Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Layanan Agen Brilink Pada Kegiatan Perbankan Di Kantor Cabang Bri Parakan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PENGGUNA LAYANAN AGEN BRILINK PADA


KEGIATAN PERBANKAN DI KANTOR CABANG BRI PARAKAN
Rosa Kumalasari1, Paramita Prananingtyas2, Bagus Rahmanda3
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Jl. Imam Bardjo, S.H. No. 1-3, Kampus Pleburan, Semarang 50241
rosasugito@gmail.com

ABSTRACT
Agent are parties who collaborate with banks that manage clever behavior that become the bank's long
standing to provide banking services to the public.Branchless Banking is a non-office banking service
program utilizing information technology on its operations and requires cooperations between the
organizing banks and the third party, namely the customers as the extension of the banks to provide
banking services to whom who do not know yet, or experience difficulties in using and/or obtaining
banking services. There are several issues in the implementation of Branchless Banking regarding the
roles of the organizing banks in determining the customers to assist their banking activities, and the
roles of the organizing banks in regulating the operations of Branchless Banking agents, as well as
certain issues concerning legal protection for the customers in conducting banking transactions through
Branchless Banking. The writing of this paper uses empirical juridical method with qualitative descriptive
approach by conducting assessment and processing of research data with the starting point on
normative legal aspects accompanied by legal theoretical studies, supported by empirical facts on the
field, and aims to describe systematically and accurately the characteristics of the population or on a
particular field.To make Branchless Banking implemented and organizedwell, it is necessary to improve
or provide internet network in the locations of Branchless Banking. The confidentiality of the customers’
data requiresobviousregulations and sanctions regarding the agency's obligation to provide protection
to the customers, so that they do not have to worry about their data leakage.
Keywords : Agency; Banking; Branchless Banking; Legal Protection.

ABSTRAK
Agen merupakan pihak yang bekerjasama dengan bank penyelanggara laku pandai yang menjadi
kepanjangtangan Bank untuk menyediakan layanan perbankan kepada masyarakat. Laku Pandai
merupakan program layanan perbankan tanpa kantor dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam
operasionalnya serta membutuhkan kerjasama antara bank penyelenggara dengan pihak ketiga yakni
nasabah sebagai kepanjangan tangan bank untuk memberikan layanan perbankan pada masyarakat
yang belum mengenal, atau kesulitan dalam menggunakan dan atau mendapatkan layanan perbankan.
Terdapat beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan Laku Pandai perihal peran bank
penyelenggara dalam menentukan nasabah untuk membantu kegiatan perbankan dan berkenaan

1 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro


2 Dosen Program Studi Magister ilmu Hukum Universitas Diponegoro
3
Penulis Korespondensi

42
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dengan peran bank penyelenggara dalam mengatur operasional agen Laku Pandai, juga permasalahan
perihal perlindungan hukum terhadap nasabah yang melakukan transaksi perbankan melalui Laku
Pandai.Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode yuridis empiris dengan pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu melakukan pengkajian dan pengolahan terhadap data penelitian dengan bertitik tolak
pada aspek hukum normatif disertai dengan kajian teoritis hukum, yang didukung oleh fakta-fakta
empiris di lapangan, dan bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik, akurat, dan karakteristik
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Laku Pandai dapat terselenggara dengan baik
diperlukan upaya untuk memperbaiki atau menyediakan jaringan internet di lokasi agen Laku Pandai.
Kerahasiaan data nasabah perlu aturan dan sanksi yang jelas mengenai kewajiban agen untuk
memberikan perlindungan kepada nasabah agar nasabah tidak perlu merasa khawatir mengenai
kebocoran data.
Kata Kunci : Keagenan; Perbankan; Laku Pandai; Perlindungan Hukum.

A. PENDAHULUAN pengembangan bank dalam perspektif jangka


1. Latar Belakang panjang melalui kantor wilayah dan cabang
Lembaga perbankan merupakan inti dari sebagai pengelolaannya adalah dengan
sistem keuangan dari setiap negara. Undang- melakukan peluncuran program Layanan
undang No. 10 Tahun 1998 dalam Pasal 1 butir 2 Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka
tentang Perbankan merumuskan definisi bank Keuangan Inklusif (Laku Pandai) atau Branchless
yakni Bank adalah badan usaha yang Banking. Branchless banking atau laku pandai
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk berjalan dengan cara pihak bank yang bekerja
kredit dan / atau bentuk-bentuk lainnya dalam sama untuk melakukan program ini akan
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak menunjuk perorangan atau badan hukum di
(UU No 10 th 1998). Sistem perbankan di wilayah yang membutuhkan layanan keuangan
Indonesia menggunakan sistem campuran, yakni atau wilayah yang berada jauh dari lokasi kantor
sistem operasional bank yang merupakan bank untuk menjadi perantara bank di wilayah
gabungan antara unit banking system dan branch tersebut. Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa
banking system (Djumhana, 1996). Dalam branch Keuangan Nomoer 19 / POJK.03/2014 tentang
banking system, kantor pusat dapat memikirkan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka
perencanaan pengembangan bank dalam Keuangan Inklusif pasal 1 tentang ketentuan
perspektif jangka panjang, sedang cabang- umum.
cabang dan kantor wilayah bisa memilih rencana- Wilayah Parakan merupakan salah satu
rencana jangka pendek (Nurastuti, 2011). Salah wilayah yang menjadi sasaran bank
satu kebijakan kantor pusat melakukan penyelenggara untuk membentuk agen-agen laku
43
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

