Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309021057

NEURONAL SIGNALING

Article · July 2015


DOI: 10.21776/ub.mnj.2015.001.02.7

CITATION READS

1 1,469

1 author:

Shahdevi Nandar
Brawijaya University
39 PUBLICATIONS   15 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Dermatology and Neurology View project

mTOR and Epilepsy View project

All content following this page was uploaded by Shahdevi Nandar on 14 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TINJAUAN PUSTAKA

SINYAL NEURON

NEURONAL SIGNALING

Shahdevi Nandar Kurniawan*

*Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya / RSSA, Malang


pISSN : 2407-6724 ● eISSN : 2442-5001 ● http://dx.doi.org/10.21776/ub.mnj.2015.001.02.7 ● MNJ.2015;1(2):85-95
● Received 23 October 2014 ● Reviewed 23 November 2014 ● Accepted 23 January 2015

ABSTRAK
Proses intrasel di neuron dimulai saat sinyal kimia ekstrasel seperti neurotransmiter, melekat di reseptor
yang spesifik yang kemudian akan mengaktifkan kaskade reaksi intrasel termasuk disini adalah protein
GTP, second messenger, protein kinase, kanal ion dan protein efektor lainnya yang akan merubah sesaat
keadaan fisiologi dari sel target. Sinyal intrasel ini juga akan merubah dalam jangka panjang dengan
mengganggu transkripsi gen sehingga akan merubah komposisi protein sel target. Banyak komponen
terlibat pada sinyal intrasel ini yang akan mengontrol neuron, sehingga diperlukan koordinasi sinyal
elektrik dan kimiawi di dalam sistem saraf. Juga dibahas disini mengenai berbagai hantaran sinyal di
neuron, termasuk jalur sinyal, tipe reseptor, protein G dan target molekularnya, second messenger, target
second messenger, NGF/TrkA, long-term depression (LTD), dan fosforilasi tirosin hidrosilase.
Kata kunci : sinyal neuron, kalsium, long-term depression.

ABSTRACT
Intracellular processes in neurons begins when the extracellular chemical signals such as
neurotransmitters, attached at specific receptors which then activates a cascade of intracellular reactions
included herein are proteins GTP, second messengers, protein kinases, ion channels, and other effector
proteins that will change the instantaneous state of the physiology of the cell the target. The intracellular
signal will also change the long-term performance by interfering with the transcription of genes that will
change the protein composition of the target cell. Many components are involved in intracellular signal
that will control the neurons, so that the necessary coordination of electrical and chemical signals in the
nervous system. Also discussed here regarding the conducting various signals in neurons, including
signaling pathways, type receptors, G proteins and molecular targets, second messengers, the target of
second messengers, NGF/TrkA, long-term depression (LTD), and tyrosine phosphorylation hidrosilase.
Keywords: neuronal signaling, calcium, long-term depression.

Korespondensi: shahdevinandar@yahoo.com

PENDAHULUAN hipokampus dimana neuron di dalam sirkuit secara


konstan akan selalu tergantikan, hal ini dinamakan
Sistem saraf pusat terdiri dari sekitar satu triliun
neurogenesis.1,2
(1012) neuron yang terhubung satu dengan yang
lain yang membetuk jaringan komplek sebagai Salah satu tantangan dari ilmu neurosain adalah
neural circuit. Untuk berfungsi sebagai sirkuit, bagaimana menjelaskan suatu sinyal elektrik dan
neuron harus menerima dan memproses impuls kimiawi berefek terhadap aktivitas dari sel dalam
yang masuk kemudian merelai sinyal ke neuron sirkuit saraf, serta bagaimana sinyal berefek
lain. Proses menerima dan transmisi sinyal terhadap tingkah laku manusia atau behaviour.3
merupakan kunci dari suau neuron, dan proses ini
Untuk mengerti bagaimana otak berfungsi dan
terjadi di ujung neuron. Neural circuit ada dan
bagaimana suatu sinyal elektrik dan kimiawi
menetap selama fase perkembangan dan konstan
berubah pada kondisi patologis, akan diperlukan
selama dewasa. Perkecualian terdapat pada
pengetahuan mengenai apa itu neuron dan

