Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG, DAN

KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN PROPERTY
DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR
DI BEI

Asrona Renata Br Sihite

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
E-mail: asronarenatasihite@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the effect of investment decisions, debt policy
and managerial ownership onthe value of the company in property and real estate companies
listed on the Indonesia Stock Exchange and alsoto find out whether dividend policy can
moderate the relationship between investment decisions, debt policies and managerial
ownership of company’s value. Some previous research on company’s value shows different
results.
The population of this research were 43 property and real estate companies listed on
the Indonesia Stock Exchange. The sampling method used was purposive sampling method,
so that 15 sample companies were obtained for 4 years of observation (2015- 2018) so that
the total sample amounted to 60. The research data were obtained from sample companies
downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. The analysis data method used in
this research was multiple regression analysis method.
Based on the results of data processing through IBM SPSS Statistic 23 Software that
had been analyzed, the conclution that partiallyinvestment decisions have a positive and
significant effect toward the company's value, while debt and managerial ownership policies
have no effect toward the company’s value. The results of data processing also show the
simultaneous effect of investment decisions, debt policy and managerial ownership on
company’s value and dividend policy as a moderating variable in this research cannot
moderate the relationship between investment decisions, debt policy and managerial
ownership of company’s value.

Key Words: investment decision, debt policy, managerial owneership, company’s value,
dividend policy.

PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan pada umumnya sebenarnya tidak sebatas untuk
didirikan dengan suatu tujuan tertentu. mendapatkan laba, tetapi juga untuk
Tujuan perusahaan yang umumnya meningkatkan kemakmuran pemilik atau
diketahui publik adalah untuk para pemegang dan untuk memaksimalkan
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, nilai perusahaan. Tujuan tersebut
namun tujuan perusahaan yang sebenarnya tidak banyak berbeda, bahkan

1
saling berhubungan dan mendukung satu keterangan, catatan atau gambaran, baik
dengan yang lain, namun tujuan yang untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun
menjadi prioritas suatu perusahaan dapat masa yang akan datang bagi kelangsungan
menyatukan kepentingan antara manajer hidup perusahaan dan bagaimana efeknya
dengan pemegang saham, sehingga pada perusahaan.
diharapkan dapat meningkatkan nilai dan Integritas informasi laporan
kinerja perusahaan. keuangan yang mencerminkan nilai
Berdasarkan hasil penelitian- perusahaan merupakan sinyal positif yang
penelitian tersebut penulis menduga ada dapat memengaruhi opini investor dan
faktor lain yang turut memengaruhi kreditor atau pihak-pihak lain yang
terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu berkepentingan. Laporan keuangan
penulis memasukkan kebijakan dividen seharusnya memberikan informasi yang
sebagai variabel pemoderasi yang diduga berguna bagi investor dan kreditor untuk
ikut memperkuat atau memperlemah membuat keputusan investasi, kredit dan
hubungan antara keputusan investasi, keputusan sejenis. Signalling theory
kebijakan hutang dan kepemilikan menyatakan pengeluaran investasi
manajerial terhadap nilai perusahaan. memberikan sinyal positif tentang
Nilai perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan perusahaan dimasa yang
kemampuan perusahaan membayar akan datang, sehingga meningkatkan harga
dividen. Dividen pada dasarnya adalah saham sebagai indikator nilai perusahaan.
penentuan besarnya porsi keuntungan Peningkatan hutang diartikan oleh pihak
yang akan diberikan kepada pemegang luar sebagai kemampuan perusahaan untuk
saham. Pembayaran dividen merupakan membayar kewajiban di masa yang akan
salah satu faktor yang memotivasi datang atau adanya risiko bisnis yang
investor dalam berinvestasi dan juga rendah, hal tersebut akan direspon secara
merupakan imbalan atas keberanian positif oleh pasar.
investor menanggung resiko atas investasi Penggunaan dividen sebagai isyarat
yang dilakukan. bahwa suatu perusahaan telah memutuskan
untuk menaikkan dividen per lembar
TINJAUAN PUSTAKA saham mungkin diartikan oleh penanam
1. Landasan Teori modal sebagai sinyal yang baik, karena
1.1 Signalling Theory dividen per lembar saham yang lebih
Menurut Brigham dan Houston tinggi menujukkan bahwa perusahaan
(2001) isyarat atau signal adalah suatu yakin arus kas masa mendatang akan
tindakan yang diambil perusahaan untuk cukup besar untuk menanggung tingkat
memberi petunjuk bagi investor tentang dividen yang tinggi.
bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Sinyal ini berupa 1.2 Nilai Perusahaan
informasi mengenai apa yang sudah Untuk dapat mengambil keputusan-
dilakukan oleh manajemen untuk keputusan keuangan yang benar, manajer
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal keuangan mempunyai tujuan yang harus
dapat berupa informasi yang menyatakan dicapai. Keputusan yang benar adalah
bahwa perusahaan tersebut lebih baik keptusan yang akan membantu mencapai
daripada perusahaan lain. Informasi yang tujuan tersebut. Secara normatif tujuan
dikeluarkan oleh perusahaan merupakan keuangan adalah untuk memaksimalkan
hal yang penting, karena pengaruhnya nilaiperusahaan.
terhadap keputusan investasi pihak diluar Nilai perusahaan dalam penelitian
perusahaan. Informasi tersebut penting ini didefinisikan sebagai nilai pasar saham
bagi investor dan pelaku bisnis karena perusahaan karena harga pasar saham
informasi pada hakekatnya menyajikan perusahaan mencerminkan penilaian