pandai. Hal tersebut disebabkan karena wilayah 3. Tujuan Penelitian


Parakan merupakan wilayah yang maju dan dapat a. Untuk mengetahui peran BRI dalam
membantu bank dalam menjalankan fungsi menentukan nasabah yang bukan pegawai
perbankan sebagai agent of development, namun BRI untuk membantu melakukan kegiatan
masih banyak anggota masyarakat yang belum perbankan dalam bentuk agen BRILink.
mendapatkan layanan perbankan dan layanan b. Untuk mengetahui peran BRI dalam
keuangan lainnya karena tempat tinggal yang mengatur operasional agen BRILink
jauh dari kantor bank. Akses untuk datang ke c. Untuk mengetahui perlindungan hukum
kantor bank yang jauh sehingga memakan biaya, terhadap nasabah yang telah melakukan
ditambah dengan adanya persyaratan yang cukup transaksi perbankan melalui agen BRILink
memberatkan menjadi alasan utama masyarakat B. METODE PENELITIAN
wilayah Parakan malas untuk melakukan kegiatan Metode pendekatan yang digunakan dalam
perbankan, meskipun sebenarnya mereka Tulisan ini adalah pendekatan non-doctrinal (socio
memiliki dana yang cukup untuk melakukannya. legal research) penelitian dengan menggunakan
Oleh karena itu kehadiran BRILink diharapkan pendekatan socio legal research berangkat dari
dapat memenuhi kebutuhan perbankan sebuah konsep, bahwa hukum tidak hanya dilihat
masyarakat akan akses keuangan dengan sebagai aturan-aturan normatif belaka, tetapi juga
terjangkau, cepat, mudah, dan aman. dlilihat sebagai bagian dari proses dalam
2. Rumusan Masalah kehidupan masyarakat. Dalam arti hukum dan
a. Bagaimana peran BRI dalam menentukan konteks sosial dimana hukum itu berada perlu
nasabah yang bukan pegawai BRI untuk diteliti secara bersamaan.
membantu melakukan kegiatan perbankan Tulisan ini mengkaji dan menganalisis
dalam bentuk agen BRILink? bekerjanya hukum dalam masyarakat. Objek
b. Bagaimana peran BRI dalam mengatur kajian penelitiannya, meliputi: (HS & Nurbani,
operasional agen BRILink? 2013) efektifitas hukum;kepatuhan terhadap
c. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hukum;peranan lembaga atau institusi hukum di
nasabah yang telah melakukan transaksi dalam penegakan hukum; implementasi aturan
perbankan melalui agen BRILink. hukum; pengaruh aturan hukum terhadap
masalah sosial tertentu atau sebaliknya; dan
pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum.

