Augmented Reality

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 38
Hasil penelitian terkini memaparkan bahwa metode ceramah yang amat dominan pada pola mengajar tradisional amat tidak efektif. Guru harus berupaya FireaNUere cM STEMS COLL Mm LSTA (Ug CL Cele ened nyata melalui berbuat, melakukan, sambil OTTO eRe om ele N Suomi Lae cue ce Lolo eT Neel AUN CooL Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab. pada kemajuan temannya. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab tidak hanya belajar apa yang diajarkan, tetapi juga untuk membantu teman sekelompok belajar, sehingga tercipta suatu atmosfir prestasi. Buku ini diharapkan menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa kependidikan, guru, dan calon guru dalam mengelola pembelajaran di kelas khususnya pembelajaran kooperatif. Melalui metode tutorial Uhl Tie Mee Kelme Mme cite ode Augmented Reality, pengguna dapat memahami macam metode-metode pembelajaran kooperatif yang sering dipakai dengan sangat baik. Buku Pintar Pembelajaran Kooperatif zo tuan Augmented Reality BUKU PINTAR METODE-METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN AUGMENTED REALITY Universitas Negeri Malang PRAKATA Buku pintar ini adalah buku yang ditulis sebagai media pembelajaran pada penelitian skripsi “Pengembangan Buku Pintar Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Augmented Reality untuk Mahasiswa Kependidikan Universitas Negeri Malang” oleh Hari Kurniawan, Buku ini hadir dengan harapan untuk membantu mahasiswa kependidikan dalam mempelajari metode pembelajaran secara mandir. Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dengan keberhasilan mengajar anda di kelas. Metode pembelajaran yang diangkat pada buku ini adalah pembelajaran kooperatif. Metode ini sangat disarankan untuk mendukung pengembangan Kurikulum 2013 yang menuntut partisipasi aktif dari peserta didik. Banyak buku sejenis yang membahas metode pembelajaran ini, Namun, beberapa rujukan masih terbatas hanya pada konsep. Diperlukan rujukan yang mampu memahamkan pengguna media dengan menggunakan berbagal alternatif media yang ditawarkan di zaman yang serba digital ini Dengan metode tutorial yang sistematis dan teknologi augmented reality, pembaca diajak untuk mengetahui lebih dalam proses mengaiar kooperatif. Dengan demikian anda akan mengetahui tujuan, persiapan, metode pelaksanaan, evaluasi, dan penghargaan Metode Pembelajaran Kooperatif. Tentu saja buku ini jauh dari sempurna ini karena keterbatasan penulis. Diharapkan anda bisa mengembangkan lebih jauh dan belajar dari sumber lain yang lebih kompeten. Selamat berjuang! Penulis Hai iawan Daftar Isi Daftar Tabel Petunjuk Pemakaian Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif. BaB | Hakikat Proses Belajar.. BAB II Metode Pembelajaran Kooperatif. Student Teams Achievement Division (STAD)... Tim Abii (Jigsaw) a. Jigsaw Tipe |. be. Jigsaw Tipe I. Investasi Kelompok (Group Investigation) Think Pair Share (TPS) Numbered Head Together (NHT) Teams Games Tournament (TGT) BRBESGEERLL Daftar Pustaka Daftar Gambar Gambar 1.1 Siklus Belajar Umum Individu Peserta Didik ‘Gambar 1.2 Kerucut Pengalaman.. ea Gambar 1.3 Interaks! Dinamis antara Tugas, Guru, dan Peserta ‘Gambar 1.4 Kegiatan Pembelajaran di Kelas .. Gambar 1.5 Kegiatan Lomba Panjat Pinang.. Gambar 2.1 Skema Pembelajaran STAD. Gambar 2.2 Skema Pembelajaran Jigsaw .. Gambar 2.3 Skema Pembelajaran Investigasi Kelompok Gambar 2.4 Skema Pembelajaran Think Pair Share .. Gambar 2.5 Skema Pembelajaran Numbered Head Together Gambar 2.6 Skema Pembelajaran Teams Games Tournament |TGT) Gambar 2.7 Game Rule: Gambar 2.8 Assignment do Tournament Table... Daftar Tabel Tabel 2.1 Langkat-langkah Model Pembelajaran Kooperatif, Tabel 2,2 Penghitungan Skor Perkembangan .. Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompo! ‘abel 2.4 Perbandingan Pendekatan Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan Struktural Tabel 2.5 Penghitungan Poin Turnamen untuk 4 Pemain Tabel 2.6 Penghitungen Poin Turnamen untuk 3 Pemain Tabel 2.7 Penghitungan Poin Turnamen untuk 2 Perain Tabel 2.8 Contoh Game Score Sheet. Tabel 2.9 Lembar Rangkuman Hasil Kelompel Tabel 2.10 Penghitungan Poin Turnamen untuk 4 Pemain .. Petunjuk Pemak: Buku ini dapat menampitkan model 3D pada layar smartphone de: Augmented Reality. n Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif bantuan ur ini dapat berjalan dengan batasan; Foto atau ilustrasi pada buku memiliki kode unik berupa marker yang hanya bisa dibaca oleh program augmented reality. Hanya pada gambar dengan tanda “W” yang dapat menampilkan augmented realy Sistem operasi yang didukung