Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN INDIKATOR KINERJA

RAWAT INAP RSUD TIDAR KOTA MAGELANG TAHUN 2015

Rizki Agustian*); Arif Kurniadi, M.Kom**)


*)Alumni Fakultas Kesehatan, UDINUS
**)Staff Pengajar Fakultas Kesehatan UDINUS
e-Mail : goodboyrian1@gmail.com

ABSTRACT

Hospital needs criteria or indicators to determine the available bed ward has been
efficient and effective or yet reached efficient limits. Reporting information system will
produce indicators BOR, LOS, BTO and TOI that can be used in planning, monitoring
income and outcome of hospital management. With so many obstacles due to the work of
reporting still manually, the process of reporting information system will facilitate the
reporting officer and data result will be more accurate and faster. Based on the above issues
aimed to plan of indicator reporting information system inpatient hospital Tidar Magelang
better and more efficient.
The research is descriptive research with cross sectional approach. With the study
variables were patient data, a data list hospitalization, the inpatient units data (wards) and
discharge patient data.
Based on observations and interviews to reporting officers and ward nurses,
performance indicators reporting process of hospitalization is still manual, the authors create
an information system that can process patient data, a data list of inpatient care, inpatient
units data and discharge patient data so as to produce a report of performance indicators
hospitalization quickly and accurately. Users involved in this information system report is
reporting officers with planning and evaluation section as well as ward nurses.
Information system of inpatient care report is multi-user program, can be used by
reporting officers section and ward. To support the information systems, it is necessary to
use program visual fopro 9.0 and trained computer users systems if at any time the server is
down or computer errors. And there are written official procedure as a guide the work of the
officers in the process of reporting that more efficient and reliable .

Key words : Information System, Inpatient Care Performance Indicators


Bibliography : 10 (1994-2012).
PENDAHULUAN merepresentasikan Indikator BOR, LOS, TOI
Salah satu upaya yang dilakukan dan BTO ke dalam bentuk Grafik Barber
rumah sakit yaitu diselenggarakannya Unit Jhonsons. Hasil survei awal selama
Rawat Inap (URI), yang bertujuan merawat pelaksanaan magang yang dilaku-kan oleh
pasien dan sebagai sumber pendapatan peneliti dengan petugas PE RSUD Tidar
rumah sakit dari pelayanan yang diberikan Kota Magelang, didapatkan bahwa rumah
oleh URI terutama di era BPJS sekarang ini. sakit membutuhkan sebuah sistem informasi
Guna memantau efisiensi peng-gunaan rekapitulasi sensus harian rawat inap yang
tempat tidur URI, Rumah Sakit membuat terintegrasi guna mempresentasikan
pelaporan indikator statistik rumah sakit. pelaporan indikator kinerja rawat inap sampai
Statistik yang mengolah sumber data dari pembuatan Grafik Barber Jonhsons.
pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk Hambatan dan kendala yang terjadi
menghasilkan infor-masi, fakta, dan antara lain lembar Reg.4 yang harus melalui
pengetahuan berkaitan dengan pelayanan petugas rekam medis untuk dikoding
kesehatan di rumah sakit.[2] Salah satu diagnosis dan tindakan. Tidak adanya
aktivitas yang rutin dilakukan petugas komputer pada masing-masing bangsal juga
statistik rumah sakit adalah menghitung memperlambat waktu pembuatan laporan
tingkat efisiensi hunian tempat tidur guna indikator kinerja. Karena perawat bangsal
memantau daya guna tempat tidur. harus menginput secara manual masing-
Diperlukan sebuah metode yang lebih masing data mutasi dan keluar pasien.
akurat dalam menggambarkan efisi-ensi Dengan adanya hambatan dan kendala yang
penggunaan tempat tidur di rumah sakit. terjadi, maka muncul suatu harapan dari
Oleh karena itu dibutuhkan kriteria / indikator petugas untuk memperbaiki sistem informasi
untuk menentukan apakah tem-pat tidur yang pelaporan kinerja rawat inap yang ada,
tersedia telah berdaya guna atau berhasil kemudian merancang bangun sistem baru
guna.[2] Indikator yang digunakan untuk yang lebih efisien.

memantau efisiensi penggunaan tempat Dibutuhkan berbagai sumber daya

tidur ini terdiri dari 4 parameter, antara lain : yang mampu menunjang tercapainya sistem

