Bebi 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .

2089-7669

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK


DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI
DESA PUCUNG REJO KABUPATEN MAGELANG,
TAHUN 2014

Neni Kusuma Wardani1. Sri Winarsih2, Tuti Sukini3.


1. winarsihhamid@yahoo.com

ABSTRACT

Background: smoking is a part of life of the people of Indonesia, the evidence


is not difficult to find a person or family with this habit, especially at house.
Increase the number of smokers, more people are affected by the smoke who
called passive smoking.The impact of cigarette smoke exposure on toddlerhealth
include slow lung growth, more susceptible to bronchitis and respiratory tract and
ear infections and asthma. Based on the results of interviews with 10 family of
toddlers ARI patient members obtained information that 8 of them, the parents are
smokers.
The purpose of this study : To determine the relationship cigarette smoke
exposure in the incidence of Acute Respiratory Infections (ARI) in toddlersat
Pucung Rejo Village Magelang Regency.
Methods: This study was an analytical study using cross sectional design
with a sample of toddler aged 2 months-5 years in Pucung Rejo Village of
Magelang Regency as many as 42 toddlers. The data using questionnaires.
Results: Based on the analysis results can be seen that p <0.05 and a correlation
coefficient calculation 0,537 shows that Correlation Between Cigarette smoke
exposure in the incidence of Acute Respiratory Infections (ARI) in toddlersat
Pucung Rejo Village Magelang Regency with moderate strength.
Conclusions and suggestions: Most of toddlers get smoke exposure and
experience ARI not pneumonia.
The author expects that parents eliminate the habit of smoking or smokers
who have children are expected to not smoke around children or inside the house
which also contained a toddler.

Keywords : Cigarette smoke exposure Acute respiratory tract infections.


1,2 1
. Student, 2 , 3 Lecture at Prodi Kebidanan Magelang,

Merokok merupakan salah satu Data Biro Pusat Statistika (SUSENAS


kebiasaan yang lazim ditemui dalam 2001) menunjukkan jumlah perokok
kehidupan sehari-hari. Dimana-mana, pemula usia 5-9 tahun meningkat tajam
mudah menemui orang merokok, dari 0,4% (2001) menjadi 2,8% (2004).
Trend perokok pemula pada usia 10-14
lelaki-wanita, anak kecil-tua renta, tahun pun meningkat tajam, dari 9,5%
kaya-miskin, tidak ada terkecuali.
(Bustan, 2007)