44
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

C. PEMBAHASAN Layanan program Laku Pandai yang


1. Peran BRI dalam Menentukan Nasabah diselenggarakan oleh BRI disebut dengan
yang Bukan Pegawai BRI untuk BRILink. BRILink adalah perluasan delivery
Membantu Melakukan Kegiatan channel yaitu salah satu fasilitas yang dapat
Perbankan dalam Bentuk Agen melayani transaksi tunai maupun non tunai untuk
BRILink. fitur-fitur milik BRI atau pihak ke-III melalui
Dijelaskan dalam Undang-undang No. 10 Channel BRI dengan menggunakan konsep
tahun 1998 (undang undang no 10, 1998) sharing fee. Dalam BRILink, BRI menjalin
membagi nasabah menjadi 2 (dua), yaitu nasabah kerjasama dengan nasabah BRI untuk menjadi
penyimpan dan nasabah debitur: (Santoso, 2011) agen yang dapat melayani transaksi perbankan
1. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang kepada masyarakat menggunakan sistem dan
menempatkan dananya di bank dalam bentuk perangkat milik BRI maupun milik agen sendiri.
simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan Nasabah yang dimaksud disini adalah pihak atau
nasabah yang bersangkutan. para pihak yang secara langsung menjadi
2. Nasabah debitur adalah nasabah yang nasabah BRI yang telah diberi hak oleh BRI untuk
memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan melakukan transaksi (tunai maupun non tunai) di
berdasarkan Prinsip Syariah atau yang jaringan Layanan BRILink dengan menggunakan
dipersamakan dengan itu berdasarkan Kartu BRILink yang diterbitkan oleh BRI
perjanjian bank dengan nasabah yang (http://agen.bri.co.id, 2018).
bersangkutan. Bagi masyarakat atau nasabah bank yang
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya berminat menjadi agen Laku Pandai, Otoritas
bahwa nasabah bukan hanya sebagai pengguna Jasa Keuangan (OJK) menetapkan beberapa
produk dan/ atau jasa perbankan, namun juga persyaratan, di antaranya: (www.ojk.go.id, 2018)
dapat melakukan transaksi perbankan layaknya 1. Status penduduk setempat yang sudah dikenal
pegawai bank melalui program layanan baik masyarakat sekitarnya;
perbankan yang dikeluarkan oleh pemerintah 2. Calon agen harus sudah menjadi nasabah
yang bertujuan untuk memberikan layanan bank yang bersangkutan (minimal 2 tahun)
perbankan kepada nasabah secara maksimal dan dipercaya bank;
yakni program Layanan Keuangan Tanpa Kantor
(Laku Pandai).

45
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

3. Mempunyai usaha utama yang telah berjalan e. Mampu menyediakan sumber daya manusia
sekurang-kurangnya 2 tahun dengan lokasi yang mempunyai kemampuan teknis untuk
usaha yang tetap dan strategis; mendukung penyelenggaraan Laku Pandai;
4. Yang bersangkutan harus memiliki f. Memiliki teknologi informasi yang memadai
kemampuan, kredibilitas, reputasi, dan untuk mendukung penyelenggaraan Laku
integritas yang baik; Pandai;
5. Jika agen Laku Pandai juga merupakan salah g. Lulus proses uji tuntas oleh bank
satu nasabah kredit, maka ada syarat penyelenggara Laku Pandai.
tambahan lagi yaitu, tidak boleh mengalami Namun, bukan hanya syarat itu saja yang
keterlambatan pembayaran cicilan kredit diperlukan untuk menjadi agen Laku Pandai BRI
selama 6 bulan terakhir; atau agen BRILink. BRI memiliki beberapa
6. Syarat umum administratif (Kartu Tanda ketentuan lain sebagai persyaratan dalam
Penduduk / KTP dan Kartu Keluarga). menentukan apakah seseorang dapat menjadi
agen BRILink. Syarat menjadi agen BRILink
Sedangkan bagi badan hukum, untuk
inipun terbagi menjadi dua (2) yaitu:
menjadi agen Laku Pandai harus memenuhi
a. Syarat personal: (1) Perseorangan atau badan
persyaratan seperti yang tertuang pada Pasal 18
usaha tidak berbadan Hukum; (2) Memiliki
POJK No. 19/POJK.03/2014 yaitu:
usaha dengan usia minimal 2 tahun; (3)
a. Berbadan hukum Indonesia yang : (1) Diawasi Memiliki rekening BRI; dan Syarat lain
oleh otoritas pengatur dan pengawas dan b. Syarat administrasi
diperkenankan melakukan kegiatan di bidang Syarat administrasi menjadi salah satu
keuangan; dan (2) Merupakan perusahaan hal wajib yang harus ada dan menjadi bukti
dagang yang memiliki jaringan retail outlet; tertulis untuk mengajukan diri menjadi agen
b. Memiliki reputasi, kredibilitas, dan kinerja yang BRILink. Beberapa syarat administrasi yang harus
baik; dipenuhi adalah:
c. Memiliki usaha yang menetap di satu lokasi 1. Identitas
dan masih berlangsung paling sedikit 2 (dua) 2. Dokumen Legalitas Usaha; (a) Fotokopi
tahun; surat Keterangan Usaha minimal
d. Mampu melakukan manajemen likuiditas dikeluarkan oleh RT, RW atau kelurahan
sesuai yang dipersyaratkan oleh bank (khusus usaha perseorangan); (b) Fotokopi
penyelenggara Laku Pandai;

