Professional Documents
Culture Documents
Incoterm
Incoterm
Incoterm
Abstract: The aim of this research is to study and analyze the position of International
Commercial Terms (Incoterms) as international customary law in international trade
agreement as well as to study and analyze the rights and obligations of the exporters and
importers in relation with the use of Incoterms in international trade agreement (study at
PT. InsanBonafide in Banjarmasin). The benefits expected from the results of this research
are as contribution of thoughts in the field of legal studies, especially in connection with
international trade law for the businessmen in sector of international trade and for the
government in making legislation concerning international trade. The method of this
research is normative legal research by studying legal resources (primary, secondary, and
tertiary legal resources) which are relevant to the legal issues being studied. The approach
used is analytical approach. The results of this research point out that the legal force
of Incoterms in international trade agreement derived from customary law and as
international customs which has position as law. Incoterms is source of international
trade law. However, the legal force of Incoterms as international customary law is
not equal to the legal force of International Agreements such as Convention, Treaty,
Charter, Agreement, Covenant, Protocol, Fact, etc. So, in practice, the exporters and
importers frequently experience that the provisions of the Incoterms which have been
agreed by the parties are then violated by one of the parties because the Incoterms
are not yet perfectly regulated. Incoterms still raise problems in their application
in the field because there are vague norms with regard to the scope and limits of
responsibilities of each party, namely, the exporters and importers.
205
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
untuk mengetahui dan menganalisis hak dan kewajiban pengusaha eksportir dan importir
sehubungan dengan penggunaan Incoterms dalam perjanjian perdagangan internasional
(Studi pada PT. Insan Bonafide di Banjarmasin). Kegunaan yang di harapakan dari hasil
penelitian Sebagai sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu hukum khususnya terkait dengan
hukum perdagangan internasional, bagi pelaku usaha di bidang perdagangan internasional
dan bagi pemerintah dalam membuat peraturan perundang-undangan (legislasi) berkenaan
dengan perdagangan internasional. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian
hukum normatif,yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
hukum(bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier), yang relevan
dengan judul yang di angkat penulis. Ada pun tipe penelitianadalah penelitian dengan
menitikberatkan permasalahan yang sering timbul berkaitan dengan kekaburan hukum (vage
norm) berkenaan dengan makna dan ruang lingkup dari Incoterms tersebut. Pendekatan
penelitian menggunakan pendekatan analitis (analytical approach).Menurut hasil dari
penelitian tesis ini menunjukan bahwa : Pertama, mengenai kekuatan hukum Incoterms
dalam perjanjian perdagangan internasional, Incoterms yang lahir dari hukum kebiasaan
dan sebagai suatu kebiasaan internasional yang berkedudukan hukum yang merupakan
sumber hukum perdagangan internasional. namun demikian kekuatan hukum Incoterms
selaku hukum kebiasaan internasional tidak sama dengan kekuatan hukum dari Perjanjian
Internasional seperti Konvensi, Traktat, Piagam, Agreement, Covenant, Protocol, Pacta,
dan lain-lain. Kedua, hak dan kewajiban pengusaha eksportir dan importir sehubungan
dengan penggunaan Incoterms dalam perjanjian perdagangan internasional khususnya
pada PT. Insan Bonafide dengan menggunakan Incoterms yang telah di sepakati oleh kedua
belah pihak namun kenyataannya di lapangan cukup sering ketentuan-ketentuan Incoterms
yang telah disepakati oleh para pihak kemudian dilanggar oleh salah satu pihak. karena
belum adanya pengaturan yang sempurna di Incoterms ini maka dari itu lah Incoterms
masih menimbulkan permasalahan dalam aplikasi/penerapannya di lapangan karena masih
terdapat kekaburan hukum mengenai ruang lingkup dan batas-batas tanggung jawab masing-
masing pihak antara penjual (eksportir) dan importir.