85
86 | Sinyal Neuron
bagaimana mekanisme kerja dari neuron di dalam mempengaruhi komposisi protein dari sel target.
sirkuit saraf.4 Sejumlah besar komponen yang terlibat pada jalur
sinyal intraselular menyebabkan kontrol temporal
Sinyal elektrik dan kimia akan diterima dan
dan spatial pada fungsi neuron secara individual,
diteruskan oleh neuron ke sel yang lain. Di dalam
dengan demikian memberikan koordinasi aktivitas
neuron itu sendiri juga terjadi interaksi antara
elektrik dan kimiawi pada neuron yang terlibat
sinyal dan reseptor, reseptor bisa berada di
dalam sistem dan sirkuit neural.5
permukaan, di sitoplasma atau di nukleus. Proses
intrasel di neuron dimulai saat sinyal kimia Komunikasi kimia mengkoordinasi kerja dari sel
ekstrasel, seperti neurotransmitter, melekat di neuron dan glia pada proses fisiologis yang
reseptor yang spesifik yang kemudian akan bervariasi, dari diferensiasi daya ingat sampai
mengaktifkan kaskade reaksi intrasel termasuk pembelajaran. Sinyal molekular memediasi dan
disini adalah protein GTP, second messenger, mengatur semua fungsi otak. Untuk melakukan
protein kinase, kanal ion dan protein efektor komunikasi, beberapa jalur sinyal kimia yang
lainnya yang akan merubah sesaat keadaan bermacam-macam dan kompleks terlibat. Sinyal
fisiologi dari sel target. Sinyal intrasel ini juga akan kimia tidak terbatas pada sinap saja seperti terlihat
merubah dalm jangka panjang dengan pada gambar 1. Karakteristik lainnya dari
mengganggu transkripsi gen sehingga akan komunikasi kimia meliputi sinyal parakrin, yang
merubah komposisi protein sel target. Banyak berperan lebih luas daripada transmisi sinaptik dan
komponen terlibat pada sinyal intrasel ini yang melibatkan sekresi dari sinyal kimia menjadi
akan mengontrol neuron, sehingga diperlukan sebuah kelompok di dekat sel target, dan sinyal
koordinasi sinyal elektrik dan kimiawi di dalam endokrin, yang dimaksudkan untuk sekresi hormon
sistem saraf.5 ke aliran darah dimana hal ini dapat memberikan
efek ke seluruh tubuh.5
Sinyal dari satu sel neuron ke sel yang lain
ditransfer melalui zona khusus kontak antara Sinyal kimia dari berbagai macam membutuhkan
neuron yang dikenal sebagai sinap. Mekanisme tiga komponen yaitu sinyal molekular yang
komunikasi neuron dengan satu sama lain disebut menyampaikan informasi dari satu sel ke sel
transmisi sinap. Neurotransmisi kimiawi adalah lainnya; molekul reseptor yang mentransduksikan
mekanisme paling umum dalam komunikasi antar informasi yang diperlukan dengan sinyal; dan
neuron. Hal ini melibatkan pelepasan zat-zat kimia sebuah molekul target yang memediasi respon
(neutransmiter) dari terminal presnaptik yang selular (gambar 1). Bagian dari proses ini yang
kemudian mengeksitasi atau menghambat neuron terjadi pada sel target ini disebut sebagai tranduksi
sinyal intraselular. Contoh untuk transduksi dalam
Sinyal Molekular Antar Neuron konteks komunikasi intraselular adalah kejadian
Mekanisme sinyal elektrikal dan kimia sekuensial yang dipicu oleh transmisi sinaps
menyebabkan satu sel neuron mampu menerima kimiawi yaitu neurotransmiter yang berperan
dan meneruskan informasi ke sel lainnya. sebagai sinyal, reseptor neurotransmiter berperan
Mekanisme ini berfokus pada sinyal di dalam sebagai reseptor tranduksi, dan molekul target
neuron dan sel lainnya, yang distimulasi oleh adalah kanal ion yang diubah untuk menghasilkan
interaksi sinyal kimia dengan reseptornya. Proses respon elektrikal dari sel post-sinap. Pada banyak
intraselular dimulai ketika sinyal kimia intraselular, kasus, transmisi sinaptik mengaktivasi jalur
seperti neurotransmiter, hormon, dan faktor intraselular tambahan yang memiliki berbagai
tropik, berikatan dengan reseptor spesifk baik macam konsekuensi fungsional. Sebagai contoh,
pada permukaan ataupun di dalam sitoplasma ikatan dari neurotransmiter norepinefrin terhadap
atau nukleus dari sel target. Ikatan ini reseptornya mengaktivasi protein binding GTP,
mengaktivasi reseptor dan menstimulasi kaskade yang menghasilkan second messenger diantara
reaksi intraselular yang melibatkan protein target post-sinaptik, mengaktivasi kaskade
binding-GTP, molekul ‘second messenger’, protein enzimatik, dan akhirnya mengubah sifat kimiawi
kinase, kanal ion dan banyak protein efektor dari berbagai macam molekul target di antara sel
lainnya yang memodulasi perubahan temporer yang terkena.
dari kondisi fisiologis sel target. Jalur transduksi Keuntungan umum dari sinyal kimia baik pada
sinyal intraselular yang sama ini dapat juga intraselular maupun ekstraselular adalah
menyebabkan perubahan jangka lama dengan amplifikasi sinyal. Amplifikasi terjadi oleh karena
mengubah gen transkripsi. Sehingga
MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015
Sinyal Neuron | 87

reaksi sinyal tersebut dapat menghasilkan produk protein target (gambar 2). Amplifikasi serupa
molekular dengan jumlah yang lebih besar terjadi pada semua jalur transduksi sinyal. Karena
dibandingkan dengan sejumlah molekul yang proses transduksi seringkali dimediasi oleh
menginisiasi reaksi. Pada kasus sinyal norepinefrin beberapa reaksi enzimatik, masing-masing beserta
contohnya, molekul norepinefrin tunggal berikatan faktor amplifikasinya sendiri, sejumlah kecil
dengan reseptornya dapat menghasilkan ribuan molekul terutama dapat mengaktivasi sejumlah
molekul second messenger (seperti siklik AMP), besar molekul target.7
menyebabkan aktivasi puluhan ribu molekul dari

