Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Kode/Nama Rumpun Ilmu : Farmasi Kedokteran Gigi

ARTIKEL ILMIAH

UJI ANTI INFLAMASI SECARA TOPIKAL EKSTRAK ETANOL


UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia tuberosa Jack)
PADA MENCIT PUTIH JANTAN

Oleh :

Drg. Surya Nelis, Sp.PM 0015096710

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : “UJI ANTI INFLAMASI SECARA TOPIKAL EKSTRAK ETANOL UMBI


SARANG SEMUT (Myrmecodia tuberosa Jack) PADA MENCIT PUTI JANTAN”

Peneliti
1. Nama : drg. Surya Nelis, Sp. PM
NIDN : 0015096710
Jabatan/Golongan : Lektor/IIIc

Mengetahui Padang, Desember 2016


Dekan Ketua Peneliti

(Prof. Dr. Emriadi, MS) (drg. Surya Nelis, Sp.PM)


Nip. 196204091987031003 Nip. 196709152005012006

RINCIAN BIAYA
No JenisPengeluaran Biaya yang Keterangan
dikeluarkan
1 Mencit 600.000 Kwitansi 1
2 Masker 1 box 50.000
3 Handscoon 1 box 50.000
4 Biaya perawatan mencit 1.700.000
5 Pembacaan sediaan hapus 1.000.000
6 Peralatan untuk maserasi dan 880.000 Kwitansi 2
ekstrak
7 Fotocopy 600.000 Kwitansi 3
8 Jilidmakalah 120.000 Kwitansi 4
Total 5.000.000

Artikel Penelitian

UJI ANTI INFLAMASI SECARA TOPIKAL EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG


SEMUT (Myrmecodia tuberosa Jack) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Muhammad Islamoyo1, Yufri Aldi2, Surya Nelis1

Abstract
Inflammation is a tissue response towards damaging physical or chemical stimulations. One local sign of
inflammation is edema (tumor). Usage of natural herbal medicine has become an alternative way to prevent
inflammation. The extract of umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack) has anti-inflammation, anti-bacterial
and antioxidant properties. This study is to determine the anti-inflammation effect of the topical application of
Myrmecodia tuberosa Jack ethanol extract. This study used 28 white male rats previously induced with carragenin
2% b/v 0,5ml and divided into 4 treatment groups. Groups 1,2 dan 3 were given the ethanol extract with a
concentration of 0,5 %; 1%; 2% respectively after induction and on 24, 48 and 72 hours after the first application.
Group 4 was the untreated control group. Each treatment group were extracted for their inflammation exudate fluid
from their backs using a 1 ml syringe. Edema fluid volume was measured. The results showed a decrease of edema
fluid volume on all treatment groups. Statistical data analysis showed a significant difference between group 2 and
the negative control; also between group 3 and the negative control. In conclusion, the topical ethanol extract of
Myrmecodia tuberosa Jack can reduce inflammation reactions.

Keywords: Myrmecodia tuberosa Jack, anti-inflammation, topical, edema fluid volume