2
investor atas setiap ekuitas yang dimiliki. tersebut. Keputusan investasi dalam
Nilai perusahaan dapat memberikan penelitian ini diproksikan dengan Price
kemakmuran pemegang saham secara Earning Ratio (PER). Pada dasarnya PER
maksimum apabila harga saham menunjukkan jangka waktu yang
perusahaan meningkat. diperlukan untuk pengembalian dana pada
Wahyuni (2013) menjelaskan tingkat harga saham dan keuntungan
bahwa nilai perusahaan sering dikaitkan perusahaan pada suatu periode tertentu.
dengan seberapa besar perusahaan tersebut Oleh karena itu rasio ini mengambarkan
dengan melihat harga saham yang ada kesediaan investor membayar suatu jumlah
pada waktu itu. Semakin tinggi harga tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba
saham, maka nilai perusahaan pun akan perusahaan.
ikut tinggi Meningkatnya nilai perusahaan Pada umumnya tujuan utama
adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan melakukan investasi adalah
keinginan para pemiliknya, karena dengan mempersiapkan masa depan sedini
meningkatnya nilai perusahaan, maka mungkin melalui perencanaan kebutuhan
kesejahteraan para pemilik juga akan yang disesuaikan dengan kemampuan
meningkat. keuangan saat ini. Kegiatan investasi yang
Dari pengertian di atas dapat dilakukan perusahaan akan menentukan
disimpulkan bahwa nilai perusahaan keuntungan yang akan diperoleh
adalah harga yang harus dibayar oleh perusahaan dan kinerja perusahaan dimasa
pembeli apabila perusahaan itu dijual yang yang akan datang. Apabila perusaahaan
akan memberikan kemakmuran pada salah dalam pemilihan investasi, maka
pemegang saham. kelangsungan hidup perusahaan akan
terganggu dalam hal ini akan
1.3 Keputusan Investasi memengaruhi penilaian investor.
Keputusan investasi merupakan
faktor penting dalam fungsi keuangan 1.4 Kebijakan Hutang
perusahaan. Hal tersebut karena untuk Dalam mendanai kegiatan
mencapai tujuan perusahaan yaitu operasionalnya, perusahaan memiliki 2
memaksimumkan kemakmuran pemegang (dua) alternatif pendanaan yaitu pendanaan
saham hanya akan dihasilkan melalui internal dan pendanaan eksternal yang
kegiatan investasi perusahaan. Prapaska dalam hal ini kebijakan hutang termasuk
dan Mutmainah (2012) menjelaskan bahwa sebagai kebijakan pendanaan perusahaan
esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan yang bersumber dari eksternal. Kebijakan
adalah dengan adanya kesempatan hutang pada umumnya lebih banyak
investasi yang dapat memberikan digunakan oleh perusahaan daripada
keuntungan bagi perusahaan. Apabila menerbitkan saham baru karena dinilai
terdapat kesempatan investasi yang lebih aman, sehingga dengan demikian
menguntungkan, maka sebaiknya manajer semakin tinggi kebijakan hutang yang
perusahaan mengambil kesempatan dilakukan pada tingkat tertentu maka
tersebut guna meningkatkan kemakmuran semakin tinggi pula nilai perusahaan.
pemegang saham. Karena dengan semakin Kebijakan hutang adalah kebijakan
besar kesempatan investasi yang yang diambil oleh pihak manajemen dalam
menguntungkan, maka akan semakin besar rangka memperoleh sumber pembiayaan
investasi yang dilakukan. bagi perusahaan sehingga dapat digunakan
Investasi adalah kegiatan untuk membiayai aktivitas operasional
menempatkan dana atau uang dengan perusahaan. Selain itu kebijakan hutang
tujuan untuk memelihara atau perusahaan juga berfungsi sebagai alat
meningkatkan nilai serta mengharapkan monitoring terhadap tindakan manajer
hasil atau return positif atas kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan

3
perusahaan. manajer digambarkan sebagai hubungan
Keputusan pendanaan melalui antara agent dengan principal. Manajer
hutang mempunyai batasan sampai sebagai agent dan pemilik perusahaan
seberapa besar dana yang akan dipinjam sebagai principal. Agent diberikan mandat
perusahaan. Biasanya ada standar rasio atau kepercayaan oleh principal untuk
tertentu untuk menentukan rasio hutang menjalankan bisnis perusahaan demi
tertentu yang tidak boleh dilampaui. Jika kepentingan principal. Dengan demikian,
rasio hutang melewati standar ini, maka keputusan manajer adalah keputusan yang
biaya akan meningkat dengan cepat, dan bertujuan untuk memaksimalkan sumber
hal tersebut akan memengaruhi stuktur daya perusahaan.
modal perusahaan. Perusahaan yang Perusahaan akan dirugikan jika
menggunakan semakin banyak hutang manajer bertindak untuk kepentingannya
maka akan meningkatkan beban bunga dan sendiri dan bukan untuk kepentingan
pokok pinjaman yang harus dibayar. Hal pemegang saham. Keadaan inilah yang
ini memperbesar kemungkinan perusahaan memunculkan konflik keagenan antara
menghadapi default, yaitu tidak dapat manajer dengan pemilik perusahaan.
memenuhi kewajiban pembayaran hutang Masing-masing pihak memiliki tujuan dan
pada waktunya akibat kewajiban yang memiliki risiko yang berbeda berkaitan
semakin besar (Pithaloka, 2009). dengan perilakunya. Manajer apabila gagal
menjalankan fungsinya akan berisiko tidak
1.5 Kepemilikan Manajerial ditunjuk lagi sebagai manajer perusahaan,
Kepemilikan manajerial merupakan sementara pemegang saham akan berisiko
kepemilikan atas saham perusahaan yang kehilangan modalnya apabila salah
dimiliki oleh manajemen. Semakin besar memilih manajer. Hal ini merupakan
kepemilikan manajerial dalam perusahaan konsekuensi dari pemisahan antara fungsi
maka manajemen akan lebih giat untuk kepemilikan dengan pengelolaan (Jensen
meningkatkan kinerjanya karena dan Meckling, 1976).
manajemen mempunyai tanggung jawab
untuk memenuhi keinginan dari pemegang 1.6 Kebijakan Dividen
saham yang tidak lain adalah dirinya Kebijakan dividen adalah
sendiri. Dalam laporan keuangan keadaan keputusan apakah laba yang diperoleh
ini ditunjukkan dengan besarnya perusahaan akan dibagikan kepada
persentase kepemilikan saham perusahaan pemegang saham sebagai dividen atau
oleh manajer, karena hal ini merupakan akan ditahan dalam bentuk laba ditahan
informasi penting bagi pengguna laporan guna pembiayaan investasi di masa datang
keuangan sehingga informasi tersebut akan (Sartono, 2001). Kebijakan deviden
diungkapkan dalam catatan atas laporan merupakan salah satu return yang
keuangan. diperoleh pemegang saham dalam kegiatan
Konflik keagenan menyebabkan menanam modal di perusahaan selain
penurunan nilai perusahaan dan akan capital again. Apabila perusahaan memilih
memengaruhi kekayaan dari pemegang untuk membagikan laba perusahaannya
saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat sebagai dividen, maka akan mengurangi
tercapai apabila ada kerja sama antara laba ditahan dan selanjutnya akan
manajemen perusahaan dengan pihak lain mengurangi total sumber dana intern dan
yang meliputi shareholder maupun internal financing. Sebaliknya apabila laba
stakeholder dalam membuat keputusan - yang diperoleh perusahaan digunakan
keputusan keuangan dengan tujuan sebagai laba ditahan, maka kemampuan
memaksimumkan modal kerja yang pembentukan dana intern perusahaan akan
dimiliki. Berdasarkan agency theory, semakin besar (Ningsih dan Lin, 2012).
hubungan antara pemegang saham dengan Apabila perusahaan meningkatkan