Gambar 1. Mekanisme sinyal kimiawi. (A) Bentuk-bentuk komunikasi kimia meliputi transmisi sinaptik, sinyal
parakrin, dan sinyal endokrin. (B) Komponen penting dari sinyal kimia adalah: sel-sel yang menginisiasi proses
dengan melepaskan molekul sinyal; reseptor spesifik pada sel target; molekul target second messenger; dan respon
.5
selular selanjutnya
Beberapa interaksi molekular memberikan metabolisme otot dan kondisi emosional. Untuk
informasi yang diteruskan dengan cepat, mengkode informasi yang sangat bermacam-
sementara lainnya lebih lambat dan bertahan macam, konsentrasi dari molekul sinyal yang
dalam waktu lama. Contohnya, kaskade sinyal relevan harus dikontrol dengan baik. Di sisi lain,
terkait dengan transmisi sinaptik pada konsentrasi setiap molekul dalam kaskade sinyal
neuromuscular junction membuat seseorang harus dikembalikan kepada nilai subtreshold
memberikan respon yang cepat dalam kondisi sebelum datangnya stimulus lainnya. Di samping
tertentu, seperti ketika dilempar bola, ketika itu, menjaga jalur sinyal intermediat tetap aktif
respon yang lebih lambat memicu hormon medula penting untuk respon selanjutnya. Beberapa level
adrenal (epinefrin dan norepinefrin) disekresikan dari interaksi molekuler akan memfasilitasi kapan
selama kejadian tersebut dan menghasilkan efek terjadinya suatu respon.7
yang lebih lambat (dan bertahan lebih lama) pada

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


88 | Sinyal Neuron
Gambar 2. Amplifikasi pada jalur transduksi sinyal. Aktivasi dari reseptor tunggal oleh sebuah molekul, seperti
neurotransmiter epinefrin, dapat menyebabkan aktivasi berbagai protein G di dalam sel. Protein teraktivasi ini dapat
berikatan dengan molekul sinyal lainnya, seperti enzim adenil siklase. Setiap molekul enzim yang teraktivasi
menghasilkan sejumlah besar dari molekul cAMP. cAMP berikatan dengan dan mengaktivasi kelompok enzim
lainnya, protein kinase, yang dapat memfosforilasi berbagai protein target. Sementara tidak setiap tahap pada jalur
5
sinyal melibatkan amplifikasi, hasil kaskade secara keseluruhan menghasilkan peningkatan potensi sinyal inisial.

Aktivasi Jalur Sinyal dimetabolisme dengan cepat atau karena


diinternalisasi oleh endositosis ketika molekul
Kaskade molekular dari jalur transduksi sinyal
tersebut pertama kali bertemu dengan
selalu diinisiasi oleh sebuah molekul sinyal kimia.
reseptornya.7
Beberapa molekul sinyal kimia dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelas: molekul sinyal
cell-impermeant, cell-permeant, dan cell- Molekul sinyal cell-permeant dapat melewati
associated (gambar 3). Kedua kelas yang pertama membran plasma untuk bekerja secara langsung
adalah molekul yang disekresikan dan hal ini dapat pada reseptor-reseptor yang ada di dalam sel.
berperan pada sel target yang jauh. Molekul sinyal Contohnya meliputi beberapa steroid
cell-impermeant terutama berikatan dengan (glukokortikoid, estradiol, dan testoteron) dan
reseptor yang berhubungan dengan membran sel. hormon tiroid (tiroksin), dan retinoid. Molekul
Ratusan molekul yang disekresikan telah sinyal ini relatif tidak larut pada cairan aueous dan
diidentifikasi, meliputi neurotransmiter, protein seringkali ditransportasikan di darah dan cairan
seperti faktor neurotropik, dan hormon peptida ekstraselular lewat ikatan dengan protein karier
seperti glukagon, insulin, dan berbagai hormon spesifik. Dalam bentuk ini, molekul ini akan
reproduktif. Molekul sinyal ini bertahan dalam bertahan dalam aliran darah dalam waktu berjam-
waktu pendek, karena molekul tersebut jam atau bahkan sampai berhari-hari.7\

Gambar 3. Tiga kelas dari molekul sinyal. (A) Molekul cell-impermeant, seperti neurotransmiter, tidak dapat
melewati membran plasma dari sel target dan harus berikatan dengan bagian ekstraselular dari protein reseptor
transmembran. (B) Molekul cell-permeant mampu melewati membran plasma dan berikatan dengan reseptor pada
sitoplasma atau inti dari sel target. (C) Molekul cell-associated dipresentasikan pada permukaan ekstraselular dari
membran plasma. Sinyal ini mengaktivasi reseptor hanya pada sel target jika molekul ini berada dekat dengan sel
5
sinyal.

