Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

ANALISIS KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS X DAN XI

SMAN 10 PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Ria Anggriyani1), Lufri2), Zulyusri2)


1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi PPs UNP
2)
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi PPs UNP

ABSTRACT

Discovery process (scientific work) in biology learning in the form of lab activity is necessary
to strengthen the student’s understanding of concepts. This study aims to determine the
quality of the biology lab activities (planning, implementation process and evaluation),
problems of biology lab activity and causes of failure in biology lab activities class X and XI
SMAN 10 Padang in second semester academic year 2012/2013. This research is a
descriptive study combining data collection techniques quantitatively and qualitatively. Data
of planning obtained from lesson plan (RPP) assessment sheet and interview guide. Data of
implementation process obtained from the observation sheet, record product and field notes.
Data of practicum evaluation obtained from the interview guide. Data of practicum problems
which includes problems faced by teacher obtained from the teacher questionnaire and
interview guide, the problems faced by students obtained from student questionnaire and
interview guide and the problems. Causes of failure in lab activities data obtained from the
interview guide. Based on this research can be concluded about the quality of planning,
categorized as medium in terms of suitability of lesson plan with School Based Curricullum,
there are teachers who did not prepare lesson plan and practicum guide and did not plan
practicum in accordance with the demands of School Based Curricullum. Implementation
process on teacher performance aspects categorized as medium, on student activities
categorized as good and readiness of facilities and infrastructure aspects categorized as very
good. Practicum evaluation is not based on School Based Curricullum. In doing practicum,
biology teachers less constrained at planning, quite constrained at the practicum process and
evaluation, while students who followed the practicum is quite constrained in the planning,
practicum process and evaluation of the practicum. Cause of failure in lab activities is lack of
ability in allocating the time to do practicum in accordance with the demands of School Based
Curricullum.

Kata kunci: kegiatan praktikum, biologi, SMA

PENDAHULUAN dari apa yang didengarnya, 30% dari apa


Proses penemuan (kerja ilmiah) dalam yang dilihatnya, 50% dari apa yang dilihat
pembelajaran biologi berupa kegiatan dan didengar, 70% dari apa yang
praktikum sangat diperlukan untuk dikatakannya dan 90% dari apa yang
memperkuat pemahaman siswa terhadap dikatakan dan dilakukannya. Jadi
konsep. Ini dikarenakan praktikum pengalaman belajar yang langsung
memberikan kesempatan kepada siswa dilakukan oleh siswa melalui praktikum
menemukan sendiri fakta yang diperlukan tentunya dapat meningkatkan
untuk meningkatkan pemahamannya pemahamannya terhadap materi pelajaran.
terhadap materi yang sudah dipelajari Walaupun secara formal praktikum
melalui pengalaman langsung. Hal tersebut sudah menjadi komponen dalam
sesuai dengan pengalaman belajar yang pembelajaran IPA khususnya biologi,
diungkapkan oleh Shea (2000 dalam namun tampaknya pelaksanaan praktikum di
Sumiati dan Asra, 2011: 8), bahwa siswa sekolah masih belum optimal untuk
belajar 10% dari apa yang dibacanya, 20% mencapai tujuan pembelajaran. Simamora
57
(2012) menjelaskan bahwa beberapa berupa eksperimen, observasi maupun
permasalahan yang sering dijumpai di demonstrasi yang menunjukkan adanya
lapangan yang menyebabkan terhalangnya keterkaitan antara teori dengan fenomena
kegiatan praktikum adalah keadaan sarana yang dilaksanakan baik di laboratorium
laboratorium biologi kurang memadai, maupun di luar laboratorium.
belum tersedianya meja dan kursi di Penelitian ini bertujuan untuk
laboratorium yang sesuai dengan jumlah mengungkapkan hal-hal berikut ini.
siswa, belum adanya penuntun praktikum, 1. Kualitas kegiatan praktikum biologi di
belum ada jadwal praktikum yang jelas, kelas X dan XI SMA Negeri 10 Padang
kemampuan guru dalam pelaksanaan pada semester 2 tahun pelajaran
praktikum biologi masih kurang dan belum 2012/2013 yang meliputi perencanaan,
ada petugas khusus laboratorium. proses pelaksanaan dan evaluasi.
Permasalahan-permasalahan di atas 2. Kendala kegiatan praktikum biologi di
idealnya tentu tidak ditemukan lagi di kelas X dan XI SMA Negeri 10 Padang
sekolah yang sudah terakreditasi A seperti pada semester 2 tahun pelajaran
SMA Negeri 10 Padang. Namun, hasil 2012/2013 yang meliputi hal berikut ini.
wawancara peneliti dengan lima orang siswa a. Kendala kegiatan praktikum
kelas XII SMA Negeri 10 Padang tanggal 1 (perencanaan, proses pelaksanaan dan
Februari 2013 justru menunjukkan masih evaluasi) yang dihadapi oleh guru
ada permasalahan yang dijumpai, yaitu biologi yang melaksanakan praktikum.
kurang efektifnya pelaksanaan praktikum b. Kendala kegiatan praktikum
biologi untuk menunjang pemahaman teori (perencanaan, proses pelaksanaan dan
yang sudah dipelajari. Selain itu, belum ada evaluasi) yang dihadapi oleh siswa yang
buku penuntun praktikum yang digunakan mengikuti pelaksanaan praktikum.
sebagai panduan dalam pelaksanaan 3. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan
praktikum biologi di SMA Negeri 10 praktikum bagi guru biologi yang tidak
Padang. Permasalahan lain yang peneliti melaksanakan praktikum.
temui adalah pembelajaran biologi di SMA
Negeri 10 Padang khususnya kelas X, masih METODE
mengutamakan penyampaian teori tanpa Jenis penelitian ini adalah penelitian
diimbangi dengan kuantitas pelaksanaan deskriptif dengan menggabungkan teknik
praktikum yang memadai. pengumpulan data secara kuantitatif dan
Subiantoro (2009: 7) menjelaskan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
bahwa berdasarkan terminologinya, kelas X dan XI SMA Negeri 10 Padang
praktikum dapat diartikan sebagai suatu pada semester 2 (dua) tahun pelajaran
rangkaian kegiatan yang memungkinkan 2012/2013.