206
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
dalam proses pengiriman tersebut sangat sebagai perwakilan sejumlah bisnis dunia
mungkin timbul berbagai persoalan seperti dalam ekonomi global, terhadap pertumbuhan
hilang atau rusaknya barang atau bahkan ekonomi, pembuatan lowongan kerja, dan
yang paling buruk adalah tidak terlaksananya kemakmuran. Sebagai sebuah organisasi bisnis
penyerahan barang. Masalah pengiriman global, terdiri dari negara anggota, badan ini
barang juga penting karena menyangkut membantu pembangunanglobal pada masalah
beberapa hal seperti siapa yang berkewajiban bisnis. ICC memiliki akses langsung ke
membayar ongkos angkut, biaya penimbunan, pemerintah nasional di seluruh dunia melalui
biaya asuransi, siapa yang menanggung komite nasionalnya.
risiko hilang dan rusaknya serta kapan risiko Untuk mencapai tujuannya ICC telah
tersebut beralih dari eksportir kepada importir. membuat sejumlah aktivitas. ICC International
Untuk menjamin hak dan kewajiban semua Court of Arbitration merupakan sebuah badan
pihak yang terlibat maka perlu ada kontrak yang mendengar dan menyelesaikan sengketa
perdagangan yang memberi kepastian tentang pribadi antara partai. Pembuatan kebijakan
hak, kewajiban dan tanggung jawab mereka mereka dan pembelaannya menjadikan
masing-masing. 1 pemerintah nasional, sistem PBB dan badan
Seringkali para pihak dalam suatu global lainnya mengetahui pemandangan
perjanjian perdagangan internasional tidak bisnis dunia pada beberapa isu terhangat hari
menyadari adanya praktik-praktik perdagangan ini.
yang berbeda antara negaranya dengan negara Hasil yang telah diupayakan oleh badan
lain. dalam Perdagangan Internasional tersebut internasional ini adalah berhasil disusunnya
melibatkan beberapa subjek hukum atau para serangkaian aturan mengenai syarat-syarat
pihak yang mempunyai hukum Nasional (dan penjabarannya) bagi perdagangan
yang berbeda . Hal ini dapat menimbulkan internasional (international commercial terms
salah paham, atau bahkan sengketa yang atau disingkat dengan “Incoterms”).
hanya akan menghamburkan waktu dan Dengan kata lain, Incoterms diadakan
biaya yang tidak sedikit. Untuk mencegah untuk memberikan suatu perangkat aturan
hal buruk demikian itu, maka Kamar Dagang internasional untuk menerjemahkan syarat-
Internasional (International Chamber of syarat perdagangan internasional yang
Commerce–ICC) berupaya mengurangi per- sering kali dipakai. Karena itu, dengan
bedaan penafsiran terhadap syarat-syarat adanya terjemahan yang seragam, maka
perdagangan internasional tersebut. dapat dihindari timbulnya bermacam-macam
International Chamber of Commerce penafsiran terhadap syarat-syarat perdagangan
atau ICC yang berpusat di Paris merupakan internasional.
sebuah organisasi nirlaba internasional yang Dalam perkembangannya Incoterms
bekerja mempromosikan dan mendukung mengalami beberapa kali perubahan yang
perdagangan global dan globalisasi. Berperan dilakukan unrtuk mengikuti perkembangan
pada praktik perdagangan internasional.
1 Gunawan Widjaja & Ahmad Yani. 2001. Transaksi Upaya pertama yang berhasil diperkenalkan
Bisnis Internasional (Ekspor-Impor & Imbal Beli.
Seri Hukum Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. hlm dibuat pada tahun 1936 (Incoterms 1936).
139 Sejak itu Incoterms 1936 sudah mengalami 5
207
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
kali penambahan dan perubahan, yaitu pada law) maka belum mempunyai kekuatan
tahun 1953, 1967, 1976, 1980, dan 1990.2 mengikat yang kuat seperti halnya perjanjian
Salah satu latar belakang dilakukannya internasional (konvensi dan lain-lainnya).
perubahan pada tahun 1990 adalah karena Permasalahan yang sering timbul berkaitan
adanya keinginan untuk mengantisipasi praktik dengan kekaburan hukum (vage norm)
pengiriman data melalui perangkat elektronik berkenaan dengan makna dan ruang lingkup
(Electro-nic Data Interchange (EDI) yang dari Incoterms tersebut. Sebagai contoh istilah
mengikat. Dalam Incoterms 1990 para pihak dalam perdagangan internasional yang banyak
dimungkinkan untuk memberikan berbagai dipergunakan oleh pengusaha ekspor impor di
dokumen (seperti commercial invoices, Kalimantan Selatan adalah EXW (Ex Works),
dokumen yang dibutuhkan untuk beacukai FAS (Free Alongside Ship), FOB (Free On
atau dokumen pembuktian pengiriman barang Board), CFR (Cost and Freight), CIF (Cost,
atau dokumen pengangkutan). Dalam hal Insurance, and Freight) dan seterusnya.
