Professional Documents
Culture Documents
FDHDFHD
FDHDFHD
Oleh:
I GUSTI AYU WIDYA ANANDA PUTRI
NIM. P07124013009
KEMENTERIAN KESEHATAN R. I.
POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
DENPASAR
2016
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “IW” UMUR 23 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER
III SAMPAI DENGAN MASA NIFAS
DAN NEONATUS UMUR 28 HARI
Oleh:
I GUSTI AYU WIDYA ANANDA PUTRI
NIM. P07124013009
KEMENTERIAN KESEHATAN R. I.
POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
DENPASAR
2016
i
ii
iii
iv
MIDWIFERY CARE TOWARDS Mrs. “IW” 23 YEARS OLD MULTIGRAVID
OF PREGNANCY TRIMESTER III UNTIL POSTPARTUM
AND NEONATUS AGED 28 DAYS
ABSTRACT
v
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “IW” UMUR 23 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III SAMPAI DENGAN
MASA NIFAS DAN NEONATUS UMUR 28 HARI
ABSTRAK
vi
RINGKASAN PENULISAN
Kasus ini diambil di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Utara Tahun 2016
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012
menyatakan AKI mengalami kenaikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup
dan AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup dibandingkan dengan hasil SDKI
tahun 2007 yaitu AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar
34 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Kematian ibu di Indonesia
masih di dominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, HDK,
dan infeksi. Namun pada tahun 2013 penyebab tertinggi kematian ibu yaitu kasus
non obstetri sebesar 40,8 %.
Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
bayi melalui proses persalinan dan kelahiran dilanjutkan dengan masa nifas
sampai dengan alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan hal fisiologis yang terjadi pada
seorang wanita. Tidak semuanya berjalan fisiologis bisa saja menjadi patologis,
untuk itu perlu pendampingan oleh bidan atau tenaga kesehatan.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu
“IW” umur 23 tahun multigravida dari kehamilan trimester III sampai dengan
masa nifas dan neonatus umur 28 hari. Penulisan ini dapat dijadikan pengalaman
dan pedoman dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif serta dapat
menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan,
kewenangan bidan dan standar pelayanan kebidanan.
Pada awal kehamilan telah dilakukan pemeriksaan seperti anamnesis
riwayat kesehatan ibu dan skrining TT, pengukuran tinggi badan 150 cm, dan
vii
pengukuran lingkar lengan atas ibu (LILA) sebesar 25 cm. Setiap kunjungan
bidan “S” melakukan asuhan seperti mengkaji keluhan yang dialami, pemeriksaan
fisik lengkap, tekanan darah, pemeriksaan abdomen, pendokumentasian hasil
pemeriksaan, tata laksana kasus dan temu wicara. Asuhan yang diberikan
mengacu pada standar 10 T. Pemeriksaan kehamilan dilakukan secara rutin oleh
ibu “IW” sebanyak 12 kali, 11 kali di bidan “S” dan 1 kali di dr. SpOG. Ibu
melalukan pemeriksaan hemoglobin saat memasuki kehamilan trimester II dan
trimester III. Hasil pemeriksaan penunjang ibu meliputi golongan darah B, reduksi
urin negatif, protein urin negatif, PPIA non reaktif, sifilis negatif. Kadar
hemoglobin ibu pada saat kehamilan trimester III sebesar 11, 4 gram %. Selama
kehamilan ibu sudah mendapatkan tablet besi sesuai standar pelayanan kebidanan.
Tanggal 18 Mei 2016 ibu memasuki persalinan. Kala I berlangsung selama
4 jam 33 menit. Persalinan kala II berlangsung selama 10 menit. Persalinan kala
III berlangsung selama 12 menit. Bayi lahir spontan belakang kepala, segera
menangis, tangis kuat, gerak aktif, jenis kelamin laki-laki. Setelah dilakukan
penilaian, bayi dalam kondisi fisiologis dan segera dilakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD). Plasenta lahir lengkap tidak ada klasifikasi. Ibu sepakat
menggunakan IUD pasca plasenta, lalu bidan “S” memasang IUD tersebut.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ibu mengalami robekan perinium laseasi grade I,
yaitu pada mukosa vagina, kemudian dilakukan heacting dengan teknik penjahitan
satu-satu. Melakukan pemantauan kala IV dengan memantau tekanan darah, nadi,
TFU, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada satu jam
pertama, dan setiap 30 menit pada jam kedua, mengukur suhu setiap satu jam.
Hasil pemeriksaan masih dalam batas normal, hasil pemantauan kala IV terlampir.
Perkembangan kondisi ibu “IW” dan bayi selama proses persalinan berjalan
fisiologis. Asuhan persalinan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan.
Perkembangan masa nifas ibu “IW” berlangsung secara fisiologis dipantau
dari dua jam postpartum, satu hari postpartum, tujuh hari postpartum dan 42 hari
postpartum. Pada setiap kunjungan nifas ibu mengatakan tidak ada keluhan yang
mengarah ke patologis. Asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan.
viii
Perkembangan kondisi neonatus hingga umur 28 hari berjalan fisiologis
dipantau dari segera setelah bayi lahir, neonatus umur enam jam, neonatus umur 1
hari, neonatus umur tujuh hari dan saat neonatus umur 28 hari. Asuhan yang
diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Total peningkatan berat
badan neonatus selama 28 hari yaitu 1000 gram. Kenaikan berat badan bayi
tergolong normal. Bayi diberikan ASI on demand dan ASI ekslusif. Asuhan pada
bayi setelah dilakukan IMD yaitu pemberian salep mata oxytetracycline 1% untuk
mencegah terjadinya infeksi pada mata yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan dan memberikan injeksi
vitamin K dosis 1 mg per IM pada paha kiri 1/3 bagian atas anterolateral untuk
mencegah terjadinya perdarahan, dan memberikan imunisasi Hepatitis B 0,5 cc
per IM pada paha kanan bagian 1/3 atas anterolateral untuk mencegah penularan
penyakit hepatitis B dari ibu ke bayi. Tidak terdapat reaksi alergi pada bayi
setelah dilakukan tindakan pemberian salep mata, injeksi vitamin K dan imunisasi
HB-0. Asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
Kehamilan, persalinan, masa nifas dan masa neonatus berjalan secara
fisiologis. Asuhan yang diberikan kepada ibu “IW” selama masa kehamilan,
persalinan, masa nifas dan masa neonatus ada yang belum memenuhi standar.
Untuk itu diharapkan hasil penulisan ini dijadikan masukan bagi tenaga kesehatan
untuk menerapkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, serta kerja sama dan bantuan berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan kebidanan
pada ibu “IW” Umur 23 Tahun Multigravida dari Kehamilan Trimester III Sampai
dengan Masa Nifas dan Neonatus Umur 28 Hari” ini dapat diselesaikan. Laporan
Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma III Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Kebidanan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Denpasar.
2. Ni Gusti Kompiang Sriasih, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
3. Ni Wayan Ariyani, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar dan pembimbing utama dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini.
4. Dra. I Gusti Ayu Surati, M.Kes selaku pembimbing pendamping dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini.
5. Gusti Ayu Marhaeni, SKM., M.Biomed selaku penguji utama dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini.
6. Ni Ketut Somoyani, SST., M.Biomed selaku anggota penguji dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini.
7. dr. Emilia Sabirudin selaku kepala Puskesmas II Denpasar Utara yang telah
mengizinkan untuk mengadakan penelitian di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Utara.
8. Ibu “IW” dan keluarga selaku responden yang telah bersedia berpartisipasi.
9. Seluruh staf Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Kebidanan yang telah
banyak membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
x
10. Keluarga tercinta Alm. I Gst Ngurah Saputra, Dra. I Gst A. Budi Suryati, I
Gst Ayu Oka Swastika, I Gst Bgs Bayu Pratama Putra dan I Gst Ayu Ratnawati
yang telah mendukung penulis selama ini baik dari motivasi maupun nasihat yang
diberikan. Terima kasih juga atas doa yang selalu dipanjatkan.
11. I Gusti Agung Bagus Adinata Nugraha dan Sahabat-sahabat Widnyani Dewi,
Andriyani, Dwi Rahayu, Erna, Erma, Irma atas persahabatan dan semangatnya
selama ini sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan penyusunan laporan
tugas akhir ini.
12. Rekan-rekan mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar
Angkatan XVI serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan, masukan, serta dukungan dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan penulisan ini. Penulis berharap
semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Penulis
xi
xii
xiii
DAFTAR ISI
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
2. Persalinan ......................................................................................................... 17
3. Nifas ................................................................................................................. 25
xiv
BAB III INFORMASI KLIEN/KELUARGA
A. Hasil.................................................................................................................. 47
B. Pembahasan ...................................................................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................... 93
B. Saran ................................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Utara
II Denpasar Utara
Lampiran 7 : Partograf
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di Indonesia angka
menyeluruh dan lebih bermutu. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2012 menyatakan AKI mengalami kenaikan menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup
dibandingkan dengan hasil SDKI tahun 2007 yaitu AKI sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2014). Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyebutkan pada tahun 2014 sebesar 70,5
per 100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan dari tahun 2013 yaitu 72,1 per
100.000 kelahiran hidup sementara AKB tahun 2013 sebesar 5,5 per 1.000
kelahiran hidup dan tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 5,9 per 1.000
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) untuk menurunkan AKI dan AKB
telah banyak dilakukan. Program tersebut antara lain Safe Motherhood. Program
faktor yang menyebabkan tingginya AKI dan AKB di Indonesia adalah aspek
1
keluarga sakit atau bermasalah setelah sampai di tempat pelayanan kesehatan
komprehensif.
kehamilan (HDK), infeksi, partus lama atau macet, dan abortus. Kematian ibu di
perdarahan, HDK, dan infeksi. Namun pada tahun 2013 penyebab tertinggi
kematian ibu yaitu kasus non obstetri sebesar 40,8 %. Pada kasus perdarahan
sebesar 30,3 %, kasus HDK sebesar 27,1 % dan kasus infeksi sebesar 7,3 %
Pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan,
yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Oleh
angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilakukan untuk
angka kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui program EMAS
pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 rumah sakit
Sedangkan cara yang kedua yaitu memperkuat sistem rujukan yang efisien dan
efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).
akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil,
2
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan
bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi,
memperoleh cuti hamil dan melahirkan, serta akses terhadap keluarga berencana.
dan dewasa muda dalam upaya mempercepat penurunan AKI (Profil Kesehatan
Indonesia, 2014).
Antenatal Care (ANC) yang berkualitas dan terpadu serta tindakan berencana
dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir, melakukan
Maternal Perinatal (AMP) terus dilakukan pada setiap kasus kematian, serta
2014).
yang ada di kota Denpasar. Khusus pada pelayanan KIA/KB, setiap pasien yang
datang diberikan asuhan sesuai standar asuhan kebidanan. Setiap ibu hamil yang
datang telah dilakukan pemeriksaan PPIA yang bertujuan untuk mengetahui status
3
meliputi akses pelayanan ibu hamil (K1) sebesar 100%, cakupan pelayanan ibu
kesehatan (Pn) sebesar 92,46%, cakupan kunjungan ibu nifas (KF) sebesar
91,34% dan cakupan kunjungan neonatus lengkap (KNL) sebesar 95,20%. Target
90%, KNL 90%. Jika dibandingkan dengan target standar pelayanan minimal
Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
bayi melalui proses persalinan dan kelahiran dilanjutkan dengan masa nifas
sampai dengan alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan hal fisiologis yang terjadi pada
seorang wanita. Tidak semuanya berjalan fisiologis bisa saja menjadi patologis,
untuk itu perlu pendampingan oleh bidan atau tenaga kesehatan. Bidan sebagai
salah satu tenaga kesehatan yang memiliki hubungan dekat dengan perempuan
dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya. Kewenangan bidan yang
4
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif sesuai wewenang bidan pada ibu “IW” umur 23
tahun multigravida dari kehamilan trimester III sampai dengan masa nifas dan
neonatus umur 28 hari”. Selain itu, ibu bertempat tinggal di Denpasar sehingga
adanya komplikasi atau faktor yang mungkin terjadi dan dapat mengancam jiwa
B. Rumusan Masalah
ibu “IW” umur 23 tahun multigravida dari kehamilan trimester III sampai dengan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini dibagi menjadi dua yaitu
1. Tujuan Umum
multigravida dari kehamilan trimester III sampai dengan masa nifas dan neonatus
umur 28 hari.
