Professional Documents
Culture Documents
1 PB PDF
1 PB PDF
1 PB PDF
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Erkata Yandri
Sekolah PascasarjanaEnergi Terbarukan, Universitas Darma Persada
Pusat Studi Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada
email: erkata@gmail.com, erkata@pasca.unsada.ac.id
Ratna Ariati
Sekolah Pascasarjana Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada
Pusat Studi Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada
email: ratna.ariati@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this paper was to discussed how to developed the concept of Indonesia’s energy security model
with of Renewable Energy (RE) and Energy Efficiency (EE) programs.
To did this, there were four important concepts must be completed: reconceptualized the Indonesia’s energy
security model; explained the energy security (ES) relationship with the details of the indicator; explained the
potential of ET and EE in each sector; explained the role of local government in exploiting the potential of ET and EE.
As an archipelago country divided into several regions, in order to get accurate prediction, our result showed
that development Indonesian energy security models needed to be developed properly with more detailed indicators
of RE and EE. To pursued the goal of national energy policy, the potential of RE and EE in each province should be
utilized immediately, the role of local government was very important. The concept of detailed RE and EE indicators
would create a contribution for local governments in realizing national energy security.
Keywords: Energy Security, Local Government, Renewable Energy, Energy Efficiency, Detailed Indicators
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membahas bagaimana mengembangkan konsep model keamanan
energi Indonesia dengan program Energi Terbarukan (ET) dan Efisiensi Energi (EE).
Untuk melakukan ini, ada empat konsep penting yang harus diselesaikan: mengkonsepkan kembali model
keamanan energi Indonesia; menjelaskan hubungan kemananan energi (ES) dengan perincian indikator; menjelaskan
potensi ET dan EE di masing-masing sektor; menjelaskan peran pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi
ET dan EE.
Sebagai negara kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi, analisis menunjukkan bahwa model
keamanan energi Indonesia perlu dikembangkan dengan indikator ET dan EE yang lebih rinci. Untuk mengejar
tujuan kebijakan energi nasional, potensi ET dan EE di setiap provinsi harus segera dimanfaatkan, maka peran
239
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
pemerintah daerah sangat penting. Konsep model indikator ET dan EE yang terperinci ini akan merupakan kontribusi
bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan keamanan energi nasional.
Kata Kunci: Keamanan Energi, Pemerintah Daerah, Energi Terbarukan, Efisiensi Energi, Indikator Rinci
240
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Gambar 1
Perbandingan Konsumsi Energi Primer Per Jenis Sumber Energi Tahun 2006 Dan 2013
241
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
Gambar 2
Konsumsi Energi Akhir Menurut Sektor Tahun 2013
(Tidak Termasuk Biomassa Tradisional)
dipergunakan sebagai modal pembangunan 17% dan 39% (dengan skenario Business as
untuk mencapai kemandirian energi (Harris, Usual) pada tahun 2025 dan 2050 (PP No 79
2018). Perubahan paradigma energi tersebut Tahun 2014).
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Kebijakan tersebut dianggap sangat
Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan ambisius. Diprediksi, konsumsi energi
Energi Nasional. Tujuan dari kebijakan akan terus meningkat tajam seiring dengan
ini adalah untuk mengoptimalisasikan pertumbuhan penduduk sekitar 1,49% per
pemanfaatan energi guna (1). Pembangunan tahun dan pertumbuhan ekonomi sekitar
ekonomi nasional; (2). Penciptaan nilai 5-7% per tahun (Badan Pusat Statistik, 2014;
tambah di dalam negeri; (3). Penyerapan BPPT, 2016), maka diperkirakan pada tahun
tenaga kerja; (4). Peningkatan porsi gas dan 2050, kontribusi energi terbarukan hanya bisa
batubara domestic dibanding ekspor; (5). mencapai 13,7% (untuk skenario tinggi), atau
Peningkatan sumber energi insitu (energi 14,9% (untuk skenario rendah). Karena itu,
baru terbarukan dan PLTU Mulut Tambang); dibutuhkan upaya besar dari semua pihak
(6). Peningkatan konektivitas energi. di dalam negeri, baik dari sisi penyediaan
Dengan kebijakan energi ini dimaksudkan maupun permintaan untuk mencapai tujuan
dapat mencapai target kontribusi energi tersebut.
