Professional Documents
Culture Documents
Analisis Spasial Sebaran Ipal Rs Di Wilayah Kota Kendari Berdasarkan Efektivitas Pengelolaannya Desy Rahmawati, M. Tufaila Hemon, Nani Yuniar
Analisis Spasial Sebaran Ipal Rs Di Wilayah Kota Kendari Berdasarkan Efektivitas Pengelolaannya Desy Rahmawati, M. Tufaila Hemon, Nani Yuniar
1 │April 2019
ABSTRACT
This study aims to determine the quality of hospital wastewater that has gone through processing, to
know the effectiveness of Hospital Wastewater Treatment Plants in Kendari City, to know the distribution of
Hospital Wastewater Treatment Plants based on the quality of their wastewater and develop management
strategies. This type of research is qualitative descriptive with a survey approach. In this study, samples
were taken in the inlet pipe section and the hospital wastewater treatment plant with BOD 5, COD and Total
Coliform test parameters. The results showed that based on the COD and BOD 5 parameters of 8 (eight)
hospitals that have only 1 (one) hospital wastewater treatment plant whose test results exceeded the quality
standard based on KepmenLH no.05 of 2014. Total Coliform parameters were 8 (eight ) hospitals that have
a Waste Water Treatment Plant have 2 (two) hospitals whose test results exceed the quality standards based
on KepmenLH no.05 of 2014. Effectiveness of hospital wastewater treatment plants based on BOD5 test
parameters which have effectiveness between > 67-100% there are 6 (six) hospitals, the effectiveness
between > 34 - 67% there is 1 (one) hospital and the effectiveness between 0 - 34% there is 1 ( one) hospital.
Effectiveness based on COD parameters, effectiveness between > 67-100% there are 5 (five) hospitals,
effectiveness between > 34 - 67% there is 1 (one) hospital and effectiveness between 0 - 34% there are 2
(two) hospitals. Effectiveness based on total coliform parameters, effectiveness between > 67-100% there
are 3 (three) hospitals, effectiveness between > 34-67% there are 3 (three) hospitals and effectiveness
between 0 - 34% there are 2 (two) hospitals. 2 (two) hospitals cannot evaluate their effectiveness because
IPAL is not functioning / not functioning. Strategies that need to be carried out include management
strategies, technical strategies and monitoring strategies
Keywords: Spatial Analysis, Management Effectiveness of Hospital Waste Water Treatment Plants
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit di wilayah Kota Kendari,
yang memiliki tujuan untuk mengetahui kualitas limbah cair di bagian inlet dan outlet dari IPAL rumah sakit
tersebut, ditinjau dari penurunan parameter uji, efektivitasnya dan penyusunan strategi pengelolaannya.
Metode pada penelitian ini adalah dengan mengambil sampel limbah cair di bagian inlet dan outlet pada
IPAL tersebut, kemudian sampel tersebut dilakukan analisa di laboratorium dengan parameter kunci yang
sudah ditetapkan, seperti BOD5, COD, dan total koliform. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium,
terhadap kualitas IPAL di 8 (delapan) rumah sakit di wilayah Kendari diperoleh hasil pada parameter uji
COD dan BOD5 yang memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan KepmenLH no.05 tahun
2014 terdapat 7 (tujuh) rumah sakit dan 1 (satu) rumah sakit melewati baku mutu yang telah ditetapkan.