46
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), berisikan hak dan kewajiban BRI dan agen
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan yang BRILink yang harus disetujui dan ditandatangani
terakhir adalah TDP atau Tanda Daftar oleh kedua belah pihak sebelum menjalankan
Perusahaan. Syarat ini harus dilampirkan kegiatan yang dimaksud didalamnya. Dalam hal
bagi badan usaha tidak berbadan hukum ini bank penyelenggara telah memberikan
yang berminat untuk menjadi agen BRILink; kewenangan kepada perantara untuk
(c) Fotokopi Rekening; dan (c) Mengisi mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga.
Dokumen Seperti BRI yang telah memberikan
kewenangannya kepada agen BRILink untuk
Untuk bisa menjadi agen BRILink harus
melakukan kegiatan atau transaksi perbankan
ada bukti tertulis, oleh karena itu harus mengisi
terhadap nasabah BRI.
formulir bukti pengajuan diri dengan lengkap dan
2. Peran BRI dalam Mengatur Operasional
sesuai data yang dimiliki.
Agen BRILink
3. Mengumpulkan dokumen BRILink adalah layanan keagenan milik
Setelah semua dokumen dirasa lengkap, BRI untuk melayani transaksi perbankan melalui
dokumen dapat diserahkan ke BRI agen bagi masyarakat di sekitarnya terutama
terdekat. Permohonan tidak langsung masyarakat yang berlokasi jauh dari jangkauan
disetujui namun harus menunggu waktu kantor bank sehingga dapat melakukan transaksi
sekitar 2 sampai 3 minggu untuk tanpa harus datang ke kantor bank
menentukan diterima atau tidaknya (https://agen.bri.co.id, 2018). Sebagai bank
permohonan tersebut. penyelenggara agen Laku Pandai yang dikenal
dengan agen BRILink, BRI memiliki tugas untuk
Sebelum menjalankan tugasnya sebagai
mengatur segala kegiatan atau transaksii
agen BRILink dalam melaksanakan transaksi atau
perbankan yang dilakukan oleh agen BRILink. Hal
kegiatan perbankan, agen BRILink hendaknya
tersebut dilakukan dari sejak pemberian segala
menandatangani surat perjanjian kerja sama
fasilitas yang dibutuhkan oleh agen BRILink.
antara agen BRILink dengan pihak-pihak terkait.
BRI bertanggung jawab atas kegiatan
Perjanjian kerjasama adalah perjanjian antara
operasional BRILink. Seperti misalnya, nasabah
bank penyelenggara dengan agen Laku Pandai
yang tidak melakukan transaksi selama menjadi
untuk melakukan perbuatan hukum tertentu.
agen BRILink. Dalam hal ini, BRI memiliki petugas
Perjanjian kerja sama merupakan dokumen yang

47
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Agen BRILink yang selalu melakukan


pemantauan langsung di lapangan dengan cara
mendatangi agen BRILink wilayah kerjanya, baik
yang melakukan transaksi secara lancar ataupun
tidak. Apabila terdapat kendala atau
permasalahan yang terjadi, agen BRILink dapat
langsung menyampaikan kepada Petugas Agen
BRILink tersebut secara langsung ketika petugas
datang ke lokasi BRILink atau pun via telpon,
maupun pesan kepada petugas untuk
mendapatkan solusi dengan cepat. Mengenai
agen yang tidak melakukan transaksi biasanya
Petugas Agen BRILink memberikan pelayanan
edukasi serta sharing secara langsung apa yang
menjadi kendala agen sehingga agen tidak
melakukan transaksi. Selanjutnya Petugas akan
menawarrkan kepada agen untuk membantu
melakukan sosialisasi dan promosi kepada
masyarakat sekitar mengenai keberadaan agen
BRILink tersebut (Agus, 2018).

48
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Berikut adalah skema gambar tentang


Operasional Agen BRILink :

Agen Melakukan transaksi


BRILink perbankan

Kendala

1.permasalahan perangkat
operasional, seperti EDC
Tidak melakukan
2.sinyal yang kurang transaksi/ kualitas dan
mendukung proses volume transaksi rendah
transaksi perbankan

3.dll. berkaitan dengan


penyelenggaraan
perbankan melalui BRILink

1.monitoring atas seluruh


BRI Penyelesaian transaksi oleh mantri

2.kunjungan lapangan oleh


PAB
1.kunjungan lapangan oleh
PAB 3.melakukan edukasi
kembali kepada agen
2.penyelesaian masalah
secara langsung oleh PAB 4.menawarkan untuk
membantu melakukan
3.meneruskan promosi dan sosialisasi
permasalahan yang tidak
dapat diselesaikan ke 5.Meneruskan
Kantor Wilayah yang permasalahan yang tidak
berwenang dapat diselesaikan ke
Kantor Wilayah yang
berwenang

Hasil

1.melakukan transaksi
perbankan dengan maksimal 1.tetap tidak melakukan
transaksi/ kuantitas
2. mendapatkan fee dari BRI
transaksi rendah
atas penyelenggaraan
49
kegiatan perbankan melalui 2.pencabutan perangkat
BRILink atau fasilitas oleh BRI
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

3. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah diberikan oleh agen BRILink maka keluhan
yang Telah Melakukan Transaksi nasabah akan diteruskan oleh agen BRILink atau
Perbankan Melalui Agen BRILink nasabah langsung kepada BRI untuk
Dalam kegiatannya melakukan transasksi mendapatkan tanggapan secara langsung.
perbankan yang diselenggarakan melalui agen
Menjaga kepercayaan nasabah dalam
BRILink, nasabah juga mendapatkan
penyelenggaraan Laku Pandai merupakan hal
perlindungan atas haknya untuk mendapatkan
yang penting untuk memenuhi hak nasabah atas
ganti rugi atas kerugian yang dideritanya. Hal
keamanan kerahasiaan data nasabah beserta
tersebut sesuai dengan Pasal 22 huruf f POJK
simpanannya, mengingat agen Laku Pandai yang
No. 19/POJK.03/2014 yang menegaskan bahwa,
memberikan pelayanan jasa keuangan kepada
“Bank penyelenggara wajib bertanggungjawab
nasabah dan secara langsung akan mengetahui
atas kerugian nasabah yang timbul karena
data nasabah beserta simpanannya. Oleh karena
perbuatan dan tindakan agen yang termasuk
itu kewajiban menjaga rahasia data nasabah
dalam cakupan layanan agen sesuai dengan yang
bukan hanya dibebankan kepada bank
dicantumkan dalam perjanjian kerjasama”. Namun
penyelenggara saja namun juga kepada agen
apabila kerugian disebabkan karena kesalahan
Laku Pandai. Hal tersebut jelas diatur dalam
atau kelalaian agen maka agenlah yang harus
POJK No. 19/POJK.03/2014 dan SEOJK No.
bertanggungjawab sepenuhnya atas kerugian
6/SEOJK.03/2015 yang menyatakan bahwa
yang diderita oleh nasabah. Tanggung jawab
rahasia bank di dalam pelaksanaan
dalam hubungan keagenan tersebut juga tertuang
penyelenggaraan Laku Pandai merupakan
dalam perjanjian kerjasama antara BRI dan agen
tanggung jawab pihak bank dan agen. Adapun
BRILink.
hak dan kewajiban agen dan nasabah serta
Bukan hanya perjanjian agen BRILink yang
pelinudungan nasabah tertuang dalam pasal 34
mengatur secara jelas pihak yang
bank penyelenggara wajib menerapkan
bertanggungjawab atas kerugian nasabah, namun
perlindungan konsumen.
BRI juga memberikan ruang kepada nasabah
untuk dapat menyampaikan keluhan-keluhannya Mengingat data dan simpanan nasabah

langsung kepada agen BRILink. Apabila, agen merupakan rahasia bank maka BRI dan agen

tidak dapat menangani keluhan nasabah atau BRILink sepakat untuk melindungi data nasabah

nasabah kurang puas atas tanggapan yang beserta simpanannya dengan tidak
memberikannya kepada pihak lain selain BRI

50
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dengan tujuan apapun, termasuk untuk tujuan sehingga terjadi terbukanya rahasia bank atas
promosi atau komersial lainnya tanpa persetujuan data nasabah maka yang harus bertanggung
nasabah. Hal tersebut dengan tegas diatur dalam jawab adalah bank penyelenggara dan agen Laku
perjanjian kerjasama antara BRI dan agen Pandai. Ketentuan aturan-aturan tersebut dapat
BRILink. dijadikan dasar untuk meminta
pertanggungjawaban apabila terjadi terbukanya
Akan tetapi, agen Laku Pandai bukan
rahasia bank terkait data nasabah penyimpan dan
pegawai bank, sehingga belum ada peraturan
simpanannya.
yang mengatur secara jelas terkait kewajiban dan
sanksi untuk menjaga rahasia data nasabah dan Berdasarkan pemaparan terkait
simpanannya maka perlu dibentuk aturan yang perlindungan hukum nasabah agen BRILink
mengatur masalah tersebut. Memang belum tersebut diatas, pihak BRI telah melakukan upaya
terdapat aturan yang mengatur mengenai siapa semaksimal mungkin untuk melindungi
yang harus bertanggung jawab apabila ada nasabahnya dari berbagai macam kemungkinan
tuntutan dari nasabah atas terbukanya data dan yang dapat merugikan nasabahnya dan sesuai
simpanan. Kemungkinan agen mengelak atau dengan aturan yang berlaku. Dengan berbagai
menolak untuk bertanggung jawab dan jaminan mengenai perlindungan dan pemenuhan
melemparkan masalah tersebut kepada bank terhadap hak-hak nasabah agen BRILink selaku
penyelenggara dapat saja terjadi, akan tetapi konsumen, diharapkan nasabah agen BRILink
sudah terdapat aturan yang mengatur secara merasa aman dan nyaman dalam melakukan
umum mengenai agen dan bank penyelenggara kegiatan atau transaksi perbankan pada agen
yang menyebarluaskan hal-hal yang bersifat BRILink.
rahasia. Aturan-aturan tersebut terdapat pada
D. KESIMPULAN
beberapa pasal, yakni:
1. Laku Pandai merupakan program baru
1. Pasal 1365, Pasal 1366, Pasal 1367 pemerintah untuk menyediakan akses
KUHPerdata layanan keuangan bagi masyarakat di
2. Pasal 323 KUHP: (Moeljatno, 2011) seluruh pelosok negeri. Berdasarkan
Peraturan OJK No. 19/POJK.03/2014 bank
Dalam ketentuan beberapa Pasal
dapat menjadi bank penyelenggara dan
ditegaskan bahwa suatu perbuatan baik secara
bekerja sama dengan agen setelah
sengaja ataupun tidak sengaja yang dilakukan
mendapatkan persetujuan dari OJK. BRI