BOR (Bed Occupation Rate), BTO (Bed Turn pelaporan indikator kinerja rawat inap yang

Over), LOS (Length Of Stay), dan TOI (Turn secara efisien menghasilkan informasi sesuai

Over Interval). [3] kebutuhan. Menggu-nakan sistem manual

Pengolahan data sensus harian rawat yang sekarang ini, lebih murah dan

inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar keakuratan lebih baik karena dikerjakan oleh

Kota Magelang dikerjakan oleh bagian manusia namun membutuhkan waktu yang

Perencanaan dan Evaluasi (PE). Sampai lama. Sedang-kan dengan adanya sistem

saat ini masih menggunakan bantuan pelaporan yang efisien dengan

program microsoft excel, namun belum bisa menggunakan sistem database lebih
mempersingkat waktu pelaporan namun B. TPPRI
kebutuhan alat perang-kat keras Tempat Pendaftaran Pasien Rawat
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan Inap (TPPRI) merupakan salah satu bagian
membutuhkan petugas yang mampu unit rekam medis rumah sakit yang
mengoperasikan komputer. kegiatannya mengatur penerimaan dan
Berdasarkan latar belakang yang telah pendaftaran pasien yang akan dirawat inap.
disampaikan tersebut peneliti tertarik untuk Petugas akan mencatat identitas pasien
merancang dan mengembangkan sebuah serta nama ruang dan kelas perawatan pada
sistem informasi rekapitulasi sensus harian buku register pendaftaran rawat inap.[7]
rawat inap yang terintegrasi dan mampu Buku register pendaftaran rawat inap
mempresentasikan pelaporan BOR, LOS, adalah buku catatan tentang pasien – pasien
TOI dan BTO ke dalam bentuk Grafik Barber yang telah mendaftar rawat inap. Setiap
Jhonsons. pasien mendaftar akan dicatat identitasnya
ke dalam buku register yang meliputi nomor
TINJAUAN PUSTAKA register, nomor rekam medis, nama pasien,
A. Rekam Medis tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat,
Rekam medis adalah rekaman atau tanggal masuk, cara bayar serta nama ruang
catatan yang berisi tentang siapa, apa, dan kelas perawatan yang diinginkan.
mengapa, kapan, di mana dan bagaimana C. URI
pelayanan medis maupun non medis yang Unit Rawat Inap (URI) adalah bagian
diberikan kepada pasien selama masa pelayanan klinis rumah sakit yang memberi
perawatan yang memuat informasi untuk pelayanan kepada pasien dengan keadaan
mengi-dentifikasi pasien, menegakkan yang harus dirawat selama 1 hari atau lebih.
diagnosis dan pengobatan serta mencatat Tugas pokok dari unit ini antara lain mencatat
dan menyimpan hasilnya. Kalau diartikan semua hasil pelayanan klinis meliputi
secara dangkal, rekam medis seakan-akan pelayanan medis oleh dokter dan pelayanan
hanya merupakan catatan dan dokumen keperawatan segera seteah selesai
tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji mendapat pelayanan, serta mencatat
lebih dalam rekam medis mempunyai makna kegiatan rawat inap pada register pelayanan
yang lebih luas dari pada catatan biasa, rawat inap.[6]
sesudah tercermin segala informasi Aktivitas rutin yang dilakukan oleh
menyangkut seorang pasien yang akan URI adalah pencatatan sensus harian rawat
dijadikan dasar didalam menentukan inap, yaitu kegiatan pencacatan atau
tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan penghitungan pasien rawat inap yang
maupun tindakan medis lainnya yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat
diberikan kepada seorang pasien yang inap. Tujuannya guna mengetahui dan
datang ke rumah sakit. [4]
memperoleh informasi semua pasien mulai
dari data sosial, data diagnosis, lama penggunaan tempat tidur rata-rata/tahun oleh
perawatan, cara bayar serta keadaan keluar berbagai penderita (Bed Turn Over = BTO),
semua pasien rumah sakit selama 24 jam. [6] maupun rata-rata lama sebuah tempat tidur
D. Statistik Rawat Inap berada dalam keadaan kosong (Turn Over
Pengolahan data statistik meng- Interval = TOI). [10]
