1 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian

Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


Vol. 24, No.2, Agustus 2018, Hal 239-260
DOI:http://dx.doi.org/ 10.22146/jkn.30999
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 24 No. 2, Agustus 2018 Halaman 239-260

Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian Indikator Energi


Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional
Dari Daerah

Erkata Yandri
Sekolah PascasarjanaEnergi Terbarukan, Universitas Darma Persada
Pusat Studi Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada
email: erkata@gmail.com, erkata@pasca.unsada.ac.id

Ratna Ariati
Sekolah Pascasarjana Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada
Pusat Studi Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada
email: ratna.ariati@gmail.com

Riki Firmandha Ibrahim


Sekolah Pascasarjana Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada
email: r.firmandha@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this paper was to discussed how to developed the concept of Indonesia’s energy security model
with of Renewable Energy (RE) and Energy Efficiency (EE) programs.
To did this, there were four important concepts must be completed: reconceptualized the Indonesia’s energy
security model; explained the energy security (ES) relationship with the details of the indicator; explained the
potential of ET and EE in each sector; explained the role of local government in exploiting the potential of ET and EE.
As an archipelago country divided into several regions, in order to get accurate prediction, our result showed
that development Indonesian energy security models needed to be developed properly with more detailed indicators
of RE and EE. To pursued the goal of national energy policy, the potential of RE and EE in each province should be
utilized immediately, the role of local government was very important. The concept of detailed RE and EE indicators
would create a contribution for local governments in realizing national energy security.

Keywords: Energy Security, Local Government, Renewable Energy, Energy Efficiency, Detailed Indicators

ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas bagaimana mengembangkan konsep model keamanan
energi Indonesia dengan program Energi Terbarukan (ET) dan Efisiensi Energi (EE).
Untuk melakukan ini, ada empat konsep penting yang harus diselesaikan: mengkonsepkan kembali model
keamanan energi Indonesia; menjelaskan hubungan kemananan energi (ES) dengan perincian indikator; menjelaskan
potensi ET dan EE di masing-masing sektor; menjelaskan peran pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi
ET dan EE.
Sebagai negara kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi, analisis menunjukkan bahwa model
keamanan energi Indonesia perlu dikembangkan dengan indikator ET dan EE yang lebih rinci. Untuk mengejar
tujuan kebijakan energi nasional, potensi ET dan EE di setiap provinsi harus segera dimanfaatkan, maka peran

239
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

pemerintah daerah sangat penting. Konsep model indikator ET dan EE yang terperinci ini akan merupakan kontribusi
bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan keamanan energi nasional.

Kata Kunci: Keamanan Energi, Pemerintah Daerah, Energi Terbarukan, Efisiensi Energi, Indikator Rinci

PENGANTAR oleh pengguna/konsumen energi.Pengelolaan


Energi adalah salah satu kebutuhan energi di sisi penyediaan meliputi (1). Sumber
masyarakat yang tidak bisa lepas dari kehidupan daya energi tak terbarukan yang akan habis
sehari-hari, tidak hanya secara pribadi jika dieksploitasi secara terus menerus,
tapi juga dalam kehidupan berbangsa dan antara lain minyak bumi, gas bumi, batubara,
bernegara. Gangguan pasokan energi secara gambut, dan serpih bitumen; (2). Sumber daya
langsung akan mempengaruhi pertumbuhan energi terbarukan (ET) yang berkelanjutan
ekonomi dan pembangunan suatu negara. Oleh jika dikelola dengan baik, antara lain panas
karena itu, masing-masing negara memiliki bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran
strategi energi khusus untuk mengamankan dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan
pembangunan nasionalnya. Dalam kasus suhu lapisan laut; dan (3). Sumber energi baru
Indonesia, strategi energinya dituangkan yang dapat dihasilkan oleh teknologi baik
dalam bentuk Undang-Undang pada tahun yang berasal dari sumber energi tak terbarukan
2007, yaitu Undang-Undang No. 30 Tahun maupun sumber energi terbarukan, antara lain
2007 tentang Energi. Dalam pasal 2 Undang- nuklir, hydrogen, gas metana batu bara (coal
Undang tersebut secara jelas tercantum bed methane), batu bara tercairkan (liquefied
strategi pengelolaan energi yang pada coal), dan batubara tergaskan (gasified
prinsipnya didasarkan pada asas-asas manfaat, coal). Adapun pengelolaan energi di sisi
nasionalitas, efisiensi yang setara, nilai pemanfaatan baik yang menggunakan energi
tambah ekonomi, keberlanjutan, kesejahteraan secara langsung maupun tidak langsung dari
masyarakat, pelestarian lingkungan, keamanan sumber energi, diamanatkan untuk dilakukan
nasional, dan integritas. Prinsip-prinsip ini berdasarkan asas-asas pengelolaan yaitu: (1).
mengarah pada keberlanjutan pembangunan Mengoptimalkan seluruh potensi sumber
nasional dan keamanan energi atau disebut daya energi, (2). Mempertimbangkan aspek
Energy Security atau disingkat dengan ES. teknologi, sosial, ekonomi, konservasi, dan
Yang dimaksud dengan pengelolaan lingkungan; (3). Memprioritaskan pemenuhan
energi sebagaimana tercantum pada pasal kebutuhan masyarakat dan peningkatan
1 Ketentuan Umum dari Undang-Undang kegiatan ekonomi di daerah penghasil sumber
tersebut adalah penyelenggaraan kegiatan energi (Undang-Undang No 30, 2007).
penyediaan, pengusahaan, dan pemanfaatan Dengan strategi seperti tersebut di muka,
energi serta penyediaan cadangan strategis diharapkan tujuan pengelolaan energi untuk
dan konservasi sumber daya energi. Ketentuan mendukung pembangunan nasional baik
tersebut membawa pengertian bahwa sebagai bahan baku industri maupun sebagai
pengelolaan energi dilakukan mulai dari hulu bahan bakar dapat tercapai dan berkelanjutan
hingga hilir seluruh kegiatan yang terkait dalam arti dapat menjamin penyediaan dan
dengan energi atau dengan kata lain dari pemanfaatan energi untuk generasi sekarang
mulai penyediaan hingga pemanfaatan akhir dan yang akan datang. Pada kenyataannya,

240
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

Gambar 1
Perbandingan Konsumsi Energi Primer Per Jenis Sumber Energi Tahun 2006 Dan 2013

Sumber: Pusdatin ESDM, 2014

Sumber: Pusdatin ESDM, 2014

sebagaimana pada gambar 1, konsumsi energi Dalam perkembangannya telah terjadi


Indonesia baik energi primer maupun energi perubahan paradigma di bidang energi,
akhir terus meningkat dari tahun ke tahun yang semula dipandang hanya sebagai
sejak tahun 2006 sampai dengan 2013 secara komoditi yaitu dijual untuk meningkatkan
berturutan dengan rata-rata 3,2% (oil), 2,0% pendapatan yang digunakan untuk
(gas) dan 13,4% (coal), (Pusdatin ESDM, 2014). pembangunan nasional, kini langsung

241
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

Gambar 2
Konsumsi Energi Akhir Menurut Sektor Tahun 2013
(Tidak Termasuk Biomassa Tradisional)