Sedangkan parameter total coliform ada 2 (dua) yang belum memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
Efektivitas IPAL rata rata untuk penurunan kadar COD sebesar 84%, BOD 5 sebesar 91% dan Total Coli
sebesar 41%. Hasil FGD dengan pihak RS diperoleh permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya
tenaga sanitarian, tidak adanya SPO dan anggaran untuk pemeliharaan IPAL RS. Sehingga dapat disusun
strategi pengelolaan dengan strategi manajemen, strategi teknis dan strategi monitoring. Kesimpulan yang
diperoleh masih ada RS yang kualitas air limbah yang keluar ke badan air melebihi nilai baku mutu hal ini
dikarenakan kurangnya kontrol dan pengawasan pada pengolahan IPAL. Kurangnya dukungan manajemen
1
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
berupa penyiapan peraturan atau kebijakan, SPO dan anggaran. Kurangnya tenaga sanitasi dan rendahnya
kesadaran pihak RS dalam upaya sanitasi limbah cair RS. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk lebih
mengoptimalkan kinerja dan pengawasan terhadap IPAL dalam menurunkan beban pencemar yang
dihasilkan.
Kata kunci : IPAL RS di wilayah Kota Kendari,Kualitas Limbah Cair, Efektivitas IPAL
Salah satu lingkungan yang memiliki Hasil pengamatan awal secara langsung
potensi cukup besar untuk tercemar oleh unsur- yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret
unsur yang dapat menimbulkan dampak terhadap 2018 pada 3 (tiga) rumah sakit yang berada
kesehatan masyarakat adalah lingkungan rumah diwilayah Kota Kendari yaitu rumah sakit tipe B,
sakit. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan rumah sakit tipe C dan rumah sakit tipe D. Pada
kesehatan kepada masyarakat secara langsung rumah sakit tipe B peneliti menemukan bahwa
akan menghasilkan limbah. Salah satu limbah pengolahan limbah cair yang dilakukan telah
rumah sakit yang memiliki dampak potensial memiliki pengolahan yang lengkap mulai dari
adalah limbah cair. Limbah cair yang berasal dari primary treatment plant sampai dengan tertiary
rumah sakit mengandung senyawa organik dan treatment plant selain itu pula dilengkapi dengan
anorganik yang cukup tinggi, senyawa kimia, kolam indikator. Untuk rumah sakit tipe C
mikroorganisme pathogen yang dapat peneliti menemukan bahwa Instalasi Pengolahan
menyebabkan penyakit terhadap kesehatan air Limbah sudah tersedia hanya saja tidak
masyarakat. Oleh sebab itu, pengolahan terhadap berfungsi secara maksimal hal ini ditandai dengan
air limbah sangat penting untuk dilakukan agar tidak adanya sirkulasi air buangan dan tidak
lingkungan sebagai penerima limbah cair yang adanya kolam indikator. Untuk rumah sakit tipe D
dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan peneliti menemukan Instalasi Pengolahan Air
tidak mengakibatkan penurunan kualitas Limbah masih menggunakan pengolahan secara
lingkungan, serta tidak mengakibatkan dampak sederhana berupa bak septik dimana prosesnya
penyakit kepada masyarakat sekitarnya. belum lengkap dan tidak terlihat sirkulasi air
buangan.
Pentingnya Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) bagi sebuah rumah sakit dapat Kandungan limbah B3 dari limbah
dilihat dari regulasi atau peraturan yang ada, rumah sakit merupakan pollutant toksin
diantaranya adalah Undang-undang 32 tahun (beracun), patogen (berbahaya), dan bersifat
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan infeksius (menular), serta apabila masuk kedalam
Lingkungan Hidup pasal 20 yang menyatakan lingkungan, maka lama kelamaan akan
bahwa setiap orang diperbolehkan untuk terbioakumulasi dalam rantai makanan, sehingga
membuang limbah ke media lingkungan hidup akan mencemari lingkungan sekitar, baik itu bagi
dengan persyaratan memenuhi baku mutu tumbuhan, hewan dan termasuk manusia. Hal
lingkungan hidup, PP No.82/2001 tentang tersebut tentu saja mengakibatkan lingkungan
pengelolaan kualitas air dan pengendalian tersebut akan rusak, kualitas baku mutu
pencemaran air, UU 44 tahun 2009 tentang lingkungan juga menurun, dan terjadinya
kerusakan sumber daya alam serta dapat
membahayakan lingkungan juga kesehatan
2
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
masyarakat sekitar dari rumah sakit tersebut. pengolahan air limbah Rumah Sakit di Wilayah
Kurangnya penanganan air limbah rumah sakit Kota Kendari ditinjau dari penurunan BOD5,
yang berasal dari hasil aktifitas rumah sakit COD, dan Total koliform, sebaran IPAL RS
tersebut serta lemahnya manajemen rumah sakit berdasarkan efektivitasnya dan strategi
dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan pengelolaan IPAL RS.