gunakan indikator untuk memudahkan Grafik Barber Johnson bermanfaat
penilaian dan pengambilan kesimpulan. untuk membandingan atau sebagai alat
Beberapa indikator Unit Rawat Inap yang bantu menganalisa, menyajikan dan
dapat menggambarkan cakupan pela-yanan mengambil keputusan mengenai : [10]
URI adalah : [2] a) Perbandingan dalam kurun waktu
1. BOR Grafik Barber Johnson dapat menun-
2. BTO jukkan perkembangan produktivitas dari
3. Ratio pasien RI dengan penduduk rumah sakit dari tahun ke tahun yang
Indikator mutu layanan Unit Rawat Inap : dapat dilihat dari grafik dan.
1. NDR b) Perbandingan antar rumah sakit
2. GDR Perbandingan kegiatan antar bagian
3. Persentase mati kurang dari 48 jam yang sama di beberapa rumah sakit atau
Indikator efisiensi Unit Rawat Inap : antar bagian di rumah sakit dapat
1. LOS digambarkan pada satu grafik.
2. TOI c) Meneliti akibat perubahan kebijakan
3. Ratio hari perawatan dengan perawat Meneliti suatu kebijakan realokasi bed
Selain menggunakan beberapa indikator dan atau keputusan memperpendek Length
grafik yang menyajikan informasi dari data of Stay.
yang diolah, salah satu alat pemantau d) Mengecek kesalahan laporan
efisiensi yang dapat digunakan di unit rekam Laporan dikatakan benar apabila empat
medis adalah grafik Barber Johnsons, yang parameter tersebut tepat pada posisi grafik
menempatkan empat parameter yaitu BOR, tersebut.
LOS, TOI dan BTO. a) BOR (Bed Occupancy Rate)
E. Grafik Barber Johnson Persentase pemakaian tempat
Konsep Barber Johnson di negara- tidur pada periode tertentu. Standar
negara maju digunakan menejemen rumah efisiensi BOR 75%-85%, apabila BOR
sakit untuk menilai efisiensi manejemen > 85% berarti tempat tidur yang dipakai
perawatan. Indikator-indikator yang di rumah sakit penuh.
digunakan meli-puti angka hunian penderita
BOR =
O x 100 %
rawat inap (Bed Occupancy Rate = BOR),
A
lama perawatan penderita di rumah sakit
(Length of Stay = LOS), frekuensi b) LOS (Length of Stay)
Rata-rata jumlah hari pasien F. Sistem Informasi
rawat inap yang tinggal di rumah sakit, Menurut beberapa pengertian tentang
tidak termasuk bayi lahir, karena sistem dan informasi, dapat disimpulkan
tempat tidur yang digunakan si bayi bahwa suatu sistem informasi merupakan
adalah nama ibunya. Standar efisiensi suatu perangkat kerja yang dapat bekerja
LOS 3-12 hari, dianjurkan serendah untuk memproses suatu masukan ataupun
mungkin tanpa pengaruhi kualitas data, kemudian data yang diproses tersebut
pelayanan perawatan. akan diproses dan menjadi suatu keluaran
t yang berguna utuk mencapai suatu tujuan
LOS = O x
D tertentu. Adapun pendapat mengenai sistem
informasi, dalam bukunya Al-Bahra Bin
c) TOI (Turn Over Interval) Ladjamudin sistem informasi dapat
Menentukan lamanya rata-rata didefinisikan sebagai berikut : [9]
tempat tidur kosong atau rata-rata a) Suatu sistem yang dibuat oleh manusia
tempat tidur tersedia pada periode yang terdiri dari komponen- komponen
tertentu yang tidak terisi antara pasien dalam organisasi untuk mencapai suatu
keluar atau mati dengan pasien tujuan yaitu menyajikan informasi.
masuk. Standar efisiensi TOI adalah b) Sekumpulan prosedur yang pada saat
1-3 hari. dilaksanakan akan memberikan
informasi bagi pengambil keputusan
(A - O) x t
LOS = untuk mengendalikan organisasi.
D
c) Suatu sistem didalam organisasi yang
d) BTO (Bed Turn Over) mempertemukan kebu-tuhan
Adalah beberapa kali satu tempat pengolahan transaksi, mendukung
tidur dipakai oleh pasien dalam periode operasi, bersifat manajerial, dan
tertentu. Efisiensi BTO adalah 30 kali. kegiatan strategi di suatu organisasi
Jika BTO terlalu rendah perlu dan menyediakan pihak luar tertentu
diperhatikan jumlah tempat tidur dan dengan laporan yang diperlukan.
kualitas pelayanan perawatan. Komponen sistem informasi : [9]