masih scbatas Android, dan nantinya dapat dikembangkan pada sistem operasi smartphone lainnya. Langkat-langkah pemakaian buku ini antara lin 1. Baca buku sesuai materi yang akan d Apabila ditemuiilustrasi dengan tanda “i” pada buku, siapkan smartphone dengan aplikasi “Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperati”, sorot objek ilustrasi dengan kamera smartphone. Pendcteksian marker terbaik olch perangkat adalah dengan cara posisi smartphone tegak hurus dengan jarak 20 ~ 30 em, Berikan interaksi pada layar smartphone untuk menampilkan informasi yang disediakan, Catatan: Cepat tidaknya tampilan citra 3D dipengaruhi oleh prosesor, RAM, kualitas kamera, pencahayaan, dan kestabilan posisi kamera BABI HAKIKAT PROSES BELAJAR “Kegiatan belajar itu aktif: kegiatan belajar adalah proses individual dan proses sasial,” ~ Tanpa nama Belajar adalah proses aktif peserta didik mencmukan fakta, prinsip, dan konsep sendiri. Untuk itu, pentinglah mendorong peserta didik berasumsi (menebak atau berhipotesis) dan berpikir sccara intuitif (Brown dkk., 1989; Ackerman, 1996) Belajar bukanlah proses yang hanya terjadi dalam pikiran individu, bukanlah suatu perkembangan perilaku yang pasif yang dibentuk oleh kekuatan ekstemal, Belajar ‘yang bermakna terjadi ketika individu terlibat dalam aktivitas sosial Teori Experimential Learning Kolb menjelaskan konsep mendasar schingga perilaku belajar manusia dapat dipahami dan diterangkan, Pemahaman ini dapat membantu peserta didik atau orang lain dalam belajar. ‘Teor’ ini diterima di berbagai kalangan, baik akademisi, guru, manajer maupun pelati. “‘Belajar adalah proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman, Pengetahuan adalah basil kombinasi mencerap pengalaman dan mentransformasinya,” David Kolb. Jadi, Pengalaman + Pemahaman = Pengetahuan A Mengodsorvesi dan ergata Torganaias { sixtus pease Setrdsk _ Monggencraiss can Pengataman Gamber 1.1 Siklus Belajar Umum Individu Peserta Didik Kolb memaparkan 6 ciri khas experimential learning: a Belajar paling baik dipandang sebagai suatu proses, bukan sebagai has belajar (outcomes). BBelajar adalah suatu proses berkesinambungan berdasarkan pengalaman, ¢. Belajar menuntut resolusi Konilik antara dua cara adaptasi terhadap dunia yang, bertentangan secara dialektik (diperdebatkan) 4. Belajar adalah suatu proses holistik adaptasi tethadap dunia, ©. Belajar melibatkan transaksi antara pribadi dan lingkungan, Bab 1 - Haklkat Proses Belajar £ Belajar adalah suatu pros s meneiptakan pengetahuan, yang merupakan b. lransaksi antara pengetahuan sosial dan pengetahuan personal. PIRAMIDA PENGALAMAN Terlibat Berbuat, Gambar 1.2 Kerucut Pengalaman Masil penelitian terkini memaparkan bahwa metode ceramab yang amat dominan pada pola mengajar tradisional amat tidak efektif! Pola mengajar dengan duduk, dengar, catat, dan hafal tidak dapat dipertahankan. Apa yang masuk melalui "telinga Kiri" peserta didik akan segera keluar melalui “telinga kanan”, Yang lebih penting adalah guru harus berupaya menugaskan peserta didik mengerjakan hal-hal nyata melahai bberbuat, melakukan, sambil dikombinasikan dengan apa yang peserta didik dengar, baca, amati, diskusikan, dan presentasikan, Di samping itu, cara kerja otak ternyata juga tidak mendukung pols belajar yang banyak ceramah. Otak hanya mampu menerina informasi maksimal 10 menit Riset otak: otak manusia/ anak tidak mampu berkonsentrasi menerima informasi melatui ceramah guru lebih dari 10 menit. Tetapi, para gure terus berceramah 30 menit, 40 menit, dan bakkan di PT 60 hingga 80 menit. Apa yang didengar melalui telinga Kiri akan keluar melalui telinga kanan. Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif Tugas Guru Peserta, Didik Gambar 1.3 Interaksi Dinamis antara Tuas, Guru, dan Peserta Didik ‘Guru dan peserta didi bersama-sama terlibat secara sctara dalam proses belajar (Holt and Willard-Holt, 2000), Ini berarti pengalaman belajar, baik yang bersifat subjektif maupun yang objektif dan budaya, nilai-nilai, dan latar belakang guru, menjadi bagian csensial dalam interaksi antara peserta didik dan tugas dalam membentuk makna, ‘Atam, peserta didilk membandingkan versi kebenarannya dengan versi guru dan rekan peserta didik yang lain untuk mendapatkan versi kebenaran yang baru dan diuji sceara sosial (Kula, 2000). Tugas atan masalah adalah penghubung antara guru dan atau peserta didik (McMahon, 1997). Ini meneiptakan interaksi yang dinamis antara tuzas, guru, dan peserta didik. Ini berarti bahwa peserta didik dan guru harus ‘mengembangkan kesedaran tentang pandangan pihak lain dan kemudian melihat kkembali kepercayaan, standar, dan nilai, yang