kualitas lingkungan dan penyebaran penyakit di
masyarakat atau terjadinya infeksi nosokomial. METODE PENELITIAN
3
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
penelitian ini : sampel limbah cair rumah sakit di Di Kecamatan Mandonga terdapat 3
bagian inlet, dan outlet. (tiga) rumah sakit. Kecamatan Baruga terdapat 3 (
tiga ) rumah sakit. Kecamatan Poasia terdapat 1 (
Cara Kerja satu ) rumah sakit. Kecamatan Kambu terdapat 1
Pada penelitian ini, sampel yang diambil ( satu ) rumah sakit. Kecamatan Kendari Barat
adalah limbah cair pada bagian inlet dan outlet terdapat 2 ( dua ) rumah sakit. Kecamatan
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah Cair di Puuwatu terdapat 1 ( satu ) rumah sakit.
rumah sakit masing masing sebanyak 500 ml Kecamatan Kadia terdapat 1 ( satu ) rumah sakit.
untuk pemeriksaan BOD5 dan COD dan 500 ml Data hasil penelitian terdiri dari data
untuk pemeriksaan MPN Coli, sampel diambil sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu
satu kali dengan menggunakan botol sampling. data yang diperoleh dari laporan tahunan Dinas
Botol sampling tersebut kemudian diberi Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara dan Data
tanda, kemudian dikirim ke laboratorium untuk BPS Kota Kendari 2017. Sedangkan data primer
dianalisis, sesuai dengan parameter yang telah diperoleh dari hasil pemeriksaan Laboratorium
distandartkan, berdasarkan KepmenLH No.05 UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. parameter uji.
Data hasil penelitian terdiri dari data
Pengumpulan dan Analisis Data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu
Laporan hasil uji dari laboratorium data yang diperoleh dari laporan tahunan Dinas
untuk masing – masing parameter kunci, Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara dan Data
kemudian ditabulasi, lalu data – data tersebut BPS Kota Kendari 2017. Sedangkan data primer
diolah dengan menggunakan program MS. diperoleh dari hasil pemeriksaan Laboratorium
Excell, dan untuk analisis data sebagai berikut: UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Daerah
Analisis data outlet akan dianalisis berdasarkan Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan
regulasi Pemerintah Indonesia yakni KepmenLH parameter uji.
No.05 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Proses pengolahan limbah cair di Instalasi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Dan dilihat Pengolahan Air Limbah (IPAL) rumah sakit di
penurunannya antara data inlet dan data outlet wilayah Kota Kendari bervariasi,dengan metode
untuk mengetahui efektivitasnya menggunakan biofilter anaerob, biofilter anaerob-aerob dan
rumus berikut (Soeparman dan Suparmin, 2001) proses sedimentasi dengan menggunakan bak
: septik.
Efektivitas IPAL Data yang diperoleh diolah secara
kualitatif dan disajikan dalam bentuk tabel.
= (parameter INLET – parameter OUTLET) x 100%
Variabel yang telah diteliti adalah kadar BOD5,
(parameter INLET) COD dan total Coliform yang berasal dari inlet
dan outlet IPAL rumah sakit yang ada di wilayah
Penyusunan strategi berdasarkan hasil Kota Kendari.
focus group discussion (FGD) dianalisis dengan Rumah Sakit “A” memiliki jumlah tempat
menggunakan diagram fishbone. tidur sebanyak 210 Tempat Tidur dengan
menggunakan sumber air bersih berasal dari
Sumur Bor. Data yang didapatkan dari Rumah
Sakit “A” diketahui bahwa belum mempunyai
HASIL DAN PEMBAHASAN sarana instalasi pengolahan limbah sehingga
Rumah sakit merupakan fasilitas peneliti hanya mengambil sampel air pada pipa
pelayanan kesehatan rujukan untuk masyarakat di out let yang langsung dibuang ke lingkungan.