terbarukan (ET) ke dalam bauran energi Kita dapat membandingkan dengan
nasional masing-masing sekitar 23% dan status konsumsi energi per sektor dan per
31% pada tahun 2025 dan 2050. Kebijakan jenis energi final, seperti yang ditunjukkan
ini juga bertujuan untuk menghemat konsumsi pada gambar 2 (British Petroleum (BP), 2017).
energi melalui efisiensi energi (EE) sebanyak Ini menunjukkan bahwa keamanan energi
242
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Gambar 3
Tiga Demensi Trilemma Energi
Indonesia cukup rentan dan lemah (Mujiyanto daya saing suatu negara. Rentannya dan
and Tiess, 2013),terutama dalam menghadapi lemahnya keamanan energi Indonesia dapat
trilemmaenergi (Gunningham, 2013). dilihat dari letaknya berdasarkan indeks
Keberlajutan energi (energy trilemma energi yang menduduki peringkat
sustainability) dari suatu negara, sebagaimana 75 dari 125 negara (World Energy Council,
ditunjukkan pada gambar 3, didasarkan pada 2017).
tiga demensi inti, yaitu (1). Energy security Te r l e p a s d a r i u p a y a y a n g t e l a h
(ES) yang merupakan pengelolaan efektif dilakukan oleh negara sampai dengan saat
dari pasokan energi primer domestik maupun ini untuk mengatasi trilemma energi tersebut,
sumber daya eksternal, infrastruktur energi dapat dikatakan bahwa capaian di bidang
yang andal, dan kemampuan penyediaan pengembangan energi terbarukan masih
energi untuk memenuhi kebutuhan saat ini sangat rendah. Sebagai gambaran 70 kontrak
maupun di masa yang akan datang; (2). Energy pengembangan energi baru terbarukan yang
equity yang dapat menyediakan akses energi ditandatangani oleh para pengembang dengan
dengan harga terjangkau bagi semua penduduk Perusahaan Listrik Negara pada tahun 2017,
di negara tersebut; (3). Environmental pada bulan Juli tahun 2018 sebanyak 45
sustainability yang mencakup pencapaian kontrak di antaranya dikuatirkan gagal
penyediaan dan pemanfaatan energi yang karena terkendala oleh tiadanya pendanaan,
efisien, pengembangan pasokan energi dari sebagaimana terlihat pada gambar 4 (Harris,
energi terbarukan dan sumber energi lain 2018).
yang rendah karbon. Menyeimbangkan ketiga Adapun pencapaian di bidang konservasi
demensi tersebut menimbulkan trilemma dan efisiensi energi walaupun belum
energi dan menjadi dasar kesejahteraan serta menggembirakan namun sudah menunjukkan
243
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
Gambar 4
Pencapaian Di Bidang Energi Baru Dan Terbarukan
244
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Gambar 5
Pencapaian Di Bidang Konservasi Dan Efisiensi Energi
Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tersebut bersangkutan (UU Energi No. 30 Tahun
adalah upaya sistematis, terencana, dan 2007).
terpadu guna melestarikan sumber daya energi Selanjutnya, Presiden telah menetapkan
dalam negeri serta meningkatkan efisiensi Peraturan Presiden nomor 22/2017 tentang
pemanfaatannya. Salah satu parameter untuk Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
menilai efisiensi energi nasional adalah Rencana ini terdiri dari rencana aksi dari multi
intensitas energi yaitu jumlah konsumsi energi sektor untuk mencapai tujuan Kebijakan
per satuan produk domestik bruto (PDB). Energi Nasional (Peraturan Presiden RI,
Semakin rendah intensitas energi, semakin 2017). RUEN perlu dikembangkan lebih
baik efisiensi energinya.Indonesia memiliki lanjut oleh pemerintah daerah sebagai
intensitas energi yang lebih tinggi di sektor Rencana Umum Energi Daerah (RUED)
kimia dan petrokimia, sektor industri tekstil yang menjadi andalan terhadap keamanan
dan kulit dibandingkan dengan sektor industri energi nasional.
