Penerapan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENERAPAN MODEL TREYNOR UNTUK MENENTUKAN PILIHAN INVESTASI

SAHAM YANG EFISIEN


(Studi pada Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013)
Restu Hidayah
Sri Mangesti Rahayu
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: restu_hidayah@yahoo.co.id

ABSTRACT

In the era of globalization, alternative profitable investment is very diverse. One way that can be done by the
investor to acquire a profitable investment is an investment in the capital market. The number of investors in
Indonesia is still lacking. Currently only domestic investors amounted to 0.2% of Indonesia's population, or
around 363 094 investors. Since 2010 foreign investors have dominated share ownership in Indonesian
Capital Market. Share ownership by foreign investors until the month of February 2013 is still dominant in
the amount of 59.15%, while domestic investors only amounted to 40.85%. Lack of investors in Indonesia is
influenced by the inflation factor, which also affects the movement of the capital market in
Indonesia.Tingginya inflation rate will impact the weakening exchange rate, which in turn greatly affect the
investment decision to be taken by the investor. From these reasons, researchers want to apply the model of
Treynor index to determine an efficient investment shares. This research is a quantitative research, collecting
data by means of documentation. The population used namely LQ-45 shares listed on the Stock Exchange
2010-2013. Samples that were taken from a population that is 21 shares. Results of the study a sample of 21
stock companies LQ-45 of the company's shares proved to be inefficient.
Keywords: Investmen, Indeks LQ-45, Treynor Models

ABSTRAK

Pada era globalisasi, alternatif investasi yang menguntungkan sangat beraneka ragam. Salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh investor untuk memperoleh investasi yang menguntungkan adalah investasi pada pasar
modal. Jumlah investor di Indonesia masih sangat kurang. Saat ini investor domestik hanya berjumlah 0,2%
dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 363.094 investor. Sejak tahun 2010 investor asing telah
mendominasi kepemilikan saham di Pasar Modal Indonesia. Kepemilikan saham oleh investor asing sampai
dengan bulan Februari 2013 masih dominan yaitu sebesar 59,15%, sedangkan investor domestik hanya sebesar
40,85%. Kurangnya investor di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh faktor inflasi, yang juga sangat
berpengaruh terhadap pergerakan pasar modal di Indonesia.Tingginya tingkat inflasi akan berimbas dengan
semakin melemahnya nilai tukar rupiah, yang pada akhirnya sangat berpengaruh pada keputusan investasi
yang akan diambil oleh investor. Dari alasan tersebut, peneliti ingin menerapkan model Indeks Treynor untuk
menentukan investasi saham yang efisien. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, pengumpulan
datanya dengan cara dokumentasi. Populasi yang digunakan yaitu saham LQ-45 yang terdaftar di BEI periode
2010-2013. Sampel yg diambil dari populasi yaitu 21 saham. Hasil penelitian dari 21 sampel saham
perusahaan LQ-45 satu saham perusahaan yang terbukti tidak efisien.