seseorang (siswa) menerapkan keterampilan Instrumen penelitian adalah peneliti
(skill) atau mempraktikkan sesuatu. Dalam sendiri yang dibantu dengan beberapa
pembelajaran IPA, sesuatu ini adalah instrumen pengumpul data sebagai berikut:
proses-proses sains. Sementara itu a. Lembar Penilaian RPP
Marjihanto (2000 dalam Rizkiyani, 2012: b. Lembar observasi
16) menjelaskan bahwa praktikum adalah c. Panduan wawancara
bagian dari proses pembelajaran yang d. Angket guru
bertujuan agar siswa mendapat kesempatan e. Angket siswa
untuk menguji apa yang diperoleh dari teori
dan melaksanakannya. Teknik untuk menjamin keabsahan
Kegiatan praktikum dapat dilakukan data yang digunakan adalah teknik
di laboratorium atau di luar laboratorium triangulasi. Pada penelitian ini dilakukan
(lingkungan sekitar). Hal ini sesuai dengan triangulasi sumber data, yaitu proses
penjelasan Rustaman (2002: 1) yang penguatan bukti dari individu-individu yang
menyatakan bahwa kegiatan praktikum berbeda (guru dan siswa). Selain itu juga
merupakan latihan aktivitas ilmiah baik dilakukan triangulasi teknik pengumpulan
58
data, yaitu menggabungkan teknik Tabel 1. Hasil Penilaian RPP yang Dibuat
kuantitatif dan kualitatif (angket, observasi Guru A, B dan C
dan wawancara). Hal ini menjamin bahwa
studi akan menjadi akurat karena informasi
berasal dari berbagai sumber informasi,
individu, atau proses.
Teknik analisis data kuantitatif
menggunakan perhitungan statistik,
sedangkan teknik analisis data kualitatif
kualitatif menggunakan metode Miles dan
Huberman yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keterangan:
Penarikan kesimpulan yang dilakukan dapat A : Perumusan tujuan pembelajaran
menjawab rumusan masalah yang telah (praktikum)
dirumuskan yaitu bagaimana kualitas B : Pemilihan bahan belajar/materi
kegiatan praktikum biologi di kelas X dan praktikum
XI SMA Negeri 10 Padang pada semester 2 C : Perumusan strategi/metode
tahun pelajaran 2012/2013 yang meliputi pembelajaran (praktikum)
perencanaan, proses pelaksanaan dan D : Penyesuaian media pembelajaran
evaluasi? Apa saja kendala kegiatan (praktikum)
praktikum biologi di kelas X dan XI SMA E : Perencanaan evaluasi/penilaian
Negeri 10 Padang pada semester 2 tahun praktikum
pelajaran 2012/2013 dalam beberapa hal
berikut ini? Hasil analisis kesesuaian RPP ketiga
a. Kendala kegiatan praktikum orang guru biologi kelas X dan XI SMAN
(perencanaan, proses pelaksanaan dan 10 Padang yang melaksanakan praktikum
evaluasi) yang dihadapi oleh guru biologi (guru A, B dan C) sudah memenuhi kriteria
yang melaksanakan praktikum. baik dari aspek perumusan tujuan
b. Kendala kegiatan praktikum pembelajaran (praktikum). Aspek pemilihan
(perencanaan, proses pelaksanaan dan bahan belajar/materi praktikum masih
evaluasi) yang dihadapi oleh siswa yang termasuk kurang baik. Kekurangan guru A,
mengikuti pelaksanaan praktikum. B dan C yang sama dijumpai pada aspek ini
Kemudian, apa penyebab tidak adalah masih ada RPP yang belum
terlaksananya kegiatan praktikum bagi guru mencantumkan materi pengayaan yang
biologi yang tidak melaksanakan sesuai dengan topik praktikum. Seharusnya
praktikum? guru memberi materi pengayaan yang sesuai
dengan topik praktikum. Hal ini dijelaskan
HASIL PENELITIAN DAN di dalam Panduan Penyelenggaraan
PEMBAHASAN Pembelajaran Pengayaan yang diterbitkan
1. Kegiatan Praktikum Biologi di Kelas X oleh Depdiknas (2008: 1), bahwa siswa
dan XI yang telah mencapai kompetensi lebih cepat
a. Perencanaan praktikum dari siswa lain dapat mengembangkan dan
Data perencanaan praktikum yang memperdalam kecakapan secara optimal
meliputi kesesuaian Rencana Pelaksanaan melalui pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran (RPP) dengan KTSP Aspek penyesuaian media
didapatkan dari lembar penilaian RPP yang pembelajaran (praktikum) juga masih
diisi oleh empat orang observer (Tabel 1). termasuk kurang baik. Kekurangan guru B
dan C yang sama dijumpai pada aspek ini
adalah masih ada RPP yang tidak
mencantumkan media pembelajaran
(praktikum) sehingga tidak dapat dinilai
kesesuaiannya dengan kriteria yang ada.
59
Seharusnya guru mencantumkan media (2009: 4), bahwa penguasaan keterampilan
pembelajaran (praktikum) pada RPP karena proses sains (praktikum) adalah mutlak bagi
media pembelajaran yang digunakan dalam seseorang yang akan atau sedang belajar
pembelajaran (praktikum) adalah salah satu sains.
komponen yang diamati untuk menilai Dari segi persiapan panduan
kinerja guru dalam merencanakan praktikum, guru A, B dan C menyusun
pembelajaran (Direktorat Tenaga panduan praktikum sendiri. Guru B dan C
Kependidikan, 2008: 39). sudah mempersiapkan panduan praktikum
Kedua aspek lainnya yaitu perumusan sesuai untuk semua praktikum yang
strategi/metode pembelajaran (praktikum) direncanakan, sedangkan guru A hanya
dan perencanaan evaluasi/penilaian mempersiapkan panduan praktikum untuk
praktikum termasuk kriteria sedang. praktikum I, praktikum II tidak ada panduan
Kekurangan pada aspek perumusan praktikum. Hal ini tentunya akan
strategi/metode pembelajaran (praktikum) mempengaruhi kelancaran proses praktikum
adalah alokasi waktu untuk langkah-langkah karena panduan praktikum merupakan salah
pembelajaran (praktikum) guru A yang satu komponen yang sangat diperlukan. Hal
belum sesuai proporsi. Kekurangan guru A, ini sesuai dengan penjelasan dalam
B dan C yang sama dijumpai pada aspek Depdikbud (1980: 2) yang menyatakan
perencanaan evaluasi/penilaian praktikum bahwa suatu kegiatan praktikum tidak bisa
adalah guru tidak membuat kelengkapan terlaksana tanpa adanya petunjuk kegiatan
instrumen penilaian (soal, kunci yang harus dilakukan siswa selama
jawaban/pedoman penskoran) secara praktikum. Panduan tersebut dapat berupa
lengkap. Seharusnya guru membuat buku penuntun praktikum atau lembar kerja
kelengkapan instrumen penilaian untuk praktikum.
memudahkan dalam melakukan penilaian
praktikum. b. Proses pelaksanaan praktikum
Data perencanaan praktikum yang Rangkuman nilai proses pelaksanaan
berhubungan kejelasan penetapan jadwal praktikum guru A, B dan C yang didapatkan
praktikum dan persiapan panduan praktikum dari lembar observasi dapat dilihat pada
didapatkan dari kegiatan wawancara. Dari Tabel 2 berikut ini.
hasil wawancara tentang perencanaan
praktikum diketahui bahwa guru A, B dan C Tabel 2.Nilai Proses Pelaksanaan Praktikum
sudah merencanakan alokasi waktu untuk Biologi Guru A, B dan C
pelaksanaan kegiatan praktikum biologi di
awal semester, tetapi tidak dilaporkan
kepada kepala labor sehingga belum ada
jadwal rencana pemakaian laboratorium.