scksligus bersifat subjektif dan objektit (Savery, 1994). Gambar 1.4 Keui Para peserta didik yang memilici keterampilan dan latar belakang yang berbeda bbokerja sama dalam tugas dan diskusi untuk mencapai pemahaman bersama yang di- share untuk meneapai kebenaran dalam suatu bidang Khusus (Duly and Jonassen, 1992), ‘an Pembelajaran di Kelas Bab 1 - Haklkat Proses Belajar Gambar 1.5 Kegistan Lomba Panjat Pinang Bagaimana anda mendeskripsikan kegiatan orang-orang pada gambar? Apa yang hharus dilakukan oleh masing-masing orang mendapatkan apa vang mereka inginkan? Bayanghan jika tiqp individu pada gambar hanya bekerja sendiri untuk meraih apa yang diinginkan Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif BABII METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF. “Talent Wins Games, but teamwork and intelligence wins championships.”” ~ Michael Jordan Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajer dan bertanggung jawab pada kemajuan temannya. Sebagai tambahan, belajar kooperatif ‘menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi (Slavin, 1995). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam tim keeil dengan tingkat kemampuan yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu pokok bahasim. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab tidak hanya belajar apa yang diajarkan, tetapi juga untuk membantu teman sekelompok belajar, schingga tercipta suatu atmosfir prestasi Menurut Johnson & Johnson (1994) dan Sutto (1992), terdapat lima unsur penting: dalam belajar kooperatif, yaitu: 1, Pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa, Dalam belajar kooperatifsiswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain, 2. Kedua, interaksi antara siswa semakin meningkat, Interaksi yang terjadi dalam bbelajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama, 3. Ketiga, tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak dapat hanya sckedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman kelompoknya. 4, Keempat, kcterampilan interpersonal dan kclompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan scorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam elompoknya. 5, Kelima, proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan meneapai tujuan dengan baik dan ‘membuat bubungan kerja yang baik. Slain kelima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan ‘model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin (1995), adalah sebagai berikut. 1, Pengharguan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditemukan, Bab 2 ~Metode Pembelajaran Kooperatif 2, Tanggung jawab individual, bermakna babwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. 3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membanta kclompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri, Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang ‘untuk melakukan yang terbaik bahova kontribusi semua anggota kelompok sangat, bernilai. Terdapat enam langkah utama atau tabapan di dalam pelajaran yang ‘menggunakan pembelajaran kooperatif, Langkal-langkah itu ditunjukkan pada Tabel 21 “Tabel 2.1 Langkal-angkah Model Pembeljaran Kooper Tae Tiagka Laka Gare Fesel ‘Gaw aieayampailan seawe tues pelajarea yeu ingin dicapal sda plajcan Tessin dan inemotives sews bela ‘Menyampaitan uyjuan | P04 Pla _ devemctied tani Fase ‘Gun menyajikaninfomaasi kepada siswa dengan jalan demoastasi ‘a. leat an can. Menyaiikaninformasi Fase ‘Gans menjeleskan Kepadla siswa,Bagaimana earanyr wemibenk | kelompol belajar den memibant stip kelompok agar mlakukan Mengorganinaskun || sist sear efison swat ke dalam Kelompok koopa Fase ‘Gur memblnibig Kelompok-Kelompok belajae pada sar week heen rmngejthan gas mereka. embimbing kelomipok bekerja dan belajar Tases ‘Gun’ mensevahiast hasil elo tentang materi yang Teal eed dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan basil hand eh Fasee ‘Gane mencar care untak mengharga’ Balk upayay maupan has Meberihan belaja individu dan Kelompak. penganein Sumber Toshi, dk (2000.10), Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari model (ersebut setidaknya terdapat empat pendekaton yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Yaitu STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok, Teams Games Tournamems (TGT), dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair ‘Share (1PS) dan Numbered Head Together (NWT). Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif 1. Student Teams Achievement Division (STAD) 4 drome Gambar 2.1 Skema Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran Koopcratif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kclompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian fujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatiftipe STAD ini juga ‘membutuhkan persiapan yang matang sebclum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, Persiapan-persiapan tersebut antara lain: a. Perangkat Pembelajaran Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RPP, Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS beserta lembar jawabannya), b.-Membentuk Kelompok Kooperatif Menentukan anggota kelompok diusthakan agar kemampuan siswa dalam kkelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu -Kelompok dengan kkelompok lsinnya relatifhomogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif pperla memerhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri ats ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok didasarkan pada prestasi akademik, yaitu: 1) Siswa dalam kelas terlebih dahulu di-ranking sesuai kepandaiannya dalam ‘mata pelajaran yang diajarkan, 2) Menentukan tiga kelompok dalam Kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas scbanyak 25% dari scluruh siswa Yang diambil dati siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari scluruh siswa yang diambil dari urutan setclah diambil kelompok atas, dan kelompoks bawah scbanyak 25% dari scluruh siswa yaitu tordiri atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah. Bab 2 ~Metode Pembelajaran Kooperatif ©. Menentukan Skor Awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adatah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setclah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setclah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor avval dd. Pengaturan Tempat Duduk Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perha juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menanjang keberhasilan pembclajaran kooperatif ©. Kerja Kelompok Untuk mencegch hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih daimalu diadakan latihan kerjasama kelompok. Hal ini bertajuan untuk lebih jah mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok. Langkal-langkah pembelajaran kooperatiftipe STAD ini disajikan pada proses di bawah ini a. Sampaikan semua tujuan pelajeran 2 yang ingin dicapai pada pelajaran yang digjarkan dan beri motivasi siswa agar belajar, b. Sajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan baeaan. © Jelaskan kepada siswa bagaimara cara membentuk kelompok belajar dan bantu setiap kelompols agar melakukan transisi secara efisien 4. Bimbing __kelompok-kelompok bolajar pada saat _—_-mercka mengerjakan tugas mereka, Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif Evaluasi hasil belajar tentang materi yang digjarkan atau berikan kesempatan masing- masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka. Beri penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Penghargaan atas keberhasilan Kkelompok dapat dilakukan oleh guru dengan ‘melakukan tahapan-tahapan scbagai berikut: Menghitung skor individu Menurut Slavin (dalam brahim, dk. 2000) untuk memberikan perkembangan individu dihitung seperti Tabel 2.2 Tabel 2.2 Penghitangan Skor Perkembangsn b. Menghitung skor kelompok tercantum pada Tabel 2.3 ‘abel 2.3 Tinka Penghargian Kelompk Nila Tes Shor Peonbangan Thi dar [0 pon i Bawah shor awl Opoin 10 poin di Bawa sampsi Fpoin di hawah skor awal | 10 pain ‘Sor aval sampal TO poia datas shar aval 30 pa eb dai 10 poin datas skor aval 30 po Nila sempura (anpa memeriatia sko 30 poin Rata-ata Tim Peedikat dsxes Bexel5 Tin bulk 2x25 Thihaiat exw Tin wine ‘Suber: Ratamaa, 3002, Bab 2 ~Metode Pembelajaran Kooperatif skor Skor kelompok ini dihitung dengan membust rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu degan menjumlah semua skor perkembangan yang telah diperolch anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata_skor perkembangan kelompok, diperoleh Kategori skor kelompok sepe ©. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok: Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, gura_memberitcan hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai_ dengan predikatnya. 2. Tim Ahli (Jigsaw) @ ee ®@ Gambar 2.2 Sima Pembelajaran Jigsaw Jigsow telah dikembangkan dan diuji cobs oleh Elliot Aroson dan teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupaka model belajer kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiriatas empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa saling ketergantungan posit dan bertanggung jawab secara mandir a. Jigsaw Tipe I Pada metode pembelajaran ini siswa memiliki banyak kesempatan untule mengemukakan pendapat, dan mengelola informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagiam materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompknya. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw ini disajikan pada proses di bawah ini a 1) ‘Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang). £ me oe ; mae Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif 2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. 3) Setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggung jawa’ untuk mempelajarinya, Misalnya, jika materi yang disampaikan mengenai sistem ckskresi, Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari tentang ginjal, siswa yang lain dari kelompok satunya mempelajari tentang paru-paru, begitu pun siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari hati 4) Anggota dari_kelompok lain yang telah ‘mempelajari subbab yang sama bertenm dalam kelompok-kelompok_ ahi untuk, mendiskusikannya, 5) Setiap anggota kelompok shli setelab kembali ke kelompoknya bertugas mengajar tera temannya. 6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu. Persyaratan lain yang perlu disiapkan guru, antara lain: (1) Bahan Kuis; (2) lembar Kerja Siswa (LKS); dan (3) Rencana Pelaksansian Pembelajaran (RPP). Sistem cevaluasi pada jigsaw sama dengan sistem evaluasi pada tipe STAD, yaitu pemberian skor nilai baik secara individual maupun kelompok. Bab 2 ~Metode Pernbelajaran Kooperatif b. igsaw Tipe I Jigsaw tipe I dikembangkan oleh Slavin (Roy Killen,1996) dengan sedikit perbedaan, Dalam belajar keoperati tive jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan oleh seeara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kkelompok secara acak ditugaskan unfuk menjadi shli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut, Setelah membaca dan mempelajari materi, “abi” dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendliskusikan topik yang sama dari kelompok fain sampai mercka menjadi “ahli” di Konsep yang ia pelajari. Kemudian kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assessment yang lain pada semua topik yang diberikan, Model pembelajaran Jigsaw tipe IL sudah dikembangkan oleh Slavin, Ada perbedaan mendasar antara pembelajaran Jigsaw I dan Jigsaw II, kalau pada tipe I, awalnya siswa hanya belajar konsep tertentu yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep-konsep yang Iain ja dapatkan melalui diskusi dengan teman satu grupnya. Pada tipe II ini setiap siswa memperolch kesempatan belajar secara kkeseluruhan konsep (scan read) sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi expert. Tal ini untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan, Langkah-langkaf Pembelajaran dengan Jigsaw I 1) Orientasi Pondidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, Momberikan penckanan tentang manfeat penggunaan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar. Mengingatks senantiasa pereaya dit kooperatif dalam model pembelajaran ini. Poserta didik dimintabelajar Konsep secara—_keseluruhan secara untuk —-memperoleh gambarankeseluruhan dari Konsep. (Bisa juga pemahoman Konsep ini menjadi tugas yang sebelumnya harus sudah dibaca i rumah). Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif 2) Pengelompokan Misalkan dalam kelas ada 20 siswa, yang kita tahu kemampuan —-matematikanya sudah di-ranking (iswa tidak perlu tala), kta bagi dalam 25% (ranking 1-5) kelompok sangat baik, 25% (ranking 6-10) kelompok baik, 25% sclanjuinya (ranking 11-15) kelompok sedang, 25% (ranking 15-20) rendah, Selanjutnya kita akan ‘membaginya menjadi $ grup (A~ ) yang isi tiap-tiap grupnya heterogen dalam kemampuan matemutika, berilah indeks 1 untuk siswa dalam kelompok simgat baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok sedang dan indeks 4 untuk —kelompok —rendah. Misalkan (A1 berarti grup A dari kelompok sangat baik,...., Ad ‘grup A dari kclompok rendah), Tiap grap akan berisi: Grup A (AT, A2, A3, Ad) Grup B (BI, B2, B3, Ba) Grup C (C1, €2. C3, Ca) Grup B (DI, D2, D3, D4) Grup E (E1, EE2, E3, E4) 3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert Selanjutnya grup itu dipeeah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang. kite berikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya. Kelompok | {Ai.B}.C), Di, Ei} Kelompok 2 {Ao, Ba, C2, D2, E:} Kelompok 3 {A3, Bs, Cs, Da, Fs} Kelompok4 {As, Bs. Cs, Di, Es} Tiap kelompok ini diberi konsep matematika— (transformasi) sesuai dengan kemampuannya. Kelompok I yang terdiri dari Bab 2 ~Metode Pernbelajaran Kooperatif 4 siswa yang sangat —_baik emampuannya diberi materi yang lebih kompleks worksheet 1 (pencerminan pada garis y= x, y= ~, garis x = hy = h dan pencerminan pada sumbu