Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

e-J.

Agrotekbis 7 (1) : 131-139, Februari 2019 ISSN : 2338-3011

KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE


DARI BERBAGAI KONSENTRASI BUAH KELOR MUDA
(Moringa oleifera Lamk.)
Chemical and Organoleptic Characteristics of Cake of Various
Concentrations of FruitYoung Moringa (Moringa oleifera Lamk.)

Veronika1), Rostiati Rahmatu2), Syahraeni Kadir2)

1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
Jalan Soekarno-Hatta Km 9. Tondo-Palu 94118. Sulawesi Tengah. Telp. 0451-429738.

ABSTRACT

Utilization of Moringa is still not well known, normally known as one of the veggie menu.
In addition to direct consumption in fresh form, Moringa can also be processed into powder form
that can be used as a base material for food products, such as processed cakes,biscuits and other
processed. This study aims to determine the concentration of Moringa fruit juice that gives the best
effect against chemical and organoleptic properties cake. The research was conducted from January
to March 2018 in the Laboratory of Agro-Industry, Faculty of Agriculture, University,of Tadulako.
Research using completely randomized design (CRD) and a randomized block design (RBD) the
factors which consist of 5 level of concentration, ie 37,5%, 41,1%, 44,4%, 47,3% and 50% were
repeated 3 times so that obtained 15 experimental units. Treatment significantly or very real then
tested further using honestly significant difference test (HSD) level of 5% or 1%. The results
showed that the chemical and organoleptic characteristics of the best there is on the cake with a
concentration of moringa juice 50%, with a content of 29.84% moisture, 7.79% protein content, fat
content of 23.52%, 0.60% fiber content.
Key Words: Fruit moringa, concentration of juice moringa,moringa cake.

ABSTRAK

Pemanfaatan kelor masih belum banyak diketahui, umumnya hanya dikenal sebagai salah
satu menu sayuran. Selain dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, kelor juga dapat diolah
menjadi bentuk tepung yang dapat digunakan sebagai bahan dasar produk pangan, seperti pada
olahancake, biskuit, serta olahan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi jus
buah kelor yang memberikan pengaruh terbaik terhadap sifat kimia dan organoleptik cake.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari hingga Maret 2018 di Laboratorium agroindustri
fakultas pertanian universitas tadulako. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
dan rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi, yaitu 37,5%,
41,1%, 44,4%, 47,3% dan 50% yang diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan.
Perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata kemudian diuji lanjut menggunakan uji beda nyata
jujur (BNJ) taraf 5% atau 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kimia dan
organoleptik terbaik terdapat pada cake dengan konsentrasi jus kelor 50%, dengan kandungan
29,84% kadar air,7,79% kadar protein, 23,52% kadar lemak, 0,60% kadar serat.

Kata kunci: Buah Kelor, Konsentrasi Jus Kelor, Cake kelor.

