Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

"PERILAKU KONSUMSI TREND PAKAIAN DI KALANGAN MAHASISWI

(Studi Pada Mahasiswi Sosiologi Fisip UNRI)"

Oleh:
Muazzinnur
Email : Azzinnuh_ayid@yahoo.co.id
Pembimbing : Yoskar Kadarisman

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau

Kampus bina widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT

This Study was aimed to investigate the characteristic of female students who prefer to
consume fashion clothing trend that influenced by electronic advertising media and how much it
costs in a year. The population of this study were students of academic year 2012/2013. While
the sample of this research is the sociology students. Research sampling is done using simple
random sampling technique in determining the number of respondents. Data collection
techniques directly gained through deployment questionnaire as much as 40 questionnaires and
non-participant observation, which is not reach to the level of meanings. Meanings are the values
behind the behavior that looks to be spoken and written. The data obtained were then analyzed
descriptively. Then the obtained data were analyzed descriptively.
The results of this study indicated that the behavior patterns of fashion clothing trend
consumption are influenced by television ads with the percentage of 32.5%, while the cost of
spending on clothing trend with the percentage of 50.0%, respondents by ages of 20 to 21 with
55.0%, residential boarding students with the percentage of 77.5%.

Keywords: Consumption Behavior, Trend Clothing, Expenditures, Electronic Media


Advertising.

PENDAHULUAN terlepas adanya arus modernisasi yang


Penelitian ini bertujuan untuk masuk ke Indonesia. Kecanggihan teknologi
mengetahui karakteristik mahasiswi yang dan ilmu pengetahuan dan sederet
suka berbelanja dalam mengkonsumsi trend keunggulan produk-produk modern ternyata
pakaian yang dipengaruhi oleh media iklan tidak seratus persen memberi dampak positif
elektronik serta sebarapa besar biaya yang bagi masyarakat. Saat ini banyak menjamur
dikeluarkan dalam setahun. Di era modern pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan
yang serba canggih ini secara langsung atau berbagai menu fashion, fashion merupakan
tidak langsung telah mengubah perilaku ranah konsumsi dimana konsumerisme
masyarakat ke arah hidup praktis yang tampak paling ekspresif sebagai sebuah cara
mengagungkan keinstanan. Hal ini tidak hidup. Fashion juga merupakan kajian

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 1


fenomena sosiologi ekonomi dalam dipengaruhi salah satunya oleh kualitas dan
konsumsi. citra (image) dari apa yang ingin
Perilaku konsumsi kegiatan dikonsumsi. Untuk memenuhi pola
mengurangi atau menghabiskan nilai guna konsumsi yang “gedongan” misalnya, pada
barang dan jasa. Kecenderungan saat sekarang, orang yang tinggal di wilayah
mengkonsumsi di sebut dengan pola perkotaan sedang menghadapi banjir iklan
kosumsi 1. memandang selera sebagai “agar tubuh h Semua orang perlu
senjata dalam berkompetisi. Kompetisi mengkonsumsi pangan, sandang dan papan
tersebut berlangsung antara pribadi, antara untuk bisa hidup. Oleh sebab itu dia perlu
seseorang dengan orang lain. Jika dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat tradisional, keperkasaan tersebut. Pilihan seseorang terhadap suatu
seseorang sangat dihargai; sedangkan dalam pekerjaan dipengaruhi salah satunya oleh
masyarakat modern, penghargaan diletakkan kualitas dan citra (image) dari apa yang
atas dasar selera dengan mengkonsumsi ingin dikonsumsi. Untuk memenuhi pola
sesuatu yang merupakan refleksi dari konsumsi yang “gedongan” misalnya, pada
pemilikan. Konsumsi dapat dilihat sebagai saat sekarang, orang yang tinggal di wilayah
pembentukan identitas. Barang-barang perkotaan sedang menghadapi banjir iklan
simbolis dapat juga dipandang sebagai “agar tubuh harum beli Rexona”, dan
sumber dengan mana orang seterusnya. arum beli Rexona”, dan
mengkonstruksikan identitas dan hubungan- seterusnya.3. Ada pun dari penelitian yang
hubungan dengan orang lain yang terdahulu dari menyimpulkan bahwa
menempati dunia simbolis yang sama. ego sebanyak 8 orang responden dengan jumlah
akan runtuh dan kehilangan dimensinya jika 53%, memperoleh informasi suatu barang
ia tidak dikelilingi oleh obyek eksternal atau jasa melalui iklan, baik itu iklan di
yang menjadi ekspresi dari koran, majalah, televisi atau pun radio.
kecenderungannya, kekuatannya dan cara Sedangkan 3 orang responden lainnya
individualnya karena mereka mematuhinya, dengan jumlah 20%, memperoleh informasi
atau dengan kata lain, meliknya. Sebagai barang dan jasa dari teman dan keluarga.
contoh, adanya kecenderungan para pejabat Sedangkan 4 orang responden lainnya
untuk meletakkan serangkaian ensiklopedia dengan jumlah 27%, memperoleh informasi
di baik dalam bahasa inggris seperti langsung ketika akan membeli suatu barang
Enyclopaedia Britannica maupun dalam dan jasa. Ini membuktikan bahwa pola
bahasa Indonesia seperti “Ensiklopedi di konsumsi terhadap barang dan jasa
Indonesia” pada lemari khusus di ruang dipengaruhi oleh iklan. Iklan merupakan
tamu atau di ruang kerja kantor. Tidak sesuatu yang tidak bisa dihindari di jaman
semua orang dapat membeli ensiklopedi global sekarang, yang menyediakan
tersebut karena harganya relatif mahal 2. informasi mengenai komoditas yang akan di
Semua orang perlu mengkonsumsi konsumsi oleh konsumen 4.
pangan, sandang dan papan untuk bisa Kegiatan menjual dalam kasus ini di
hidup. Oleh sebab itu dia perlu bekerja formulasikan dalam bentuk kerja yang
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pilihan
3
seseorang terhadap suatu pekerjaan Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Edisi Revisi
Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2009. Hlm.
12-13,137
1 4
http://www.slideshare.net/muthia28/konsumsi-dan- Rizki Kurniawan, 2007. Gaya hidup anggota DPRD
perilaku-konsumen Kota Pekanbaru (studi Kelompok status Di Kota
2
Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta; PT. Pekanbaru) Skripsi; Jurusan Sosiologi Fakultas ilmu
RajaGrafindo Persada, 1997. Hlm. 135-136-137 sosial dan ilmu Politik Universitas Riau Pekanbaru

