Professional Documents
Culture Documents
Analisis Potensi Dan Arah Pengembangan Desa Pesisir Di Kabupaten Batu Bara
Analisis Potensi Dan Arah Pengembangan Desa Pesisir Di Kabupaten Batu Bara
Abstract: Batu Bara District is one of the coastal areas in North Sumatera which
has great economic potency. In 2012, PDRB per capita in Batu Bara District was
55.13 million rupiahs which was the highest PDRB in North Sumatera. However,
Batu Bara District still has complex problems such as high level of poverty and low
level of the quality of human resources in the coastal area. In organizing the
strategy of coastal area development in Batu Bara District, it is necessary to
conduct a research in order to identify the potency and the direction of its
development. Based on the analysis of village hierarchy with a scalogram (in order
to find out the relative performance of the development level of the coastal areas,
compared with the other villages), it was found that of 19 coastal villages in Batu
Bara District, only one of them, Tanjung Tiram village, was in the category of
hierarchy I (high development), seven of them were in the category of hierarchy II
(moderate development), and 11 of them were in the category of hierarchy III (low
development). Based on multivatriate analysis, it was found that there were three
clusters of village development with different characteristics. The direction of
development was adjusted to the characteristics of each area.
Abstrak: Batu Bara adalah salah satu daerah pesisir di Sumatera Utara yang
memiliki potensi ekonomi yang besar. Pada tahun 2012, PDRB per kapita di Batu
Bara District adalah 55.130.000 rupiah yang merupakan PDRB tertinggi di
Sumatera Utara. Namun, Batu Bara District masih memiliki masalah yang
kompleks seperti tingkat kemiskinan yang tinggi dan rendahnya kualitas sumber
daya manusia di wilayah pesisir. Dalam menyelenggarakan strategi pengembangan
wilayah pesisir di Batu Bara, perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi
potensi dan arah perkembangannya. Berdasarkan analisis hirarki desa (dalam
rangka untuk mengetahui kinerja relatif dari tingkat perkembangan wilayah pesisir,
dibandingkan dengan desa-desa lain), ditemukan bahwa dari 19 desa pesisir di Batu
Bara, hanya ada satu yaitu Desa Tanjung Tiram, berada di kategori hirarki I
(pengembangan tinggi), tujuh diantaranya berada di kategori hirarki II
(pengembangan moderat), dan 11 dalam kategori hirarki III (pembangunan
rendah). Berdasarkan analisis ditemukan bahwa ada tiga kelompok pembangunan
desa dengan karakteristik yang berbeda. Arah pengembangannya disesuaikan
dengan karakteristik daerah masing-masing..
111
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014
satu indikator yang dapat memberikan rupiah jauh lebih tinggi dibanding Sumatera
gambaran potensi tersebut adalah tingkat Utara secara umum yang sebesar 26,57 juta
PDRB per kapita, dimana Kabupaten Batu rupiah. Tingginya PDRB Kabupaten Batu
Bara adalah yang paling tinggi di Sumatera Bara ini disebabkan karena banyaknya
Utara. Pada Gambar 1 disajikan bahwa industri besar yang beroperasi termasuk
pada tahun 2012 PDRB perkapita salah satunya PT. Inalum.
Kabupaten Batu Bara sebesar 55,13 juta
60 55,13
50,06 49,89
50 44,14 44,21
39,72
Jutaan Rp.
40
30 26,57
23,99 22,68
21,11 20,24 20,38
17,85 16,33 18,12
20 14,09 15,71
12,67
10
0
2010 2011 2012
Asahan Simalungun Serdang Bedagai Medan Batu Bara Sumut
Gambar 1. PDRB Perkapita Batu Bara dan Beberapa Daerah di Sumatera Utara,
Tahun 2010-2012
Potensi besar yang yang ada di Kabupaten Batu Bara ini belum sepenuhnya dinikmati
oleh masyarakatnya, salah satunya ditunjukkan dengan masih tingginya angka kemiskinan. Pada
tahun 2012 tercatatkemiskinannya sebesar 11,24 persendan lebih tinggi dari rata-rata Sumatera
Utara yang sebesar 10,41 persen. Pada Gambar 2 berikut disajikan perkembangan persentase
penduduk miskin Batu Bara dan Sumatera Utara dari Tahun 2007-2012.