131
PENDAHULUAN ditambahkan untuk setiap jenis makanan
sebagai suplemen gizi.
Makanan merupakan salah satu Pengolahan daun kelor secara luas
kebutuhan dasar manusia yang terpenting belum banyak dilakukan di Indonesia, hal
dan juga merupakan faktor yang sangat tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan
esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat dalam melakukan pemanfaatan
manusia. Tetapi betapapun menariknya daun kelor. Untuk itu, penganekaragaman
penampilan, lezat rasanya dan tinggi nilai pangan terhadap daun kelor perlu ditingkatkan
gizinya, apabila tidak aman dikonsumsi yang dapat dijadikan sebagai sumber gizi
maka maknan tersebut tidak ada nilainya pada produk pangan. Salah satu upaya yang
sama sekali. dapat dilakukan adalah pada pembuatan
Salah satu masalah pangan yang cookies yang dapat bersifat fungsional dengan
masih memerlukan pemecahan masalah ditambahkannya daun kelor yang dapat
yaitu penggunaan bahan tambahan pangan memberikan efek positif bagi kesehatan
untuk berbagai keperluan. Penggunaan tubuh (Fitri, 2015).
bahan tambahan pangan dapat dilakukan Salah satu industri yang berkembang
pada industri pengolahan pangan, maupun sangat pesat adalah industri kuliner atau
dalam pembuatan makanan jajanan yang makanan. Salah satu makanan yang sedang
umumnya dihasilkan oleh industri kecil digemari oleh masyarakat adalah aneka
atau rumahan. jenis kue, hal ini dikarenakan oleh banyak
Makanan jajanan (street food) sudah variasi kue dan roti yang sudah beredar di
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai toko penjual aneka macam kue dan
kehidupan masyarakat, baik dari perkotaan roti. Salah satu jenis kue yang paling banyak
maupun pedesaan. Keunggulan dari makanan diminati oleh masyarakat dan mudah
jajanan adalah murah dan mudah didapat ditemui adalah kue brownies. Brownies
merupakan kue yang berbahan dasar coklat
serta cita rasanya yang cocok dengan selera
yang telah banyak beredar dan dijual di
kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki
berbagai toko kue dan roti karena digemari
keunggulan-keunggulan tersebut, ternyata
oleh banyak orang. Brownies biasanya
makanan jajanan juga beresiko terhadap terbuat dari campuran bahan adonan seperti
kesehatan karena penanganan yang tidak tepung terigu, cokelat masak, cokelat bubuk,
higenis yang memugkinkan makanan jajanan telur, dan gula. Brownies merupakan kue bolu
terkontaminasi oleh mikroba beracun maupun cokelat yang tidak diberi bahan pengembang
penggunanaan bahan tambahan pangan. atau baking powder dan dibuat dengan
Daun kelor merupakan salah satu proses pemanggangan (Dianka dkk, 2014).
bagian dari tanaman kelor yang telah banyak Sampai saat ini, masyarakat hanya
diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. taunya mengkonsumsi brownies yang berwarna
Daun kelor sangat kaya akan nutrisi, cokelat kehitaman dan melulu dengan rasa
diantaranya kalsium, besi, protein, vitamin khas cokelat dan susu. Masyarakat harus
A, vitamin B dan vitamin C. berani menggeser kebiasaan yang tentunya
Pemanfaatan kelor masih belum tidak baik untuk para lansia atau anak kecil
banyak diketahui, umumnya hanya dikenal dengan alasan kesehatan.
sebagai salah satu menu sayuran. Selain Berdasarkan latar belakang diatas
dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, penyusun mencoba meneliti cake yang
kelor juga dapat diolah menjadi bentuk mensubtitusi penggunaan cokelat. Greenies
tepung atau powder yang dapat digunakan yang dimaksud disini adalah cake yang
sebagai bahan dasar produk pangan, seperti berbahan dasar sama dengan brownies
pada olahan pudding, cake, nugget, biskuit hanya saja penggunaan cokelat dalam
cracker serta olahan lainnya. Menurut pembuatan brownies diganti dengan jus
Palupi dkk, (2007) tepung daun kelor dapat daun kelor sehingga disebut “greenies cake”.