Sumber: British Petroleum (BP), 2017.

dipergunakan sebagai modal pembangunan 17% dan 39% (dengan skenario Business as
untuk mencapai kemandirian energi (Harris, Usual) pada tahun 2025 dan 2050 (PP No 79
2018). Perubahan paradigma energi tersebut Tahun 2014).
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Kebijakan tersebut dianggap sangat
Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan ambisius. Diprediksi, konsumsi energi
Energi Nasional. Tujuan dari kebijakan akan terus meningkat tajam seiring dengan
ini adalah untuk mengoptimalisasikan pertumbuhan penduduk sekitar 1,49% per
pemanfaatan energi guna (1). Pembangunan tahun dan pertumbuhan ekonomi sekitar
ekonomi nasional; (2). Penciptaan nilai 5-7% per tahun (Badan Pusat Statistik, 2014;
tambah di dalam negeri; (3). Penyerapan BPPT, 2016), maka diperkirakan pada tahun
tenaga kerja; (4). Peningkatan porsi gas dan 2050, kontribusi energi terbarukan hanya bisa
batubara domestic dibanding ekspor; (5). mencapai 13,7% (untuk skenario tinggi), atau
Peningkatan sumber energi insitu (energi 14,9% (untuk skenario rendah). Karena itu,
baru terbarukan dan PLTU Mulut Tambang); dibutuhkan upaya besar dari semua pihak
(6). Peningkatan konektivitas energi. di dalam negeri, baik dari sisi penyediaan
Dengan kebijakan energi ini dimaksudkan maupun permintaan untuk mencapai tujuan
dapat mencapai target kontribusi energi tersebut.
terbarukan (ET) ke dalam bauran energi Kita dapat membandingkan dengan
nasional masing-masing sekitar 23% dan status konsumsi energi per sektor dan per
31% pada tahun 2025 dan 2050. Kebijakan jenis energi final, seperti yang ditunjukkan
ini juga bertujuan untuk menghemat konsumsi pada gambar 2 (British Petroleum (BP), 2017).
energi melalui efisiensi energi (EE) sebanyak Ini menunjukkan bahwa keamanan energi

242
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

Gambar 3
Tiga Demensi Trilemma Energi

Sumber: World Energy Council, 2017.

Indonesia cukup rentan dan lemah (Mujiyanto daya saing suatu negara. Rentannya dan
and Tiess, 2013),terutama dalam menghadapi lemahnya keamanan energi Indonesia dapat
trilemmaenergi (Gunningham, 2013). dilihat dari letaknya berdasarkan indeks
Keberlajutan energi (energy trilemma energi yang menduduki peringkat
sustainability) dari suatu negara, sebagaimana 75 dari 125 negara (World Energy Council,
ditunjukkan pada gambar 3, didasarkan pada 2017).
tiga demensi inti, yaitu (1). Energy security Te r l e p a s d a r i u p a y a y a n g t e l a h
(ES) yang merupakan pengelolaan efektif dilakukan oleh negara sampai dengan saat
dari pasokan energi primer domestik maupun ini untuk mengatasi trilemma energi tersebut,
sumber daya eksternal, infrastruktur energi dapat dikatakan bahwa capaian di bidang
yang andal, dan kemampuan penyediaan pengembangan energi terbarukan masih
energi untuk memenuhi kebutuhan saat ini sangat rendah. Sebagai gambaran 70 kontrak
maupun di masa yang akan datang; (2). Energy pengembangan energi baru terbarukan yang
equity yang dapat menyediakan akses energi ditandatangani oleh para pengembang dengan
dengan harga terjangkau bagi semua penduduk Perusahaan Listrik Negara pada tahun 2017,
di negara tersebut; (3). Environmental pada bulan Juli tahun 2018 sebanyak 45
sustainability yang mencakup pencapaian kontrak di antaranya dikuatirkan gagal
penyediaan dan pemanfaatan energi yang karena terkendala oleh tiadanya pendanaan,
efisien, pengembangan pasokan energi dari sebagaimana terlihat pada gambar 4 (Harris,
energi terbarukan dan sumber energi lain 2018).
yang rendah karbon. Menyeimbangkan ketiga Adapun pencapaian di bidang konservasi
demensi tersebut menimbulkan trilemma dan efisiensi energi walaupun belum
energi dan menjadi dasar kesejahteraan serta menggembirakan namun sudah menunjukkan

243
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

Gambar 4
Pencapaian Di Bidang Energi Baru Dan Terbarukan

Sumber: Harris, 2018.

kecenderungan yang membaik, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik


dapat dilihat pada gambar 5 (Dirjen EBTKE/ Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 (Peraturan
KESDM, 2017). Pemerintah RI, 2009). Dalam Peraturan
Peningkatan pemanfaatan energi baru dan tersebut Pemerintah bertanggung jawab
energi terbarukan diamanatkan oleh Undang- terhadap pelaksanaan konservasi energi
Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang secara nasional; pemerintah daerah propinsi
Energi kepada Pemerintah dan Pemerintah serta kabupaten/kota bertanggungjawab
Daerah sesuai dengan kewenangannya terhadap pelaksanaan konservasi energi
(UU Energi No. 30 Tahun 2007). Adapun sesuai dengan kewenangannya di daerah
amanat untuk melakukan konservasi energi masing-masing; pengusaha bertanggung
dibebankan kepada semua pengguna energi jawab untuk melaksanakan konservasi energi
pada seluruh tahapan pengelolaan energi. di setiap tahap pelaksanaan usaha dengan
Amanat tersebut tertuang dengan jelas pada menggunakan teknologi yang efisien energi
pasal 25 ayat 1 bahwa konservasi energi dan/atau menghasilkan produk dan/atau
menjadi tanggung jawab semua pihak yaitu jasa yang hemat energi; adapun masyarakat
pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha bertanggung jawab mendukung dan
dan masyarakat. melaksanakan program konservasi energi.
Penjabaran dari tanggung jawab semua Yang dimaksud dengan konservasi energi
pihak untuk melaksanakan Konservasi Energi sebagaimana didefinisikan pada Peraturan

244
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

Gambar 5
Pencapaian Di Bidang Konservasi Dan Efisiensi Energi

Sumber: Dirjen EBTKE/KESDM, 2017.

Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tersebut bersangkutan (UU Energi No. 30 Tahun
adalah upaya sistematis, terencana, dan 2007).
terpadu guna melestarikan sumber daya energi Selanjutnya, Presiden telah menetapkan
dalam negeri serta meningkatkan efisiensi Peraturan Presiden nomor 22/2017 tentang
pemanfaatannya. Salah satu parameter untuk Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
menilai efisiensi energi nasional adalah Rencana ini terdiri dari rencana aksi dari multi
intensitas energi yaitu jumlah konsumsi energi sektor untuk mencapai tujuan Kebijakan
per satuan produk domestik bruto (PDB). Energi Nasional (Peraturan Presiden RI,
Semakin rendah intensitas energi, semakin 2017). RUEN perlu dikembangkan lebih
baik efisiensi energinya.Indonesia memiliki lanjut oleh pemerintah daerah sebagai
intensitas energi yang lebih tinggi di sektor Rencana Umum Energi Daerah (RUED)
kimia dan petrokimia, sektor industri tekstil yang menjadi andalan terhadap keamanan
dan kulit dibandingkan dengan sektor industri energi nasional.
lainnya (Pappas, dkk., 2018). Keamanan energi merupakan bidang
Pada dasarnya kewenangan Pemerintah penelitian yang cukup aktif dalam beberapa
di bidang energi antara lain adalah membuat tahun terakhir, yang dibahas mulai dari konsep
peraturan perundang-undangan, menetapkan definisi, metodologi dan kerangka kerja untuk
kebijakan nasional, menetapkan dan menentukan dimensi, pemilihan indikator
memberlakukan standard dan prosedur. yang ditentukan dengan teknik tertentu (survei,
Kewenangan pemerintah propinsi di bidang wawancara, dll), dan pengembangan indeks
energi antara lain adalah membuat peraturan komposit, serta evaluasi dan penilaian sebagai
daerah propinsi, membina dan mengawasi perbandingan oleh suatu atau sekelompok
pengusahaan di lintas kabupaten/kota, negara, yang bisa dilihat dari berbagai makalah
serta menetapkan kebijakan pengelolaan di review (Johansson, 2013; Ang, dkk., 2015;
lintas kabupaten/kota. Adapun kewenangan Cherp and Jewell, 2011; Månsson, dkk., 2014;
pemerintah kabupaten/kota sama dengan Vivoda, 2010).
kewenangan pemerintah provinsi namun Karena ambigu dan memungkinkan
terbatas di wilayah kabupaten/kota yang beberapa interpretasi, topik keamanan energi

245
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

yang sangat multidisiplin ini disarankan untuk dari yang paling penting hingga yang kurang
dikategorikan menjadi beberapa perspektif, penting, tergantung dari jenis dan jumlah
yaitu: geopolitik, ekonomi, kebijakan, dan indikator yang digunakan.
teknologi, dengan strategi diversifikasi sangat Dengan kata lain, kompleksitas masalah
penting untuk memastikan keamanan energi keamanan energi saat ini tidak dapat diantisipasi
selama proses pasokan secara keseluruhan lagi dengan indikator sederhana dan umum,
(Kiriyama dan Kajikawa, 2014). sehingga diperlukan indikator yang kompleks,
Sejauh ini, tidak ada kesepakatan yang dengan tetap fokus pada prioritas dan objektifitas.
jelas dan tegas tentang definisi keamanan Idealnya, merancang keamanan energi suatu
energi, namun badan energi internasional bangsa harus disesuaikan dengan konteks
(I EA, I nternational Energy Agency) spesifik di suatu negara, seperti; kondisi khusus,
mendefinisikan bahwa keamanan energi tingkat perkembangan ekonomi, persepsi risiko,
sebagai ketersediaan sumber energi tanpa serta kekuatan sistem energi dan isu geopolitik
henti dengan harga terjangkau (International (Chester, 2010).
Energy Agency (IEA), 2018). Sebelumnya, Peluang untuk perbaikan keamanan
konsep keamanan energi suatu negara adalah energi masih terbuka lebar karena masih
untuk mengamankan akses terhadap sumber ada celah dan kebebasan untuk indikator
energi fosil, seperti minyak (Bielecki, 2002). tertentu (Ang, dkk., 2015). Intinya, bagaimana
Untuk menjawab tantangan keamanan Indonesia memperbaiki kemampuan internal
energi yang semakin kompleks, meningkatnya pada pasokan energi dengan mengurangi
kebutuhan energi dengan semakin menipisnya ketergantungan dari negara lain. Sebenarnya,
cadangan minyak dunia, dan meningkatnya analisis ilmiah tentang keamanan energi di
tekanan pada perubahan iklim global, yang Indonesia sudah dipublikasikan pertama
mencakup isu-isu seperti; volatilitas harga, kali pada tahun 2006 (Indonesia Institute for
rantai pasokan, stabilitas politik kawasan Energy Economics (IIEE), 2006).
penghasil minyak, kelestarian lingkungan, Untuk mendapatkan prediksi yang
energi terbarukan (ET), efisiensi energi akurat, maka model keamanan energi
(EE), dan sebagainya, berbagai model telah Indonesia perlu dikembangkan dengan
ditawarkan dengan menerapkan metode dan baik. Ini merupakan suatu tantangan nyata
teknik tertentu yang melibatkan berbagai dan juga kesempatan. Secara umum, model
indikator, disederhanakan menjadi indeks yang ada saat ini hanyalah hasil perhitungan,
komposit. cenderung sebagai analisis prediktif dengan
Diskusi tentang keamanan energi tidak tanpa memberikan gambaran umum dan solusi
terlepas dari topik model energi. Model terperinci tentang apa yang harus dilakukan.
adalah alat yang mudah digunakan untuk Dari hasil pencarian publikasi ilmiah yang
melakukan simulasi, karena tidak praktis membahas tentang Indonesia, baik regional
atau terlalu mahal dilakukan di dunia nyata. maupun nasional, tidak ada satupun yang
Model keamanan energi, seperti model secara khusus memberikan analisis lebih rinci
lainnya, merupakan representasi sederhana mengenai ET dan EE.
dari sistem nyata. Model bervariasi, mulai dari Dengan sistem otonomi daerah, maka
yang sederhana hingga yang kompleks, atau peran pemerintah daerah sangatlah penting.

