Pengaruh Facilitated Tucking Dan Musik Terhadap Respon Nyeri Bayi Prematur Ketika Pengambilan Darah Zubaidah, Elsa Naviati

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.

2, Juli 2015

PENGARUH FACILITATED TUCKING DAN MUSIK TERHADAP RESPON NYERI BAYI


PREMATUR KETIKA PENGAMBILAN DARAH

Zubaidah, Elsa Naviati

Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedarto, S.H., Kampus Undip Tembalang, Semarang
Email: zubaidah@undip.ac.id

ABSTRACT
An uncontrolled pain management will impacts on the growth and the development of the
premature infants in the future. One of the non-pharmacological safe pain management
interventions for the premature infants are facilitated tucking and music therapy. This study
wast to identify the effect of the combination of facilitated tucking and music in reducing pain
responses and duration of crying in the premature infants who undergo blood sampling. A
quasi-experimental research with post-test control group design was selected. Testing
hypothesis used independent t-test.The samples were 60 hospitlaized premature infants
undergoing blood sampling. The intervention group received facilitated tucking and music
therapy during blood sampling. Measuring pain used the Premature Infant Pain Profile
(PIPP) and scaled the duration of crying in seconds. Results showed average of the infants’
pain score was 7.03 in the treatment group and was 12.4 in the control group. The average
duration of crying of the infants in the intervention group was 68.5 seconds and in the control
group was 105 seconds. T-test showed a significant difference of pain scores p 0.000 (α =
0.05) and duration of crying p 0.009 (α = 0.05) between the intervention and the control
group. In conclusion, facilitated tucking and music reduced the pain response and duration
of crying of premature infants undergoing blood sampling.
Keywords: facilitated tucking, music, pain, premature infants.

ABSTRAK
Manajemen nyeri yang tidak terkontrol pada bayi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya. Salah satu tindakan manajemen nyeri non-farmakologi yang
aman bagi bayi prematur adalah facilitated tucking dan pemberian musik. Penelitian ini untuk
mengidentifikasi pengaruh kombinasi fasilitated tucking dan musik dalam mengurangi
respon nyeri dan durasi menangis bayi prematur saat pengambilan darah. Rancangan kuasi
eksperimen dengan pos-ttest control group design dipilih. Sampel penelitian ini adalah 60
bayi prematur yang dirawat di rumah sakit dan dilakukan pengambilan darah. Uji hipotesis
menggunakan independent t-test. Kelompok intervensi diberikan facilitated tucking dan
musik ketika pengambilan darah. Pengukuran nyeri menggunakan Premature Infant Pain
Profile (PIPP) dan durasi menangis diukur dalam detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata skor nyeri bayi adalah 7,03 pada kelompok intervensi dan 12,4 pada kelompok
kontrol. Rata-rata durasi menangis bayi pada kelompok intervensi adalah 68,5 detik dan
kelompok kontrol adalah 105 detik. Uji t menunjukkan perbedaan yang bermakna skor nyeri
p 0,000 (α=0,05) dan durasi menangis 0,009 (α=0,05) bayi premature antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. DIsimpulkan bahwa facilitated tucking dan musik telah
mengurangi respon nyeri dan durasi tangisan bayi prematur ketika pengambilan darah.
Kata Kunci: bayi prematur, facilitated tucking, musik, nyeri.