132
METODE PENELITIAN roti, kemudian diratakan. Lalu adonan
dipanggang dalam oven dengan suhu 200oC
Bahan yang digunakan pada selama ± 30 menit.
penelitian ini adalah daun kelor muda,
tepung beras, airmineral, baking powder, Variabel Pengamatan
Kadar Air (AOAC, 1990). Dengan cara
gula pasir, telur ayam, margarin, vanili
menimbang sampel yang telah berupa
bubuk, tissue, kertas saring, pelarut heksan.
serbuk bahan yang telah dihaluskan
Alat yang digunakan oven, mixer,
sebanyak 1-2 g dalam cawan petri yang
kompor, baskom, alat pengaduk, pisau,
telah diketahui beratnya. Dikeringkan
gunting, talang kue, neraca analitik, oven
sampel dalam oven pada suhu 100-1050C
vakum, cawan petri, tabung reaksi, sendok
selama 3-5 jam. Didinginkan dalam
tanduk, hot plate, erlenmeyer, gelas kimia,
desikator dan ditimbang. Dipanaskan lagi
botol semprot, batang pengaduk, blender,
dan bag. dalam oven selama 30 menit. Didinginkan
dalam desikator dan ditimbang, perlakuan
Pelaksanaan Penelitian diulangi sampai tercapai berat konstan
Pembuatan Greenies Kelor. Pelaksanaan (selisih penimbangan berturut-turut kurang
penelitian diawali dengan penentuan daun dari 0,2 mg). Pengurangan berat merupakan
kelor yang digunakan, daun kelor yang banyaknya air dalam bahan. Perhitungan
digunakan adalah daun kelor muda yang kadar air berdasarkan berat basah adalah
diperoleh dari kampus Universitas Tadulako sebagai berikut:
Palu jalan Soekarno Hatta KM 9 tepatnya 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙 −𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑟
dilingkungan Laboratorium Agroindustri Kadar air = 𝑋 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑤𝑎𝑙
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
Kadar Protein (AOAC, 1990). Penentuan
Daun kelor muda yang digunakan
protein menggunakan metode mikro
diambil pada pagi hari kemudian langsung
Kjeldahl. Diambil contoh sebanyak 1 g, lalu
diolah menjadi jus untuk menjaga kesegarannya,
dimasukkan kedalam labu Kjeldahl kemudian
daun kelor yang sudah diolah menjadi jus ditambahkan 7,5gr CuSO4, 7,5 gr K2SO4
kemudian dimasukkan kedalam pembuatan dan 15 ml H2SO4 pekat. Kemudian di
greenies kelor. didihkan sampai jernih dan pemanasan
Pembuatan Greenies Kelor. Pembuatan diteruskan selama 1 jam. Kemudian
greenies cake sama dengan pembuatan didinginkan dan setelah dingin ditambahkan
brownies bahan yang digunakan semuanya 100 ml aquades dan NaOH 50% sebanyak
sama hanya saja dalam pembuatan brownies 50 ml. Kemudian dilakukan destilasi, destilat
menggunakan cokelat dan dalam pembuatan ditampung sebanyak 75 ml dalam
greenies menggunakan jus daun kelor. erlenmeyer yang telah diisi dengan 50 ml
Pembuatan greenies diawali dengan larutan HCl 0,1 N dan 5 tetes indikator
semua bahan ditimbang terlebih dahulu sesuai metil red. Kemudian destilat dititrasi
dengan jumlah pada metode perlakuan yang dengan NaOH 0,1N sampai terbentuk warna
telah ditentukan. Selanjutnya dicampurkan kuning. Dibuat juga blanko dengan
150 g gula, 2 butir telur, lalu dimixer menggantikan bahan dengan aquades.
sampai mengembang ± 12 menit kemudian Kadar protein =
(ml NaOH blanko – ml NaOH contoh ) x N NaOH
𝑋 100
𝑔𝑟𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dimasukkan 5 g baking powder, 4 g vanili,
jus daun kelor dan tepung terigu yang sudah Keterangan :
ditimbang sesuai dengan jumlah yang V1 = Volume Titrasi (Sampel)
ditentukan, lalu dimixer sampai homogen V2 = Volume Titrsi Blanko
N = Normaliter Larutan Hcl atau H2SO4 0,01 N
± 3 menit. Masukkan margarin Kemudian
P = Faktor Pengenceran.
dikocok menggunakan mixer hingga adonan
menjadi homogen ± 1 menit. Dituangkan Kadar Lemak (AOAC, 1990). Labu lemak
adonan ke dalam loyang yang dilapisi kertas dicuci bersih, kemudian dipanaskan didalam