Kelompok ketiga dari molekul sinyal kimia, molekul seperti integrin dan neural cell adhesion molecules
sinyal cell-associated, disusun pada permukaan (NCAMs) yang mempengaruhi pertumbuhan
ekstraselular dari membran plasma.Sebagai aksonal. Molekul sinyal yang berikatan dengan
hasilnya, molekul-molekul ini bekerja hanya pada membran lebih sulit untuk dipelajari, akan tetapi
sel-sel lainnya yang kontak secara fisik dengan sel penting dalam perkembangan neuronal dan
yang membawa sinyal. Contohnya meliputi protein keadaan lainnya dimana kontak fisik antarsel

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


Sinyal Neuron | 89

akanmemberikan informasi tentang identitas memfosforilasi protein target intraselular,


selular.7 seringkali residu tirosin pada protein ini,
menyebabkan perubahan fungsi fisiologis dari sel
Tipe Reseptor target. Termasuk dari kelompok reseptor ini
Sesuai dengan sifat alami dari sinyal inisiasi, respon adalah Trk dari reseptor neurotropin dan reseptor
selular ditentukan oleh adanya reseptor yang lainnya untuk faktor pertumbuhan.
secara spesifik berikatan dengan molekul sinyal.
G-protein-coupled receptor meregulasi reaksi
Ikatan dari molekul sinyal menyebabkan
intraselular dengan mekanisme indirek yang
perubahan konformasional pada reseptor, yang
melibatkan molekul transduksi intermediet, yang
kemudian akan memicu kaskade sinyal berikutnya
disebut GTP-binding protein (atau G-protein).
diantara sel yang terkena. Hal ini menunjukkan
Karena reseptor-reseptor ini semua memiliki
bahwa sinyal kimia dapat berperan baik pada
gambaran struktural yang
membran plasma atau di dalam sitoplasma (atau
nukleus) dari sel target, reseptor tersebut dapat sama dalam melewati membran plasma sebanyak
ditemukan pada kedua sisi membran plasma. 7 kali,
Reseptor untuk molekul membran impermeant
reseptor-reseptor ini dikenal dengan reseptor 7-
adalah protein membrane-spanning. Domain
transmembrane (atau reseptor metabotropik).
ekstraselular dari reseptor-reseptor tersebut
Ratusan dari G-protein linked receptor yang
meliputi sisi untuk berikatan dengan sinyal,
berbeda telah diidentifikasi. Contoh yang telah
sedangkan domain intraselular mengaktivasi
banyak dikenal meliputi reseptor β-adrenergik,
kaskade sinyal intraselular setelah sinyal tersebut
reseptor asetilkolin tipe muskarinik, reseptor
berikatan. Sejumlah besar reseptor-reseptor ini
glutamat metabotropik, reseptor untuk pembauan
telah diidentifikasi dan digolongkan menjadi
pada sistem olfaktori, dan berbagai macam tipe
kelompok berdasarkan mekanisme yang digunakan
reseptor untuk hormone peptida. Rhodopsin,
untuk mentransduksi ikatan sinyal menjadi respon
protein 7-transmembrane yang sensitive cahaya
selular (gambar 4).4,5
pada fotoreseptor retina, merupakan reseptor g-
Channel-linked receptor (juga disebut sebagai protein linked yang lainnya.7
ligand-gated ion channel) memiliki fungsi reseptor
Reseptor intraselular diaktivasi oleh molekul sinyal
dan tranduksi sebagai bagian dari molekul protein
cell-permeant atau lipofilik (gambar 4). Sebagian
yang sama. Interaksi dari sinyal kimia dengan
besar reseptor-reseptor ini menyebabkan aktivasi
reseptor menyebabkan pembukaan atau
dari kaskade sinyaluntuk memproduksi mRNA dan
penutupan dari pori-pori kanal ion di bagian yang
protein baru di sel target. Seringkali reseptor-
lain dari molekul yang sama. Hasil dari ion flux
reseptor ini berperan sebagai protein reseptor
mengubah potensial aksial membran dari sel
yang berikatan dengan kompleks protein inhibisi.
target, pada kasus yang sama, dapat juga
Begitu molekul sinyal melekat di reseptor, komplek
menyebabkan masuknya ion-ion Ca2+ yang
inhibisi akan berpisah untuk mengekspos domain
bertindak sebagai sinyal second messenger
DNA pada reseptor. Bentuk reseptor yang
diantara sel.
teraktivasi kemudian dapat berpindah ke nukleus
Enzym-linked receptor juga memiliki reseptor dan secara langsung berinteraksi dengan inti DNA,
untuk ikatan ekstraselular untuk sinyal kimia. menghasilkan perubahan transkripsi. Beberapa
Domain intraselular dari reseptor-reseptor ini reseptor intraselular terletak pada sitoplasma,
adalah sebuah enzim yang mengkatalis aktivitas sementara yang lainnya terletak pada nukleus.
dimana enzim tersebut diregulasi oleh ikatan dari Pada kasus lainnya, setiap kali reseptor-reseptor
sinyal ekstraselular. Sebagian besar reseptor- ini teraktivasi maka akan berakibat pada ekspresi
reseptor ini adalah protein kinase yang gen dengan mempengaruhi transkripsi DNA.4,5

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


90 | Sinyal Neuron

Gambar 4. Kategori reseptor selular. Molekul sinyal membran-impermeant dapat berikatan terhadap dan
mengaktivasi baik channel-linked receptor (A), enzyme-linked receptor (B), atau G-protein-coupled receptor
5
(C).Molekul sinyal membran-permeant mengaktivasi reseptor intraselular (D).

