Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 15892 PDF
Jurnal 15892 PDF
ABSTRACT
Hospital needs criteria or indicators to determine the available bed ward has been
efficient and effective or yet reached efficient limits. Reporting information system will
produce indicators BOR, LOS, BTO and TOI that can be used in planning, monitoring
income and outcome of hospital management. With so many obstacles due to the work of
reporting still manually, the process of reporting information system will facilitate the
reporting officer and data result will be more accurate and faster. Based on the above issues
aimed to plan of indicator reporting information system inpatient hospital Tidar Magelang
better and more efficient.
The research is descriptive research with cross sectional approach. With the study
variables were patient data, a data list hospitalization, the inpatient units data (wards) and
discharge patient data.
Based on observations and interviews to reporting officers and ward nurses,
performance indicators reporting process of hospitalization is still manual, the authors create
an information system that can process patient data, a data list of inpatient care, inpatient
units data and discharge patient data so as to produce a report of performance indicators
hospitalization quickly and accurately. Users involved in this information system report is
reporting officers with planning and evaluation section as well as ward nurses.
Information system of inpatient care report is multi-user program, can be used by
reporting officers section and ward. To support the information systems, it is necessary to
use program visual fopro 9.0 and trained computer users systems if at any time the server is
down or computer errors. And there are written official procedure as a guide the work of the
officers in the process of reporting that more efficient and reliable .
tidur ini terdiri dari 4 parameter, antara lain : yang mampu menunjang tercapainya sistem
BOR (Bed Occupation Rate), BTO (Bed Turn pelaporan indikator kinerja rawat inap yang
Over), LOS (Length Of Stay), dan TOI (Turn secara efisien menghasilkan informasi sesuai
Pengolahan data sensus harian rawat yang sekarang ini, lebih murah dan
inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar keakuratan lebih baik karena dikerjakan oleh
Kota Magelang dikerjakan oleh bagian manusia namun membutuhkan waktu yang
Perencanaan dan Evaluasi (PE). Sampai lama. Sedang-kan dengan adanya sistem
program microsoft excel, namun belum bisa menggunakan sistem database lebih
mempersingkat waktu pelaporan namun B. TPPRI
kebutuhan alat perang-kat keras Tempat Pendaftaran Pasien Rawat
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan Inap (TPPRI) merupakan salah satu bagian
membutuhkan petugas yang mampu unit rekam medis rumah sakit yang
mengoperasikan komputer. kegiatannya mengatur penerimaan dan
Berdasarkan latar belakang yang telah pendaftaran pasien yang akan dirawat inap.
disampaikan tersebut peneliti tertarik untuk Petugas akan mencatat identitas pasien
merancang dan mengembangkan sebuah serta nama ruang dan kelas perawatan pada
sistem informasi rekapitulasi sensus harian buku register pendaftaran rawat inap.[7]
rawat inap yang terintegrasi dan mampu Buku register pendaftaran rawat inap
mempresentasikan pelaporan BOR, LOS, adalah buku catatan tentang pasien – pasien
TOI dan BTO ke dalam bentuk Grafik Barber yang telah mendaftar rawat inap. Setiap
Jhonsons. pasien mendaftar akan dicatat identitasnya
ke dalam buku register yang meliputi nomor
TINJAUAN PUSTAKA register, nomor rekam medis, nama pasien,
A. Rekam Medis tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat,
Rekam medis adalah rekaman atau tanggal masuk, cara bayar serta nama ruang
catatan yang berisi tentang siapa, apa, dan kelas perawatan yang diinginkan.
mengapa, kapan, di mana dan bagaimana C. URI
pelayanan medis maupun non medis yang Unit Rawat Inap (URI) adalah bagian
diberikan kepada pasien selama masa pelayanan klinis rumah sakit yang memberi
perawatan yang memuat informasi untuk pelayanan kepada pasien dengan keadaan
mengi-dentifikasi pasien, menegakkan yang harus dirawat selama 1 hari atau lebih.