Kota Kendari yang berjumlah sebanyak 12 (dua Rumah Sakit “B” memiliki jumlah
belas) rumah sakit yang tersebar di beberapa tempat tidur sebanyak 75 Tempat Tidur. dengan
Kecamatan di wilayah Kota Kendari. Dari 12 ( menggunakan sumber air bersih berasal dari
dua belas ) rumah sakit yang diteliti, 2 ( dua ) sumur bor. Berdasarkan hasil penelitian
rumah sakit tidak bersedia diteliti.
4
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
didapatkan bahwa Rumah Sakit “B” telah kolam indikator yang akan di buang ke
mempunyai sarana pembuangan air limbah, akan lingkungan.
tetapi instalasi perpipaan yang menyambung ke Rumah Sakit “G” memiliki jumlah
Instalasi pengolahan tersebut tidaklah berfungsi. tempat tidur sebanyak 42 tempat tidur. Sumber air
Rumah Sakit “C” memiliki jumlah bersih yang digunakan berasal dari perusahaan
tempat tidur sebanyak 66 tempat tidur. Sumber air daerah air minum dan sumur bor. Berdasarkan
bersih berasal dari perusahaan daerah air minum hasil penelitian diketahui bahwa Rumah Sakit
dan sistem perpipaan air pegunungan. “G” mempunyai sarana instalasi pengolahan air
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa limbah secara sederhana hanya berupa bak
Rumah Sakit “C” telah mempunyai sarana ekualisasi/ penampung dengan satu bak, sehingga
instalasi pengolahan air limbah secara sederhana peneliti mengambil sampel dari air limbah pada
dengan menggunakan proses biofilter anaerob- bak pertama masuknya air limbah dan pada pipa
aerob, peneliti mengambil sampel dari air limbah out let setelah melalui bak tersebut yang akan ke
pada bak pertama masuknya air limbah dan pada lingkungan.
pipa out let setelah melalui bak pengolahan Rumah Sakit “H” memiliki jumlah
limbah yang akan di buang ke lingkungan. tempat tidur sebanyak 53 tempat tidur. Air bersih
Rumah Sakit “D” memiliki jumlah yang digunakan bersumber dari sumur bor.
tempat tidur sebanyak 70 Tempat Tidur. Sumber Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
air bersih yang digunakan dari perusahaan daerah Rumah Sakit “H” telah mempunyai sarana
air minum dan sumur bor. Berdasarkan hasil instalasi pengolahan air limbah secara sederhana
penelitian diketahui bahwa Rumah Sakit “D” dengan menggunakan proses biofilter an-aerob,
telah mempunyai sarana instalasi pengolahan air peneliti mengambil sampel dari air limbah pada
limbah secara sederhana dengan menggunakan bak pertama masuknya air limbah dan pada pipa
proses biofilter an-aerob. Peneliti mengambil out let setelah melalui bak pengolahan limbah
sampel dari air limbah pada bak pertama yang akan di buang ke lingkungan.