lainnya (Pappas, dkk., 2018). Keamanan energi merupakan bidang
Pada dasarnya kewenangan Pemerintah penelitian yang cukup aktif dalam beberapa
di bidang energi antara lain adalah membuat tahun terakhir, yang dibahas mulai dari konsep
peraturan perundang-undangan, menetapkan definisi, metodologi dan kerangka kerja untuk
kebijakan nasional, menetapkan dan menentukan dimensi, pemilihan indikator
memberlakukan standard dan prosedur. yang ditentukan dengan teknik tertentu (survei,
Kewenangan pemerintah propinsi di bidang wawancara, dll), dan pengembangan indeks
energi antara lain adalah membuat peraturan komposit, serta evaluasi dan penilaian sebagai
daerah propinsi, membina dan mengawasi perbandingan oleh suatu atau sekelompok
pengusahaan di lintas kabupaten/kota, negara, yang bisa dilihat dari berbagai makalah
serta menetapkan kebijakan pengelolaan di review (Johansson, 2013; Ang, dkk., 2015;
lintas kabupaten/kota. Adapun kewenangan Cherp and Jewell, 2011; Månsson, dkk., 2014;
pemerintah kabupaten/kota sama dengan Vivoda, 2010).
kewenangan pemerintah provinsi namun Karena ambigu dan memungkinkan
terbatas di wilayah kabupaten/kota yang beberapa interpretasi, topik keamanan energi
245
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
yang sangat multidisiplin ini disarankan untuk dari yang paling penting hingga yang kurang
dikategorikan menjadi beberapa perspektif, penting, tergantung dari jenis dan jumlah
yaitu: geopolitik, ekonomi, kebijakan, dan indikator yang digunakan.
teknologi, dengan strategi diversifikasi sangat Dengan kata lain, kompleksitas masalah
penting untuk memastikan keamanan energi keamanan energi saat ini tidak dapat diantisipasi
selama proses pasokan secara keseluruhan lagi dengan indikator sederhana dan umum,
(Kiriyama dan Kajikawa, 2014). sehingga diperlukan indikator yang kompleks,
Sejauh ini, tidak ada kesepakatan yang dengan tetap fokus pada prioritas dan objektifitas.
jelas dan tegas tentang definisi keamanan Idealnya, merancang keamanan energi suatu
energi, namun badan energi internasional bangsa harus disesuaikan dengan konteks
(I EA, I nternational Energy Agency) spesifik di suatu negara, seperti; kondisi khusus,
mendefinisikan bahwa keamanan energi tingkat perkembangan ekonomi, persepsi risiko,
sebagai ketersediaan sumber energi tanpa serta kekuatan sistem energi dan isu geopolitik
henti dengan harga terjangkau (International (Chester, 2010).
Energy Agency (IEA), 2018). Sebelumnya, Peluang untuk perbaikan keamanan
konsep keamanan energi suatu negara adalah energi masih terbuka lebar karena masih
untuk mengamankan akses terhadap sumber ada celah dan kebebasan untuk indikator
energi fosil, seperti minyak (Bielecki, 2002). tertentu (Ang, dkk., 2015). Intinya, bagaimana
Untuk menjawab tantangan keamanan Indonesia memperbaiki kemampuan internal
energi yang semakin kompleks, meningkatnya pada pasokan energi dengan mengurangi
kebutuhan energi dengan semakin menipisnya ketergantungan dari negara lain. Sebenarnya,
cadangan minyak dunia, dan meningkatnya analisis ilmiah tentang keamanan energi di
tekanan pada perubahan iklim global, yang Indonesia sudah dipublikasikan pertama
mencakup isu-isu seperti; volatilitas harga, kali pada tahun 2006 (Indonesia Institute for
rantai pasokan, stabilitas politik kawasan Energy Economics (IIEE), 2006).
penghasil minyak, kelestarian lingkungan, Untuk mendapatkan prediksi yang
energi terbarukan (ET), efisiensi energi akurat, maka model keamanan energi
(EE), dan sebagainya, berbagai model telah Indonesia perlu dikembangkan dengan
ditawarkan dengan menerapkan metode dan baik. Ini merupakan suatu tantangan nyata
teknik tertentu yang melibatkan berbagai dan juga kesempatan. Secara umum, model
indikator, disederhanakan menjadi indeks yang ada saat ini hanyalah hasil perhitungan,
komposit. cenderung sebagai analisis prediktif dengan
Diskusi tentang keamanan energi tidak tanpa memberikan gambaran umum dan solusi
terlepas dari topik model energi. Model terperinci tentang apa yang harus dilakukan.
adalah alat yang mudah digunakan untuk Dari hasil pencarian publikasi ilmiah yang
melakukan simulasi, karena tidak praktis membahas tentang Indonesia, baik regional
atau terlalu mahal dilakukan di dunia nyata. maupun nasional, tidak ada satupun yang
Model keamanan energi, seperti model secara khusus memberikan analisis lebih rinci
lainnya, merupakan representasi sederhana mengenai ET dan EE.
dari sistem nyata. Model bervariasi, mulai dari Dengan sistem otonomi daerah, maka
yang sederhana hingga yang kompleks, atau peran pemerintah daerah sangatlah penting.