Praktikum yang direncanakan guru A hanya
pada satu materi, padahal ada enam materi
yang menuntut adanya praktikum menurut
KTSP pada semester 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat rata-rata
Hal di atas menunjukkan bahwa nilai kinerja guru A, B dan C termasuk
perencanaan alokasi waktu untuk kriteria sedang. Dari pengamatan
pelaksanaan praktikum yang dilakukan oleh pelaksanaan proses praktikum guru A, B
guru A masih belum sesuai dengan KTSP. dan C masih dijumpai beberapa kekurangan
Guru A masih masih mengutamakan guru yang sama-sama ditemukan pada guru
penyampaian teori tanpa diimbangi dengan A, B dan C. Diantaranya adalah guru tidak
kuantitas pelaksanaan praktikum yang memberikan apersepsi dan tidak
memadai, padahal praktikum sudah menjadi menyampaikan pentingnya kegiatan
komponen penting yang harus ada dalam praktikum dilakukan kepada siswa. Padahal
pembelajaran sains khususnya biologi. Hal ini sangat penting dilakukan untuk
ini sesuai dengan penjelasan Subiantoro meningkatkan motivasi siswa dalam

60
melaksanakan praktikum. Sudjana (2011: ini. Meninjau kembali artinya mengulas
161) menjelaskan bahwa motivasi instrinsik materi pelajaran yang sudah dibahas pada
perlu dimiliki oleh siswa untuk memicu pertemuan tatap muka kali itu. Cara
semangat belajarnya, yaitu yang berkenaan meninjau kembali antara lain adalah dengan
dengan kebutuhan belajar siswa sendiri. menerangkan inti pelajaran atau membuat
Siswa harus menyadari pentingnya ringkasan. Mengevaluasi artinya memeriksa
melakukan kegiatan belajar untuk kepuasan apakah materi yang disampaikan dapat
dan kebutuhannya sendiri. Menjelaskan diterima siswa. Salah satu cara yang dapat
tujuan instruksional khusus dan pentingnya dilakukan adalah dengan memberikan soal
suatu kegiatan pembelajaran dilakukan (pertanyaan) secara lisan atau tulisan.
merupakan upaya yang dapat diberikan guru Kekurangan berikutnya yang masih
untuk menimbulkan motivasi instrinsik ditemukan adalah dalam mengakhiri
siswa. praktikum, sebagai kegiatan tindak
Kekurangan guru pada aspek lanjut/follow up guru tidak
penampilan guru yang lainnya adalah menginformasikan materi/bahan belajar
alokasi waktu langkah-langkah pelaksanaan yang akan dipelajari berikutnya dan guru
praktikum yang dilaksanakan guru belum tidak memberikan motivasi untuk selalu
sesuai dengan RPP. Seharusnya guru terus belajar kepada siswa. Seharusnya guru
membuat perencanaan langkah-langkah menginformasikan materi yang akan
praktikum dengan pertimbangan yang dipelajari berikutnya dan memberikan
matang, sehingga pelaksanaannya tidak motivasi untuk selalu terus belajar, sehingga
keluar dari apa yang telah direncanakan. diharapkan siswa dapat mengulang kembali
Sudjana (2009: 136) menjelaskan bahwa, materi yang telah dipelajari dan membaca
pengajaran atau proses belajar mengajar materi yang akan dipelajari berikutnya.
adalah proses yang diatur sedemikian rupa Sardiman (2012: 221) menjelaskan bahwa,
menurut langkah-langkah tertentu, agar belajar dapat dikatakan suatu proses yang
pelaksanaannya mencapai hasil yang tidak pernah berhenti karena merupakan
diharapkan. Pengaturan ini dituangkan suatu proses yang berkelanjutan menuju ke
dalam bentuk perencanaan mengajar. arah kesempurnaan. Setiap kali berakhir dari
Perencaanaan mengajar memperkirakan suatu interaksi antara guru dengan siswa,
(memproyeksikan) tindakan apa yang akan hanyalah merupakan suatu terminal saja
dilakukan pada waktu melaksanakan untuk kemudian beranjak ke interaksi
pengajaran, maka isi perencanaan pun selanjutnya pada hari atau minggu yang
hakikatnya mengatur dan menetapkan lain.Oleh karena itu, kesan suatu perpisahan
unsur-unsur tersebut. yang baik pada akhir pelajaran sangat
Selain itu hal di atas, kekurangan guru diperlukan agar pertemuan pada kesempata
A, B dan C yang masih ditemui dalam lain dapat diterima dan berlangsung dengan
menutup praktikum adalah guru tidak baik. Isi dari mengakhiri pelajaran ini dapat
menyimpulkan praktikum dan tidak berupa saran-saran misalnya meminta siswa
memberikan evaluasi lisan maupun tulisan. untuk mempelajari kembali di rumah
Seharusnya guru membimbing siswa untuk tentang bahan yang baru saja dipelajari.
menyimpulkan praktikum dan memberikan Atau mungkin siswa diminta untuk
evaluasi untuk memeriksa apakah siswa mempelajari bahan selanjutnya pemberian
dapat memahami konsep yang telah tugas-tugas yang lain.
dipraktikumkan. Hal ini dijelaskan oleh Guru A, B dan C juga tidak konsisten
Nuryani (2005: 204) bahwa menutup dalam memberikan penguatan baik verbal
pelajaran dibangun oleh dua komponen maupun non verbal. Misalnya guru A sudah
yaitu meninjau kembali dan melakukan memberikan penguatan verbal tetapi kurang
evaluasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan penguatan non verbal.
