Opop

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 4
Bulerin Penalaran Mahasiswa UGM, Vol. 4 No. 2 Juni 1998 Halaman 3-6 KEMBANG TAHU INSTAN' Hariyanto Kadarusman, Lauw Han Nji, Handoko Susanto, Jenny, Hok Lie* INTISARI ‘Salah satu hasilolahan kedelai yang berproten tinggi adalah kembang tahu. Kembang tabu adalah sejenis makanan kaya protein yang memiliki tekstur seperti puding namun lebih lunak yang biasa disajikan dengan larutan gula merah dan ai jahe. Kembang tahu terdapat di daerah tertentu dengan nama yang berlainan. Di Bandung dikenal dengan nama kembang tahu, di Surakarta dikenal dengan nama tahok, di Yogyakarta dikenal dengan nama puding sutera,sedangkan 4i Malang dikenal engan nama tahua. Untuk lebih memasyarakatKan kembang tahui maka penelitian ini berujuan untuk ‘membuat kembang tahu sebagai produk instant (sip saji) yang disukai konsumen, Kembang tahu instan dibuat desi kembang tahu yang dikeringkan dengan pengering drum dan selanjtnya ‘itepungkan, Untuk menyajikan kembang tahu instan dalam bentuk semula (seperti puding) dilakukan penambahan gic ‘dengan suhu 80°C sebanyak 50 mi/11 gram kembang tahu instan, 60 ml/11 gram kembang tahu instan, 70 ml/I1 gram kkembang tahu instan, Penilain inderawi kembang tahu instan meliputi warna, bau, kehalusan, Kelembutan saat dimakan, teksturberpasir, rasa, dan sesukaan secara keseluruhan menggunakan metode scoring 1st PPeniltian inderawvi menunjukkan bahwa peningkatan penambahan air panas untuk mengembalikan kembang tehu ‘nstan ke bentuk semala menyebabkan terjadi penurunan wama coklat, peningkatan kehalusan dan Kelembutan saat ‘dimakan, penurunan tekstur berpasir, dan peningkatan rasa seta kesukaan konsumen secara keseluruhan, Loma Karya Inovarlf ProdukifBidang Pertanian Tahu 1997/1998, Dosen Penbimbing: Dr. Ir. Sri Rahardjo, MSc. ® Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogakarta PENDAHULUAN ‘Semua makhluk hidup hidup memriukan makanan untuk rmelangsungkan kehidupannya, Makanan ini terdiri atas tunsur-unsur kimiawi yang dapat digolongkan ke dalam lima golongan zat pizi, yaitu lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kelima zat gizi tersebut-masing-masing ‘mempunyai fungsi tertentu dan dari masing-masing zat gizi dapat mempunyai satu fungsi atau lebib, Menurut fungsinya zat-zat gizi dapat digotongkan menjadi tiga golongan yaitu sebagai zat pembangun jaringan tubuh (protein dan mineral), sumber kalori (karbohidrat, lemak, dan protein), dan sebagai zat pengatur berbagai proses di dalam wbuh (protein, vitamin, dan mineral). Dari uraian di atas jelas bahwa zat gizi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. ‘Tanpa gizi yang lengkap tidak seorangpun dapat hidup sehat. Lebif lanjut diungkapkan bahwa kekurangan gizi akan ‘menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Secara langsung ‘masalah kekurangan gizi timbul karena tidak tersedianya zat- zat gizi dalam jumlah dan mutu yang cukup untuk memenuhi kebutuhian, Konsumsi makanan yang berimbang merupakan faktor utama untuk memenuhi Kebutuhan akan zat-zat gizi (Tarwotjo dkk., 1978). Dari beberapa pustaka diperoleh keterangan bahwa rendahnya Konsumsi kalori-protein merupakan masalah tutama di negara-negara berkembang, terutama Indonesia. Rendahnya konsumsi protein mengakibatkan —tubuh mengalami kekurangan kalori-protein atau sering disebut Protein Calorie Malnutrition (PCM). PCM terutama terjadi pada bayi dan anak-anak pra-sekolah. Bagi orang dewasa apabila kebutuhan proteinnya selalu tidak terpenuhisesuai dengan yang dianjurkan atau terlalu.sering kekurangan protein maka dapat mengokibatkan penyakit tusung lapar (Hunger Oedemal#O). Dalam usaha_menanggulangi masalah kekurangan kalori-protein di Indonesia perlu disediakan bahan makanan sumber kalori dan protein yang bermutu tinggi terutama ‘untuk bayi dan anak-anak pra-sekolah. TTelur, daging, ikan, dan susu- merupakan golongan bahan makanan yang berprotein tinggi dan berkualitas baik schingga golongan bahan makanan ini sangat baik diberikan pada anak untuk pertumbuhan. Namun golongan bahan makanen sumber protein hewani ini masih belum banyak digdnakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena produksinya tidak secepat laju pertumbuhan penduduk, lagi pula daya beli rata-rta orang Indonesia masih rendah karena harga tiap gram protein hewani lebih tinggi daripada harga protein nabat. Kedelai (lycine max) mengandung 35% protein, pada varietas unggul kandungan proteinnya dapat mencapai 40- 43% (Suprapto, 1987). Berarti kedelai mengandung protein paling tinggi dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan yang lain. Kandungan protein dalam kacang hijan 22%, susu Skim kering 36%, dan telur ayam 13% (Suprapto, 1987), Oleh sebab itu kedelai merupakan salah satu bahan nabs yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan i masyarakat. ‘Untuk dapat dikonsumsi, kedelai diolah terlebih dahulu, Hail