2. Tujuan Khusus
kesejahteraan janin.
5
b. Mengamati dan membantu kelancaran proses persalinan yang mencakup
c. Memantau perkembangan trias nifas pada ibu meliputi proses involusi, laktasi,
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini dibagi menjadi dua yaitu
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk penulis
masa nifas dan neonatus umur 28 hari serta dapat dimanfaatkan di masa
komprehensif.
2. Manfaat Praktis
memberikan informasi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi
6
b. Bagi petugas kesehatan
yang komprehensif yaitu dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir.
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk
penulisan berikutnya yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
perawatan asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui, serta keluarga dapat
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester
8
b) Payudara
memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan
c) Sirkulasi darah
tekanan darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi, karena terjadi obstruksi aliran balik vena akibat tingginya
tekanan darah vena yang kembali dari uterus dan akibat tekanan mekanik dari
uterus pada vena cava. Keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai (dan
d) Sistem respirasi
Pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernafas karena bayi yang berada di bawah diafragma menekan paru-paru ibu.
Tapi setelah kepala bayi turun ke rongga panggul, biasanya 2-3 minggu sebelum
persalinan, ibu akan merasa lega dan lebih mudah bernafas. Selain itu juga rasa
terbakar di dada (hearthburn) biasanya akan ikut hilang, karena tekanan bagian
e) Sistem Pencernaan
9
progesteron menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltik
f) Sistem perkemihan
kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi
sedikit urin.
penuh kewaspadaan. Ada perasaan was-was mengingat bayi yang dapat lahir
kapanpun. Pada periode ini ibu merasa takut akan proses persalinannya, mulai
timbul perasaan khawatir apabila bayi tidak lahir tepat waktu dan khawatir bayi
akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal. Perasaan sedih juga muncul karena
ibu merasa akan terpisah dengan bayinya dan hilangnya perhatian khusus atau hak
yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan, seperti merasa canggung, jelek,
(Varney, 2006).
2) Personal hygiene, kebersihan diri merupakan salah satu kebutuhan yang perlu
diperhatikan oleh ibu hamil. Hal ini berkaitan dengan pencegahan penularan
10
infeksi atau penyakit lainnya dari ibu ke bayi. Ibu hamil mengalami perubahan
anatomik pada bagian perut, paha, genitalia dan daerah lipatan lainnya menjadi
lebih lembab. Apabila kebersihan diri tidak dijaga dengan baik akan memicu
3) Olahraga, ibu hamil disarankan untuk tetap melakukan olahraga atau aktivitas
fisik selama kehamilan. Senam hamil dapat dilakukan ibu mulai trimester II
hingga trimester III. Selain itu, olahraga ringan seperti yoga dan renang dapat
4) Istirahat, ibu hamil terutama yang sudah menginjak kehamilan trimester III
dianjurkan untuk tidur cukup dengan posisi miring ke kiri. Posisi ini akan
5) Kebutuhan suplemen gizi bagi ibu hamil trimester III antara lain:
maternal. Sumber protein yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu
pembentukan tulang dan gigi janin. Kalsium juga dibutuhkan ibu untuk
mengkonsumsi susu.
c) Zat besi, bermanfaat untuk menjaga konsentrasi hemoglobin ibu hamil tetap
pada batas normal. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan terjadi anemia pada
kehamilan.
11
d) Kalsium berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin diberikan sejak
6) Imunisasi TT, Imunisasi tetanus toxoid diberikan saat ibu hamil kunjungan
imunisasi TT ibu. Tujuan pemberian imunisasi ini adalah untuk melindungi ibu
7) Persipan persalinan, adapun yang perlu disiapkan ibu hamil trimester akhir
untuk proses persalinannya nanti adalah penolong dan tempat bersalin, biaya
8) Persiapan laktasi, pada sebagian ibu hamil trimester III biasanya sudah
payudaranya agar tetap bersih sehingga proses inisiasi menyusu dini pada saat
hingga trimester III. Hal tersebut berkaitan dengan konsumsi zat besi yang
12
3) Kram otot betis, kram terjadi akibat bertambahnya tumpuan pada betis ketika
posisi tidur dengan meninggikan kaki sedikit untuk melancarkan peredaran darah.
4) Sering buang air kecil, di trimester akhir kehamilan kejadian ini dipicu oleh
penekanan bagian terendah janin pada kandung kemih saat akan mencari jalan
ingin kencing. Selain itu pemilihan jenis minuman juga akan memberikan
pengaruh. Hindari minuman kafein, serta perbanyak minum di siang hari tanpa
5) Mudah lelah, dengan beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan yang terlalu
tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg diatas normal,
ketuban pecah dini atau sebelum waktunya, gerakan janin berkurang (Saifuddin,
2012).
Pengurus IBI pada tahun 2006, terdapat enam standar pelayanan antenatal, yaitu:
13
1) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan
dan teratur dengan harapan ibu dapat memahami tanda dan gejala kehamilan, ibu
dan suami serta keluarga menyadari manfaat pemeriksaan dini secara teratur dan
kesehatan.
meliputi anamnesis dan pemantaun ibu dan janin dengan seksama, melakukan
Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya
anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual dan juga memfasilitasi
kesehatan terkait kehamilan ibu. Bidan harus mencatat data yang tepat pada setiap
selanjutnya.
terendah janin, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul dan untuk
14
dilakukan dengan teknik leopold dimulai pada usia kehailan 36 minggu. Sebelum
pertumbuhan rahim dan ukuran rahim ditentukan dalam cm. Berdasarkan hasil
pemeriksaan bidan selanjutnya menegakkan diagnosa dan masalah yang tepat agar
Tujuan dari standar ini adalah bidan mampu menemukan anemia pada
kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan. Contoh tindakan yang dilakukan bidan dalam hal ini yaitu
trimester, memberikan tablet Fe pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet setiap
hari selama 90 hari, penyuluhan gizi dan pentingnya konsumsi makanan yang
mengandung zat besi dengan harapan jika ada ibu hamil dengan anemia dapat
segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia dan penurunan
jumlah bayi baru lahir dengan anemia atau berat bayi lahir rendah.
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Tindakan yang dilakukan bidan
melakukan pemeriksaan urine pada setiap trimester kehamilan, segera rujuk jika
tekanan darah diatas 160/110 mmHg, ada edema, berkurangnya air seni, terdapat
15
protein urine dan kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba. Catat semua temuan di
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu, suami serta keluarganya pada
trimester III untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. Contoh kegiatan yang difasilitasi oleh
bidan dalam rangka peningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
setiap ibu hamil akan tercatat dan terpantau secara tepat. Stiker P4K berisi tentang
pendamping persalinan, transportasi yang akan digunakan dan calon donor darah.
Melalui P4K juga digunakan mengetahui mengenai dana persalinan dan metode
kontrasepsi setelah melahirkan. Bidan juga harus mengenali kondisi ibu hamil
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal
16
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan
sedikit empat kali kunjungan antara lain minimal satu kali kunjungan pada
trimester I, minimal satu kali kunjungan pada trimester II, dan minimal dua kali
2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pegeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 sampai 42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi
(Saifuddin, 2009). Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu, terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
17
b. Tahapan-tahapan Persalinan
1) Kala I Persalinan
Kala I persalinan terdiri dari 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif.
sekitar 8 jam.
Fase-fase persalinan
cm.
2) Kala II Persalinan
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
(2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan darah pada rektum atau
vaginanya
18
(4) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui
Kala III persalinan sering disebut juga kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi. Pada saat melakukan PTT
arah memutar selama 15 detik pada fundus uteri agar berkontraksi (JNPK-KR,
2008).
4) Kala IV Persalinan
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir setelah dua jam dari
kelahiran plasenta.
19
Beberapa hal yang dipantau selama dua jam pertama pasca persalinan
adalah :
a) Tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan darah yang keluar
setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam
b) Masase uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama 30 menit selama jam
kedua.
c) Pantau suhu tubuh setiap satu jam dalam dua jam pertama pasca persalinan
(JNPK-KR, 2008).
a) Kekuatan primer yaitu kontraksi involuter ialah frekuensi, waktu antara awal
suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya, durasi, dan intensitas (kekuatan
kontraksi).
b) Kekuatan sekunder yaitu segera setelah bagian bawah janin mencapai panggul,
sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar, dan ibu merasa ingin
kekuatan sekunder.
2) Jalan lahir (Passage) yaitu panggul ibu, yang meliputi tulang yang padat, dasar
20
4) Faktor psikologis ibu, yaitu pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional
5) Faktor posisi ibu, mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa
yaitu:
20) mmHg dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg. Nyeri, rasa takut, dan
tubuh 0,5-10C, denyut nadi, pernafasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.
makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan
lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja
Makanan yang diberikan selama periode menjelang persalinan atau fase laten
Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi, yang menandai akhir fase
21
pertama persalinan. Untuk itu dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mudah
seorang wanita yang sedang mengalami persalinan sangat bervariasi. Salah satu
1) Dukungan emosional
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk
suami dan anggota keluarga yang lain untuk berperan aktif dalam mendukung dan
ibu.
2) Mengatur posisi
dan melahirkan bayi serta anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk
22
3) Pemberian cairan dan nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air)
selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Anjurkan anggota keluarga sesering
4) Kamar mandi
persalinan. Ibu harus berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau lebih sering jika ibu
merasa ingin berkemih atau kandung kemih terasa penuh. Anjurkan dan antarkan
5) Pencegahan infeksi
Pengurus IBI pada tahun 2006, terdapat empat standar pelayanan persalinan,
yaitu:
periksa dalam jika ada perdarahan abnormal dari vagina ibu. Memantau denyut
jantung janin, kontraksi dalam 10 menit, penurunan kepala, tekanan darah, suhu,
23
nadi sesuai waktu yang ditetapkan kemudian mencatat semua temuan pada kartu
ibu dan partograf. Penuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi ibu selama proses
persalinan. Beri dukungan moril, perlakuan yang baik, penuhi kebutuhan nutrisi
ibu dan peka terhadap kebutuhan ibu. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan
ruangan hangat dan bersih untuk bersalin, selalu lakukan pencegahan infeksi dan
bantu ibu memilih posisi yang nyaman selama proses persalinan. Pada kala dua
anjurkan ibu meneran jika terjadi kontraksi, dengarkan denyut jantun janin setiap
bantu kepala janin lahir perlahan. Segera setelah lahir periksa keadaan bayi,
letakkan di perut ibu, selimuti dan keringkan bayi lalu ganti dengan handuk baru.
membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap
terjadinya atonia uteri, retensio plasenta dan memperpendek waktu persalinan kala
tiga. Setelah bayi lahir, bidan memeriksa fundus untuk memastikan kehamilan
ganda, jika tidak ada lakukan manajemen aktif kala III untuk membantu
menghindari terjadinya perdarahan pada saat persalinan. Jika plasenta belum lepas
setelah 15 menit, ulangi suntik oksitosin dosis kedua, periksa kandung kemih dan
24
4) Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang
3. Nifas
Padjadjaran, masa nifas (puerperium) adalah masa yang terjadi setelah persalinan
hingga 6 minggu postpartum atau 42 hari. Pada masa ini terjadi pengembalian dan
persalinan.
Masa nifas berawal sejak dua jam setelah plasenta lahir sampai dengan 42
hari postpartum. Pada masa ini ibu memerlukan perhatian dan perawatan khusus
pemberian ASI eksklusif, nutrisi ibu dan pelayanan kontrasepsi (Saifuddin, 2012).
yaitu :
1) Perubahan Involusi
disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasesnta keluar akibat
kontraksi otot-otot uterus. Pada akhir tahap persalinan, uterus berada di garis
25
tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
Pada hari ke-6 masa nifas fundus normal akan berada dipertengahan antara
umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak teraba pada hari ke-9 masa nifas
(Bobak, 2005).
2) Perubahan Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Lochea terdiri dari atas empat tahapan yaitu lochea rubra / merah ini muncul pada
hari pertama sampai hari keempat postpartum. Cairan yang keluar berwarna
merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium. Lochea sanguinolenta cairan yang
berwarna merah kecoklatan dan berlendir berlangsung dari hari ke-4 sampai hari
serum, leukosit, dan robekan/laserasi plasenta muncul pada hari ke-7 sampai hari
ke-14 postpartum. Lochea alba/ putih mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa bisa
yaitu terjadi infeksi seperti keluar cairan nanah yang berbau busuk. Lochea statis
26
3) Perubahan pada serviks
bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim setelah dua jam dapat dimasuki
c. Fisiologi Laktasi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan
anak berumur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan
tubuh secara alami. Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih di hambat oleh kadar estrogen
yang tinggi. Hari kedua atau ketiga pasca persalinan kadar estrogen dan
progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada
saat inilah mulai terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh
hipofise dan sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat
penting dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran timbul
27
1) Taking In, fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada tahap ini ibu merasa
khawatir pada tubuhnya, ibu masih pasif dan memerlukan bantuan dari orang
terdekatnya.