Protein G Dan Target Molekularnya berikatan dengan reseptor tersebut dan


Baik G-protein linked receptor dan enzyme-linked menyebabkan GDP digantikan dengan GTP
receptor dapat mengaktivasi kaskade reaksi kimia (gambar 5). Ketika GTP berikatan dengan protein
yang bisa mengubah fungsi dari protein target. G, subunit α berdisosiasi dari kompleks βγ dan
Untuk kedua tipe reseptor ini, kopling antara mengaktivasi protein G. Aktivasi berikutnya, kedua
aktivasi reseptor dan efek selanjutnya adalah subunit α yang berikatan dengan GTP dan
protein GTP-binding. Ada dua kelompok umum kompleks βγ yang bebas dapat berikatan dengan
dari protein GTP-binding (gambar 5). Protein efektor molekul yang memediasi berbagai macam
heterotrimeric-G terdiri dari tiga subunit yang respon pada sel target.5,8
berbeda (α, β, dan γ). Ada banyak perbedaan
Kelas kedua dari GTP-binding protein adalah
subunit α, β, dan γ, menyebabkan banyaknya
protein G monomerik (juga disebut dengan protein
jumlah permutasi protein G. Sesuai dengan
G kecil). GTPase monomerik ini juga
komposisi spesifik dari protein G heterotrimerik,
menghantarkan sinyal dari reseptor permukaan sel
subunit α berikatan pada nukleotida guanin, baik
yang teraktivasi ke target intraselular seperti
itu GTP maupun GDP. Ikatan GDP akan
sitoskeleton dan vesicle trafficking apparatus dari
mengakibatkan subunit α untuk berikatan dengan
sel. Protein G kecil pertama telah ditemukan pada
subunit β dan γ untuk membentuk trimer inaktif.
virus yang menyebabkan tumor sarkoma pada
Ikatan dari sinyal ekstraselular terhadap G protein-
tikus dan dengan demikian disebut dengan ras. Ras
coupled-receptor mengakibatkan protein G untuk

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


Sinyal Neuron | 91

adalah sebuah molekul yang membantu Sinyal dengan protein G heterotrimerik maupun
meregulasi diferensiasi dan proliferasi sel dengan monomerik akan diakhiri dengan hidrolisis GTP
menghantarkan sinyal dari reseptor kinaseke menjadi GDP. Kecepatan hidrolisis GTP merupakan
nukleus; bentuk viral dari ras adalah bersifat bagian penting dari protein G, kecepatan ini dapat
defektif, yang terhitung sesuai kemampuan virus diregulasi oleh protein lainnya, dikenal sebagai
untuk menyebabkan proliferasi sel yang tidak GTPase-activating proteins (GAPs).Dengan
terkontrol dan menyebabkan tumor. Kemudian, mengganti GTP dengan GDP, GAPs mengembalikan
sejumlah besar dari GTPase kecil dapat protein G menjadi bentuk inaktif. GAPs pertama
diidentifikasi dan dipilah menjadi lima subfamili kali dikenali sebagai regulator dari protein G kecil,
yang berbeda dengan fungsi-fungsi yang berbeda. akan tetapi baru-baru ini protein serupa telah
Untuk singkatnya, beberapa terlibat dalam vesicle ditemukan untuk meregulasi subunit α dari protein
trafficking dalam terminal presinaptik atau dimana G heterotrimerik. Oleh karena itu, fungsi protein G
pun di dalam neuron, sementara yang lainnya monomerik dan trimerik sebagai penghitung
memainkan peranan sentral pada trafficking molekular yang aktif pada kondisi berikatan
protein dan RNA di dalam maupun luar nukleus. 5,8 dengan GTP, dan menjadi inaktif ketika telah
terhidolisis dari GTP menjadi GDP (gambar 5).

Gambar 5. Tipe-tipe protein GTP-binding. (A) Protein heterotrimerik G yang terdiri dari tiga subunit yang berbeda
(α, β, dan γ). Aktivasi reseptor menyebabkan ikatan dari protein G dan subunit α untuk mengubah GDP menjadi
GDP, menyebabkan disosiasi subunit α dan βγ.Aksi biologis dari protein G diakhiri oleh hidrolisis GTP, yang
dipercepat dengan protein GTPase-activating (GAP). (B) Protein monomerik G menggunakan mekanisme yang
serupa untuk menghantarkan sinyal dari reseptor permukaan sel yang teraktivasi ke target intraselular. Ikatan GTP
menstimulasi aksi biologis dari protein G ini, dan aktivitasnya diakhiri dengan hidrolisis GTP, yang juga diregulasi oleh
5
protein GAP.