masuknya air limbah dan pada pipa out let setelah Rumah Sakit “I” memiliki jumlah
melalui bak pengolahan limbah yang akan di tempat tidur sebanyak 85 tempat tidur. Sumber air
buang ke lingkungan. bersih yang digunakan berasal dari perusahaan
Rumah Sakit “E” memiliki jumlah daerah air minum dan sumur bor. Berdasarkan
tempat tidur sebanyak 37 tempat tidur yang hasil penelitian diketahui bahwa Rumah Sakit “I”
menggunakan sumber air bersih dari sumur bor telah mempunyai sarana instalasi pengolahan air
dan PDAM. Berdasarkan hasil penelitian limbah dengan menggunakan proses biofilter
diketahui bahwa Rumah Sakit “E” telah anaerob – aerob, peneliti mengambil sampel dari
mempunyai sarana instalasi pengolahan air air limbah pada bak pertama masuknya air limbah
limbah dengan menggunakan proses biofilter an- dan pada pipa outlet setelah melalui bak
aerob, peneliti mengambil sampel dari air limbah pengolahan limbah yang akan di buang ke
pada bak pertama masuknya air limbah dan pada lingkungan.
pipa out let setelah melalui bak pengolahan Rumah Sakit “J” memiliki jumlah
limbah yang akan di buang ke lingkungan. tempat tidur sebanyak 45 tempat tidur. Sumber air
Rumah Sakit “F” memiliki jumlah bersih yang digunakan berasal dari Perusahaan
tempat tidur sebanyak 457 tempat tidur. Sumber Daerah Air Minum dan Sumur Bor. Berdasarkan
air bersih yang digunakan berasal dari Perusahaan hasil penelitian diketahui bahwa Rumah Sakit “J”
Daerah Air Minum dan Sumur Bor. Berdasarkan telah mempunyai sarana instalasi pengolahan air
hasil penelitian diketahui bahwa rumah sakit “F” limbah secara sederhana dengan menggunakan
telah mempunyai sarana instalasi pengolahan air proses biofilter anaerob, peneliti mengambil
limbah dengan menggunakan proses biofilter sampel dari air limbah pada bak pertama
anaerob aerob, sehingga peneliti mengambil masuknya air limbah dan pada pipa out let setelah
sampel dari air limbah pada bak pit kontrol melalui bak pengolahan limbah yang akan di
sebelum masuk ke bak ekualisasi dan pada pipa buang ke lingkungan.
out let setelah melalui bak pengolahan limbah dan
5
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
Sumber : Laporan Hasil Uji Kimia Lingkungan Balai Laboratorium Kesehatan Prov. Sultra 2018
6
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
Gambar 1. Peta Sebaran Efektifitas IPAL RS Berdasarkan Parameter BOD 5 di Wilayah Kota Kendari
7
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
Gambar 3. Peta Sebaran Efektifitas IPAL RS Berdasarkan Parameter COD di Wilayah Kota Kendari
Gambar 4. Peta Sebaran Tingkat Efektifitas Pengelolaan IPAL RS di Wilayah Kota Kendari
8
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
Parameter COD yang telah pemeriksaan kualitas air limbah pada hasil
memenuhi syarat baku mutu ada 7 (tujuh) pembuangan dari kegiatan Rumah Sakit yang
rumah sakit. 1 (satu) rumah sakit tidak dibuang ke saluran perkotaan. Adapun
memenuhi syarat baku mutu. Parameter BOD5 parameter yang diukur adalah BOD5, COD
yang telah memenuhi syarat baku mutu ada 7 dan MPN Coli, yang dilakukan di
(tujuh) rumah sakit. 1 (satu) rumah sakit tidak Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi
memenuhi baku mutu.Parameter total coliform Sulawesi Tenggara.
yang tidak memenuhi baku mutu ada 2 (dua)
rumah sakit. Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD atau kebutuhan biokimia akan
Efektivitas IPAL RS berdasarkan oksigen adalah banyaknya oksigen yang
parameter COD yaitu RS “C” 95%, RS “D” dibutuhkan untk menguraikan zat-zat organic
89%, RS “E”, 28%, RS “F” 36%, RS “G” dalam keadaan aerobik secara sempurna.
82%, RS “H” 94%, RS “I” 62% dan RS “J” Dalam menguraikan zat-zat organik tersebut
95%. Efektivitas IPAL RS berdasarkan dibutuhkan bantuan mikroorganisme dan juga
parameter BOD5 yaitu RS “C” 98%, RS “D” oksigen yang cukup pada waktu tertentu.