4
pembayaran dividen, maka dapat di artikan 2. Hipotesis Penelitian
oleh investor sebagai sinyal harapan 2.1 Pengaruh Keputusan Investasi
manajemen tentang membaiknya kinerja Terhadap Nilai Perusahaan.
perusahaan dimasa yang akan datang
sehingga kebijakan deviden berpengaruh Keputusan Investasi merupakan faktor
terhadap nilai perusahaan. Beberapa yang datang dari pihak eksternal
referensi, seperti Brigham dan Houston perusahaan, yaitu dari pihak investor.
(2001) dan Keown et al (2000) ada tiga Semakin banyak investor yang
pandangan teori yang biasa digunakan menginvestasikan modalnya pada suatu
sebagai landasan dalam menentukan perusahaan, maka akan semakin baik pula
kebijakan dividen. Ketiga teori tersebut nilai perusahaan tersebut. Dengan
adalah sebagai berikut: demikian dana perusahaan akan
a. Dividend Irrelevance Theory, meningkat, sehingga semakin mampu
pendukung utama teori ini adalah melakukan kegiatan produksi dan
Merton Miller dan Franco operasional secara lebih efektif. Hal ini
Modigliani (1961) . Mereka didukung oleh penelitian Chanidah (2018)
berpendapat bahwa nilai sebuah dimana hasil penelitian keputusan
perusahaan akan tergantung hanya investasi berpengaruh positif dan
pada kemampuan perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan.
memperoleh laba dari aset
perusahaan, bukan pada bagaimana H1: Keputusan Investasi berpengaruh
laba tersebut akan dibagi menjadi secara positif dan signifikan terhadap Nilai
dividen dan saldo laba ditahan. Perusahaan.
b. A Bird in the Hand Theory, teori ini 2.2 Pengaruh Kebijakan Hutang
dicetuskan oleh Myron Gordon dan Terhadap Nilai Perusahaan.
John Lintner (1963) yang Salah satu dari sekian banyak masalah
berpendapat bahwa pembagian keuangan yang dihadapi oleh suatu
dividen berpengaruh secara positif perusahaan yakni masalah pendanaan atau
terhadap nilai perusahaan. Teori ini pembiayaan. Hutang merupakan salah satu
mengacu pada konsep time value of bentuk pendanaan yang dilakukan oleh
money dimana dividen saat ini perusahaan yang bersumber dari
seharusnya memiliki nilai yang lebih pendanaan eksternal perusahaan. Namun
tinggi dibanding capital gain dimasa berdasarkan eksistensi DER, jika DER
depan. meningkat maka menunjukkan kinerja
c. Tax Preference Theory, teori ini perusahaan semakin memburuk. DER
menyebutkan bahwa sebenarnya tinggi menunjukkan struktur permodalan
pembagian dividen merugikan lebih banyak dana yang dibiayai oleh
investor. Hal ini dikarenakan adanya pinjaman sehingga ketergantungan
pajak yang harus dibayar ketika perusahaan terhadap kreditur akan
dividen dibagikan. Lain halnya meningkat, sehingga apabila perusahaan
dengan capital gain yang tidak perlu memperoleh laba usaha, maka akan
membayar pajak sampai saham diserap untuk melunasi hutang dan
terjual. Sesuai dengan konsep time akhirnya laba yang dibagikan kepada
value of money maka pembayaran pemegang saham akan semakin kecil yang
pajak pada masa yang akan datang berakibat investor enggan membeli saham
lebih menguntungkan dibandingkan perusahaan tersebut, sehingga berakibat
dengan pembayaran pajak pada saat nilai perusahaan tersebut akan turun.
ini dengan jumlah yang sama. Kebijakan hutang sangat sensitif terhadap
perubahan nilai perusahaan. Semakin
tinggi proporsi hutang maka semakin

5
tinggi harga saham, namun pada titik Hutang merupakan salah satu bentuk
tertentu peningkatan hutang akan pendanaan yang dilakukan oleh
menurunkan nilai perusahaan karena perusahaan yang bersumber dari
manfaat yang diperoleh dari penggunaan pendanaan eksternal perusahaan. Namun
hutang lebih kecil dari pada biaya yang berdasarkan eksistensi DER, jika DER
ditimbulkannya. meningkat maka menunjukkan kinerja
perusahaan semakin memburuk. DER
H2: Kebijakan Hutang berpengaruh secara tinggi menunjukkan struktur permodalan
negatif dan signifikan terhadap Nilai lebih banyak dana yang dibiayai oleh
Perusahaan. pinjaman sehingga ketergantungan
perusahaan terhadap kreditur akan
2.3 Pengaruh Kepemilikan
meningkat, sehingga apabila perusahaan
Manajerial Terhadap Nilai
memperoleh laba usaha, maka akan
Perusahaan.
diserap untuk melunasi hutang dan
Kepemilikan saham manajerial
akhirnya laba yang dibagikan kepada
merupakan salah satu cara agar manajer
pemegang saham akan semakin kecil yang
tidak berperilaku opportunistic karena jika
berakibat investor enggan membeli saham
manajer juga ikut memiliki saham tersebut,
perusahaan tersebut, sehingga berakibat
maka manajer akan mengelola perusahaan
nilai perusahaan tersebut akan turun.
dengan baik, dengan begitu jika
Kepemilikan saham manajerial
perusahaan tersebut ingin melakukan
merupakan salah satu cara agar manajer
hutang untuk meningkatkan investasi
tidak berperilaku opportunistic karena jika
mereka, maka manajer akan berhati-hati
manajer juga ikut memiliki saham tersebut,
karena jika terjadi financial distress nilai
maka manajer akan mengelola perusahaan
perusahaan akan turun. Pernyataan ini
dengan baik, dengan begitu jika
didukung oleh penelitian yang dilakukan
perusahaan tersebut ingin melakukan
oleh Anita dan Yulianto (2016) dimana
hutang untuk meningkatkan investasi
hasil analisis data dan pembahasannya
mereka, maka manajer akan berhati-hati
disimpulkan bahwa struktur kepemilikan
karena jika terjadi financial distress nilai
manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan akan turun.
perusahaan.
H4: Keputusan Investasi, Kebijakan
H3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh Hutang, dan Kepemilikan Manajerial
secara positif dan signifikan terhadap berpengaruh secara simultan terhadap
Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan.
2.4 Pengaruh Keputusan Investasi, 2.5 Kebijakan Dividen dapat
Kebijakan Hutang dan Memoderasi Keputusan Investasi,
Kepemilikan Manajerial Kebijakan Hutang dan
Terhadap Nilai Perusahaan Kepemilikan Manajerial
Keputusan Investasi merupakan Terhadap Nilai Perusahaan
faktor yang datang dari pihak eksternal Nilai perusahaan dapat dilihat dari
perusahaan, yaitu dari pihak investor. kemampuan perusahaan membayar
Semakin banyak investor yang dividen. Dividen pada dasarnya adalah
menginvestasikan modalnya pada suatu penentuan besarnya porsi keuntungan yang
perusahaan, maka akan semakin baik pula akan diberikan kepada pemegang saham.
nilai perusahaan tersebut. Dengan Pembayaran dividen merupakan salah satu
demikian dana perusahaan akan faktor yang memotivasi investor dalam
meningkat, sehingga semakin mampu berinvestasi dan juga merupakan imbalan
melakukan kegiatan produksi dan atas keberanian investor menanggung
operasional secara lebih efektif. resiko atas investasi yang dilakukan. Oleh