133
oven selama 1 jam pada suhu 105oC, Tabel 1. Hedonic Organoleptik
kemudian didinginkan di dalam desikator
Skala hedonik Skala numerik
selama 30 menit lalu ditimbang dan dicatat
beratnya. Sampel (bekas analisis kadar air Sangat suka 7
ditimbang sebanyak kurang lebih 5 g, Suka 6
Agak suka 5
kemudian ke dalam labu lemak. Selanjutnya
Netral 4
labu lemak tersebut dimasukkan ke dalam Tidak suka 3
soklet dan diekstrksi lemaknya selama 6 Agak Tidak suka 2
jam dengan pelarut heksan. Setelah proses Tidak suka 1
ekstraksi, pelarut dipisahkan dari lemak
dengan rotary vakum evaporator. Labu lemak Uji Organoletik. Uji organoleptik terhadap
dipanaskan di dalam oven di lengkapi greenis cake dilakukan dengan uji kesukaan
dengan blower selama 1 jam pada suhu atau uji hedonik. Pengujian dilakukan
100oC, kemudian di dinginkan di dalam dengan cara diuji oleh 20 orang panelis
desikator selama 30 menit lalu ditimbang yang melakukan penilaian dengan skala
dan dicatat beratnya. Pemanasan dan seperti Tabel 1.
penimbangan diulang beberapa kali hingga
diperoleh berat labu lemak konstan. Kadar Analisis Data. Data yang telah diperoleh
lemak sampel ditentukan melalui persamaan. dianalisis menggunakan uji varian (Uji F),
apabila perlakuan memberikan pengaruh
BL + lemak − BLK
Kadar lemak = 𝑋 100 nyata atau sangat nyata akan dilanjutkan
𝐵𝑆
dengan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ)
Keterangan :
pada taraf 5 dan 1 persen.
(BL+lemak)*= Berat Labu + Lemak Setelah
Diekstraksi
BLK = Berat Labu Kosong HASIL DAN PEMBAHASAN
BS = Berat Sampel.
Kadar Air. Hasil pengamatan menunjukkan
Serat Kasar (AOAC, 1990). Ditimbang bahwa analisis kadar air tertinggi terdapat
kurang lebih 5 g sampel, dimasukkan pada konsentrasi 9% dengan perolehan nilai
kedalam Erlenmeyer 500 mL. Ditambahkan 24,29% dan pengaruh nyata terhadap semua
50 mL larutan H2SO4 0,3 N dan dididihkan perlakuan sedangkan kadar air terendah
selama 30 menit dengan pendingin tegak. terdapat pada konsentrasi 3% dengan nilai
Ditambahkan 50 mL NaOH 1,5 N dan 20,90%. Hal ini bisa terjadi diduga karena
didihkan lagi selama 30 menit. Disaring umur daun kelor tidak sama persis . Kadar
larutan dalam keadaan panas dengan air greenies cake pada berbagai konsentrasi
dikeringkan dan diketahui bobotnya. Dicuci jus kelor dapat dilihat pada Gambar 1.
endapan yang terdapat kertas saring
beturut-turut dengan aquades secukupnya,
50 mL larutan H2SO4 0,3 N dan terakhir 25
24.29 b
kadar air (%)