demikian itu, masalah yang timbul manakala Salah satu perdagangan komoditas
penjual harus memberikan/menunjukkan internasional di Banjarmasin adalah karet.
suatu dokumen pengangkutan berharga Disamping itu ada juga batubara, minyak
dan khususnya Bill of Lading – B/L atau sawit (CPO), produk kayu, lampit rotan, dan
konosemen yang sering kali digunakan untuk lain sebagainya. Salah satu perusahaan di
menjual barang sewaktu barang tersebut Banjarmasin yang bergerak dibidang ekspor
diangkut. Dalam hal demikian itu, apabila karet adalah PT. Insan Bonafide yang menjual
menggunakan sarana EDI sangatlah penting crumb rubber ke manca negara. Dalam
untuk memastikan bahwa ia memiliki ke kontrak-kontrak dagang ekspornya PT. Insan
dudukan hukum selayaknya apabila ia telah Bonafide juga menggunakan Incoterms.
memilikinya, yaitu telah menerima suatu B/L
atau konosemen.3 METODE
Incoterms yang terakhir adalah Incoterms Metode merupakan suatu prosedur atau
2010 yang merupakan hasil revisi Kamar cara untuk mengetahui sesuatu, yang mem
Dagang Internasional (International Chamber punyai/memiliki langkah-langkah sistematis.
of Commerce–ICC) tertanggal 1 Januari 2011.4 Metode pendekatan yang digunakan
Incotermslahir dari kebiasan-kebiasaan dalam karya penulisan jurnal ini adalah Yuridis
dalam perdagangan internasional dimana Normatif yaitu dilaksanakan berdasarkan pada
kebiasan-kebiasaan yang seragam itu dihimpun peraturan hukum yang ada. Penulisan dengan
oleh ICC dan diberi nama Incoterms. pendekatan yuridis normatif dilaksanakan
Karena sifat masih berupa hukum ke dengan melalui tahapan sebagai berikut:
biasaan internasional (internasional customary 1. Inventarisasi terhadap peraturan yang
mencerminkan kebijaksanaan pemerintah
di bidang peraturan perundang-undangan
2 Huala Adolf & A. Chandrawulan. 1994.
Masalah-masalah Hukum Dalam Perdagangan yang berkaitan dengan dokumen per
Internasional. Jakarta: Rajawali Pers. hlm 82 usahaan dan dokumen elektronik.
3 Ibid
4 Gunawan Widjaja & Ahmad Yani. Op.cit.hlm 140
208
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
209
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
210
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
jelas dari 11 definisi/istilah dalam Incoterm, penjualan mengenai pengiriman dari barang-
yang mana semuanya telah di revisi. barang yang di jual (yang berwujud/tangibles,
Adanya keahlian yang luas dari Com tidak termasuk “yang tidak terwujud/
mision on International practice dari ICC intangibles” seperti software computer).
yang diambil dari semua bagian dunia dan Ada dua kesalahpahaman (misconception)
semua sector perdangan, menjamin bahwa yang sering muncul tentang Incoterms.