merancang kegiatan penutup pelajaran ini Seharusnya guru memberikan penguatan
adalah hendaknya siswa tetap dilibatkan baik verbal maupun non verbal. Usman
secara aktif sampai detik terakhir kegiatan (2005: 88) menjelaskan bahwa penguatan
61
(reinforcement) adalah segala bentuk wastafel menjadi kotor. Masalah ini harus
respons, apakah bersifat verbal ataupun non segera ditanggulangi karena kelancaran air
verbal, yang merupakan bagian dari keran turut mempengaruhi proses
modifikasi tingkah laku guru terhadap pelaksanaan praktikum. Akibat dari tidak
tingkah laku siswa, yang bertujuan lancarnya air keran terlihat dari observasi di
memberikan informasi atau umpan balik lapangan pada praktikum II oleh guru B,
(feed back) bagi si penerima atas yaitu siswa tidak bersih dalam mencuci alat-
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau alat praktikum yang telah digunakan.
koreksi. Penguatan juga merupakan respon Dimana sisa ekstrak kunyit masih terlihat
terhadap suatu tingkah laku yang dapat pada tabung reaksi yang telah dicuci oleh
meningkatkan kemungkinan berulangnya siswa. Masalah ini tentunya dapat
kembali tingkah laku tersebut. Penggunaan mempengaruhi keberhasilan praktikum
penguatan dalam kelas dapat mencapai atau selanjutnya yang menggunakan alat
mempunyai pengaruh sikap positif terhadap praktikum yang sama. Misalnya pada
proses belajar siswa dan bertujuan untuk praktikum uji kandungan urin, jika tabung
meningkatkan perhatian siswa terhadap reaksi yang digunakan sudah terkontaminasi
pelajaran, merangsang dan meningkatkan oleh zat-zat lain (tidak bersih), tentunya
motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan akan mempengaruhi hasil praktikum.
belajar serta membina tingkah laku siswa
yang produktif. c. Evaluasi praktikum
Kekurangan pada aktivitas siswa yang Rangkuman evaluasi praktikum yang
masih terlihat pada pelaksanaan praktikum dilakukan guru A, B dan C dapat dilihat
yang dilakukan guru A, B dan C adalah pada Tabel 3 berikut ini.
masih ada siswa yang tidur-tiduran di meja
praktikum dan bermain handphone (HP) Tabel 3. Evaluasi/Penilaian Hasil
ketika praktikum hampir selesai. Pada tahap Pelaksanaan Praktikum Biologi
awal, terlihat semua siswa sudah terlibat yang Dilakukan oleh Guru
aktif dalam praktikum. Agar siswa tetap
fokus dari awal sampai akhir praktikum,
guru tetap harus memperhatikan semua
aktivitas siswa dan memberikan motivasi
sehingga siswa tidak mengerjakan aktivitas
lain di luar praktikum. Hal ini sesuai dengan Analisis pelaksanaan
penjelasan Sudjana (2011: 160) bahwa evaluasi/penilaian praktikum yang
kegiatan belajar siswa dapat terjadi apabila dilakukan oleh guru A, B dan C berdasarkan
siswa ada perhatian dan stimulus dalam hasil wawancara dan observasi di lapangan
belajar. Untuk itu upaya memberikan belum sesuai dengan KTSP. Guru A dan C
perhatian dan dorongan belajar kepada hanya melakukan penilaian pada ranah
siswa dilakukan guru sebelum mengajar psikomotor, sedangkan penilaian ranah
dimulai, pada saat berlangsungnya proses kognitif dan afektif tidak dilakukan pada
belajar mengajar terutama saat siswa praktikum. Penilaian yang dilakukan pun
melakukan kegiatan belajar dan pada saat- tidak menggunakan instrumen penilaian.
saat kondisi belajar siswa mengalami Seharusnya guru juga melakukan penilaian
kemunduran. pada ranah kognitif dan afektif karena
Analisis kesiapan sarana dan prasana evaluasi pembelajaran menurut KTSP pada
laboratorium berdasarkan praktikum yang hakikatnya mencakup ketiga ranah tersebut.
dilaksanakan oleh guru A, B dan C Anwar (2009: 22) menjelaskan bahwa
memperlihatkan bahwa secara umum sarana karakteristik evaluasi pendidikan dalam
dan prasarana laboratorium di SMAN 10 pelakasanaan KTSP adalah penilaian
Padang sudah lengkap. Namun kekurangan berbasis kompetensi. Penilaian berbasis
yang masih ditemui adalah kurang lancarnya kompetensi merupakan penilaian yang tidak
air keran yang ada di laboratorium, sehingga
62
hanya bertujuan pada penggalian aspek
kognitif saja, tetapi juga keterampilan, sikap
dan kepribadian peserta didik. Jadi bentuk
evaluasi pembelajaran yang dilakukan di
sekolah harus mencakup ranah kognitif,
psikomotor dan afektif. Hal ini tentunya
juga berlaku untuk penilaian praktikum
karena praktikum adalah bagian dari Pada tahap perencanaan praktikum
pembelajaran. ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
Analisis evaluasi praktikum yang guru yang melaksanakan praktikum di
dilakukan oleh guru B berdasarkan hasil SMAN 10 Padang. Pertama, kendala dalam
wawancara dan observasi di lapangan menyusun RPP, masih ada guru yang tidak
menunjukkan bahwa guru B sudah mempersiapkan RPP untuk pelaksanaan
melakukan penilaian pada ranah kognitif, praktikum. Hal ini menunjukkan
psikomotor dan afektif. Namun, guru B perencanaan praktikum belum dilaksanakan
belum mempersiapkan instrumen penilaian guru sesuai dengan prosedur yang telah
ketiga ranah tersebut. Hal ini tidak sesuai ditetapkan. Seharusnya guru membuat RPP
dengan kaidah evaluasi menurut KTSP sebagai acuan pelaksanaan praktikum. Hal
karena harus ada instrumen untuk ini sesuai dengan Permendiknas nomor 41
melakukan penilaian. Anwar (2009: 30) tahun 2007 tentang standar proses, bahwa
menjelaskan bahwa instrumen yang RPP dijabarkan dari silabus untuk
digunakan untuk menilai kemampuan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
kognitif siswa adalah tes. Ada dua bentuk dalam upaya mencapai KD. Setiap guru
tes yang digunakan untuk menilai aspek menyusun RPP secara lengkap dan
kognitif seseorang yaitu tes objektif dan tes sistematis agar pembelajaran berlangsung
esay. Selanjutnya, Anwar (2009: 89) secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menjelaskan bahwa ada beberapa bentuk menantang, memotivasi peserta didik untuk
penilaian psikomotorik yang dapat berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
diterapkan di sekolah yaitu penilaian yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kinerja, penilaian otentik, penilaian kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
portofolio, penilaian proses, penilaian perkembangan fisik serta psikologis peserta
produk, penilaian proyek dan penilaian diri. didik.