51
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

merupakan salah satu Bank BUMN yang mendapatkan informasi mengenai segala
mewujudkan program layanan Laku Pandai hal yang berkaitan dengan agen BRILink
pemerintah melalui agen BRILink. Adapun sekaligus mendapatkan pembinaan dan
kriteria dalam menentukan Nasabah yang edukasi baik dari agen BRILink atau
Bukan Pegawai BRI untuk Membantu melalui sosialisasi oleh Petugas Agen
Melakukan Kegiatan Perbankan dalam BRILink BRI, mendapatkan pelayanan
Bentuk Agen BRILink, Bank BRI telah dengan benar dan tidak diskriminatif.
memberikan kriteria yang telah sesuai Nasabah juga tidak perlu khawatir
dengan ketentuan OJK. mengenai data kerahasiaannya meski
2. Dalam kegiatan operasionalnya BRI telah melakukan transaksi perbankan melalui
dengan semaksimal mungkin agen BRILink, karena telah terdapat aturan
melaksanakan tugasnya, dari awal yang mengatur mengenai kewajiban agen
nasabah dinyatakan layak menjadi agen untuk menjaga kerahasiaan data nasabah.
selanjutnya memberikan fasilitas yang Hanya saja belum terdapat aturan
diperlukan dalam penyelenggaraan mengenai sanksi siapa yang harus
kegiatan perbankan, melakukan training bertanggung jawab apabila terjadi
dan edukasi kepada agen agar agen dapat kebocoran rahasia nasabah. Namun,
menjalankan tugasnya dengan maksimal nasabah bisa mendapatkan jaminan ganti
dan tidak mengecawakan nasabah, kerugian apabila nasabah terpaksa
melakukan monitoring kepada agen menderita kerugian atas layanan
BRILink dalam kegiatannya melaksanakan perbankan yang dilakukan.
transaksi perbankan, hingga memberikan E. Saran
solusi dengan cepat ketika agen BRILink 1. Sejauh ini kriteria tersebut telah
mengalami masalah. dilaksanakan sesui prosedur yang
3. Perlindungan nasabah merupakan hal yang berlaku. Akan lebih baik lagi diadakan
terpenting dalam kegiatan perbankan. semacam pelatihan singkat agar para
Nasabah dalam penyelenggaraan BRILink agen BRLink dapat mengerti hak dan
pada dasarnya telah terlindungi dengan kewajibannya sebagai agen.
baik. Hal tersebut terlihat dari fasilitas EDC 2. Masih diperlukan solusi terkait rendahnya
dari BRI yang cukup aman, nasabah kualitas sinyal mengingat agen BRILink

