: 23, dan istriku pun seorang perempuan
Maryam/19: 8. Sedangkan kata asy- mandul.” Beliau menuding dirinya
syaikh menurut al-Qamus al-Muhit terlebih dahulu sebagai penyebab tak
diartikan sebagai orang yang telah memperoleh anak, baru kemudian
nyata tuanya, yaitu dari usia 50 tahun menunjuk istrinya. Selain itu tentang
sampai dengan 80 tahun atau sampai usia lanjut, Nabi Zakaria dengan tepat
akhir hayatnya. Jamaknya adalah menggambarkan kedatanagan usia tua,
syuyukh, syiyukh, asyyakh, syiyakhah, yaitu usia yang menemui atau
syikhah, syikhan, masyakhah, mencapainya, karena tak seorang pun
masyyukha, dan masyayikh. (HAMKA, ingin menemui ketuaan, tetapi tidak
Tafsir Al Azhar,2004) seorang juga dapat mengelak dari
Adapun kata al-‘ajuz bermakna ketuaan.
perempuan yang usianya telah lanjut Selanjutnya ayat berikut ini
(al-mar’ah al-kabirah), tetapi tidak menjelaskan bahwa pengulangan
lazim digunakan kata al-‘ajuzah kalimat yang disebut Nabi Zakaria
(dengan ta’ marbutah). Kata ini
ُر لَّ ُه َّۗ َّن َوٱللَّهٞ ِب ِزين ٖ َُۖة َوأَن يَ ۡست َعۡ ِف ۡفنَ خ َۡي
kelompok usia lanjut misalnya diabetes
militus, hipertensi, penyakit infeksi,
٧٦ يمٞ س ِمي ٌع َع ِل َ bronkopneumonia,
obstruksi menahun,
penyakit paru
tuberkolosis,
Dan perempuan-perempuan tua yang
fraktur, dan lain-lain.
telah terhenti (dari haid dan
Pikun
mengandung) yang tiada ingin kawin
Masalah psikologis yang
(lagi), tiadalah atas mereka dosa
muncul pada usia lanjut dapat
menanggalkan pakaian mereka dengan
diakibatkan dua hal. Pertama, masalah
tidak (bermaksud) menampakkan
internal akibat penurunan berbagai
perhiasan, dan berlaku sopan adalah
fungsi fisik karena proses penuaan dan
lebih baik bagi mereka. Dan Allah
kerentanan terhadap penyakit
Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana
degeneratif. Hal ini sejatinya sesuatu
(Q.S An-Nuur 24:60)
yang tidak diharapkan terjadi tetapi
Kondisi-kondisi seperti disebut-
kenyataannya tak dapat ditolak
kan di atas oleh para lansia yang
sehingga menimbulkan konflik batin.
menyadari dan menerima kodrat
Dan kedua, masalah eksternal dari
(sunnatullah) boleh jadi tidak menjadi
lingkungan, baik lingkungan sosial di
masalah besar yang sangat mengganggu
sekitar mereka berada maupun
bagi kelangsungan dan kualitas
lingkungan alam atau instrumental yang
hidupnya. Akan tetapi sebaliknya yang
tak sesuai atau tak bersahabat dengan
terjadi, sulit menerima kenyataan, maka
kondisi pada usia lanjut. Persoalan-
boleh jadi memunculkan berbagai
persoalan psikologis ini sejatinya
persoalan baru menyangkut kejiwaan,
sangat berkaitan dengan kepribadian.
kesehatan fisik, hubungan
Ada lansia (manula) yang mudah
interpersonal, dan akselerasi pada
menyesuaikan dirinya dengan berbagai
kepikunan.
perubahan yang terjadi, dan ada pula
Masalah penyakit pada manusia
yang memerlukan waktu cukup lama,
lanjut usia, selain karena proses
atau bahkan tidak bisa sama sekali.
fisiologis yang menuju ke arah
Masalah psikologis yang
degeneratif, juga banyak ditemukan
bersifat internal dan paling spesifik
antara lain infeksi, jantung, dan
adalah menurunnya kemampuan
pembuluh darah, penyakit metabolik
memori (daya ingat). Banyak informasi
(osteoporosis) kurang gizi, penggunaan
organism (sel hidup) yang lebur sebagian lain, dan menjadikan perkara-
menjadi manusia baru yang membawa perkara yang kalian butuhkan di dalam
sifat-sifat kedua orang tuanya dan hidup ini, sehingga kalian dapat
leluhurnya. Dalam proses kejadian ini mengetahui jalan lalu kalian
terdapat rahasia hidup tersembunyi. menempuhnya untuk berusaha mencari
Sesudah mencapai rezki dan barang-barnag agar kalian
kesempurnaan, Allah mengeluarkan dapat memilih yang baik dan
manusia dari raim ibu, pada waktu itu meninggalkan yang buruk. (Maraghi
dia tidak mengetahui apa-apa. Tetapi SA, Tarjamah Tafsir Al Maraghi, 1987)
sewaktu masih dalam rahim, Allah Maka Kami beri Dia khabar gembira
menganugerahkan kesediaan-kesediaan dengan seorang anak yang Amat
(bakat) dan kemampuan pada diri sabar[1283]. (Q.S Shoffat 37:101)
manusia, seperti bakat berfikir, [1283] Yang dimaksud ialah Nabi
berbahagia, mengindera, dan lain Ismail a.s.