20 17,89
18
16 13,9 13,64
14 12,55 12,87 12,29
11,51 11,31 11,67 11,24
12 10,83 10,41
Persen
10
8
6
4
2
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
112
Dadan Supriadi, Agus Purwoko, Kasful Mahalli: Analisis Potensi dan Arah…
76
75,13
75 74,65
74,19
73,8
74 73,29
72,78 72,71
73
72,08
72 71,62
71,25
70,98
71 70,55
70
69
68
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tingginya tingkat kemiskinan serta 39,74 persen dan masih ada sekitar 20,16
rendahnya kualitas sumberdaya manusia di persen penduduk dewasa di pesisir
Kabupaten Batu Bara sangat mungkin Kabupaten Batu Bara yang tidak pernah
merupakan kontribusi dari daerah pesisir. sekolah atau tidak tamat SDdan hanya
Sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa 40,10 persen saja yang berpendidikan
daerah pesisir Kabupaten Batu Bara identik minimal tamat pendidikan dasar (SLTP),
dengan kemiskinan, kualitas sumberdaya kondisi tersebut tentunya sangat
manusia yang rendah, sanitasi yang buruk, mengkhawatirkan.
infrastruktur yang terbatas dan kondisi
buruk lainnya. Pada Tabel 2disajikan Tabel 1. Perbandingan Tingkat
informasi terkait tingkat kemiskinan Kesejahteraan dan Pendidikan
(persentase penerima BLT 2011) dan Penduduk Desa Pesisir dan
tingkat pendidikan (ijazah tertinggi yang Bukan Desa PesisirKabupaten
dimiliki dan tingkat buta huruf) yang Batu Bara
Bukan
dibedakan menurut desa pesisir dan desa Indikator
Desa
desa Total
bukan pesisir. Berdasarkan kaca mata pesisir
pesisir
kemiskinan mikro hasil PPLS (Pendataan [1] [2] [3] [4]
Program Perlindungan Sosial) Tahun 2011 Persentase Penerima
55,10 37,89 41,16
yang dilakukan oleh BPS, persentase BLT 2011
Tingkat Buta Huruf (%),
rumahtangga di desa pesisir Kabupaten 2010
6,66 3,30 4,16
Batu Bara yang menerima BLT mencapai Ijazah Tertinggi yang
55,10 persen jauh lebih tinggi dibanding Dimiliki (%), 2010
kondisi di desa bukan pesisir yang sebesar • Tidak/belum
20,16 12,41 14,38
37,89 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Tamat SD
• Tamat SD 39,74 33,47 35,06
tingkat kesejahteraan masyarakat desa
• Tamat SLTP 21,10 25,58 24,44
pesisir jauh lebih rendah dibanding • Tamat SLTA 16,56 24,78 22,69
masyarakat desa lainnya. • Tamat Perguruan
2,44 3,77 3,43
Berdasarkan data Sensus Penduduk Tinggi
Tahun 2010, dilihat dari kemampuan Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, (Data
membaca dan menulis, tingkat buta Diolah)
penduduk di desa pesisir jauh lebih tinggi
dibanding penduduk di desa bukan pesisir Salah satu upaya untuk mengejar
yaitu 6,66 persen dibanding 3,30 persen. ketertinggalan desa pesisir Kabupaten Batu
Selain itu ditinjau dari tingkat pendidikan Bara ini adalah dengan melakukan
yang ditamatkan, penduduk 15 tahun keatas pengembangan. Dalam rangka
di desa pesisir Kabupaten Batu Bara pada pengembangan desa pesisir, terlebih dahulu
umumnya hanya tamat SD yaitu mencapai harus diketahui akar permasalahan dan
potensinya masing-masing yang selanjutnya
113
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014
114
Dadan Supriadi, Agus Purwoko, Kasful Mahalli: Analisis Potensi dan Arah…
115
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014
spasial secara lebih jelas dalam bentuk (invers persentase penerima BLT,
visualisasi (peta) mengenai beberapa hasil invers jumlah penderita gizi buruk dan
analisis tingkat perkembangan dan potensi surat keterangan miskin). Hanya satu
sumberdaya wilayah pesisir berdasarkan desa pesisir di Kabupaten Batu Bara
hasil analisis skalogram, analisis termasuk dalam hierarki I yaitu Desa
multivariate untuk menyusun strategi Tanjung Tiram. Pada umumnya desa
pengembangan dan pengelolaan desa-desa yang termasuk dalam hierarki I selain
pesisir Kabupaten Batu Bara sesuai dengan memiliki sarana dan prasarana yang
potensi dan tingkat perkembangannya lengkap dibanding hierarki II dan III,
dimana hal ini sesuai dengan tujuan ketiga mempunyai lokasi dekat pusat
penelitian. kabupaten, pemukiman teratur, tingkat
kesejahteraan masyarakat tinggi dan
HASIL DAN PEMBAHASAN aksesibilitas yang baik.