Incoterms 2010 menjawab kebutuhan dunia Pertama, Incoterms seringkali di salahartikan
usaha di mana saja. Dengan adanya Incoterms sebagai aplikasi dari kontrak pengangkutan
ini untuk menyediakan seperangkat peraturan (contract of carriage) dari kontrak penjualan
internasional sebagai interpretasi sebagian (contract of sale).Kedua,seringkali terjadi salah
besar syarat perdagangan yang lazim dipakai anggapan bahwa incoterm menyediakan untuk
dalam perdagangan luar negeri.Dengan semua kewajiban (duties) di mana pihak-pihak
demikian ketidakpastian dari berbagai mungkin mengharapkan untuk memasukannya
pengertian mengenai syarat perdagngan dalam suatu kontrak penjualan
itu yang terdapat di berbagai Negara dapat Sebagaimana selalu di garisbawahi oleh
dihindari atau setidak-tidaknya dapat ditekan ICC, Incoterms hanya berkaitan dengan
hingga batas yang wajar. hubungan antara penjual dan pembeli di bawah
Seringkali pihak-pihak yang terlibat kontrak penjualan, dan lebih jauh, hanya ”do
dalam suatu kontrak tidak menyadari adanya so in some very distinct respect”9
perbedaan dalam praktik perdagngan di Walaupun Incoterms sangant penting
berbagai Negara.Hal ini dapat menimbulkan bagi eksportir dan importer untuk memper
salah pengertian, perselisihan dan bahkan timbangkan hubungan yang praktis antara
menjadi urusan pengadilan, yang pada beragam kontrak yang di perlukan untuk
akhirnya da-pat membuang-buang waktu dan menyelenggarakan transaksi penjualan
uang. Untuk menghindari hal ini maka Kamar internasional dimana tidak hanya kontrak
Dagang Internasional, untuk pertama kalinya penjualan yang diperlukan, tetapi juga kontrak
tahun 1936 telah menerbitkan seperangkat pengangkutan, asuransi dan pembiayaan
peraturan internasional tentang pengertian/ Incoterms hanya berkaitan dengan salah satu
interpretasi syarat perdagangan. Peraturan ini dari kontrak tersebut yaitu, kontrak penjualan.
di kenal sebagai “Incoterms1936”. Perubahan Meskipun demikian, persetujuan pihak-
dan tambahan telah di lakukan berturut-turut pihak untuk menggunakan incoterm juga akan
tahun 1953,1967,1976,1980,1990,20008 dan memiliki implikasi-implikasi bagi kontrak
sekarang tahun 2010 dalam rangka untuk lainnya.
menyesuaikan peraturan peraturan ini dengan
Secara umum, Incoterms tidak berkaitan
perkembangan yang terjadi dalam praktik
dengan konsekuensi-konsekuensi dari pe
perdagangan internasional.
langgaran kontrak dan pengecualian-penge
Ruang lingkup Incoterms di batasi pada
hal-hal yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban dari pihak-pihak dalam kontrak
9 Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, Transaksi
Bisnis Internasional (Ekspor-Impor &Imbal Beli),
8 Ibid rajawali pers, jakarta, 2000, hlm 143.
211
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
cualian dari kewajiban yang belum terbayar antar pelaku perdagangan international, karena
pada berbagai kesukaran. sudah adanya kesepakatan yang diketahui
Incoterms selalu di tujukan untuk di gun bersama.
akan bagi barang-barang yang di jual dan Perlu di tekan kan bahwa ruang lingkup
diangkut melewati batas-batas suatu Negara dari Incoterms ini hanya terbatas pada materi
karenanya disebut International Commercial yang berhubungan dengan kewajiban yang
Terms. Namun demikian, dalam praktiknya berhubungan dengan kewajiban pihak-pihak
kadang-kadang juga di gunakan dalam kontrak yang terkait dan kontrak jual beli yang ber
perdagangan barang-barang dalam pasar kenaan dengan penyerahan barang-barang
domestic. Kalau ini terjadi maka ada klausula- yang diperdagangkan dalam pengertian barang
klausula dan ketetapan lain yang berkaitan yang dapat diperdagangkan,tidak termasuk
dengan ekspor dan impor dalam Incoterms barang yang tak dapat diraba seperti perangkat
menjadi tidak berguna. lunak komputer.
Dengan kata lain, Incoterms diadakan 1. Terlihat adanya dua buah kesepahaman
untuk memberikan suatu perangkat aturan tentang Incoterms yang sangat lazim:
internasional untuk menerjemahkan syarat- Incoterms sering disalah pahami sebagai
syarat perdagangan internasional yang sering aplikasi kontrak pengangkutan melebihi
kali dipakai. Karena itu, dengan adanya ter dari kontrak jualbeli.
jemahan yang seragam, maka dapat dihin 2. Incoterms kadang kala secara keliru di
dari timbulnya bermacam-macam penaf anggap menyediakan untuk semua pihak
siran terhadap syarat-syarat perdagangan kewajiban-kewajiban yang pihak-pihak
internasional. terkait mengingini untuk dimasukan
Incoterms atau syarat perdagangan atau didalam kontrak jualbeli.
terms of trade merupakan kelengkapan dari ICC Indonesia berpendapat bahwa hal-
“Sales Contract” yang mengantur tentang hak hal yang diatur dalam Incoterms akan sangat
dan kewajiban antara penjual dan pembeli mementukankeberhasilan dan profitabilitas
yangmenyangkut : perusahaan yang bergerak dalam perdagangan.