52
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

yang terletak di daerah-daerah yang sehingga nasabah merasa aman dan


cukup sulit untuk mendapatkan sinyal nyaman bertransaksi di agen BRILink.
yang memadai, karena kegiatan agen
BRILink hanya dapat berjalan dengan DAFTAR PUSTAKA
baik dan maksimal apabila didukung oleh
Abdurrachman. (1991). Ensiklopedia Ekonomi
fasilitas yang baik pula. Oleh karena itu
Keuangan Perdagangan Inggris-Indonesia.
perlu adanya kerjasama antara BRI dan
Jakarta : Pradnya Paramita.
perusahaan telekomunikasi dalam
Rianto, A. (2004). Metodologi Penelitian Sosial
penyelenggaraan perbankan melalui agen
dan Hukum. Jakarta : Granit.
BRILink.Banyak masyarakat awam yang
Arifin, Z. (2008). Dasar-Dasar Penulisan Karya
belum mengerti mengenai keagenan,
Ilmiah, ed-4. Jakarta : Grasindo.
sehingga masih perlu adanya sosialiasasi
Cahyaningrum, D. (2016). Pelindungan Nasabah
agar dapat menyamakan persepsi dan
dalam Penyelenggaraan Laku Pandai:
tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat
Studi Pelindungan Nasabah Laku Pandai
merugikan salah satu pihak. Bank
BCA di Jawa dan BRI di Papua, Pusat
penyelenggara agar diharapak mampu
Penelitian Badan Keahlian DPR : Jurnal
memberikan solusi terbaik apabila terjadi
Ilmu Hukum.
kendala operasional, seperti gangguan
Djumhana, M. (1996). Hukum Perbankan di
sistem, komplain nasabah sehingga
Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
permasalahan dapat terselesaikan.
Elisabeth, J.L., (2017). Faktor-faktor yang
3. Diperlukan aturan yang jelas terkait
Mempengaruhi Perilaku Agen Brilink PT.
sanksi yang harus diterima apabila terjadi
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor
kebocoran rahasia data nasabah beserta
Cabang Bitung, (Manado: Universitas Sam
simpanannya ketika melakukan kegiatan
Ratulangi, 2017), Jurnal Riset Bisnis dan
perbankan melalui agen BRILink Guna
Manajemen, Vol.5 (No. 4), p. 458.
memperkecil risiko hukum, petugas BRI
Friedman, L.M., (2017). American Law: In
juga agar setiap saat dapat memantau
Introduction, Third Edition, New York :
apakah ada permasalahan dalam
Oxford University Press.
mengoperasian transasksi agen BRLink,
Gazali, Djoni S. & Rachmadi Usman. (2010).
Hukum Perbankan, Jakarta : Sinar Grafika.

53
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Gazali, Djoni S. & Rachmadi Usman. (2012). Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan
Hukum Perbankan, Jakarta : Sinar Grafika. Lainnya ed- 6. Jakarta : Rajagrafindo.
Gazali, Djoni S. & Rachmadi Usman. (2014). Kasmir. (2010). Bank dan Lembaga Keuangan
Hukum Perbankan, Jakarta : Sinar Grafika. Lainnya. Jakarta : Rajawali Pers.
Hasibuan, M. (2005). Dasar-dasar Perbankan.
Moleong, L.J., (2004). Metode Penelitian
Jakarta : Bumi Aksara.
Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Hermansyah. (2005). Hukum Perbankan Nasional Lyman, Timothy R., Gautam Ivatury, & Stevan
Indonesia. Jakarta : Kencana. Staschen. (2008). “Use of Agents in
Hermansyah. (2011). Edisi Revisi Hukum Branchless Banking for The Poor:
Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta : Rewards, Risk and Regulation ”The
Kencana. Consultative Group to Assist the Poor,
Focus Note Number 38 October 2008.
Rahadian, Inda & Pranagara, M.Alif Akbar (2017).
Mamuji, S. (2005). Metode Penelitian dan
Bentuk Hubungan Hukum Para Pihak dan
Penulisan Hukum. Jakarta : Badan Penerbit
Tanggung Jawab Agen dalam
FH UI.
Penyelenggaraan Branchless Banking di
Mertokusumo, S. (2005). Mengenal Hukum Suatu
Indonesia. Jurnal Hukum Quia Iustum,
Pengantar. Yogyakarta : Liberty.
Vol.24 (No.2), pp.301-319.
Moeljatno. (2011). Kitab Undang-undang Hukum
Irianto, Sulistyowanto., & Sidharta ed. 2011.
Pidana. Jakarta : Bumi Aksara.
Metode Penelitian Hukum Kontelasi dan
Refleksi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Muhammad, A. (2004). Hukum Dan Penelitian
Kamelo, T. (2006). Karakter Hukum Perdata Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Dalam Fungsi Perbankan Melalui Mubarok, Rizki., & Santoso, Budi. (2017).
Hubungan Antara Bank Dengan Nasabah. Pertanggungjawaban Agen Branchless
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Banking Terhadap Nasabah Branchless
Tetap Dalam Bidang Ilmu Hukum Perdata Banking (Hubungan Hukum Antara Agen-
Pada Fakultas Hukum Universitas Principal dan Konsumen). Diponegoro Law
Sumatera Utara. Medan : Universitas Journal, Vol.6 (No.2), pp. 1-12.
Sumatra Utara. Nasution, A.Z. (1995). Konsumen dan Hukum.
Kasmir. (2002). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
PT. Raja Grafindo Persada.