Protein G yang teraktivasi mengubah fungsi dari Protein G dapat juga secara langsung berikatan
efektor-efektor di bawahnya. Sebagian besar dengan dan mengaktivasi kanal ion. Sebagai
efektor ini adalah enzim-enzim yang menghasilkan contohnya, beberapa neuron, seperti sel otot
second messenger intraselular. Enzim efektor jantung, memiliki G-protein-coupled receptor yang
meliputi adenilsiklase, guanilsiklasi, fosfolipase C, mengikat asetilkolin. Karena reseptor-reseptor ini
dan lain-lainnya (gambar 6). Second messenger juga diaktivasi oleh muskarinik agonis, maka
yang dihasilkan oleh enzim ini memicu kaskade molekul tersebut juga disebut sebagai reseptor
sinyal biokimia kompleks. Oleh karena setiap muskarinik. Aktivasi dari reseptor muskarinik dapat
kaskade ini diaktivasi oleh subunit protein G membuka gerbang K+, dengan demikian akan
spesifik, jalur tersebut diaktivasi oleh reseptor menghambat aksi aksi potensial neuron atau
khusus yang ditentukan dengan identifikasi spesifik memperlambat kontraksi sel-sel otot. respon
dari subunit protein G yang terkait dengannya.9 inhibisi ini terjadi sebagai hasil dari ikatan protein

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


92 | Sinyal Neuron
G subunit beta gamma dengankatup K+. Aktivasi protein G dan target mereka menimbulkan
subunit bermacam-macam respon fisiologis. Protein G
dapat mempengaruhi aksi potensial membran sel
alfa juga dapat menyebabkan penutupan cepat
target dengan cara mengatur secara langsung
gerbang Ca2+ dan Na+. Karena menyebabkan
gerbang katup ion.4,5
timbulnya aksi aksipotensial maka penutupan
katup-katup ini menyebabkan makin sulitnya sel Second Messenger
sel target untuk melakukan aksi potensial. Neuron menggunakan bermacam-macam second
messenger sebagai sinyal intraseluler. Pengiriman
Sebagai kesimpulan, ikatan sinyal-sinyal kimia pada
ini memiliki mekanisme yang berbeda tergantung
reseptor mengaktifkan rantai transduksi sinyal di
oleh produksi dan pembuangan, downstream di sel
sitosol sel target.Dalam rantaian ini, protein G
target, dan efek yang terjadi. Bagian ini akan
berperan sangat penting sebagai elemen
membahas sifat-sifat mendasar dari second
transduksi molekuler yang memasangkan reseptor
messengers (tabel 1).5
membran pada efektor sel. Banyaknya macam

Gambar 6. Jalur efektor terkait dengan G-protein-coupled receptor. Pada ketiga contoh yang ditunjukkan berikut
ini, ikatan neurotransmiter terhadap reseptor tersebut menyebabkan aktivasi dari protein G dan keterlibatan jalur
5
second messenger berikutnya. Gs, Gq, dan Gi termasuk dalam tiga tipe yang berbeda dari protein G heterotrimerik.
5
Tabel 1. Second messenger di neuron
Second
Sumber Target intraseluler Mekanisme pengeluaran
messenger
Membran plasma: penukar
Membran plasma: katub gerbang 2+
2+ Kalmodulin, protein kinase, Na+/ Ca
voltage Ca , bermacam-macam 2+
2+ protein fosfatase, katup ion, Pompa Ca
Ca katup gerbang ligand
sinaptotagmin, protein Retik endoplasma: pompa
Retikulum endoplasma: reseptor 2+ 2+
pengikat Ca yang lain Ca
IP3, reseptor rianodin
Mitokondria
Protein kinase, katup gerbang
Cyclic AMP Adenil siklase yang ber-ATP cAMP fosfodiesterase
siklik nukleotida
Protein kinase G, katup
Siklik GMP Guanil siklase yang ber-GTP cGMP fosfodiesterase
gerbang siklik nukloetida
Reseptor IP3 di retikulum
IP3 Fosfolipase C ber-PIP2 Fosfatase
endoplasma
Diasil
Fosfolipase C ber-PIP2 Protein kinase C Bermacam-macam enzim
gliserol