koordinat). Kelompok 2 diberi materi worksheet 2 (translasi pada koordinat Kartesius dan gabungan dua translasi). Kelompok 3 diberi materi worksheet 3. (menyatakan translasi dalam vektor kolom) dan kelompok 4 (pencerminan pada sumbu x, pada sumbu yy fat pencerminan), Setiap Kelompok dibarapkan bisa belajar topik yang diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali ke dalam grup sebagai tim ahli. “expert”, tentunyaperan pendidik cukup penting dalam fase ini, Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam grup spertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing masing —kembali dalam — grup semula, Pada fase ini kelima grup (1-5) memil alam konsep- konsep tertentu (Worksheet 1-4). Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota grup untuk mempresentasikan, _— keabliamnya kepada grupnya xz ‘masing-masing, satu persatu, Proses ini difarapkan akan terjadi _* sharing pengetahwan—antara i mereka. . Aturan dalam fase ini adalah: momiliki tanggung untuk memastikan anggota tim mempelajari materi yang dierikan, Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif b) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersame, jadi tidak ada ‘yang selesai belajar sampai Setiap anggota menguasai konscp, ©) Tanyakan pada anagota grup sebehum tanya pada pendidik, 4) Pombicaraan— dilakukan secara pelan agar tidak mengganggu _kelompok lain, ©) Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan, 5) Tes (Penilaian) Pada fase ini guru memberkan tes tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini Siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama, Jika mungkin tempat duduknya—agak dijaubkan, 6) Pengakuan Kelompok Penilaian pada pembelajaran kkooperatif berdasarkanskor peningkalan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperolch —siswa,—tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam. sistem skor_kelompok. Siswa_memperoleh skor untuk Kelompoknya didasarkan skor kuis- mereka melampaui skor dasar mereka. rn Bab 2 ~Metode Pernbelajaran Kooperatif 3. Investigasi Kelompok (Group Investigation) ee & = Ay Gambar 2.3 Skema Pembelajaran Investignsi Kelompok Investigasi kelompok merupakan model kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan, Model ini dikembangkan pertama kali olch Thelan Dalam perkembangannya model ini diperlias dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam pperencanaan baik topik yang dipclajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mercka. Pendekatan ini memeriukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendckatan yang lebih terpusat pada guru, Pendckatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang lebih baik. Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kclas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang hetcrogen. Kelompok ini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Sclanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada scluruh kelas. “ute 2.4 Petuningan Pendchatan Kelp Penyeiikan dan Pendckatan Strhturl ndckatan Unsur— | Kelompok Peayeiafkan Pendekatan Siruktural Tujuan Kogallif —laforamsi skadeeik tiagkat tinggi daa | lnformes skademik sederhana ‘eterampilan ink "Tajuna Sosial ‘Kerja sama dalam kelompok Komplcks | Ketcarapilan telompak dan sil ‘Siruktar Kelompok | Kelanpol baljar bemagen dengan 56 ] Rervariand —berkin, bol orang anzgota kelompok dengan 4 6 evans augue Tanya vm Biasanya ere ‘Siswa menyelesaan Taku Relorpok | Sis mengrjakan Wa tazs yang dibenkan batik sos up kong Renyeeanian proyek din weaiar | Uervariasi Japoraa dapat meagunaka te esa eran Sharan, dkk. (1984) membagi langkah-langkah pelaksanaan model. investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase. Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif a, Memilih topik Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu docrah masalal unum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok- kelompok yang berorientasi_tugas. Komposisi kelompok —_endalenya heterogen sccara akademis maupun ctnis, b, Perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur pombelajaran, tugas dan tujuan khusts yang konsisten dengan subtopik yang telah dlipilih pada tahap pertama, cc. Implementasi Siswa mencrapkan reneana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedu Kegiatan — pembelajaran —_hendaknya melibatkan —ragam —aktivites dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada _jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di Iuar sekolah, Guru secara ketat mengikuti kemajuan tisp kelompok din menawarkan bantuan bila diperlukan, Bab 2 ~Metode Pembelajaran Kooperatif dd. Analisis dan sintesis Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperolch pada tahap —ketiga dan. merencanakan bagaimana informasi terscbut diringkas dan disajikan dengan cara yang. menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh elas, cc. Presentasi hasil final Beberapa atau seria kelompok menyajikan hasil_penyelidikannya dengan cara menarik kepada scluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoieh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. f Evaluasi Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari pik yang sama, siswa dan guru mengevaluasitiap kontribusi kelompok {erhadap kerja kelas sebagai sualu keseluruhan, Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. 