18
JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

(Susenas, 2001) menjadi 17,5% pernapasan atas atau bawah, yang


(Riskesdas, 2010). (Kemenkes RI, 2012). dapat menimbulkan berbagai spektrum
Di Jawa Tengah persentase pe-nyakit yang berkisar dari penyakit
penduduk umur 10 tahun ke atas yang tanpa gejala atau infeksi ringan sampai
merokok tiap hari 24,3%. Prevalensi penyakit yang parah dan mematikan,
perokok saat ini 30,7% dengan rata-rata tergantung pada patogen penyebabnya,
jumlah rokok yang dihisap 8,9 batang faktor lingkungan, dan faktor penjamu.
per hari. Usia mulai merokok tiap hari (WHO, 2007).
yaitu pada rentang usia 15-19 tahun. Berdasarkan hasil wawancara yang
Penduduk yang merokok, 83,8% juga dilakukan terhadap 10 anggota keluar-
merokok di dalam rumah ketika ber- ga balita penderita ISPA diperoleh
sama anggota rumah tangga. (Riskes- informasi bahwa 8 diantaranya orang
das Jateng, 2007). tuanya adalah perokok. Oleh karena
Rokok adalah silinder dari kertas itu, melihat dari hasil wawancara yang
berukuran panjang antara 70 hingga 120 di dapat, peneliti tertarik untuk mela-
mm (bervariasi tergantung negara) dengan kukan suatu penelitian Paparan asap
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun- rokok dengan Kejadian Infeksi Saluran
daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di
dibakar pada salah satu ujungnya dan
Desa Pucung Rejo Kabupaten Mage-
dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung l eseorang lang Tahun 2014.
ap rokok diperkirakan mengandung lebih Untuk mengetahui hubungan papa-
dari 4000 senyawa kimia, yang secara ran asap rokok dengan kejadian Infeksi
farmakologis terbukti aktif beracun, dapat Saluran Pernapasan Akut (IS PA) pada
menyebabkan mutasi (mutagenetic), dan Balita di Desa Pucung Rejo Kabupaten
kanker (carcinogenic). Tiga racun utama Magelang Tahun 2014.
dalam rokok yaitu nikotin, tar dan karbon Adapun manfaat penelitiannya
monoksida. (Sugito, 2007). adalah mensosialisasikan kepada
Efek umum yang di alami oleh non masyarakat, klinisi, dan pihak yang
perokok di suatu ruangan penuh asap terkait untuk lebih memikirkan tentang
rokok berkisar dari iritasi ringan pada rokok dan bahaya paparan asap rokok
mata dan tenggorokan hingga serangan bagi kesehatan balita.
angina. (Udumbara, 2004)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) adalah penyakit saluran
dengan cara pendekatan, observasi atau
METODE pengumpulan data sekaligus pada suatu
Jenis dan desain penelitian ini saat (point time approach).
adalah penelitian survey analitik, yaitu (Notoatmodjo, 2010:38).
penelitian yang mencoba menggali ba- Uji statistik yang digunakan uji
gaimana dan mengapa fenomena korelasi koefisien kontingensi. (Dahlan,
kesehatan itu terjadi. 2012:168). Apabila pada hasil
Adapun rancangan penelitian meng- penelitian ditemukan expected cell
gunakan rancangan survey cross kurang dari 5 maka uji yang dipakai
sectional, yaitu suatu penelitian untuk adalah uji alternatifnya, yaitu uji
mempelajari dinamika korelasi Kolmogorov-smirnov.
antfaktor-faktor resiko dengan efek,

19
JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

HASIL PENELITIAN b. Gambaran kejadian ISPA


Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kejadian
1. Analisis Univariat ISPA di Desa Pucung Rejo
Kabupaten Magelang
a. Gambaran paparan asap rokok tahun 2014

Kejadian ISPA f %
Tabel 4.1Distribusi frekuensi paparan asap
rokok di Desa Pucung Rejo
Kabupaten Magelang tahun 2014
Pneumonia Berat 2 4,8

Penumonia 3 7,1
Paparan Asap Rokok f %
Batuk Bukan Pneumonia 28 66,7
Ada Paparan 34 81,0

Tidak Ada Paparan 8 19,0 Tidak ISPA 9 21,4

Total 42 100,0 Total 42 100,0

2. Analisa Bivariate responden atau 81,0% dan sisanya


hanya 8 responden (19%) yang
Berdasarkan uji statistik menggu- tidak ada paparan asap rokok. Ber-
nakan computerisasi dengan analisa dasarkan data tersebut dapat di-
kolmogorov-smirnov dengan hasil nilai simpulkan bahwa sebagian besar
p-value< 0,05 yaitu 0,007 sehingga balita mendapatkan paparan asap
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha rokok. Walaupun hanya meng-
diterima yang menunjukkan bahwa ada habiskan sedikit batang rokok per
hubungan yang bermakna secara sta- hari jika dalam jangka waktu yang
tistik. Penghitungan coefissient conti- lama, zat-zat berbahaya tersebut
ngency menunjukkan hasil 0,537 yang akan tersimpan dan terakumulasi
berarti kekuatan hubungan sedang. dalam tubuh yang menyebabkan
PEMBAHASAN berbagai penyakit. Karena dalam
sebatang rokok mengandung niko-
1. Paparan Asap rokok. tin, tar, sianida, benzene, amonia,
Dari 42 responden didapat- karbon monoksida, cadmium dan
kan hasil bahwa sebagian besar zat berbahaya lainnya. (Husaini,
responden mendapatkan paparan 2006).
asap rokok, yaitu sebanyak 34
sisanya anggota keluarga yang
Sedangkan mengenai tem- merokok di luar rumah yaitu se-
pat kebiasaan anggota keluarga banyak 5 keluarga dengan pro-
merokok yang peneliti dapatkan, sentase 13%. Dapat disimpul-kan
dari 42 responden menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga
bahwa sebagian besar anggota responden merokok di dalam ru-
keluarga merokok di dalam rumah mah. Berdasarkan teori yang
sebanyak 34 keluarga (87%), peneliti dapatkan prosentase ter-