94
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

PENDAHULUAN dapat meningkatkan kadar kortisol darah,


katekolamin, aldosteron, glukagon,
Prematuritas merupakan salah satu
hormon pertumbuhan, menurunkan
penyebab tingginya angka kematian bayi
saturasi oksigen, meningkatkan denyut
di Indonesia (Kemenkes, 2009).
jantung, dan meningkatkan tekanan
Indonesia menempati urutan kelima yang
intrakranial dengan cepat yang dapat
memiliki jumlah bayi prematur tertinggi
menghabiskan simpanan energi pada
setelah India, China, Nigeria dan Pakistan
bayi prematur (Evans, 2001). Lingkungan
(Blencowe et al., 2012).
NICU dan prosedur medis selama fase
Bayi prematur pada umumnya kritis dapat berpengaruh terhadap
akan dirawat di rumah sakit akibat kondisi gangguan perkembangan dikemudian
organ-organ yang belum matur. Sebagian hari (Standley, 2001). Beberapa studi
besar bayi prematur dirawat diruang juga menunjukkan bahwa nyeri yang
perawatan bayi intensif seperti ruang berulang dan terus-menerus dapat
perinatologi atau neonatal intensive care mengganggu perkembangan perilaku dan
unit (NICU) (Hockenberry & Wilson, neurologi dalam jangka waktu yang lama
2009). Kondisi ini menempatkan bayi (Cignacco, 2006).
prematur pada posisi dimana harus
Manajemen nyeri yang sistematik
mendapatkan tindakan yang banyak
merupakan hal penting dalam
menimbulkan stres dan menyakitkan.
meningkatkan kesehatan dan
Beberapa prosedur menyakitkan memfasilitasi tumbuh kembang yang baik
yang biasa dialami bayi prematur di ruang dan optimal pada bayi baru lahir terutama
intensif antara lain pemeriksaan fisik, bayi yang lahir prematur. Bayi prematur
pengambilan darah, pemasangan infus, tidak dapat mengungkapkan nyeri secara
pemasangan selang lambung, dan verbal sehingga penting bagi perawat
penghisapan lendir. Steven et al (1999 untuk melakukan manajeman nyeri
dalam Cignacco et al, 2006) secara tepat (Hall & Anand, 2005).
menggambarkan rata-rata 134 prosedur Berbagai upaya telah dilakukan dalam
yang menyakitkan pada setiap bayi rangka mengurangi stres dan nyeri akibat
dalam waktu 2 minggu pertama prosedur invasif baik secara farmakologi
kehidupan pada 124 bayi dengan usia 27- dan non-farmakologi. Pendekatan
31 minggu. farmakoterapi telah menunjukkan
Bayi prematur memiliki jalur keefektifannya dalam mengurangi nyeri
persepsi nyeri yang matang, namun akibat berbagai prosedur medis selama
karena jalur nyeri desending belum matur, bayi menjalani hospitalisasi, namun
maka bayi prematur mengalami rasa nyeri memiliki efek samping yang tidak
lebih lama (Evans, 2001). Nyeri yang diinginkan (Klasen et al., 2008). Oleh
berulang pada bayi prematur dapat karena itu pilihan lain yang lebih murah
menyebabkan stres berat dan berisiko dan memiliki efek samping yang minimal
mengalami gangguan neurologi yang menjadi pilihan yang tepat dalam
tidak diinginkan (Hall & Anand, 2005). mengatasi nyeri pada bayi yang menjalani
Manajemen nyeri yang tidak terkontrol prosedur invasif. Pendekatan non-
dengan baik dapat menimbulan stres dan farmakologi telah menjadi salah satu
memiliki dampak jangka pendek dan pilihan yang dianggap efektif, efisien dan
jangka panjang. Nyeri yang berkelanjutan minimal efek samping. Intervensi ini
dilakukan oleh perawat berdasarkan hasil

95
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

pengkajian dan dapat dilakukan tanpa memiliki perbedaan yang bermakna dan
instruksi dari dokter. manfaat penting bagi bayi yang dirawat di
NICU.
Beberapa intervensi non-
farmakologi di ruang perawatan bayi Berdasarkan penjelasan diatas
intensif seperti terapi sentuh atau pijat, menunjukkan pentingnya manajemen
perawatan metode kanguru, pemberian nyeri pada bayi prematur. Hal tersebut
sukrose, terapi musik, non-nutritive sesuai dengan salah satu prinsip dalam
sucking dan facilitated tucking telah keperawatan anak yaitu prinsip
menunjukkan manfaat positif dalam atraumatic care. Atraumatic care adalah
mengurangi stres dan nyeri pada bayi. penyediaan asuhan terapeutik dalam
Facilitated tucking merupakan tindakan lingkungan melalui penggunaan
memfasilitasi posisi fleksi miring ke salah intervensi yang menghilangkan atau
satu sisi dimana salah satu tangan memperkecil distres psikologis dan
melakukan fiksasi dengan lembut daerah fisiologis yang diderita oleh anak-anak
kepala dan tangan bayi, dan tangan dan keluarga dalam sistem pelayanan
lainnya memfiksasi daerah kaki dan kesehatan (Hockenberry & Wilson, 2009).
bokong bayi (Liaw et al., 2011). Penelitian Facilitated tucking dan musik merupakan
yang dilakukan oleh Axelin, Salantera, tindakan yang sesuai dengan prinsip
dan Lohtenon (2006) tentang facilitated atraumatic care.
tucking oleh orang tua, menunjukkan Tujuan penelitian ini adalah
bahwa facilitated tucking merupakan mengetahui pengaruh facilitated tucking
metode yang efektif dan aman dalam dan musik dalam mengurangi respon
mengurangi nyeri pada bayi prematur nyeri dan durasi menangis bayi prematur
yang dilakukan tindakan penghisapan yang dilakukan pengambilan darah.
lendir.
METODE PENELITIAN
Tindakan lain yang diyakini dapat
mengurangi nyeri dan stres pada bayi Rancangan penelitian yang
adalah terapi musik. Terapi musik diyakini digunakan dalam penelitian ini adalah
memiliki beberapa manfaat diantaranya quasi eksperimen dengan posttest control
adalah menurunkan lama waktu rawat, group design, dimana pengukuran
menstabilkan saturasi oksigen, dilakukan segera setelah tindakan
meningkatkan toleransi terhadap penusukan saat pengambilan darah.
stimulasi, mengurangi perilaku stress, Kelompok intervensi mendapatkan
meningkatkan hubungan orang tua dan perlakukan berupa facilitated tucking dan
bayi dan meningkatkan interaksi orang diperdengarkan musik saat dilakukan
tua dan anak (Gooding, 2010). pengambilan darah. Facilitated tucking
Mendengarkan musik memiliki efek adalah tindakan memfasilitasi posisi fleksi
terapeutik seperti membantu pasien untuk miring ke salah satu sisi dimana salah
rileks, meningkatkan sedasi, dan satu tangan perawat melakukan fiksasi
mengurangi kecemasan serta nyeri dengan lembut daerah kepala dan tangan
(Stouffer, Shirk, & Polomano, 2007). Pada bayi, dan tangan lainnya memfiksasi
penelitian meta-analisis yang dilakukan daerah kaki dan bokong bayi. Adapun
oleh standley (2002) tentang efektifitas musik adalah memperdengarkan alunan
terapi musik pada bayi prematur di NICU musik klasik 2 menit sebelum tindakan
menunjukkan bahwa terapi musik pengambilan darah hingga selesai. Musik