pengolahan kedelai dapat berupa tahu, tempe, kembang tahu ering, dan kembang tahu. Tahu adalah salah satu hasil olahan susu kedelai yang iondapkan dengan penambahan kalsium Klorida sehingga membentuk gumpalan, Tempe adalah hasil olahan kedelai yang mengalami fermentasi (Wolf, 1977). kembang tahu kering adalah langit-langit susu kedelai yang dikeringkan sehingga berbentuk lembaran dan pada umumnya dimasak bersama dengan sayur dan daging, sedangkan kembang tahu 3 ‘merupakansejenis_makanan hasil penjendalan protein kedelai yang memiliki tekstur seperti puding namun lebih Tunak dan disajikan dengan larutan gula merah dan air jahe. Kembang tahu adalah produk pangan yang digemari oleh ‘berbagai lapisan masyarakat, namun kembang tahu hanya dapat dijumpai di beberapa daerah dan pemasarannya pun sangat terbatas melalui pedagang keliling. Tidak semua rmasyarakat mengenal produk ini sebagai Kembang tahu. Di dacrah Jakarta dan Jawa Barat produk ini disebut kembang tahu, di Surakarta disebut sahok, di Yogyakarta dikenal dengan nama puding sutera, sedangkan di Jawa Timur disebut rahua. Dalam Pelita VI telah disusun Kebijaksanaan pangan beerdasarkan sasaran pembangunan pangan selama PJP If dan Repelita VI. Sasaran PIP Il adalah terwujutnya ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga, yang antara lain fercermin dari tersedianya pangan yang cukup dan terjangkaunya harga pangan oleh masyarakat dan terwujudnya penganckaragaman konsumsi pangsn yang terlihat dari tersedianya berbagai komoditas pangan dan pangan olahan, Menurut BPS tahun 1990, upaya penganekaragaman —pangan adalah _—_meningkatkan ketersediaan dan Keanekaragaman pilihan bahan pangan yang menjurus ke arah penanggulangan gizi kurang yang pada umumnya berlokasi pada masyarakat pedesean yang meliputi 70% dari total penduduk Indonesia (Mutia dkk., 1994) Dengan peningkatan penganekaragaman pangan maka ketergantungan terhadap sumbér kalori dan protein pada beras diharapkan menurun, sedangkan Konsumsi protein hewani dan kacang-kacangan, lemak nabati, dan produk hortikultura akan meningkat. Dalam menggalakkan program Penganekaragaman pangan jangan hanya makanan pokok semata yang dikumandangkan terus menerus, tetapi jug tidak dilupakan penganekaragaman lauk-pauk, sayur mayur, dan buah-bushan (Berita. Imu Pengetahuan dan teknologi dalam Mutia dkk., 1994), Program penganekaragaman pangan “secara nasional bertujuan untuk meningkatkan penyediaan _berbagai Komoditas sehingga konsumsi pangan yang beragam dapat tercapal, Menurut Welis dan Pipit (1992) dalam Mutia dkk, (1994), ‘upaya penganekaragaman makanan adalah usaha ‘mengkonsumsi makanan yang bervariasi dari segi sumber bahan pangan, bentuk maupun cara penyajiannya Kegiatan-kegialan yang diupayakan dalam rangka program penganckaragaman pangan meliputi usaha: (a) Meningkatkan produksi berbagai bahan pangan sumber karbohidrat, tidak hanya beras, (b) Meningkatkan produksi pangan sumber protein nabati_ dan hewani, (c) Menggali potensi sumber protein dari stimber daya hayati laut, (4) rmeningkatkan produksi sayuran dan buah-buahan, (e) ‘Meningkatkan usaha penganckaragaman secara horisontal ‘melalui pemanfaatan’ sumber daya yang beragam dan dianekaragamkan vertikal melalui pengembangan berbagai hasil olahan pettanian (Mutia dkk., 1994). Masyarakat yang semakin maju menuntut kepraktisan di segala bidang termasuk pangan. Pangan instan adalah salah salu jawabannya, Selain mudah dan cepat pengolahannya, pproduk ini memitiki banyak keunggulan lain, yaitu mudah disimpan dan didistribusikan, mutunya terjaga, memudahkan penyajian, dan awe 4 ) Penelitian tentang cara pembuatan kembang tahu instan diharapkan dapat memperluas pemasaran kembang_tahu dalam bentuk instan yang memiliki beberapa keunggulan dibanding bentuk aslinya. Sebagai produk instan, produk ini {ebih ringkas dan tidak mudah hancur sehingga lebih mudah didistribusikan dan lebih tahan terhadap _serangan kroorganisme perusak. Oleh Konsumen produk ini dapat dinikmati kapan saja, memiliki kemungkinan variasi bentuk serta flavor yang lebih luas sehingga dapat disesuikan dengan sclera dan kebutuhan, Selain itu pembuatan kembang tahu instandiharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri baru, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan industri terkait, dan memberi sumbangan dalam pengambangan teknologi Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kembang tahu instan yang dapat diterima dan disukai konsumen. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian ‘Sebagai variabel bebas adalah penambahan air bersuhu 80°C untuk mengembalikan kembang tahu instan ke bentuk semula (seperti puding), yaitu 50 ml air/I1 gram kembang tahu iastan, 60 ml ait/11 gram kembang tahu instan, 70 ml air/11 gram kembang tahu instan. ‘Sebagai variabel tergantung adalah tingkat penerimaan konsumen terhadap warna, bau, kehalusan, Kelembutan saat

You might also like