20
JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

jadinya penyakit ISPA pada balita batuk pilek, sakit telinga (otitis
salah satunya disebabkan karena media), bronkitis dan pneumonia
paparan asap rokok yang berada di dan berlangsung sampai 14 hari.
lingkungan disekitar bayi. Sebab, (sujayanto, 2006). Ada banyak
terdapat seorang perokok atau faktor pencetus terjadinya penyakit
lebih dalam rumah akan mem- ISPA pada balita, salah satu faktor
perbesar resiko anggota keluarga pencetusnya adalah terdapatnya
yang menderita sakit, seperti gang- polusi udara dalam ruangan
guan pernapasan, memperburuk (paparan asap rokok). (Sujayanto,
asma dan memperberat penyakit 2006)
angina pectoris serta dapat Hubungan antara paparan asap rokok
meningkatkan resiko untuk men- dengan kejadian ISPA pada balita
dapat serangan ISPA khususnya Dari hasil tabulasi silang antara
pada balita. Anak-anak yang paparan asap rokok dengan kejadian
orangtuanya merokok lebih mudah ISPA pada balita di desa Pucung Rejo
terkena penyakit saluran pernapa- Kabupaten Magelang dengan respon-
san seperti flu, asma, pneumonia den berjumlah 42 didapatkan hasil
dan penyakit saluran pernapsan bahwa penumonia berat semua terjadi
lainnya. Gas berbahaya dalam asap pada balita yang mendapatkan paparan
rokok merangsang pembentukan asap rokok yaitu sebanyak 2 balita.
lendir, debu dan bakteri yang Pneumonia terjadi pada semua balita
tertumpuk tidak dapat dikeluarkan, yang mendapatkan paparan asap rokok
menyebabkan bronchitis kronis, yaitu sebanyak 3 balita, dan kejadian
lumpuhnya serat elastin di jaring- tidak ispa sebagian besar terjadi pada
an paru yang mengakibatkan daya balita yang tidak mendapatkan paparan
pompa paru berkurang, udara asap rokok. Semua balita yang me-
tertahan di paru-paru dan menga- ngalami pneumonia berat dan pneu-
kibatkan pecahnya kantong udara. monia didapati bahwa balita tersebut
(Widiawati dalam Kabar Priangan, mendapatkan paparan asap rokok dari
2012) orang tua yang merokok di dalam
Kejadian ISPA pada Balita. rumah.
Penelitian yang dilakukan pada
42 balita di Desa Pucung Rejo Berdasarkan uji statistik menggu-
Kabuoaten Magelang didapatkan nakan computerisasi dengan analisa
hasil bahwa terdapat 28 balita kolmogorov-smirnov dengan hasil nilai
(66,7%) yang mengalami ISPA p-value< 0,05 yaitu 0,007 sehingga
bukan pneumonia, 9 balita (21,4%) menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
yang tidak mengalami ISPA, 3 diterima yang menunjukkan bahwa ada
balita (7,1%) yang menderita hubungan yang bermakna secara
pneumonia, dan sisanya 2 balita statistik. Penghitungan coefissient con-
(4,8%) yang menderita pneumonia tingency menunjukkan hasil 0,537 yang
berat. Berdasarkan teori yang berarti kekuatan hubungan sedang.
didapat oleh peneliti, ISPA adalah Asap rokok tidak hanya berbahaya bagi
penyakit infeksi yang menyerang perokoknya, tetapi juga berbahaya bagi
saluran pernapasan bagian atas orang disekitarnya yang secara tidak
maupun bagian bawah antara lain langsung menghisap (perokok pasif).