Affiliasi penulis : 1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas akumulasi leukosit neutrofilik yang menonjol.
Andalas. 2. Fakultas Farmasi Universitas Andalas.
Korespondensi: Muhammad Islamoyo Rewando Tutan Inflamasi kronik berlangsung lebih lama (berhari-hari
email:moyobp@yahoo.co.id Telp: 085274232343
sampai bertahun tahun) dan ditandai khas dengan
influks limfosit dan makrofag dan disertai dengan
PENDAHULUAN
proliferasi pembuluh darah dan pembentukan jaringan
Inflamasi merupakan respon protektif setempat
parut4
yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan,
Pada gusi dan rongga mulut, proses inflamasi
yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau
dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti terinfeksi
mengurung (sekuester) agen pencedera maupun
bakteri dan trauma pasca bedah. Inflamasi pada gusi
jaringan yang cedera. Keadaan akut ditandai oleh
dan rongga mulut biasanya di awali dengan
tanda klasik yaitu nyeri (dolor), panas (kalor),
kebersihan rongga mulut yang tidak terjaga.
kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya
Kebersihan rongga mulut yang tidak terjaga menjadi
fungsi (fungsiolesa). Secara histologis, menyangkut
tempat yang subur untuk perkembangan bakteri.
rangkaian kejadian yang mencakup dilatasi arteriol,
Bakteri dan produknya melakukan invasi ke dalam
kapiler dan venula, disertai peningkatan permeabilitas
epitel sulkus gingiva, sehingga dengan teraktivasinya
dan aliran darah, eksudasi cairan, termasuk protein
epitel maka akan terjadi pelepasan mediator-mediator
plasma dan migrasi leukositik ke dalam fokus
inflamasi. Trauma menjadi salah satu penyebab
peinflamasian1.
terjadinya inflamasi, trauma itu bisa terjadi karena
Reaksi inflamasi sering ditemukan pada
kesalahan saat menyikat gigi, kesalahan operator pada
masyarakat. Inflamasi dapat terjadi pada bagian tubuh
saat tindakan, dan trauma yang terjadi pasca
seperti pada rongga mulut. Inflamasi pada rongga
pembedahan5,6,7
mulut dapat berupa gingivitis, stomatitis, ulkus dan
Untuk mencegah atau mengatasi reaksi
trauma pasca bedah. Rasa sakit dari proses inflamasi
inflamasi seperti trauma pasca pembedahan dapat
menjadi penyebab terganggunya aktivitas sehari-hari
2,3
digunakan obat kimia, yaitu golongan NSAID dan
. Inflamasi terbagi menjadi dua pola dasar yaitu
golongan steroid. Kedua golongan obat tersebut
inflamasi akut dan inflamasi kronik. Inflamasi akut
mempunyai efek samping yang tidak diharapkan dan
adalah inflamasi yang berlangsung relatif singkat, dari
menimbulkan penyakit baru. Efek samping sistemik
beberapa menit sampai beberapa hari, dan ditandai
(peroral) seperti tukak lambung, gangguan ginjal,
dengan eksudasi cairan dan protein plasma serta
kardiovaskuler dan efek samping topikal seperti atropi tumbuhan sarang semut sebagai obat demam, alergi
pada mukosa, kandidiasis sekunder, mual dan lain pada kulit dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan
sebagainya. Untuk itu dicari obat lain yang tidak cara menghaluskan umbi dari tumbuhan sarang semut
memiliki efek samping yang berasal dari tumbuhan kemudian merebusnya lalu meminumnya14,15.
dan masyarakat telah menggunakannya secara turun Pengobatan tradisional dengan sarang semut
temurun8,9,10. tidak membutuhkan banyak biaya dan memiliki efek
Indonesia merupakan negara yang memiliki samping yang minimal. Subroto & Saputro (2006),
kekayaan keanekaragaman hayati tertinggi kedua menyatakan bahwa Sarang Semut mempunyai