2) Taking hold : terjadi pada hari ke-3 sampai ke-10 setelah melahirkan. Pada fase
ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung dan
3) Letting go: terjadi setelah ibu di rumah berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini, ibu sudah menerima tanggung jawab akan peran barunya. Ibu sudah
Kebutuhaan dasar pada ibu masa nifas menurut Saifuddin (2009) meliputi :
1) Kebersihan diri
mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, dan merawat luka jahitan
2) Istirahat
28
3) Latihan
Latihan yang diberikan berupa senam nifas. Senam nifas bertujuan untuk
mengembalikan kekuatan otot –otot terutama pada rahim, vagina dan kandung
kemih.
4) Gizi
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, protein, mineral dan vitamin yang
cukup. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali
merah sudah berhenti dan tidak ada rasa nyeri ketika diamasukkan satu atau dua
jari kedalam vagina. Keputusan tetap pada pasangan yang bersangkutan yang
6) Keluarga Berencana
kelahiran anak sebelumnya. Wanita biasanya tidak akan menghasilkan sel telur
metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali. Sebelum
dan waktu metode tersebut digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui.
29
5) Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
1) Kunjungan nifas pertama (KF 1), diberikan pada enam jam sampai tiga hari
(tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu), pemantauan jumlah darah yang keluar,
pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran
ASI eksklusif enam bulan, pemberian kapsul vitamin A dua kali (satu kapsul
segera setelah melahirkan dan satu kapsul setelah 24 jam pemberian kapsul vit. A
pertama), minum tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan KB pasca
persalinan.
2) Kunjungan nifas kedua (KF 2) diberikan pada hari ke-4 sampai hari ke-28
(tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu), pemantuan jumlah darah yang keluar,
pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran
ASI eksklusif enam bulan, minum tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan
KB pasca persalinan.
3) Kunjungan nifas lengkap (KF 3), pelayanan yang dilakukan hari ke-29 sampai
hari ke-42 setelah persalinan. Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan
Pengurus IBI pada tahun 2006, terdapat standar pelayanan persalinan, yaitu:
30
1) Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Bidan melakukan pemeriksaan dan penilaian kepada bayi baru lahir untuk
mengalami hipotermi.
dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan.
3) Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram (JNPK-
KR, 2008).
31
Perubahan fisiologis dan psikososial yang besar yang terjadi pada saat bayi lahir
(Bobak, 2005).
Segera setelah bayi lahir, jaga kehangatan bayi dan lakukan penilaian bayi
yaitu untuk menjawab usia gestasi cukup bulan atau tidak, warna ketuban, nafas
dan tangan bayi, tonus otot bayi. Asuhan bayi baru lahir normal diberikan pada
bayi dengan kondisi umur cukup bulan, air ketuban jernih, bayi menangis, dan
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam
kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (oksigen dan
nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
dilahirkan, bayi baru lahir memiliki prilaku dan kesepian interaksi sosial (Bobak,
2005).
setelah kelahiran. Bayi diletakan di dada ibu dan bayi secara mandiri mencari
puting untuk segera menyusu. Jangka waktunya adalah segera setelah bayi lahir.
Jaga kehangatan bayi dengan menutup kepala bayi menggunakan topi dan
32
kontak kulit, merangsang oksitosin dan prolaktin yang memberikan keuntungan
bagi ibu dan bayi. Oksitosin dapat menurunkan resiko perdarahan dan
kolostrum secara segera sehingga bayi mendapatkan kekebalan pasif, selain itu
membantu bayi melatih koordinasi kemampuan isap, telan, dan nafas. Kontak
kulit yang terjadi selama IMD dapat menjadi mekanisme pencegahan kehilangan
1) Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam, yaitu asuhan bayi baru lahir normal
dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan
yang sama, asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan
dengan ibunya atau di ruangan khusus dan pada proses persalinan, ibu dapat
didampingi suami.
2) Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari, yaitu pemeriksaan neonatus
pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan
dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada saat diperiksa
33
oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali selama
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun
kunjungan rumah.
1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada
rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir) (Panduan
B. Landasan Teori
Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
bayi melalui proses persalinan dan kelahiran dilanjutkan dengan masa nifas
sampai dengan alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan hal fisiologis yang terjadi pada
seorang wanita. Tidak semuanya berjalan fisiologis bisa saja menjadi patologis,
untuk itu perlu pendampingan oleh bidan atau tenaga kesehatan. Bidan sebagai
salah satu tenaga kesehatan yang memiliki hubungan dekat dengan perempuan
34
sepanjang siklus kehidupan perempuan yang menjadi ujung tombak dalam
dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya. Kewenangan bidan yang
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
dua standar pelayanan umum, enam standar pelayanan antenatal, empat standar
35
persalinan nifas dan bayi umur 28 hari dapat berjalan secara fisiologis tanpa ada
komplikasi.
36
C. Kerangka Pikir
Persalinan
Masa Nifas
Fisiologis Patologis
Gambar 1
Bagan Kerangka Pikir
37
BAB III
INFORMASI KLIEN/KELUARGA
Berdasarkan data dari rekam medik pasien yaitu pada buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) ibu “IW” yang dilakukan pada tanggal 8 April 2016, di dapatkan
A. Informasi Klien/Keluarga
a) Identitas
Ibu Suami
Alamat rumah : Jalan Kusuma Bangsa II Gatot Suroto Barat Denpasar Utara
b) Riwayat menstruasi
Ibu mengalami menstruasi pada usia 15 tahun dengan siklus haid 28-35 hari
teratur setiap bulannya. Selama satu hari 3 kali mengganti pembalut, lama haid 3-
38
c) Riwayat perkawinan sekarang
Menikah secara sah agama dan catatan sipil. Ini merupakan perkawinan
Ibu memiliki seorang anak laki-laki usia 3 tahun 1 bulan lahir tanggal 26-
komplikasi dan dalam kondisi baik. Anak lahir dengan berat badan 2800 gram.
Ibu menyusui bayinya sampai usia anak 2 bulan, selanjutnya diberikan susu
melakukan USG satu kali di dokter SpOG. Berat badan ibu sebelum hamil yaitu
47 kg. Keluhan yang pernah dialami pada trimester I yaitu mual di pagi hari tetapi
Keluhan ibu pada trimester II dan III yaitu nyeri bagian bawah perut. Ibu sudah
merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 16 minggu dan gerakan janin
kurang lebih 20 kali sehari. Ibu tidak memiliki perilaku yang membahayakan
39
Tabel 1
Perkembangan Kondisi Kesehatan Ibu “IW” dan Janin pada Masa Kehamilan
Tanggal,
No Subjektif Objektif Analisis Penatalaksanaan
Tempat
1 2 3 4 5 6
1 5 Oktober Keluhan BB 48 kg, G2P1001 1. Terapi suplemen
2015 di mual dan TD 110/60 UK 7 penambah darah berupa
BPM “S” muntah mmHg, minggu 2 ramabion (vitamin B12
TFU belum hari 10 mcg, vitamin C 50
teraba dan mg, Ferrous Fumarate
belum 91 mg, Asam folat 400
terdengar mcg), 1x1 dan B6 1x50
DJJ, mg, masing-masing
tidak ada XXX tablet
oedema 2. Memberikan KIE
mengenai kesehatan ibu
hamil halaman 1-7
3. Menyepakati
kunjungan ulang 1
bulan kemudian yaitu
tanggal 5 November
2015.
2 5 Keluhan BB 46 kg, G2P1001 1. Terapi suplemen
November mual, TD 110/70 UK 11 penambah darah berupa
2015 di muntah mmHg, minggu 5 ramabion (vitamin B12
BPM “S” dan pusing TFU 3 jari hari 10 mcg, vitamin C 50
di atas mg, Ferrous Fumarate
symfisis, 91 mg, Asam folat 400
dan belum mcg), 1x1 dan B6 1x50
terdengar mg, masing-masing XV
DJJ, tablet
tidak ada 2. Memberikan KIE
40
1 2 3 4 5 6
oedema mengenai kesehatan ibu
hamil halaman 1-7
3. Menyepakati
kunjungan ulang 2
minggu kemudian yaitu
tanggal 19 November
2015.
3 19 Tidak ada BB 46,5 kg, G2P1001 1. Memberikan
November keluhan TD 110/70 UK 13 imunisasi tetanus toxoid
2015 mmHg, minggu 5 2. Terapi suplemen
di BPM TFU 3 jari hari penambah darah berupa
“S” di atas ramabion (vitamin B12
symfisis, 10 mcg, vitamin C 50
dan DJJ mg, Ferrous Fumarate
positif, 91 mg, Asam folat 400
tidak ada mcg), 1x1 dan kalsium
oedema, 1x500 mg, masing-
kadar masing XXX tablet
hemoglobin 3. Memberikan KIE
10,2 mengenai kesehatan ibu
gram%, hamil halaman 1-7
golongan 4. Menyepakati
darah B, kunjungan ulang 1
reduksi urin bulan kemudian yaitu
negatif, tanggal 19 Desember
protein urin 2015.
negatif,
PPIA non
reaktif,
sifilis
negatif.
41
1 2 3 4 5 6
4 20 Tidak ada BB 47 kg, G2P1001 1. Terapi suplemen
Desember keluhan TD 110/80 UK 18 penambah darah berupa
2015 di mmHg, minggu 1 ramabion (vitamin B12
BPM “S” TFU 3 jari hari 10 mcg, vitamin C 50
di bawah mg, Ferrous Fumarate
pusat, dan 91 mg, Asam folat 400
DJJ positif, mcg), 1x1 dan kalsium
tidak ada 1x500 mg, masing-
oedema masing XXX tablet
2. Memberikan KIE
mengenai nutrisi pada
ibu hamil
3. Menyepakati
kunjungan ulang 1
bulan kemudian yaitu
tanggal 20 Januari
2016.
5 20 Januari Keluhan BB 51 kg, G2P1001 1. Terapi suplemen
2016 di nyeri TD 110/70 UK 22 penambah darah berupa
BPM “S” bagian mmHg, minggu 4 ramabion (vitamin B12
bawah TFU 1 jari hari 10 mcg, vitamin C 50
perut di bawah mg, Ferrous Fumarate
pusat, TFU 91 mg, Asam folat 400
menggunak mcg), 1x1 dan kalsium
an pita ukur 1x500 mg, masing-
yaitu 18 cm, masing XXX tablet
DJJ positif, 2. Memberikan KIE
tidak ada mengenai kesehatan ibu
oedema hamil dari halaman 1-7
3. Menyepakati
kunjungan ulang 1
42
1 2 3 4 5 6
bulan kemudian yaitu
tanggal 20 Februari
2016.
6 22 Keluhan BB 51,5 kg, G2P1001 1. Terapi suplemen
Februari nyeri pada TD 110/70 UK 27 penambah darah berupa
2016 bokong mmHg, minggu 2 ramabion (vitamin B12
di BPM TFU 1 jari hari 10 mcg, vitamin C 50
“S” di atas mg, Ferrous Fumarate
pusat, TFU 91 mg, Asam folat 400
menggunak mcg), 1x1 dan kalsium
an pita ukur 1x500 mg, masing-
yaitu 21 cm, masing XXX tablet
DJJ positif, 2. Memberikan KIE
tidak ada mengenai kesehatan ibu
oedema hamil dari halaman 4-7
3. Menyepakati
kunjungan ulang 1
bulan kemudian yaitu
tanggal 22 Maret 2016.
7 12 Maret Keluhan BB 53,5 kg, G2P1001 1. Terapi suplemen
2016 nyeri TD 120/70 UK 29 penambah darah berupa
di BPM bagian mmHg, minggu 6 ramabion (vitamin B12
“S” bawah TFU 3 jari hari 10 mcg, vitamin C 50
perut di atas mg, Ferrous Fumarate
pusat, TFU 91 mg, Asam folat 400
menggunak mcg), 1x1 dan kalsium
an pita ukur 1x500 mg, masing-
yaitu 24 cm, masing XV tablet
DJJ positif, 2. Memberikan KIE
tidak ada mengenai kesehatan ibu
oedema hamil dari halaman 4-7
43
1 2 3 4 5 6
3. Menyepakati
kunjungan ulang 2
minggu kemudian yaitu
tanggal 26 Maret 2016.