4, Think Pair Share (TPS) Peron Tank Pa Shae e@ 49 @ Gambar 2.4 Skema Pembelajaran Think Pair Share Stratexi think-pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Strateai think-pair-share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan olch Frang Lyman dan keleganya di Univeritas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair-share merupakan suatu cara yang ef diskusi Kelas. if untuk membuat variasi suasana pola Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutubkan pengaturan untuk mengendalikan Kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberikan siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya, Sckarang, ‘guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan shink-pair-share untuk: membandingkan tanya jawab kelompok kescluruhan, a. Langkah I : Berpikir (Thinking) Guru mengajakan sustu pertanyaan atau masalah yong dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta.siswa menggunakan wake beberapa menit untuk berpikir sendiri Jjawaban atau masalah, Siswa membutuhkan penjelasan —bahwa —berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir b. Langkah 2: Berpasangan (Pairing) Sclanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh, Interaksi selma wakiu yang disediskan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyean yang diajukan aiau menyatukan gagesan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi, Sceara normal guru memberi waktu tidak lebih dari atau 5 menit untuk berpasangan. ¢. Langkah 3 : Berbagi (Sharing) Pada langkah akhir, guru__-meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan elas yang telah mercka bicarakan, Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai_sckitar _sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Arends, 1997 disadur Tjokrodihardjo, (2003), Bab 2 ~Metode Pernbelajaran Kooperatif ‘Numbered Head Together (NHT) PentalaanNunbred as Topas oe ee @ sS Gambar 2.5 Skema Pembelajaran Numbered Head Together Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai altematif terhadap straktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NET) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebily banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemabaman mereka tethadap isi pelajaran tersebut. ‘Dalam mengajukan pertonyaan kepada seluruh kelas, guru mengeunakan strultur compat fase sebagai sintaks NHT a. Fase 1 : Penomoran Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada sctiap anggota kelompok diberi nomor antara T sampai 5. b. Fasc 2: Mengajukan Pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan Kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, Pertanyaan dapat mat spesifik dan dalam kalimat tanya, Misalnya, “Berapakah jumlah igi orang dewasa?” atau berbentuk arahan, misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak di Pulau Sumatera.” c. Fase 3: Berpiktir Bersama Slew semmyalin, peslndiva = tne into peanne bie meyakinkan tiap anggota dalam nny mongol jaan tir 4 ae Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif Fase 4: Menjawab = Guramemanggil suata_nomor G D) tertentu, kemucdian siswa yang nomomya sesuai_mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab —pertanyaan untuk seluruh kelas. 6. Teams Games Tournament (TGT) (6 RR) e@ = @e [| Gambar 2.6 Skema Pembelajaran Teams Games Tournament Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota- anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. ‘TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ihmu-ilmu eksok, ilmu-ilmu sosial maupun babasa dari jenjang pendidikan Dasar (SD, SMP) \gea perguruan tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang, dicumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar. Meski demikian, TGT juga dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang bersifat terbuka, misalnya esai atau inerja (Nur & Wikandari, 200727), a, Langkah-lengkah Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Secara rumat implementasinya TGT