setelah Brasil. Jumlah spesiesnya diperkirakan pada senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, polifenol,
takson tumbuhan berbunga yang terdapat di Indonesia tokoferol, magnesium, kalsium, besi, fosfor, natrium,
sebesar 10% atau sebanyak 25.000 jenis, sedangkan di dan seng. Senyawa aktif yang terkandung dalam
dunia terdapat sebanyak 250.000 jenis. Diantara jenis sarang semut memiliki banyak khasiat, yaitu sebagai
tumbuhan berbunga yang terdapat di Indonesia, 1.845 antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antidiabetes
jenis diketahui berkhasiat sebagai obat yang telah dan antikanker 15,16.
dipergunakan dalam pengobatan tradisional secara Penelitian mengenai umbi sarang semut secara
11
turun-temurun oleh berbagai etnis di Indonesia subkutan menunjukan bahwa ekstrak etanol
Tumbuhan sarang semut merupakan salah satu Myrmecodia tuberosa Jack dapat menghambat reaksi
tumbuhan potensial yang tumbuh dengan beraneka anafilaksis kutan aktif pada mencit putih betina17.
ragam spesies dengan bentuk dan warna daging yang Ekstrak etanol tumbuhan umbi sarang semut juga
bervariasi. Tumbuhan sarang semut (famili dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans,
Rubiaceae) pertama kali ditemukan di daerah Papua, Eschericia coli, dan Staphylococcus aureus18.
spesies sarang semut yang sering di temukan di daerah Pemberian ekstrak air tumbuhan sarang semut
Papua adalah Myrmecodia pendens. Penggunaan terhadap mencit (mus muculus) secara peroral juga
tumbuhan sarang semut di papua telah terbukti secara mampu mengatasi diare dan meningkatkan konsistensi
empiris berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai feses19. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
macam penyakit secara alami dan relatif aman. Kristina (2008) didapatkan hasil bahwa pemberian
Tumbuhan sarang semut secara turun temurun telah ektraks etanol M. pendens Merr & perry secara
digunakan sebagai obat oleh masyarakat pedalaman, peroral terhadap tikus (Rattus norvegicus L.) pada
khususnya sebagai obat penyembuh inflamasi, dosis 9 mg/200 g BB teruji mampu menurunkan
menguatkan imunitas tubuh dan mengatasi nyeri otot. inflamasi dengan daya anti inflamasi paling optimal
Bahagian yang digunakan adalah umbinya11. sebesar 29,726% pada lokasi udem yang diinduksi
Tumbuhan sarang semut adalah tumbuhan karragenin 1%20.
epifit. Sarang semut adalah anggota Rubiaceae family Inflamasi akut dapat dibuat dengan berbagai
dengan 5 genus, namun hanya 2 jenis tumbuhan yang metode yaitu metode penginduksian udem buatan, dan
memiliki hubungan dengan semut, yairu adalah metode pembentukan eritema (respon kemerahan),
12,13
Myrmecodia dan hypnophytum. . Secara ekologi, sedangkan inflamasi kronis dibuat dengan metode
tumbuhan sarang semut tersebar dari hutan hutan pembentukan granuloma. Pada penelitian ini akan
bakau dan pohon pohon pohon di pinggir pantai. digunakan metode penginduksian udem buatan.
Tumbuhan sarang semut juga telah diketahui banyak Metode ini dipilih karena tidak membutuhkan waktu
tumbuh di kepulauan Mentawai. Tumbuhan sarang yang lama dan pengukuran udem dapat dilakukan
semut yang ada di Mentawai adalah Myrmecodia dengan akurat serta mudah dilakukan (praktis).
tuberosa Jack. Masyarakat sekitar telah menggunakan Pengamatannya dapat dilihat dari kemampuan obat
anti inflamasi mengurangi volume udem yang di ekstrak etanol dari tumbuhan sarang semut sediaan
21,22
induksi pada mencit . salep dengan konsentrasi dosis 2%, Kelompok 4
Penelitian tentang uji anti inflamasi terhadap sebagai kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan
tumbuhan sarang semut (Myrmecodia tuberosa Jack)
Selama 24 jam sebelum perlakuan mencit dicukur
secara topikal belum ada. Berdasarkan latar belakang
bulu bagian punggungnya, dengan luas daerah yang
di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
dicukur diameter 3cm. Mulanya dipotong dengan
penelitian terhadap umbi dari tumbuhan sarang semut
gunting, selanjutnya untuk menghilangkan bulu yang
(Myrmecodia tuberosa Jack) terhadap reaksi inflamasi
masih tersisa dioleskan krim perontok bulu, sehingga
dengan rute pemberian secara topikal. Sediaan yang
bulunya betul betul hilang. Bagian punggung yang
diujikan adalah hasil ekstraksi dari umbi sarang semut
dicukur disuntikkan dengan udara sebanyak 5ml
dan dibuat dalam bentuk salep.
secara subkutan sehingga terbentuk kantong udara dan
METODE
sekaligus disuntikan juga 0,1 ml carragenin 2% b/v
Metode penelitian ini adalah eksperimental
dalam oleum sesami. Setelah 24 jam kantong udara
dengan menggunakan rancangan penelitian post test
terbentuk, dihisap udaranya dengan jarum suntik 5ml
with control group. Besar sampel dihitung dengan
sehingga kantong udara tersebut jadi kempes.
rumus Frederer dan didapatkan banyak sampel untuk
Selanjutnya ditambahkan larutan carragenin 2% b/v
semua perlakuan yaitu 24. Untuk mengantisipasi
dalam oleum sesami sebanyak 0,5 ml pada tempat
hilangnya unit eksperimen, digunakan rumus koreksi
yang ada kantong udara tersebut.
dan didapatkan total sampel untuk semua perlakuan
Sediaan uji dalam salep diberikan dengan cara
yaitu 28.
mengoleskan secara merata pada daerah yang
Alat yang digunakan pada penelitian adalah
terbentuk kantong udara sebanyak 200 mg, dengan
kandang hewan botol maserasi, alat destilasi vakum,
diameter pengolesan 3cm. Segera setelah pemberian
rotary evaporator, spuit 5 ml, spuit 1 ml, gunting
carragenin 2% b/v dalam oleum sesami sebanyak 0,5
bedah, timbangan, lumpang dan stamfer, neraca
ml. Selanjutnya obat diberikan lagi setelah 24,48, dan
analitik, alat cukur, handschoen, masker, spidol Gelas
72 jam setelah pemberian pertama. Pada kontrol
ukur. Bahan yang digunakan pada penelitian adalah
negatif hanya di olesi dengan vaselin flava.
tumbuhan sarang semu, metanol, vaselin flava,
carragenin, oleum sesami, krim perontok bulu, krust Pada hari ke-4 setelah pmberian obat maka hewan
ekstrak. percobaan dikorbankan dan diambil cairan eksudat
inflamasi yang terdapat pada bagian punggung
Prosedur penelitian dimulai dari pemeliharaan
tersebut dengan spuit 1 ml dan ditentukan volumenya.
dan perlakuan hewan percobaan. Semua mencit yang
akan diberikan perlakuan sebelumnya diadaptasikan Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
selama 7 hari dengan lingkungannya. Selama adaptasi One Way Annova jika sebaran data normal dan uji
mencit ditimbang diawal dan akhir dari adaptasi. Parametric jika sebaran data tidak normal. Analisis
Mencit dibagi kedalam 4 kelompok, dengan masing- data dilanjutkan dengan uji Post Hoc untuk
masing kelompok terdiri dari 7 ekor mencit. Setiap mengetahui perbedaan masing-masing kelompok
kelompok diberi perlakuan yang berbeda, dengan perlakuan dengan kelompok perlakuan lainnya
rincian, Kelompok 1 diolesi ekstrak etanol dari HASIL
tumbuhan sarang semut sediaan salep dengan Tabel 5.1 Rata-rata volume cairan udem pada
konsentrasi dosis 0,5%, Kelompok 2 diolesi ekstrak semua kelompok uji
etanol dari tumbuhan sarang semut sediaan salep
dengan konsentrasi dosis 1%, Kelompok 3 diolesi Kelompok n Mean ± SD
Perlakuan 1 6 0,20