8 7 April Tidak ada BB 56 kg, G2P1001 1. Terapi suplemen
2016 keluhan TD 110/70 UK 33 penambah darah berupa
di BPM mmHg, minggu 4 hufabion (ferrous
“S” TFU 4 jari hari fumarate 250 mg,
di bawah ascorbic acid 50 mg,
px, TFU cyanocobalamin 10
menggunak mcg), 1x1 dan kalsium
an pita ukur 1x500 mg, masing-
yaitu 28 cm, masing XV tablet
DJJ positif, 2. Memberikan KIE
tidak ada mengenai kesehatan ibu
oedema hamil dari halaman 4-7
Kadar 3. Menyepakati
hemoglobin kunjungan ulang 2
11,4 gram% minggu kemudian yaitu
tanggal 21 April 2016.
Sumber : data sekunder dari dokumnetasi Buku KIA
hasil USG pada tanggal 18 Januari 2016, diketahui janin ibu tunggal, DJJ dalam
batas normal, insersi plasenta di fundus uteri, jenis kelamin laki-laki dan tidak
44
tuberculosis (TBC), Hepatitis, penyakit menular seksual (PMS). Ibu juga tidak
asma, hipertensi, DM, penyakit jiwa, kelainan bawaan, hamil kembar, epilepsi,
i) Riwayat ginekologi
j) Riwayat Kontrasepsi
tahun dengan keluhan sering nyeri dan kram pada perut serta suami mengeluh
k) Pengetahuan Ibu
Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester III dan tanda-tanda
persalinan. Ibu belum mengetahui tentang senam hamil dan belum melengkapi
45
Masalah :
kegiatan yang dimulai dari Bulan Maret 2016 sampai Bulan Juli 2016 yang terdiri
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Riwayat pengkajian data fokus, data subjektif dan objektif serta pemberian
asuhan yang diberikan oleh penulis selama masa kehamilan trimester III
pada kehamilan trimester III sebanyak 5 kali. Ibu pernah melakukan pemeriksaan
kehamilan di dr.SpOG sebanyak 1 kali yaitu pada kehamilan trimester II. Berikut
Tabel 2
Perkembangan Kondisi Kesehatan Ibu “IW” dan Janin pada Masa Kehamilan
Trimester III
Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 2 3 4
1 21 April 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016, pukul Ibu mengatakan tidak ada keluhan, gerakan (Widya
17.00 janin dirasakan aktif, dan ibu belum Ananda Putri)
47
1 2 3 4
kali/menit, S 36,60C, R 20 kali/menit.
Pemeriksaan fisik dilakukan dari head to toe.
Pada pemeriksaan kepala yaitu kepala bersih,
simetris dan tidak ada benjolan. Pemeriksaan
muka simetris, tidak ada oedema, tidak pucat,
dan tidak ada kloasma. Mata simetris,
konjungtiva merah muda, sklera putih dan
tidak ada pengeluaran sekret. Hidung bersih
dan tidak ada penegeluaran cairan. Telinga
bersih dan tidak ada pengeluaran serumen.
Mulut dan gigi, mukosa bibir lembab, tidak
ada karies gigi dan tidak ada gigi berlubang.
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, dan
tidak ada bendungan vena jugularis. Pada
dada : mamae simetris, puting susu bersih dan
menonjol, aerola hiperpigmentasi dan sudah
ada pengeluaran kolustrum.
Pada palpasi abdominal ditemukan hasil
pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)
menggunakan pita ukur yaitu 29 cm dan
ditemukan TFU 2 jari di bawah procecus
xifoideus (px), DJJ 140 kali/menit teratur.
3. Analisis
Diagnosis : G2P1001 UK 35 minggu 4 hari
tunggal hidup intrauterin
Masalah : ibu belum mengetahui persiapan
persalinan sesuai P4K
4. Penatalaksanaan :
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dengan baik
48
1 2 3 4
b. Memberikan Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) mengenai :
1) program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K), ibu dan
suami mengerti dan akan
menggunakan kontrasepsi IUD pasca
plasenta dan belum mengetahui calon
pendonor darah.
2) pemenuhan nutrisi ibu hamil dan pola
istirahat yang cukup, ibu mengerti
c. Memberikan suplemen berupa SF
1x200 mg (XV), kalk 1x500 mg (XV)
ibu bersedia untuk mengkomsumsinya
d. Menyepakati kunjungan ulang 1
minggu kemudian atau sewaktu-waktu
bila ibu mengalami keluhan dan atau
tanda bahaya, ibu dan suami
menyepakati.
2 29 April 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu mengeluh sering kencing pada malam (Widya
17.25 hari, frekuensi BAK bertambah ± 9 kali Ananda Putri)
WITA di sehari.
49
1 2 3 4
preskep U puka tunggal hidup intrauterin
Masalah : Ibu mengeluh sering kencing pada
malam hari
4. Penatalaksanaan :
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengerti dan paham
b. Memberikan KIE mengenai :
1) sering kencing disebabkan oleh penurunan
bagian terendah janin dan merupakan hal
yang fisiologis dan meminta ibu untuk
mengosongkan kandung kemih saat ada
dorongan ingin kencing, ibu mengerti
2) tanda-tanda bahaya kehamailan trimester
III seperti perdarahan, oedema, pecah
ketuban, gerakan janin berkurang, ibu
mengerti
c. Mengingatkan ibu untuk melanjutkan
mengkonsumsi obat yang masih ada. Ibu
mengerti dan bersedia mengkonsumsinya
d. Menyepakati kunjungan ulang 1 minggu
kemudian atau sewaktu-waktu bila ibu
mengalami keluhan dan atau tanda
bahaya, ibu dan suami menyepakati.
3 8 Mei 2016 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
pukul 17.00 Ibu mengeluh sakit perut hilang timbul sejak (Widya
WITA kemarin (7 Mei 2016), rasa mulas datang Ananda Putri)
50
1 2 3 4
(PAP), dan punggung berada di bagian kanan
perut ibu. Hasil pengukuran TFU
menggunakan pita ukur yaitu 30 cm, TBBJ
2945 gram, tidak ada nyeri tekan, DJJ 138
kali/menit teratur.
3. Analisis
Diagnosis : G2P1001 UK 38 minggu preskep
U puka tunggal hidup intrauterin.
Masalah : ibu mengeluh perut mulas
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dengan baik
b. Memberikan KIE mengenai perut mulas
dengan jarak waktu yang jauh dan tidak
teratur merupakan hal yang fisiologis pada
ibu hamil trimester III dan meminta ibu
untuk melakukan tekhnik relaksasi setiap
ibu merasakan mulas, ibu memahami dan
bersedia melakukannya.
c. Memfasilitasi pemberian suplemen berupa
SF 1x200 mg (X), dan vitamin B1 1x50 mg
(X), ibu bersedia untuk mengkomsumsi
suplemen yang diberikan
d. Menyepakati kunjungan ulang 1 minggu
kemudian atau sewaktu-waktu bila ibu
mengalami keluhan dan atau tanda bahaya,
ibu dan suami menyepakati.
Sumber : Data primer penulis saat melakukan pemeriksaan dan data sekunder
dari dokumnetasi Buku KIA
51
Berikut grafik pemantauan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan :
1. Kesehatan Ibu
a. Berat badan
Peningkatan berat badan ibu “IW” selama kehamilan yaitu 11 kg. Hasil
Berat Badan
70
60
50
Axis Title
40
30
20
10
0
7 11 13 18 22 27 29 33 35 36
sebel 38
ming ming ming ming ming ming ming ming ming ming
um ming
gu 2 gu 5 gu 5 gu 1 gu 4 gu 2 gu 6 gu 4 gu 4 gu 5
hamil gu
hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
BB 47 48 46 46.5 47 51 51.5 53.5 56 57 57.4 58
Grafik 1
Perkembangan Berat Badan
kehamilan. Ibu mulai diasuh oleh penulis sejak umur kehamilan 33 minggu 4 hari.
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
52
Tekanan Darah
140
120
100
80
60
40
20
0
35 minggu 4 hari 36 minggu 5 hari 38 minggu
Sistolik 110 120 120
Diastolik 70 80 80
Grafik 2
Perkembangan Tekanan Darah Ibu
Data pada grafik 2 menunjukkan tekanan darah ibu selama diberikan asuhan
dalam batas normal dan tidak ada penurunan atau peningkatan tekanan darah yang
80 78 82 80
60 Nadi
40 Suhu
36.6 36.4 36.5
22 Respirasi
20 20 20
0
35 minggu 4 hari 36 minggu 5 hari 38 minggu
Grafik 3
Perkembangan nadi, suhu, dan respirasi
dalam batas normal. Nadi berkisar 80 kali permenit, suhu berkisar 360C, dan
53
2. Kesejahteraan janin
TFU
30.5
30
29.5
TFU
29
28.5
35 minggu 4 hari 36 minggu 5 hari 38 minggu
Grafik 4
Perkembangan Tinggi Fundus Uteri
diberikan asuhan. TFU tetap dan terjadi peningkatan TFU pada umur kehamilan
2) Perkembangan DJJ
DJJ
146
144
142
140
DJJ
138
136
134
35 minggu 4 hari 36 minggu 5 hari 38 minggu
Grafik 5
Perkembangan DJJ
Data pada grafik 5 menunjukkan frekuensi DJJ masih dalam batas normal, kuat
54
2. Perkembangan Proses Persalinan Ibu “IW”
Pada tanggal 18 Mei 2016 ibu datang ke BPM “S” pukul 07.25 WITA
mengeluh sakit perut hilang timbul sejak pukul 02.00 WITA dan tidak ada keluar
lendir bercampur darah, tidak ada keluar air ketuban, dan gerakan janin dirasakan
masih aktif. Ibu datang di dampingi oleh suami dan ibu sudah membawa
persiapan persalinan lengkap, meliputi perlengkapan ibu dan bayi. Berikut catatan
Tabel 3
Perkembangan Masa Persalinan Ibu “IW”
Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 2 3 4
1 18 Mei 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu datang dengan keluhan sakit perut hilang (Widya
07.25 timbul sejak pukul 02.00 WITA dan tidak ada Ananda
WITA keluar lendir bercampur darah, tidak ada Putri)
di BPM “S” keluar air ketuban, dan gerakan janin
dirasakan masih aktif. Makan terakhir pukul
20.00 WITA (17 Mei 2016) dengan porsi
cukup, minum terakhir pukul 06.00 WITA (18
Mei 2016) dengan jumlah ± 200 cc air putih.
Ibu BAK setiap ingin BAK dan terakhir pukul
20.30 WITA (17 Mei 2016) dengan jumlah ±
50 cc, dan sudah BAB pada pukul 05.30
WITA (18 Mei 2016). Ibu bisa beristirahat di
sela-sela kontraksi dengan relaksasi
pernapasan dan kondisi fisik masih kuat.
Ibu merasa siap dan bahagia menyambut
kelahiran bayinya serta suami kooperatif
55
1 2 3 4
membantu memenuhi kebutuhan ibu dan
senantiasa mendukung ibu. Perlengkapan ibu
dan bayi sudah siap, ayah kandung ibu
sebagai calon donor juga telah mendampingi.
2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, TD 120/80 mmHg, N 78 kali/menit, S
36,90 C, R 20 kali/menit. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal, pada palpasi abdominal
bagian terendah adalah kepala sudah masuk
PAP dengan punggung janin berada di bagian
kanan perut ibu, perlimaan 3/5, TFU 3 jari
bawah px, hasil pengukuran TFU
menggunakan pita ukur yaitu 31 cm, TBBJ
3100 gram, his dua kali dalam 10 menit durasi
30 detik, dan DJJ 132 kali/menit teratur. Hasil
pemeriksaan dalam, pada vulva tidak
ditemukan pengeluaran berupa lendir
bercampur darah, tidak ada keluar air, tidak
ada varises, tidak ada oedema, tidak ada tanda
infeksi seperti merah, bengkak, dan nyeri,
pada vagina tidak nyeri, tidak ada masa,
portio lunak dilatasi 3 cm, penipisan
(efficement) 25%, selaput ketuban utuh,
presentasi kepala denominator belum jelas,
moulase 0, penurunan di hodge II, tidak teraba
bagian kecil dan tali pusat, kesan panggul
normal, pada anus tidak ada hemoroid. Pada
ekstrimitas tidak ditemukan oedema, dan
reflex patella positif di kedua tungkai.