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 2


mendapat upah, entah sebagai buruh kasar ditawarkan iklan. Bahkan dalam dimensi
maupun eksekutif bonafide. Pertama yang lain, menilai iklan sengaja
semakin tumbuh serta meluasnya menggunakan pesona seksualitas untuk
masyarakat konsumen yang kesadaran menanamkan kepentingannya sehingga
sehari-harinya hanya dipenuhi keinginan masyarakat pun akan dengan mudah
untuk berbelanja atau paling tidak melihat dirangsang untuk membeli barang maupun
barang-barang yang dijajal di etalase toko jasa. Pada hal kapankah pemuasan terhadap
maupun shopping mall. Inilah kegiatan yang nafsu seksualitas akan berhenti ?, tidak akan
disebut sebagai window-shopping. Yaitu, pernah! sebab, yang terjadi adalah
ketika tempat-tempat berbelanja di jadikan pemuasaan akan hasrat seksual tidak akan
acuan untuk melakukan rekreasi karena pernah lenyap sampai kapan pun. Jeda atau
dianggap sangat murah dan terjangkau berhenti sejenak berarti mengumpulkan
secara geografis. Namun untuk sekedar uang untuk kemudian berbelanja lagi
melihat-lihat dan melewati etalase perkotaan sampai, tidak diketahui pasti kapan akan
itu harus berdandan secara khusus dan tidak berhenti.5
boleh berpakaian sembarangan. Sehingga, Sebagai, “konsumsi yang tidak
mall dengan sendirinya bukanlah semata- mencolok” yaitu dimensi praktik yang
mata berfungsi sebagai ruang yang tampak biasa dan tidak menarik, namun
menyediakan barang-barang kebutuhan menimbulkan masalah besar pembuangan
untuk di konsumsi, melainkan juga telah dan perusakan sumber daya yang langka.
berubah fungsinya sebagai arena pertemuan Sebagai contoh, bensin untuk mobil, listrik
sosial. untuk kulkas dan air untuk mesin cuci
Melihat bahwa konsumsi terjadi pada merupakan pasokan energi lingkungan yang
individu-individu yang terdapat diwilayah membuat konsumsi menjadi mungkin. Juga
metropolitan, bahwa konsumsi terjadi pada perlu diketahui bahwa mobil, kulkas dan
kelompok kaya baru. Bahwa konsumsi yang mesin cuci sudah bukan lagi menjadi
terjadi pada leisure cless lebih diarahkan komoditas yang pasti ada dirumah-rumah.
untuk melakukan cospicuous consumption. Mengatakan konsumsi termotivasi
Hal ini berarti bahwa konsumsi bagi kelas oleh kebutuhan kelompok-kelompok sosial
ini bukanlah untuk mendapatkan nilai guna untuk mencapai status melalui bentuk
dari barang atau jasa, melainkan untuk perbedaan yang memperkuat posisi kelas.
menunjukan konsumsi itu sendiri, yaitu Rasa penilaian, berakar pada habitus, adalah
mendemonstrasikan status sosial mereka, penanda kelas sosial dan sangat terikat pada
tetapi dalam masyarakat, yang termasuk hierarki akses modal ekonomi, modal
dalam kelas proletar sekalipun dengan sadar budaya dan modal sosial. Sumber tersebut
memanfaatkan konsumsi untuk telah memunculkan sebuah literatur yang
mendefinisikan prestase sosialnya. luas pada konsumsi dan identitas pribadi.6
Konsumsi bukanlah aktifitas yang semata- Karena itu kebebasan sebagai
mata di monopoli kalang kaya, tetapi yang pemenuhan diri selalu dikaitkan dengan
melarat sekali pun dapat ikut berpertisipasi keberadaan dengan orang lain. Bergerak
didalamnya.
Menilai iklan sebagai industri
5
kesadaran atau industri pikiran, karena Triyono Lukmantoro, 2004 Ritual Hari Raya
mempunyai kemampuan untuk melatih dan Agama: Histeria Konsumsi Massa Dan Khotbah
Industri Budaya; Jurnal Ilmu Komunikasi, universitas
mengeksploitasi ke sadaran untuk terus dipenogoro, semarang.
membeli dari semua hal yang di jual dan 6
John Scott 2011. Sosiologi : The Key Concepts,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 3