96
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

klasik yang diperdengarkan adalah musik tidak stabil. Teknik pengambilan sampel
dari Mozart dengan volume 55 desibel pada penelitian ini adalah consecutive
karena pertimbangan kebisingan. sampling. Jumlah sampel pada penelitian
Kemudian respon nyeri diukur dengan ini 60 bayi prematur yang terbagi dalam
menggunakan Premature Infant Pain dua kelompok yaitu 30 bayi untuk
Profile (PIPP). PIPP terdiri dari 7 kategori, kelompok intervensi dan 30 bayi untuk
yaitu usia gestasi, eye squeeze, status kelompok kontrol. Teknik anailsa data
perilaku, kerutan nasolabial, denyut pada penelitian ini menggunakan
jantung, saturasi oksigen, dan penonjolan komputer dengan uji statistik independent
alis. Masing-masing kategori diberi skor t-test.
antara 0-3. Total skor berkisar antara 0 Penelitian ini telah mendapatkan
hingga 21, dimana 0 adalah tidak nyeri persetujuan untuk dilaksanakan dari
dan 21 adalah nyeri berat. Kategori usia Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
gestasi pada saat observasi diberikan Fakultas Kedokteran Universitas
skor nyeri lebih tinggi pada usia gestasi Diponegoro dan RSUP dr. Kariadi
yang lebih rendah. Bayi yang tidur 15 Semarang.
menit sebelum prosedur menerima
tambahan poin untuk respon perilaku HASIL
terhadap nyeri. Karakteristik Responden pada penelitian
Hasil pengukuran respon nyeri ini terdiri dari usia gestasi, berat badan,
dibandingkan dengan kelompok kontrol usia bayi, dan jenis kelamin bayi. Rata-
yang diberikan tindakan standar yang rata usia gestasi pada kelompok
dalam hal ini bayi tidak dilakukan intervensi adalah 32,7 minggu dengan
facilitated tucking saat pengambilan standar deviasi 2,41 dengan rentang 28
darah. Selain itu juga dilakukan sampai 36 minggu. Berdasarkan indikator
pengukuran durasi menangis bayi pada instrumen penelitian yaitu menggunakan
kelompok intervensi dibandingkan PIPP, menunjukkan bahwa bayi dengan
dengan kelompok kontrol. Durasi usia gestasi 32-32 minggu memiliki
menangis dihitung dengan menggunakan frekuensi tertinggi yaitu 56,5% pada
stopwatch dalam detik. Penelitian ini kelompok intervensi. Kelompok kontrol
dilakukan di Ruang Perinatologi dua juga memiliki frekuensi tertinggi pada bayi
rumah sakit di Kota Semarang. Populasi dengan usia gestasi 32-35 yaitu 63,3%.
dalam penelitian ini adalah seluruh Adapun rata-rata usia gestasi kelompok
neonatus prematur yang mendapat kontrol adalah 33,53 minggu dengan
tindakan pengambilan darah yang standar deviasi 2,06 dan rentang usia
dirawat di ruang Perinatologi dengan antara 29 sampai 36 minggu.
kriteria inklusi sebagai berikut: Bayi Rata-rata berat badan bayi pada
prematur dengan usia gestasi 25-36 kelompok intervensi adalah 1652 gram
minggu, dilakukan pengambilan darah dengan standar deviasi 325 dan rentang
pada pembuluh darah vena perifer, tidak antara 1040 gram sampai 2400 gram.
memiliki kelainan kongenital, lama rawat Adapun rata-rata berat badan kelompok
minimal 2 hari, dan Berat badan 1000- kontrol adalah 1823,7 gram dengan
2500 gram. Sedangkan kriteria eksklusi standar deviasi 351,1 gram dengan
pada penelitian ini adalah: bayi yang stndar deviasi 351,1 dan rentang antara
mendapatkan obat analgesik atau sedasi 1200 sampai 2400 gram. Rata-rata berat
dan bayi dengan kondisi hemodinamik