6
karena itu penulis memasukkan kebijakan baik perlambatan maupun peningkatan laju
dividen sebagai variabel pemoderasi yang perekonomian.
diduga ikut memperkuat hubungan antara
keputusan investasi, kebijakan hutang dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai 3. Populasi dan Sampel Penlitian
perusahaan. Populasi merupakan
H5: Kebijakan Dividen mampu sekelompok entitas yang lengkap
memoderasi hubungan antara Keputusan dapat berupa orang, kejadian, atau
Investasi, Kebijakan Hutang dan benda yang mempunyai karakteristik
Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai tertentu, yang berada dalam suatu
Perusahaan. wilayah dan memenuhi syarat - syarat
tertentu yang berkaitan dengan
METODE PENELITIAN masalah penelitian. “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas
1. Jenis Penelitian objek atau subjek yang memiliki
Penelitian ini menggunakan desain kualitas dan karakteristik tertentu yang
penelitian asosiatif kausal. Penelitian ditetapkan oleh peneliti untuk
asosiatif kausal adalah penelitian yang dipelajari, kemudian ditarik
bertujuan untuk menganalisis hubungan kesimpulannya” (Erlina, 2011:32).
antara suatu variabel dengan variabel Populasi dalam penelitian ini adalah
lainnya atau bagaimana suatu variabel perusahaan real estate dan property
memengaruhi variabel lain (Erlina, 2011). yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Dengan kata lain desain asosiatif kausal (BEI) pada tahun 2015-2018 yaitu 43
bertujuan untuk mengukur hubungan- perushaan.
hubungan antar variabel penelitian atau Sampel merupakan bagian dari
berguna untuk menganalisis bagaimana populasi yang digunakan untuk
suatu variabel memengaruhi variabel memperkirakan karakteristik populasi.
lainnya atau hubungan sebab akibat. Hasil penelitian yang menggunakan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sampel, maka kesimpulannya akan
bagaimana pengaruh keputusan investasi, diberlakukan untuk populasi (Erlina,
kebijakan hutang, dan kepemilikan 2011:81). Sampel yang diambil dari
manajerial terhadap nilai perusahaan dan populasi haruslah mewakili atau
untuk mengetahui kebijakan dividen representatif. Jika sampel kurang
sebagai variabel moderating yang mampu representatif akan mengakibatkan nilai
memoderasi keputusan investasi, kebijakan yang dihitung dari sampel tidak cukup
hutang dan kepemilikan manajerial dengan tepat untuk memprediksi nilai
nilai perusahaan. populasi sesungguhnya. Metode
2. Tempat dan Waktu Penelitian penentuan sampel yang digunakan
Penelitian ini dilakukan pada dalam penelitian ini adalah metode
perusahaan real estate dan property yang purposive sampling yaitu metode
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pengambilan sampel berdasarkan
dengan mengambil data yang terdapat di suatu kriteria tertentu. Dengan metode
website Indonesia Stock Exchange (IDX), ini di harapkan dapat mewakili
yaitu berupa laporan keuangan perusahaan populasi dan tidak menimbulkan bias
yang akan di teliti. Penelitian ini bagi tujuan penelitian. Kriteria
mengambil sampel periode 2015 - 2018 penentuan sampel dalam penelitian ini
pemilihan periode ini karena merupakan adalah:
tahun yang paling update dan pada periode 1. Perusahaan real estate dan
ini Indonesia mengalami gejolak ekonomi property menerbitkan laporan

7
keuangan yang telah diaudit 6.1 Variabel Independen
selama tahun penelitian 6.1.1 Keputusan Investasi
(X1)
2. Perusahaan menampilkan data dan Keputusan investasi adalah
informasi yang digunakan untuk keputusan Investasi merupakan keputusan
yang menyangkut pengalokasian dana
menganalisis setiap proksi variabel yang berasal dari dalam maupun dana yang
dalam penelitian selama periode berasal dari luar perusahaan pada berbagai
penelitian. bentuk investasi baik untuk jangka panjang
maupun jangka pendek. Keputusan
4. Jenis dan Sumber Data
investasi dalam penelitian ini diukur
Data yang digunakan peneliti adalah
dengan Price Earning Ratio (PER)
data sekunder yaitu data yang diperoleh
(Brigham dan Houston (2001).
secara tidak langsung atau melalui media
perantara, yang diperoleh dari laporan 6.1.2 Kebijakan Hutang (X2)
keuangan yang terdapat diperusahaan Kebijakan hutang adalah kebijakan
property dan real estate yang terdaftar di yang diambil oleh pihak manajemen dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga rangka memperoleh sumber pembiayaan
informasi yang terdapat di data tersebut bagi perusahaan sehingga dapat digunakan
adalah akurat dan dapat dipercaya. untuk membiayai aktivitas operasional
perusahaan. Selain itu kebijakan hutang
5. Metode Pengumpulan Data
perusahaan juga berfungsi sebagai alat
Pengumpulan data pada penelitian
monitoring terhadap tindakan manajer
ini menggunakan metode dokumentasi
yang dilakukan dalam pengelolaan
yaitu dengan cara mengumpulkan,
perusahaan. Rasio Debt to Equity (DER)
mencatat, dan mengkaji data sekunder
digunakan sebagai indikator leverage
yang berupa laporan keuangan perusahaan
dalam penelitian ini. DER merupakan
yang telah di publikasikan maupun laporan
perbandingan antara hutang terhadap
auditor independen dalam periode
modal dalam pendanaan perusahaan. Rasio
pengamatan. Sumber data dalam penelitian
DER yang tinggi mengindikasi bahwa
ini diperoleh dengan mengunduh data dari
sebagian besar dari aset didanai dari
website Bursa Efek Indonesia yaitu
hutang.
www.idx.co.id untuk mendapatkan annual
report dari masing-masing perusahaan dan 6.1.3 Kepemilikan
melalui studi pustaka dengan Manajerial (X3)
mengumpulkan buku dan jurnal akuntansi Kepemilikan manajerial merupakan
yang berkaitan dengan peneliti terdahulu kepemilikan atas saham perusahaan yang
sebagai referensi. dimiliki oleh manajemen. Dalam hal ini,
pihak manajemen memiliki kesempatan
6. Definisi Operasional dan
untuk ikut dalam mengambil keputusan
Pengukuran Variabel Penelitian
pada rapat umum pemegang saham yang
Defenisi operasional merupakan
merupakan organ tertinggi dalam
bagian dari proses penelitian, dimana
perusahaan untuk menentukan
peneliti mendefenisikan sebuah konsep
keberlangsungan perusahaan. Apabila
atau variabel sehingga bisa diukur, dengan
dirumuskan ke dalam persamaan
cara melihat pada dimensi (indikator) dari
matematis maka diperoleh persamaan
suatu konsep variabel. Variabel sendiri
sebagai berikut (Sudarma, 2004):
dapat diartikan sebagai sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran 6.2 Variabel Dependen (Y)
yang di dapatkan oleh suatu penelitian Variabel dependen (terikat)
tentang suatu konsep. merupakan variabel yang dijelaskan atau