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


Sinyal Neuron | 93

NGF/TrkA. listrik ini, transmisi sinaptik PF juga menghasilkan


dua second messenger dalam sel Purkinje.
Yang pertama dari jalur ini ialah sinyal oleh nerve
Glutamat yang dilepaskan oleh PF mengaktivasi
growth factor (NGF). Protein ini merupakan
reseptor glutamat metabotropik, yang
anggota famili faktor pertumbuhan neurotropin
menstimulasi fosfolipase C untuk menghasilkan IP3
dan diperlukan untuk diferensiasi, kelangsungan
dan DAG. Ketika sinaps PF sendiri menjadi aktif,
hidup, dan hubungan sinaptik neuron simpatis dan
sinyal intraselular ini tidak cukup untuk membuka
sensoris. NGF bekerja dengan mengikat reseptor
reseptor IP3 atau untuk menstimulasi PKC.5,12
tirosin kinase yang berafinitas tinggi, TrkA,
ditemukan pada membran plasma sel target
(gambar 7). Ikatan NGF menyebabkan reseptor
TrkA berdimerisasi, dan aktivitas tirosin kinase
intrinsik dari setiap reseptor kemudian
memfosforilasikan reseptor pasangannya.
Reseptor TrkA yang terfosforilasi merangsang
kaskade ras, menghasilkan suatu aktivasi beberapa
protein kinase. Beberapa kinase ini bertranslokasi
menuju nukleus untuk mengaktivasikan aktivator
transkripsi, seperti CREB. Komponen jalur NGF
yang berdasarkan ras ini terutama bertanggung
jawab dalam menginduksi dan mempertahankan
diferensiasi NGF-sensitive neuron. Fosforilasi TrkA
juga menyebabkan reseptor ini untuk
menstimulasi aktivitas fosfolipase C, yang
meningkatkan produksi IP3 dan DAG. IP3
menginduksi pelepasan Ca2+ dari retikulum
endoplasma, dan diasilgliserol mengaktivasi PKC.
Dua second messenger ini muncul untuk
Gambar 7. Mekanisme aksi dari NGF. NGF terikat
menargetkan banyak efektor yang sama seperti
dengan reseptor tirosin kinase, TrkA di membran
ras. Terakhir, aktivasi reseptor TrkA juga
plasma untuk menginduksi fosforilasi TrkA lewat dua
menyebabkan aktivasi protein kinase lainnya residu tirosin yang berbeda. Tirosin yang terfosforilasi
(seperti Akt kinase) yang menginhibisi kematian akan menginduksi protein yang akan mengaktifkan tiga
sel. Oleh karena itu, jalur ini terutama jalur sinyal : jalur PI 3 kinase yang mengaktivasi Akt
memperantarai NGF dependent survival dari kinase, jalur ras lewat MAP kinase dan jalur PLC untuk
2+
neuron simpatis dan sensoris.10,11 melepaskan Ca intrasel dan aktivasi PKC. Jalur ras dan
PLC utamanya untuk stimulasi diferensiasi neuron
Long-Term Depression (LTD) sedangkan PI 3 untuk survival dari sel.
5

Pengaruh beberapa sinyal intraselular dapat


diamati pada sinaps eksitatori yang menginervasi LTD diinduksi ketika sinaps PF diaktivasi pada
sel-sel Purkinje di serebelum. Sinap-sinap waktu yang sama dengan glutamatergic climbing
merupakan bagian penting untuk hantaran fiber synaps yang juga menginervasi sel-sel
informasi yang menuju korteks serebelar, yang Purkinje. Climbing fiber synaps menghasilkan
pada gilirannya akanmembantu banyak EPSP yang secara kuat mendepolarisasi
mengkoordinasikan gerakan motorik. Salah satu membran sel Purkinje. Depolarisasi akan
sinap tersebut ialah di antara parallel fibers (PF) menyebabkan Ca2+ masuk ke sel Purkinje melalui
dan target sel Purkinje. LTD merupakan suatu kanal voltage-gate Ca2+. Ketika kedua sinap
bentuk plastisitas sinaptik yang menyebabkan teraktivasi secara simultan, konsentrasi Ca2+ akan
sinaps PF menjadi kurang efektif. Ketika PF meningkat disebabkan oleh peningkatan
menjadi aktif, PF melepaskan neurotransmiter sensitifitas reseptor IP3. Pelepasan Ca2+ dari
glutamat ke dendrit sel-sel Purkinje. Proses ini retikulum endoplasma akan meningkatkan Ca2+ di
akan mengaktivasi reseptor tipe AMPA, yang dekat sinap PF. Peningkatan Ca2+ bersamaan
merupakan ligand-gated ion channel, dan dengan produksi DAG di sinap PF akan
menyebabkan EPSP kecil yang secara singkat mengaktifkan PKC, yang akan memfosforilasi
mendepolarisasikan sel Purkinje. Selain sinyal protein substrat, akan mengubah reseptor tipe
AMPA di sinap PF sehingga reseptor akan sedikit

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


94 | Sinyal Neuron
memproduksi sinyal elektrik hasil dari respon tirosin hidrosilase dan dapat menggambarkan
pelepasan glutamat di PF. Pelemahan di sinap PF bagaimana beberapa jalur berbeda bisa
adalah penyebab terjadinya LTD (gambar8). menjangkau untuk mempengaruhi enzim pokok
yang terlibat dalam transmisi sinap (gambar 9).12