21
JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

Resiko asap rokok bagi perokok pasif Indonesia adalah semakin banyaknya
dewasa dapat terkena kanker paru-paru, jumlah perokok yang berarti semakin
bayi yang dikandung oleh ibu perokok banyak penderita gangguan kesehatan
pasif berpotensi mempunyai kelainan, akibat merokok ataupun menghirup
dan anak-anak dari perokok lebih asap rokok (bagi perokok pasif).
rentan terhadap infeksi saluran per- Terdapat seorang perokok atau lebih
napasan. (Wasis dan Irianto, Sugeng dalam rumah akan memperbesar resiko
Yuli, 2006) anggota keluarga yang menderita sakit,
Klasifikasi ISPA munurut seperti gangguan pernapasan, memper-
kelompok umur 2 bulan-5 tahun yaitu buruk asma dan memperberat penyakit
pneumonia berat, yaitu adanya batuk angina pectoris serta dapat mening-
dan atau kesukaran bernafas disertai katkan resiko untuk mendapat serangan
penarikan dinding dada bagian bawah ISPA khususnya pada balita. Anak-
ke dalam (chest indrawing), Pneu- anak yang orangtuanya merokok lebih
monia yaitu batuk dan atau kesukaran mudah terkena penyakit saluran
bernafas disertai nafas cepat dengan pernapasan seperti flu, asma, pneu-
batas napas cepat pada anak usia 2 monia dan penyakit saluran pernapsan
bulan sampai kurang dari tahun 1 tahun lainnya. Gas berbahaya dalam asap
adalah 50 kali atau lebih permenit dan rokok merangsang pembentukan lendir,
40 kali atau lebih permenit, dan Batuk debu dan bakteri yang tertumpuk tidak
bukan pneumonia yaitu penderita batuk dapat dikeluarkan, menyebabkan bron-
yang tidak disertai napas cepat dan chitis kronis, lumpuhnya serat elastin
tidak ada tarikan dinding dada bagian di jaringan paru yang mengakibatkan
bawah ke dalam. (Program P2 ISPA) daya pompa paru berkurang, udara
Kandungan dari asap tertahan di paru-paru dan mengaki-
Sidestream lebih berbahaya daripada batkan pecahnya kantong udara. (Wi-
asap Mainstream. Kandungan carcino- diawati dalam Kabar Priangan, 2012)
genics yang ada padanya mencapai 4 Sumber asap rokok di dalam
(empat) kali lipat dari asap Mains- ruangan (indoor) lebih membahayakan
tream. Kandungan amonia yang ada daripada diluar ruangan (outdoor) ka-
padanya mencapai 46 kali lipat dari rena sebagian besar orang mengha-
asap Mainstream dan juga kandungan biskan 60-90% waktunya selama satu
lainnya yang lebih tingi kadarnya dari hari penuh di dalam ruangan. Populasi
Mainstream. Dengan demikian, para yang rentan terhadap asap rokok adalah
perokok pasif lebih rentan terhadap anak-anak, karena mereka menghirup
berbagai bahaya rokok bila menghirup udara lebih sering daripada orang
asap Sidestream, yakni asap rokok dewasa. Organ anak-anak masih lemah
yang dihasilkan secara sendirinya dan sehingga renntan terhadap gangguan
bukan hasil hisapan pemiliknya dan masih berkembang sehingga jika
dibanding dengan apabila mereka yang terkena dampak buruk maka perkem-
menghisap asap Mainstream, atau asap bangan organnya pun tidak sesuai
yang dihasilkan dari hisapan perokok dengan semestinya. (Depkes, 2008)
aktif. (Husaini, 2007) Dampak umum ETS yang
Kebiasaan merokok di dalam segera adalah iritasi mata, hidung dan
rumah salah satu masalah kesehatan tenggorokan, serta sakit kepala. 30
yang kian mengkhawatirkan di menit paparan asap rokok cukup untuk