8
dipengaruhi oleh variabel bebas klasik yang digunakan adalah Uji
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, dan
dependen dalam penelitian ini adalah nilai Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi.
perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli 7.2.1 Uji Normalitas
apabila perusahaan tersebut dijual, Uji normalitas bertujuan untuk
semakin tinggi nilai perusahaan semakin menguji apakah dalam model regresi,
besar kemakmuran yang akan diterima variabel pengganggu atau residual
oleh pemilik perusahaan. memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik memiliki distribusi data yang
6.3 Variabel Moderating (Z) normal atau mendekati normal (Ghozali,
Variabel Moderating yaitu variabel 2013:160). Pengujian normalitas ini dapat
yang memperkuat atau memperlemah dilakukan melalui:
hubungan langsung antar variabel 1. Analisis Grafik
independen dengan variabel dependen. Salah satu cara termudah untuk
Variabel moderating merupakan variabel melihat normal residual adalah dengan
yang mempunyai pengaruh terhadap sifat melihat grafik histogram yang
atau arah hubungan antar variabel lain membandingkan antara data observasi
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel dengan distribusi yang mendekati normal.
moderating yang digunakan dalam Namun demikian, dengan hanya melihat
penelitian ini adalah Kebijakan Dividen. histogram dapat membingungkan,
Kebijakan dividen adalah keputusan khususnya untuk jumlah sampel yang
apakah laba yang diperoleh perusahaan kecil. Metode yang lebih handal adalah
akan dibagikan kepada pemegang saham dengan melihat normal probability plot
sebagai dividen atau akan ditahan dalam yang membandingkan distribusi kumulatif
bentuk laba ditahan guna pembiayaan dari distribusi normal. Distribusi normal
investasi di masa datang (Sartono, 2001). akan membentuk satu garis lurus diagonal,
dan ploting data residual akan
7. Metode Analisis Data dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
Keseluruhan data yang terkumpul disribusi data residual normal, maka garis
selanjutnya dianalisis untuk dapat yang menggambarkan data sesungguhnya
memberikan jawaban dari masalah yang akan mengikuti garis diagonalnya. Dasar
dibahas dalam penelitian ini. Dalam pengambilan keputusan dari analisis
menganalisis data, peneliti menggunakan normal probability plot adalah sebagai
program SPSS 23. Metode analisis data berikut:
yang digunakan dalam penelitian ini a. Jika data menyebar disekitar
adalah metode analisis statistik. garis diagonal dan mengikuti
7.1 Analisis Statistik Deskpritif arah garis diagonal, maka
Statistik deskriptif adalah statistik menunjukkan pola distribusi
yang digunakan untuk menganalisa data normal. Model regresi
dengan cara mendeskripsikan atau memenuhi asumsi normalitas.
menggambarkan data yang telah terkumpul b. Jika data menyebar jauh dari
sebagaimana adanya (Sugiyono, garis diagonal dan atau tidak
2007:206). mengikuti arah garis diagonal
serta tidak menunjukkan pola
7.2 Uji Asumsi Klasik distribusi normal maka model
Untuk mengetahui model regresi regresi tidak memenuhi asumsi
yang digunakan dalam penelitian ini layak normalitas.
atau tidak untuk digunakan sehingga perlu
dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi

9
2. Analisis Statistik multikolinearitas antar variabel
Untuk mendeteksi normalitas data, independen dalam model
dapat pula dilakukan melalui analisis regresi.
statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S).
Uji K-S dilakukan dengan membuat 7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
hipotesis: Uji heteroskedastisitas dilakukan
untuk menguji apakah dalam model regresi
H0 = Data residual terdistribusi normal. terjadi ketidaksamaan variance dari
H1 = Data residual tidak terdistribusi residual satu pengamatan ke pengamatan
normal. lainnya. Jika variance dari residual satu
Dasar pengambilan keputusan pengamatan ke pengamatan lain tetap,
dalam uji K-S adalah sebagai berikut: maka disebut homokedastisitas dan jika
a. Apabila probabilitas nilai Z uji berbeda disebut heteroskedastisitas
K-S signifikan secara statistik (Ghozali, 2013:139). Model regresi yang
ditolak, yang berarti data baik adalah yang homokedastisitas atau
terdistribusi tidak normal. tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Apabila probabilitas nilai Z uji Untuk mendeteksi ada atau
K-S tidak signifikan secara tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
statik maka H0 diterima, yang dengan melihat grafik scatterplot antara
berarti data terdistribusi nilai prediksi variabel dependen yaitu
normal. ZPRED dengan residualnya SRESID.
Dimana sumbu Y menjadi sumbu yang
7.2.2 Uji Multikolinearitas telah diprediksi dan sumbu X adalah
Menurut Ghozali (2013:105) uji residual (Y prediksi-Y sesungguhnya)
multikolinieritas bertujuan untuk menguji yang telah di studentized (Ghozali,
apakah dalam model regresi ditemukan 2013:139). Dasar analisisnya adalah
adanya korelasi antar variabel independen. sebagai berikut:
Pada model regresi yang baik seharusnya 1. Jika ada pola tertentu, seperti
antar variabel independen tidak terjadi titik-titik yang ada membentuk
korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya pola tertentu yang teratur
multikolinearitas dalam model regresi (bergelombang, melebar
dapat dilihat dari Tolerance Value atau kemudian menyempit), maka
Variance Inflation Faktor (VIF). Kedua mengidentifikasikan telah
ukuran ini menunjukkan variabel terjadi heterokedastisitas.
independen manakah yang dijelaskan oleh 2. Jika tidak ada pola yang jelas,
variabel independen lainnya. Tolerance serta titik-titik menyebar di
mengukur variabilitas variable independen atas dan di bawah angka 0
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh pada sumbu Y, maka tidak
variabel independen lainnya. Jadi nilai terjadi heterokedastisitas.
tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum 7.2.4 Uji Autokorelasi
adalah: Uji autokorelasi digunakan untuk
1. Jika nilai tolerance >10 persen mengetahui ada atau tidaknya
dan nilai VIF < 10, maka dapat penyimpangan asumsi klasik
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi
multikolinearitas antar variable antara residual satu pengamatan dengan
independen dalam model pengamatan lain pada model regresi.
regresi. Autokorelasi disebabkan adanya
2. Jika nilai tolerance < 10 persen observasi secara berurutan sepanjang
dan nilai VIF > 10, maka dapat waktu dan berkaitan satu sama lain.
disimpulkan bahwa ada Permasalahan ini muncul karena residual