Perlakuan 2 6 0,29
Min-Maks
Perlakuan 3 6 0,66
Perlakuan 1 6 0,24 ± 0,06
Kontrol negatif 6 0,72
0,16-0,31

Perlakuan 2 6 0,21 ± 0,04


Tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi semua data
0,18-0,29
memiliki sebaran yang normal, sehingga analisis data
Perlakuan 3 6 0,16 ±0,02 One Way Anova dapat dilakukan. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui variansi antara
0,12-0,21
kelompok-kelompok yang diuji sama atau tidak. Uji
Kontrol negatif 6 0,31 ± 0,05 homogenitas yang digunakan adalah Levene’s test for
equality of variance. Uji homogenitas data
0,24-0,38
menunjukkan p > 0,05, sehingga data memiliki varian
Keterangan :
yang sama atau homogen. Hasil uji homogenitas

Perlakuan 1 = konsentrasi dosis 0,5 % Levene’s test menunjukkan data memiliki varian yang
sama atau homogen (p >0,05).
Perlakuan 2 = konsentrasi dosis 1 %
Tabel. 5.3 Uji One Way Anova
Perlakuan 3 = konsentrasi dosis 2 %
Sum of df Mean F Sig
Pada tabel 5.1. dapat dilihat rata-rata volume Squares Square
cairan udem tertinggi terdapat pada kelompok kontrol
Between 0,06 3 0,02 9,82 0,00
negatif dan rata-rata volume cairan udem terendah
Groups
terdapat pada kelompok perlakuan 3.
Within 0,04 20 0,002
5.2 Analisa Bivariat
Groups
Analisis bivariat yang digunakan pada penelitian
Total 0,11 25
ini adalah One Way Anova. Uji ini dilakukan untuk
membandingkan perbedaan rata-rata jumlah Volume
cairan udem pada semua kelompok uji.
Pada hasil uji One Way Anova didapatkan hasil p =
Sebelum melakukan uji analisis data statistik 0,0005 dimana p < 0,05 bermakna bahwa semua
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk kelompok perlakuan mempunyai perbedaan yang
masing-masing kelompok sampel dengan signifikan. Setelah hasil One Way Anova didapat
menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk untuk melihat dilakukan uji Post Hoc test untuk mengetahui
data penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji kelompok mana saja yang berhubungan signifikan.
normalitas menunjukkan nilai p > 0,05. Hasil uji Hasil uji Post Hoc test dapat dilihat pada tabel 5.4
normalitas data dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel. 5.4 Uji statistik perbedaan rata-rata volume
Tabel 5.2 Hasil uji normalitas data Shapiro-Wilk cairan udem pada masing-masing kelompok

n Sig Kelompok Perbandingan p


Perlakuan jantan dipilih karena mudah didapat, penanganannya
mudah, dan fisiologisnya mirip dengan manusia.
Untuk mengurangi penyimpangan hasil penelitian
Perlakuan 1 Perlakuan 2 1,00 maka dipilih mencit dengan jenis kelamin, usia, dan
berat badan yang relatif sama.
Perlakuan 3 0,05
Pada analisa univariat didapatkan hasil bahwa
Kontrol Negatif 0,14
ekstrak etanol tumbuhan umbi sarang semut dengan
Perlakuan 2 Perlakuan 1 1,00 rute pemberian secara topikal dapat menekan reaksi
inflamasi, hal ini dapat dilihat dari rata-rata volume
Perlakuan 3 0,53
cairan udem setiap kelompok perlakuan lebih rendah
Kontrol Negatif 0,01 dari kelompok kontrol. Hasil ini sesuai dengan

Perlakuan 3 Perlakuan 1 0,05 penelitian Kristina (2008) bahwa pemberian ekstrak


etanol tumbuhan umbi sarang semut secara per oral
Perlakuan 2 0,53 mampu menekan rekasi inflamasi20.

Kontrol Negatif 0,00 Berdasarkan uji One Way Anova terdapat


Kontrol Perlakuan 1 perbedaan yang bermakna pada setiap kelompok.
0,14
Negatif Perbedaan ini disebabkan karena konsentrasi dosis
Perlakuan 2
0,01 masing-masing dari perlakuan berbeda, sehingga

Perlakuan 3 mempengaruhi volume cairan udem pada masing-


0,00 masing kelompok perlakuan.