97
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

badan pada kelompok kontrol lebih tinggi terbuka, dan ada pergerakan wajah
daripada kelompok intervensi. Akan tetapi sebesar 43,3%, sedangkan pada
keduanya berada pada rentang berat kelompok kontrol status perilaku yang
badan kurang dari 2500 gram sesuai ditunjukkan bayi paling banyak adalah
dengan kriteria inklusi yang telah aktif/tidur, mata tertutup, dan ada
ditetapkan. Berat badan kurang dari 2500 pergerakan wajah. Kedua hal tersebut
merupakan berat badan yang terpaut 1 poin untuk masing-masing
dikategorikan berat lahir rendah kriteria.
(UNICEF, 2004). Banyak faktor yang Indikator nyeri berdasarkan
dapat menyebabkan bayi berat lahir perubahan denyut jantung pada masing-
rendah yang salah satunya adalah masing kelompok sedikit berbeda dimana
prematuritas. peningkatan denyut jantung pada
Jenis kelamin bayi pada kelompok intervensi lebih banyak antara
kelompok intervensi berjumlah 20 bayi rentang 15-24 kali/menit yaitu 36,7%,
laki-laki dan 10 bayi perempuan. sedangkan pada kelompok kontrol lebih
Sedangkan jenis kalamin bayi pada banyak peningkatan denyut jantung
kelompok kontrol adalah 16 orang bayi antara 5-14 kali yaitu 50%. Pada
berjenis kelamin laki-laki dan 14 bayi penelitian ini bayi yang mengalami
berjenis kelamin perempuan. Pada kedua peningkatan denyut nadi lebih tinggi pada
kelompok baik intervensi maupun kontrol kelompok intervensi. Adapun perubahan
memiliki jenis kelamin bayi dengan saturasi oksigen pada kelompok
perbandingan lebih banyak bayi laki-laki intervensi terbanyak menurun pada
dibandingkan bayi prempuan rentang 0-24% sedangkan pada
kelompok kontrol terbanyak menurun
Rata-rata usia bayi yang terlibat
7,5% atau lebih. Penurunan saturasi
dalam penelitian ini adalah 8,8 hari pada
oksigen lebih tinggi pada kelompok
kelompok intervensi dengan standar
kontrol daripada pada kelompok
deviasi 6,7 dan rentang 4 sampai dengan
intervensi.
35 hari. Sedangkan usia bayi pada
kelompok kontrol adalah 5,83 hari dengan Kelompok intervensi dominan
standar deviasi 4,2 dan rentang antara 2 mengalami tonjolan alis sedang (40%).
sampai dengan 24 hari. Usia bayi yang Kelompok kontrol paling banyak
dihitung dalam hari rata-rata lebih tinggi mengalami penonjolan alis maksimal
pada kelompok intervensi daripada yaitu 46,7%. Kerutan mata paling banyak
kelompok kontrol. Namun pada kedua pada kelompok intervensi adalah sedang
kelompok memiliki rentang yang cukup (36,7%), sedangkan pada kelompok
jauh baik pada kelompok intervensi dan kontrol maksimal (46,7). Kelompok
kelompok kontrol. intervensi paling banyak bayi tidak ada
lipatan bibir (86,7%), sedangkan pada
Indikator nyeri berdasarkan usia
kelompok kontrol adalah maksimal (40%).
gestasi pada kelompok kontrol tertinggi
berada pada rentang 32-35 minggu yaitu Rata-rata durasi menangis pada
56,6% begitu juga pada kelompok kontrol kelompok intervensi adalah 68,5 detik
yaitu 63, 3%. Indikator nyeri berdasarkan dengan standar deviasi 58,9 dan rentang
status perilaku sebelum dilakukan antara 0 sampai dengan 180 detik.
penusukan pada kelompok intervensi
paling banyak adalah aktif/bangun, mata