1. Penyerahan barang dari penjual kepada Oleh karena itudunia usaha Indonesia
Pembeli utamanya para eksportir, importer, perbankan
2. Pembagian resiko antara penjual dan yang terkait dan parapengusaha angkutan
pembeli. (lautudaradarat) perlu meningkatkan
3. Tanggung jawab dalam perolehan ijin awardness tentang keberadaanIncoterms ini.
ekspor-impor. Untuk memperlancar perdagangan maka
Incoterms sudah diakui oleh Pemerintah, yang harus dipahami sebelum melakukan
Otoritas Hukum dan para Pelaku Perdagangan perdagangan adalah :
hampir disemua negara di dunia sebagai 1. Kedua belah pihak harus sepakat dan
rujukan utama bagi penafsiran berbagai memahami kontrak berdasarkan Incoterms.
istilah yang biasadigunakan dalam transaksi 2. Memilik term yang sesuai dan cocok
komersial di dunia internasional. Hal tersebut untuk kedua belah pihak
akan mengurangi resiko kesalahan tafsir bagi
212
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
213
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
214
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
Sumber hukum dipakai pertama sekali hukum internasional dalam arti formal yakni
pada arti dasar berlakunya hukum. Dalam hal pasal 7 Konvensi Den Haag XII 1907 tentang
ini yang dipersoalkan adalah apa sebabnya pembentukan Mahkamah Internasional
suatu hukum mengikat, yakni sebagai sumber Perampasan Kapal di Laut (International Prize
hukum material yang menerangkan apa yang Court) dan dalam pasal 38 Piagam Mahkamah
menjadi hakikat dasar kekuatan mengikatnya Internasional Permanen tahun 1920 yang kini
hukum internasional.13 tercantum dalam Pasal 38 Piagam Mahkamah
Sumber hukum internasional dapat Internasional tahun 1945. Namun keberadaan
diartikan sebagai: Mahkamah Internasional Perampasan Kapal
a. Dasar kekuatan mengikatnya hukum di Laut tidak pernah terbentuk dikarenakan
internasional; jumlah ratifikasi yang diperlukan tidak
tercapai, sehingga sumber hukum internasional
b. Metode penciptaan hukum internasional
yang dipakai pada masa sekarang hanya pasal
c. Tempat diketemukannya ketentuan- 38 Piagam Mahkamah Internasional .17
ketentuan hukum internasional yang dapat
Pasal 38 ayat (1) dari Piagam Mahkamah
diterapkan pada suatu persoalan konkrit.14
Internasional (International Court of Justice)
Sumber hukum ada 2 jenis yakni: menyatakan bahwa Mahkamah yang memiliki
a. Sumber hukum materil: dapat didife fungsi untuk memutus sesuai dengan hukum
nisikan sebagai bahan-bahan aktual yang internasional yang diajukan kepadanya, akan
dipergunakan oleh seorang ahli hukum memberlakukan sumber-sumber hukum
internasional untuk menentukan kaidah sebagai berikut:
hukum yang berlaku terhadap suatu a. Konvensi internasional, baik umum
peristiwa atau situasi tertentu.15 maupun khusus, yang membentuk aturan-
b. Sumber hukum Formal: merujuk kepada aturan yang diakui secara tegas oleh
bukti-bukti baik secara umum maupun negara-negara yang bersengketa;
khusus yang menunjukkan bahwa hukum b. Kebiasaan internasional, sebagai bukti
tertentu telah diterapkan dalam suatu praktek umum yang diterima sebagai
kasus tertentu. Dari sebuah hukum hukum;
materiil inilah isi dari sebuah hukum bisa
c. Asas-asas hukum umum yang diterima
ditemukan.16
oleh bangsa-bangsa yang beradab;
Dalam hukum tertulis, ada dua tempat
d. Tunduk kepada ketentuan pasal 59,
yang mencantumkan secara tertulis sumber
putusan pengadilan dan ajaran para ahli
yang sangat memenuhi syarat dari ber
13 Mochtar Kusumaatmadja, Etty R. Agoes, bagai negara seba-gai sarana pelengkap
Pengantar Hukum Internasional, Cetakan pertama. bagi penent-uan aturan hukum.