246
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini,
membahas bagaimana memperbaiki konsep prinsip fokus dan prioritas bisa diaplikasikan,
model keamanan energi Indonesia dengan misalnya dalam jenis ET yang mana dan
teknik yang merinci indikator energi bersih, dimana, begitu juga dengan ES untuk sektor
dengan fokus pada peran pemerintah daerah yang mana dan dimana. Prinsip dan fokus
yang mendukung pengembangan ET dan EE. tersebut juga dilakukan untuk menjelaskan
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat hubungan EE dan ES.
tahap konsep penting yang harus diselesaikan, Keempat, menjelaskan peranan pemerintah
sebagai berikut. daerah dalam ES: Perlu memberikan gambaran,
Pertama, menjelaskan konsep bagaimana seharusnya pemerintah daerah
perincian indikator ES. Intinya, bagaimana bersikap dan bertindak sesuai dengan payung
mengubah fokus dan orientasi dari energi hukum yang sudah disediakan oleh pemerintah
fosil kepada pengembangan ET dan EE pusat, dalam menunjang ES secara nasional dari
pada sektor tertentu (sektor residensial, konsep ES secara lokal.
komersial, industri dan transportasi), dan
daerah tertentu (pedesaan / perkotaan, Jawa PEMBAHASAN
/ non-Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Konsep Perincian Indikator ET dan EE
Sulawesi, Maluku, Papua, dll.). Sebagai Menurut konsep asli penelitian ini,
negara berkembang dan kepulauan, yang umumnya untuk ET dan EE, keduanya dibuat
terbagi atas beberapa propinsi, dengan secara lebih rinci dengan notasi berdasarkan;
banyaknya daerah pedesaan di perbatasan Sektor (perumahan = R, komersial = C,
yang belum memiliki akses energi yang transportasi = T, industri = I), dan daerah
baik, maka pengembangan keamanan energi (Jawa = J, dari luar Jawa = OJ, meliputi pulau
Indonesia perlu dimodelkan secara berbeda Sumatera (OJS), Kalimantan (OJK), Sulawesi
(Urban, dkk., 2007). (OJC), Maluku (OJM), Papua (OJP), dll).
Kedua, menjelaskan hubungan ES Kemudian, khusus untuk ET, dapat dibagi
dengan detail indicator. Dalam hal ini mengacu menjadi: Surya (S) dan non-Surya (NS),
kepada Referensi yang dibuat oleh Sovacool yang dapat dipisahkan untuk Thermal (T) dan
and Mukherjee (2011), indikator ET secara Listrik /Electricity (E).
inklusif terdapat dalam dimensi utama, yaitu; Sebagai contoh, indikator yang
ketersediaan ( Av , availability), sedangkan EE menggambarkan ET di sektor industri
dalam dimensi pengembangan dan efisiensi memiliki notasi IET, atau lebih detail untuk
teknologi ( Ef .efficiency), melengkapi panas matahari (thermal) di Pulau Sumatera
k e t e r j a n g k a u a n ( Af , a f f o rd a b i l i t y ) , (luar Jawa) memiliki notasi OJSTIET.
kesinambungan ( Su , sustainability), dan tata Adapun untuk EE dapat dibagi menjadi:
kelola ( Go , governance). Process = P , Utility = U , Office = O .
Ketiga, menjelaskan hubungan antara Dengan demikian dapat dicontohkan, upaya
potensi ET / EE di daerah dengan ES: EE dalam proses pendinginan (cooling, C) di
Dalam pengembangan potensi ET dan ES, industri yang berada di Pulau Jawa memiliki
agar memberikan dampak dan hasil yang notasi; JCPIEE. Tabel 1 menunjukkan
jelas dalam keterbatasan alokasi waktu dan konsep umum untuk merinci ET dan EE

247
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

Tabel 1
Konsep Umum Merinci Untuk Semua Sektor

Sektor
Region / Pulau / Propinsi
Industry Commercial Residential Transport
                                 
Jabar &
Banten
Jawa

Jawa    
Jateng
   
Jatim
Aceh Energi Terbarukan Efisiensi Energi (Energy Efficiency)
(Renewable Energy)
Sumut Surya Non Surya Process Utility Office
Sumbr &
Sumatera Riau
Sumsel,
Jambi,
Solar Thermal

Bengkulu,
Photovoltaic

Compressor
Geothermal

Electronics
Machine
Biomass

Lighting
Cooling

Cooling
Outside Jawa (Luar Jawa)

Lampung Heating

Chiller
Others
Hydro

Ocean

Boiler
Wind

Bali
Bali / NTT
NT
Kalbar
Kalimantan Kalut,
Kalteng,
Kaltim
Sulut,
Sulteng, Electricity / Thermal Electricity / Oil / Gas / Coal
Sulawesi Gorontalo
Sulsel,                                  
Sultra
Maluku &    
Maluku Maluku
Utara
Papua &                                  
Papua Papua Barat
Total 34 propinsi dan 514 kota Total 24 divisi industri manufaktur
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2014; United Nation (UN), 2008.

untuk semua sektor; industri, komersial, daerah (Mary and Armawi, 2017). Didorong
perumahan, dan transportasi. oleh berbagai kebutuhan seperti untuk
Selain mendukung keamanan memenuhi kebutuhan mereka sendiri,
energi nasional, pengembangan ET oleh kesadaran akan isu lingkungan dan
pemerintah daerah dapat meningkatkan menciptakan lapangan kerja, banyak pihak
rasio elektrifikasi, mengatasi krisis listrik telah memulai pengembangan ET untuk
yang banyak terjadi di daerah, pembangunan memenuhi kebutuhan tersebut (Martono,
kawasan dengan pendekatan pusat ekonomi, 2016). Namun, cakupan pembangunan yang
sehingga dapat meningkatkan pendapatan lebih luas yang dihambat oleh beberapa

248
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

Tabel 2
Konsep Umum Merinci Dari Sektor Ke Energi Terbarukan (renewable energy)
Sektor
Industrial Commercial Residential Transportation
Energi Terbarukan
Surya Non Surya

Solar Thermal
Photovoltaic

Geothermal

Biomass
Hydro

Ocean

Other
Wind
Region / Pulau / Propinsi

Jabar & Banten


Jawa

Jawa Jateng
Jatim
Aceh
Sumut
Sumatera Sumbr & Riau

Electricity & Thermal


Sumsel, Jambi,
Outside Jawa (Luar Jawa)

Bengkulu, Lampung
Bali
Bali / NTT
NT
Kalbar
Kalimantan Kalut, Kalteng,
Kaltim
Sulut, Sulteng,
Sulawesi Gorontalo
Sulsel, Sultra
Maluku & Maluku
Maluku
Utara
Papua Papua & Papua Barat
Total 34 propinsi dan 514 kota Total 24 divisi industri manufaktur
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2014; United Nation (UN), 2008.

kendala, sepertinya kurang mendapat


dimana, Av , Ef , Af , Su , and Go adalah indikator
dukungan pemerintah (Buaran, dkk., 2016).
dari availability (ketersediaan), efficiency
Konsep perincian indikator yang lebih
(efisiensi), affordability (keterjangkauan),
jelas lagi dapat dilihat pada tabel 2 dan
sustainalility ( kesinambungan) , dan
tabel 3.
governance (tata kelola). Indikator Av adalah
fungsi dari energi fossil (fossil energy, FE ) dan
Hubungan Perincian ET Dan ES Terhadap
energi terbarukan (renewable energy), yang
ES
dinyatakan dengan:
Keamanan energi ( ES = energy security),
untuk semua provinsi dan sektor, dapat Av f ( FE + ET )
=
(2)
dinyatakan secara sederhana dengan: Peran FE saat ini yang 92,3% (Mulyana, 2017)
ES= f ( Av + Ef + Af + Su + Go ) seharusnya dikurangi dengan memperbanyak
(1)

249
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

Tabel 3
Konsep Umum Merinci Dari Sektor Keefisiensi Energi (energy efficiency)
Sektor
Industrial Commercial Residential Transportation
Energi Efficiency
Process Utility Office

Apliances
Machine

Lighting
Heating
Cooling

Cooling

Cooling
Chller
Boiler
Region / Pulau / Propinsi

Jabar & Banten


Jawa

Jawa Jateng
Jatim
Aceh
Sumut
Sumatera Sumbr & Riau

Elecfricity, Oil, Gas, Coal


Sumsel, Jambi,
Outside Jawa (Luar Jawa)

Bengkulu, Lampung
Bali
Bali / NTT
NT
Kalbar
Kalimantan Kalut, Kalteng,
Kaltim
Sulut, Sulteng,
Sulawesi Gorontalo
Sulsel, Sultra
Maluku & Maluku
Maluku
Utara
Papua & Papua
Papua
Barat
Total 34 propinsi dan 514 kota Total 24 divisi industri manufaktur
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2014; United Nation (UN), 2008.

hasil dari ETdan EE. Sebagai pengguna energi,


Sedangkan Ef dapat dinyatakan dengan:
yang bertanggung jawab untuk ketersediaan
dari energi terbarukan, maka ET dapat Ef = f ( EE )
(4)
dinyatakan dengan:
dimana, EE adalah efisiensi energi, yang dapat
= f ( S + NS ) )
ET dinyatakan untuk di setiap sektor juga dengan:
(3)
dimana, S and NS adalah Surya and Non- EE = f ( P + U + O )
(5)
Surya. Pada tahap ini, S dan NS hanya untuk
Dalam hal ini, P , U , O adalah; process,
menyederhanakannya, tanpa mengabaikan peran
utility, and office, sebagaimana yang sudah
dari sumber energi terbarukan lainnya, yang
dijelaskan sebelumnya. Mengembangkan
tentunya masih dapat dikembangkan secara
efisiensi energi di daerah ini akan memberi
lebih rinci pada tahap penelitian selanjutnya.