98
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

Sedangkan rata-rata durasi menangis


Tabel 1. Perbedaan Rerata Skor Nyeri
pada kelompok kontrol adalah 105 detik dan Durasi Menangis Bayi antara
dengan standar deviasi 44,4 berkisar Kelompok Intervensi dan Kontrol (n=60)
antara 0 sampai dengan 170 detik.
Rata-rata skor nyeri pada Variabel Kel. Kel. p
Intervensi Kontrol
kelompok intervensi adalah 7,03 dengan Skor Nyeri 7,03 12,4 0,000
standar deviasi 2,2. Adapun skor tertinggi (±2,2) (± 3,7)
adalah 13 dan skor terendah adalah 3.
Durasi 68,5 105 0,009
Sedangkan skor nyeri pada kelompok menangis (±58,9) (± 44,3)
kontrola adalah 12,4 dengan standar
deviasi 3,7. Skor nyeri terendah adalah 0
dan skor nyri tertinggi adalah 19. dan kelompok kontrol dapat dilakukan uji
statistik dengan menggunakan
Hasil analisis uji kesetaran
independent t-test.
karakteristik responden pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dengan Berdasarkan tabel diatas
menggunakan uji levene’s, untuk usia menunjukkan adanya perbedaan respon
gestasi menunjukkan p value 0,217 (α= nyeri pada kelompok intervensi dan
0,05), untuk berat badan 0,293, usia bayi kelompok kontrol (p value 0,000) serta
0,085, dan jenis kelamin 0,709. Hal ada perbedaan durasi menangis antara
tersebut menunjukkan bahwa usia kelompok intervensi dengan kelompok
gestasi, barat badan bayi, usia bayi dan kontro (p value 0,009).
jenis kelamin pada kelompok intervensi PEMBAHASAN
dan kelompok kontrol setara atau dengan
kata lain kedua kelompok memiliki Hasil analisis variabel confounding adalah
karakteristik yang homogen. hasil analisis antara skor nyeri dan durasi
menangis dengan karakteristik bayi yang
Berdasarkan uji statistik shapiro- terdiri dari usia gestasi, berat badan, usia
Wilk untuk mengetahui normalitas data, bayi dan jenis kelamin bayi. Hasil analisis
durasi menangis bayi dan skor nyeri pada skor nyeri dengan usia gestasi
kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan p value 0,17, skor nyeri
menunjukkan hasil yang berbeda. Pada dengan berat badan (p value 0,74), skor
Kelompok intervensi durasi menangis nyeri dengan usia bayi (p value 0,108),
bayi menunjukkan p value 0,007 yang dan skor nyeri dengan jenis kelamin
berarti distribusi data tidak normal, menunjukkan (p value 0,427). Hal
sedangkan pada kelompok kontrol tersebut menunjukkan bahwa
distribusi data normal (p value 0,057). karakteristik responden tidak
Adapun distribusi data skor nyeri pada berhubungan dengan skor nyeri.
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
keduanya menunjukkan distribusi data Sedangkan hasil analisis durasi
yang normal (p value 0,252 dan 0,396). menangis dengan karakteristik
Data yang berdistribusi normal responden menunjukkan bahwa durasi
merupakan salah satu syarat untuk manangis dengan usia gestasi (p value
melakukan independent t-test. Sehingga 0,078), durasi menangis dengan berat
untuk langkah selanjutnya dalam badan (p value 0,84), durasi menangis
mengetahui perbedaan durasi menangis dengan usia bayi (p value 0,406), dan
dan skor nyeri antara kelompok intervensi durasi menangis dengan jenis kelamin

99
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

bayi (p value 0,608). Semua hasil Berdasarkan uji statistik dengan


menunjukkan p value lebih besar menggunakan independent-test,
daripada 0,05, sehingga tidak ada menunjukkan p value 0,009 (α=0,05),
hubungan antara karakteristik responden yang berarti ada perbedaan yang
dengan durasi menangis. bermakna durasi menangis bayi pada
kelompok intervensi dan kelompok
Rata-rata durasi tangisan bayi
kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pada kelompok kontrol cukup tinggi
ada pengaruh facilitated tucking dan
dibandingkan dengan kelompok
musik terhadap durasi menangis bayi
intervensi. Adapun durasi yang paling
prematur yang dilakukan tindakan
sedikit adalah 0 yang artinya bayi tidak
pengambilan darah. Penelitian ini sejalan
mengeluarkan suara tangisan sama
dengan hasil penelitian Liaw et al (2013)
sekali, sedangkan durasi yang paling
tentang kombinasi non-nutritive sucking,
lama adalah 170 detik atau 2 menit 50
sukrose dan facilitated tucking pada bayi
detik. Hal tersebut terjadi pula pada
yang dilakukan penusukan tumit untuk
kelompok intervensi dimana beberapa
pengambilan darah, yang menunjukkan
bayi tidak menunjukkan perilaku maupun
bahwa bayi mengalami lebih sedikit
suara menangis.
menangis dibandingkan dengan bayi
Menangis merupakan respon yang mendapatkan perawatan standar.
perilaku nyeri yang utama (Kostandi et al,
Pada penelitian ini rata-rata skor
2008). Beberapa penelitian telah
nyeri pada kelompok intervensi lebih
mengidentifikasi pengaruh manajemen
rendah dibandingkan dengan kelompok
nyeri nonfarmakologi pada neonatus
kontrol. Berdasarkan uji statistik dengan
terhadap respon perilaku menangis.
mengguanakn independent t-test
Penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan p value 0,000 (α=0,05),
Saddatossaeni, Negarandeh, dan
yang berarti bahwa ada perbedaan yang
Movahedi (2013) tentang pengaruh
bermakna skor nyeri pada kelompok
pemberian wewangian yang dikenal
intervensi dan kelompok kontrol. Hal
neonatus terhadap perilaku nyeri
tersebut menunjukkan bahwa ada
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
pengaruh facilitated tucking dan musik
signifikan dalam durasi menangis antara
terhadap skor nyeri bayi prematur yang
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dilakukan pengambilan darah. Jika dilihat
dimana kelompok intervensi lebih rendah
hasil analisis uji homogenitas pada kedua
durasi menangisnya dibandingkan
kelompok adalah homogen, maka dapat
dengan kelompok kontrol. Penelitian lain
diyakini bahwa respon nyeri yang dialami
yang dilakukan oleh Kostandi et al. (2008)
oleh bayi prematur yang diambil darah
menunjukkan bahwa perawatan metode
karena adanya tindakan facilitated tucking
kanguru dapat menurunkan lama waktu
dan musik.
menangis dibandingkan dengan
kelompok kontrol pada saat dilakukan Penelitian yang dilakukan oleh
penusukan tumit pada bayi prematur. Hill et al. (2005) yang mengidentifikasi
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan pengaruh facilitated tucking terhadap
bahwa manajemen nyeri nonfarmakologi perawatan rutin dengan hasil bahwa bayi
telah memiliki efek yang positif terhadap yang dilakukan facilitated tucking selama
perilaku menangis. perawatan rutin menunjukkan tingkat
stres yang lebih rendah dibandingkan