246
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini,
membahas bagaimana memperbaiki konsep prinsip fokus dan prioritas bisa diaplikasikan,
model keamanan energi Indonesia dengan misalnya dalam jenis ET yang mana dan
teknik yang merinci indikator energi bersih, dimana, begitu juga dengan ES untuk sektor
dengan fokus pada peran pemerintah daerah yang mana dan dimana. Prinsip dan fokus
yang mendukung pengembangan ET dan EE. tersebut juga dilakukan untuk menjelaskan
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat hubungan EE dan ES.
tahap konsep penting yang harus diselesaikan, Keempat, menjelaskan peranan pemerintah
sebagai berikut. daerah dalam ES: Perlu memberikan gambaran,
Pertama, menjelaskan konsep bagaimana seharusnya pemerintah daerah
perincian indikator ES. Intinya, bagaimana bersikap dan bertindak sesuai dengan payung
mengubah fokus dan orientasi dari energi hukum yang sudah disediakan oleh pemerintah
fosil kepada pengembangan ET dan EE pusat, dalam menunjang ES secara nasional dari
pada sektor tertentu (sektor residensial, konsep ES secara lokal.
komersial, industri dan transportasi), dan
daerah tertentu (pedesaan / perkotaan, Jawa PEMBAHASAN
/ non-Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Konsep Perincian Indikator ET dan EE
Sulawesi, Maluku, Papua, dll.). Sebagai Menurut konsep asli penelitian ini,
negara berkembang dan kepulauan, yang umumnya untuk ET dan EE, keduanya dibuat
terbagi atas beberapa propinsi, dengan secara lebih rinci dengan notasi berdasarkan;
banyaknya daerah pedesaan di perbatasan Sektor (perumahan = R, komersial = C,
yang belum memiliki akses energi yang transportasi = T, industri = I), dan daerah
baik, maka pengembangan keamanan energi (Jawa = J, dari luar Jawa = OJ, meliputi pulau
Indonesia perlu dimodelkan secara berbeda Sumatera (OJS), Kalimantan (OJK), Sulawesi
(Urban, dkk., 2007). (OJC), Maluku (OJM), Papua (OJP), dll).
Kedua, menjelaskan hubungan ES Kemudian, khusus untuk ET, dapat dibagi
dengan detail indicator. Dalam hal ini mengacu menjadi: Surya (S) dan non-Surya (NS),
kepada Referensi yang dibuat oleh Sovacool yang dapat dipisahkan untuk Thermal (T) dan
and Mukherjee (2011), indikator ET secara Listrik /Electricity (E).
inklusif terdapat dalam dimensi utama, yaitu; Sebagai contoh, indikator yang
ketersediaan ( Av , availability), sedangkan EE menggambarkan ET di sektor industri
dalam dimensi pengembangan dan efisiensi memiliki notasi IET, atau lebih detail untuk
teknologi ( Ef .efficiency), melengkapi panas matahari (thermal) di Pulau Sumatera
k e t e r j a n g k a u a n ( Af , a f f o rd a b i l i t y ) , (luar Jawa) memiliki notasi OJSTIET.
kesinambungan ( Su , sustainability), dan tata Adapun untuk EE dapat dibagi menjadi:
kelola ( Go , governance). Process = P , Utility = U , Office = O .