BOR =
D a) Perangkat keras (Hardware)
A b) Perangkat lunak (software)
c) Prosedur
Keterangan : O = Rata-rata tempat d) Pengguna
HP e) Data Base
tidur yang terisi, didapat dari
t
A = TT tersedia G. DBMS

D = Pasien pulang/keluar (H+M) Database adalah kumpulan file-file


yang saling berelasi, relasi tersebut biasa
t = Periode waktu [1]
ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang H.Pengembangan Sistem Infomasi
ada. Satu database menunjukkan satu Pengembangan sistem informasi
kumpulan data yang dipakai dalam satu disebut juga sebagai penyusunan suatu
lingkup intsansi. [9] sistem (system development) untuk
Urutan data dalam sebuah database menghasilkan sistem informasi berbasis
sebagai berikut : komputer yang menyelesaikan persoalan
1) Entity organisasi atau untuk memanfaatkan
Merupakan orang, tempat, kejadian kesempatan (oppurtunities) yang timbul.
atau konsep yang informasinya akan Penyebab adanya pengembangan sistem
direkam. Pada bidang kesehatan, entity informasi antara lain :
nya adalah pasien, dokter, obat, kamar. 1. Adanya permasalahan yang timbul
2) Atribute pada sistem yang lama. Ataupun
Seorang pasien dapat dilihat dari pertumbuhan organisasi yang meng-
atributnya, misal nama, nomor rekam haruskan sistem baru karena sistem
medis, alamat, umur. Atribute juga yang lama sudah tidak efektif.
diesebut sebagai data elemen, data 2. Untuk meraih kesempatan
field dan data item. Organisasi mulai merasakan bahwa
3) Data value (nilai atau isi data) teknologi informasi berkembang makin
Adalah data aktual atau informasi yang pesat, sehingga dirasa perlu
disimpan pada tiap data elemen atau meningkatkan penyediaan informasi
atribut. dalam mendukung pengambilan
4) Record/Tuple keputusan.
Kumpulan elemen – elemen yang 3. Adanya intruksi dari pimpinan ataupun
saling berkaitan menginformasikan luar organisasi.
tentang suatu entity secara lengkap. Karena alasan-alasan tersebut, maka
5) File sistem yang baru perlu dikembangkan
Kumpulan record record sejenis yang guna memecahkan masalah-masalah yang
mempunyai panjang elemen yang timbul pada suatu institusi tersebut. [8]
sama, atribute yang sama, namun Dengan telah dikembangkannya
berbeda beda data value . sistem yang baru, maka diharapkan adanya
6) Database peningkatan pada sistem yang baru, antara
Kumpulan file yang punya kaitan antara lain :
satu file dengan file yang lain. 1. Hasil kinerja yang lebih efisien.
7) Database Management System 2. Kualitas informasi yang dihasilkan
Kumpulan file yang saling berkaitan 3. Ekonomis, dimana adanya pening-
dengan program untuk pengolahan-nya katan manfaat dan penurunan biaya
disebut sebagai DBMS.
4. Pengendalian untuk mendeteksi dan dalam sistem informasi pelaporan indi-kator
memperbaiki kesalahan serta pelayanan rawat inap, antara lain :
kecurangan yang akan terjadi 1. Petugas TPPRI satu orang.
5. Efisiensi operasi 2. Perawat bangsal.
6. Pelayanan diberikan oleh sistem. 3. Petugas Rekam Medis input data 1
orang dari bagian URM.
METODOLOGI PENELITIAN 4. Petugas Pelaporan sebanyak 3
A. Jenis Penelitian orang dari bagian PE.
Jenis penelitian yang digunakan adalah 5. Kepala Perencanaan dan Evaluasi
deskriptif yaitu menggambarkan peran- sebanyak 1 orang.
cangan Sistem Informasi Indikator Pelayanan Sedangkan yang menjadi objek penelitian
Rawat Inap dengan menggunakan metode adalah Sistem Informasi RSUD Tidar Kota
penelitian berupa observasi dan wawancara. Magelang dan SHRI yang telah disusun oleh
Pendekatan yang digunakan cross sectional, perawat bangsal.
dimana data diperoleh pada saat penelitian D. Instrumen Penelitian
dilakukan. 1. Pedoman Observasi
B. Variabel Penelitian Catatan yang berupa susunan hal-hal
1. Data pendaftaran rawat inap, data yang ingin diobservasi atau diamati
perawatan dan mutasi (bangsal) dan data dengan berbagai uraian guna mem-