Kata kunci: Investasi, Indeks LQ-45, Model Treynor

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN ditanggung oleh investor, semakin besar pula return
Alternatif investasi yang menguntungkan di yang dihasilkan.
era globalisasi saat ini sangat beraneka ragam. Salah Diversifikasi merupakan salah satu cara atau
satu cara yang dapat dilakukan oleh investor untuk strategi investasi yang pada dasarnya menyebar
memperoleh investasi yang menguntungkan adalah risiko di beberapa jenis investasi, tidak hanya pada
investasi pada pasar modal. Pasar modal merupakan satu investasi saja. Diversifikasi dilakukan untuk
wadah bidang usaha perdagangan surat-surat meminimalkan risiko dan memaksimalkan return
berharga seperti saham, obligasi dan sekuritas efek. agar pada saat investor berinvestasi lebih dari satu
Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan investasi, ketika salah satu investasi mengalami
dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya penurunan, maka masih ada harapan untuk investasi
yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di yang lain.
masa datang. Investasi dapat diartikan sebagai Mengukur kinerja portofolio tidak bisa
komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada hanya dilihat dari return saja, tetapi harus
saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di memperhatikan risiko yang ada pada setiap
masa datang. Investasi merupakan salah satu cara investasi yang akan ditanggung oleh investor.
untuk memperbesar konsumsi di masa yang akan Saham-saham LQ-45 merupakan saham yang aman
datang. Investasi dapat dilakukan dengan berinvestasi karena fundamental kinerja saham
penanaman sejumlah dana pada aset real. Pada tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok
umumnya investasi dilakukan tidak hanya pada aset saham LQ-45 memiliki risiko terendah
finansial, investasi bisa dilakukan dengan dibandingkan saham-saham lain yang terdaftar di
penanaman sejumlah dana pada aset non finansial BEI. Oleh karena itulah dalam penelitian ini peneliti
seperti pada aset tanah, emas, rumah. memilih saham LQ-45 sebagai objek penelitian.
Salah satu tujuan melakukan investasi Alasan penulis memilih judul ini yaitu
adalah untuk mendapatkan keuntungan. bahwa jumlah investor di Indonesia masih sangat
Pengambilan keputusan investasi saham kurang. Saat ini investor domestik hanya berjumlah
memerlukan pertimbangan dan perhitungan dari 0,2% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar
analisis yang mendalam untuk menjamin keamanan 363.094 investor. Sejak tahun 2010 investor asing
dana yang diinvestasikan serta keuntungan yang telah mendominasi kepemilikan saham di Pasar
diharapkan oleh investor. Pada hakekatnya dalam Modal Indonesia. Kepemilikan saham oleh investor
melakukan investasi, investor akan berusaha asing sampai dengan bulan Februari 2013 masih
menanamkan modalnya pada saham perusahaan dominan yaitu sebesar 59,15%, sedangkan investor
yang mampu memberikan return atau keuntungan domestik hanya sebesar 40,85%. Kurangnya
yang bisa berupa deviden dan atau capital investor di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh
again.”Return merupakan tingkat pengembalian faktor inflasi, yang juga sangat berpengaruh
dari hasil keuntungan yang telah didapatkan dari terhadap pergerakan pasar modal di
berinvestasi” (Hartono, 2009:199). Ada beberapa Indonesia.Tingginya tingkat inflasi akan berimbas
hal yang harus diperhatikan sebelum memilih dengan semakin melemahnya nilai tukar rupiah,
investasi saham pada sekuritas-sekuritas yaitu yang pada akhirnya sangat berpengaruh pada
antara lain, kinerja keuangan dari keputusan investasi yang akan diambil oleh
perusahaan,tingkat inflasi yang ada, serta risiko investor. Berdasarkan penjelasan yang telah
yang ada pada setiap saham. disampaikan sebelumnya, maka peneliti tertarik
Investor merupakan pihak yang tidak untuk melakukan penelitian dengan judul
menyukai risiko, tetapi mengharapkan “Penerapan Indeks Treynor untuk Menentukan
pengembalian atau keuntungan yang maksimal. Pilihan Investasi Saham yang Efisien” (Studi pada
Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI
tingkat pengembalian atau return yang lebih tinggi, Periode 2010 - 2013).
namun semakin besar tingkat pengembalian, maka
risikonya akan semakin besar pula. Hal yang paling KAJIAN PUSTAKA
penting sebagai seorang investor yaitu bagaimana Pasar Modal
investasi dapat menghasilkan pengembalian yang Pasar modal secara umum dapat diartikan
optimal pada tingkat risiko yang minimal. Terdapat sebagai pasar yang memperjualbelikan produk
hubungan yang positif antara return dan risiko berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan
dalam berinvestasi yang dikenal dengan high risk – dalam bentuk konkritnya, produk yang
high return, yaitu semakin besar risiko yang harus diperjualbelikan di pasar modal berupa lembar