bebas tetapi dapat juga kontras dengan Mengatakan bahwa perlu untuk
kebebasan sebagai ruang gerak dari pihak dicatat bahwa pakaian, seperti jenis tanda
lain. Paham ini dapatlah diterapkan pada lainnya, dapat dipakai untuk berbohong
paham kapitalisme dan sosialisme.7 mengenai siapa diri: penipu dan pelaku
Selanjutnya perspektif interaksi kriminal dapat mengenakan setelan tiga
simbolik dan diri memandang konsumen potong agar tanpak jujur; penjahat dapat
seperti hidup dalam lingkungan simbolik berpakaian seperti polisi agar calon korban
dan secara konstan menginterpretasikan percaya padanya, dan seterusnya.11
simbol-simbol disekitar mereka. Pada setiap Trend pakaian adalah cara dan gaya
anggota masyarakat dikembangkan arti yang melakukan dan membuat sesuatu yang
terpancar pada simbol yang ditampilkan. sering berubah-ubah serta diikuti oleh
Selanjutnya, dengan menghubungkan diri banyak orang atau ragam, bentuk, gaya yang
mereka dengan simbol-simbol tertentu, terbaru yang terjadi pada suatu waktu
orang dapat mengembarkan konsep diri tertentu serta diikuti oleh banyak orang.
mereka kepada orang lain.8 Masyarakat dapat berfungsi,
Misalnya dalam berbusana, apakah bergantung kepada adanya pola-pola
kita bisa menggunakan semua jenis dan kelakuan timbal-balik antara individu-
bentuk pakaian pada semua kesepatan. individu atau kelompok-kelompok. Posisi
Ketika ada kematian, kita menggunakan yang saling berhadapan di dalam pola-pola
busana yang tidak menyolok mata seperti kelakuan timbal-balik semacam itu secara
warna hitam atau putih misalnya, tetapi jelas teknis disebut “status”. Dan untuk
tidak warna menyala seperti warna merah meningkatkan kualitas status atau
atau kuning. Jika hendak pergi ke kampus, kedudukan dapat dilakukan dari Pembelian
kita tidak menggunakan pakaian renang fashion dan aksesoris seperti sepatu,
tetapi mengenakan busana biasa.9 kendaraan, tas, jam tangan dan mode pakai,
Menyimpulkan bahwa responden mode rambut yang trend, yang menunjukkan
pernah mengikuti tren dalam fashion penampilan melalui promosi di publik.12
(pakaian) atau berbusana yakni 85 orang Promosi juga menjadi jembatan
dengan jumlah 77, 3%, sedangkan yang dunia pribadi ke dunia sosial, dalam
tidak pernah mengikuti trend dalam Fashion kehidupan sehari-hari, promosi dilakukan
atau berbusana 25 orang dengan jumlah 22, dalam berbagai bentuk dan untuk berbagai
7%. Bahwa responden sangat tujuan, seperti dalam keluarga umpamanya,
memperhatikan cara mereka berpenampilan, ibu sering meminta anak perempuannya
alasan mereka ingin di perhatian dan tidak yang sudah dewasa untuk membuat
mau berpenampilan sembarangan disetiap minuman kepada tamu keluarga. Perilaku itu
kesempatan. Baik depan pablik atau di antara lain bertujuan untuk menunjukkan
pasta-pasta ulang tahun teman-temannya.10 kepada tamu kalau keluarga tersebut telah
memiliki anak gadis dewasa. Begitu pula
umpamanya memilih barang-barang pribadi
7
Save M. Dagun, 1992. Sosio-Ekonomi; Analisis
Kapitalisme dan sosialisme, Jakarta; PT RINEKA Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu sosial Dan Ilmu
CIPT. politik Universitas Riau Pekanbaru
8 11
John C. Mowen, M. Minor, 2002. Perilaku Marcel Danesi, 2012. Pesan, Tanda, Dan Makna:
Konsumen, Jakarta; Erlangga. Tesk Dasar Mengenai Semiotika Dan Teori
9
Damsar, 2009. Pengatar Sosiologi Ekonomi; Edisi Komunikasi, Yogyakarta: jalasutra.
12
Revisi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Munandar soelaeman, 2008. Ilmu Sosial Dasar:
10
Hari Harfando 2011. Gaya hidup Remaja: Studi Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung; PT Refika
pada Siswa SMA Negeri 9 Pekanbaru. Skripsi; Aditaman.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 4


seperti aksesoris, fashion, dan tempat hanya persoalan pada zaman kini, ketika
pekerjaan, yang lebih terdahulu telah mall dan pusat perbelanjaan menjamur.
dipertimbangkan bagaimana pilihan-pilihan Konsumsi merupakan perilaku primitif
itu berpengaruh terhadap promosi-promosi manusia. Bahkan, menurut Plato,
dirinya. Simbol kebendaan yang melekat terbentuknya masyarakat merupakan akibat
pada diri seseorang menjadi pertimbangan manusia tak mampu mencukupi
orang lain tentang pentingnya promosi diri kebutuhannya sendiri. Yang nampak
orang bersedia bekerja keras, mendapatkan berbeda adalah intensifikasi dan perluasan
uang untuk membeli simbol-simbol sosial jaringan pemasaran yang lebih kompleks.
tersebut.13 Munculnya pusat perbelanjaan dalam bentuk
Ranah mempengaruhi hasrat yang lebih “baru”, membuat konsumsi
cenderung dalam memenuhi bersifat fisikal. menjadi sebentuk candu14
Kondisi ini memunculkan matriks persepsi. Salah satunya media iklan yang
Matriks tersebut memfungsikan habitus konsep produknya masa kini ditampilkan
sebagai rujukan mengekspresikan hasrat dalam wadah humor, unik dan tidak logis
dalam selera. Sedangkan seorang profisional sebagai daya tarik terhadap aktor-aktor
maka kapital ekonomi yang relatif baik, seperti mahasiswi sebagai jalan
kondisi ini juga disebut ranah juga yang mengaktifkan hasrat berbelanja. Tampilan
memengaruhi hasrat mereka dalam abstrak iklan di alat-alat elektronik tentang barang
seperti kualitas dan citra dari mereka dalam ujud mode pakaian yang trend serta
konsumsi. Kondisi objektif ini dibatinkan alat-alat aksesoris trend lainnya yang dapat
melalui habitus sebagai hasrat yang ditonton dan dibaca untuk memberikan
diespresikan dalam selera. Banyak bentuk pemahaman terhadap suatu barang kepada
yang memunculkan selera untuk mahasiswi. Sehinggan mengeluarkan kata
mengkonsumsi suatu barang dan jasa dalam “aku ingin memiliki barang tersebut”, yang
aktifitas sosial untuk hidup. membentuk pola perilaku konsumsi yang
Produksi tentu tak lepas dari baru.
konsumsi, pasangannya. Sebab keduanya Untuk memenuhi pola perilaku
saling membutuhkan. Pada awal konsumsi yang baru itu dengan cara
perkembangan masyarakat, produksi adalah mengeluarkan biaya, dalam sekejap
upaya usaha memenuhi kebutuhan sendiri. mahasiswi berubah karakteristiknya, untuk
Namun, karena barang yang dihasilkan mengikuti pakaian modern dalam aktifitas
berlebih maka ditukarkan barang lain, untuk sosial mereka.
tujuan yang berbeda. Pertukaran barang ini
kemudian memunculkan pasar, dan barang PEMBAHASAN
tersebut berubah nilainya menjadi Perilaku pembelian sebenarnya bisa
komoditas. Karl Marx melihat hal tersebut juga di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya,
sebagai perubahan nilai guna (use value) sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan
menjadi nilai tukar (exchange value). faktor yang paling berpengaruh dan paling
Dari gambaran di atas kita melihat luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
bahwa, mengkonsumsi sebenarnya bukan 1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial
13
sangat penting bagi perilaku pembelian.
Burhan Bungin, 2008. Kostruksi Sosial Media
Massa; Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan
14
Televisi, Dan Keputusan Konsumen Serta Kritik
Terhadap Peter L. Beger & Thomas Luckman, http://bagiilmublogspot.blogspot.com/2012/04/sosiol
Jakarta; kencana Prenada Media Group. ogi-konsumsi_23.html

