Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

5th ACE Conference.

28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

PENGARUH SQUARE DISTURBANCE BODY TERHADAP


KARAKTERISTIK ALIRAN LINTAS DUA SILINDER
SIRKULAR TERSUSUN TANDEM
Rina1, Sanny Ardhy2
1
Teknik Mesin, Program Studi Teknik Mesin, Universitas Dharma Andalas, Padang.
Email: rinaz2986@gmail.com
2
Teknik Mesin, Program Studi Teknik Mesin, Universitas Dharma Andalas, Padang.
Email: sannyardhy@gmail.com

ABSTRACT
Aerodynamic forces occuredwhen fluids interacted with bluff body of circular cylinder,
one of which is the drag force which stream direction. The curvature of cylindrical surface
is dominantly affected by tensile pressure which cause strong adverse pressure gradient.
The large drag can make damages toward the body's structure. This study aims to
determine the influence of square disturbance body placement against flow characteristic
of two cylinders which is tandem arranngement . 2D numerical study was used by
usingThe unsteady-RANS of CFD where The viscous Turbulent Shear-Stress-Transport
Model (SST) k-ω’s modelis included. Two circular cylinders (D = 25mm) are arranged
simultaneously with variatons of distance L/D were 1.5, 3 and 4. Two interfering square
cylinder pieces (s = 4mm) were placed on the side of the upstream cylinder with an angle
of 30º and gap distance (d) 0.4 mm. This study was simulated on Reynolds Number (ReD)
3.12 x 104. Then, it was found that bubble separation caused separationwith angle of 120
° for the upstream cylinder with SDB. The upstream cylinder wake effect became stronger
when L/D 1.5 and reduced at L/D 4.

Keywords: circular cylinder, square disturbance body, efficient pressure, drag coefficient,
tandem arrangement

ABSTRAK
Gaya-gaya aerodinamika timbul ketika fluida menabrak bluff body silinder sirkular, salah
satunya adalah gaya drag yang searah dengan arah aliran. kelengkungan permukaan
silinder sirkular dominan dipengaruhi oleh pressure drag yang menimbulkan adverse
pressure gradient yang kuat.Drag yang besar dapat merusak struktur body. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penempatan square disturbancebody terhadap
karakteristik aliran dua buah silinder sirkular yang disusun tandem.Penelitian ini
dilakukan melalui simulasi numerik 2D Unsteady-RANS menggunakan CFD dengan
model viscousTurbulent Model Shear-Stress-Transport (SST) k-ω. Dua buah silinder
sirkular (D=25mm) disusun secara tandem dengan variasi jarak L/D 1.5, 3 dan 4. Dua
buah pengganggu square cylinder(s=4mm)ditempatkan di sisi silinder upstream dengan
sudut 30º dan jarak gap (d) 0.4mm. Penelitian ini disimulasikan pada Reynolds Number
(ReD) 3,12 x 104.Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa terjadi separation bubble
pada silinder upstream dengan SDB, yang menyebabkan separasi menjadi tertunda pada
sudut 120°. Pengaruh wake silinder upstream semakin kuat pada L/D 1,5 dan semakin
berkurang pada L/D 4.

325
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

KataKunci : silinder sirkular, square disturbance body, kefisien pressure, koefisien drag
pressure, tandem arrangement

1. PENDAHULUAN

Fluida merupakan suatu zat yang terdeformasi jika dikenai tegangan geser. Tegangan
geser akan menciptakan fenomena boundary layer yang dipengaruhi oleh distribusi
tekanan yang terjadi pada kontur body. Diketahui bahwa bluff body silinder sirkular
mempunyai adverse pressure gradient yang kuat diakibatkan bentuk kelengkungan
permukaan silinder yang bulat, sehingga memiliki drag yang cukup besar. Boundary
layer sangat berkontribusi dalam pengurangan gaya drag yang searah dengan arah
aliran. Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam pengurangan gaya drag dengan
cara mengontrol medan aliran.