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
surat-surat berharga di bursa efek. Bursa efek tak dapat dihindarkan merupakan bagian dari total
sendiri merupakan suatu sistem yang terorganisir risk yang munculnya disebabkan oleh perubahan
dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan yang terjadi secara sistematis, dimana perubahan
penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau tersebut mempunyai pengaruh yang sama terhadap
melalui wakil-wakilnya (Tandelilin, 2001 : 25). semua surat berharga (Kamaruddin, 2004 : 133).
Pasar modal menurut beberapa ahli, dapat Adapula jenis Risiko Tidak Sistematis
disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar atau (Unsystematic Risk) merupakan risiko yang dapat
suatu tempat untuk bertransaksi jual beli dalam dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
bentuk sekuritas yang bersifat jangka panjang. fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
Pasar modal mempunyai peranan penting mikro yang dapat mempengaruhi pasar secara lokal
dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai atau regional. Misalnya adanya kebijakan di suatu
kesamaan antara satu negara dengan negara yang daerah tertentu mengenai perubahan tingkat
lain. Terdapat dua peranan pasar modal yaitu Pasar retribusi dan pajak daerah (Halim, 2009 : 74).
modal diharapkan mampu menjadi alternatif Beta atau sering disebut koofisien beta
penghimpunan dana selain sistem perbankan dan merupakan ukuran angka koefisien yang
Pasar modal memungkinkan para pemodal menggambarkan sensitivitas atau kecenderungan
mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai respon suatu saham terhadap pasar.Saham dengan
dengan preferensirisiko mereka (Husnan, 2005:4- beta satu merupakan saham yang bergerak searah
5). dengan pergerakan pasar. Saham dengan beta
Investasi Saham kurang dari satu merupakan saham yang bergerak
“Investasi adalah penanaman modal untuk lebih sari satu menggambarkan harga saham
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya bergerak lebih volative atau fluktuatif dibanding
berjangka waktu lama dengan harapan pasar (Martalena, 2011 : 96).
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan
datang” (Sunariah, 2003 : 4). Tujuan calon investor Capital Market Line (CML) dan Security
melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk Market Line (SML)
mendapatkan keuntungan. Apabila menabung maka Garis pasar modal merupakan garis yang
keuntungan yang akan didapatkan yaitu berupa menggambarkan antara risk dan expected return
bunga yang diterima secara periodik. Deposito akan dari kesempatan investasi yang efisien, tetapi bukan
memberikan keuntungan berupa bunga secara untuk sekuritas individual melainkan portofolio.
berkala, sedangkan apabila calon investor membali Garis pasar modal menunjukkan semua
saham maka akan mendapatkan keuntungan yang kemungkinan kombinasi poetofolio efisien yang
dibagikan perusahaan (deviden) atau keuntungan terdiri dari aktiva-aktiva beresiko dan aktiva bebas
ketika menjual saham (capital gain). risiko.Menurut (Tandelilin, 2010:194), “Security
Market Line (SML) adalah garis yang
Tingkat Pengembalian (Return) dan Risiko menghubungkan tingkat return harapan dari suatu
Dalam melakukan kegiatan investasi, para sekuritas dengan risiko sistematis (beta). SML
investor tidak akan terlepas dari dua unsur penting, digunakan untuk menilai sekuritas secara individual
yaitu return dan resiko. Para investor akan selalu pada kondisi pasar yang seimbang, yaitu menilai
dihadapkan dengan keduanya, karena return yang tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas
tinggi dengan resiko yang kecil sangat diharapkan individual pada suatu tingkat risiko sistematis
oleh investor, namun jika investor mengharapkan tertentu”.
return yang maksimal, maka akan dihadapkan pula Ukuran Kinerja Saham
dengan resiko yang tinggi. Demikin juga Indeks Sharpe
sebaliknya, jika investor mengharapkan resiko yang Kinerja portofolio yang dihitung dengan
kecil, maka investor juga akan mendapatkan return pengukur ini dilakukan dengan membagi return
yang kecil. “Return dan risiko berjalan searah. lebih (excess return) dengan variabilitas
Makin besar hasil yang diinginkan makin besar pula (variability) return portofolio. Pengukuran kinerja
risikonya. Sebaliknya, makin kecil risiko yang Indeks Sharpe ini berkaitan erat dengan model
diambil, makin kecil pula hasil yang akan penetapan harga aset modal atau Capital Asset
diperoleh” (Zubir, 2011 : 19). Terdapat dua jenis Pricing Models (CAPM). Dasar perhitungan Indeks
risiko bila ditinjau dari konteks portofolio yaitu Sharpe didasarkan pada konsep garis pasar modal