250
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

Tabel 4
Total Potensi Energi Terbarukan Menurut Wilayah / Provinsi
Total Potensi
Region / Propinsi
MW %
Jabar & Banten
Jawa

Jawa Jateng 42.995,8 24,7%


Jatim
Aceh
Sumut
Sumatera Sumbar& Riau 5.062,0 1.538,0
Outside Jawa (Luar Jawa)

Sumsel, Jambi, Bengkulu,


Lamp.
Bali
Bali / Nusa Teng. 15.663,8 9,0%
Nusa Tenggara
Kalbar
Kalimantan 23.670,2 13,6%
Kalut, Kalteng, Kaltim
Sulut, Sulteng, Gorontalo
Sulawesi 22.754,6 13,1%
Sulut, Sultra
Maluku Maluku &Malut 5.118,6 2,9%
Papua Papua & Papua Barat 24.294,6 14,0%
173.731,4 100%
Total
100%
Sumber: Hutapea, 2017.

penghematan dalam konsumsi energi, dalam Indonesia berada di Pulau Jawa (Badan
hal ini tentu akan mengurangi FE . Pusat Statistik (BPS), 2014), (2). Hampir
80% kapasitas listrik terpasang terdapat
Hubungan Pengembangan Potensi ET Dan di Jawa-Bali (Perusahaan Listrik Negara
EE Di Daerah Terhadap ES (PLN), 2013), dan (3). Sumber energi fosil
Seperti ditunjukkan pada tabel 4, masing- seperti batubara yang berasal dari luar
masing daerah memiliki potensi energi terbarukan Jawa, maka pengembangan energi berbasis
yang tidak sama, terutama untuk panas bumi, energi terbarukan harus lebih dipercepat dan
pembangkit listrik tenaga air besar maupun didorong di Jawa.
kecil, dan angin. Dari ketiga tipe ET tersebut, Perhitungan ini tanpa bermaksud
potensi ET dari yang terbesar ke yang terkecil mengenyampingkan pentingnya daerah di
terdapat di; Jawa (24,7%), Sumatera (22,6%), luar Jawa. Artinya, setiap pemerintah daerah
Papua (14,0%), Kalimantan (13,6%), Sulawesi harus berkompetisi dalam mengembangkan
(13,1%), Bali (9%), dan Maluku (2,9%). Potensi potensi energi terbarukan di daerahnya
tenaga air melebihi 50% dimana sekitar 23% di masing-masing.
Papua, diikuti oleh potensi angin (33,8%), dan Berdasarkan penyajian Direktur
panas bumi (15,7%). Konservasi Energi, pada tanggal 15 September
Dari pemetaan potensi energi 2017, di IndoEBTKE ConEx 2017 (Dirjen
terbarukan, dengan memperhitungkan EBTKE/KESDM, 2017) sebagai terlihat pada
bahwa (1). Lebih dari 60% penduduk tabel 5, ada 244 perusahaan yang diidentifikasi

251
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

wajib menerapkan manajemen energi dan makanan, kayu dan furnitur, agroindustri, dan
melaporkan konsumsi energinya sebagaimana bahan kimia (Cantore,dkk., 2016).
diatur oleh Pemerintah (Peraturan Pemerintah Penjelasan lebih rinci tentang potensi
RI, 2009). Perusahaan-perusahaan tersebut mikro hydro, panas bumi, dan energi angina
yang mengkonsumsi sekitar 6.000 TOE (ton of di berbagai wilayah atau provinsi di Indonesia
oil equivalent, setara ton minyak), kebanyakan dapat dilihat pada tabel 7, tabel 8, dan tabel 9.
berasal dari beberapa jenis industri, dengan Melalui program Konservasi Energi,
hanya 1 perusahaan saja yang bergerak di Kementerian ESDM menerapkan beberapa
bidang konstruksi. program tambahan dengan merangkai Standar
Sebagaimana yang terlihat pada tabel 6, dan membubuhi Label (S/L) Solusi Energi
pemerintah juga menggambarkan distribusi dan label Standar Kinerja Energi Minimum
11 provinsi yang merupakan pengguna energi (MEPS) untuk peralatanlampu CFL, AC,
terbesar, dengan konsumsi sekitar 91% dari Kulkas, Kipas Angin, Penanak Nasi, Motor
konsumsi energi nasional (Dirjen EBTKE/ Listrik dan Ballast Elektronik, serta menyusun
KESDM, 2017). Mereka menjadi target kode bangunan (ESDM, 2016).
kampanye pemerintah untuk mengurangi Agar memiliki skala besar dan
penggunaan energi sebesar 10%. Perlu dicatat, dampak yang langgeng, kebijakan EE harus
bahwa efisiensi energi yang tinggi terkait dengan melibatkan semua sektor, dengan lebih fokus
faktor produktivitas total yang tinggi pula di pada sektor swasta (Geller, dkk,. 2006).
sektor manufaktur, seperti; tekstil, pakaian, Contohnya, beralih dari industri padat energi

Tabel 5
Identified Companies For Energy Management
No. Manufacture Industry Division Companies
1 Textile industry 40
2 Iron & steel industry 34
3 Manufacturing industry 30
4 Pulp & paper industry 20
5 Power plant industry 20
6 Agro industry 13
7 Chemical industry 11
8 Petrochemical industry 11
9 Food industry 11
10 Beverage industry 4
11 Fertilizer industry 8
12 Cement industry 8
13 Motor vehicle industry 8
14 Coal & minerals mining industry 8
15 Oil & gas industry 10
16 Other industries (cigarettes, etc.) 7
17 Construction building industry 1
Total perusahaan 244
Sumber: Finahari, 2017.

252
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

Tabel 6
Propinsi Yang Ditargetkan Untuk 10% Energy Consumption Cutting
Konsumsi dalam GWh/Year
No. Propinsi
2014 2015
1 Banten
51.277 51.257
2 Jawa Barat
3 DKI Jakarta & Tangerang 41.269 41.328
4 Jawa Timur 30.523 30.824
5 Jawa Tengah 19.631 22.892
6 Sumatera Utara 8.271 8.703
7 Sumatera Selatan 6.199 6.606
8 Sulawesi Selatan 5.247 5.441
9 Bali 4.335 4.594
10 Riau 3.971 4.241
11 Lampung 3.392 3.570
Total 174.115 179.456
Sumber: Finahari, 2017.