94%, RS “E” 19%, RS “F” 67%, RS “G” Semakin sulit zat-zat organik yang berada
92%, RS “H” 98%, RS “I” 74% dan RS “J” dalam air limbah untuk diuraikan maka
98%. Efektivitas IPAL RS berdasarkan kebutuhan akan oksigen akan semakin tinggi
parameter total coliform yaitu RS”C” 41%, yang berarti oksigen di dalam air limbah
RS”D” 67%, RS “E” 44%, RS “F” 99%,RS semakin berkurang, sehingga BOD dalam air
“G” 28%, RS “H” 74%, RS “I” 24% dan RS limbah menjadi tinggi (Daud,2005).
“J” 85%. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
terhadap kadar Biological Oxygen Demand
PEMBAHASAN (BOD) dengan menggunakan metode BOD
Rumah sakit merupakan fasilitas Meter pada titik inlet di peroleh kandungan
pelayanan kesehatan rujukan untuk BOD air limbah di Rumah Sakit diperoleh
masyarakat di Kota Kendari yang berjumlah rata-rata 296,3 mg/l pada inlet dan pada outlet
sebanyak 12 (dua belas) rumah sakit yang diperoleh 26,07 mg/l. Berdasarkan pada
tersebar di beberapa Kecamatan di wilayah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 05
Kota Kendari. Dari 12 ( dua belas ) rumah tahun 2014 bagi limbah cair kegiatan rumah
sakit yang diteliti, 2 ( dua ) rumah sakit tidak sakit dikatakan memenuhi syarat jika
bersedia diteliti. kandungan BOD5 tidak lebih dari 50 mg/l.
Di Kecamatan Mandonga terdapat 3 Sedangkan kandungan BOD5 yang diperoleh
(tiga) rumah sakit. Kecamatan Baruga terdapat selama penelitian tidak semua yang melebihi
3 (tiga) rumah sakit. Kecamatan Poasia syarat dari Keputusan Menteri Lingkungan
terdapat 1 (satu) rumah sakit. Kecamatan Hidup No. 05 tahun 2014 yaitu ≤50 mg/l.
Kambu terdapat 1 (satu) rumah sakit. Hanya terdapat 1 (satu) rumah sakit yang tidak
Kecamatan Kendari Barat terdapat 2 (dua) memenuhi syarat, ini dikarenakan kurang
rumah sakit. Kecamatan Puuwatu terdapat 1 dikontrolnya kebersihan inlet dan outlet
(satu ) rumah sakit. Kecamatan Kadia terdapat sebagai bak penampung akhir dalam
1 (satu) rumah sakit. RS tipe B sebanyak 2 menurunkan kandungan BOD5 hingga
(dua) RS, RS tipe C sebanyak 5 (lima) RS, RS mencapai titik normal atau memenuhi syarat
tipe D sebanyak 4 (empat) RS dan non tipe yaitu 50 mg/l. Selain itu adanya perbaikan
sebanyak 1 (satu) RS. pada IPAL yang dimiliki rumah sakit juga
Berdasarkan hasil survei diketahui mengakibatkan tidak maksimalnya proses
bahwa Rumah Sakit di wilayah Kota Kendari penurunan kandungan bahan prncemar dalam
memiliki beberapa saluran pembuangan air air limbah.
limbah untuk mengalirkan limbah cair ke
IPAL sebelum dibuang kesaluran perkotaan. Berdasarkan perhitungan efektivitas
Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan terhadap IPAL RS untuk parameter BOD5
9
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
12
ISSN: 2502 – 4205 Jurnal Perencanaan Wilayah │Vol. 4 │ No. 1 │April 2019
yang merupakan satu kesatuan yang saling monitoring rutin ini dapat menjaga agar sistem
mempengaruhi. tetap berjalan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
15