Risiko Sistematis (Systematic Risk / Undiversifiable atau Capital Market Line (CML).
Risk) adalah Undiversifiable Risk atau risiko yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Indeks Treynor sedangkan 5 saham perusahaan lainnya memliki
Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja rata-rata tingkat pengembalian yang negatif [(Ri)<
portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor, 0]. Saham perusahaan TLKM memiliki rata-rata
dan indeks ini sering juga disebut dengan reward to tingkat pengembalian saham terendah daripada rata-
volatility ratio yang bertujuan untuk menemukan rata tingkat pengembalian saham individu
ukuran kinerja yang dapat diaplikasikan kepada perusahaan lainnya,yaitu sebesar -0,00715 atau-
seluruh investor dengan tidak memperhatikan risiko 0,715% yang disebabkan karena perusahaan TLKM
personal atau risiko individu. Risiko yang membagikan dividennya setiap setahun sekali
digunakan dalam mengukur indeks treynor adalah dengan nominal yang besar dan memiliki nilai close
risiko sistematis (diukur dengan beta). Indeks price yang tinggi, sedangkan saham perusahaan
Treynor didasarkan pada konsep garis pasar yang memiliki rata-rata tingkat pengembalian
sekuritas atau Security Market Line (SML) yang saham individu yang paling tinggi adalah saham
mendefinisikan antara hasil portofolio dengan perusahaan AKRA yaitu sebesar 0,04029 atau
tingkat pengembalian pasar, dimana slop atau 4,029% disebabkan karena perusahaan AKRA
kemiringan mengukur volatilitas relatif antara membagikan dividen setiap tahunnya lebih dari
portofolio dengan indeks pasar dengan sekali dengan nilai close priseyang rendah.
menggunakan beta.
Indeks Jensen 2. Tingkat Pengembalian Pasar (Rm)
Sebagai salah satu ukuran kinerja portofolio,
Tingkat pengembalian pasar didasarkan
Indeks Jensen menunjukkan perbedaan antara
pada perkembangan indeks pasar, untuk pasar
tingkat pengembalian aktual yang diperoleh dari
modal Indonesia indeks pasar yang digunakan
portofolio dengan tingkat pengembalian yang
adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diharapkan jika portofolio berada pada garis pasar
ataupun indeks saham sektoral. Peneliti memilih
modal. Pengukuran Indeks Jensen membutuhkan
menggunakan IHSG karena dalam perhitungan
penggunaan tingkat hasil bebas risiko yang berbeda
IHSG lebih mencerminkan kondisi pasar modal
untuk untuk masing-masing jarak waktu yang
secara keseluruhan yang didapat dari seluruh
dipertimbangkan yang disebabkan masing-masing
aktivitastransaksi saham-saham perusahaan yang
tingkat hasil dan risiko sekuritas akan bervariasi
telah go public pada pasar modal Indonesia.
sesuai periode waktu tertentu. Dalam pengukuran
Perhitungan tingkat pengembalian pasar (Rm) pada
Indeks Jensen akan memberikan hasil terbaik jika
penelitian ini digunakan sebagai acuan dari rata-rata
diaplikasikan pada portofolio yang telah
tingkat keuntungam seluruh saham perusahaan-
didiversifikasikan.
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam Rata-rata tingkat pengembalian pasar
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi selama tahun 2010 – 2013 adalah 0,01150 atau
yang digunakan yaitu saham LQ45 yang terdaftar di 1,150%, angka tersebut diperoleh dari hasil bagi
BEI periode 2010-2013. Teknik pengumpulan data antara jumlah Rm yaitu 0,55219, dengan jumlah
pada penelitian ini menggunakan teknik bulan dalam periode penelitian yaitu 48 bulan.
pengumpulan data dokumentasi, dimana peneliti Tingkat pengembalian pasar tertinggi terjadi pada
mengumpulkan data sekunder yang digunakan bulan September 2010, yaitu 0,13609 atau 13,609%,
dalam penelitian ini. yang disebabkan karena naiknya harga-harga
komoditas, selain itu investor asing yang masih
HASIL DAN PEMBAHASAN terus melakukan transaksi pembelian saham di
1. Tingkat Pengembalian Saham Individu(Ri) Indonesaia, hal tersebut berarti bahwa perdagangan
Berdasarkan 𝑅̅𝑖 dari masing-masing saham di pasar modal Indonesia pada kondisi sangat aktif.
perusahaan yang dijadikan sebagai sampel
3. Tingkat Pengembalian Bebas Risiko (Rf)
penelitian, maka dapat diketahui jumlah seluruh
𝑅̅𝑖 dari 21 saham yang dijadikan sebagai sampel Tingkat pengembalian bebas risiko
penelitian yaitu sebesar 0,25582. Hasil perhitungan merupakan ukuran tingkat pengembalian pada saat
tersebut menunjukkan bahwa dari 21 saham risiko beta (β) bernilai nol atau tidak
perusahaan yang dijadikan sebagai sampel berisiko.Tingkat pengembalian bebas risiko ini
penelitian terdapat 16 saham yang memiliki rata- digunakan oleh investor untuk menetapkan tingkat
rata tingkat pengembalian yang positif [(Ri) > 0],