Tabel 7
Potensi Mikro Hydro Menurut Wilayah / Provinsi
(MW)
Region / Propinsi
Besar Mini/Mikro
Jabar & Banten 2.861,0 0,7
Jawa

Jawa Jateng 0,8 1.049,0


Jatim 0,5 1.142,0
Aceh 5.062,0 1.538,0
Sumut 3.808,0 1.204,0
Sumatera
Outside Jawa (Luar Jawa)

Sumbar& Riau 3.607,0 1.637,0


Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lamp. 3.102,0 1.355,0
Bali
Bali / Nusa Teng. 0,6 0,1
Nusa Tenggara
Kalbar 4.737,0 0,1
Kalimantan
Kalut, Kalteng, Kaltim 16.844,0 8,0
Sulut, Sulteng, Gorontalo 3.967,0 0,6
Sulawesi
Sulut, Sultra 6.340,0 1.070,0
Maluku Maluku &Malut 0,4 0,2
Papua Papua & Papua Barat 22.371,0 0,6
98.634,1 0.005,4
Total
45,5% 5,2%
Sumber: Hutapea, 2017.

(pertambangan, logam dasar, bahan kimia, provinsi lain atau negara maju. seperti Jepang,
petrokimia, dll) ke manufaktur, layanan Jerman, dll (Honma dan Hu, 2014).
intensif, dan sebagainya. Langkah selanjutnya Konsumsi energi terbarukan memiliki
adalah proses pembandingan EE, terutama ke dampak positif yang signifikan terhadap

253
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

Tabel 8
Potensi Panas Bumi Menurut Wilayah / Provinsi
Region / Propinsi MWe
Jabar & Banten
Jawa

Jawa Jateng 9.017,0


Jatim
Aceh
Sumut
Sumatera 11.772,0
Outside Jawa (Luar Jawa)

Sumbar& Riau
Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lamp.
Bali 354,0
Bali / Nusa Teng.
Nusa Tenggara 1.497,0
Kalbar
Kalimantan 182,0
Kalut, Kalteng, Kaltim
Sulut, Sulteng, Gorontalo
Sulawesi 2.997,0
Sulut, Sultra
Maluku Maluku &Malut 1.426,0
Papua Papua & Papua Barat 75,0
27.320,0
Total
15,7%
Sumber: Hutapea, 2017.

Tabel 9
Potensi Energi Angin Menurut Wilayah / Provinsi
Region / Propinsi MW
Jabar & Banten 8.793
Jawa

Jawa Jateng 6292


Jatim 7907
Aceh 0,894
Sumut 0,356
Sumatera
Outside Jawa (Luar Jawa)

Sumbar& Riau 1372


Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lamp. 4.775
Bali
Bali / Nusa Teng. 13.812
Nusa Tenggara
Kalbar 0,554
Kalimantan
Kalut, Kalteng, Kaltim 1.899
Sulut, Sulteng, Gorontalo 2.259
Sulawesi
Sulut, Sultra 6.121
Maluku Maluku &Malut 3.692
Papua Papua & Papua Barat 1.848
58.771,9
Total
33,8%
Sumber: (Hutapea, 2017)

254
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

pertumbuhan ekonomi dalam jangka energi nasional dengan mengembangkan


panjang, yang mencerminkan penerapan energi alternatif ini masih belum ada.
terkait dengan penciptaan lapangan kerja Konsep model keamanan energi melalui
jangka panjang (Bhattacharya, dkk., 2016), perincian indikator energi terbarukan dan
dan juga arus masuk positif investasi asing energi efisiensi menawarkan atas masalah
langsung (FDI, foreign direct investment) yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam
(Reddy, dkk., 2016). Penciptaan lapangan menerapkan pengembangan energi terbarukan,
kerja dan masuknya investasi juga terjadi sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
di upaya peningatan EE. Undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi dan
Sebagai referensi, dari program efisiensi semua peraturan derivatifnya. Indikator detail
energi di negara bagian California, diprediksi secara otomatis memberikan indikator kinerja
lebih dari 400 ribu pekerjaan langsung dan energi utama (KEPI, key energy performance
tidak langsung dapat diciptakan pada tahun indicator) dengan memanfaatkan indikator
2020 (Roland-Holst, 2008). Dalam hal notasi yang lebih rinci untuk ET dan EE, serta
pengembangan efisiensi energi, sebaiknya indikator penyusun lainnya.
juga dipercepat dan didorong di Jawa karena Pengertian KPI secara umum antara
energi nasional banyak dikonsumsi di Pulau lain; ukuran perilaku sistem dalam hal
Jawa (Yandri, dkk., 2017). Akhirnya, dengan atribut yang bermakna dan jelas; ukuran
memprioritaskan pengembangan energi yang merangkum informasi yang relevan
terbarukan dan efisiensi energi diharapkan dengan fenomena tertentu, atau ke perwakilan
kemandirian dan keamanan energi lokal yang wajar untuk mengukur; parameter,
maupun nasional akan tercapai. atau nilai yang berasal dari parameter, yang
menunjuk / menyediakan informasi tentang
Peranan Pemerintah Daerah untuk ET / menjelaskan fenomena / lingkungan / area
dan EE dengan signifikansi yang melampaui batas
Upaya pemanfaatan energi terbarukan yang secara langsung terkait dengan parameter
dan efisiensi energi telah diamanatkan dalam (properti yang diukur atau diamati) nilai; dan;
Undang-Undang (UU Energi No. 30 Tahun variabel yang menggambarkan sistem, di
2007). Selanjutnya, pemerintah daerah mana variabel adalah representasi operasional
sebaiknya menyesuaikan kebijakannya dari suatu atribut (kualitas, karakteristik,
pemerintah yang disesuaikan dengan profil properti) dari sistem dan ini mewakili citra kita
regionalnya. Pemerintah daerah memiliki tentang atribut yang didefinisikan dalam hal
tanggung jawab untuk mengembangkan pengukuran spesifik atau prosedur observasi
program energi yang dapat ditindaklanjuti (Perotto, dkk., 2008).
ke dalam pelaksanaannya (Rijanto, Di sini, peranan perencanaan strategis
2011). Namun, sebagai akibat dari sistem untuk energi sangatlah penting. Untuk memulai
pemerintahan otonom, banyak pemerintah dengan mempertimbangkan bagaimana
daerah belum mengambil langkah maju untuk informasi tersebut sistem akan mendukung
mendukung kebijakan nasional dan bekerja tujuan utama dalam rencana manajemen
secara independen. Dapat dikatakan bahwa energi. Jika tujuan ini adalah ekspresi terbaik
langkah untuk menunjang konsep ketahanan dari apa yang diharapkan organisasi untuk

255
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

Gambar 6
Contoh Konsep Sistem Dashboard Untuk Kemudahan Pemantauan Dan Tindak Lanjut

Sumber: Yandri, dkk., 2017.