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 5


Budaya merupakan penentu keinginan dan kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak daerah geografis. Banyak sub kultur
yang sedang tumbuh mendapatkan membentuk segmen pasar yang penting dan
seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan para pemasar kerap kali merancang produk
perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga dan program pemasaran yang disesuaikan
penting lainnya. dengan kebutuhan mereka. Salah satu
Masing-masing budaya terdiri dari contohnya adalah pentingnya fengshui bagi
sejumlah sub-budaya yang lebih orang cina, khususnya mereka yang berasal
menampakkan identifikasi dan sosialisasi dari kalangan bisnis di Hongkong, Malaysia,
khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya dan Singapura. Mereka telah lama dikenal
mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, bergantung pada fengshui dalam pemilihan
kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub- kantornya, agar bisa memperoleh lama dan
budaya menjadi besar dan cukup makmur, keberuntungan serta kemakmuran. Para
perusahaan akan sering merancang program pembeli rumah dari etnis tionghoa ini
pemasaran yang cermat disana. menghindari nomor 4 karena lafal angka
>>Kultur empat mirip dengan kata “mati” sehingga
Kultur (kebudayaan) adalah mereka kerap kali menganggap konotasinya
determinan yang paling fundamental dari sama.
keinginan dan perilaku seseorang. Anak >>Kelas Sosial
memperoleh serangkaian nilai (values), Sebenarnya semua masyarakat
persepsi, preferensi, dan perilaku melalui manusia menunjukan stratifikasi sosial.
keluarganya dan institusi-institusi utama Stratifikasi kadang-kadang berupa sistem
lainnya. Seorang anak yang dibesarkan di kasta seperti di masyarakat India tradisional,
Asia mendapat nilai-nilai hubungan keluarga di mana anggota dari kasta yang berbeda
dan pribadi, kepatuhan, kepercayaan, respek dibesarkan untuk peraran-peranan tertentu
terhadap orang lain terutama yang lebih tua, dan tidak dapat mengubah keanggotaan
dan kesalehan. Contoh kasus : Sebuah kasta mereka. Yang lebih lanjut adalah
restoran cepat saji asal amerika serikat stratifikasi dalam bentuk kelas sosial. Kelas
(McDonald’s tm) di Singapura sosial udalah divisi atau .Kelompok yang
memanfaatkan kesempatan dalam relatij homogen dan tetap dalam sualu
karakteristik orang singapura yang “takut masyarakat, yang tersusun secara hirarkis
kalah” atau kisau dalam terminologi lokal. dan anggota-anggotnya memiliki nilai,
McDonalds meluncurkan Kisau Burger – minat, dan perilaku yang mirip. Para
sandwich ayam yang diasinkan. Mereka juga ilmuwan sosial mengidentifikasi tujuh kelas
menciptakan karakter Mr. Kisau McDonalds sosial di bawah ini :
yang akan memberitahukan kepada anda Kelas sosial merniliki beberapa
bahwa ada 42 biji wijen pada rotinya dan karakteristik. Pertama, orang-orang dalam
menghitungnya sehingga anda tidak akan masing-masing kelas social cenderung untuk
tertipu. Konsumen tertarik dengan burger berperilaku yang lebih mirip daripada orang
baru tersebut karena burger tersebut yang berasal dari dua kelas social yang
dihubungkan dengan karakter Mr.Kisau tadi. berbeda. Kedua, orang dipersepsikan
>>Sub Kultur mempunyai posisi yang lebih tinggi atau
Setiap kultur terdiri dari sub-sub lebih rendah menurut kelas social mereka,
kultur yang lebih kecil yang memberikan Ketiga, kelas sosial seseorang ditemukan
identitas dan sosialisasi yang lebih spesifik oleh sejumlah variabel, seperti pekerjaan,
bagi para anggotanya. Sub-kultur mencakup penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 6


orientasi nilai, dan bukan oleh salah satu Peran dan status sosial seseorang
variable) tunggal tertentu. Keempat, menunjukkan kedudukan orang itu setiap
individu-individu dapat pindah dari satu, kelompok sosial yang ia tempati. Peran
kelas sosial ke kelas sosial yang lain -naik meliputi kegiatan yang diharapkan akan
atau turun- selama hidup mereka. Tingkat dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
mobilitas ini bervariasi, tergantung pada peran menghasilkan status.
rigiditas atau kekakuan stratifikasi social Dalam faktor ini dibedakan menjadi
dalam masyarakat tertentu. Organisasi, Kelompok Rujukan, Keluarga,
Kelas-kelas sosial menunjukan dan Media
preferensi produk dan merek dalam bidang- >>Kelompok Acuan
bidang ter-tentu seperti pakaian, perabotan Banyak kelompok mempengaruhi
rumah, kegiatan pada waktu luang, dan perilaku seseorang. Kelompok acuan
kendaraan. Beberapa pemasar memfokuskan seseorang terdiri dari semua kelompok yang
usaha mereka pada satu kelas social. mempunyai pengaruh langsung (tatap muka)
Misalnya Shang Palace di Shangrila Hotel atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap
Singapura berfokus pada pelanggan kelas atsu perilaku Seseorang Kelompok-
atas, sedangkan kios makanan di pusat kelompok yang mempunyai pengarah
penjaja terbuka berfokus pada pelanggan langsung terhadap seseorang disebut
kelas menengah dan bawah. Kelas-kelas kelompok keanggotaan (membership
social berbeda dalam preferensi media groups). Ini merupakan kelompok di mana
mereka, di mana konsumen kelas atas orang tersebut ikut serta dan berinteraksi.
memilih media majalah dan buku sedangkan Sebagian merupakan kelompok primer,
konsumen kelas bawah memilih televisi. seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan
Bahkan dalam sebuah kategori media, kerja, yzng mana orang tersebut secara
seperti TV, konsumen kelas atas lebih terus-menerus berinteraksi dengan mereka.
menyukai siaran berita dan drama, kelompok primer cenderung bersifat
sedangkan konsumen kelas bawah informal. Seseorang juga termasuk dalam
lebih.menyukai Opera sabun dan acara kuis. kelompok sekunder, seperti kelompok
Terdapat juga perbedaan bahasa di antara religius, kelompok profesi, dan kelompok
kelas-Kelas social Para pemasang iklan asosiasi perdagangan, yang cenderung
harus menyusun kopi iklan (copy) dan bersifat lebih formal dan mempunyai
dialog yang benar-benar sesuai dengan kelas interaksi yang tidak begitu rutin.
social yang dituju. Orang-orang juga dipengaruhi oleh
2. Faktor sosial kelompok-kelompok di mana mereka buat
Selain faktor budaya, perilaku anggota¬nya. Kelompok-kelompok yang
konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor seseorang ingin masuk disebut kelompok
sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, aspirationar. Sebagai contoh, seorang remaja
peran, dan status sosial. Kelompok acuan Jepang mungkin berharap bahwa suatu hari
terdiri dari semua kelompok yang memiliki nanti dapat bermain baseball untuk
pengaruh langsung atau tidak langsung klub.,Yomiuri Giants. Kelompok disokittif
terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. adalan kelompok yang nilai atau perilakunya
Keluarga meruapkan organisasi pembelian ditolak oleh seorang individu. Remaja yang
konsumen yang paling penting dalam sama tadi mungkin ingin menghindar;
masyarakat dan para anggota keluarga hubungan dengan remaja-remaja yang
menjadi kelompok acuan primer yang paling keluyuran di Harajuku.
berpengaruh.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 7