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pengembalian investasinya.Tingkat pengembalian Penerapan model Treynor untuk
bebas risiko pada penelitian ini dihitung dengan menentukan pilihan investasi saham yang efisien
menggunakan rata-rata tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu alat pengambilan keputusan
(Sertifikat Bank Indonesia) yang ditetapkan oleh investasi saham, diperlukan perhitungan atas risiko
Bank Indonesia.Peningkatan pada pengembalian yang menyertai tingkat keuntungan yang
bebas risiko disebabkan oleh naiknya tingkat suku diharapkan. Risiko yang dimaksud adalah risiko
bunga bank, sehinggan dengan keadaan tersebut sistematis beta (β). Beta merupakan ukuran risiko
akan dapat menurunkan tingkat saham yang ada di yang berasal dari hubungan antara tingkat
pasar modal. Tingginya tingkat suku bunga bank pengembalian suatu saham dengan tingkat
akan mempengaruhi keputusan investor dalam pengembalian pasar, atau dengan kata lain beta
berinvestasi. Investor akan cenderung berinvestasi merupakan hasil bagi antara kovarians saham
pada aset yang menawarkan risiko nol (bebas risiko) dengan varians pasar.
dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
Akibat keadaan tersebut maka harga saham yang Jumlah beta dari 21 saham perusahaan
ada di pasar modal akan mengalami penurunan, adalah 19,88517. Rata-rata beta dihitung dengan
karena banyak investor yang menjual sahamnya cara membagi antara jumlah beta dengan jumlah
kemudian beralih pada saham yang risikonya nol sampel penelitian, sehingga rata-rata beta dapat
(bebas risiko), atau sebaliknya. diketahui sebesar 0,94691, angka tersebut diperoleh
dari 19,88517/21. Kesimpulan yang dapat diambil
Tingkat suku bunga Bank Indonesia yaitu, bahwa selama periode tahun penelitian 2010-
sepanjang tahun 2012 hingga awal tahun 2013 2013 rata-rata risiko saham perusahaan pada sampel
berada pada level terendah selama periode penelitian adalah kurang dari 1 (β < 1).Saham yang
penelitian, yaitu 0,0575 atau 5,75% yang memiliki nilai β > 1, maka saham tersebut
disebabkan karena tingkat inflasi yang rendah yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi, sebaliknya
dipengaruhi oleh harga-harga komoditas, selain itu saham perusahaan yang memiliki nilai β < 1, maka
dampak krisis utang Eropa yang berkepanjangan, tingkat risiko saham tersebut rendah. Misalnya nilai
sehingga ekspor akan menurun dan dibutuhkan β pada saham perusahaan AALI adalah sebesar
upaya untuk membantu mendongkrak permintaan 0,26127, artinya saham perusahaan AALI tersebut
domestik. Pada bulan November akhir tahun 2013 memiliki tingkat risiko yang rendah, karena nilai β
tingkat suku bunga Bank Indonesia berada pada < 1. Nilai β pada saham perusahaan AKRA adalah
level tertinggi selama periode penelitian, yaitu 1,81450 artinya saham perusahaan AKRA tersebut
0,075 atau 7,50% disebabkan melemahnya rupiah memiliki tingkat risiko yang tinggi, karena β > 1.
sehingga BI menaikkan suku bunga acuan diambil Besar kecilnya risiko perusahaan yang diukur
untuk membantu menjaga kurs mata uang rupiah dengan beta, akan mempengaruhi besar kecilnya
agar tidak jatuh kembali. Tingkat suku bunga Bank tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
Indonesia berada level tertinggi merupakan upaya investor. Saham perusahaan AKRA yang memiliki
untuk merespon semakin tinggi ekspektasi inflasi tingkat risiko tinggi dimana nilai beta lebih dari satu
serta memelihara kestabilan makroekonomi dan (β>1) yaitu 1,81450, maka tingkat pengembalian
stabilitas sistem keuangan dalam ketidakpastian yang diharapkan oleh investor akan tinggi
pasar keuangan global. Bank Indonesia dapat dibandingkan dengan pengembalian yang
memutuskan mengenai naik atau turunnya tingkat diharapkan perusahaan AALI yang memiliki tingkat
suku bunga SBI yang didasarkan pada faktor-faktor risiko yang rendah. Berdasarkan perhitungan
lain dalam perekonomian, seperti inflasi, dan tingkat risiko sistematis beta maka dapat diketahui
banyaknya uang yang beredar dalam masyarakat. bahwa saham perusahaan PT. Unilever Indonesia,
Tbk (UNVR) memiliki nilai beta terendah yaitu
Perhitungan tingkat pengembalian bebas 0,25046 dan saham perusahaan PT. Bank Rakyat
risiko yang diukur dengan tingkat suku bunga SBI Indonesia, Tbk (BBRI) memiliki beta tertinggi yaitu
yaitu sebagai berikut: 1,81949. Β > 1 menunjukkan harga saham
0,063 perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan
𝑅𝑓 = indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
12 saham menjadi lebih berisiko, artinya jika terjadi
𝑅𝑓 = 0,00525
perubahan pasar sebesar 1%, maka saham
4. Perhitungan Risiko Sistematis Beta (β) perusahaan AKRA, ASII, BBCA, BBNI, BBRI,
BMRI, SMGR, TLKM akan mengalami perubahan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
lebih dari 1%. Saham perusahaan lainnya yang lebih baik dari 6 saham perusahaan lainnya yang
memiliki nilai β < 1 berarti bahwa tidak terjadinya memiliki nilai indeks Treynor negatif.
kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi
pasar. 7. Penggambaran Security Market Line (SML)