Putra (2013) dan Rina dkk (2014) menggunakan dua buah squaredisturbance body yang
ditempatkan di sisi upstream silinder sirkular pada sudut tertentu. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa penempatan pengganggu di sisi upstream silinder sirkular
memberikan kontribusi dalam pengurangan gaya drag. Nilai optimum dalam
pengurangan gaya drag terdapat pada sudut pengganggu α=30º. Lee dkk (2004)
menggunakan sebuah silinder sirkular tunggal dan menempatkancontrol rod di sisi
upstream silinder. Penelitiannya divariasikan pada jarak longitudinal antara body utama
dengan body pengontrol (L/D) dan rasio dimensi kedua body (d/D). Dari hasil
penelitiannya, hingga nilai d/D 0.233 dapat mereduksi gaya drag pada rasio L/D yang
sama. Alam dkk (2003) menvariasikan jarak silinder upstream dan downstream dengan
dimensi yang sama dan variasi sudut pengganggu. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa, pada L/D 3 terjadi fenomena bistable flow, dan pencapaian pengurangan gaya
drag terjadi pada sudut pengganggu α=30º sebesar 67%. Daloglu (2008) mengunakan
dua buah geometi body cicular cylinder dan square cylinder. Penelitian tersebut
divariasikan pada body di sisi upstream, yaitu circular dan square cylinder. Variasi
jarak antar silinder 1<S/d<10. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada rasio 1-1,5
dapat memberikan pengaruh terhadap pengurangan gaya drag. Selain itu bentuk
geometri square cylinder mempunyai pressure drop yang lebih besar daripada circular
cylinder. Kemudian Daman (2014) menggunakan dua buah silinder sirkular dengan
dimensi yang sama dan menempatkan dua pengganggu sirkular silinder pada sisi
upstream (control rod) pada sudut 60°, variasi L/D 1,5 dan 4. Hasil penelitiannya
mennjukkan bahwa knfigurasi optimum dalam pengurangan gaya drag terjadi pada L/D
1,5.

Dari beberapa penelitian diatas, konfigurasi pada dua buah silinder sirkular yang
disusun tandem dengan menempatkan dua pengganggu berbentuk square cylinderdi sisi
upstream pada sudut 30° belum dibahas lebih lanjut. Melalui penelitian ini akan dilihat
fenomena yang terjadi pada konfigurasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penempatan square disturbancebody terhadap karakteristik aliran
dua buah silinder sirkular yang disusun tandem dengan menampilkan hasil post
processing secara kuantitatif dan kualitatif.

326
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

2. METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan secara simulasi numerik menggunakan software fluent


Computatinal Fluid Dynamics (CFD) dengan model viscous Turbulent Model Shear-
Stress-Transport (SST) k-ω. Geometri body yang digunakan adalah dua buah silinder
sirkular (D 25mm) yang disusun tandem dengan menempatkan dua buah pengganggu
berbentuk square cylinder(d 4mm) di sisi silinder upstream pada pergeseran sudut
pengganggu 30° dengan gap(δ 0.4mm .Variasi jaraksilinder upstream dan downstream
(L/D) 1,5; 3; dan 4. Reynolds Number berdasarkan diameter silinder, yaitu ReD 3,2x104.
Domain simulasi numerik dapat dilihat pada gambar 1, dan bentuk meshing
qualidrateral map dapat dilihat pada gambar 2.

8D 50D
Upper Wall
(wall)

2.5D Inlet
P
δ
(Velocity Inlet)
CL CL Outlet
α
H
Flow θ θ
Uo, µ, ρ
D (Pressure Outlet)
CD CD

Square Disturbance L
2.5D Body

Lower Wall
(wall)

Gambar 1. Domain simulasi numerik

Gambar 2. Meshing qualidrateral map

3. HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Distribusi Koefisien Tekanan (Cp) Silinder Upstream

Grafik koefisien tekanan ditampilkan untuk melihat fenomena yang terjadi di sepanjang
kontur permukaan silinder pada setiap perubahan L/D. Pada gambar 3 dan gambar 4
akan dilihat perbandingan grafik koefisien tekanan silinder tandem tanpa SDB dengan
silinder tandem menggunakan SDB 30° di sisi upstream dengan variasi L/D.
Gambar 3a dan b menunjukkan tren grafik yang hampir sama untuk setiap variasi
L/D.Posisi stagnation point untuk kedua grafik (tanpa SDB dan dengan SDB) susunan

327
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

tandem pada variasi jarak berada pada sudut 0° yang ditandai dengan nilai Cp 1. Setelah
titik stagnasi, aliran langsung mengalami akselerasi yang ditunjukkan dengan
menurunnya grafik secara drastis hingga mencapai kecepatan maksimum (gambar 3a).
Hal ini ditandai dengan nilai Cp negatif. Kecepatan maksimum terjadi sekitar sudut 75°-
85° (upper side) dan 285°- 290° (lower side).Kemudian aliran mengalami perlambatan
akibat adanya gradient tekanan balik (adverse pressure gradient) yang dikarenakan
bentuk kelengkungan permukaan silinder. Hal ini ditandai dengan meningkatkan
koefisien tekanan sampai akhirnya aliran terseparasi sekitar sudut 120° (upper side)dan
260° (lower side).