terdiri dari 4 komponen utama, antara lain (1) Presentasi Guru (sama dengan STAD); (2) Kelompok Belajar (sama dengan STAD): (3) Turmamen; dan (4) Pengenalan Kelompok, 1) Guru menyiapkan a) Kartu Soal b) Lembar Kerja Siswa ©) Alat’Bahan Bab 2 ~Metode Pembelajaran Kooperatif 2) _Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang) 3) Guru mengarahkan aturan permmainannya, Adapun langkab-langkabnya sebagai berikut. Seperti pada pola model STAD, pada TGT siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingket prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyiapkan pelajaran.dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereks untuk memustikan buhwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhimya, seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereks tidak dapat saling membantu Aturan (skenario) Permainan Dalam satu permainan terdiri dari : kelompok pembaca, kelompok: penantang 1, kkelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Kelompok Pembaca, bertugas : (1) Ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan ‘pada lembar penilaian; (2) Baca pertanyaan keras-keras; dan (3) beri jawaban, Kelompok Penantang kesatu bertugas : Menyctujui pembaca atau memberi Jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok Penantang kedua: (1) Menyetujui pembaca’atan memberi jawaban yang berbeda; dan (2) Cok lembar jawaban, Kegiatan ini dilakukan sccara bergiliran (games ruler). Penantang Pertama Pembaca Penantang kedua Gambar 2.7 Game Rules Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif Secara lengkap mekanisme games ruler untuk 3 (tiga) tim ditunjukkan pada gambar 2. tes EL ante vag Recaten | [egeroeninm | [ouiemincnoe | [sitet * el | urbe Gambar 2.8 Assignment to tournament Table ‘om Penghitungan Poin Turnamen Skor siswa dibandingkan dengan rerata skor yang lalu mereka sendiri, dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui prestasi yang dilaluinya sendiri, Poin tip anggota tim ini dijumlah utuk ‘mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi sertfikat atau ganjaran (award) yang lain. Berikut disajikan sistem penghitungan poin turamen pada model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Tabel 2.5 Penghungan Poin Taran nia 4 Pemain Paver | Noes | Tiefor | Tefor | Tejor| 3 war] 3 war |S wiv | Te Jor top| midile | Jow | tio for | tie for | tie | Low and sep | de high Te [6 (0 @ (mw {so |e [a fs High [a0 30a asf aS Middle Scorer a tide Scorer rr ‘Scorer Bab 2 ~Metode Pembelajaran Kooperatif ‘Tabel 2.6 Penghitungan Poin Turmamen untuk 3 Perain kp tow | tp | ow | the | ana ak Hex [op] [a [so ps [a [a lle “Tabet 2.7 Penghitungan Poin Turamen untuk 2 Pemain Phyer [No [Tie | Tetor [Tie [3 way [Seay [4] Te fr te | Gr | mnie | fe | de "he | coke | say | Low ‘ep few tgp | ow | ie | an ek a Tov [ope [ae fae a “Tabel 2.8 Contes Game Score Shest Shia | Pa Pris z = Desa | Keauia Vana F a Tabel 291 Lemar Rangkuman ies! Kelompok Manber |" | ~ tam | Avge Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif “abel 2.10 Penghiuungan Poin Turamen untuk 4 Pomain ‘Cries (em Avergsy Anal = Gnd Tee corr Spe Tae Bab 2 ~Metode Pembelajaran Kooperatif Daftar Pustaka Arends. R. |.. 1997. Classroom Instructional Management. New York: McGraw-Hill. Brown J.S., Collis, A., and Duguid, P., 1989. Situated Cognition and the Culture of Learning, Educational Researcher, 18(1): 32-42. Duffy, T.M. and Jonassen, D.H. 1992 Constructivism and the Technology of Instruction: A Conversation, Lawrence Erlbaum Associates. 221 Holt, D. G. & Willard-Holt, C. 2000. Let's Get Real - Students Solving Authentic Corporate Problems. Phi Delta Kappan 82(3) Johnson, D., Johnson, R. (1994). Learning Together and Alone, Cooperative, Competitive, and individualistic Learning. Needham Heights, MA: Prentice-Hall Killen, Roy. 1996. Effective Teaching Strategies: Lessons from Research and Practice. Wentworth Falls, NSW: Social Science Press, Kolb, David A. 1984. Experimental Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N. J. Kukla, A. 2000. Social Constructivism and the Philosophy of Science. London: Routledge McMahon, M. 1997. Social Constructivism and the World Wide Web - A Paradigm for Learning. Paper presented at the ASCILITE conference. Perth, Australia, Slavin, R. E.(1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. New Jersey: Prentice-Hall Trianto, 2009. Mendesain Mode! Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Walhimer, Mark. 2008. Constructivism Learning Theory, (Online), (http://museumplanner.org/constructivism-learning-theory/), diakses pada 20 Mei 2013 Buku Pintar Metode Pembelajaran Kooperatif

You might also like