5. Tingkat Pengembalian yang Security Market Line (SML) atau Garis


Diharapkan[E(Ri)] Pasar Sekuritas (GPS) merupakan gambar yang
menunjukkan hubungan antara risiko beta (β)
Tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.
merupakan keuntungan yang diinginkan oleh Nilai risiko beta (β) dan tingkat pengembalian yang
investor atas investasi yang dilakukan berdasarkan diharapkan E(Ri) dalam penggambaran Security
preferensi risiko beta. Saham perusahaan UNVR Market Line (SML), berdasarkan 21 saham yang
memiliki tingkat pengembalian yang diharapkan dijadikan sampel penelitian, yang diurutkan dari
paling rendah yaitu 0,00682 atau 0,682%, yang nilai terendah sampai nilai yang tertinggi
disebabkan karena saham perusahaan UNVR ditunjukkan pada gambar 1 sebagai berikut:
memiliki nilai beta yang rendah, sedangkan saham
perusahaan BBRI memiliki tingkat pengembalian
paling tinggi yaitu sebesar 0,01662 atau 1,662%
yang disebabkan karena saham perusahaan BBRI
memiliki nilai beta yang tinggi. Besar kecilnya
tingkat pengembalian yang diharapkan tergantung
pada besar kecilnya risiko dari saham tersebut yang
ditunjukkan dengan nilai beta, terdapat hubungan
yang positif, searah atau linier antara risiko
sistematis beta dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan.