Gambar 8. Sinyal di sinap serat paralel di serebelum. Gambar 9. Regulasi tirosin hidrosilase oleh protein
Glutamat dilepaskan oleh serat paralel akan fosforilasi. Enzim ini mengatur sintesis neurotransmiter
mengaktifkan baik reseptor tipe AMPA dan katekolamin di stimulasi oleh berbagai sinyal
metabotropik. Akhirnya memproduksi IP3 dan DAG 5
2+
intraselular.
didalam sel Purkinje. Berbarengan dengan naiknya Ca
akibat aktifitas climbing fiber synapses, IP3 KESIMPULAN
2+
menyebabkan Ca dilepaskan dari retikulum
2+
endoplasma, Ca dan DAG mengaktifkan PKC. Proses intrasel di neuron dimulai saat sinyal kimia
Keduanya akan mengubah reseptor AMPA untuk ekstrasel, seperti neurotransmitter, melekat di
5
memproduksi LTD. reseptor yang spesifik yang kemudian akan
mengaktifkan kaskade reaksi intrasel termasuk
Fosforilasi Tirosin Hidrosilase disini adalah protein GTP, second messenger,
Tirosin hidrosilase mengatur sintesis protein kinase, kanal ion dan protein efektor
neurotransmiter katekolamin : dopamin, lainnya yang akan merubah sesaat keadaan
norepinefrin, dan epinefrin. Sejumlah sinyal, fisiologi dari sel target. Sinyal intrasel ini juga akan
termasuk aktifitas listrik, transmitter neuron lain, merubah dalm jangka panjang dengan
dan NGF, meningkatkan laju sintesis katekolamin mengganggu transkripsi gen sehingga akan
dengan meningkatkan aktifitas katalitik tirosin merubah komposisi protein sel target. Banyak
hydrolas. Peningkatan yang cepat dari aktifitas komponen terlibat pada sinyal intrasel ini yang
tirosine hidrosilase karena fosforilasi enzim akan mengontrol neuron, sehingga diperlukan
ini.Tirosin hidrosilase adalah substrat untuk koordinasi sinyal elektrik dan kimiawi di dalam
beberapa protein kinase, termasuk PKA, CaMKII, sistem saraf.
MAP kinase, dan PKC. Fosforilasi menyebabkan Telah dibahas disini mengenai berbagai hantaran
perubahan konformasi yang akan meningkatkan sinyal di neuron, termasuk jalur sinyal, tipe
aktifitas katalitik tirosin hidrosilase. Stimuli yang reseptor, protein G dan target molekularnya,
meningkatkan cAMP, Ca2+, atau DAG semuanya second messenger, target second messenger,
bisa meningkatkan aktifitas tirosin hidrosilase dan NGF/TrkA, long-term depression (LTD), dan
dengan demikian meningkatkan laju biosintesis fosforilasi tirosin hidrosilase.
katekolamin. Regulasi ini dengan beberapa
sinyalyang berbeda bisa mengontrol aktifitas

MNJ , Vol.01, No.02, Juli 2015


Sinyal Neuron | 95

DAFTAR PUSTAKA Neuronal Sensitivity. NeuroMolecular


Medicine. 2005. 7:129-147.
1. Alberts B. Molecular Biology of the Cell. 5th ed.
9. Strock J, Diversé-Pierluissi M. Ca2+ Channels
Garland science, Taylor & Francis Group, USA.
As Integrators of G Protein-Mediated
2008.
Signaling in Neurons. Mol Pharmacol 2004.
2. Berridge J. Neuronal Signaling in Cell
66:1071–1076.
Signalling Biology. Module 10. Portland Press.
10. Dontchev VD, Letourneau PC. Nerve growth
USA. 2009.
factor and semaphorin 3A signaling pathways
3. Rogan SC, Roth BL. Remote Control of
interact in regulating sensory neuronal growth
Neuronal Signaling. Pharmacol Rev. 2011.
cone motility. J Neurosci. 2002. 1;22(15):6659-
63(2): 291–315.
69.
4. Firestein BL. Neuron Chemistry in
11. Cui Qi. Actions of Neurotrophic Factors and
Encyclopedia of Molecular Cell Biology and
Their SignalingPathways in Neuronal Survival
Molecular Medicine, Edited by Robert A.
and Axonal Regeneration. Molecular
Meyers, 2nd Ed, Wiley-VCH Verlag GmbH &
Neurobiology. 2006. 33(2):155–179.
Co. KGaA, Weinheim, USA. 2004.
12. Blank T, Nijholt I, Grammatopoulos DK,
5. Dale Purves. Neuroscience. 3rd Ed. Sinauer
Randeva HS,Hillhouse EW,Spiess J.
Associates, Inc. USA. 2008.
Corticotropin-Releasing Factor Receptors
6. Siegel A, Sapru HN. Essential neuroscience. Couple to Multiple G-Proteins to Activate
Second Ed. Lippincott Williams & Wilkins.
Diverse Intracellular Signaling Pathways in
USA. 2011. Mouse Hippocampus: Role in
7. Siegel GJ. Basic Neurochemistry, Molecular, NeuronalExcitability and Associative Learning.
Cellular and Medical Aspects, Seventh Ed, The Journal of Neuroscience. 2003. 23(2):700
Elsevier Academic Press, USA. 2006. –707.
8. Premont RT. Once and Future Signaling, G 13. Hansson E, Rönnbäck L. Glial neuronal
Protein-Coupled Receptor Kinase Control of signaling in the central nervous system. FASEB
J. 2003. 17(3):341-8
.

MNJ , Vol.02, No.01, Juli 2015

View publication stats

You might also like