Untuk konfigrasi susunan tandem dengan SDB 30°setelah titik stagnasialirannya tidak
langsung terakselerasi. Hal ini disebabkan adanya celah sempit yang dilewati aliran
antara pengganggu dengan permukaan silinder upstream. Setelah itu, aliran baru
mengalami akselerasi yang ditandai dengan nilai koefisien terendah, terjadi sekitar
sudut 22° (upper side)dan 340° (lower side).Setelah mencapai kecepatan maksimum,
aliran mengalami deselerasi (perlambatan) akibat friction kemudian terseparasi.Namun
karena adanya pengaruh wake dari SDB, Namun karena adanya pengaruh wake dari
SDB, momentum fluida yang terdefleksi dari bodi pengganggu tersebut berinteraksi
dengan momentum fluida dari freestream, sehingga terjadi penambahan momentum.
Energi dari freestream dan wake di belakang pengganggu mendorong aliran kembali
attach pada kontur permukaan silinder upstream. Hal inilah yang menyebabkan
terbentuknya separation bubble. Pada grafik ditandai dengan adanya peak.Penambahan
momentum pada daerah ini mampu melawan shear stress dan adverse pressure
sehingga aliran lebih cepat turbulent dan akhirnya tersparasi massif pada sudut 120º
untuk upper side dan pada sudut 260º untuk lower side.

(a)
(b)

Gambar 3. Perbandingan grafik koefisien tekanan (Cp) silinder upstream:


(a) tanpa SDB; (b) dengan SDB 30° (ReD 3.12 x 104)

3.2 Distribusi Koefisien Tekanan (Cp) Silinder Downstream

Pada silinder downstream, untuk variasi jarak L/D 1,5 distribusi koefisien tekanan
bernilai negatif (gambar 4a dan b). Hal ini disebabkan wake silinder upstream
melingkupi silinder downstream. Adanya peak pada upper side dan lower side

328
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

menandakan shear layer pada silinder upstream re-attachment pada permukaan silinder
downstream. Titikre-attacment pada L/D 1,5 susunan tandem dengan SDB 30° terjadi
pada sudut 110° (upper side)dan 290° (lower side).Sedangkan untuk L/D 3 dan 4 titik
re-attacment terjadi lebih awal. Pengaruh wake silinder upstream terhadap silinder
downstream mulai berkurang pada L/D 4. Hal ini ditandai dengan tren grafik yang
mulai mendekati grafik silinder tunggal.

(a)

(b)

Gambar 4. Perbandingan grafik koefisien tekanan (Cp) silinder downstream: (a)


tanpa SDB; (b) dengan SDB 30° (ReD 3.12 x 104)

3.3 Visualisasi Aliran Berupa Velocity Pathline

Gambar 5 menunjukkan visualisasi aliran berupa Velocity pathlineyang disandingkan


dengan grafik kefisien tekanan. SP melambangkan titik separasi (separation point) dan
AP melambangkan titik attachment (attachment point). Titik separasi pada silinder
upstream untuk ketiga variasi berada pada sudut 0°. Aliran terseparasi setelah melewati
celah sempit sekitar sudut 120° (upper side)dan 260° (lower side). Pada L/D 1,5 tampak
wake silinder upstream melingkupi silinder downstream. Aliran mengalami attachment

329
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

pada sisi atas silinder downstream, sehingga mempengarui nilai koefisien drag silinder
downstream, yaitu bernilai negatif. Semakin jauh rasio jarak antar silinder, maka
interaksi wake silinder upstream terhadap silinder downstream semakin berkurang,
namun titik stagnasi masih bergeser dari sudut 0°.
1

0.5

0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
-0.5

-1
AP
Cp -1.5 Upstream
Downstream
-2
SP
-2.5

-3

-3.5

-4
Sudut Kontur (θ)

(a)

0.5

0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
-0.5

-1

-1.5
AP
Cp -2 Upstream

-2.5 Downstream
SP
-3

-3.5

-4

-4.5

-5
Sudut Kontur (θ)

(b)
1

0.5

0
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
-0.5

Cp -1 Upstream
Downstream
SP -1.5
AP
-2

-2.5

-3
SudutKontur(θ)

(c)
Gambar 5. Visualisasi aliran velocity pathline dan grafik koefisien tekanan (Cp) pada
silinder sirkular susunan tandem dengan SDB 30°: (a) L/D 1.5; (b) L/D 3; (c) L/D 4

3.4 Visualisasi Aliran Berupa Kontur Intensitas Turbulensi

Gambar 6 menunjukkan perbandingan intensitas turbulensi pada konfigurasi variasi


L/D. Warna merah menunjukkan persentase IT yang paling tinggi sedangkan warna biru
menunjukkan persentase IT yang paling rendah.