10
tidak bebas antar observasi. Model 7.4 Pengujian Hipotesis
regresi dianggap baik jika regresinya 7.4.1 Koefisien Determinasi R²
bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011: (Adjusted R Square)
110). Koefisien determinasi digunakan
Penelitian ini menggunakan Run untuk mengukur seberapa besar
Tes tuntuk melakukan uji autokorelasi. variabilitas variabel independen mampu
Run Test digunakan untuk melakukan memperjelas variabilitas variabel
pengujian apakah antar residual terdapat dependen. Nilai koefisien determinasi
korelasi yang tinggi. Kriteria apabila adalah antara nol dan 1. Nilai R² yang
antar residual tidak terdapat hubungan kecil berarti kemampuan variable -
korelasi maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam menjelaskan
residual adalah acak atau random. variasi variabel dependen amat terbatas.
Kriteria penerimaan uji autokorelasi, Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
yaitu: variabel independen memberikan hampir
H0 : residual (res_1) random semua informasi yang dibutuhkan untuk
(acak). memprediksi variasi variabel dependen
H1 : residual (res_1) tidak random. (Ghozali, 2013:97).
Pengambilan keputusan ada atau 7.4.2 Uji Simultan (Uji Statistik F)
tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji signifikansi simultan (uji statistik
membandingkan nilai probabilitas F) digunakan untuk mengetahui apakah
signifikansi dengan tingkat signifikansi variabel independen secara bersama-sama
yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu atau simultan memengaruhi variabel
5%. Apabila koefisien signifikansi lebih dependen (Ghozali, 2013:98). Cara
besar dari tingkat signifikansi yang telah pengujian simultan terhadap variabel
ditetapkan, maka hipotesis H0 diterima. independen yang digunakkan dalam
Dengan demikian, dapat disimpulkan penelitian ini adalah sebagai berikut:
bahwa residual random atau tidak terjadi 1. Jika tingkat signifikansi F yang
autokorelasi antarnilai residual (Imam diperoleh dari hasil pengolahan
Ghozali, 2011: 120-121). nilainya lebih kecil dari nilai
signifikansi yang digunakan
7.3 Analisis Regresi Berganda yaitu sebesar 5 persen maka
Analisis ini digunakan untuk dapat disimpulkan bahwa semua
mengetahui besarnya pengaruh keputusan variabel independen secara
investasi, kebijakan hutang dan simultan berpengaruh terhadap
kepemilikan manajerial sebagai variabel variabel dependen.
independen terhadap nilai perusahaan 2. Jika tingkat signifikansi F yang
sebagai variabel dependen yang akan diperoleh dari hasil pengolahan
diteliti. Model persamaan regresi adalah nilainya lebih besar dari nilai
sebagai berikut: signifikansi yang digunakan
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e yaitu sebesar 5 persen maka
Keterangan: dapat disimpulkan bahwa semua
Y = Nilai Perusahaan variabel independen secara
α = Konstanta simultan tidak berpengaruh
β1 – β3 = Koefisien Variabel terhadap variabel dependen.
e = Error (Variabel pengganggu)
X1 = Keputusan Investasi 7.4.3 Uji Regresi Parsial (Uji
X2 = Kebijakan Hutang Statistik t)
X3 = Kepemilikan Manajerial Uji regresi parsial digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing masing
variabel independen terhadap variabel

11
dependen (Ghozali, 2013:98). Cara
pengujian parsial terhadap variabel
independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi t dari masing-
masing variabel yang diperoleh dari
pengujian lebih kecil dari nilai
signifikansi yang dipergunakan yaitu
sebesar 5 persen maka secara parsial
variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi t dari masing-
masing variabel yang diperoleh dari
pengujian lebih besar dari nilai
signifikansi yang dipergunakan yaitu
sebesar 5 % maka secara parsial
variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel
dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitain

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Nilai Perusahaan 60 ,058 ,688 ,290 ,1791

Keputusan investasi 60 ,064 9,708 2,507 2,206

Kebijakan Hutang 60 ,066 2,173 ,906 ,533

Kepemilikan manajerial 60 ,166 ,958 ,630 ,227

Kebijakan Dividen 60 ,000 3,191 ,384 ,742

Valid N (listwise) 60

Berdasarkan tabel diatas dapat 2,507 dan nilai standar deviasi


dideskripsikan bahwa: adalah 2,206.
1. Nilai minimum dari nilai 3. Nilai minimum dari
perusahaan adalah 0,0,058 dan kebijakan hutang adalah 0,066
nilai maksimum dari nilai dan nilai maksimum dari
perusahaan adalah 0,688. kebijakan hutang adalah 2.173.
Sementara rata-rata adalah Sementara rata-rata adalah
0,290 dan nilai standar deviasi 0,906 dan nilai standar deviasi
adalah 0,1791. adalah 0,533.
2. Nilai minimum dari keputusan 4. Nilai minimum dari
investasi adalah 0,064 dan nilai kepemilikan manajerial adalah
maksimum dari keputusan 0,166 dan nilai maksimum
investasi adalah 9,708. dari kepemilikan manajerial
Sementara rata-rata adalah adalah 0,958. Sementara rata-

12
rata adalah 0,630 dan nilai
standar deviasi adalah 0,227.
5. Nilai minimum dari kebijakan
dividen adalah 0,000 dan nilai
maksimum dari kebijakan
dividen dalah 3,191.
Sementara rata-rata adalah
0,384 dan nilai standar deviasi
adalah 0,742.
2. Uji Asumsi Klasik
2.1 Uji Asumsi
Normalitas.
Uji Normalitas dilakukan untuk Gambar 2.2
mengetahui apakah variabel terikat dan Histogram Normal P-Plot
variabel bebas terdistribusi secara normal. Grafik histogram pada gambar 2.2 di
Jika data instrument penelitian terdistribusi atas menunjukkan bahwa distribusi data
secara normal maka telah memenuhi memiliki kurva berbentuk lonceng dimana
model regresi yang baik. Untuk menguji distribusi data tidak menceng ke kiri
normalitas data penelitian ini maupun menceng ke kanan. Hal ini
menggunakan Normal Probability Plot menunjukkan bahwa data telah
yang membandingkan data distribusi terdistribusi secara normal.
kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari data distribusi 2.2 Uji Multikolinearitas
normal. Grafik Normal Probability Plot Coefficients a
pada gambar 2.1 berdistribusi normal
karena menunjukkan pola atau titik-titik Collinearity Statistics
Model
menyebar disekitar garis diagonal atau
mengikuti garis diagonal. Tolerance VIF
(Constant)
Keputusan investasi ,948 1,055
1
Kebijakan Hutang ,980 1,020
Kepemilikan manajerial ,939 1,065