Berdasarkan uji Post Hoc Bonferroni diperoleh


perbedaan yang signifikan volume cairan udem antara
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa perbedaan yang
kelompok perlakuan 2 dengan kontrol negatif dan
signifikan rata-rata jumlah volume cairan udem hanya
perlakuan 3 dengan kontrol negatif, sedangkan
terdapat antara kelompok perlakuan 2 dengan kontrol
kelompok perlakuan 1 tidak terdapat perbedaan yang
negatif dan perlakuan 3 dengan kontrol negatif (p <
bermakna terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini
0,05) sedangkan yang lainnya tidak menunjukan
disebabkan oleh konsentrasi dosis yang dimiliki
perbedaan yang signifikan.
kelompok perlakuan 1 lebih rendah dari kelompok
perlakuan 2 dan 3 sehingga tidak menekan reaksi
inflamasi secara efektif.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek Hasil uji Post Hoc juga menunjukan bahwa
anti inflamasi dari tumbuhan umbi sarang semut kelompok perlakuan 1 tidak terdapat perbedaan
(Myrmecodia tuberosa Jack) secara topikal. Sampel bermakna dengan kelompok perlakuan 2. Hal yang
pada penelitian ini adalah mencit putih jantan sama juga ditunjukan oleh kelompok perlakuan 2
berjumlah 28 ekor yang dibagi menjadi 4 perlakuan. dengan kelompok perlakuan 3, yaitu tidak terdapat
Tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah perbedaan bermakna dari 2 kelompok perlakuan
tumbuhan umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa tersebut. Hasil yang berbeda di tunjukan oleh
Jack). Tumbuhan umbi sarang semut ini didapatkan kelompok perlakuan 1 dengan kelompok perlakuan 3,
dari kepulauan Mentawai. Hewan percobaan yang yaitu terdapat perbedaan yang bermakna dari 2
digunakan adalah mencit putih jantan. Mencit putih kelompok tersebut. Hal ini disebabkan oleh rentangan
perbedaan konsentrasi dosis yang di miliki kelompok
perlakuan 1 (0,5%) dengan kelompok perlakuan 3 DAFTAR PUSTAKA
(2%) cukup jauh. 1. Dorland . Kamus Kedokteran Dorland, Alih
bahasa : Retna Neary Elseria, dkk. Judul Asli
Konsentrasi dosis pada penelitian ini
Dorland’s Illustrated Medical Dictionary .
ditentukan dengan uji pendahuluan. Pada uji
Jakarta : EGC 2010.
pendahuluan dosis yang digunakan adalah 0,5%; 1%;
2. Wijayanti P.M. Kebersihan Rongga Mulut dan
2%;. Ketiga dosis tersebut memberikan efek pada
Gigi Pasien Stroke. Departemen Ilmu
reaksi inflamasi sehingga ketiga dosis tersebut di
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran
jadikan dosis tetap pada penelitian ini. Sediaan uji
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta,
dibuat dalam bentuk sediaan salep dengan vaseline
Indonesia. 2011: 37-40
flava sebagai zat pembawanya.
3. Arbie R. Penanggulangan Rasa Sakit Dengan
Berdasarkan penelitian ini, ekstrak etanol Analgetika Dalam Bentuk Obat Bebas.
tumbuhan umbi sarang semut (Myrmecodia tuberosa Digitized by USU digital library 2003.
4. Robbins, Stanley L, dkk. Buka Ajar Patologi
Jack) memiliki aktifitas sebagai anti inflamasi secara
Robbins. Ed ke7. Jakarta : Penerbit Buku
topikal, dengan bertambahnya konsentrasi semakin
Kedokteran EGC. 2004 ; 1
bertambah pula aktifitas anti inflamasinya.
5. Wijayanti P.M dan Ismail S. Correlation
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah between Periodontitis, Asterosklerosis and
proses penyuntikan carraagenin pada punggung Acute Iskemik Stroce. Departemen Ilmu
mencit. Proses penyuntikan carragenin terganggu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
karena tipisnya kulit mencit dan reaksi mencit saat Universitas Islam Indonesia. Mutiara Medika.
akan disuntik sehingga mempengaruhi terbentuknya 2008 ; 8 (2) : 120-128
udem. 6. Lahama L, dkk. Angka Kejadian Stomatitis
yang Diduga Sebagai Denture Stomatitis Pada
KESIMPULAN Pengguna Gigi Tiruan di Kelurahan Batu Kota