56
1 2 3 4
3. Analisis
Diagnosis : G2P1001 UK 39 minggu 3 hari
preskep U puka tunggal hidup intrauterin +
partus kala I fase laten
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan tentang hasil
pemeriksaan, ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
b. Memberikan informed consent atas asuhan
yang diberikan, ibu dan suami menyetujui
informed consent.
c. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan ibu
bersalin:
1) Membantu mengurangi rasa nyeri dengan
memandu ibu melakukan pernapasan dan
relaksasi, ibu merasa relaks dan nyaman
2) Memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu minum
± 150 cc teh manis hangat
3) Memastikan kandung kemih tidak penuh,
ibu buang air kecil ± 50 cc dan kandung
kemih tidak penuh
4) Memfasilitasi kebutuhan mobilisasi dan
istirahat, ibu tidur miring kiri.
2 18 Mei 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu mengeluh sakit perut semakin sering (Widya
11.25 2. Data Objektif Ananda
Keadaan umum baik, kesadaran compos
WITA Putri)
mentis, TD 120/80 mmHg, N 80 kali/menit, S
di BPM “S”
36,50 C, R 20 kali/menit. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal, pada palpasi abdominal
bagian terendah adalah kepala sebagian besar
sudah masuk PAP dengan punggung janin
berada di bagian kanan perut ibu, perlimaan
2/5, TFU 3 jari bawah px, hasil pengukuran
TFU menggunakan pita ukur yaitu 31 cm,
TBBJ 3100 gram, his tiga kali dalam 10 menit
57
1 2 3 4
durasi 35 detik, dan DJJ 140 kali/menit
teratur. Hasil pemeriksaan dalam, pada vulva
ditemukan pengeluaran berupa lendir
bercampur darah, tidak ada keluar air, tidak
ada varises, tidak ada oedema, tidak ada tanda
infeksi seperti merah, bengkak, dan nyeri,
pada vagina tidak ada skibala, tidak nyeri,
tidak ada masa, portio lunak dilatasi 7 cm,
penipisan (efficement) 75%, selaput ketuban
utuh, presentasi kepala UUK kanan depan,
tidak ada moulase, penurunan di hodge III,
tidak teraba bagian kecil dan tali pusat, kesan
panggul normal, pada anus tidak ada
hemoroid.
3. Analisis
Diagnosis : G2P1001 UK 39 minggu 3 hari
preskep U puka tunggal hidup intrauterin +
partus kala I fase aktif
Masalah : ibu merasakan sakit perut hilang
timbul semakin keras
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan tentang hasil
pemeriksaan, ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
b. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan ibu
bersalin :
1) Membantu mengurangi rasa nyeri dengan
memandu ibu melakukan pernapasan dan
relaksasi, ibu merasa relaks dan nyaman
2) Memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu minum
± 100 cc teh hangat
c. Menyiapkan peralatan, obat, bahan
persalinan, alat pelindung diri (APD), dan
alat kegawatdaruratan serta lingkungan,
semua disiapkan dengan lengkap.
58
1 2 3 4
d. Memantau kesejahteraan ibu dan janin
serta kemajuan persalinan dengan
partograf WHO, hasil terlampir dalam
partograf.
3 18 Mei 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu mengatakan sakit perut ingin mengedan (Widya
11.58 seperti BAB. Ananda
WITA 2. Data Objektif Putri)
Perineum menonjol, vulva dan vagina
di BPM “S”
membuka, dan terdapat pengeluaran lendir
campur darah yang lebih banyak. Keadaan
umum baik, kesadaran compos mentis, TD
110/80 mmHg, N 78 kali/menit, S 36,60 C, R
20 kali/menit. His empat kali dalam 10 menit
durasi 45 detik, dan DJJ 140 kali/menit
teratur. Hasil pemeriksaan dalam, pada vulva
ditemukan pengeluaran berupa lendir
bercampur darah, vulva dan vagina normal,
portio tidak teraba, pembukaan lengkap,
selaput ketuban utuh, presentasi kepala UUK
depan, tidak ada moulase, penurunan di hodge
III, tidak teraba bagian kecil dan tali pusat,
kesan panggul normal.
3. Analisis
Diagnosis : G2P1001 UK 39 minggu 3 hari
preskep U puka tunggal hidup intrauterin +
partus kala II
4. Penatalaksanaan
a. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksan, ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan
b. Memeriksa kelengkapan alat, obat, bahan,
dan alat kegawatdaruratan, semua telah
siap
59
1 2 3 4
c. Menyiapkan ibu dalam posisi bersalin, ibu
memilih posisi setengah duduk dibantu
oleh suami
d. Melakukan amniotomi diantara kontraksi,
air ketuban pecah jumlah cukup warna
jernih
e. Memeriksa DJJ, DJJ dalam batas normal
142 kali/menit teratur
f. Memimpin persalinan saat kepala bayi
tampak membuka vulva dan vagina 5-6
cm, ibu mengedan efektif, bayi lahir pada
tanggal 18 Mei 2016 pada pukul 12.08
WITA, segera menangis, gerak aktif, jenis
kelamin laki-laki
g. Mengeringkan bayi di atas perut ibu, bayi
telah kering
4 18 Mei 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu merasa senang dan lega karena bayinya (Widya
12.08 telah lahir dan merasa mules pada perutnya Ananda
WITA 2. Data Objektif Putri)
Keadaan umum baik, kesadaran compos
di BPM “S”
mentis, tidak ada janin kedua, TFU setinggi
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
tidak penuh, tidak ada perdarahan aktif.
3. Analisis
Diagnosis : G2P1001 partus spontan belakang
kepala (P. Spt. B) + partus kala III
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan suami, ibu dan suami menerima
dengan senang
b. Melakukan informed consent untuk
tindakan pemberian injeksi oksitosin 10
IU, ibu dan suami menyetujui
c. Melakukan injeksi oksitosin 10 IU secara
IM di paha luar 1/3 bagian atas, tidak ada
reaksi alergi
d. Melakukan penjepitan dan pemotongan
60
1 2 3 4
tali pusat, tali pusat bayi telah terpotong
e. Membimbing ibu teknik Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), bayi sudah berada di atas
dada ibu dengan posisi menyerupai katak
dan sedang mencari puting susu ibu
f. Melakukan Penegangan Tali Pusat
Terkendali (PTT), terdapat tanda-tanda
pelepasan plasenta, plasenta lahir spontan
lengkap pukul 12.20 WITA. Klasifikasi
tidak ada, insersi tali pusat sentralis.
g. Melakukan masase fundus uteri selama 15
detik, kontraksi uterus baik.
5 18 Mei 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu merasa lega karena plasenta telah lahir. (Widya
12.20 2. Data Objektif Ananda
Keadaan umum baik, kesadaran compos
WITA Putri)
mentis, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi
di BPM “S”
uterus baik, kandung kemih tidak penuh,
laserasi grade I, jumlah perdarahan ± 100 cc
dan tidak ada perdarahan aktif.
3. Analisis
Diagnosis : P2002 P.Spt.B + partus kala IV +
laserasi grade I
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan suami, ibu dan suami menerima
b. Melakukan informed consent secara lisan
pemasangan IUD pasca plasenta, ibu
bersedia
c. Melakukan pemasangan IUD pasca
plasenta, IUD pasca plasenta sudah
terinsersi di fundus
d. Melakukan penjahitan luka perinium
(heacting) dengan teknik penjahitan satu-
satu, robekan terpaut dengan baik dan
tidak ada perdarahan aktif
e. Membersihkan ibu, mendekontaminasi
alat dan merapikan lingkungan, ibu
61
1 2 3 4
merasa nyaman, alat telah
didekontaminasi dan lingkungan bersih
dan rapi
f. Mengajarkan ibu dan suami menilai
kontraksi uterus dan melakukan masase
fundus uteri, ibu dan suami dapat
melakukannya
g. Melakukan pemantauan kala IV dengan
memantau tekanan darah, nadi, TFU,
kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada satu jam pertama,
dan setiap 30 menit pada jam kedua,
mengukur suhu setiap satu jam, hasil
terlampir dalam partograf
h. Memantau kemajuan IMD, dalam 20
menit pertama bayi diam dan sesekali
matanya terbuka lebar melihat ke muka
ibu, setelah 30 menit bayi mencium dan
menjilat tangan, mengeluarkan air liur,
dan setelah 1 jam bayi sudah berhasil
mencapai puting susu ibu.
i. Memfasilitasi ibu memenuhi kebutuhan
nutrisi dan eliminasi, ibu makan roti dan
air putih
6 18 Mei 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu mengatakan mules pada perut sudah (Widya
14.20 berkurang, ibu merasa bahagia dapat Ananda
WITA menjalani persalinan dengan lancar dan Putri
di BPM bahagia atas kehadiran bayinya. Ibu sudah
“S” makan nasi dan minum air putih ± 200 cc, ibu
belum BAK, dan sudah mobilisasi miring kiri
dan miring kanan. Ibu belum mengetahui
tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas,
perawatan BBL, dan tanda-tanda bahaya
BBL.
2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos
62
1 2 3 4
mentis, TD 120/80 mmHg, N 80 kali/menit, S
36,60 C, R 20 kali/menit, wajah tidak pucat,
konjungtiva merah muda, mukosa bibir
lembab, kolostrum keluar lancar, TFU 2 jari
dibawah pusat dengan kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, perdarahan tidak
aktif, pengeluaran lochea rubra, tidak ada
oedema pada ekstrimitas.
3. Analisis
Diagnosis : P2002 P.Spt.B 2 jam postpartum
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan suami, ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
b. Membimbing ibu untuk memeriksa
kontraksi uterus dan cara melakukan
masase fundus uteri, mobilisasi dini
berupa miring kiri dan miring kanan, ASI
on demand, teknik menyusui posisi tidur
dan cara menyendawakan bayi, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya
c. Memfasilitasi pemberian suplemen
penambah darah 1x200 mg (XX),
Amoxicilin 3x500 mg (XX), asam
mefenamat 3x500 mg (XX), vitonal ASI
3x1 (XX), dan vitamin A 1x200.000 IU
sebanyak dua tablet serta memberitahu
cara minumnya, ibu bersedia
mengkonsumsi sesuai informasi yang
diberikan
d. Memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas,
ibu dan bayi rooming in.
Sumber : Data primer penulis saat melakukan pemeriksaan dan data sekunder dari
dokumnetasi Buku KIA
63
3. Perkembangan Masa Nifas Ibu “IW”
Pada tanggal 19 Mei 2016 merupakan satu hari postpartum ibu “IW”.
Permeriksaan yang dikaji yaitu trias nifas meliputi proses involusi, laktasi, dan
kunjungan nifas pertama (KF 1), kunjungan nifas kedua (KF 2), dan kunjungan
nifas ketiga (KF 3). Berikut catatan perkembangan masa nifas ibu “IW” :
Tabel 4.
Perkembangan Masa Nifas Ibu “IW”
Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 2 3 4
1 18 Mei 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
2016 pukul Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya (Widya
18.20 2. Data Objektif Ananda Putri
Keadaan umum baik, kesadaran compos
WITA
mentis, TD 110/70 mmHg, N 78 kali/menit, S
di BPM
36,70 C, R 20 kali/menit, kontraksi uterus ibu
“S”
baik, TFU 2 jari di bawah pusat, puting susu
tidak ada lecet, ASI keluar lancar, kontraksi
utreus baik, luka jaritan terawat, tidak ada
perdarahan aktif, pengeluaran lochea rubra,
kandung kemih tidak penuh, ibu sudah BAK.
3. Analisis
Diagnosis : P2002 P.Spt.B 6 jam postpartum
Masalah :
a. Ibu belum mengetahui tanda bahaya masa
nifas
b. Ibu belum mengetahui perawatan BBL
c. Ibu belum mengetahui tanda bahaya BBL
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
64
1 2 3 4
ibu dan suami, ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
b. Memberikan KIE tentang :
1) tanda bahaya masa nifas meliputi sakit
perut yang hebat, perdarahan terus
menerus, nyeri hebat pada perut, ibu dan
suami dapat memahami dan bersedia
waspada dan segera memanggil bidan bila
menemukan tanda bahaya tersebut
2) perawatan BBL meliputi menjaga
kehangatan, menyusui on demand,
menjaga kebersihan tali pusat, dan
kebersihan bayi, ibu dan suami mengerti
dan menerima
3) tanda bahaya BBL meliputi hipotermi,
ikterus, febris, ibu dan suami dapat
memahami dan bersedia waspada dan
segera memanggil bidan bila menemukan
tanda bahaya tersebut.
c. Memfasilitasi ibu menyusui, ibu menyusui
dengan posisi duduk dengan posisi
menyusui yang benar dan bayi dapat
menyusu efektif.