diagnosis dan pengobatan serta mencatat Tugas pokok dari unit ini antara lain mencatat
dan menyimpan hasilnya. Kalau diartikan semua hasil pelayanan klinis meliputi
secara dangkal, rekam medis seakan-akan pelayanan medis oleh dokter dan pelayanan
hanya merupakan catatan dan dokumen keperawatan segera seteah selesai
tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji mendapat pelayanan, serta mencatat
lebih dalam rekam medis mempunyai makna kegiatan rawat inap pada register pelayanan
yang lebih luas dari pada catatan biasa, rawat inap.[6]
sesudah tercermin segala informasi Aktivitas rutin yang dilakukan oleh
menyangkut seorang pasien yang akan URI adalah pencatatan sensus harian rawat
dijadikan dasar didalam menentukan inap, yaitu kegiatan pencacatan atau
tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan penghitungan pasien rawat inap yang
maupun tindakan medis lainnya yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat
diberikan kepada seorang pasien yang inap. Tujuannya guna mengetahui dan
datang ke rumah sakit. [4]
memperoleh informasi semua pasien mulai
dari data sosial, data diagnosis, lama penggunaan tempat tidur rata-rata/tahun oleh
perawatan, cara bayar serta keadaan keluar berbagai penderita (Bed Turn Over = BTO),
semua pasien rumah sakit selama 24 jam. [6] maupun rata-rata lama sebuah tempat tidur
D. Statistik Rawat Inap berada dalam keadaan kosong (Turn Over
Pengolahan data statistik meng- Interval = TOI). [10]
gunakan indikator untuk memudahkan Grafik Barber Johnson bermanfaat
penilaian dan pengambilan kesimpulan. untuk membandingan atau sebagai alat
Beberapa indikator Unit Rawat Inap yang bantu menganalisa, menyajikan dan
dapat menggambarkan cakupan pela-yanan mengambil keputusan mengenai : [10]
URI adalah : [2] a) Perbandingan dalam kurun waktu
1. BOR Grafik Barber Johnson dapat menun-
2. BTO jukkan perkembangan produktivitas dari
3. Ratio pasien RI dengan penduduk rumah sakit dari tahun ke tahun yang
Indikator mutu layanan Unit Rawat Inap : dapat dilihat dari grafik dan.
1. NDR b) Perbandingan antar rumah sakit
2. GDR Perbandingan kegiatan antar bagian
3. Persentase mati kurang dari 48 jam yang sama di beberapa rumah sakit atau
Indikator efisiensi Unit Rawat Inap : antar bagian di rumah sakit dapat
1. LOS digambarkan pada satu grafik.
2. TOI c) Meneliti akibat perubahan kebijakan
3. Ratio hari perawatan dengan perawat Meneliti suatu kebijakan realokasi bed
Selain menggunakan beberapa indikator dan atau keputusan memperpendek Length
grafik yang menyajikan informasi dari data of Stay.
yang diolah, salah satu alat pemantau d) Mengecek kesalahan laporan
efisiensi yang dapat digunakan di unit rekam Laporan dikatakan benar apabila empat
medis adalah grafik Barber Johnsons, yang parameter tersebut tepat pada posisi grafik
menempatkan empat parameter yaitu BOR, tersebut.
LOS, TOI dan BTO. a) BOR (Bed Occupancy Rate)
E. Grafik Barber Johnson Persentase pemakaian tempat
Konsep Barber Johnson di negara- tidur pada periode tertentu. Standar
negara maju digunakan menejemen rumah efisiensi BOR 75%-85%, apabila BOR
sakit untuk menilai efisiensi manejemen > 85% berarti tempat tidur yang dipakai
perawatan. Indikator-indikator yang di rumah sakit penuh.
digunakan meli-puti angka hunian penderita
BOR =
O x 100 %
rawat inap (Bed Occupancy Rate = BOR),
A
lama perawatan penderita di rumah sakit
(Length of Stay = LOS), frekuensi b) LOS (Length of Stay)
Rata-rata jumlah hari pasien F. Sistem Informasi
rawat inap yang tinggal di rumah sakit, Menurut beberapa pengertian tentang
tidak termasuk bayi lahir, karena sistem dan informasi, dapat disimpulkan
tempat tidur yang digunakan si bayi bahwa suatu sistem informasi merupakan
adalah nama ibunya. Standar efisiensi suatu perangkat kerja yang dapat bekerja
LOS 3-12 hari, dianjurkan serendah untuk memproses suatu masukan ataupun
mungkin tanpa pengaruhi kualitas data, kemudian data yang diproses tersebut
pelayanan perawatan. akan diproses dan menjadi suatu keluaran
t yang berguna utuk mencapai suatu tujuan
LOS = O x
D tertentu. Adapun pendapat mengenai sistem
informasi, dalam bukunya Al-Bahra Bin
c) TOI (Turn Over Interval) Ladjamudin sistem informasi dapat
Menentukan lamanya rata-rata didefinisikan sebagai berikut : [9]
tempat tidur kosong atau rata-rata a) Suatu sistem yang dibuat oleh manusia
tempat tidur tersedia pada periode yang terdiri dari komponen- komponen
tertentu yang tidak terisi antara pasien dalam organisasi untuk mencapai suatu
keluar atau mati dengan pasien tujuan yaitu menyajikan informasi.
masuk. Standar efisiensi TOI adalah b) Sekumpulan prosedur yang pada saat
1-3 hari. dilaksanakan akan memberikan
informasi bagi pengambil keputusan
(A - O) x t
LOS = untuk mengendalikan organisasi.