dicapai dalam mengelola energinya, maka yang akan diambil segera. Indikator notasi
langkah pertama adalah mengubah sasaran rinci harus dilakukan dengan benar.
tersebut menjadi indikator kinerja utama (KPI) Kedua, melacak kinerja keamanan
yang dapat diukur dan dilacak. energi tentang bagaimana memantau,
Dalam hal ini, kita akan mengetahui mengendalikan, dan mengelola masalah
secara lebih rinci kontribusi ET atau EE di energi. Ini bisa memberi gambaran kemajuan
masing-masing sektor, atau di suatu wilayah keamanan energi lokal /nasional dari waktu ke
atau pulau terhadap indikator dari PDB. Jadi waktu, selama implementasi dapat melakukan
bisa lebih jelas melihat peta jalan ET dan EE, tindakan korektif, inovasi, dan akselerasi.
serta isu dan tindakan yang akan diambil. Ketiga, mengembangkan kebijakan ET
Model keamanan energi yang terperinci dan EE yang komprehensif untuk perencanaan
ini dapat disederhanakan ke dalam indeks jangka panjang keamanan energi lokal/
komposit, yang bisa ditampilkan di dashboard nasional, karena aktifitas kebijakan energi
agar mudah dipahami, dilacak dan ditindak- telah didefinisikan secara jelas dalam model
lanjuti. Dengan berkembangnya teknologi menjadi indikator untuk dinilai dengan mudah
komunikasi saat ini, tentu akan semakin dan cepat. Pemerintah daerah diharapkan lebih
mudah diakses dari komputer dan telepon selektif dan berhati-hati dalam mengeluarkan
genggam oleh pemangku kepentingan, seperti kebijakan sektoral (perumahan, industri,
yang ditunjukkan pada gambar 6. komersial, dan transportasi).
Secara umum, konsep ini dapat Keempat, menguji dan membuktikan
menganalisis keamanan energi dengan kondisi beberapa gagasan atau saran sebelum kebijakan
energi yang kompleks secara lokal /nasional, diambil dengan menggunakan simulasi model
dengan memusatkan perhatian pada kontribusi keamanan energi. Meningkatkan keamanan
ET dan EE untuk semua sektor. Untuk itu, energi nasional ke depan, Indonesia harus
pemerintah daerah perlu melakukan beberapa mempertimbangkan untuk memperketat subsidi
hal berikut. energi daripada hanya untuk meningkatkan
Pertama, memanfaatkan indikator notasi produksi energy (Prambudia and Nakano, 2012).
rinci ET dan EE sebagai indikator kinerja Berdasarkan apa yang telah dibahas,
energi utama (KEPI), untuk mengidentifikasi untuk menjamin keamanan energi,
masalah yang lebih jelas terkait dengan Indonesia harus lebih serius dan fokus
keamanan energi, di mana dan tindakan apa pada pengembangan energi terbarukan dan

256
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

efisiensi energi. Konsep merinci ET dan Pertama, pengembangan ET dan EE


EE, untuk memperbaiki model keamanan merupakan suatu keniscayaan karena telah
energi saat ini, sejalan dengan upaya untuk diamanatkan oleh Undang-Undang.
memperkuat keamanan energi. Peranan Kedua, konsep perincian indikator
pemerintah daerah sangat penting untuk ES dengan indikator utama; availability
mengejar perkembangan ET dan EE dalam (ketersediaan), efficiency (efisiensi),
mencapai tujuan tersebut, sebagai kontribusi affordability (keterjangkauan), sustainalility
pemerintah daerah dalam menerapkan UU (kesinambungan), dan governance, perlu
Energi. Artinya, pemerintah daerah harus melibatkan potensi di semua sektor, yaitu
mempertimbangkan keamanan energi lokal / residensial, komersial, industrial, dan
regional. Dalam menyusun rencana strategis transportasi, yang juga mencakup perincian
dan rencana kerja, setiap pemerintah daerah, di semua jenis ET (surya dan non surya) dan
provinsi maupun kabupaten/kota, harus EE di semua sektor.
mengacu kepada RUEN. Dengan kata lain, Ketiga, kontribusi ET dan EE terhadap
penyusunan rencana umum energi lokal / ES dapat dilihat dari hubungan empiris
regional (RUED) mengacu pada semua yang terhadap 5 kategori indikator utama tsb.
telah digariskan dalam Peraturan Presiden. Keempat, untuk mendapatkan hasil yang
Dengan indikator energi terbarukan jelas dan terukur, maka pengembangan potensi
dan efisiensi energi yang lebih terperinci, ET dan EE harus dengan prinsip fokus dan
maka dapat membantu pemerintah daerah prioritas, agar potensi ET dan EE di daerah
dalam mengevaluasi kinerja masing-masing bisa terwujud secara optimal dan terukur.
sektor dalam mencapai target energi nasional Kelima, dengan perincian indikator ES,
yang telah ditetapkan.Konsep ini bisa maka akan mempermudah pemerintah daerah
dikembangkan lebih lanjut, baik secara dalam berkontribusi terhadap ES secara
teknis pengembangan / perincian indikator nasional melalui pengembangan ET dan EE
ET dan EE yang lebih spesifik untuk suatu di daerahnya masing-masing.
daerah, maupun teknis pemodelan yang
disesuaikan dengan kemudahan aplikasi DAFTAR PUSTAKA
kemajuan teknologi informasi saat ini. Ang, B.W., Choong, W.L. and Ng, T.S.,
Selanjutnya, tugas pemerintah pusat 2015. Energy security: Definitions,
untuk membuat suatu aturan main dalam dimensions and indexes. Renewable and
memberikan apresiasi terhadap pencapaian Sustainable Energy Reviews, [online]
atau kontribusi ES dari masing-masing 42, pp.1077–1093. Available at: <http://
pemerintah daerah tersebut, agar timbul suatu linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/
dinamika kompetisi yang sehat dari masing- S1364032114008892>.
masing pemerintah daerah. Badan Pusat Statistik (BPS), 2014. Statistical
Yearbook of Indonesia. [online] Jakarta.
SIMPULAN Available at: <http://www.bps.go.id>.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka Bhattacharya, M., Paramati, S.R., Ozturk, I.
dapat diambil beberapa simpulan sebagai and Bhattacharya, S., 2016. The effect
berikut. of renewable energy consumption on