22
JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

memperkecil aliran darah ke jantung, dan terjadi infeksi saluran pernapasan


mengakibatkan perubahan akut fungsi seperti ISPA. (Misnadiarly, 2008). Dan
jantung dan penurunan rata-rata detak masih banyak faktor lain yang dapat
jantung, sehingga meningkatkan resiko mejadi faktor resiko terjadinya ISPA
terkena penyakit jantung. Berapa besar selain dari faktor lingkungan.
asap rokok yang dihirup di setiap
tempat tertentu bervariasi, tergantung SIMPULAN DAN SARAN
jumlah perokok, rokok yang dihisap,
ukuran ruang dan jenis ventilasi. Maka, 1. Sebagian besar balita di Desa
sulit menentukan akibatnya secara Pucung Rejo mendapatkan paparan
terpisah-pisah. (Depkes, 2008) asap rokok dengan prosentase
Akan tetapi, anak-anak atau balita yang 81,0% atau 34 balita
orangtua ataupun anggota keluarganya 2. Sebagian besar balita di Desa
merokok di dalam rumah ada yang Pucung Rejo mengalami ISPA bu-
tidak mengalami ISPA. Hal tersebut kan Pneumonia dengan prosen-tase
dikarenakan oleh beberapa faktor, 66,7% atau 28 balita, 9 balita
seperti daya tahan tubuh balita yang (21,4%) tidak mengalami ISPA, 3
bagus sehingga dapat menangkal balita (7,1%) mengalami pneumo-
bakteri penyebab ISPA yang masuk nia, dan sisanya mengalami pneu-
melalui organ pernafasan dari asap monia berat yaitu sebanyak 2 balita
rokok tersebut, balita tidak berada di (4%).
dekat anggota keluarga yang sedang 3. Ada hubungan dengan kekuatan
merokok atau balita tersebut sedang hubungan sedang antara paparan
tidak di rumah sehingga tidak terpapar asap rokok dengan kejadian ISPA
langsung oleh asap rokok. pada Balita di Desa Pucung Rejo
Sedangkan pada keluarga yang Kabupaten Magelang Tahun 2014.
merokok di luar rumah atau balita yang Dengan hasil p <0,07, coeffisient
tidak ada paparan asap rokok, contingency di dapati hasil 0,537
prosentase untuk balita terserang ISPA yang berarti bahwa kekuatan
sangat kecil, tetapi tidak dipungkiri hubungan adalah sedang.
bahwa hal tersebut tetap saja bisa
terjadi. Kemungkinan yang menyebab-
kan balita tersebut terserang ISPA SARAN
adalah faktor lingkungan yang kurang
mendukung seperti polusi udara. Debu Bagi Institusi Kesehatan
merupakan salah satu dari polusi udara Diharapkan kepada pihak Puskesmas
penyebab - ISPA, sebab debu yang Muntilan II khususnya bagian promosi
masuk dalam saluran pernafasan akan kesehatan untuk melakukan promosi
membawa bakteri yang dapat meng- kesehatan pada masyarakat khususnya
infeksi saluran pernafasan sehingga promosi tentang bahaya rokok, kan-
produksi lendir meningkat menyebab- dungan-kandungan yang terdapat pada
kan debu dan bakteri yang menyertai rokok yang dapat membahayakan
akan tertumpuk di saluran pernafasan kesehatan, efek yang ditimbulkan oleh
yang nantinya akan menimbulkan asap rokok, bahaya rokok bagi perokok
perubahan anatomi saluran pernapasan aktif maupun pasi, dalam hal ini yang
sehingga fungsi dari paru-paru berubah lebih dirugikan adalah perokok pasif

23
JURNAL KEBIDANAN Vol.4No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

teruatama balita. Sebab, balita dengan frekuensi terserang ISPA lebih besar.
anggota keluarga perokok mempunyai