Ketiga, menjelaskan hubungan antara Dengan demikian dapat dicontohkan, upaya
potensi ET / EE di daerah dengan ES: EE dalam proses pendinginan (cooling, C) di
Dalam pengembangan potensi ET dan ES, industri yang berada di Pulau Jawa memiliki
agar memberikan dampak dan hasil yang notasi; JCPIEE. Tabel 1 menunjukkan
jelas dalam keterbatasan alokasi waktu dan konsep umum untuk merinci ET dan EE
247
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
Tabel 1
Konsep Umum Merinci Untuk Semua Sektor
Sektor
Region / Pulau / Propinsi
Industry Commercial Residential Transport
Jabar &
Banten
Jawa
Jawa
Jateng
Jatim
Aceh Energi Terbarukan Efisiensi Energi (Energy Efficiency)
(Renewable Energy)
Sumut Surya Non Surya Process Utility Office
Sumbr &
Sumatera Riau
Sumsel,
Jambi,
Solar Thermal
Bengkulu,
Photovoltaic
Compressor
Geothermal
Electronics
Machine
Biomass
Lighting
Cooling
Cooling
Outside Jawa (Luar Jawa)
Lampung Heating
Chiller
Others
Hydro
Ocean
Boiler
Wind
Bali
Bali / NTT
NT
Kalbar
Kalimantan Kalut,
Kalteng,
Kaltim
Sulut,
Sulteng, Electricity / Thermal Electricity / Oil / Gas / Coal
Sulawesi Gorontalo
Sulsel,
Sultra
Maluku &
Maluku Maluku
Utara
Papua &
Papua Papua Barat
Total 34 propinsi dan 514 kota Total 24 divisi industri manufaktur
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2014; United Nation (UN), 2008.
untuk semua sektor; industri, komersial, daerah (Mary and Armawi, 2017). Didorong
perumahan, dan transportasi. oleh berbagai kebutuhan seperti untuk
Selain mendukung keamanan memenuhi kebutuhan mereka sendiri,
energi nasional, pengembangan ET oleh kesadaran akan isu lingkungan dan
pemerintah daerah dapat meningkatkan menciptakan lapangan kerja, banyak pihak
rasio elektrifikasi, mengatasi krisis listrik telah memulai pengembangan ET untuk
yang banyak terjadi di daerah, pembangunan memenuhi kebutuhan tersebut (Martono,
kawasan dengan pendekatan pusat ekonomi, 2016). Namun, cakupan pembangunan yang
sehingga dapat meningkatkan pendapatan lebih luas yang dihambat oleh beberapa
248
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Tabel 2
Konsep Umum Merinci Dari Sektor Ke Energi Terbarukan (renewable energy)
Sektor
Industrial Commercial Residential Transportation
Energi Terbarukan
Surya Non Surya
Solar Thermal
Photovoltaic
Geothermal
Biomass
Hydro
Ocean
Other
Wind
Region / Pulau / Propinsi
Jawa Jateng
Jatim
Aceh
Sumut
Sumatera Sumbr & Riau
Bengkulu, Lampung
Bali
Bali / NTT
NT
Kalbar
Kalimantan Kalut, Kalteng,
Kaltim
Sulut, Sulteng,
Sulawesi Gorontalo
Sulsel, Sultra
Maluku & Maluku
Maluku
Utara
Papua Papua & Papua Barat
Total 34 propinsi dan 514 kota Total 24 divisi industri manufaktur
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2014; United Nation (UN), 2008.
249
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
Tabel 3
Konsep Umum Merinci Dari Sektor Keefisiensi Energi (energy efficiency)
Sektor
Industrial Commercial Residential Transportation
Energi Efficiency
Process Utility Office
Apliances
Machine
Lighting
Heating
Cooling
Cooling
Cooling
Chller
Boiler
Region / Pulau / Propinsi
Jawa Jateng
Jatim
Aceh
Sumut
Sumatera Sumbr & Riau
Bengkulu, Lampung
Bali
Bali / NTT
NT
Kalbar
Kalimantan Kalut, Kalteng,
Kaltim
Sulut, Sulteng,
Sulawesi Gorontalo
Sulsel, Sultra
Maluku & Maluku
Maluku
Utara
Papua & Papua
Papua
Barat
Total 34 propinsi dan 514 kota Total 24 divisi industri manufaktur
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2014; United Nation (UN), 2008.