D
c) Suatu sistem didalam organisasi yang
d) BTO (Bed Turn Over) mempertemukan kebu-tuhan
Adalah beberapa kali satu tempat pengolahan transaksi, mendukung
tidur dipakai oleh pasien dalam periode operasi, bersifat manajerial, dan
tertentu. Efisiensi BTO adalah 30 kali. kegiatan strategi di suatu organisasi
Jika BTO terlalu rendah perlu dan menyediakan pihak luar tertentu
diperhatikan jumlah tempat tidur dan dengan laporan yang diperlukan.
kualitas pelayanan perawatan. Komponen sistem informasi : [9]
BOR =
D a) Perangkat keras (Hardware)
A b) Perangkat lunak (software)
c) Prosedur
Keterangan : O = Rata-rata tempat d) Pengguna
HP e) Data Base
tidur yang terisi, didapat dari
t
A = TT tersedia G. DBMS
8. DFD Level 0
B. Pembahasan
Perekapan dan pengisian data secara
manual ada baiknya yaitu :
a) Petugas dan perawat akan lebih teliti
dalam memantau distribusi keluar
masuknya dokumen.
b) Tidak adanya hambatan oleh gangguan rawat inap RSUD Tidar Kota Magelang
teknis seperti kerusakan komputer secara komputerisasi yaitu sebagai berikut
maupun server error. a) Dari TPPRI dapat informasi tentang
c) Dapat dilaksakan semua petugas. identitas pasien yang meliputi data No
Adapun sisi kejelekan dari sistem RM, nama pasien, tanggal lahir, umur,
pelaporan yang lama dengan manual : alamat, jenis kelamin dan lain-lain.
a) Informasi yang dihasilkan kurang Yang diisi melalui input pasien dan
akurat karena resiko human error simpan dalam database pasien.
cenderung lebih besar. b) Bila pasien mendaftar rawat inap,
b) Memakan waktu lama dalam pengisian petugas TPPRI akan menginput data
data. No register, tanggal masik, jam masuk,
c) Karena pembuatan lama, maka bangsal, kelas dan dokter yang
informasi yang dihasilkan kadang-kala merawat. Dengan melihat no RM
terlambat. pasien sebagai kunci utama database
d) Dokumen mudah rusak. pendafaran rawat inap.
e) Pencatatan atau pencatatannya kurang c) Perawat bangsal selanjutnya akan
jelas. menginput data keluar pasien yang
Sedangkan keuntungan pelaporan berupa data tanggal keluar pasien, jam
secara komputerisasi atau sistem informasi keluar, cara keluar, keadaan keluar
yang baru yaitu : (perbaikan, mati > 48 jam atau mati
a) Petugas tidak perlu mengambil formulir <48 jam) serta cara bayar.
Reg.4 ke ruang RM. d) Kemudian sistem akan merekap
b) Petugas tidak perlu menunggu lama seluruh data selama penginputan di
dari bangsal. pendaftaran dan perawat bangsal.
c) Informasi yang dihasilkan lebih akurat, e) Proses terakhir sistem pelaporan yaitu
penghitungan yang tepat. merekap dan menghitung data untuk
d) Menghemat waktu perekapan dan indikator kinerja rawat inap pada
penginputan data. masing-masing parameter (BOR, BTO,
e) Informasi yang dihasilkan cepat. NDR, GDR, LOS dan TOI) dengan
Kelemahan penggunaan sistem rumus perhitungan (sesuai kamus data)
informasi pelaporan secara komputeriasi ini dan periode pelaporan (simbol t pada
yaitu adanya hambatan oleh gangguan teknis rumus) sesuai dengan diminta petugas.
seperti kerusakan komputer, listrik mati dan f) Proses pelaporan indikator kinerja
kerusakan server. rawat inap akan dicetak setelah
Alur pengisian dan perekapan data petugas pelaporan meminta periode
untuk sistem pelaporan indikator kinerja laporan yang diinginkan. Pada tampilan
desain laporan grafik BJ petugas
pelaporan akan memilih bangsal lalu b) Semua telah mendapat pela-tihan
menginput data BOR, LOS, TOI dan kerja sesuai prosedur dan
BTO dan periode laporan yang mengoperasikan komputer.
diinginkan. Kemudian sistem akan
mengolah data dengan gambaran KESIMPULAN DAN SARAN
proses seperti pada tabel berikut : A. Simpulan
1. Dengan adanya sistem informasi
Tabel 1. Perhitungan titik koordinat Grafik pelaporan indikator kinerja rawat inap,
Barber Johnson mulai dari petugas pendaftaran rawat
inap dan perawat bangsal hanya perlu
menginput data pasien dan data keluar
pasien ke dalam komputer.