Bandung. P.T. Alumni. 2003. hlm. 113.
Urutan penyebutan sumber hukum
14 Yordan gunawan, “Pengantar Hukum
Internasional”, http://telagahati.wordpress.com. dalam pasal 38 ayat (1) Piagam Mahkamah
Diakses Senin, 20 oktober 2015 Internasional tidak menunjukkan urutan
15 J. G. starke, Op. Cit. hlm. 42 pentingnya masing-masing sumber hukum
16 Benny setianto, “Sumber hukum internasional”,
http://bennysetianto.blogspot.com. 17 Mochtar Kusuma Atmadja, Op. Cit. hlm. 114
215
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
itu sebagai sumber hukum formal, karena Dapat pula kita sadari bahwa para pelaku
hal ini sama sekali tidak diatur oleh pasal 38. perdagangan (pedagang) atau stakeholders
Pasal 38 mengklasifikasikan sumber hukum dalam hukum perdagangan internasional,
internassional formal kedalam 2 bagian yaitu ketika melakukan transaksi perdagangan
sumber hukum pokok bagi pembentukan internasional, mereka menuangkannya dalam
hukum internasional dibagian a sampai dengan perjanjian-perjanjian tertulis(kontrak). Oleh
bagian c, dan sumber hukum tambahan atau karena itu, kontrak sangat esensial.
pelengkap pada bagian d. Hal ini berarti bahwa Dengan demikian, kontrak berperan
sarana-sarana utama (a-c) diperlukan, dan sebagai sumber hukum yang perlu dan
bahwa sarana pelengkap (d) hanya memiliki terlebih dahulu mereka jadikanacuan dalam
efek yang memenuhi kualifikasi dan atau efek perdagangan internasional.
penjelasan. Dalam hukum kontrak, kita mengenal
Dalam hubungan ini, bentuk atau per penghormatan dan pengakuan terhadap prinsip
wujudan dari hukum internasional, baik konsensus dan kebebasan para pihak (party
yang berbentuk tertulis maupun tidak ter autonomy). Syarat-syarat perdagangan dan
tulis dihubungkan dengan ruang lingkup hak serta kewajiban para pihak seluruhnya
berlakunya, baik ruang lingkup subyek diserahkan kepada pihak dan hukum meng
hukumnya maupun kawasan berlakunya. Jika hormati kesepakatan ini yang tertuang dalam
dipandang secara menyeluruh, maka hukum perjanjian.
internasional baik yang berbentuk tertulis Meskipun kebebasan para pihak sangatlah
seperti perjanjian-perjanjian internasional esensial, namun kebebasan tersebut ada
maupun hukum kebiasaan internasional, batasnya. Ia tunduk pada berbagai pembatasan
dapat dibedakan dalam tiga kelompok bentuk yang melingkupinya. Pertama, pembatasan
perwujudannya, yaitu hukum internasional yang utama adalah bahwa kebebasan tersebut
umum atau universal atau global (general, tidak boleh bertentangan dengan undang-
universal, or global international law), hukum undang, dan dalam taraf tertentu, dengan
internasional regional atau kawasan (regional ketertiban umum, kesusilaan, dan kesopanan.
international law), dan hukum internasional
Pembatasan kedua, adalah status dari
khusus (special international law).
kontrak itu sendiri. Kontrak dalam per
Sumber hukum perdagangan internasional dagangan internasional tidak lain adalah
yang sebenarnya merupakan sumber utama kontrak nasional yang ada unsur asingnya.19
dan terpenting adalah perjanjian atau kontrak Artinya, kontrak tersebut, meskipun di bidang
yang dibuat oleh para pedagang sendiri. perdagangan internasional, paling tidak
Seperti kita dapat pahami, kontrak tersebut tunduk dan di batasi oleh hukum nasional
adalah undang-undang bagi para pihak yang (suatu negara tertentu).
membuatnya.18
Ketiga, menurut Sanson, pembatasan
lain yang juga penting dan mengikat para
pihak adalah kesepakatan-kesepakatan
18 Cf., Alinea pasal 1 Pasal 1338 KUH Perdata:”Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai 19 Sudargo Gautama. Kontrak Dagang Internasional.
undang-undang bagi mereka yang membuatnya.” Bandung: Alumni,1976
216
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
atau “kebiasaan” dagang yang sebelumnya mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam
dilakukan oleh para pihak yang bersangkutan. hubungan kontraktual para pihak.