257
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

economic growth : Evidence from top 38 ESDM, K., 2016. Program Strategis EBTKE
countries. APPLIED ENERGY, [online] dan Ketenagalistrikan. [online] Journal
162(November 2015), pp.733–741. Energi, Available at: <www.esdm.go.id>.
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. Finahari, I.N., 2017. Program Konservasi
apenergy.2015.10.104>. Energi. Jakarta.
Bielecki, J., 2002. Energy security: Is the wolf Geller, H., Harrington, P. and Rosenfeld,
at the door? Quarterly Review of Economics A.H., 2006. Polices for increasing energy
and Finance, 42(2), pp.235–250. efficiency : Thirty years of experience in
British Petroleum (BP), 2017. BP Statistical OECD countries. 34, pp.556–573.
Review of World Energy 2017. [online] Gunningham, N., 2013. Managing the
Available at: <http://www.bp.com>. energy trilemma: The case of Indonesia.
Buaran, B., Armawi, A. and Martono, E., Energy
2016. Peran Pembangkit Listrik Tenaga Policy, [online] 54, pp.184–193. Available
Biogas dalam Mewujudkan Ketahanan a t : < h t t p : / / d x . d o i . o rg / 1 0 . 1 0 1 6 / j .
Nasional. Jurnal Ketahanan Nasional, enpol.2012.11.018>.
22(3, 27 Desember 2016), pp.241–154. Harris, 2018. Pengelolaan Energi Baru Dan
Cantore, N., Calì, M. and Willem, D., Energi Terbarukan Di Indonesia.
2016. Does energy ef fi ciency improve Honma, S. and Hu, J.L., 2014. Industry-level
technological change and economic total-factor energy efficiency in developed
growth in developing countries ? countries: A Japan-centered analysis.
Energy Policy, [online] 92, pp.279–285. Applied Energy, [online] 119, pp.67–78.
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j.
enpol.2016.01.040>. apenergy.2013.12.049>.
Cherp, A. and Jewell, J., 2011. The three Hutapea, M., 2017. Policy, Target, and
p e r s p e c t i v e s o n e n e rg y s e c u r i t y : Breakthrough in Wind to Support National
Intellectual history, disciplinary roots Energy
and the potential for integration. Current
Policy and Paris Agreement. [online] Available
Opinion in Environmental Sustainability,
at: <http://www.indoebtkeconex.com/
[online] 3(4), pp.202–212. Available
downloadmaterials/#1505419087689-
a t : < h t t p : / / d x . d o i . o rg / 1 0 . 1 0 1 6 / j .
c65b669d-201d>.
cosust.2011.07.001>.
Indonesia Institute for Energy Economics
Chester, L., 2010. Conceptualising energy
(IIEE), 2006. Surviving Energy Challenges.
security and making explicit its polysemic
nature. Indonesia Energy Economic Review, [online]
1. Available at: <http://iiee.or.id/journal-
Energy Policy, [online] 38(2), pp.887–895.
ieer/>.
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j.
enpol.2009.10.039>. International Energy Agency (IEA), 2018.
Energy security. [online] Available at:
Dirjen EBTKE/KESDM, 2017. Kebijakan dan
<http://www.iea.org/topics/energysecurity/
program konservasi energi.

258
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah

subtopics/whatisenergysecurity/> [Accessed Pappas, D., Chalvatzis, K.J., Guan, D.


22 Apr. 2018]. and Ioannidis, A., 2018. Energy and
Johansson, B., 2013. A broadened typology on carbon intensity: A study on the cross-
energy and security. Energy, [online] 53, country industrial shift from China to
pp.199–205. Available at: <http://dx.doi. India and SE Asia. Applied Energy,
org/10.1016/j.energy.2013.03.012>. [online] 225(April), pp.183–194.
Kiriyama, E. and Kajikawa, Y., 2014. A Available at: <https://doi.org/10.1016/j.
multilayered analysis of energy security apenergy.2018.04.132>.
research and the energy supply process. Perotto, E., Canziani, R., Marchesi, R.
Applied Energy, [online] 123, pp.415–423. and Butelli, P., 2008. Environmental
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. performance, indicators and measurement
apenergy.2014.01.026>. uncertainty in EMS context: a case study.
Månsson, A., Johansson, B. and Nilsson, Journal of Cleaner Production, 16(4),
L.J., 2014. Assessing energy security: pp.517–530.
An overview of commonly used Perusahaan Listrik Negara (PLN), 2013.
methodologies. Energy, 73, pp.1–14. Statistik PLN. [online] Available at:
Martono, E. and Prasetya, A., 2016. Peran <http://www.pln.co.id>.
Pemuda dalam Pengembangan Eduwisata Pusdatin ESDM, 2014. Handbook of Energy
Energi Terbarukan dan Implikasinya & Economic Statistics of Indonesia 2014.
terhadap Pengembangan Ekonomi Jurnal [online] Available at: <http://www.esdm.
Ketahanan Nasional, 22(3, 27 Desember go.id>.
2016), pp.285–305. Reddy, S., Ummalla, M. and Apergis,
Mary, R.T., Armawi, A. and Hadna, A.H., N., 2016. The effect of foreign direct
2017. Panas Bumi Sebagai Harta Karun investment and stock market growth
U n t u k M e n u j u K e t a h a n a n E n e rg i on clean energy use across a panel
Ketergantungan Indonesia terhadap energi of emerging market economies.
terhadap fluktuasi ketersediaan dan harga. E n e rg y E c o n o m i c s , [ o n l i n e ] 5 6 ,
Jurnal Ketahanan Nasional, 23(2, Agustus pp.29–41. Available at: <http://dx.doi.
2017), pp.93–113. org/10.1016/j.eneco.2016.02.008>.
Mujiyanto, S. and Tiess, G., 2013. Secure Rijanto, M.W. and Armawi, A., 2011. Peran
energy supply in 2025: Indonesia’s need pemda dan masyarakat dalam pengembangan
for an energy policy strategy. Energy energi alternatif.pdf. Jurnal Ketahanan
Policy, [online] 61(5), pp.31–41. Nasional, 35–48(XV1 (3)).
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. Roland-holst, D., 2008. Energy Efficiency ,
enpol.2013.05.119>. Innovation , and Job Creation in California.
Mulyana, R., 2017. Pengembangan [online] Berkeley. Available at: <https://
EBTKE. [online] Jakarta. Available escholarship.org/content/qt7qz3b977/
at: <http://www.indoebtkeconex.com/ qt7qz3b977.pdf>.
downloadmaterials/#1494643000700- Sovacool, B.K. and Mukherjee, I., 2011.
49414ff0-a95f>. Conceptualizing and measuring energy

259
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260

security: A synthesized approach. wp-content/uploads/2017/11/Energy-


Energy, [online] 36(8), pp.5343–5355. Trilemma-Index-2017-Report.pdf>.
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. Yandri, E., Ariati, R. and Ibrahim, R., 2017.
energy.2011.06.043>. Improving Energy Security Model
United Nation (UN), 2008. International through Detailing Renewable and Energy
Standard Industrial Classification of All Efficiency Indicators : A Concept for
Economic Activities (ISIC), Rev.4. Manufacture Industry. In: SIGER 2017.
Urban, F., Benders, R.M.J. and Moll, H.C., [online] Universitas Lampung, p.9.
2007. Modelling energy systems for Available at: <http://siger.unila.ac.id/
developing countries. Energy Policy, publications/>.
35(6), pp.3473–3482.
Vivoda, V., 2010. Evaluating energy Peraturan Perundangan
security in the Asia-Pacific region: A Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2007
novel methodological approach. Energy Tentang Energi
Policy, [online] 38(9), pp.5258–5263. Peraturan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2017
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. Tentang Rencana Umum Energi Nasional
enpol.2010.05.028>. Peraturan Pemerintah RI Nomor 70 Tahun
World Energy Council, 2017. World Energy 2009 Tentang Konservasi Energi..
Trilemma Index. [online] p.145. Available Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014
at: <https://www.worldenergy.org/ Tentang Kebijakan Energi Nasional.

260

You might also like