DAFTAR PUSTAKA Kemenkes.2012.Anak dan remaja


rentan menjadi perokok
Anonim.2011.Rokok dan pemula.www.depkes.go.id.
Kekuatannya.http://archive.kas Di unduh tanggal 29 Januari
kus.co.id Di unduh tanggal 16 2014
Februari 2014
Kemenkes. (2007). Anak dan remaja
Arikunto,Suharsini.2010.Prosedur rentan menjadi perokok
Penelitian Suatu Pendekatan pemula.www.depkes.go.id.
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta Di unduh tanggal 29 Januari
2014
Bustan, M. N.2007.Epidemiologi
Penyakit Tidak Menular. Ja- Mc Kenzie, dkk.2006.Kesehatan
karta:Rineka Cipta Masyarakat.Jakarta:EGC
Dahlan,Muhammad Misnadiarly. 2008. Pneumonia. Jakar
Sopiyudin.2012.Statistik ta : Pustaka Obor
untuk Kedokteran dan Kese-
Notoatmodjo,Soekidjo.2010.Metodol
hatan. Jakarta :Salemba Me-
ogi Penelitian Kesehatan.
dika
Jakarta:Rineka Cipta
Dariyo,Agus.2004.Psikologi
Pujianto,Sintoso.2011.Sehat itu Enak
Perkembangan Dewasa Mu
dan Perlu.Jakarta:PT Kom
da. Jakarta:Grasindo pas Media Nusantara
Depkes.2010.Buletin Jendela Epi
Riskesdas.2007.Riset Kesehatan Da-
demiologi,Volume 3
sar.www.dinkesjatengprov.g
September 2010.http://www
o.id. Di unduh tanggal 29
.depkes.go.id/. Di unduh tanggal
Januari 2014
13 Februari 2014
Riwidikdo,Handoko.2013.Statistik
Fawwaz, Amir.2010.6 Negara Pro Kesehatan.
dusen Tembakau Terbaik. Yogyakarta:Rohima Press
http://komunitaskretek.or.id/.
Di unduh tanggal 29 Januari Setiawan,Ari dan Saryono.2011.
2014 Metodologi Penelitian Kebi
danan.Jakarta:Nuha Medika
Husaini,Aiman.2007.Tobat
Merokok.Depok:Pustaka Siswanto,dkk. 2013. Metodologi Pe-
Iman nelitian Kesehatan dan Ke-
dokteran. Yogyakarta: Bursa
Joewana,Satya.2004.Gangguan
Ilmu
Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Sugito,J. 2007.Stop rokok. Jakarta:
Psikoaktif.Jakarta:EGC Penebar Swadaya

24
JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

Sugiyono.2009.Metode Penelitian WHO.2010.Resiko Sakit dan Belanja


Kuantitatif,Kualitatif dan Kesehatan Perokok dan
R&D.Bandung: Alfabeta Bukan Perokok.http: //www
.ino.searo.who.int/. Di unduh
Sujayanto,G,dkk.2006.Cara Hemat
tanggal 4 Februari 2014
Keluarga Sehat.Jakarta:PT.
Samidra Utama Wijaya,Agus,dkk.2008.IPATerpadu
VIIIA.Jakarta:Grasindo
Sumartono,Wasis.2008.Stop Merokok
Sebab Anda Bisa.Jakarta:CV Wikipedia.2014.Rokok.
Sagung Seto http://id.wikipedia.org/wiki/
Rokok. Di unduh tanggal 29
Suyitno,Alaysius,dkk.2007. IPA 2A
Januari 22
Kelas VIII.Jakarta:Yudhistira
Udumbara P, Brahm. 2004. Udara dan
Kesehatan Anda. Jakarta : PT
Bhuana Ilmu Populer
Wasis dan Irainto,Sugengyuli. 2006.
Ilmu Pengetahuan Alam 2 :
SMP/Mts Kelas VIII. Jakarta
: Departemen Pendidikan
Nasional
Widad,Baiduri.2010.Rokok 2: Menge
nal Bukan Berarti Menco
ba.Yogyakarta:CV. Empat
Pilar Pendidikan
Widiawati.2012.Kebiasaan orangtua
merokok dirumah berbahaya
terhadap kesehatan anak.
www.kabar-priangan.com
/news/detail/2843. Di unduh
tanggal 27 Januari 2014
Widoyono.2005.Penyakit Tropis
Epidemiologi, Penularan,
Pencegahan & Pemberanta
sannya.Jakarta:Erlangga
WHO.2007.Pencegahan dan Pengen
dalian Infeksi Saluran Per
napasan Akut (ISPA) yang
cenderung menjadi epidemi
dan pandemi di fasilitas
pelayanan kesehatan. http:
//apps.who.int/. Di unduh
tanggal 4 Februari 2014

25
JURNAL KEBIDANAN Vol.4 No. 8. April 2015 ISSN .2089-7669

26

You might also like