Daya mengikat kesepakatan-kesepakatan Dengan demikian menurut azas kebebasan
sebelumnya ini meskipun tidak tertulis, tetapi berkontrak, seseorang pada umumnya mem
mengikat ini. punyai pilihan bebas untuk mengadakan
“In addition to the contractual terms perjanjian.23
agreed by the parties, the course of past Di dalam azas ini terkandung suatu
dealings between traders may result in pandangan bahwa orang bebas untuk me
terms becoming part of an agreement lakukan atau tidak melakukan perjanjian,
between them. These past dealings, or bebas dengan siapa ia mengadakan perjanjian,
trade ‘usages’ between the parties, may bebas tentang apa yang diperjanjikan dan
apply to the contractual relationship bebas menetap-kan syarat-syarat perjanjian24.
despite their not being incorporated into Di dalam Incotermsada beberapa hal hal
it in written form’20 yang di jelaskan meliputi proses pengiriman
Menurut Peter Mahmud Marzuki,21 aturan barang,penanggung jawab ekspor-impor,
hukum yang menguasai kontrak sebenarnya penanggung biaya yang timbul dan penanggung
penjelmaan dari dasar-dasar filosofis yang resiko bila terjadi perubahan kondisi barang
terdapat pada azas-azas hukum secara umum. yang terjadi akibat proses pengiriman.
Azas hukum merupakan sumber bagi sistem Incoterms atau syarat perdagangan atau
hukum yang memberi inspirasi mengenai terms of trade merupakan kelengkapan dari
nilai-nilai etis, moral dan sosial masyarakat. “Sales Contract” yang mengatur tentang hak
M.Isnaeni 22 menyebut beberapa azas dan kewajiban penjual dan pembeli yang
sebagai tiang penyangga Hukum Kontrak, menyangkut penyerahan barang dari penjual
yaitu azas kebebasan berkontrak yang berdiri kepada pembeli, pembagian resiko antara
sejajar dengan azas-azas lain berdasar proporsi penjual dan pembeli serta tanggung jawab
yang berimbang, yaitu : dalam perolehan ijin ekspor-impor.
a. azas pacta sunt servanda, Perusahaan lokal swasta nasional yang
b. azas kesederajatan, bergerak di bidang industri pengolahan hasil
c. azas privity of contract perkebunan karet yang memiliki hasil produksi
standart internasional.
d. azas konsensualisme, dan
Secara garis besar usaha yang dijalankan
e. azas itikad baik
berupa pengolahan bahan baku disortir mulai
Azas kebebasan berkontrak merupakan dari penyadapan getah pohon karet,dilanjutkan
azas yang menduduki posisi sentral didalam proses produksi dari bahan mentah karet
hukum kontrak, meskipun azas ini tidak sampai menjadi bahan baku produk yang
dituangkan menjadi aturan hukum namun berbahan dasarkan karet, selanjutnya dikemas
dan siap di ekspor. Produk yang dihasilkan
20 Michelle Sanson, op.cit., hlm. 7.
21 Peter Mahmud Marzuki. Op.Cit. hlm.196.
oleh PT. Insan Bonafide adalah karet bongkah
22 M. Isnaeni. “Hukum perikatan Dalam Era
Perdagangan Bebas” airlangga. Surabaya. 2006 23 Peter Mahmud Marzuki. Op.Cit. hlm.31.
hlm 5. 24 Loc. Cit.
217
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
atau dikenal juga dengan block rubber (SIR 10 berbagai permasalahan,para pihak di tuntut
& SIR 20) yang di kirim ke berbagai negara untuk lebih jeli dalam memilih terminology di
seperti Jepang, Korea, Perancis, Italia, Afrika incoterms dan menambahkan klausul-klausul
dll dengan pelanggan utamanya adalah: tertentu yang dianggap masih kurang jelas
a. SMPT, aturannya di dalam incoterm telah agar tidak
b. Brigestone, terjadi sengketa dalam proses pengiriman.
218
Lambung Mangkurat Law Journal Vol 1 Issue 2, September (2016)
219