Untuk menilai ranah afektif, menurut Anwar Kendala kedua dalam perencanaan
(2009: 113-116) dapat digunakan cek, skala praktikum adalah kendala dalam
bertingkat dan lembar observasi. Teknik merencanakan praktikum yang sesuai
yang digunakan diantaranya wawancara dan dengan tuntutan KTSP, yaitu masih ada
pengamatan. guru yang tidak melaksanakan semua
2. Kendala Kegiatan Praktikum di Kelas X praktikum yang dituntut dalan KTSP. Hal
dan XI ini disebabkan alasan materi yang padat.
a. Kendala kegiatan praktikum yang Seharusnya padatnya materi pelajaran tidak
dihadapi oleh guru yang melaksanakan bisa dijadikan alasan untuk tidak
praktikum dilaksanakannya praktikum karena
praktikum sudah menjadi bagian dari
Tabel 4. Kendala Kegiatan Praktikum pembelajaran biologi yang harus
Biologi yang Dihadapi oleh Guru dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang Melaksanakan Praktikum pembelajaran yang ditetapkan KTSP.
Nuryani (2005: 161) menjelaskan bahwa
ada tujuan pembelajaran yang ditetapkan
dalam kurikulum yang menuntut
pelaksanaan proses belajar mengajar dengan
keterampilan proses (praktikum). Dengan
demikian, jelaslah bahwa aspek proses
63
dituntut dalam pembelajaran sains. Sudah Masing-masing bebas dalam berbicara dan
sewajarnya keterampilan proses menjadi berbuat. Sikap guru yang demikian dapat
bagian yang tak terpisahkan (milik) guru mengaburkan arti belajar yang
sains pada jenjang pendidikan manapun. sesungguhnya dan tidak efisien. Demi
Kendala ketiga yaitu dalam keberhasilan belajar siswa, guru hendaknya
penyusunan panduan praktikum, masih ada dapat bersikap di antara kedua sikap ekstrim
guru yang tidak menggunakan panduan tersebut. Bahwa kebebasan harus ada tetapi
praktikum dalam melaksanakan praktikum. menurut prosedur yang benar sehingga tidak
Seharusnya hal ini tidak terjadi karena mengganggu ketertiban.
panduan praktikum adalah salah satu Kendala proses pelaksanaan
komponen yang menentukan kelancaran praktikum berikutnya yaitu, waktu
pelaksanaan praktikum. Hal ini sesuai pelaksanaan praktikum yang tidak cukup
dengan penjelasan (Millar dalam Sayekti, untuk melaksanakan praktikum. Hal ini
2012: 89), bahwa penuntun praktikum seharusnya dapat diatasi jika guru benar-
mutlak diperlukan tiap sekolah agar benar merencanakan alokasi waktu untuk
kegiatan praktikum dapat berlangsung tahap-tahap pembelajaran dengan matang.
dengan baik. Penuntun praktikum dapat Sardiman (2012: 220) menjelaskan bahwa
dirancang dan disusun sendiri oleh guru guru dapat mengatur alokasi waktu masing-
sehingga mudah dipahami. masing tahapan pembelajaran dengan
Pada tahap proses pelaksanaan memperkirakan seberapa besar porsi waktu
praktikum ada beberapa kendala yang yang pantas diberikan untuk masing-masing
dihadapi oleh guru yang melaksanakan tahap.
praktikum di SMAN 10 Padang. Pertama, Pada tahap evaluasi praktikum ada
kendala dari segi ruangan laboratorium beberapa kendala yang dihadapi oleh guru
biologi yang masih digabung dengan yang melaksanakan praktikum di SMAN 10
laboratorium fisika, sehingga pelaksanaan Padang. Pertama, guru kesulitan membuat
praktikum terpaksa dilakukan di kelas jika alat evaluasi yang cocok dengan kegiatan
jadwal praktikum bersamaan. Hal ini praktikum. Untuk mengatasi kendala
dikarenakan gedung laboratorium sekolah tersebut, guru-guru biologi dapat
masih dalam tahap perbaikan pasca gempa bekerjasama dalam merancang bentuk alat
tahun 2009. Untuk mengatasi hal ini, evaluasi yang cocok digunakan untuk
seharusnya guru-guru biologi dapat mengevaluasi praktikum. Kedua, guru
bekerjasama dengan guru fisika dan laboran terkadang kesulitan melakukan evaluasi
untuk mengatur jadwal pemakaian setelah praktikum dilaksanakan karena
laboratorium agar tidak bersamaan. keterbatasan waktu. Hal ini berhubungan
Pengaturan jadwal pemakaian laboratorium dengan perencanaan alokasi waktu tahapan
ini tentunya harus seiring dengan pembelajaran (praktikum) yang telah
perencanaan jadwal praktikum dari masing- dijelaskan di atas, bahwa guru harus
masing guru biologi dan fisika, sehingga memperkirakan seberapa besar porsi waktu
laboratorium dapat dimanfaatkan secara yang pantas untuk masing-masing tahapan.
bergantian. Ketiga, guru kesulitan melakukan penilaian
Kendala proses pelaksanaan kinerja masing-masing siswa secara detail
praktikum yang kedua yaitu, masih ada guru selama praktikum berlangsung. Hal ini
yang kesulitan mengontrol siswa agar fokus sebenarnya dapat diatasi guru dengan
dalam praktikum. Untuk mengatasi menetapkan jenis tes kinerja yang akan
permasalahan ini, sebaiknya guru tidak dilakukan, misalnya menilai proses kerja
bersikap permisif kepada siswa. Sardiman siswa saja atau menilai produk (laporan
(2012: 199) menjelaskan bahwa guru yang praktikum) saja atau keduanya. Anwar
bersikap permisif atau sebaliknya bersikap (2009: 90) menjelaskan bahwa tes kinerja
terlalu otoriter tidak baik. Sikap permisif dapat menilai proses, produk atau kedua-
guru dapat menyebabkan suasana kelas duanya.
menjadi sangat riuh dan tidak terkontrol.
64
sangat berpengaruh terhadap kelancaran
proses pelaksanaan praktikum.
Pada tahap proses pelaksanaann
praktikum, ada beberapa kendala yang
dihadapi oleh siswa. Pertama, kendala dari
b. Kendala kegiatan praktikum yang segi kelengkapan alat-alat praktikum. Rata-
dihadapi siswa yang mengikuti rata kendala indikator ini dari angket siswa
praktikum ketiga kelas tergolong kriteria cukup
terkendala. Dari hasil observasi, alat-alat di
Tabel 5. Kendala Kegiatan Praktikum laboratorium secara umum sudah lengkap.