Perbandingan Keragaan Relatif Tingkat 2) Hierarki II, termasuk Wilayah dengan
Perkembangan Desa Pesisir dengan Desa tingkat perkernbangan sedang. Pada
Lainnya Di Kabupaten Batu Bara hieraki II ditunjukkan oleh tingkat
Berdasarkan hasil analisis skalogram sarana dan prasarana yang tersedia di
diketahui bahwa bahwa nilai rataan Indeks wilayah tersebut lebih sedikit dari
Perkembangan Desa (IPD) adalah sebesar hierarki I dan jarak dari masing-
40,02 dengan standar deviasi (Stdev) masing wilayah terhadap pusat-pusat
sebesar 10,26 dan, sehingga desa yang pelayanan agak lebih jauh dari hierarki
tergolong dalam hierarki I adalah yang I. Desa-desa pada hierarki II memiliki
mempunyai IPD > 60,93; hierarki II tingkat kehidupan relatif kurang maju
mempunyai IPD antara 40,02 hingga 60,93 dibanding dengan desa-desa yang ada
dan hierarki III mempunyai nilai IPD < pada hierarki I. Jumlah desa di
40,02. Berikut disajikan secara lebih Kabupaten Batu Bara yang termasuk
lengkap hasil dari analisis skalogram, yaitu dalam hierarki II sebanyak 30 desa dan
: desa pesisir yang masuk dalam hierarki
1) Hierarki I, merupakan wilayah dengan ini sebanyak 7 desa yaitu: Ujung
tingkat perkembangan maju. Wilayah Kubu, Bogak, Pangkalan Dodek,
ini dicirikan oleh indeks Perupuk, Guntung (Lima Puluh),
perkembangan desa paling tinggi dan Pangkalan Dodek Baru, Mesjid Lama.
ditentukan oleh jumlah ketersediaan Hierarki III, termasuk Wilayah
sarana dan prasarana yang cukup dengan tingkat perkembangan rendah. Pada
memadai, terutama sarana pendidikan hieraki III ditunjukkan oleh tingkat sarana
(sekolah TK, SD, SLTP, SLTA), dan prasarana yang tersedia di wilayah
sarana dan tenaga kesehatan (jumlah tersebut relatif sangat kurang dan jarak dari
puskesmas, puskemas pembantu, masing-masing desa terhadap pusat-pusat
apotik, tenaga kesehatan yang menetap pelayanan relatif jauh sehingga untuk
di desa dan sebagainya), sarana mengakses ke pusat-pusat pelayanan relatif
komunikasi, sarana perekonomian lebih sulit dibanding dengan desa-desa yang
(industri kecil/makro, pasar permanen, ada pada hierarki I dan II. Jumlah desa di
minimarket, koperasi dan lainnya), Batu Bara yang masuk dalam hierarki III
kualitas pemukiman (invers berjumlah 56 desa dan 11 diantaranya
pemukiman kumuh), jarak dari adalah desa pesisir yaitu: Lalang, Gambus
masing-masing wilayah terhadap pusat Laut, Lima Laras, Kwala Tanjung, Durian,
pelayanan relatif dekat sehingga untuk Dahari Selebar, Guntung (Tanjung Tiram),
mengakses ke pusat pelayanan tersebut Bagan Baru, Medang, Nenas Siam, Kwala
menjadi lebih mudah, serta tingkat Indah.
kesejahteraan masyarakat setiap desa
116
Dadan Supriadi, Agus Purwoko, Kasful Mahalli: Analisis Potensi dan Arah…
117
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014
80,00
71,58 71,58
62,58
60,00
20,00
-
Nilai Rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum
Desa Pesisir Desa Bukan Pesisir Desa Keseluruhan
Gambar 5. Perbandingan Nilai Rata-Rata, Minimum Dan Maksimum IPD Antara Desa Pesisir dan
Bukan Pesisir Serta Desa Umumnya di Kabupaten Batu Bara
118
Dadan Supriadi, Agus Purwoko, Kasful Mahalli: Analisis Potensi dan Arah…
Untuk lebih memudahkan dalam interpretasi dan analisis terhadap faktor utama, pada
bagian selanjutnya setiap faktor utama didekati dengan penjelasan sebagai berikut:
Faktor 1 : Akses terhadap pusat pemerintahan (kecamatan)
Faktor 2 : Jumlah sarana pendidikan dasar (TK, SD, SMP)
Faktor 3 : Akses terhadap rumah sakit terdekat
Faktor 4 : Jumlah dan akses terhadap pendidikan menengah (SMA)
Faktor 5 : Jumlah dan akses terhadap sarana kesehatan dasar (puskesmas pembantu)
Faktor 6 : Jumlah sarana ekonomi (jumlah industri kecil/makro dan pertokoan)
Faktor 7 : Kualitas lingkungan ( persentase rumahtangga kumuh)
Faktor 8 : Partisipasi masyarakat (jumlah lembaga non profit)
Faktor 9 : Jumlah tenaga perlindungan masyarakat (Linmas)