dengan 25 mL etanol. Diangkat kertas 24


saring beserta isisnya, dimasukan ke dalam 23 21.55 a 21.53 a
22 20.90 a21.33 a
cawan porselin yang telah diketahui 21
bobotnya, dikeringkan pada oven suhu 20
105oC dan didinginkan pada desikator dan 19
ditimbang. Selanjutnya cawan porselin dan 0 3 5 7 9
isinya dibakar atau diabukan dalam tanur konsentrasi jus (%)
listrik pada suhu 400-500oC sampai abu
menjadi putih seluruhnya. Kemudian
diangkat, didinginkan dalam desikator Gambar 1. Grafik Kadar Air Greenies Cake.
kemudian ditimbang.

134
Semakin tinggi suhu pemanggangan, Menurut penelitian yang dilakukan
maka kadar air produk cookies kelor yang oleh Zakaria (2012), kadar protein
dihasilkan semakin rendah, semakin tinggi terhadap tepung daun kelor adalah sebesar
suhu pemanggangan akan menyebabkan 28,25% dan berdasarkan hasil penelitian
penguapan air dari dalam bahan akan pendahuluan kadar protein tepung daun
semakin besar. kelor adalah sebesar 28,99%, sehingga
Penurunan kadar air pada proses semakin banyak konsentrasi tepung daun
pemanggangan disebabkan karena sebagian kelor yang ditambahkan akan meningkatkan
kandungan air dalam bahan pangan akan kadar protein pada cookies yang dihasilkan.
berkurang. Pada proses pemanggangan, air Tinggi atau rendahnya nilai protein
yang terdapat dalam bahan akan mengalami yang terukur dapat dipengaruhi oleh besarnya
penguapan akibat kenaikan temperatur pada kandungan air. Nilai protein yang terukur
oven. Penurunan kadar air pada produk akan semakin rendah jika jumlah air semakin.
pemanggangan terjadi karena panas yang Menurut Serbranek (2009), kandungan protein
disalurkan melalui alat pemanggang akan yang terukur tergantung pada jumlah bahan-
menguapkan air yang terdapat dalam bahan bahan yang ditambahkan dan sebagian besar
yang dipanggang (Fitri, 2015) dipengaruhi oleh kandungan air.
Air juga merupakan komponen Pengurangan kuning telur juga
penting dalam bahan makanan karena air menyebabkan berkurangnya jumlah lemak,
dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, lesitin dan protein yang berasal dari kuning
serta citarasa makanan. Bahkan dalam telur sehingga sistem emulsi menjadi
bahan makanan yang kering sekalipun,
tidak stabil akibat ketidakseimbangan
seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian,
jumlah lemak dan air yang diemulsikan
terkandung air dalam jumlah tertentu.
(Ang dkk, 2016).
Kandungan air (kadar air) dalam bahan
Menurut Palupi dkk (2007),
makanan ikut menentukan kesegaran dan
pengolahan bahan pangan berprotein yang
daya tahan bahan makanan terhadap
serangan mikroba yang dinyatakan dengan tidak dikontrol dengan baik dapat
water activity (aw), yaitu jumlah air yang menyebabkan terjadinya penurunan protein.
dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk Protein akan mengalami penurunan akibat
bertumbuh (Winarno, 2004). adanya proses pemanasan dimana protein
merupakan senyawa reaktif yang tersusun
Kadar Protein. Hasil pengamatan dari beberapa asam amino yang mempunyai
menunjukkan bahwa analisis kadar protein gugus reaktif yang dapat berikatan dengan
tertinggi terdapat pada konsentrasi 9% komponen lain pada saat proses pemanasan,
dan berpengaruh nyata terhadap control. misalnya berikatan dengan gula pereduksi,
Kadar protein greenies cake pada berbagai polifenol, lemak, dan produk oksidasinya
konsentrasi jus kelor dapat dilihat pada serta bahan tambahan kimia lainnya.
Gambar 2.
24.50
23.97 b
kadar lemak (%)

10.00 8.06 c 24.00


kadar protein (%)

8.00 5.69 a 5.83 a 6.20 b


6.36 b
23.50 23.23 ab23.34 ab
6.00 22.73 a 22.78 a
23.00
4.00
2.00 22.50
0.00 22.00
0 3 5 7 9 0 3 5 7 9
konsentrasi jus (%) konsentrasi jus (%)

Gambar 2. Grafik Kadar Protein Greenies Cake. Gambar 3. Grafik Kadar Lemak Greenies Cake.