Berdasarkan tabel diatas dapat


dilihat bahwa nilai VIF setiap variabel
dibawah 10 dan nilai tolerance setiap
variabel lebih besar dari 0,1 sehingga tidak
terdapat hubungan atau korelasi antara satu
variabel bebas dengan variabel bebas
lainnya. Dari tabel diatas dapat dinyatakan
bahwa data penelitian tidak mengalami
Gambar 2.1 multikolinearitas sehingga model regresi
Grafik Normal P-Plot yang ada layak dipakai dalam
memprediksi nilai perusahaan.
1. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson

1 2.271

13
Berdasarkan tabel diatas dapat Berdasarkan tabel diatas diperoleh
dilihat bahwa Nilai DW 2,271 nilai ini persamaan regresi linier berganda sebagai
akan dibandingkan dengan nilai tabel berikut:
signifikansi 5%, jumlah data observasi (n) Y = 0,168 + 0,053 X1 – 0,012 X2 + 0000 X3 + e
= 60 dan jumlah variabel independen
Keterangan:
(k=3) = 3.60 maka diperoleh nilai du
a. Nilai konstanta sebesar 0,168
1,688. Nilai DW 2,271 lebih besar dari
menunjukkan bahwa apabila
batas atas (du) yakni 1,688 dan kurang dari
variabel independen bernilai 0
(4-du) 4-1,688= 2,312 maka dapat
maka nilai perusahaan sebesar
disimpulkan bahwa tidak terdapat
0,168
autokorelasi.
b. X1 variabel keputusan investasi
2. Uji Heteroskedastisitas
yang memiliki nilai koefisien
regresi sebesar 0,053. Hal ini
mempunyai arti bahwa kenaikan
1% variabel keputusan investasi
maka nilai perusahaan akan
mengalami kenaikan sebesar 0,053
dengan asumsi variabel lain tetap.
c. X2 variabel kebijakan hutang yang
memiliki nilai koefisien regresi
sebesar -0,012. Hal ini mempunyai
arti bahwa kenaikan 1% variabel
kebijakan hutang maka nilai
perusahaan akan mengalami
Berdasarkan gambar diatas, tidak penurunan sebesar -0,012 dengan
terdapat pola yang begitu jelas, serta titik- asumsi variabel lain tetap.
titik menyebar di atas dan di bawah angka d. X3 variabel kepemilikan manajerial
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi yang memiliki nilai koefisien
heteroskedastisitas. regresi sebesar 0,000. Mempunyai
arti bahwa kenaikan 1% variabel
3. Analisis Regresi Linier kepemilikan manajerial maka nilai
Berganda perusahaan akan mengalami
Hasil model regresi linear berganda kenaikan sebesar 0,000 dengan
untuk melihat seberapa besar pengaruh asumsi variabel lain tetap.
keputusan investasi, kebijakan hutang dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan tercantum pada tabel dibawah.

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) ,168 ,065

Keputusan investasi ,053 ,008 ,656

Kebijakan Hutang -,012 ,034 -,036

Kepemilikan manajerial ,000 ,082 ,000

14
KESIMPULAN DAN SARAN perusahaan. Hal ini disebabkan
karena nilai ratarata kepemilikan
1. Kesimpulan manajerial pada perusahaan real
Berdasarkan hasil pengujian estate dan property relatif
hipotesis dan mengacu pada rendah atau dengan kata lain,
pembahasan maka dapat ditarik rata-rata kepemilikan manajerial
kesimpulan- kesimpulan sebagai berikut: dibawah 5% sehingga terlihat
1. Secara parsial, menunjukkan bahwa kepentingn manajemen
bahwa keputusan investasi dan pemilik tidak sejajar yang
berpengaruh positif dan dapat menimbulkan konflik
signifikan terhadap nilai keagenan karena informasi yang
perusahaan. Keputusan investasi dimiliki pihak manajemen tidak
dalam penelitian ini diproksikan sebanding dengan informasi
dengan Price Earnings Ratio yang dimiliki pemilik
(PER) dimana rasio ini (principal). Oleh karena itu,
menunjukkan seberapa banyak agency cost yang digunakan
investor bersedia membayar sebagai biaya monitoring yang
untuk setiap laba yang dilakukan terkait dengan
dilaporkan (Brigham dan kelangsungan dan keputusan
Houston, 2011). Semakin tinggi ekonomi yang terjadi dalam
rasio PER suatu saham akan perusahaan semakin besar
menunjukkan harga saham sehingga pihak manajerial tidak
semakin tinggi terhadap mempunyai pengaruh terhadap
pendapatan bersih per sahamnya kenaikan harga saham yang
yang mengartikan bahwa dapat memengaruhi nilai
investasi di perusahaan juga perusahaan
tinggi dan menunjukkan sinyal 4. Secara simultan, menunjukkan
pertumbuhan pendapatan bahwa keputusan investasi,
perusahaan di masa yang akan kebijakan utang dan
datang. Hal tersebut akan kepemilikan manajerial secara
dianggap sebagai good news simultan berpengaruh
yang nantinya akan mengubah signifikansi terhadap nilai
persepsi para investor terhadap perusahaan.
kinerja perusahaan sehingga 5. Dari hasil pengujian moderasi
dapat meningkatkan harga dengan pendekatan uji residual,
saham yang akhirnya akan variabel kebijakan dividen tidak
memengaruhi nilai perusahaan. mampu memperkuat hubungan
2. Secara parsial, menunjukkan antara keputusan investasi,
bahwa kebijakan hutang tidak kebijakan hutang dan
berpengaruh terhadap nilai kepemilikan manajerial dengan
perusahaan. Artinya hutang nilai perusahaan.
lebih besar dari modal sendiri Berdasarkan hasil koefisien
ataupun perusahaan yang determinasi dapat dlihat bahwa keputusan
menggunakan hutang lebih kecil investasi, kebijakan hutang dan
dari modal sendiri tidak akan kepemilikan manajerial dapat menjelaskan
memengaruhi nilai variabel nilai perusahaan sebesar 39,9%
perusahaannya. sisanya sebesar 60,1% dipengaruhi oleh
3. Secara parsial, menunjukkan variabel diluar model penelitian ini
bahwa kepemilikan manajerial contohnya likuiditas, leverage,
tidak berpengaruh terhadap nilai