6. Indeks Treynor
Diketahui bahwa indeks Treynor dari tahun
2010-2013 saham perusahaan ADRO memiliki nilai Gambar 1 Security Market Line (SML)
terendah yaitu –0,01144, yang disebabkan rata-rata
Gambar 1 tersebut menunjukkan hubungan
tingkat pengembalian individu saham perusahaan
yang searah atau linier antara tingkat pengembalian
ADRO memiliki nilai yang negatif, sehingga
yang diharapkan dengan risiko yang harus
mempengaruhi hasil dari perhitungan indeks
ditanggung oleh investor. Ketika risiko sistematis
treynor yang berarti bahwa kinerja saham
beta sama dengan satu (β = 1), maka nilai E(Ri)
perusahaan ADRO tersebut dalam kondisi kurang
sebesar nilai Rm, yaitu sebesar 0,00525 atau 0,525%.
baik, sedangkan saham perusahaan UNVR
Terdapat dua saham perusahaan dari 21 perusahaan
memiliki nilai tertinggi 0,06939, karena saham
yang dijadikan sampel penelitian yang memiliki
perusahaan UNVR memiliki nilai rata-rata tingkat
nilai E(Ri) hampir mendekati nilai Rm, yaitu saham
pengembalian individu yang positif, sehingga
perusahaan INDF dan BBNI. Terdapat 15 saham
mempengaruhi hasil dari perhitungan indeks
perusahaan yang memiliki nilai β < 1, yang berarti
Treynor yang berarti kinerja saham perusahaan
bahwa saham perusahaan tersebut memiliki risiko
UNVR tersebut dalam kondisi baik. Jika nilai
yang lebih kecil dari risiko pasar.8 saham
Treynor positif dan semakin besar, maka kinerja
perusahaan lainnya yang memiliki β > 1 yang berarti
portofolio saham tersebut semakin baik, sebaliknya
bahwa saham perusahaan tersebut memiliki risiko
jika nilai treynor negatif dan semakin kecil, maka
yang lebih besar dari risiko pasar.Saham yang
kinerja portofolio saham tersebut kurang baik.
masuk dalam kelompok saham yang efisien terletak
Terdapat 6 saham perusahaan yang memiliki nilai
diatas garis SML dan memiliki nilai [(Ri)>E(Ri)],
indeks Treynor negatif yaitu saham perusahaan
sedangkan kelompok saham yang tidak efisien
ADRO, AKRA, ASII, BDMN, LSIP, dan TLKM,
berada dibawah garis SML dan memiliki nilai [(Ri)<
yang berarti keenam kinerja saham perusahaan
E(Ri)]. Pada penelitian ini terdapat 20 saham
tersebut kurang baik, sedangkan saham perusahaan
perusahaan yang masuk dalam kelompok saham
yang lain memiliki nilai indeks Trenor positif yang
efisien, jika dilihat pada gambar SML, 20 saham
berarti bahwa kinerja saham perusahaan tersebut
perusahaan tersebut berada diatas garis SML,