135
Kadar Lemak. Hasil pengamatan 0.4
0.275 c 0.308 d

kadar serat (%)


menunjukkan bahwa analisis kadar lemak 0.3
tertinggi terdapat pada konsentrasi 9% 0.161 b 0.187 b
0.2
dan berpengaruh nyata terhadap control. 0.068 a
0.1
Hal tersebut diduga dipengaruhi oleh berat
telur yang digunakan tidak seragam, 0
serta kadar lemak yang rendah mungkin 0 3 5 7 9
dipengaruhi oleh reaksi kimia dan biokimia konsentrasi jus (%)
yang terjadi selama proses pemanggangan.
Selama proses pemanggangan cookies Gambar 4. Grafik Kadar Serat Greenies Cake.
terjadi perubahan fisik dan kimiawi yang
kompleks, pada saat proses pemanggangan, Kadar Serat. Hasil pengamatan
terjadi penurunan kadar air sebanyak menunjukkan bahwa analisis kadar serat
70%-90%, protein sebanyak 10%-15%, dan tertinggi terdapat pada konsentrasi 9%
kadar abu serta mineral sebanyak 0,5% dengan nilai 0,308 dan berpengaruh sangat
(Rahma, 2015). nyata terhadap semua perlakuan hal ini
Kadar lemak greenies cake pada kemungkinan disebabkan karena daun kelor
berbagai konsentrasi jus kelor dapat dilihat muda yang pakai untuk penelitian tidak
pada Gambar 3. diketahui secara pasti berapa tingkat ketuaan
Selain lemak yang terkandung dalam daun kelor. Karena apabila semakin tua
daun kelor yang telah diolah menjadi jus daun kelor tentu serat yang terkandung
kemudian ditambahkan dalam pembuatan dalam daun tersebut akan berubah. Suhu
greenies kandungan lemak pada greenies dan waktu pemanggangan mempengaruhi
juga berasal dari penambahan margarin dan kadar karbohidrat dan kadar serat pada
kuning telur. produk cookies.
Pengurangan kuning telur menyebabkan Kadar serat greenies cake pada
berkurangnya jumlah lemak, lesitin dan berbagai konsentrasi jus kelor dapat dilihat
protein yang berasal dari kuning telur pada Gambar 4.
sehingga sistem emulsi menjadi tidak stabil Pada penelitian (Asty, 2013) kandungan
akibat ketidakseimbangan jumlah lemak serat yang cukup tinggi pada biskuit kontrol
dan air yang diemulsikan (Ang dkk, 2016). diperoleh dari penambahan serbuk daun
Lemak didalam makanan yang kelor dan pada biskuit substitusi selain
memegang peranan penting ialah yang penambahan serbuk daun kelor yang paling
disebut lemak netral, atau triglyceride, yang berpengaruh adalah substitusi tepung talas
molekulnya terdiri atas satu molekul belitung itu sendiri. Semakin besar jumlah
substitusi tepung talas belitung, kadar seratnya
glycerol (glycerin) dan tiga molekul asam
semakin besar. Hasil uji kadar serat serbuk
lemak, yang diikatkan pada glycerol tersbut
daun kelor adalah sebesar 24,01% dan kadar
dengan ikatan ester (Sediaoetama, 2006).
serat tepung talas Belitung sebesar 5,15%.
Lemak netral dalam ilmu gizi adalah Serat dapat dibedakan menjadi
apa yang dikenal sebagai lemak dan dua macam, yaitu crude fiber (serat kasar)
minyak. Lemak berbentuk padat pada suhu yang disusun oleh selulosa dan ligni, serta
kamar sedangkan minyak berbentuk cair dietary fiber (serat makanan) yang komponen
(Almatsier, 2004). Konsumsi lemak atau utamanya sebagian besar ditemukan pada
minyak biasanya digunakan sebagai medium struktur dinding sel tanaman seperti
penggoreng atau bahan pangan, penambah selulosa, hemiselulosa, lignin dan subtansi
citarasa maupun sebagai shorthening yang pekat. Serat kasar dalam satuan makanan
memberikan tekstur yang baik pada roti. dapat disajikan indeks kadar serat makanan,
Beberapa bahan pangan yang banyak karena umumnya didalam serat kasar
mengandung lemak antara lain : daging, ditemukan sebanyak 0,2 – 0,5 bagian
mentega, kelapa, kacang-kacangan. jumlah serat makanan (Muchtadi, 2005).
136
6.00 5.33 ab 5.67 b
4.33 a 4.33 a 4.73 ab 7.00 6.60 b
WARNA 6.13 ab
6.50

RASA
4.00 5.87 a
6.00 5.67 a 5.80 a
2.00 5.50
5.00
0.00 0 3 5 7 9
0 3 5 7 9
konsentrasi jus (%) konsentrasi jus (%)

Gambar 5. Skor Penilaian Warna Greenies Cake. Gambar 7. Skor Penilaian Rasa Greenies Cake.