250
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Tabel 4
Total Potensi Energi Terbarukan Menurut Wilayah / Provinsi
Total Potensi
Region / Propinsi
MW %
Jabar & Banten
Jawa
penghematan dalam konsumsi energi, dalam Indonesia berada di Pulau Jawa (Badan
hal ini tentu akan mengurangi FE . Pusat Statistik (BPS), 2014), (2). Hampir
80% kapasitas listrik terpasang terdapat
Hubungan Pengembangan Potensi ET Dan di Jawa-Bali (Perusahaan Listrik Negara
EE Di Daerah Terhadap ES (PLN), 2013), dan (3). Sumber energi fosil
Seperti ditunjukkan pada tabel 4, masing- seperti batubara yang berasal dari luar
masing daerah memiliki potensi energi terbarukan Jawa, maka pengembangan energi berbasis
yang tidak sama, terutama untuk panas bumi, energi terbarukan harus lebih dipercepat dan
pembangkit listrik tenaga air besar maupun didorong di Jawa.
kecil, dan angin. Dari ketiga tipe ET tersebut, Perhitungan ini tanpa bermaksud
potensi ET dari yang terbesar ke yang terkecil mengenyampingkan pentingnya daerah di
terdapat di; Jawa (24,7%), Sumatera (22,6%), luar Jawa. Artinya, setiap pemerintah daerah
Papua (14,0%), Kalimantan (13,6%), Sulawesi harus berkompetisi dalam mengembangkan
(13,1%), Bali (9%), dan Maluku (2,9%). Potensi potensi energi terbarukan di daerahnya
tenaga air melebihi 50% dimana sekitar 23% di masing-masing.
Papua, diikuti oleh potensi angin (33,8%), dan Berdasarkan penyajian Direktur
panas bumi (15,7%). Konservasi Energi, pada tanggal 15 September
Dari pemetaan potensi energi 2017, di IndoEBTKE ConEx 2017 (Dirjen
terbarukan, dengan memperhitungkan EBTKE/KESDM, 2017) sebagai terlihat pada
bahwa (1). Lebih dari 60% penduduk tabel 5, ada 244 perusahaan yang diidentifikasi
251
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
wajib menerapkan manajemen energi dan makanan, kayu dan furnitur, agroindustri, dan
melaporkan konsumsi energinya sebagaimana bahan kimia (Cantore,dkk., 2016).
diatur oleh Pemerintah (Peraturan Pemerintah Penjelasan lebih rinci tentang potensi
RI, 2009). Perusahaan-perusahaan tersebut mikro hydro, panas bumi, dan energi angina
yang mengkonsumsi sekitar 6.000 TOE (ton of di berbagai wilayah atau provinsi di Indonesia
oil equivalent, setara ton minyak), kebanyakan dapat dilihat pada tabel 7, tabel 8, dan tabel 9.
berasal dari beberapa jenis industri, dengan Melalui program Konservasi Energi,
hanya 1 perusahaan saja yang bergerak di Kementerian ESDM menerapkan beberapa
bidang konstruksi. program tambahan dengan merangkai Standar
Sebagaimana yang terlihat pada tabel 6, dan membubuhi Label (S/L) Solusi Energi
pemerintah juga menggambarkan distribusi dan label Standar Kinerja Energi Minimum
11 provinsi yang merupakan pengguna energi (MEPS) untuk peralatanlampu CFL, AC,
terbesar, dengan konsumsi sekitar 91% dari Kulkas, Kipas Angin, Penanak Nasi, Motor
konsumsi energi nasional (Dirjen EBTKE/ Listrik dan Ballast Elektronik, serta menyusun
KESDM, 2017). Mereka menjadi target kode bangunan (ESDM, 2016).
kampanye pemerintah untuk mengurangi Agar memiliki skala besar dan
penggunaan energi sebesar 10%. Perlu dicatat, dampak yang langgeng, kebijakan EE harus
bahwa efisiensi energi yang tinggi terkait dengan melibatkan semua sektor, dengan lebih fokus
faktor produktivitas total yang tinggi pula di pada sektor swasta (Geller, dkk,. 2006).
sektor manufaktur, seperti; tekstil, pakaian, Contohnya, beralih dari industri padat energi
Tabel 5
Identified Companies For Energy Management
No. Manufacture Industry Division Companies
1 Textile industry 40
2 Iron & steel industry 34
3 Manufacturing industry 30
4 Pulp & paper industry 20
5 Power plant industry 20
6 Agro industry 13
7 Chemical industry 11
8 Petrochemical industry 11
9 Food industry 11
10 Beverage industry 4
11 Fertilizer industry 8
12 Cement industry 8
13 Motor vehicle industry 8
14 Coal & minerals mining industry 8
15 Oil & gas industry 10
16 Other industries (cigarettes, etc.) 7
17 Construction building industry 1
Total perusahaan 244
Sumber: Finahari, 2017.