pasien keluar. peroleh data register pasien, data
2. Sistem Informasi Pelaporan Indikator bangsal, data ruang atau kamar, data
Kinerja Rawat Inap. mutasi pasien serta data pasien keluar.
3. Basis data (DBMS) perekapan data. 2. Pedoman Wawancara
4. Hambatan dan kendala pengguna. Susuanan daftar pertanyaan berupa
5. Harapan pengguna dalam sistem. kuisioner tentang hal-hal yang ingin
6. Pengembangan sistem dengan ditanyakan guna memperoleh informasi
pendekatan SDLC. terkait permasalahan yang ingin diambil
7. Formulir Pelaporan Indikator Kinerja peneliti. Yang menjadi informna dalam
Rawat Inap per tahun semua bangsal. wawancara penelitian antara lain petugas
8. Formulr Pelaporan Indikator Kinerja TPPRI , perawat bangsal sebagai
Rawat Inap per bangsal. pembuat SHRI dan petugas pelaporan
9. Pelaporan Indikator Kinerja Rawat Inap bagian PE RSUD Tidar Kota Magelang.
menggunakan Grafik Barber Johnson. E. Pengumpulan Data
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Metode Observasi
Dalam penelitian ini yang dijadikan Yaitu dengan melakukan observasi atau
sebagai subjek atau pelaku yang terkait pengamatan secara langsung terhadap
variabel-variabel penelitian yang terkait
permasalahan yang akan diteliti, antara 1. Pengumpulan data
lain : Meninjau data-data yang telah
a. Data pendaftaran pasien rawat inap dikumpulkan untuk diteliti.
b. Data identitas pasien rawat inap 2. Klasifikasi
c. Data Unit Rawat Inap a. Mengelompokkan data yang telah
d. Data pasien keluar rawat inap dikumpulkan dalam kelompok data
e. Sistem Informasi Pelaporan pasien, daftar ranap, data bangsal,
Indikator Kinerja Rawat Inap data mutasi pasien dan data pasien
f. Formulir Pelaporan Indikator Kinerja keluar.
Rawat Inap per tahun dan per b. Klasifikasi hasil perhitungan
bangsal. indikator yang akan ditampilkan
g. Pelaporan Indikator Kinerja Rawat sebagai informasi pelaporan kinerja
Inap menggunakan Grafik Barber pelayanan rawat inap.
Johnson. 3. Tabulasi
2. Metode wawancara Data-data register pendaftaran rawat
Melakukan tanya jawab secara lang-sung inap yang telah dikelompokkan, diinput
guna mengumpulkan data serta informasi ke database komputer.
terkait permasalahan yang akan diteliti. 4. Pelaporan
Informan yang akan diwawancarai antara a. Membuat rekapitulasi SHRI bulanan
lain : jumlah pasien keluar rawat inap dari
a. Petugas TPPRI, tentang data masing-masing bangsal.
pendaftaran dan data identitas b. Membuat laporan indikator kinerja
pasien rawat inap. rawat inap berdasarkan tahun dan
b. Perawat bangsal, tentang data-data bangsal yang berisi indikator BOR,
yang dibutuhkan untuk mengisi LOS, TOI, GDR dan NDR.
SHRI per hari. c. Membuat grafik Barber Johnsons
c. Petugas Rekam Medis input data, dari indikator BOR, LOS dan TOI.
tentang data-data yang diinput G. Analisa Data
sumber data laporan. Data yang dibutuhkan oleh sistem
d. Petugas Pelaporan, tentang adalah data pasien yang berisi nomor RM
pembuatan Laporan Indiktor Kinerja dan identitas, data daftar rawat inap yang
Rawat Inap. berisi nomor register dan tanggal masuk.
F. Pengolahan Data Data unit rawat inap dan data pasien keluar
Teknik pengolahan data yang yang berisi data mutasi pasien dan tanggal
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik keluar.Sistem informasi pelaporan yang baru
non-statistik, mampu berjalan sesuai hara-pan pengguna
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
dan tujuannya meng-hasilkan laporan sesuai bangsal tiap kurun waktu yang
yang diharapkan. diperlukan. Sistem informasi rumah sakit
yang sekarang masih belum bisa
HASIL DAN PEMBAHASAN menghasilkan laporan indikator kinerja
A. Hasil rawat inap, dengan harapan sistem yang
1. Gambaran Umum Instalasi PE baru dapat mengolah data yag diinput
Unit lain yang terkait dengan oleh petugas TPPRI dan perawat secara
pembuatan laporan indikator kinerja rawat terintegrasi.