Para pemasar berusaha pemimpin opini, dan mengarahkan peran-
mengidentifikasi kelompok acuan dari peran kepada pemimpin opini.
pelanggan sasaran mereka. Orang-orang Pengarah kelompok bersifat kuat untuk
secara signifikan dipengaruhi oleh kelompok produk-produk yang dapat dilihat oleh pihak
acuan mereka paling sedikit melalui tiga lain yang dihormati si pembeli.
cara. Kelompok acuan manghubungkan >>Keluarga
seorang individu dengan perilaku dan gaya Anggota keluarga merupakan
hidap baru. Mereka juga mempengaruhi kelompok acuan primer yang paling
sikap dan konsep diri (self-concept) berpengaruh. Kita bisa membedakan dua
seseorang karena biasanya dia berhasrat keluarga dalam kehidupan pembeli Keluarga
untuk “menyesuaikan diri” dengan orientasi (family of orientation) terdiri dari
kelompok tersebut. Dan kelompok acuan orang tua seseorang Dari orang tua,
yang menciptakan tekanan untuk seseorang memperoleh orientasi terhadap
keseragaman yang mungkin mempengaruhi agama, poltik, dan ekonomi serta
pilihan produk. dan merek aktual seseorang. pamahaman atas ambisi pribadi,
Pengaruh kelompok acuan berubah seiring penghargaan pribadi, dan cinta. Bahkan jika
dengan perkembangan produk dalam siklus pembeli sudah tidak lagi terlalu sering
hidup produknya. Ketika suatu produk berinteraksi dengan orang tuanya, pengaruh
pertama kali diperkenalkan, keputusan untuk orang tua terhadap perilaku pembeli tersebut
membeli sangat direngaruhi oleh pihak. lain, bisa saja tetap signifikan. Di negara-negara
tetapi pilihan merek; tidak begitu di mana orang tua hidup bersama anak-anak
dipengaruhi oleh pihak lain. Pada tahap mereka yang sudah dewasa, pengaruh
pertumbuhan pasar, pengaruh kelompok mereka dapat saja bersifat substansial.
acuan bersifat kuat untuk pilihan. produk Pengaruh yang lebih langsung
dan merek. Pada tahap kedewasaan produk, terhadap perilaku pembelian sehari-hari
hanya pilihan merek saja yang sangat adalah keluarga prokreasi (family of
dipengaruhi oleh pihak lain. Pada tahap procreation) seseorang, yakni pasangan
penurunan, pengaruh kelompok bersifat hidup (suami/istri) dan anak-anaknya.
lemah baik terhadap pilihan produk maupun Keluarga merupakan organisasi pembelian
pilihan merek. konsumen yang paling penting dalam
Produsen produk dan merek di mana masyarakat, dan telah diteliti secara eksensif
pengaruh kelompok sangat kuat harus Para pemasar tertarik dengan peran dan
menentukan bagaimana mendekati dan pengaruh relatif dari suami istri, dan anak-
mempengaruhi para pemimpin opini dalam anak dalam pembelian berbagai macam
kelompok-kelompok acuan tersebut. Para produk dan jasa. Peran dan pengaruh ini
pemimpin opini dijumpai dalam semua akan sangat bevariasi di negara-negara dan
lapisan masyarakat, dari seseorang dapat kelas-ke:as sosial yang berbeda. Pemasar
menjadi pemimpin opini untuk bidang harus selalu meneliti pola-pola spesifik
produk tertentu dan menjadi pengikut opini dalam pasar sasaran tertentu. Contohnya, di
untuk bidang produk yang lain. Pemasar dalam rumah tangga tradisional China,
berusaha mendekati para pemimpin opini sudah merupakan hal yang lumrah bila
dengan mengidentifikasi karakteristik suami memberiktqn semua gajinya kepada
demogrefis plan psikografis yang istrinya, karena sang istri yang mengatur
berhubungan dengan kepemimpinan opini, pengeluaran keluarganya.
mengidentifikasi media yang dibaca >>Media