Faktor 10 : Jumlah minimarket
Faktor 11 : Jumlah puskesmas
Faktor 12 : Tingkat kesejahteraan (jumlah surat keterangan miskin yang keluarkan)
Faktor 13 : Akses terhadap sarana pendidikan dasar
119
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014
2,0
1,0
0,0
Cluster 1
-1,0 Cluster 2
-2,0 Cluster 3
-3,0
-4,0
120
Dadan Supriadi, Agus Purwoko, Kasful Mahalli: Analisis Potensi dan Arah…
Jumlah desa di Kabupaten Batu Bara rendah. Adapun ciri-ciri dari cluster ini
yang masuk dalam cluster II sebanyak 32 berdasarkan hasil analisis kelompok antara
desa dimana 4 diantaranya adalah desa lain: tingkat kesejahteraan penduduk rendah
pesisir. Secara umum karakteristik cluster ditandai dengan jumlah SKM yang
ini ditandai dengan tingkat kesejahteraan dikeluarkan kantor desa paling tinggi
penduduk paling tinggi yang ditunjukkan dibanding cluster lainnya, sarana ekonomi
dengan jumlah surat keterangan miskin kurang memadai dibanding cluster lainnya,
(SKM) yang keluarkan lebih sedikit kualitas lingkungan paling rendah yang
dibanding cluster I dan III, jumlah sarana ditandai dengan persentase keluarga di
pendidikan dan kesehatan memadai yang lingkungan kumuh yang paling tinggi, dan
dapat dilihat dari jumlah sekolah SD, SMP partisipasi masyarakat lebih rendah
dan SMA serta Puskesmas yang cukup, dibanding cluster lainnya serta akses
sarana ekonomi yang perlihatkan melalui terhadap pusat pemerintahan paling rendah
jumlah industri kecil/mikro dan pertokoan dibanding cluster lainnya. Jumlah desa di
yang lebih memadai dibanding cluster Kabupaten Batu Bara yang termasuk dalam
lainnya, kualitas lingkungan paling baik cluster III sebanyak 18 desa dan 5
yang ditandai persentase keluarga yang diantaranya adalah desa pesisir.
tinggal di lingkungan kumuh lebih kecil
dibanding cluster I dan III, serta partisipasi Analisis Arahan PengembanganMasing-
masyarakat paling tinggi yang dapat dilihat Masing ClusterPerkembangan Desa
dari jumlah lembaga non profit (organisasi Pesisir
kemasyarakatan, sosial, LSM dll) pada Berdasarkan karakteristik yang
cluster II lebih banyak dibanding cluster I berbeda inilah maka harus dikembangkan
dan III, selain itu akses terhadap pusat pola pendekatan kebijakan yang bersifat
pemerintahan dalam hal ini kantor camat spesifik sesuai dengan
cukup baik. clusterperkembangan desa masing-masing
Jumlah desa yang termasuk cluster I untuk mewujudkan pertumbuhan yang
sebanyak 50 desa (10 diantaranya adalah berimbang dan saling memperkuat antar
desa pesisir) dengan karakteristik yaitu: wilayah di Kabupaten Batu Bara, juga
akses terhadap kantor camat paling baik, didasarkan atas prinsip strategi keterkaitan
jumlah sarana pendidikan dan kesehatan (linkages) antar kawasan.Hal ini dapat
yang kurang memadai, tingkat diwujudkan dengan mengembangkan
kesejahteraan penduduk sedang yang karakteristik fisik kawasan dengan
ditandai dengan jumlah SKM yang membangun berbagai infrastruktur fisik dan
dikeluarkan kantor desa lebih besar menciptakan kebijakan-kebijakan yang
dibanding cluster II, sarana ekonomi cukup mampu mendorong hal diatas.Berikut
memadai, kualitas lingkungan sedang yang disampaikan beberapa strategi
ditunjukkan dengan persentase keluarga pengembangan yang dapat diterapkan untuk
yang tinggal di lingkungan kumuh yang tiap cluster. Pada Tabel 4 disajikan
lebih rendah dibanding cluster III namun karakteristrik masing-masing cluster
lebih tinggi dibanding cluster, partisipasi perkembangan desa dan arah
masyarakat tergolong sedang. pengembangan yang sesuai dengan
Desa yang masuk cluster III adalah karakteristik masing-masing cluster.
desa yang memiliki tingkat perkembangan
121
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014
122
Dadan Supriadi, Agus Purwoko, Kasful Mahalli: Analisis Potensi dan Arah…
123
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 3, Juli 2014
124