100
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

dengan bayi yang tidak dilakukan musik lebih sedikit menangis


facilitated tucking. Hal tersebut dapat dibandingkan kelompok kontrol.
mempertahankan stabilitas sistem saraf Karakoc dan Teucker (2014)
otonom dan motorik (Hill et al., 2005). yang telah mengidentifikasi tentang efek
Bayi yang mendapatkan faciliteted white noise and holding terhadap respon
tucking juga dapat lebih cepat tenang nyeri menunjukkan hasil hasil bahwa
setelah tindakan suction (Axelin, Salanter, white noise adalah salah satu metode
& Lehtonen, 2005). Penelitian lain nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
dilakukan oleh Cignacco et al. (2012) mengurangi waktu menangis, dan
yang mengidentifikasi pengaruh memiliki efek positif terhadap tanda-tanda
kombinasi antara sukrosa dengan vital. White noise adalah suara-suara
facilitated tucking menunjukkan bahwa lingkungan dengan frekuensi yang
kombinasi tersebut efektif dalam berbeda seperti angin yang berhembus,
mengurangi respon nyeri pada bayi yang air terjun, gelombang air, dan sebagainya
mengalami nyeri berulang. (Balci, 2006 dalam Karakoc & Teusker,
Musik telah diyakini memiliki efek 2014).
yang positif terhadap neonatus. Efek Berdasarkan hasil uji statistik
positif musik terhadap neonatus antara karakteristik responden dengan skor nyeri
lain dapat mengurangi lama rawat, dan durasi menangis, menunjukkan
saturasi oksigen yang stabil, bahwa tidak ada hubungan antara usia
meningkatkan toleransi terhadap gestasi dengan skor nyeri. Hal tersebut
stimulus, mengurangi respon perilaku sesuai dengan hasil penelitian yang
stres, dan meningkatkan interaksi dan dilakukan oleh Cignacco (2012) tentang
ikatan orang tua dan bayi (Gooding, penggunaan sukrosa dan facilitated
2010). Musik juga memiliki efek positif tucking menunjukkan bahwa tidak ada
terhadap tanda-tanda vital, respon nyeri, hubungan antara usia gestasi dengan
dan perkembangan (Thiel, Findeisen, respon nyeri pada bayi yang mengalami
&Längler, 2010). nyeri berulang. Pada penelitian ini tidak
Hasil penelitian ini tidak sejalan ada pengaruh usia gestasi terhadap
dengan penelitian yang dilakukan oleh respon nyeri pada bayi yang dilakukan
Alipour at al. (2013) tentang efek musik facilitated tucking dan musik saat
terhadap respon fisiologis dan perilaku pegambilan darah vena untuk
pada bayi prematur yang menunjukkan pemeriksaan laboratorium. Meskipun
tidak ada perbedaan pada kelompok pada salah satu indikator PIPP
intervensi dan kelompok kontrol dalam menunjukkan bahwa bayi dengan usia
pernapasan dan denyut jantung, saturasi gestasi lebih tinggi akan mendapatkan
oksigen, dan status perilaku. Akan tetapi skor nilai yang lebih rendah, namun hasil
beberapa penelitian lain menunjukkan analisis uji statistik terhadap skor total
hasil yang sejalan dengan hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang
ini. Penelitian yang dilakukan oleh Lai et bermakna.
al. (2006) tentang pemberian musik pada Nyeri merupakan pengalaman
saat perawatan metode kanguru yang subjektif sensorik dan emosional
menunjukkan bahwa bayi prematur yang (Kliegman & Nelson, 2009). Nyeri tidak
dilakukan perawatan metode kanguru dan berhubungan dengan usia gestasi, usia
bayi dan jenis kelamin. Kliegman &