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sedangkan saham perusahaan BDMNmasuk dalam perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
kelompok saham tidak efisien, sehingga bila dilihat (BBRI) sebesar 0,01662 atau 1,662%.
pada gambar SML, saham tersebut berada dibawah Perhitungan risiko sistematis beta juga
garis SML. menunjukkan bahwa saham perusahaan PT.
Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) menempati
Saham perusahaan BDMN dari 21 saham posisi yang paling rendah, sedangkan saham
perusahaan yang dijadikan sampel penelitian berada perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk
dibawah garis SML yang berarti bahwa saham (BBRI) menempati posisi yang paling tinggi, hal
perusahaan tersebut tidak efisien, sedangkan 20 ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
saham perusahaan berada diatas garis SML yang positif, searah atau linier antara risiko sistematis
berarti saham perusahaan tersebut efisien, sehingga beta dengan tingkat keuntungan yang
20 saham perusahaan tersebut dapat dijadikan diharapkan.
pilihan investasi oleh investor. Terdapat 13 saham 2. Berdasarkan perusahaan yang diteliti, 21 saham
perusahaan UNVR, AALI, GGRM, LSIP, PGAS, perusahaan yang dijadikan sampel penelitian,
ITMG, ADRO, JSMR, KLBF, BDMN, INTP, terdapat 1 saham perusahaan yang tidak efisien,
UNTR, INDF memiliki nilai β < 1 dengan tingkat yaitu saham perusahaan BDMN. Saham
pengembalian yang diharapkan dibawah rata-rata perusahaan BDMN tidak efisien karena
tingkat pengembalian pasar, berarti saham-saham [Ri<E(Ri)] dan berada dibawah garis SML.
perusahaan tersebut memiliki risiko yang bisa Saham perusahaan lainnya yang masuk dalam
dikatakan rendah dengan tingkat pengembalian saham efisien berjumlah 20 saham perusahaan,
yang diharapkan juga dibawah rata-rata tingkat yaitu saham perusahaan AALI, ADRO, AKRA,
pengembalian pasar. Dari 13 saham perusahaan ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, GGRM,
tersebut dapat dijadikan pilihan investasi bagi INDF, INTP, ITMG, JSMR, KLBF, LSIP,
investor pemula atau investor yang memilih risiko PGAS, SMGR, TLKM, UNTR, UNVR. Saham
yang rendah dengan tingkat pengembalian yang perusahaan tersebut dikatakan efisien karena
diharapkan yang rendah juga, kecuali saham [Ri<E(Ri)] dan berada diatas garis SML, dan
perusahaaan BDMN yang tidak efisien.Saham saham-saham tersebut dapat dijadikan pilihan
perusahaan ASII, BBCA, TLKM, SMGR, BBNI, investasi oleh investor.
BMRI, AKRA, BBRI memiliki nilai β > 1 dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan diatas rata- B. Saran
rata tingkat pengembalian pasar. Investor yang Berdasarkan penelitian yang telah
menginginkan risiko yang tinggi dengan tingkat dilakukan, maka saran yang diberikan oleh peneliti
pengembalian yang diharapkan tinggi pula, maka adalah:
saham perusahaan ASII, BBCA, TLKM, SMGR, 1. Bagi Investor dan Calon Investor
BBNI, BMRI, AKRA, dan BBRI dapat dijadikan Para investor maupun calon investor diharapkan
pilihan investasi yang sangat menguntungkan. dapat memilih investasi yang tepat pada saham-
Saham perusahaan yang berada diatas garis SML saham perusahaan yang dapat memberikan
dan memiliki nilai [(Ri)>E(Ri)] akan keuntungan, sehingga tujuan investor dalam
mempengaruhi keputusan investor, karena saham- berinvestasi saham dapat tercapai. Pemilihan
saham perusahaan tersebut adalah saham efisien saham efisien sangat penting bagi investor untuk
yang bisa dijadikan pilihan investasi oleh investor. meminimalisir risiko yang akan dihadapi dan
memaksimalkan perolehan return yang
diharapkan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
KESIMPULAN DAN SARAN
Peniliti selanjutnya diharapkan dapat
A. Kesimpulan
menggunakan sampel yang berbeda dengan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis
penelitian-penelitian yang dilakukan dan
yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
penggunaan periode yang berbeda dengan
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
penelitian-penelitian yang sudah ada
1. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
sebelumnya, sehingga perkembangan pasar
diketahui bahwa saham perusahaan PT. Unilever
modal dapat diketahui setiap periodenya, dan
Indonesia, Tbk (UNVR) memiliki tingkat
dapat menambah pengetahuan tentang model
pengembalian yang diharapkan paling rendah
Sharpe untuk menentukan pilihan investasi
yaitu 0,00682 atau 0,682%, dan yang memiliki
saham yang efisien.
tingkat pengembalian paling tinggi yaitu saham

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. 2004. Dasar-Dasar
Manajemen Investasi dan Portofolio.
Rineka Cipta. Jakarta.
Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan
Investasi: Teori dan Aplikasi. Kanisius,
Yogyakarta.
Fauzi, Mohammad. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif Sebuah Pengantar. Cetakan I.
Semarang: Walisongo Press.
Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi
Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Husnan, Suad. 2005.Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto.2012. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi Edisi Tiga. Cetakan Tujuh.
Yogyakarta: BPFE.
Martalena. 2011. Pengantar Pasar Modal.
Yogyakarta: ANDI.
Sunariyah.2004. Pengantar Pengetahuan Pasar
Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: AMP
YKPN.
Sunariyah.2004. Pengetahuan Pasar Modal.
Yogyakarta: UPP AMPYKPN
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan
Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
_________________. 2001. Analisis Investasi
Manajemen Portofolio, Edisi Pertama.
BPFE, Yogyakarta.
Zubir, Zalmi. 2011. Manajemen Portofolio
Penerapannya dalam Investasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 1 Mei 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like