inap antara lain petugas satu TPPRI yang 3. FOD Indikator Kinerja Rawat Inap RSU
merekam data daftar pasien rawat inap, Tidar Kota Magelang
kemudian ada 11 bangsal yang masing-
masing perawat akan menginput data
mutasi pasien dan diagnosis serta
tindakan pasien ke dalam formulir Reg.4.
yang terakhir adalah petugas RM yang
mengkode (koder) diagnosis dan
tindakan.
2. Hasil Rekap Observasi dan Wawancara
Petugas sudah paham dengan
proses dan waktu perekapan yang sesuai
prosedur yaitu tanggal 10 tiap bulan
membuat Reg.4 atau SHRI yang akan
direkam datanya kedalam sistem. Kendala
yang terjadi karena banyaknya tugas lain
selain meng-input data sehingga input Gambar 1. Flow of Document Pelaporan
data menjadi terhambat, kurang lengkap Indikator Kinerja Rawat Inap RSUD Tidar
datanya dan juga karena masing-masing Kota Magelang
bangsal belum memiliki komputer yang
memudahkan perawat menginput data. 4. Permasalahan
Sumber data menurut petugas Hambatan lain dalam sistem
pelaporan, antara lain data pasien, data pelaporan indikator rawat inap di RSUD
pendaftaran untuk mengetahui tanggal Tidar adalah rekapitulasi Reg.4 masih
masuk, data bangsal yang berisi secara manual dicatat kedalam lembar
diagnosa dan jumlah pasien serta data reka-pitulasi bangsal. Dan belum adanya
keluar yang berisi tanggal keluar pasien. komputer pada masing-masing bangsal.
Tujuan dari dibuatnya laporan adalah Namun untuk input data rekap sudah
untuk mengetahui tingkat efisiensi per menggunakan Ms. Excel dan Ms.Word
sebagai hasil informasi pelaporannya. Hal salahan yang ada serta kebutuhan
ini berarti petugas harus bekerja dua kali terhadap sistem yang baru. Peneliti
untuk menghasilkan laporan yang benar mengusulkan rancangan Sistem
dan sesuai kebutuhan rumah sakit. Pelaporan Indikator Kinerja Rawat Inap
Yang menjadi kendala berikutnya adalah baru sebagai solusi untuk mengatasi
bagian PE tidak dapat menghasilkan permasalahan.
informasi pelaporan indikator kinerja a. Identifikasi
bangsal rawat inap dalam bentuk Grafik 1) Identifikasi data
Barber Johnson. Sesuai teori, grafik 1. Data Pasien
tersebut sangat penting guna mengetahui 2. Data Daftar Rawat Inap
kinerja sebuah bangsal dalam kurun 3. Data Unit Rawat Inap
waktu tertentu. Setelah diketahui kinerja 4. Data Keluar
sebuah bangsal, maka pihak manajerial 2) Identifikasi sumber data
dapat mengambil keputusan dalam a) Data Pasien  TPPRI
pengelolaan kamar bangsal agar lebih b) Data Daftar Rawat Inap  TPPRI
baik dan efisien. c) Data Unit Rawat Inap  URI
5. FOD yang diusulkan d) Data Keluar  URI
3) Identifkasi tujuan informasi
a) Laporan Indikator Kinerja Rawat Inap
per Tahun  Pelaporan
b) Laporan Indikator Kinerja Rawat Inap
per Bangsal  Pelaporan
c) Laporan Indikator Kinerja Rawat Inap
Menggunakan Grafik Barber Johnson
 Pelaporan
4) Identifkasi proses
a) Mendaftar pasien
i. Menyimpan data pasien ke database
pasien.
ii. Membaca data pasien dari database
pasien lalu merekam data
Gambar 2. Flow of Document yang diusulkan pendaftaran rawat inap dan simpan
database daftar rawat inap.
6. Rancangan Sistem Informasi b) Menginput data bangsal
Berdasarkan penelitian terhadap i. Membaca data identitas pasien dari
sistem pelaporan indikator kinerja rawat database pasien.
inap telah diketahui deskripsi kegiatan
atau alur penyusunan laporan, perma-
ii. Merekam data mutasi pasien pada Gambar 4. DFD Level 0
bangsal dan menyimpannya ke
database unit rawat inap. 9. ERD Tabel
iii. Merekam data pasien keluar dan
simpan database keluar.
c) Mencetak laporan
i. Merekapitulasi dan mencetak data
pasien, daftar ranap, URI dan keluar
menjadi Laporan Indikator Kinerja
Rawat Inap (Laporan IKRI).
ii. Mencetak Laporan IKRI per Tahun
dan per Bangsal.
iii. Mencetak Laporan IKRI dengan
Grafik Barber Johnson Gambar 5. Entity Relationship Data
7. Konteks Diagram
10. Desain Input
a. Input data pasien