101
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

Nelson (2009) juga menyebutkan bahwa skor nyeri yang lebih rendah
tidak benar bila persepsi nyeri pada anak dibandingkan dengan kelompok kontrol.
rendah karena adanya imaturitas. Ada perbedaan yang bermakna durasi
Transmisi nosiseptik dan subsansi menangis bayi pada bayi prematur yang
modulator nyeri telah berfungsi sempurna dilakukan tindakan facilitated tucking dan
pada janin sehingga persepsi nyeri bayi musik saat dilakukan tindakan
sudah sempurna. pengambilan darah dibandingkan dengan
kelompok kontrol dimana kelompok
Bayi menangis dikarenakan
intervensi memiliki rata-rata durasi
sesuatu yang dirasa tidak nyaman terjadi,
menangis yang lebih pendek
salah satunya adalah nyeri. Berdasarkan
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
hasil uji statistik pada penelitian ini
Ada pengaruh tindakan facilitated tucking
menunjukkan bahwa variabel
dan musik terhadap respon nyeri dan
konfounding juga tidak ada hubungannya
durasi menangis bayi prematur yang
dengan durasi menangis bayi karena
dilakukan pengambilan darah. Tidak ada
semua variabel yaitu usia gestasi, berat
hubungan variabel confounding terhadap
badan, usia bayi, dan jenis kelamin jika
respon nyeri dan durasi tangisan bayi
dihubungkan dengan durasi menangis
pada penelitian ini.
bayi menunjukkan hasil p value > 0,05.
Oleh karena itu variabel konfounding tidak Saran dalam penelitian ini adalah
berhubungan dengan durasi menangis hendaknya perawat dapat menerapkan
bayi. facilitated tucking dan musik sebagai
salah satu intervensi dalam mengurangi
Keterbatasan dalam penelitian ini
nyeri pada bayi prematur. Sedangkan
adalah tidak dapat mengidentifikasi mana
penelitian lebih lanjut dapat dilakukan
tindakan yang berpengaruh atau lebih
dengan topik yang sama facilitated
berpengaruh antara facilitated tucking
tucking dalam mengurangi stress dan
atau musik karena penelitian ini dilakukan
mempertahankan status hemodinamik
pada dua kelompok penelitian yaitu
bayi prematur dengan metode yang lebih
kelompok intervensi yang dilakukan
baik, serta jumlah sampel yang lebih
tindakan facilitated tucking dan musik dan
besar.
kelompok kontrol yang tidak dilakukan
tindakan facilitated tucking dan musik. KEPUSTAKAAN
Tidak ada kelompok pembanding yang Alipour, Z., Eskandari, N., Tehran, H. A.,
menilai tindakan faciliteted tucking saja Hossini, S. K. E., & Sangi, S. (2013).
atau musik saja melainkan hanya Effects of music on physiological and
kombinasi keduanya. behavioral responses of premature
KESIMPULAN infants: A randomized controlled trial.
Complementary Therapies in Clinical
Berdasarkan data hasil penelitian
Practice, 19, 128-132.
dan analisis statistik yang dilakukan dapat
Axelin, A., Salantera, S, & Lehtonen, L.
disimpulan bahwa ada perbedaan yang
(2006). Facilitated tucking by parents
bermakna respon nyeri bayi prematur
in pain management of preterm
yang dilakukan tindakan facilitated
infants: A randomized crossover trial.
tucking dan musik antara kelompok
Early Human Development, 82,
intervensi dan kelompok kontrol, dimana
241—247.
kelompok intervensi memiliki rata-rata