15
pertumbuhan perusahaan, corporate social Manufaktur yang Terdaftar di
responsibility dan sebagainya. BEI. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Negeri
2. Keterbatasan Yogyakarta.
Keterbatasan yang dihadapi dalam
penelitian ini yaitu sampel penelitian terbatas Brigham, Eugene. F dan Joel F.
hanya pada populasi real estate dan property Houston, 2001. Manajemen
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Keuangan. Edisi Ke-delapan
sehingga tidak dapat menggambarkan secara Buku 2. Jakarta: Penerbit
umum semua jenis perusahaan di Indonesia. Erlangga.
3. Saran Budiyanto, Wahyu dan Payamta,
Berdasarkan hasil analisis penelitian 2014. Pengaruh Kepemilikan
dan keterbatasan penelitian, maka peneliti Manajerial Terhadap Nilai
dapat memberikan beberapa saran, antara Perusahaan Dengan
lain: Kebijakan Dividen Sebagai
1. Penelitian mendatang sebaiknya Variabel Moderasi. Jurnal
juga menambahkan sampel Akuntansi dan Pendidikan
perusahaan dari semua jenis Volume 3 Nomor 1. Madiun:
kategori industri di pasar modal Universitas Persatuan Guru
atau BEI. Republik Indonesia Madiun.
2. Setelah mengetahui berapa persen
pengaruh variabel independen Chamidah, Fikarul, 2018. Pengaruh
terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Investasi Terhadap
39,9% maka disarankan mencari Nilai Perusahaan Dengan
variabel lain yang lebih dapat Kebijakan Dividen Sebagai
memengaruhi variabel dependen. Variabel Moderating: Studi
Empiris pada Perusahaan
DAFTAR PUSTAKA Manufaktur Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang
Afzal dan Rohmah, 2012. Pengaruh Terdaftar di Bursa Efek
Keputusan Investasi Indonesia Periode 2012-2016.
Keputusan Pendanaan dan Skripsi. Malang: Universitas
Kebijakan Dividen Terhadap Islam Negeri Maulana Malik
Nilai Perusahaan. Jurnal Ibrahim Malang.
Akuntansi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Endarmawan, Yogy, 2014. Pengaruh
Diponegoro. Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan
Anita, Aprilia dan Arief Yulianto, Kebijakan Dividen terhadap
2016. Pengaruh Kepemilikan Nilai Perusahaan. Artikel
Manajerial Dan Kebijakan Ilmiah Mahasiswa. Jember:
Dividen Terhadap Nilai Universitas Jember.
Perusahaan. Management
Analysis Journal Volume 5 Erlina, 2011. Metodologi Penelitian.
Nomor 1. Semarang: Medan: USU PRESS.
Universitas Negeri Semarang.
Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi
Azis, Rifandi Yoki, 2017. Pengaruh Analisis Multivariate Dengan
Keputusan, Kebijakan Dividen Program SPSS. Semarang:
dan Kebijakan Hutang Badan Penerbit Universitas
Terhadap Nilai Perusahaan Diponegoro.

16
_______, 2013. Aplikasi Analisis Miller, Merton H. And
Multivariate dengan Program Modigliani, Franco,
IBM SPSS 21 Update PLS 1961. Dividend Policy,
Regresi. Semarang: Badan Growth, and the
Penerbit Universitas Valuation of Share.
Diponegoro. Journal of Business: 411-
433.
Gordon, Myron, and Lintner, J,
1963. Optimal Investment and Nainggolan, Subaraman
Financing Policy. Journal of Desmon Asa dan Agung
Finance. Listiadi, 2014. Pengaruh
Kebijakan Hutang
Indriantoro, Nur dan Bambang Terhadap Nilai
Supomo, 2002. Metodologi Perusahaan Dengan
Penelitian Bisnis. Cetakan Ke- Kebijakan Dividen
2. Yogyakara: Penerbit BPFE Sebagai Variabel
UGM. Moderasi. Jurnal Ilmu
Manajemen Volume 2
Jensen dan Meckling, 1976. Analisis
Nomor 3.
Pengaruh Biaya Keagenan,
Kesempatan, Investasi dan Ningsih, Putri Prihatin dan Indarti
Posisi Likuiditas Perusahaan Lin, 2012. Pengaruh
Terhadap Kebijakan Dividen. Keputusan Investasi,
Skripsi. Yogyakarta: Keputusan Pendanaan, dan
Universitas Islam Indonesia. Kebijakan Dividen terhadap
Halaman 60-66. Nilai Perusahaan. Jurnal
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Keown, Martin, John D., J.
Widya Manggala.
William Petty, and Favid
F. Scott, 2000. Dasar- Noerirawan, Moch. Ronni dan Abdul
dasar Manajemen Muid, 2012. Pengaruh Faktor
Keuangan. Edisi Internal dan Eksternal
Terjemahan. Jakarta: Perusahaan Terhadap Nilai
Salemba Empat. Perusahaan. Diponegoro
Journal of Accounting Volume
Mamduh, Hanafi, 2004.
1 Nomor 2: 1-12.
Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit Pithaloka, D. Nina, 2009. Pengaruh
BPFE Yogyakarta. Faktor-Faktor Intern
Perusahaan terhadap
Mertha, Made dan Ni Putu
Kebijakan Hutang: Dengan
Diah Pratiwi, 2017.
Pendekatan Pecking Order
Pengaruh Kebijakan
Theory. Skripsi. Bandar
Hutang Dan
Lampung: Universitas
Profitabilitas Pada Nilai
Lampung.
Perusahaan Dengan
Kebijakan Dividen Prapaska, Johan Ruth Dan Siti
Sebagai Variabel Mutmainah, 2012. Analisis
Pemoderasi. E-Jurnal Pengaruh Tingkat
Akuntansi Universitas Profitabilitas, Keputusan
Udayana Volume 20 Investasi, Keputusan
Nomor 2: 1446-1475.

17
Pendanaan, Dan Kebijakan Mahasiswa Universitas
Deviden Terhadap Nilai Surabaya Volume 2 Nomor 1.
Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI Tahun www.idx.co.id (diakses tanggal 10
2009-2010. Diponegoro Jurnal Mei 2019)
of Accounting Volume 1
Nomor 1: 1- 12.
Sartono, Agus, 2001. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Penerbit BPFE
Yogyakarta.
Suaryana, I G. N. Agung dan A. A.
Ayu Uccahati Warapsari1,
2016. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial Dan Institusional
Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kebijakan Utang
Sebagai Variabel Intervening.
E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Volume
16 Nomor 3.
Sudarma, Made, 2004. Pengaruh
Struktur Kepemilikan Saham,
Faktor Intern, Faktor Ekstern
Terhadap Struktur Modal dan
Nilai Perusahaan. Disertasi.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Halaman 277.
_______,2007. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Halaman 206.
Tandelilin, Eduardus, 2007. Analisis
Investasi dan Manajemen
Portofolio. Yogyakarta:
Penerbit BPFE UGM.
Halaman 4.
Wahyuni, Tri, 2013. Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Nilai
Perusahaan Di Sektor
Property, Real estate, Dan
Building Construction Yang
Terdaftar Di BEI Periode
2008-2012. Jurnal Ilmiah

18

You might also like