2 KF 1 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
19 Mei Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan sudah (Widya
2016 pukul BAB satu kali terhitung setelah melahirkan, Ananda Putri)
65
1 2 3 4
37,10 C, R 20 kali/menit, wajah tidak pucat,
konjungtiva merah muda, mukosa bibir
lembab, ASI keluar lancar, tidak ada puting
lecet, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih tidak penuh,
perdarahan tidak aktif, pengeluaran lochea
rubra, jaritan perinium terpaut utuh, tidak ada
oedema pada ekstremitas.
3. Analisis
Diagnosis : P2002 P.Spt.B 1 hari postpartum
Masalah : ibu kurang istirahat tidur
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima hasil pemeriksaan
b. Memberikan KIE mengenai :
1) kebutuhan istirahat, ibu dan suami
memahami pentingnya memenuhi
kebutuhan istirahat untuk mempercepat
pemulihan, dan ibu bersedia mengikuti
pola tidur bayi
2) personal hygiene dan merawat jaritan
perinium, ibu dapat mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
c. Membimbing ibu teknik senam nifas hari
pertama hingga hari ketiga. Ibu dapat
melakukan teknik senam nifas hari
pertama dengan benar dan bersedia untuk
melakukan teknik senam nifas hingga hari
ketiga
d. Menginformasikan bahwa ibu dan bayi
sudah boleh pulang, ibu dan suami
menerima dan bersedia melengkapi
administrasi serta menyiapkan barang
yang akan dibawa pulang
e. Menyepakati kunjungan ulang dua hari
lagi pada tanggal 21 Mei 2016 di BPM
66
1 2 3 4
“S” untuk kontrol nifas, neonatus, dan
imunisasi BCG dan polio 1 atau sewaktu-
waktu bila ibu atau bayi mengalami
keluhan atau tanda bahaya, ibu dan suami
bersedia datang.
3 KF 2 1. Data Subjektif (Widya
25 Mei Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ananda Putri)
2016 pukul 2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos
17.30
mentis, TD 120/70 mmHg, S 37,10 C, R 18
WITA di
kali/menit, N 80 kali/menit, payudara bersih,
rumah ibu
bentuk tetap simetris, tidak ada lecet, ASI
“IW”
keluar lancar, tidak ada payudara bengkak,
TFU pertengahan pusat simfisis, tidak ada
nyeri tekan, pengeluaran lokia serosa, dan
pada perineum tidak ada oedema, tidak ada
tanda infeksi, serta ekstrimitas tidak ada
oedema.
3. Analisis
Diagnosis : P2002 P.Spt.B tujuh hari
postpartum
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu
dan suami menerima hasil pemeriksaan
b. Membimbing ibu untuk melakukan teknik
senam nifas hari ketujuh sampai hari
kesepuluh. Ibu dapat melakukan senam
nifas hari ketujuh dengan baik, serta
bersedia untuk melanjutkan senam nifas
sampai hari kesepuluh
c. Memberikan KIE mengenai pentingnya
melakukan senam nifas secara teratur,
pemenuhan istirahat dan pemenuhan
nutrisi masa nifas, dan tanda bahaya nifas.
Ibu dan suami mengerti dan bersedia
melakukannya
67
1 2 3 4
d. Memberikan ibu dukungan untuk tetap
menyusui bayinya secara on demand pada
kedua payudara, ibu mengerti dan paham.
4 KF 3 1. Data Subjektif (Widya
29 Mei Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ananda Putri)
2016 pukul 2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos
17.00
mentis, TD 110/80 mmHg, S 36,50 C, R 20
WITA di
kali/menit, N 80 kali/menit, payudara bersih,
rumah ibu
bentuk tetap simetris, tidak ada lecet, ASI
“IW”
keluar lancar, tidak ada payudara bengkak,
TFU tidak teraba, tidak ada pengeluaran lokia,
kandung kemih tidak penuh, tidak ada oedema
pada ekstremitas.
3. Analisis
Diagnosis : P2002 P.Spt.B 42 hari postpartum
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu
dan suami menerima hasil pemeriksaan
b. Mengingatkan ibu untuk tetap
memberikan ASI saja pada bayinya secara
on demand sampai bayi berumur 6 bulan,
ibu mengerti dan paham.
Sumber : Data primer penulis saat melakukan pemeriksaan dan data sekunder
dari dokumnetasi Buku KIA
4. Perkembangan Bayi Baru Lahir (BBL) Ibu “IW” sampai Neonatus Umur
28 Hari
Pada tanggal 18 Mei 2016 pukul 13.08 WITA dilakukan penilaian satu jam
pertama pada bayi, seperti diberikan salep mata, injeksi vitamin K, imunisasi
Hepatitis B 0. Lalu setelah 6 jam dilakukan pemeriksaan fisik lengkap pada bayi.
68
1), kunjungan neonatus kedua (KN 2), dan kunjungan neonatus ketiga (KN 3).
Berikut catatan perkembangan pada BBL sampai bayi umur 28 hari ibu “IW” :
Tabel 5
Perkembangan Bayi Baru Lahir (BBL) Ibu “IW” sampai Bayi Umur 28 Hari
Tanggal,
TTD dan
No. Jam, Catatan Perkembangan
Nama
Tempat
1 2 3 4
1 18 Mei 2016 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
pukul 13.08 Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya. (Widya
WITA Ibu menatap ke arah bayi, memberikan Ananda
di BPM “S” sentuhan, dan mengajak bayi bicara pada saat Putri)
IMD. Evaluasi IMD dalam 20 menit pertama
bayi diam dan sesekali matanya terbuka lebar
melihat ke muka ibu, setelah 45 menit bayi
mencium dan menjilat tangan, mengeluarkan
air liur, dan setelah 1 jam bayi sudah berhasil
mencapai puting susu ibu. Bayi belum BAB
dan BAK.
2. Data Objektif
Keadaan umum bayi baik, tangis kuat, gerak
aktif, kulit kemerahan, HR 140 kali/menit, R
50 kali/menit, S 37,2 0 C, BB 3100 gram, tidak
ada perdarahan tali pusat.
3. Analisis
Diagnosis : Bayi ibu “IW” lahir Spt. B umur
satu jam neonatus aterm vigorous baby dalam
masa adaptasi.
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan suami, ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
b. Memberikan informed consent bahwa bayi
69
1 2 3 4
akan diberikan salep mata, injeksi vitamin
K, imunisasi Hepatitis B 0, ibu dan suami
memahami
c. Memberikan salep mata antibiotika
oxytetrasiklin 1% pada kedua mata bayi,
tidak ada reaksi alergi
d. Memberikan injeksi vitamin K 1 mg per
IM di paha kiri 1/3 bagian atas
anterolateral, tidak ada reaksi alergi
e. Memberikan imunisasi Hepatitis B 0,5 cc
per IM pada paha kanan bagian 1/3 atas
anterolateral, tidak ada reaksi alergi setelah
pemberian
f. Melakukan perawatan tali pusat, tali pusat
bersih dan kering terbungkus kasa steril
g. Menjaga kehangatan dengan memakaikan
pakaian dan memberikan bayi di dekat ibu,
bayi terjaga kehangatannya.
2 18 Mei 2016 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
pukul 18.08 Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada (Widya
WITA bayinya. Bayi sudah BAB satu kali Ananda
di BPM “S” konsistensi lembek warna kehitaman, BAK Putri)
dua kali warna kuning jernih. Bayi diberikan
ASI dan bayi tidak ada muntah.
2. Data Objektif
Bayi tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan,
turgor kulit baik, panjang badan (PB) 51 cm,
lingkar kepala (LK) 32 cm, lingkar dada (LD)
33 cm, heart rate (HR) 145 kali/menit, R 44
kali/menit, suhu 370 C. Pemeriksaan fisik
meliputi pemeriksaan kepala yaitu bentuk
simetris, ubun-ubun datar, sutura terpisah,
tidak ada cepal hematoma, dan tidak ada
caput suksedanium. Wajah bentuk simetris,
tidak pucat, tidak oedema. Kedua mata
simetris, konjungtiva merah muda, sclera
70
1 2 3 4
putih, bola mata simetris, reflek glabella
positif, tidak ada tanda-tanda infeksi. Hidung
bentuk simetris, lubang hidung ada dua, tidak
ada pengeluaran, dan tidak ada kelainan.
Mukosa bibir lembab, palatum ada, reflek
rooting positif, reflek sucking positif, dan
reflek swallowing positif. pemeriksaan dada
yaitu bentuk simetris, puting susu datar, tidak
ada benjolan pada payudara, tidak ada
kelainan. Abdomen tidak ada kelainan, tidak
ada distensi, tidak ada perdarahan tali pusat,
dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Punggung
bayi simetris, tidak ada kelainan. Pemeriksaan
genetalia pada jenis kelamin laki-laki skrotum
dua, lubang penis ada, tidak ada kelainan.
Pemeriksaan anus yaitu terdapat lubang anus
dan tidak ada kelainan. Ekstremitas atas
berwarna kemerahan, bentuk simetris, jumlah
jari masing-masing lima pada kedua tangan,
gerak aktif, tidak ada kelainan, reflek graps
positif. ekstremitas bawah warna kemerahan,
bentuk simetris, jumlah jari masing-masing
lima pada kedua kaki, gerak aktif, tidak ada
kelainan, reflek babynski positif.
3. Analisis
Diagnosis : Bayi ibu “IW” lahir Spt. B umur
enam jam neonatus aterm vigorous baby
dalam masa adaptasi.
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu
dan suami menerima hasil pemeriksaan
b. Memfasilitasi ibu menyusui bayi, ibu dapat
71
1 2 3 4
menyusui dalam posisi duduk dengan
teknik yang benar dan bayi dapat menyusu
dengan efektif
c. Mencegah bayi muntah dengan
membimbing ibu menyendawakan bayi
setelah selesai menyusu, bayi tidak ada
muntah.
3 KN 1 1. Data Subjektif (Bidan “S”)
19 Mei 2016 Ibu mengatakan bayinya tidak mengalami (Widya
pukul 16.00 keluhan. Bayi sudah BAB dan BAK. Ibu dan Ananda
WITA bayi sudah boleh pulang. Putri)
di BPM “S” 2. Data Objektif
Bayi tangis kuat, gerak aktif, kulit kemerahan,
HR 148 kali/menit, R 45 kali/menit, S 37,0 C,
mata bersih, sklera putih, tidak ada napas
cuping hidung, mukosa bibir lembab, tidak
ada retraksi otot dada, perut tidak distensi,
tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat
bersih dan kering.
3. Analisis
Diagnosis : Bayi ibu “IW” lahir Spt. B umur
satu hari neonatus aterm vigorous baby dalam
masa adaptasi.
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu
dan suami menerima hasil pemeriksaan
b. Memberikan KIE tentang kebutuhan
istirahat, ibu dan suami memahami
pentingnya memenuhi kebutuhan istirahat
untuk mempercepat pemulihan, dan ibu
bersedia mengikuti pola tidur bayi
c. Menginformasikan bahwa ibu dan bayi
sudah boleh pulang, ibu dan suami
menerima dan bersedia melengkapi
administrasi serta menyiapkan barang yang
akan dibawa pulang
72
1 2 3 4
d. Menyepakati kunjungan ulang dua hari
lagi pada tanggal 21 Mei 2016 di BPM “S”
untuk kontrol nifas, neonatus, dan
imunisasi BCG dan polio 1 atau sewaktu-
waktu bila ibu atau bayi mengalami
keluhan atau tanda bahaya, ibu dan suami
bersedia.
4 KN 2 1. Data Subjektif (Widya
25 Mei 2016 Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada Ananda
pukul 17.30 bayinya. Bayi hanya diberikan ASI secara on Putri)
WITA demand.