330
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

1.5

Gambar 6. Perbandingan kontur intensitas turbulensi (TI) pada silinder sirkular susunan
tandem dengan SDB 30°

Dari gambar tampak bahwa intensitas turbulensi tertingggi terdapat pada daerah wake.
Hal ini disebabkan karena adanya kecepatan yang berfluktuasi pada daerah tersebut.
Daerah ini disebut juga dengan daerah bertekanan rendah.Intensitas turbulensi terbesar
terjadi pada konfigurasi 3. Hal ini juga dibuktikan pada grafik perubahan koefisien
tekanan dimana pada konfigurasi ini nilai koefisien pressure yang dihasilkan paling
rendah. Untuk konfigurasi L/D 1.5, intensitas turbulensi tertinggi terjadi pada daerah
wake silinder downstream.Kemudian pada konfigurasi L/D 4, intensitas turbulensi
semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena energi dan momentum shear layer yang
terlepas dari silinder upstream juga semakin berkurang seiring bertambahnya jarak.

3.5 Perbandingan Koefisien Drag Pressure (Cdp) Silinder Upstream dan


Downstream

Gambar 7 menunjukkan nilai koefisien drag pressure silinder upstream dan


downstream. Dari gambar 7a dapat dilihat bahwa, untuk silinder upstream koefisien
drag pressure (Cdp) tertinggi terjadi pada konfigurasi L/D 1,5 dan koefisien drag
pressure (Cdp) terendah terjadi pada konfigurasi L/D 4. Sedangkan pada konfigurasi
silinder susunan tandem menggunakan SDB, koefisien drag pressure (Cdp) tertinggi
terjadi pada konfigurasi L/D 1,5 dan koefisien drag pressure (Cdp) terendah terjadi
pada konfigurasi L/D 3.Sedangkan untuk distribusi koefisien drag pressure (Cdp)
silinder downstream, pada konfigurasi susunan tandem tanpa SDB cendrung lebih
rendah dari pada konfigurasi susunan tandem dengan SDB, dan nilai tertinggi

331
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

ditunjukkan pada konfigurasi silinder tandem tanpa SDB.Penambahan body


penggganggu SDB pada sudut 30° dapat mereduksi gaya drag silinder upstream secara
optimal.

(a)

(b)

Gambar 7. Nilai koefisien drag pressure (Cdp) pada silinder sirkular susunan tandem
dengan SDB 30°: (a) tanpa SDB; (b) dengan SDB 30° (ReD 3.12 x 104)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data yang telah diperoleh secara simulasi numerik
menggunakan CFD software fluent mengenai pengaruh penambahan SDB pada aliran
lintar dua silinder sirkular dengan variasi jarak antar silinder, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penempatan pengganggu square cylinder pada sisi upstream silinder dapat


mempercepat aliran menjadi turbulent sehingga menunda separasi.Hal ini
disebabkan terjadinya separation bubble pada silinder upstream.
2. Separasi aliran yang tertunda pada silinder upstream menggunakan SDB 30°
mengakibatkan nilai koefisien drag silinder downstream-nya lebih tinggi daripada
silinder downstream tanpa SDB. Reduksi gaya drag optimum pada silinder
upstreamterjadi pada konfigurasi susunan tandem menggunakan SDB 30⁰ pada L/D
3. Sedangkan pada silinder downstream terjadi pada L/D 1,5.

332
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

3. Semakin bertambah rasio jarak antar silinder(L/D), maka pengaruh wake silinder
upstream terhadap silinder downstream akan semakin berkurang.

5. DAFTAR PUSTAKA

Putra, R.P, 2013. Reduksi gaya hambat pada silinder sirkular dan reduksi pressure drop
pada saluran sempit berpenampang bujur sangkar dengan menggunakan batang
pengganggu berbentuk square cylinder. Tesis, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Rina., Widodo, W. A, 2014. Simulasi Numerik Aliran di Sekitar Circular Cylinder
dengan Dua Square Cylinder sebagai Disturbance Body pada Saluran Sempit.
Thermofluid VI. 29 April 2014, Yogyakarta, Indonesia. Hal. 111-116.
Lee, Sang-Soon., Lee, Sang-Ik., Park, Cheol-Woo, 2004. Reducing the drag on a
circular cylinder by upstream installation of a small control rod, Fluid dynamics
research Vol. 34, 233-250.
Alam, M.D., Sakamoto. H., Moriya, M, 2003. Reduction of fluid forces acting on a
single circular cylinder and two circular cylinders by using tripping rods. Jurnal
of fluids and structures Vol. 18, 347-366.
Daloglu, A, 2008. Pressure drop in a channel with cylinders in tandem arrangement.
International Communication in Heat and Mass Transfer 35, 76-83.
Daman, A. A. A., Widodo, W. A, 2014. Pengaruh Penambahan Inlet Disturbance Body
Terhadap Karakteristik Aliran Melintasi Silinder Sirkular Tersusun
Tandem.Thermofluid VI. 29 April 2014, Yogyakarta, Indonesia. Hal. 79-84.

333

You might also like