252
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
Tabel 6
Propinsi Yang Ditargetkan Untuk 10% Energy Consumption Cutting
Konsumsi dalam GWh/Year
No. Propinsi
2014 2015
1 Banten
51.277 51.257
2 Jawa Barat
3 DKI Jakarta & Tangerang 41.269 41.328
4 Jawa Timur 30.523 30.824
5 Jawa Tengah 19.631 22.892
6 Sumatera Utara 8.271 8.703
7 Sumatera Selatan 6.199 6.606
8 Sulawesi Selatan 5.247 5.441
9 Bali 4.335 4.594
10 Riau 3.971 4.241
11 Lampung 3.392 3.570
Total 174.115 179.456
Sumber: Finahari, 2017.
Tabel 7
Potensi Mikro Hydro Menurut Wilayah / Provinsi
(MW)
Region / Propinsi
Besar Mini/Mikro
Jabar & Banten 2.861,0 0,7
Jawa
(pertambangan, logam dasar, bahan kimia, provinsi lain atau negara maju. seperti Jepang,
petrokimia, dll) ke manufaktur, layanan Jerman, dll (Honma dan Hu, 2014).
intensif, dan sebagainya. Langkah selanjutnya Konsumsi energi terbarukan memiliki
adalah proses pembandingan EE, terutama ke dampak positif yang signifikan terhadap
253
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
Tabel 8
Potensi Panas Bumi Menurut Wilayah / Provinsi
Region / Propinsi MWe
Jabar & Banten
Jawa
Sumbar& Riau
Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lamp.
Bali 354,0
Bali / Nusa Teng.
Nusa Tenggara 1.497,0
Kalbar
Kalimantan 182,0
Kalut, Kalteng, Kaltim
Sulut, Sulteng, Gorontalo
Sulawesi 2.997,0
Sulut, Sultra
Maluku Maluku &Malut 1.426,0
Papua Papua & Papua Barat 75,0
27.320,0
Total
15,7%
Sumber: Hutapea, 2017.
Tabel 9
Potensi Energi Angin Menurut Wilayah / Provinsi
Region / Propinsi MW
Jabar & Banten 8.793
Jawa
254
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
255
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
Gambar 6
Contoh Konsep Sistem Dashboard Untuk Kemudahan Pemantauan Dan Tindak Lanjut
dicapai dalam mengelola energinya, maka yang akan diambil segera. Indikator notasi
langkah pertama adalah mengubah sasaran rinci harus dilakukan dengan benar.
tersebut menjadi indikator kinerja utama (KPI) Kedua, melacak kinerja keamanan
yang dapat diukur dan dilacak. energi tentang bagaimana memantau,
Dalam hal ini, kita akan mengetahui mengendalikan, dan mengelola masalah
secara lebih rinci kontribusi ET atau EE di energi. Ini bisa memberi gambaran kemajuan
masing-masing sektor, atau di suatu wilayah keamanan energi lokal /nasional dari waktu ke
atau pulau terhadap indikator dari PDB. Jadi waktu, selama implementasi dapat melakukan
bisa lebih jelas melihat peta jalan ET dan EE, tindakan korektif, inovasi, dan akselerasi.
serta isu dan tindakan yang akan diambil. Ketiga, mengembangkan kebijakan ET
Model keamanan energi yang terperinci dan EE yang komprehensif untuk perencanaan
ini dapat disederhanakan ke dalam indeks jangka panjang keamanan energi lokal/
komposit, yang bisa ditampilkan di dashboard nasional, karena aktifitas kebijakan energi
agar mudah dipahami, dilacak dan ditindak- telah didefinisikan secara jelas dalam model
lanjuti. Dengan berkembangnya teknologi menjadi indikator untuk dinilai dengan mudah
komunikasi saat ini, tentu akan semakin dan cepat. Pemerintah daerah diharapkan lebih
mudah diakses dari komputer dan telepon selektif dan berhati-hati dalam mengeluarkan
genggam oleh pemangku kepentingan, seperti kebijakan sektoral (perumahan, industri,
yang ditunjukkan pada gambar 6. komersial, dan transportasi).