54
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Nazir, M. (1985). Metode Penelitian. Jakarta : Soekanto, S. (2006). Pengantar Penelitian


Ghalia Indonesia. Hukum. Jakarta : UI Prees.
Nurastuti, W. (2011). Teknologi Perbankan, Soemitro, R. (1991). Asas-Asas Hukum
Yogyakarta : Graha Ilmu. Perpajakan. Jakarta : Badan Pembinaan
Pardede, M. (1998). Likuidasi Bank dan Hukum Nasional.
Perlindungan Nasabah. Jakarta : Pustaka Subekti, R. Tjitrosudibio. (2004). Kitab Undang-
Sinar Harapan. undang Hukum Perdata. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Rachman, M. (1999). Stratregi dan langkah-
langkah Penelitian. Semarang : IKIP Subramanian, Shri L.S., (2013). “A Study of
Semarang. Branchless Banking in Achieving Financial
Raharjo, S. (2000). Ilmu Hukum. Bandung : PT. Inclusion in India.” BVIMSR’s Journal of
Citra Aditya Bakti. Management Research. Vol. 5 Issue – 2:
Saiffudin, A. (1998). Metode Penelitian. October 2013.
Yogyakarta : Andi Offset. Sugiyono, (2003). Statistika Untuk Penelitian
Santoso Az, L. (2011). Hak dan Kewajiban Hukum Cetakan Kelima. Bandung : CV Alfabeta.
Nasabah Bank. Yogyakarta : Pustaka Supramono, G. (1995). Pengantar Hukum
Yustisia. Perbankan, Jakarta : Djambatan.
Sembiring. S. (2012). Hukum Perbankan Ed. Syawali, Husni., & Imaniyati, Neni Sri. (2013).
Revisi, Cetakan ketiga. Bandung : CV Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta :
Bandar Maju. Kencana.
Sidabalok, J. (2006). Hukum Perlindungan
Tjokroamidjojobintaro., & Adidjoyo, Mustofa.
Konsumen di Indonesia, Bandung : Citra
(1998). Teori dan Strategi Pembangunan
Aditya Bakti.
Nasional. Jakarta : CV Haji Masagung.
Sjahdeini, S.R. (1999). Rahasia Bank : Berbagaii
Usman, R. (2001). Aspek-Aspek Hukum
Masalah di Sekitarnya. Jurnal Hukum Bisnis
Perbankan Di Indonesia, Jakarta :
Volume 8, pp.4-17.
Gramedia Pustaka Utama.
Soekanto, S. (2004). Pengantar Penelitian
Usman, R. (2001). Hukum Perbankan. Jakarta :
Hukum, dalam Abdulkadir Muhammad,
Sinar Grafika.
Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung :
Citra Aditya Bakti.

55
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 14, Nomor 1, Tahun 2018 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Wonok, David Y. (2013). Perlindungan Hukum di/r/rudjito/go_public_schtml diakses


Atas Hak Hak Nasabah Sebagai Konsumen tanggal 25 Juni 2017
Sebagai Pengguna Jasa Bank Terhadap Bank Rakyat Indonesia. (2017). Investor Relation
Risiko Yang Timbul Dalam Penyimpangan :Corporate Profile. Retrieved from
Dana. Jurnal Ilmu Hukum Universitas Sam www.bri.co.id
Ratulangi, Vol. 1(No. 2), Manado:
Kamus Perbankan Bank Indonesia. (2017).
Universitas Sam Ratulangi.
Retrieved from www.bi.go.id.
Y. Sri Susilo dan Tim. (2000). Bank dan Lembaga
Pekerja Museum Bank Indonesia. (2017). Bank
Keuangan Lain, Jakarta : Salemba Empat.
Indonesia : Bank Sentral Republik
Y. Sri Susilo dan Tim. (2008). Bank dan Lembaga
Indonesia. Retrieved from pekerjamuseum
Keuangan Lain, Jakarta : Salemba Empat.
@yahoo.com.nah
Perundang-undangan
Siaran Pers Otoritas Jasa Keuangan, “OJK
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
Resmikan Program Laku Pandai”.
1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan
Retrieved from http://www.ojk.go.id
Konsumen Sektor Jasa Keuangan
diakses tanggal 25 Juni 2017
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Retrieved from
19/POJK.03/2014 tentang Layanan www.ojk.go.id/id/pages/laku-pandai.aspx
Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka diakses tanggal 25 Juni 2017.
Keuangan Inklusif (Laku Pandai)
Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan
Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
Website

Tokoh Indonesia. (2017). Kategori Biografi.


Retrieved from
http://www.tokohindonesia.com/ensiklope

56

You might also like