Gambar 3. Konteks Diagram

8. DFD Level 0

Gambar 6. Desain input data pasien


b. Input data daftar RI d. Input data keluar

Gambar 7. Desain input data daftar rawat inap

c. Input data bangsal Gambar 9. Desain input data keluar

e. Cetak Grafik Barber Johnson

Gambar 8. Desain input data bangal

Gambar 10. Desain input Grafik Barber


Johnson

B. Pembahasan
Perekapan dan pengisian data secara
manual ada baiknya yaitu :
a) Petugas dan perawat akan lebih teliti
dalam memantau distribusi keluar
masuknya dokumen.
b) Tidak adanya hambatan oleh gangguan rawat inap RSUD Tidar Kota Magelang
teknis seperti kerusakan komputer secara komputerisasi yaitu sebagai berikut
maupun server error. a) Dari TPPRI dapat informasi tentang
c) Dapat dilaksakan semua petugas. identitas pasien yang meliputi data No
Adapun sisi kejelekan dari sistem RM, nama pasien, tanggal lahir, umur,
pelaporan yang lama dengan manual : alamat, jenis kelamin dan lain-lain.
a) Informasi yang dihasilkan kurang Yang diisi melalui input pasien dan
akurat karena resiko human error simpan dalam database pasien.
cenderung lebih besar. b) Bila pasien mendaftar rawat inap,
b) Memakan waktu lama dalam pengisian petugas TPPRI akan menginput data
data. No register, tanggal masik, jam masuk,
c) Karena pembuatan lama, maka bangsal, kelas dan dokter yang
informasi yang dihasilkan kadang-kala merawat. Dengan melihat no RM
terlambat. pasien sebagai kunci utama database
d) Dokumen mudah rusak. pendafaran rawat inap.
e) Pencatatan atau pencatatannya kurang c) Perawat bangsal selanjutnya akan
jelas. menginput data keluar pasien yang
Sedangkan keuntungan pelaporan berupa data tanggal keluar pasien, jam
secara komputerisasi atau sistem informasi keluar, cara keluar, keadaan keluar
yang baru yaitu : (perbaikan, mati > 48 jam atau mati
a) Petugas tidak perlu mengambil formulir <48 jam) serta cara bayar.
Reg.4 ke ruang RM. d) Kemudian sistem akan merekap
b) Petugas tidak perlu menunggu lama seluruh data selama penginputan di
dari bangsal. pendaftaran dan perawat bangsal.
c) Informasi yang dihasilkan lebih akurat, e) Proses terakhir sistem pelaporan yaitu
penghitungan yang tepat. merekap dan menghitung data untuk
d) Menghemat waktu perekapan dan indikator kinerja rawat inap pada
penginputan data. masing-masing parameter (BOR, BTO,
e) Informasi yang dihasilkan cepat. NDR, GDR, LOS dan TOI) dengan
Kelemahan penggunaan sistem rumus perhitungan (sesuai kamus data)
informasi pelaporan secara komputeriasi ini dan periode pelaporan (simbol t pada
yaitu adanya hambatan oleh gangguan teknis rumus) sesuai dengan diminta petugas.
seperti kerusakan komputer, listrik mati dan f) Proses pelaporan indikator kinerja
kerusakan server. rawat inap akan dicetak setelah
Alur pengisian dan perekapan data petugas pelaporan meminta periode
untuk sistem pelaporan indikator kinerja laporan yang diinginkan. Pada tampilan
desain laporan grafik BJ petugas
pelaporan akan memilih bangsal lalu b) Semua telah mendapat pela-tihan
menginput data BOR, LOS, TOI dan kerja sesuai prosedur dan
BTO dan periode laporan yang mengoperasikan komputer.
diinginkan. Kemudian sistem akan
mengolah data dengan gambaran KESIMPULAN DAN SARAN
proses seperti pada tabel berikut : A. Simpulan
1. Dengan adanya sistem informasi
Tabel 1. Perhitungan titik koordinat Grafik pelaporan indikator kinerja rawat inap,
Barber Johnson mulai dari petugas pendaftaran rawat
inap dan perawat bangsal hanya perlu
menginput data pasien dan data keluar
pasien ke dalam komputer.