sebagainya.setelah manusia itu lahir Menurut Ahmad Musthafa al-
dengan hidayah Allah segala bakat- Maraghi, maka Allah memberi kabar
bakat itu berkembang. Akalnya dapat gembira kepada Ibrahim dengan bakal
memikirkan tentang kebaikan, lahirnya seorang anak laki-laki yang
kejahatan, kebenaran, dan kesalahan, ketika mencapai dewasa, dia akan
hak dan batil. Dan dengan bakat menjadi anak yang sangat sabar.
pendengaran dan penglihatan yang Menurut Ibnu Katsir, Allah
telah berkembang manusia dapat memperkenankan doa Nabi Ibrahim
mengenali dunia sekitarnya dan dan memberi kabar gembira kepadanya
mempertahankan hidupnya serta bahwa ia akan memperoleh seorang
mengadakan hubungan sesama putra yang shaleh, sabar, berbakti dan
manusia. bijaksana, ayitu Ismail.
Menurut Ahmad Musthafa al- Setelah 9 bulan atau sekitar 38
Maraghi, Allah menjadikan kalian minggu telah berlalu, tibalah waktunya
mengetahui apa yang kalian tidak bagi janin untuk keluar dan mengakhiri
ketahui, setelah Allah mengeluarkan fase-fase perkembangannya di dalam
kalian dari dalam perut ibu. Kemudian rahim.
memberi kalian akal yang dengan itu اس ِإن ُكنت ُ ۡم ِفي ُ َّٰ ٓيَأَيُّ َها ٱلن
ث فَإِنَّا َخلَ ۡق ٰنَ ُكم ِ ۡب ِمنَ ۡٱلبَع
kalian dapat memahami dan
membedakan antara yang baik dan ٖ َر ۡي
buruk, antara petunjuk dan kesesatan,
dan antara yang salah dengan benar.
اب ث ُ َّم ِمن نُّ ۡطفَ ٖة ث ُ َّم ٖ ِمن ت ُ َر
Menjadikan pendengaran bagi kalian ضغ َٖة ۡ ِم ۡن َعلَقَ ٖة ث ُ َّم ِمن ُّم
yang dengan itu kalian dapat
mendengar suara, sehingga sebagian
َُّمخَلَّقَ ٖة َوغ َۡي ِر ُمخَلَّقَ ٖة ِلنُبَ ِين
kalian dapat memahami dari sebagian لَ ُك ۡۚم َونُ ِق ُّر فِي ۡٱۡل َ ۡر َح ِام َما
yang lain apa yang saling kalian
perbincangkan. Menjadikan
س امى ث ُ َّم َ شا ٓ ُء ِإلَ ٰ ٓى أ َ َج ٖل ُّم
َ َن
penglihatan, yang dengan itu kalian ْنُ ۡخ ِر ُج ُك ۡم ِط ۡف اٗل ث ُ َّم ِلت َ ۡبلُغُ ٓوا
dapat melihat orang, sehingga kalian شدَّ ُك ُۡۖم َو ِمن ُكم َّمن يُت َ َوفَّ ٰى ُ َأ
dapat saling mengenal dan
membedakan antara sebagian dengan َو ِمن ُكم َّمن يُ َردُّ ِإلَ ٰ ٓى أ َ ۡرذَ ِل
ۡٱلعُ ُم ِر ِل َك ۡي َٗل يَعۡ لَ َم ِم ۢن بَعۡ ِد (rahim). sampai waktu yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Baker, A dan Zubair A.C. 1990.
Metode Penelitian Filsafat.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hadi S. 1995. Metodologi Research,
Yogyakarta : ANDI Offset.
HAMKA. 2004. Tafsir Al Azhar,
Jakarta : Pustaka Panjimas.
Hasan A. 1983. Tafsir Al Furqan,
Jakarta: Pustaka Panjimas.
Katsir, Ibnu. 2014. Tafsir Ibnu Katsri,
Jakarta: Pustaka Imam Syafii.
Kementrian Agama RI. 2012. Tafsir
Ilmi:Penciptaan Manusia Dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains,
Jakarta:Kementrian Agama RI.
__________________. 2012. Tafsir Al-
Qur’an Tematik:Kesehatan
Dalam Perspektif Al-Qur’an,
Jakarta : Kementrian Agama RI.
__________________. 2012. Tafsir Al-
Qur’an Tematik : Kedudukan
dan Peran Perempuan. Jakarta:
Kementrian Agama RI.
Maraghi SA. 1987. Terjamah Tafsir Al
Maraghi. Bandung : Rosda.
Shihab,Q. 2013. Al-Quran dan
Maknanya. Jakarta:Lentera Hati.
________. 2006. Tafsir Al Mibah.
Jakarta : Lentera Hati.
________. 2013. Kaidah Tafsir: Syarat
Ketentuan dan Aturan yang
Patut Anda ketahui dalam
Memahami Ayat-Ayat Al-Quran.
Jakarta : Lentera Hati.