73
1 2 3 4
R 40 kali/menit, S 36,70 C, mata bersih, sklera
putih, tidak ada napas cuping hidung, mukosa
bibir lembab, tidak ada retraksi otot dada,
perut tidak distensi, tali pusat telah lepas
3. Analisis
Diagnosis : Bayi ibu “IW” lahir Spt. B umur
28 hari neonatus sehat
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu
dan suami menerima hasil pemeriksaan
b. Memberikan KIE pada ibu menjaga
kebersihan bayi dengan cara mencuci
pakaian bayi menggunakan deterjen tanpa
pengharum, tetap menjaga sirkulasi udara
agar tidak panas, jadwal imunisasi, ASI on
demand, ibu mengerti dan paham.
Sumber : Data primer penulis saat melakukan pemeriksaan dan data sekunder
dari dokumnetasi Buku KIA
B. Pembahasan
a. Kondisi Ibu
jadwal. Setiap kali kunjungan ibu “IW” mendapatkan pelayanan antenatal yang
timbang berat badan dan ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, nilai
status gizi (ukur lingkar lengan atas), pemeriksaan tinggi fundus uteri, tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus
dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat
bezi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),
74
tata laksana kasus, temu wicara (konseling), termasuk Program Perencanaan
(Kemenkes RI, 2010). Pengukuran tinggi badan dan LILA dilakukan pada saat
pemeriksaan fisik lengkap (head to toe) untuk mendeteksi adanya kelainan atau
kali di dr. SpOG. Di Bidan “S” pada kehamilan trimester I ibu melakukan
III sebanyak 5 kali. Asuhan pada ibu hamil secara komprehensif diberikan
sebanyak 4 kali, yaitu 1 kali pada trimrster I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali
pada trimester III (Kemenkes RI, 2010). Pada kunjungan kehamilan ibu sudah
sebanyak 4 kali.
mengkaji peningkatan berat badan normal pada masa kehamilan adalah dengan
menggunakan Body Mass Index (BMI). BMI didapatkan dari membagi berat
badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter) pangkat dua.
Pemeriksaan tinggi badan didapatkan 150 cm dan berat badan sebelum hamil
yaitu 47 kg. Hasil dari penghitungan BMI yaitu 20,88. Menurut Bobak (2005)
rentan peningkatan berat badan total untuk wanita hamil normalnya yaitu BMI
75
19,8-26, serta peningkatan berat badan sebesar 11,5 – 16 kg. Peningkatan berat
badan ibu kurang 0,5 kg, untuk menjadi 11,5 kg. Hal ini disebabkan
kemungkinan karena nutrisi yang dimakan ibu selama kehamilan kurang. Selama
kehamilan ibu tidak mengkonsumsi susu ibu hamil dikarenakan ibu merasa mual
2016. Hasil pengukuran tinggi bada ibu “IW” adalah 150 cm. Pengukuran tinggi
badan pada ibu hamil dilaksanakan hanya satu kali pada kunjungan antenatal yang
pertama. Tujuan pengukuran tinggi badan pada ibu hamil yaitu untuk mendeteksi
faktor resiko yang mungkin terjadi. Faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
dijumpai pada ibu yang pendek, rongga panggulnya sempit (Mandriwati, 2011).
Tinggi minimal pada ibu hamil yaitu 145 cm, apabila tinggi badan ibu hamil
kurang dari 145 cm dapat membahayakan pada saat persalinan. Tinggi badan ibu
yaitu 150 cm, tinggi badan ibu “IW” sudah melebihi standar minimal.
pertama kehamilan. Hasil pengukuran LILA ibu “IW” yaitu 25 cm. LILA
digunakan sebagai indikator untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran lingkar
lengan yang normal yaitu 23,5 cm. Bila ditemukan pengukuran kurang dari 23,5
cm berarti status gizi ibu kurang. Dari hasil pengukuran tersebut ibu “IW”
Pada pemeriksaan terakhir ibu pada tanggal 18 Mei 2016 pada usia
pita ukur yaitu 31 cm. Pemantauan pertumbuhan janin dapat dilakukan dengan
76
cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan pita ukur. Pengukuran tinggi
fundus uteri dengan teknik McDonald adalah cara mengukur tinggi fundus uteri
menggunakan alat ukur panjang mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai dengan
fundus uteri atau sebaliknya. TFU dicatat dalam sentimeter (cm) dari umur
kehamilan 22 minggu sampai dengan 35 minggu, yang harus sama dengan umur
pengukuran berbeda 1-2 cm, masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih kecil
sedangkan bila deviasi lebih besar 2 cm, kemungkinan terjadi bayi kembar,
ibu “IW” berbeda 8 cm dari usia kehamilan. Hasil ini kemungkinan dapat
ditemukan adanya peningkatan yang optimal, namun keadaan ini belum bisa
ditegakkan secar pasti karena ditemukan pada saat umur kehamilan mendekati
aterm dimana kemungkinan kepala janin sudah memasuki pintu atas panggul dan
menghitung taksiran berat janin yang dikombinasi dengan teori Johnson dan
Tausack. Cara perhitungannya adalah jika bagian terendah janin sudah masuk ke
(Mandriwati, 2011). Maka didapatkan taksiran berat janin pada tanggal 21 April
2016 yaitu 2.790 gram, 29 April 2016 adalah 2.790 gram, dan tanggal 8 Mei 2016
adalah 2.945 gram. Taksiran berat badan janin ibu “IW”pada tanggal 18 Mei 2016
77
adalah 3100 gram. Berat badan janin masih dapat dikatakan normal pada akhir
masa kehamilan.
permenit. Pemeriksaan auskultasi pada ibu hamil adalah periksa dengar pada
serta untuk menentukan area terdengarnya denyut jantung janin yang paling keras
kandungan. Di samping itu, melalui pemeriksaan ini dapat diketahui apakah janin
jantung janin normal antara 120-160 kali per menit. Berdasarkan hasil DJJ ibu
tergolong normal.
sudah TT5, hal ini didapatkan dari ibu lahir tahun 1992. Skrining TT yang
dimaksud adalah pada bangku Sekolah Dasar (SD) sudah mendapatkan imunisasi
TT sebanyak tiga kali (T3), satu kali pada saat kehamilan yang pertama (T4), dan
1 kali pada saat kehamilan ini (T5). Menurut Mandriwati (2011), tujuan imunisasi
TT adalah memberi kekebalan terhadap penyakit tetanus terhadap ibu dan janin
yang dikandungnya, sehingga pada saat dilahirkan ibu dan bayi terhindar dari
penyakit tetanus. Jika dikaitkan dengan teori, status TT ibu “IW” lengkap.
golongan darah B, reduksi urin negatif, protein urin negatif, PPIA non reaktif,
78
sifilis negatif. Menurut WHO kadar hemoglobin antara 8-11 gram% tergolong
membutuhkan zat besi yang lebih banyak karena zat besi dikeluarkan bersamaan
dengan kalori. Asuhan yang diberikan penulis dengan didampingi bidan “S” yaitu
memberikan KIE mengenai nutrisi dan pola istirahat serta memberikan tablet zat
besi yang telah sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yaitu standar enam.
tujuan menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindak
pada umur kehamilan 33 minggu 4 hari yaitu pada tanggal 7 April 2016. Hasil
pemeriksaan kadar hemoglobin ibu yaitu 11,4 gram%. Hal ini menunjukkan kadar
sehingga tidur ibu terganggu pada malam hari. Kondisi yang dialami ibu sesuai
dengan pendapat Varney (2006) yang menyatakan bahwa kondisi yang susah
tidur diakibatkan dari kondisi yang lebih sering buang air kecil karena penurunan
kepala yang sudah mulai memasuki pintu atas panggul (PAP). Ketidaknyamanan
ini merupakan hal fisiologis yang bisa dialami oleh setiap ibu hamil, oleh karena
itu penulis dan didampingi bidan “S” memberikan KIE bahwa keadaan ini adalah
hal yang fisiologis dan meminta ibu untuk mengosongkan kandung kemih saat
ada dorongan ingin kencing. Selain itu pemilihan jenis minuman juga akan
berpengaruh. Hindari minuman kafein, serta perbanyak minum di siang hari tanpa
79
2. Perkembangan Proses Persalinan Ibu “IW”
Tanggal 18 Mei 2016 ibu memasuki proses persalinan pada usia kehamilan
di BPM “S”. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pegeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 sampai 42 minggu) lahir spontan dengan
presentasi belakang, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi
P yaitu power, passage, passanger, psikologis ibu, dan posisi ibu. Tenaga ibu
(power) juga mempengaruhi proses persalinan. Waktu antara awal suatu kontraksi
Kontraksi ibu meningkat secara teratur hingga menjelang persalinan. Dilihat dari
awal kontraksi 2 kali dalam 10 menit durasi 30 detik dan terus meningkat
kontraksi ibu minum teh manis untuk pemenuhan kebutuhan cairan sehingga ibu
terhindar dari dehidrasi dalam persalinan. Cara meneran yang efektif juga
persalinan terdapat dorongan ingin mengedan. Jalan lahir (passage) yaitu panggul
ibu normal, hal tersebut dapat dilihat dari pemeriksaan dalam dan riwayat ibu
melahirkan anak pertama secara normal. Passanger yang meliputi janin dan
80
kepala dengan bagian terbawah janin sudah masuk PAP. Pada pemeriksaan USG
didapatkan insersi plasenta di fundus uteri. Faktor psikologis ibu yaitu ibu sudah
pernah melahirkan anak pertamanya secara normal, ibu sudah menyiapkan P4K,
serta semua keluarga dan suami sangat mendukung ibu dalam proses persalinan.
Hal ini dapat dilihat dari suami ibu yang selalu mendampingi pada saat proses
persalinan dan orang tua suami maupun orang tua ibu “IW” hadir dan memberi
semangat dan dukungan kepada ibu “IW”. Pada saat menjelang persalinan ibu
memilih posisi setengah duduk di bantu oleh suami, ibu merasa nyaman dengan
Ibu datang ke BPM “S” pukul 07.25 wita dengan keluhan sakit perut hilang
timbul sejak pukul 02.00 WITA dan tidak ada keluar lendir bercampur darah,
tidak ada keluar air ketuban, dan gerakan janin dirasakan aktif. Menurut JNPK-
KR (2008), kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus teratur dan
cm).
Pada tanggal 18 Mei 2016 pukul 07.25 WITA ibu datang di dampingi suami
ke BPM “S”. Hasil pemeriksaan dalam yang dilakukan bidan “S” adalah vulva
penurunan sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis
(Hodge II), tidak teraba bagian kecil dan tali pusat, kesan panggul normal. Hasil
fase laten. Menurut JNPK-KR (2008), Fase laten berlangsung pada pembukaan
81
Pemantauan pada kala I fase laten yaitu dengan cara pencatatan pada lembar
dan pemeriksaan selaput ketuban setiap 4 jam atau melakukan pemeriksaan dalam
dan bila ada indikasi. Pemantauan kemajuan persalinan yang dilakukan adalah
pembukaan dan penurunan yang dilakukan setiap 4 jam. Hasil tersebut terlampir
Kala I yang dihitung dari ibu datang hingga ada tanda dan gejala kala II
persalinan dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten berlangsung pada pembukaan
kurang dari 4 cm dan berlangsung sekitar 8 jam dan fase aktif berlangsung pada
jam. Berdasarkan asuhan persalinan kala I yang diberikan sesuai dengan standar 9
yakni bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian
2006).
Pada pukul 11.58 WITA ibu mengatakan sakit perut ingin mengedan seperti
BAB. Hasil pemeriksaan yaitu his empat kali dalam 10 menit durasi 45 detik, dan
DJJ 140 kali/menit teratur. Pemeriksaan inspeksi tampak tekanan pada anus,
perinium menonjol, dan vulva membuka, serta dilakukan pemeriksaan dalam dan
82
pembukaan lengkap. Menurut JNPK-KR (2008) menyatakan perhitungan
persalinan berlangsung selama 120 menit dan 60 menit pada multigravida (JNPK-
KR, 2008). Cara meneran yang efektif dan posisi melahirkan setengah duduk
persalinan.