Biologi yang Dihadapi oleh Siswa Namun, dalam proses pelaksanaan
yang Mengikuti Pelaksanaan praktikum uji enzim pada saliva oleh guru
Praktikum B, masih ada kelompok yang tidak kebagian
gelas ukur. Hal ini bukan karena tidak
tersedianya gelas ukur, tetapi karena
kurangnya koordinasi guru dengan laboran.
Akibatnya, laboran hanya mempersiapkan
dua gelas ukur. Kendala ini seharusnya
dapat dicegah jika ada koordinasi yang jelas
antara guru dan laboran dalam
mempersiapkan alat-alat praktikum sesuai
dengan jumlah yang diperlukan. Kendala
Dari Tabel 5 dan hasil wawancara, yang kedua, dari segi tempat pelaksanaan
dapat dianalisis beberapa kendala yang praktikum (laboratorium). Hal ini sama
dihadapi oleh siswa yang mengikuti dengan kendala yang dihadapi guru, yaitu
pelaksanaan praktikum di SMAN 10 praktikum terkadang tidak dapat
Padang. Kendala pada tahap perencanaan dilaksanakan di laboratorium karena jadwal
adalah kurangnya persiapan siswa untuk praktikum yang bersamaan dengan kelas
memahami praktikum yang akan lain.
dilaksanakan. Hal ini berhubungan dengan Kendala pada proses pelaksanaan
kendala dari segi panduan praktikum. Siswa praktikum yang ketiga adalah kendala dari
tidak dapat mempersiapkan diri di rumah segi panduan praktikum. Berdasarkan
dengan membaca panduan praktikum karena angket dan hasil wawancara peneliti dengan
panduan praktikum baru dibagikan guru siswa, dapat dianalisis bahwa hal ini juga
sesaat sebelum praktikum dimulai, bahkan berhubungan dengan persiapan siswa
masih ada guru yang tidak membagikan sebelum pelaksanaan praktikum. Dari tujuh
panduan praktikum. Untuk mengatasi praktikum yang diamati, enam praktikum
permasalahan tersebut, seharusnya guru telah menggunakan panduan praktikum
mempersiapkan panduan praktikum yang yang dibagikan guru sesaat sebelum
dibagikan kepada siswa di hari sebelum praktikum dilaksanakan, sedangkan satu
praktikum dilaksanakan. Akan lebih baik praktikum tidak menggunakan panduan
lagi jika guru bekerjasama dalam menyusun praktikum. Akibatnya, siswa kesulitan
buku penuntun praktikum, sehingga dapat mengerjakan langkah-langkah kerja
dibagikan kepada siswa di awal semester. praktikum meskipun guru telah
Selain itu, kurangnya persiapan siswa juga menjelaskannya.
disebabkan jadwal praktikum yang tidak Kendala yang keempat, yaitu masih
jelas (tidak diinformasikan oleh guru pada ditemukan suasana praktikum yang kurang
pertemuan sebelumnya). Dari hasil kondusif karena banyaknya yang siswa
wawancara peneliti dengan siswa, hal ini ribut. Beberapa orang siswa mengakui hal
hanya satu kali terjadi karena guru lupa ini sangat mengganggu konsentrasi dalam
menginformasikan jadwal praktikum, tetapi melaksanakan praktikum. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, peran guru sebagai
65
pengendali kelancaran pembelajaran juga masih ada guru yang tidak memberikan
(praktikum) tentunya sangat diperlukan penjelasan tentang hasil praktikum yang
dalam mengatasi permasalahan ini. berbeda-beda di masing-masing kelompok.
Kendala yang keenam, yaitu waktu Sardiman (2012: 200) menjelaskan bahwa
praktikum yang tidak cukup untuk guru hendaknya mengakhiri penjelasan atau
melaksanakan langkah-langkah praktikum. pembahasan suatu pokok bahasan dengan
Kendala ini seharusnya dapat diatasi jika penutup, yaitu berupa ringkasan, kesimpulan
guru memberikan batasan waktu kepada dan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
siswa untuk melaksanakan tahap kerja menguji pencapaian tujuan instruksional.
praktikum. Jadi, hal ini berhubungan dengan Kendala kesembilan adalah kendala
kinerja guru dalam mengatur alokasi waktu dari segi kesiapan sarana dan prasarana
untuk tahapan praktikum yang telah laboratorium. Air keran yang kurang lancar
dijelaskan sebelumnya. Selain faktor guru, menyebabkan siswa kesulitan dalam
kinerja siswa yang cepat dan tepat tentunya mencuci alat-alat praktikum. Selain itu,
juga diperlukan. kurang lancarnya air keran juga
Kendala yang ketujuh, yaitu masih ada menyebabkan wastafel menjadi kotor. Hal
siswa yang tidak dapat menggunakan alat ini tentunya mempengaruhi kelancaran
praktikum dengan benar. Dari hasil pelaksanaan praktikum. Untuk
wawancara dengan siswa dan observasi di mengatasinya, perlu perhatian dari pihak
lapangan, dapat dianalisis penyebabnya sekolah.
adalah masih ada siswa yang kurang Pada tahap evaluasi praktikum,
memperhatikan saat guru menjelaskan cara kendala yang dihadapi siswa adalah guru
penggunaan alat praktikum. Hal ini tidak mengumpulkan/tidak menilai laporan
menandakan kurang terpusatnya perhatian hasil praktikum, sehingga siswa kurang
siswa kepada guru. Selain itu, penyebab termotivasi untuk membuatnya dengan baik
lainnya adalah masih ada guru yang tidak dan benar. Seharusnya guru mengumpulkan
menjelaskan secara detail tentang cara laporan praktikum siswa karena laopran
penggunaan alat praktikum yang benar. tersebut merupakan rekaman atas apa yang
Beberapa orang siswa mengaku bahwa dilakukan siswa selama melaksanakan
terkadang guru menganggap semua siswa kegiatan praktikum. Roestiyah (2001: 81-
sudah paham tentang cara penggunaan alat 82) menjelaskan bahwa, setelah praktikum
praktikum, sehingga tidak dijelaskan lagi selesai, guru harus mengumpulkan hasil
secara rinci. Hal ini tentunya perlu penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas
diperhatikan lagi oleh guru. Misalnya dalam dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar
menjelaskan cara penggunaan alat bedah, tanya jawab.
guru harus menjelaskan secara detail di Dari penjelasan di atas dapat dianalisis
praktikum awal yang menggunakan alat bahwa kendala-kendala yang dihadapi siswa
tersebut. Dalam hal ini, tugas guru adalah mulai dari tahap perencanaan, proses
memusatkan perhatian siswa agar semuanya pelaksanaan dan evaluasi praktikum adalah
memperhatikan. Jadi, pada praktikum saling berkaitan. Hal ini menyebabkan
selanjutnya yang menggunakan alat yang timbulnya persepsi pada siswa bahwa
sama, guru hanya perlu mengulang sedikit pelaksanaan praktikum kurang efektif untuk
tentang cara penggunaannya untuk menunjang pemahaman teori yang telah
mengingatkan siswa kembali. Dengan dipelajari. Dari hasil wawancara, sebagian
demikian, diharapkan permasalahan ini besar siswa mengakui praktikum sangat
dapat diatasi. membantu mereka dalam memahami
Kendala yang kedelapan pada tahap konsep. Namun, masih ada siswa yang
proses pelaksanaan praktikum adalah siswa mengaku bahwa pelaksanaan praktikum
kesulitan menyimpulkan hasil praktikum. kurang membantunya dalam memahami
Hal ini terjadi karena masih ada guru yang konsep yang telah dipelajari. Hal ini
tidak membimbing siswa dalam tentunya perlu mendapat perhatian yang
menyimpulkan hasil praktikum. Selain itu, serius dari guru.