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 8


Saat ini dimana jarak dan waktu sudah tidak pernak pernik tumbuh berkembang.
lagi membatasi komunikasi lintas bangsa Berbagai trend mode, busana, dan tata rias
dan negara, kahadiran media komunikasi juga tidak lepas dari adanya pengaruh
seperti koran, radio, televisi, dan internet media, meskipun ada beberapa perancang
ditengarai sebagai suatu cara terampuh dan trendsetter memodifikasikannya dengan
untuk menebarkan trend dan produk. budaya indonesia.
Masyarakat di suatu negara dapat >>Konsumen Individu
mengetahui perkembangan trend di negara Keputusan seseorang pembeli juga
lain dengan perantara media komunikasi. dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu
Suatu informasi dapat langsung di akses antara lain usia pembeli, dan tahap siklus
secara cepat dan akurat, siaran pertandingan hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya
langsung sepakbola di suatu negara dapat hidup, dan kepribadian serta konsep diri
disaksikan oleh jutaan manusia di dunia pembeli.
melalui siaran langsung televisi. Suatu Perilaku konsumen dan faktor yang
peristiwa / kejadian penting di suatu negara mempengaruhinya konsumen mengambil
dapat diketahui oleh seluruh masyarakat banyak macam keputusan membeli setiap
dunia. Sebagai contoh kejadian gempa dan hari. Sedangkan untuk mempelajari
tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatera mengenai alasan perilaku membeli
Utara serta sebagian Sumatera Barat konsumen bukan hal yang mudah dan
langsung diketahui oleh pemerintah di jawabannya seringkali tersembunyi jauh
jakarta dan disebarluaskan ke seluruh dunia. dalam benak konsumen. American
Saat ini banyak media informasi yang dapat Marketing Association mengemukakan
secara cepat menyampaikannya. (Peter & Olson, 1999:6): definisi perilaku
Media juga dapat merusak moral konsumen sebagai Interaksi dinamis antara
suatu bangsa dan kebudayaan serta tradisi pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian
suatu bangsa. Budaya asia adalah disekitar kita dimana manusia melakukan
merupakan budaya timur yang masih aspek pertukaran dalam hidup mereka.
berpedoman pada hukum norma dan adat >>Peran dan status
serta agama. Sedang budaya barat cenderung Peran dan status sosial seseorang
menganut paham bebas. Ketika terjadi menunjukkan kedudukan orang itu setiap
masuknya budaya barat ke timur maka bila kelompok sosial yang ia tempati. Peran
tidak di saring dan diambil baiknya sehingga meliputi kegiatan yang diharapkan akan
dapat menghancurkan budaya timur itu dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
sendiri. Seperti saat ini berapa banyak peran menghasilkan status.
generasi muda indonesia yang mengetahui Contoh, seorang yang memiliki
adat dan budaya indonesia? Dan berapa peran sebagai manajer dan status yang lebih
banyak yang terjun di dalamnya. tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga
Kebanyakan generasi muda lebih mengikuti memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia
trend barat seperti trend merayakan hari akan tertarik dengan produk mobil dari
Valentine, budaya indonesia tidak pernah Toyota, karena ada kesesuaian antara
mengenal ada perayaan seperti itu. Satu sisi kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai
hal ini merusak budaya bangsa dan hal lain mobil keluarga ideal terbaik Indonesia, ia
ialah memberikan keuntungan bagi para bahkan juga bisa membeli pakaian mahal
pemasar pernak pernik valentine yang dan juga keluarganya, membeli rumah besar
berdampak pada banyaknya pemesanan dan untuk keluarganya dan lain-lain.
hingga pada akhirnya industri pembuat

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 9


Selain dua factor diatas, masih ada satu 3. Tindakan Tradisional.
factor lagi, yaitu psikologi, akan dijelaskan Tindakan tranisional merupakan tipe
sedikit seperti dibawah ini. tindakan sosial yang bersifat nonrasional.
3. Psikologi Kalau seorang individu memperlihatkan
Titik awal untuk memahami perilaku perilaku karena kebiasaan tanpa refleksi
konsumen adalah adanya rangsangan yang sadar atau perencanaan, perilaku
pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, seperti itu digolongkan sebagai tindakan
politik, budaya. Satu perangkat psikologi tradisional. Individu itu akan membenarkan
berkombinasi dengan karakteristik atau menjelaskan tindakan itu, kalau
konsumen tertentu untuk menghasilkan diminta, dengan hanya mengatakan bahwa
proses keputusan dan keputusan pembelian. dia selalu bertindak dengan cara seperti itu
Tugas pemasar adalah memahami apa yang atau perilaku separti itu merupakan kebiasan
terjadi dalam kesadaran konsumen antara baginya. Satu-satunya pembenaran yang
datangnya rangsangan pemasaran luar perlu adalah bahwa, “inilah cara yang sudah
dengan keputusan pembelian akhir. Empat dilaksanakan oleh nenek moyang kami, dan
proses psikologis (motivasi, persepsi, demikian pula nenek moyang mereka
ingatan dan pembelajaran) secara sebelumnya; ini adalah cara yang sudah
fundamental, mempengaruhi tanggapan begini dan akan selalu begini terus”. Bahwa
konsumen terhadap rangsangan tipe tindakan ini sedang hilang lenyap
pemasaran.15 karena meningkatnya rasionalitas
16
Adapun tipe-tipe tindakan sosial intrumental.
yang dikemukakan oleh weber yaitu sebagai Asumsi teori fungsional ;
berikut: a. Setiap masyarakat terdiri dari berbagai
1. Rasionalitas Instrumental elemen yang terstruktur secara mantap
(Zweckrationalitat) dan stabil.
Tingkat rasionalitas yang paling b. Elemen-elemen yang terstruktur
tinggi ini meliputi pertimbangan dalam tersebut terintegrasi dengan baik.
pilihan yang sadar yang berhubungan c. Setiap elemen dalam struktur memiliki
dengan tujuan tindakan itu dan alat yang fungsi memberi sumbangan terhadap
dipergunakan untuk mencapainya. bertahanya struktur sebagai sebuah
2. Rasionalitas yang Berorientasi Nilai sistem.
(wertrationalitat) d. Setiap struktur yang fungsional
Dibandingkan dengan rasionalitas berlandaskan pada konsensus nilai
instrumental, sifat rasionalitas yang diantara para anggotanya.
berorientasi nilai yang penting adalah bahwa Tokoh awal bagi bangunan teori struktural
alat-alat hanya merupakan obyek konflik terdiri dari Karl Marx dan Georg
pertimbangan dan perhitungan yang sadar; Simmel kemudian dikembangkan oleh
tujuan-tujuannya sudah ada dalam Dahrendorf, Lewis Coser, Collins,dll.
hubungannya dengan nilai-nilai individu Bagi Coser konflik tidak harus
yang bersifat absolut atau merupakan nilai destruktif / disfungsional bagi struktur
akhir baginya. dimana konflik terjadi tetai konflik juga
memberi manfaat bagi sistem sosial.
Beberapa pemikiran Coser :