Setelah dilakukan penelitian terhadap uji anti Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi Universitas
inflamasi secara topikal ekstrak etanol umbi sarang Sam Ratulangi. 2015 ; 4 (4)
semut (Myrmecodia tuberosa Jack) dilihat dari 7. Bakar Abu.Kedokteran Gigi
volume cairan udem, maka diperoleh hasil sebagai Klinis.Quantum.Yogyakarta. 2012 : P. 111-21
8. Roberts, L.J dan J.D. Morrow. Senyawa
berikut :
Analgesik-antipiretik dan Antiinflamasi Serta
1. Pemberian ekstrak etanol umbi sarang semut
Obat-Obat yang Digunakan dalam Penanganan
(Myrmecodia tuberosa Jack) secara topikal dapat
Pirai, dalam Dasar Farmakologi Terapi, Joel,
menekan terjadinya reaksi inflamasi.
G, Hardman dan Lee, E, limbird (editor). Ed
2. Pemberian ekstrak etanol umbi sarang semut
ke10. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002 :
(Myrmecodia tuberosa Jack) secara topikal dapat
2
menekan terjadinya reaksi inflamasi dengan 9. Lelo A, dkk. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-
parameter penurunan volume cairan udem Steroid Yang Rasional Pada Penanggulangan
menunjukan perbedaan yang bermakna (p < Nyeri Rematik. Bagian Farmakologi dan
0,05) Terapeutik Universitas Sumatera Utara. e-USU
3. Efek anti inflamasi yang bekerja paling Repository Universitas Sumatera Utara 2004.
maksimal diberikan oleh konsentrasi 2% dengan
jumlah volume cairan udem paling sedikit.
10. Savage, NW. Topical Steroid in Dental 20. Kristina D. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol
Practice, 2005. Aust Dent J ; Vol 50 Suppl Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendens
2:40-44 Merr. & Perry) Pada Tikus Putih (Rattus
11. Dirgantara S, dkk. Studi Botani dan Fitokimia norvegicus L.). Jurusan Biologi FMIPA UNS
Tiga Spesies Tumbuhan Sarang Semut Asal Surakarta. 2008.
21. Gryglewski, R.J., some Experimental Models
Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Jurnal
for the Study of Inflamation and Anti-
Farmasi Sains Dan Terapan. 2015 ; 2 (1) : 20-
Inflammatory Drugs, in I. L. Bonta, J.
22
12. Ahmad I, dan Risna L. Isolasi Antioksidan Thomson, and K. Brune, Inflammation :
Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia Mechanism and their impact on therapy, 19-21,
pendens Merr & Perry) Asal Papua. J. Trop. Bhirkaueser Verlag Basel, Rotterdam. 1977.
Pharm. Chem. 2011 ; 1 (3) : 199-204. 22. Vogel, H. G. Drug discovery and evaluations
13. Soeksmanto A, dkk. Anticancer Activity test
pharmacological assays. (2th Edition).
for Extracts of Sarang Semut Plant
Germany : Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
(Myrmecodya pendens) to HeLa and MCM-B2
2002.
Cells. Pakistas Journal of Biological
Sciences,2009. 13(3): 148-151.
14. Hamidah S, dan Budi S. Kadar Ekstraktif
Sarang Semut (Myrmecodia sp) dari
Kabupaten Barito Timur. Jurnal Hutan
Tropis.2011 ; 12 (31)
15. Subroto, M.A. dan H. Saputro. Gempur
penyakit dengan sarang semut. Penerbit
Swadaya, Jakarta 2006.
16. Ahkam, M S. Obat alternatif : sarang semut
penakluk penyakit maut. Diperoleh dari
http://www.sarangsemut.50webs.com/obat
%20alternatif.htm 2008.
17. Salam T. Uji Efek Anafilaksis Kutan Aktif
Fraksi Etil Asetat Sarang Semut (Myrmecodia
tuberosa Jack) Terhadap Mencit Putih Betina.
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, 2016.
18. Efendi, Y.N dan T. Hertiani. Potensi
Antimikroba Ekstrak Etanol Sarang Semut
(Myrmecodia tuberosa Jack) Terhadap Candida
Albicans, Escherichia Coli dan Staphylococcus
aureus. Traditional Medicine Journal. 2013 ;
18(1). P. 53-58.
19. Defrin, D. P., Rahimah, S. B., Yuniarti, L. Efek
Anti Diare Ekstrak Air Umbi Sarang Semut
(Myrmecodia pendens) Pada Mencit Putih
(Mus musculus). Prosding SnaPP. Ed Eksakta.
2010 ; 70(18) : 2089-3582.

You might also like