2. Hambatan sistem pelaporan manual
dibutuhkan waktu yang lama, ditambah
lagi pada bagian pelaporan masih harus
merekap secara manual data-data
bagian penunjang rumah sakit lain
Adapun rancangan sistem informasi sehingga waktu untuk menghasilkan
pelaporan indikator kinerja rawat inap ini informasi menjadi lebih lama.
secara ringkas membutuhkan beberapa 3. Kendala lain yang terjadi adalah belum
kondisi atau peralatan yang perlu adanya komputer pada masing-masing
dipersiapkan sebelum aplikasi di rumah sakit, bangsal sehingga proses input data
yaitu meliputi : bangsal mengalami kesulitan.
1. Hardware (Perangkat Keras) 4. Sesuai dengan hambatan yang dialami,
a) Tiga belas (13) unit komputer. maka sistem yang akan dibangun
b) Dua unit printer untuk bagian nantinya diharapkan mempermudah
pelaporan (PE). kerja petugas dan perawat bangsal
c) Kabel jaringan, Router dan dalam menghasilkan informasi yang
Terminal Hub dibutuhkan.
2. Software (Perangkat Lunak) 5. Data yang dibutuhkan dalam sistem
a) Sistem operasi Windows XP informasi pelaporan indikator kinerja
maupun Windows 7. rawat inap adalah data pasien, data
b) Aplikasi database Microsoft Visual daftar rawat inap, data unit rawat inap
Fox Pro. (bangsal) dan data keluar pasien.
c) Aplikasi Ms Excel dan Word Sumber data berasal dari berbagai
3. Brainware (Pemakai) : sumber pelaku sistem, antara lain
a) Petugas TPPRI, perawat bangsal
dan petugas pelaporan.
petugas pendaftaran rawat inap, perawat 4. Departemen Kesehatan RI. Pedoman
bangsal dan petugas pelapora. Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit
6. Sistem informasi pelaporan indikator di Indonesia. Jakarta : Dirjen Pelayanan
kinerja rawat inap adalah multi-user, Medik, 1999
berbagai bagian di rumah sakit. 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang
B. Saran Rekam Medis, Menkes RI, Jakarta.
1. Memperlancar operasional dalam 6. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk
penggunaan sistem informasi kompu- Teknis Penyelenggaraan Rekam
terisasi sebaiknya pihak rumah sakit Medis/Medical Record. Jakarta : Dirjen
mengadakan pelatihan komputer. Pelayanan Medik, 1993
2. Melakukan backup data secara berkala 7. HM, Jogiyanto. Analisis dan Desain
yaitu setiap hari pada pukul 12 siang dan Sistem Informasi : Pendekatan
setiap bulan pada akhir bulan. Agar Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi
memori pada komputer tidak cepat Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta. 1995
penuh dan jika terjadi kerusakan pada 8. Al-Bahra bin Ladjamudin. Analisis dan
komputer data tidak ikut hilang. Desain Sistem Informasi. Yogyakarta :
3. Pihak rumah sakit bersedia membuat Graha Ilmu, 2005
standar prosedur tertulis atau resmi 9. Soejadi. Pedoman Penilaian Kinerja
tentang sistem pembatan laporan Rumah Sakit. Jakarta : Kartika Bina,
indikator kinerja rawat inap, agar kinerja 1996
petugas lebih baik dan terkendali. 10. Ir. Supardi, Yuniar. Microsoft Visual
Foxpro 9.0 Untuk Segala Tingkat.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Elex Media Computindo, 2008
1. Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit
Untuk Pengambilan Keputusan.
Yogyakarta : Cetakan Pertama Graha
Ilmu, 2010
2. Sudra, Rano Indradi. Statistik Rumah
Sakit (dari sensus pasien dan Grafik
Barber Johnson hingga statistik kematia
dan otopsi). Yogyakarta : Graha Ilmu,
2012
3. Gemala R. Hatta. Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan Di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Universitas Indonesia, 2008

You might also like