15 16
Doyle Paul Johson, 1986. Teori Sosiologi Klasik
http://sonnypunyagaya.blogspot.com/2013/11/faktor- Dan Modern. Jakarta: PT Gramedia. Hlm. 220-221-
faktor-yang-mempengaruhi.html 222

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 10


1. Konflik dapat merupakan proses dicapai melalui interaksi dengan
instrumental dalam pembentukan, orang lain.
penyatuan dan pemeliharaan b. Perilaku harus bertujuan
struktural sosial. memperoleh saranabagi
2. Konflik dapat menetapkan dan pencapaian tujuan tersebut.
menjaga garis batas antara dua atau 3. Transaksi pertukaran terjadi jika pihak
lebih kelompok. yang terlibat memperoleh keuntungan
3. Konflik yang sedang berlangsung dari pertukaran tersebut.
dengan kelompok luar dapat Pandangan teori pertukaran : George
memperkuat identitas anggota Casper Homans ada tiga proposisi :
kelompok. 1. Proposisi sukses : cenderung untuk
4. Konflik dapat menjadi fungsional mengulangi kesuksesan.
positif jika tidak mempersoalkan 2. Proposisi stimulus : bertindak sesuai
dasar-dasar hubungan dan menjadi stimulus yang pernah diperoleh.
fungsional negatif jika menyerang 3. Proposisi nilai : semakin tinggi nilai
nilai inti. suatu tindakan, semakin besar
Asumsi Teori interaksi Simbolik : kemungkinan orang melakukanya.
menurut Turner : 4. Proposisi deprivasi-satiasi : semakin
1. Manusia makluk yang mampu sering menerima ganjaran dalam
menciptakan dan menggunakan waktu yang berdekatan akan semakin
simbol. berkurang nilainya.
2. Manusia menggunakan simbol untuk
saling berkomunikasi. KESIMPULAN
3. Manusia berkomunikasi melalui Jadi Perilaku Konsumen dapat di
pengambilan peran. pengaruhi oleh beberapa factor seperti yang
4. Masyarakat terbentu,bertahan dan sudah di jelaskan di atas, dan dapat di
berubah berdasarkan kemampuan simpulkan bahwa factor-factor tersebut
berfikir, mendifinisikan, merefleksi terjadi di lingkungan sekitar kita, dan semua
diri dan melakukan evaluasi. itu juga tidak terlepas dari sikap individu
Tiga premis yang melandasi teori setiap masyarakat atau komsumen. Perilaku
Interaksionis Simbolik ; konsumsi di pengaruhi oleh beberapa
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu tindahan social seperti Rasionalitas
berdasarkan makna-makna yang ada Instrumental (Zweckrationalitat),
pada sesuatu tersebut. Rasionalitas yang Berorientasi Nilai
2. Makna tersebut berasal dari interaksi (wertrationalitat),Tindakan tradisional
sosial seseorang dengan orang lain. Tindakan Afektif.
3. Makna-makna tersebut Dalam kaitannya denhan pendapat
disempurnakan pada saat proses Lury serta Douglas dan Isherwood tersebut,
interaksi berlangsung. terdapat beberapa pemaknaan sosial
Asumsi teori pertukaran : terhadap konsumsi benda-benda dalam
1. Manusia makluk yang rasional kehidupan sosial masyarakat pra-kapitalis:
dengan memperhitungkan untung- Misalnya mengkonsumsi buah yang
rugi. ada di atas meja makan mempunyai makna
2. Perilaku pertukaran sosial terjadi : sebagai konsumsi dalam dunia profan,
a. Perilaku harus berorientasi pada konsumsi dalam kehidupan keseharian.
tujuan-tujuan yang hanya dapat Sedangkan keranjang buah yang diletakkan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 11