66
tidak dilaksanakannya praktikum karena
c. Penyebab Tidak Terlaksananya Kegiatan praktikum sudah menjadi bagian dari
Praktikum Bagi Guru Biologi yang Tidak pembelajran IPA, khususnya biologi. Hal ini
Melaksanakan Praktikum sejalan dengan penelitian Hofstein dan
Dari hasil wawancara peneliti dengan Rachel Mamlok-Naaman (2007: 105) yang
guru D, dikemukakan beberapa alasan yang menjelaskan bahwa pengalaman
menyebabkan guru tidak melaksanakan laboratorium (praktikum) sangat
praktikum. Alasan pertama, materi kelas X mendukung pencapaian tujuan pendidikan
yang cukup padat menyebabkan guru tidak sain (IPA). Hal ini dikarenakan kegiatan
dapat merencanakan pelaksanaan semua praktikum dapat: a) meningkatkan
praktikum yang dituntut dalam KTSP. pemahaman konsep siswa terhadap IPA dan
Akibatnya, guru lebih mengutamakan aplikasinya, b) meningkatkan kecakapan
penyampaian teori dibandingkan dengan dalam praktik (skill) dan kemampuan
praktikum. Alasan yang kedua, banyaknya memecahkan masalah, c) membiasakan
hari libur yang tidak terduga menyebabkan berpikir ilmiah, d) memperluas pengetahuan
berkurangnya jam pelajaran sehingga siswa tentang sain dan mengetahui
praktikum yang direncanakan (pengamatan bagaimana para ilmuan bekerja dan e)
hewan kelas insecta/serangga) tidak dapat menanamkan ketertarikan dan motivasi
dilaksanakan. kepada siswa untuk mempelajari sains lebih
Dari alasan yang dikemukakan oleh dalam.
guru D, dapat dianalisis bahwa guru D
memiliki persepsi penyampaian teori lebih KESIMPULAN
penting dibandingkan dengan pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
praktikum. Akibatnya guru tidak diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini.
mengalokasikan waktu untuk pelaksanaan 1. Kualitas kegiatan praktikum di kelas X
praktikum yang dituntut dalam KTSP. dan XI SMAN 10 Padang pada semester
Banyaknya hari libur yang tidak terduga 2 tahun pelajaran 2012/2013 meliputi
yang menyebabkan berkurangnya jam hal-hal berikut ini.
pelajaran bukanlah penyebab utama tidak a. Perencanaan praktikum yang dilakukan
dilaksanakannya praktikum. Dari enam oleh guru biologi kelas X dan XI
materi yang seharusnya dipraktikumkan SMAN 10 Padang termasuk kriteria
menurut KTSP (Tabel 11), guru D hanya sedang dari segi kesesuaian RPP
merencanakan praktikum pada materi dengan KTSP, yaitu dengan nilai rata-
kingdom animalia (kerajaan hewan), yaitu rata 67%. Kekurangan dalam
pengamatan hewan kelas insecta (serangga). perencanaan praktikum yang lainnya
Praktikum yang direncanakan tersebut pun adalah masih ada guru yang tidak
bukan yang dituntut dalam KTSP karena mempersiapkan RPP dan panduan
tuntutan pelaksanaan praktikum pada materi praktikum untuk pelaksanaan
kingdom animalia (kerajaan hewan) adalah praktikum.
melakukan pengamatan morfologi dan b. Proses pelaksanaan praktikum yang
anatomi hewan vertebrata. Jadi, dapat dilakukan oleh guru biologi kelas X dan
disimpulkan bahwa penyebab tidak XI SMAN 10 Padang dapat dilihat dari
terlaksananya kegiatan praktikum oleh guru tiga aspek, yaitu aspek kinerja guru,
D adalah kurangnya kemampuan guru aktivitas siswa dan kesiapan sarana dan
dalam mengalokasikan waktu untuk prasarana. Aspek kinerja guru termasuk
pelaksanaan praktikum yang sesuai dengan kriteria sedang dengan nilai rata-rata
tuntutan KTSP. 69%. Aspek aktivitas siswa termasuk
Hal ini menunjukkan bahwa guru D kriteria baik dengan nilai rata-rata 73%.
masih mengutamakan penyampaian teori Aspek kesiapan sarana dan prasarana
tanpa diimbangi oleh kuantitas praktik yang termasuk kriteria sangat baik dengan
memadai. Seharusnya jumlah materi yang nilai rata-rata 93%.
padat tidak dapat dijadikan alasan untuk
67
c. Evaluasi/penilaian praktikum yang pelaksanaan praktikum dapat dilihat
dilaksanakan oleh guru biologi kelas X pada tida tahapan praktikum, yaitu
dan XI SMAN 10 Padang belum sesuai tahap perencanaan, proses pelaksanaan
dengan KTSP karena dari tiga orang dan evaluasi/penilaian praktikum. Pada
guru, hanya satu orang yang tahap perencanaan praktikum,
melaksanakan penilaian pada ketiga persentase kendala yang dihadapi siswa
ranah (kognitif, psikomotor dan afektif) adalah 53% (cukup terkendala).