2. Hambatan sistem pelaporan manual
dibutuhkan waktu yang lama, ditambah
lagi pada bagian pelaporan masih harus
merekap secara manual data-data
bagian penunjang rumah sakit lain
Adapun rancangan sistem informasi sehingga waktu untuk menghasilkan
pelaporan indikator kinerja rawat inap ini informasi menjadi lebih lama.
secara ringkas membutuhkan beberapa 3. Kendala lain yang terjadi adalah belum
kondisi atau peralatan yang perlu adanya komputer pada masing-masing
dipersiapkan sebelum aplikasi di rumah sakit, bangsal sehingga proses input data
yaitu meliputi : bangsal mengalami kesulitan.
1. Hardware (Perangkat Keras) 4. Sesuai dengan hambatan yang dialami,
a) Tiga belas (13) unit komputer. maka sistem yang akan dibangun
b) Dua unit printer untuk bagian nantinya diharapkan mempermudah
pelaporan (PE). kerja petugas dan perawat bangsal
c) Kabel jaringan, Router dan dalam menghasilkan informasi yang
Terminal Hub dibutuhkan.
2. Software (Perangkat Lunak) 5. Data yang dibutuhkan dalam sistem
a) Sistem operasi Windows XP informasi pelaporan indikator kinerja
maupun Windows 7. rawat inap adalah data pasien, data
b) Aplikasi database Microsoft Visual daftar rawat inap, data unit rawat inap
Fox Pro. (bangsal) dan data keluar pasien.
c) Aplikasi Ms Excel dan Word Sumber data berasal dari berbagai
3. Brainware (Pemakai) : sumber pelaku sistem, antara lain
a) Petugas TPPRI, perawat bangsal
dan petugas pelaporan.
petugas pendaftaran rawat inap, perawat 4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman
bangsal dan petugas pelapora. Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
6. Sistem informasi pelaporan indikator di Indonesia. Jakarta : Dirjen Pelayanan
kinerja rawat inap adalah multi-user, Medik, 1999
berbagai bagian di rumah sakit. 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang
B. Saran Rekam Medis, Menkes RI, Jakarta.
1. Memperlancar operasional dalam 6. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk
penggunaan sistem informasi kompu- Teknis Penyelenggaraan Rekam
terisasi sebaiknya pihak rumah sakit Medis/Medical Record. Jakarta : Dirjen
mengadakan pelatihan komputer. Pelayanan Medik, 1993
2. Melakukan backup data secara berkala 7. HM, Jogiyanto. Analisis dan Desain
yaitu setiap hari pada pukul 12 siang dan Sistem Informasi : Pendekatan
setiap bulan pada akhir bulan. Agar Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi
memori pada komputer tidak cepat Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. 1995
penuh dan jika terjadi kerusakan pada 8. Al-Bahra bin Ladjamudin. Analisis dan
komputer data tidak ikut hilang. Desain Sistem Informasi. Yogyakarta :
3. Pihak rumah sakit bersedia membuat Graha Ilmu, 2005
standar prosedur tertulis atau resmi 9. Soejadi. Pedoman Penilaian Kinerja
tentang sistem pembatan laporan Rumah Sakit. Jakarta : Kartika Bina,
indikator kinerja rawat inap, agar kinerja 1996
petugas lebih baik dan terkendali. 10. Ir. Supardi, Yuniar. Microsoft Visual
Foxpro 9.0 Untuk Segala Tingkat.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Elex Media Computindo, 2008
1. Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit
Untuk Pengambilan Keputusan.
Yogyakarta : Cetakan Pertama Graha
Ilmu, 2010
2. Sudra, Rano Indradi. Statistik Rumah
Sakit (dari sensus pasien dan Grafik
Barber Johnson hingga statistik kematia
dan otopsi). Yogyakarta : Graha Ilmu,
2012
3. Gemala R. Hatta. Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan Di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Universitas Indonesia, 2008