di bawah pohon rindang yang besar dan Demikian juga pakar-pakar sosiologi
angker yang biasa disebut dengan sesajen yang memanfaatkan potensi teori sistem
merupakan konsumsi di kehidupan suci atau sosial pasca-Talcott Parsons. Proses
di kehidupan Sakral. penyampaian pesan dalam ilmu komunikasi
Rutherford (1990) dalam bukunya kini dipandang sebagai proses yang dinamis
“Identity: Community, Culture, Difference” dan transaksional. Artinya, khalayak juga
menyatakan bahwa identitas merupakan aktif dalam proses tersebut. Publik tidak
mata rantai masa lalu yang hubungan- tinggal diam dan menerima pesan-pesan
hubungan sosial, kultural dan ekonomi media massa begitu saja, melainkan paling
dalam ruang dan waktu suatu masyarakat tidak memilih pesan yang layak diterima.
hidup. Oleh karena itu identitas seseorang Sebaliknya, media juga sangat tergantung
berkaitan dengan aspek sosial, budaya, pada nilai-nilai kultural masyarakat pada
ekonomi dan politik dari kehidupan pada umumnya.
konteks ruang dan waktu. Karena identitas Bila kita mau menyalahkan media
berkait dengan konteks ruang dan waktu massa atas perkembangan masyarakat yang
maka identitas tersebut dimiliki bersama tidak memuaskan itu, seharusnya kita
dengan orang lain dalam konteks ruang dan membuktikan bahwa ada kenyataan murni
waktu yang sama (inklusi) tetapi disisi lain yang bersifat universal ( the truth out there ),
terjadi eksklusi, yaitu mengeluarkan orang dan kita sebagai individu dapat
atau kelompok orang dari suatu kelompok mengamatinya dengan hasil yang sama.
identitas, karena perbedaan ruang dan Akan tetapi, apa yang kita alami sebagai
waktu. realitas itu hanya merupakan hasil
Stratifikasi Sosial didefinisikan konstruksi atau kognisi kita sendiri yang
sebagai penggolongan individu secara berdasarkan pengamatan atas realitas.
vertikal berdasarkan status yang dimiliki. Tentunya, ‘kenyataan’ Anda berbeda dengan
Dalam dunia keseharian, status dapat ‘kenyataan’ saya walaupun kita mengamati
merupakan sesuatu yang diusahakan atau realitas murni. Kesimpulan kita berbeda
juga dapat merupakan sebagai sesuatu yang karena cara pengamatan yang dipakai tidak
diwariskan. Status yang diusahakan sama (Luhmann 1990).
(achieved status) adalah statu yang dicapai Dengan demikian muncul
melalui usaha atau perjuangan dari individu pertanyaan, apakah layak bila kita sebagai
atau suatu kelompok dalam masyarakat. ilmuwan menuntut media massa untuk
Sedangkan status yang diwarisi (ascribed mengkonstruksi realitas dengan cara
status) merupakan status yang disebabkan pengamatan kita? Tentu tidak! Seorang
oleh kelahiran seseorang dari orang yang peneliti mengamati realitas sosial dengan
berasal dari kelompok tertentu. maksud mendapatkan kebenaran. Seorang
Dengan adanya Sratifikasi Sosial, wartawan mengamati realitas dengan
maka tidak akan sama konsumsi wasit, maksud membuat berita yang relevan dan
pelatih, pemain atau penonton dalam informatif buat pembacanya.
lapangan, dan tidak akan sama juga Walaupun demikian, kita sebagai
konsumsi direktur, kepala bagian, karyawan, peneliti tetap dapat meneliti dan terus
atasan dan bawahan di sebuah kantor.17 mengkritik media massa. Akan tetapi, bila
kita memanfaatkan pendekatan ontologis
dan normatif dalam analisis media, maka
17 posisi ilmu komunikasi atau sosiologi pada
http://poetrachania13.blogspot.com/2010/12/konsums umumnya akan berada dalam posisi yang
i.html

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 12


lemah. Kita perlu melihat media massa Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi,
sebagai bagian dari masyarakat kita. Jangan Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada,
kita bertanya seberapa parah pemberitaan di 1997.
media massa kita masa kini. Melainkan Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi,
bertanya, faktor-faktor apa yang Edisi Revisi Jakarta; Kencana
memungkinkan penampakan media yang Prenada Media Group, 2009.
kurang memuaskan.18 Damsar, 2009. Pengatar Sosiologi Ekonomi;
Dari teori structural konflik Marx Edisi Revisi. Jakarta: PT.
sangat sinkron sekali teorinya dengan RajaGrafindo Persada.
kondisi yang terjadi pad hari ini, adanya Doyle Paul Johson, 1986. Teori Sosiologi
kesenjangan social antara dua kelas yang Klasik Dan Modern. Jakarta: PT
berhadap muka dalam kondisi yang tidak Gramedia.
terdamaikan ditengah masyarakat hari ini Hari Harfando 2011. Gaya hidup Remaja:
yaitu kelas proletariat (buruh, kaum miskin Studi pada Siswa SMA Negeri 9
kota dll) dan kelas borjuasi/pemodal, kelas Pekanbaru. Skripsi; Jurusan
proletariat tidak memiliki hak apapun atas Sosiologi Fakultas Ilmu sosial Dan
alat produksi dan dengan demikian harus Ilmu politik Universitas Riau
menjual satu-satunya yang ada padanya Pekanbaru
tenaga untuk bekerja kepada kelas borjuasi John Scott 2011. Sosiologi : The Key
yang memiliki sejumlah alat produksi yang Concepts, Jakarta: PT RajaGrafindo
ada selain kedua kelas itu terdapat pula kelas Persada.
pekerja yang lain yang belum sepenuhnya John C. Mowen, M. Minor, 2002. Perilaku
kehilangan hak milik atas alat produksi, tapi Konsumen, Jakarta; Erlangga.
juga harus membanting tulang untuk Marcel Danesi, 2012. Pesan, Tanda, Dan
penghidupannya yaitu kelas petani, Makna: Tesk Dasar Mengenai
19
pedagang kecil dan para nelayan. Semiotika Dan Teori Komunikasi,
Yogyakarta: jalasutra.
DAFTAR PUSTAKA Munandar soelaeman, 2008. Ilmu Sosial
Dasar: Teori dan Konsep Ilmu
Burhan Bungin, 2008. Kostruksi Sosial Sosial, Bandung; PT Refika
Media Massa; Kekuatan Pengaruh Aditaman.
Media Massa, Iklan Televisi, Dan Rizki Kurniawan, 2007. Gaya hidup anggota
Keputusan Konsumen Serta Kritik DPRD Kota Pekanbaru (studi
Terhadap Peter L. Beger & Thomas Kelompok status Di Kota Pekanbaru)
Luckman, Jakarta; kencana Prenada Skripsi; Jurusan Sosiologi Fakultas
Media Group. ilmu sosial dan ilmu Politik
http://bagiilmublogspot.blogspot.com/2012/ Universitas Riau Pekanbaru
04/sosiologi-konsumsi_23.html Save M. Dagun, 1992. Sosio-Ekonomi;
http://sonnypunyagaya.blogspot.com/2013/1 Analisis Kapitalisme dan sosialisme,
1/faktor-faktor-yang- Jakarta; PT RINEKA CIPT.
mempengaruhi.html Triyono Lukmantoro, 2004 Ritual Hari Raya
Agama: Histeria Konsumsi Massa
Dan Khotbah Industri Budaya; Jurnal
18 Ilmu Komunikasi, universitas
http://nie07independent.wordpress.com/karl-marx-
vs-max-weber/ dipenogoro, semarang.
19
http://ronikurosaky.blogspot.com/2014/04/teori-
struktural-konflik_24.html

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 13


http://poetrachania13.blogspot.com/2010/12/
konsumsi.html
http://nie07independent.wordpress.com/karl-
marx-vs-max-weber/
http://ronikurosaky.blogspot.com/2014/04/te
ori-struktural-konflik_24.html
http://www.slideshare.net/muthia28/konsum
si-dan-perilaku-konsumen

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 14

You might also like