102
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

Blencowe, H., Cousens, S., nursing.8th ed. St. Louis: Mosby


Oestergaard, M. Z., Chou, D., Elseiver.
Moller, A.-B., Narwal, R., et al. Karakoc, A., & Teucker, F. (2014).
(2012). National, regional, and Effects of white noise and holding on
worldwide estimates of preterm birth pain perception in newborns. Pain
rates in the year 2010 with time Management Nursing, 1-7.
trends since 1990 for selected Klassen, J. A., Liang, Y., Tjosvold, L.,
countries: A systematic analysis and Klassen, T. P., & Hartling, L. (2008).
implications. Lancet, 379, 2162-2172. Music for pain and anxiety in children
Cignacco, E. L., Sellam, G., Stoffel, L., undergoing medical procedures: A
Gerull, R., Nelle, M. Anand, K. J. S., systematic review of randomized
& Engberg, S. (2012). Oral sucrose controlled trials. Ambulatory
and “facilitated tucking” for repeated Pediatrics, 8, 117–128.
pain relief in preterms: A randomized Kliegman, B., & Nelson, A. (2009). Ilmu
controlled trial. Pediatrics, 129(2), Kesehatan Anak. (penerjemah:
299-308. Wahab S). Jakarta: EGC
Cignacco, E., Hamers, J.P., Stoffel, L., Kostandy, R. R., Ludington-Hoe, S. M.,
Vanlingen, R. A., Gessler, P., Cong, X., Abouelfettoh, A., Bronson,
McDougall, J., & Nelle, M. (2007). C., Stankus, A., & Jarrell, J. R.
The efficacy of non-pharmacological (2008). Kangaroo care (skin contact)
interventions in the management of reduces crying response to pain in
prosedural pain in preterm and term preterm neonates: Pilot results. Pain
neonates: A sistematic literature Management Nursing, 9(2), 55-65.
review. European Journal of Pain,11, Lai, H.-L., Chen, C.-J., Peng, T.-C.,
139-152. Chang, F.-M., Hsieh, M.-L., Huang, &
Evans, J. C. (2001). Physiology of acute H.-Y. (2006). Randomized controlled
pain in preterm infans. Newborn and trial of music during kangaroo care
Infant Nursing Reviews, 1(2), 75–84. on maternal state anxiety and
Gooding, L. F. (2010). Using music preterm infants’ responses.
therapy protocols in the treatment of International Journal of Nursing
premature infants: An introduction to Studies, 43, 139–146.
current practices. The Arts in Liaw, J.-J., Yang, L., Lee, C.-M., Fan, H.-
Psychotherapy, 37, 211–214. C., Chang, Y.-C, & Cheng, L.-P.
Hall, R. W. & Anand, K. J. S. (2005). (2013). Effects of combined use of
Short and long-term impact of non-nutritive sucking, oral sucrose,
neonatal pain and stress: More than and facilitated tucking on infant
an ouchie. Neoreviews, 6(2), e69- behavioural states across heel-
e75. stickprocedures: A prospective,
Hill, S., Engle, S., Jorgensen, J., Kralik, randomised controlled trial.
A., & Whitman, K. (2005). Effects of International Journal of Nursing
facilitated tucking during routine care Studies, 50, 883–894.
of infants born preterm. Pediatric Liaw, J.-J., Yang, L., Wang, K.-W. K,
Physical Therapy, 17, 158–163. Chen, C.-M., Chang, Y.-C., & Yin, T.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2009). (2011). Non-nutritive sucking and
Wongs’s essentials of pediatric facilitated tucking relieve preterm
infant pain during heel-stick

103
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2, Juli 2015

procedures: A prospective, United Nations Children’s Fund and


randomised controlled crossover trial. World Health Organization
International Journal of Nursing (UNICEF). (2004). Low birthweight:
Studies. Country, regional and global
Sadathosseini, A.S., Negarandeh, R., & estimates. New York: UNICEF
Movahedi, Z. (2013). The effect of a Permaesih, D., & Sudiman, H. (2005).
familiarscent on the behavioral and Faktor-faktor yang mempengaruhi
physiological pain responses in anemia pada remaja. Buletin
neonates. Pain Management Penelitian Kesehatan. Vol 33, No 4,
Nursing,14(4), e196-e203. Hal 162-171.
Standley, J. M. (2001). Music therapy for Sediaoetomo, A.D. (2002). Ilmu gizi
the neonate. Newborn and Infant untuk mahasiswa dan profesi di
Nursing Reviews, 1(4), 211-216. Indonesia. Jakarta: Penerbit Dian
Standley, J. M. (2002). A meta-analysis Rakyat
of the efficacy of music therapy of Verawaty, S.N. (2011). Merawat dan
premature infant. Journal of Pediatric Menjaga Kesehatan Seksual Wanita.
Nursing, 17 (2), 107-113. Bandung: Grafindo.
Stouffer, J. W., Shirk, B. J., & Polomano, Weekes, C. (2008). Mengatasi stres,
R. C. (2007). Practice guidelines for diterjemahkan oleh Soemanto. B. N.,
music interventions with hospitalized Jakarta: Penerbit Arcan.
pediatric patients. Journal of Wiknjosastro, H. (2002). Ilmu
Pediatric Nursing, 22(6), 448-456. kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Thiel, M., Findeisen, B., & Längler, A. Pustaka-Sarwono Prawirohardjo.
(2010). Music therapy as a part of Yosep, I. (2007). Keperawatan jiwa.
integrative neonatology: 20 years of Bandung: Refika Aditama.
experience, 3 case reports and a
review. European Journal of
Integrative Medicine, 2(4), 258.

104

You might also like