Bayi ibu “IW” lahir normal presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
39 minggu 3 hari segera menangis, kulit kemerahan, gerak aktif, jenis kelamin
laki-laki. Asuhan yang diberikan yaitu melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Evaluasi setelah 1 jam dilakukan IMD, bayi sudah berhasil mencapai puting susu
ibu. IMD adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Bayi
diletakkan di dada ibu dan bayi secara mandiri mencari puting untuk segera
menyusu. Jangka waktunya adalah segera setelah bayi lahir. Jaga kehangatan bayi
dengan menutup kepala bayi menggunakan topi dan memberikan bayi selimut.
oksitosin dan prolaktin yang memberikan keuntungan bagi ibu dan bayi. Hormon
ovulasi. Keuntungan IMD bagi bayi adalah mendapatkan kolostrum secara segera
sehingga bayi mendapatkan kekebalan pasif, selain itu membantu bayi melatih
koordinasi kemampuan isap, telan, dan nafas. Kontak kulit yang terjadi selama
83
Persalinan kala III berlangsung selama 12 menit, plasenta lahir lengkap
pukul 12.20 WITA tidak ada klasifikasi. Kala III persalinan sering disebut juga
kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit
(JNPK-KR, 2008). Asuhan yang diberikan yaitu manajemen aktif kala III,
menyuntikkan oksitosin 10 unit IM pada sepertiga bagian atas paha bagian luar
untuk merangsang uterus berkontraksi dalam satu menit pertama setelah bayi
lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT), dan masase fundus uteri
persalinan kala III yaitu bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III
ini untuk membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara
persalinan kala III. Setelah bayi lahir bidan memeriksa fundus untuk memastikan
kehamilan ganda, jika tidak ada lakukan manajemen aktif kala III untuk
belum lepas setelah 15 menit, ulangi suntik oksitosin dosis kedua, periksa
kandung kemih dan kosongkan, lakukan lagi penatalaksanaan aktif kala III selama
pemasangan IUD pasca plasenta. Setelah 10 menit plasenta lahir Bidan “S”
melakukan pemasangan IUD pasca plasenta. IUD pasca plasenta sudah terinsersi
84
di fundus. Setelah dilakukan pemeriksaan ibu mengalami robekan perinium
laseasi grade I, yaitu pada mukosa vagina. Laserasi dapat terjadi karena gagalnya
asuhan yang diberikan pada saat keluarnya janin. Penatalaksanaan yang diberikan
TFU, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada satu jam
pertama, dan setiap 30 menit pada jam kedua, mengukur suhu setiap satu jam.
Hasil pemeriksaan masih dalam batas normal, hasil pemantauan kala IV terlampir.
Masa nifas berawal sejak dua jam setelah plasenta lahir sampai dengan 42
hari postpartum. Pada masa ini ibu memerlukan perhatian dan perawatan khusus
pemberian ASI eksklusif, nutrisi ibu dan pelayanan kontrasepsi (Saifuddin, 2012).
dalam masa nifas yaitu pada satu hari postpartum (KF 1), tujuh hari postpartum
Pada enam jam postpartum penurunan tinggi fundus uteri (TFU) didapatkan
dua jari di bawah pusat, saat tujuh hari postpartum TFU mengalami penurunan
sembilan postpartum TFU tidak teraba di atas simpisis dan 42 hari postpartum
TFU sudah tidak teraba. Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasesnta
85
keluar akibat kontraksi otot-otot uterus. Pada akhir tahap persalinan, uterus berada
sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari ke-6 masa nifas fundus normal akan berada
dipertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak teraba pada hari
ke-9 masa nifas (Bobak, 2005). Proses involusi tergolong berlangsung normal.
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Perubahan lochea
ibu “IW” pada enam jam postpartum dan hari pertama postpartum mengeluarkan
berupa lochea serosa, dan pada kunjungan 42 hari postpartum sudah tidak ada
pengeluaran dari genetalia. Lochea terdiri dari empat tahapan yaitu lochea rubra /
merah ini muncul pada hari pertama sampai hari keempat postpartum. Lochea
dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum. Lochea serosa berwarna kuning
muncul pada hari ke-7 sampai hari ke-14 postpartum. Lochea alba/ putih
mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai dengan 6
Proses laktasi hari pertama postpartum kolostrum keluar sedikit pada kedua
payudara, pada hari ketiga pengeluaran ASI mulai lancar. Pada hari kedua atau
ketiga kadar estrogen dan progesteron turun drastis sehingga pengaruh prolaktin
lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Menyusukan lebih
86
dini menyebabkan terjadi rangsangan pada puting susu, yang merangsang
pengeluaran hormon prolaktin oleh hipofisis anterior yang memacu alveoli untuk
berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveoli dan dinding
periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir pada tubuhnya, ibu masih pasif dan
taking hold terjadi pada hari ke-3 sampai ke-10 setelah melahirkan. Pada periode
ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung dan
bayinya sehingga tumbuh rasa percaya diri. Perubahan psikologi yang terakhir
yaitu letting go, terjadi setelah ibu di rumah berlangsung 10 hari setelah
melahirkan. Pada periode ini, ibu sudah menerima tanggung jawab akan peran
Satu hari postpartum (KF 1) ibu masih berada di BPM “S”. Ibu mengatakan
tidak ada keluhan dan sudah BAB satu kali terhitung setelah melahirkan. Penulis
payudara, pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar
dari vagina, memeriksa jaritan perinium dan memeriksa KB IUD pasca plasenta.
87
vitamin A 1 x 200.000 IU, dan mengkonsumsi vitamin A 1 x 200.000 IU kembali
24 jam pasca pemberian vitamin A yang pertama dan suplemen penambah darah
infeksi akibat perlukaan jalan lahir. Asuhan yang diberikan yaitu membimbing ibu
melakukan senam nifas hari pertama dan memberikan KIE tentang tanda bahaya
masa nifas meliputi sakit perut yang hebat, perdarahan terus menerus, nyeri hebat
menjaga kebersihan tali pusat, dan kebersihan bayi, tanda bahaya BBL meliputi
(KF 1), diberikan pada enam jam sampai tiga hari setelah persalinan. Asuhan yang
suhu), pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari
vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif enam bulan, pemberian
kapsul vitamin A dua kali (satu kapsul segera setelah melahirkan dan satu kapsul
setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama), minum tablet tambah darah
vital dalam batas normal, penurunan TFU, dan pengeluaran lochea selama masa
dimana ibu berencana memberikan ASI eksklusif dan menyusui anaknya hingga
umur dua tahun. Asuhan yang diberikan yaitu membimbing senam nifas hari ke-7
sampai dengan hari ke-10 dan memberikan KIE mengenai pentingnya melakukan
senam nifas secara teratur, pemenuhan istirahat dan pemenuhan nutrisi masa nifas,
88
dan tanda bahaya nifas, serta memberikan ibu dukungan untuk tetap menyusui
mengatakan KF 2 diberikan pada hari ke-4 sampai hari ke-28 setelah persalinan.
nadi, pernapasan, suhu), pemantuan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan
yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif enam
bulan, minum tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan KB pasca persalinan.
Kunjungan nifas yang ketiga (KF 3) dilakukan pada saat 42 hari postpartum.
Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Asuhan yang diberikan sama dengan
tidak teraba, tidak ada pengeluaran lochea, payudara bersih tidak ada lecet, ASI
keluar lancar. Penulis mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI saja pada
(2012) mengatakan kunjungan nifas lengkap (KF 3), pelayanan yang dilakukan
4. Perkembangan Bayi Baru Lahir (BBL) Ibu “IW” sampai Neonatus Umur
28 Hari
Bayi ibu “IW” lahir normal presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
39 minggu 3 hari segera menangis, kulit kemerahan, gerak aktif, jenis kelamin
laki-laki. Asuhan yang diberikan yaitu melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Evaluasi setelah 1 jam dilakukan IMD, bayi sudah berhasil mencapai puting susu
ibu. IMD adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Bayi
diletakan di dada ibu dan bayi secara mandiri mencari puting untuk segera
menyusu. Jangka waktunya adalah segera setelah bayi lahir. Jaga kehangatan bayi
89
dengan menutup kepala bayi menggunakan topi dan memberikan bayi selimut.
oksitosin dan prolaktin yang memberikan keuntungan bagi ibu dan bayi. Hormon
ovulasi. Keuntungan IMD bagi bayi adalah mendapatkan kolostrum secara segera
sehingga bayi mendapatkan kekebalan pasif, selain itu membantu bayi melatih
koordinasi kemampuan isap, telan, dan nafas. Kontak kulit yang terjadi selama
Tatalaksana bayi baru lahir meliputi asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam,
yaitu asuhan bayi baru lahir normal dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama, asuhan bayi baru lahir
khusus dan pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami. Selanjutnya
asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari, yaitu pemeriksaan neonatus
dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada saat diperiksa
Lahir, 2010).
Bayi Ibu “IW” lahir normal dengan presentasi belakang kepala pada umur
kehamilan 39 minggu tiga hari dengan berat badan lahir 3100 gram. Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
90
dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram (JNPK-KR, 2008).
Asuhan pada bayi setelah dilakukan IMD yaitu pemberian salep mata
persalinan dan memberikan injeksi vitamin K dosis 1 mg per IM pada paha kiri
memberikan imunisasi Hepatitis B 0,5 cc per IM pada paha kanan bagian 1/3
bayi. Tidak terdapat reaksi alergi pada bayi setelah dilakukan tindakan
asuhan bayi baru lahir yaitu pencegahan infeksi, penilaian segera setelah lahir,
Tanggal 19 Mei 2016 ibu “IW” diperbolehkan pulang karena ibu dan bayi
dalam keadaan fisiologis. Pada saat pagi hari penulis di dampingi oleh bidan “S”
cara memandikan yang benar, mengajarkan ibu untuk melakukan pijat bayi
sebelum bayi dimandikan, serta mengajarkan ibu untuk merawat tali pusat.
Memberikan KIE mengenai perawatan bayi baru lahir (BBL), tanda bahaya BBL
serta meyusui secara on demand. Ibu juga diberikan KIE mngenai imunisasi
untuk bayinya pada hari sabtu tanggal 21 Mei 2016 untuk imunisasi BCG dan
91
polio 1. Imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah tuberkulosis dan imunisasi
Pada saat bayi berumur 8 hari, tali pusat bayi pupus. Hal ini tergolong
fisiologis karena tali pusat dirawat dengan baik. Tali pusat tidak diberikan apa-
apa, dan apabila tali pusat basah ibu selalu mengeringkannya terlebih dahulu
peningakatan berat badan bayi sejak lahir hingga umur 28 hari adalah 1.000 gram.
Peningkatan berat badan minimal bayi selama satu bulan pada bulan pertama
dalam buku KIA adalah 800 gram dan tidak dibawah atau diatas garis hijau
(JNPK-KR, 2008).
Asuhan yang telah diberikan penulis pada bayi Ibu “IW” diantaranya, telah
dilakukan saat bayi berumur 7 hari dan KN 3 dilakukan pada saat bayi berumur 28
hari. Tujuan asuhan yang diberikan adalah untuk mencegah, mendeteksi dini, dan
92
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
asuhan kebidanan pada ibu “IW” Umur 23 Tahun Multigravida dari Kehamilan
Trimester III Sampai dengan Masa Nifas dan Neonatus Umur 28 sebagai berikut:
laktasi, lochea dan proses adaptasi psikologis ibu sampai 42 hari postpartum
berjalan fisiologis.
dilahirkan meliputi adaptasi fisiologis dan keberhasilan proses IMD berhasil dan
berjalan fisiologis.
B. Saran
1. Petugas Kesehatan
93
2. Penulis Selanjutnya
agar data yang didapatkan lebih akurat dan asuhan yang diberikan sesuai dengan
dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang bayi baru lahir serta
keluarga ibu dapat memberikan dukungan psikologis terhadap ibu agar mampu
ibu.
94
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014.
(online).http://www.baliprov.go.id/files/subdomain/diskes/Info%20Jibang/P
rofil%20Kesehatan/Profil%20Kesehatan%202014.pdf (2 Februari 2016)
Kemenkes RI. 2010. Panduan Pelayanan kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis
Perlindungan Anak. Jakarta: Direktorat Kesehatan Anak Khusus.
______. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Bapak dan Ibu yang terhormat, saya dari Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar Jurusan kebidanan akan melakukan pembinaan kasus dengan judul
”ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “IW” UMUR 23 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III SAMPAI
DENGAN MASA NIFAS DAN NEONATUS UMUR 28 HARI”.
Pembinaan kasus ini bertujuan untuk mengetahui hasil asuhan kebidanan sesuai
dengan standar pada ibu “IW” dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas dan
neonatus umur 28 hari.
Partisipasi bapak dan ibu bersifat sukarela tanpa ada paksaan dan bila tidak
berkenan dapat menolak atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa
sanksi apapun. Saya akan menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi yang
diberikan.
Apabila bapak dan ibu membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai pembinaan
kasus ini, dapat dihubungi :