Secara umum, konsep ini dapat Keempat, menguji dan membuktikan
menganalisis keamanan energi dengan kondisi beberapa gagasan atau saran sebelum kebijakan
energi yang kompleks secara lokal /nasional, diambil dengan menggunakan simulasi model
dengan memusatkan perhatian pada kontribusi keamanan energi. Meningkatkan keamanan
ET dan EE untuk semua sektor. Untuk itu, energi nasional ke depan, Indonesia harus
pemerintah daerah perlu melakukan beberapa mempertimbangkan untuk memperketat subsidi
hal berikut. energi daripada hanya untuk meningkatkan
Pertama, memanfaatkan indikator notasi produksi energy (Prambudia and Nakano, 2012).
rinci ET dan EE sebagai indikator kinerja Berdasarkan apa yang telah dibahas,
energi utama (KEPI), untuk mengidentifikasi untuk menjamin keamanan energi,
masalah yang lebih jelas terkait dengan Indonesia harus lebih serius dan fokus
keamanan energi, di mana dan tindakan apa pada pengembangan energi terbarukan dan
256
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
257
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
economic growth : Evidence from top 38 ESDM, K., 2016. Program Strategis EBTKE
countries. APPLIED ENERGY, [online] dan Ketenagalistrikan. [online] Journal
162(November 2015), pp.733–741. Energi, Available at: <www.esdm.go.id>.
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. Finahari, I.N., 2017. Program Konservasi
apenergy.2015.10.104>. Energi. Jakarta.
Bielecki, J., 2002. Energy security: Is the wolf Geller, H., Harrington, P. and Rosenfeld,
at the door? Quarterly Review of Economics A.H., 2006. Polices for increasing energy
and Finance, 42(2), pp.235–250. efficiency : Thirty years of experience in
British Petroleum (BP), 2017. BP Statistical OECD countries. 34, pp.556–573.
Review of World Energy 2017. [online] Gunningham, N., 2013. Managing the
Available at: <http://www.bp.com>. energy trilemma: The case of Indonesia.
Buaran, B., Armawi, A. and Martono, E., Energy
2016. Peran Pembangkit Listrik Tenaga Policy, [online] 54, pp.184–193. Available
Biogas dalam Mewujudkan Ketahanan a t : < h t t p : / / d x . d o i . o rg / 1 0 . 1 0 1 6 / j .
Nasional. Jurnal Ketahanan Nasional, enpol.2012.11.018>.
22(3, 27 Desember 2016), pp.241–154. Harris, 2018. Pengelolaan Energi Baru Dan
Cantore, N., Calì, M. and Willem, D., Energi Terbarukan Di Indonesia.
2016. Does energy ef fi ciency improve Honma, S. and Hu, J.L., 2014. Industry-level
technological change and economic total-factor energy efficiency in developed
growth in developing countries ? countries: A Japan-centered analysis.
Energy Policy, [online] 92, pp.279–285. Applied Energy, [online] 119, pp.67–78.
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j. Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j.
enpol.2016.01.040>. apenergy.2013.12.049>.
Cherp, A. and Jewell, J., 2011. The three Hutapea, M., 2017. Policy, Target, and
p e r s p e c t i v e s o n e n e rg y s e c u r i t y : Breakthrough in Wind to Support National
Intellectual history, disciplinary roots Energy
and the potential for integration. Current
Policy and Paris Agreement. [online] Available
Opinion in Environmental Sustainability,
at: <http://www.indoebtkeconex.com/
[online] 3(4), pp.202–212. Available
downloadmaterials/#1505419087689-
a t : < h t t p : / / d x . d o i . o rg / 1 0 . 1 0 1 6 / j .
c65b669d-201d>.
cosust.2011.07.001>.
Indonesia Institute for Energy Economics
Chester, L., 2010. Conceptualising energy
(IIEE), 2006. Surviving Energy Challenges.
security and making explicit its polysemic
nature. Indonesia Energy Economic Review, [online]
1. Available at: <http://iiee.or.id/journal-
Energy Policy, [online] 38(2), pp.887–895.
ieer/>.
Available at: <http://dx.doi.org/10.1016/j.
enpol.2009.10.039>. International Energy Agency (IEA), 2018.
Energy security. [online] Available at:
Dirjen EBTKE/KESDM, 2017. Kebijakan dan
<http://www.iea.org/topics/energysecurity/
program konservasi energi.
258
Erkata Yandri, Ratna Ariati, Riki Firmandha Ibrahim -- Meningkatkan Keamanan Energi Melalui Perincian
Indikator Energi Terbarukan dan Efisiensi Guna Membangun Ketahanan Nasional Dari Daerah
259
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, No 2, Agustus 2018: 239-260
260