sedangkan dua orang lainnya hanya Kendala yang ditemukan adalah
menilai ranah psikomotor. Penilaian kurangnya persiapan siswa untuk
yang dilakukan oleh guru pun belum memahami praktikum yang akan
sesuai standar KTSP karena tidak dilaksanakan. Pada tahap proses
menggunakan instrumen penilaian. pelaksanaan praktikum, persentase
2. Kendala kegiatan praktikum di kelas X kendala yang dihadapi siswa adalah
dan XI SMAN 10 Padang pada semester 47% (cukup terkendala). Kendala yang
2 tahunpelajaran 2012/2013 meliputi hal- ditemukan adalah tidak lengkapnya alat
hal berikut ini. praktikum, tidak tersedianya panduan
a. Kendala kegiatan praktikum yang praktikum, suasana praktikum yang
dihadapi oleh guru biologi yang kurang kondusif, waktu praktikum yang
melaksanakan praktikum dapat dilihat tidak cukup, masih ada siswa yang tidak
pada tida tahapan praktikum, yaitu dapat menggunakan alat praktikum
tahap perencanaan, proses pelaksanaan dengan benar, siswa kesulitan
dan evaluasi/penilaian praktikum. Pada menyimpulkan hasil praktikum, kurang
tahap perencanaan praktikum, lancarnya air keran sebagai bagian dari
persentase kendala yang dihadapi guru prasarana pendukung kelancaran
adalah 36% (kurang terkendala). praktikum. Pada tahap evaluasi
Kendala yang masih ditemukan adalah praktikum, persentase kendala yang
dalam menyusun RPP, merencanakan dihadapi siswa adalah 47% (cukup
praktikum yang sesuai dengan tuntutan terkendala). Kendala yang ditemukan
KTSP dan menyusun panduan adalah tidak adanya penilaian terhadap
praktikum. Pada tahap proses laporan praktikum siswa.
pelaksanaan praktikum, persentase 3. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan
kendala yang dihadapi guru adalah 42% praktikum bagi guru biologi yang tidak
(cukup terkendala). Kendala yang melaksanakan praktikum adalah
ditemukan adalah dari segi ruangan kurangnya kemampuan guru dalam
laboratorium biologi yang masih mengalokasikan waktu untuk
digabung dengan laboratorium fisika, pelaksanaan praktikum yang sesuai
kesulitan guru mengontrol siswa agar dengan tuntutan KTSP.
fokus dalam praktikum dan waktu Berdasarkan hasil penelitian dapat
pelaksanaan praktikum yang tidak disarankan beberapa hal sebagai berikut ini.
cukup. Pada tahap evaluasi/penilaian 1. Pada tahap perencanaan praktikum
praktikum, persentase kendala yang sebaiknya guru biologi kelas X dan XI
dihadapi guru adalah 46% (cukup SMAN 10 Padang merencanakan
terkendala). Kendala yang ditemukan praktikum yang sesuai dengan tuntutan
adalah dalam membuat alat evaluasi KTSP, mempersiapkan RPP yang sesuai
yang cocok dengan kegiatan praktikum, dengan KTSP dan mempersiapkan
melakukan evaluasi setelah praktikum panduan praktikum.
dilaksanakan karena keterbatasan waktu 2. Pada proses pelaksanaan praktikum,
dan melakukan penilaian kinerja sebaiknya ada kerjasama antara kepala
masing-masing siswa secara detail sekolah, tim kurikulum, kepala
selama praktikum berlangsung. laboratorium, laboran, guru biologi dan
b. Kendala kegiatan praktikum yang guru fisika di SMAN 10 Padang. Kepala
dihadapi oleh siswa yang mengikuti sekolah dan tim kurikulum menyusun
68
jam pembelajaran yang efektif sehingga Chemistry Education Research and
memudahkan guru dalam pelaksanaan Practice Journal, 8 (2): 105-107.
pembelajaran. Laboran mempersiapkan Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar
alat dan bahan praktikum. Guru biologi Biologi. Malang: UM Press.
menyesuaikan langkah-langkah kegiatan Rizkiyani, Rafika. 2012. “Analisis
pembelajaran/praktikum (kegiatan Pelaksanaan Praktikum Mata
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan Pelajaran Biologi di Kelas X SMA
penutup) dengan RPP. Guru biologi dan Yapim Rantauprapat Tahun
guru fisika mengkomunikasikan/ Pembelajaran 2012/2013”. Tesis.
melaporkan jadwal pelaksanaan Medan: Program Pascasarjana
praktikum kepada kepala laboratorium Universitas Negeri Medan.
agar tidak bersamaan sehingga Rustaman, N. 2002. “Perencanaan dan
pelaksanaan praktikum tetap dapat Penilaian Praktikum di Perguruan
dilaksanakan di laboratorium. Dengan Tinggi”. Makalah disajikan pada
adanya kerjasama tersebut diharapkan Program Applied Approach Bagi
pelaksanaan praktikum mencapai hasil Dosen Baru Universitas Pendidikan
yang optimal dan berdampak baik pada Indonesia, UPI, Bandung, 13-25
hasil belajar siswa. Januari.
3. Pada tahap evaluasi praktikum sebaiknya Sardiman. A. M. 2012. Interaksi dan
sesama guru biologi bekerjasama dalam Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
menentukan alat evaluasi yang cocok Raja Grafindo Persada.
untuk melaksanakan penilaian kognitif, Sayekti, Titah. 2012. “Analisis Literasi
afektif dan psikomotor. Diharapkan Kualitatif Desain Kegiatan Praktikum
penilaian ketiga ranah tersebut dapat Materi Pertumbuhan dan
dilaksanakan sesuai dengan standar Perkembangan Tumbuhan SMPN di
KTSP, yaitu menggunakan instrumen Kota Bandung”. Tesis. Bandung:
penilaian. Universitas Pendidikan Indonesia.
Simamora, Siti Suharni. 2012. “Analisis
Catatan: Pelaksanaan Praktikum Biologi Kelas
Artikel ini ditulis dari tesis penulis di VII di SMP Negeri Se-Kecamatan
Pascasarjana Universitas Negeri Padang Medan Kota”. Tesis. Medan: Program
dengan Prof.Dr.H.Lufri,M.S. dan Dr. Hj. Pascasarjana Universitas Negeri
Zulyusri, M. P. Medan.
Subiantoro, Agung W. 2009. “Pentingnya
DAFTAR RUJUKAN Praktikum Dalam Pembelajaran IPA”.
Anwar, Syarif. 2009. Penilaian Berbasis Makalah disajikan dalam Kegiatan
Kompetensi. Padang: UNP Press. PPM Pelatihan Pengembangan
Depdikbud. 1980. Petunjuk Kegiatan Praktikum IPA Berbasis Lingkungan
Biologi I Untuk SMA. Jakarta. Bagi Guru-guru MGMP IPA SMP
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kota Yogyakarta, Staf Pengajar
Atas. 2008. Perangkat Pembelajaran Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan UNY, Yogyakarta.
(KTSP) Sekolah Menengah Atas Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses
(SMA). Jakarta: Depdiknas. Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Hofstein, Avi dan achel Mamlok-Naaman. Baru Algesindo.
2007. “The Laboratory in Science Sumiati dan Asra. 2011. Metode
Education: The State of the Art”. Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.

69
70

You might also like