7.00 6.53 b
6.53 b 6.60

TEKSTUR
AROMA

6.50 6.13 ab 6.40 6.20 ab6.13 ab


5.93 a 6.00 ab 5.80 a 6.20 6.07 ab
6.00 5.93 a
6.00
5.50 5.80
5.00 5.60
0 3 5 7 9 0 3 5 7 9
konsentrasi jus (%) konsentrasi jus (%)
Gambar 6. Skor Penilaian Aroma Greenies Cake. Gambar 8. Skor Penilaian Tekstur Greenies Cake

Uji Organoleptik. Aroma. Uji organoleptik menunjukkan bahwa


Warna. Hasil pengamatan menunjukkan konsentrasi jus daun kelor berpengaruh
bahwa panelis agak suka terhadap greenies nyata terhadap aroma greenies cake. Uji
cake konsentrasi jus 9%. Hal ini disebabkan ANOVA uji organoleptik yang hasil
oleh semakin tinggi konsentrasi jus daun pengamatan menunjukkan bahwa panelis
kelor warna greenies tersebut semakin suka terhadap greenies cake konsentrasi jus
terang atau berwarna hijau. Warna greenies 9%. Hal ini disebabkan karena semakin
cake pada berbagai konsentrasi jus kelor tinggi konsentrasi jus aroma telur dan
dapat dilihat pada Gambar 5. margarine semakin samar. Aroma greenies
Warna menjadi salah satu parameter cake pada berbagai konsentrasi jus kelor
yangsangat menentukan kesukaan konsumen dapat dilihat pada Gambar 6.
terhadap suatu produk. Warna yang menarik Di dalam industri pangan pengujian
bias menimbulkan rasa suka terlebih dahulu terhadapbau dianggap penting karena
sebelum konsumen tersebut mengkonsumsi dengan cepat dapat memberikan hasil
makanan tersebut. Suatu bahan yang dinilai penilaian terhadap produk tentang diterima
bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik atau tidaknya produk tersebut, produk yang
tidak akan dimakan apabila memiliki warna memiliki aroma kurang menarik, bisa
yang tidak sedap dipandang atau memberi mengurangi penilaian dan juga minat dari
kesan telah menyimpang dari warna konsumen untuk mengkonsumsinya.
yang seharusnya. Penerimaan warna suatu Rasa. Hasil pengamatan menunjukkan
bahan berbeda-beda tergantung faktor alam, bahwa panelis suka dengan rasa greenies
geografis, dan aspek sosial masyarakat cake konsentrasi jus 9%. Rasa greenies
penerima (Winarno, 2004). cake pada berbagai konsentrasi jus kelor
Warna bukan merupakan suatu zat/ dapat dilihat pada Gambar 7.
benda melainkan suatu sensasi seseorang Rasa suatu produk menjadi satu
oleh karena adanya rangsangan dari seberkas parameter yang tidak bisa dikesampingkan.
energi radiasi yang jatuh ke indera mata/ Pada dasarnya manusia menginginkan
retina mata (Choiroel dkk, 2010). pangan yang tentunya enak rasanya selain
137
untuk memenuhi kebutuhan akan kenyang konsentrasi jus kelor 9% berpengaruh nyata
dan kesehatan (Choiroel, dkk 2010). pada kontrol.
Menurut Gracia (2009) dalam Uji organoleptik terbaik pada
penelitiannya dikatakan bahwa penambahan greenise cake terdapat pada cake
margarin, gula, dan telur dalam pembuatan konsentrasi 9%. Pada semua pengujian
bolu sangat mempengaruhi rasa. Semakin rata-rata panelis agak suka terhadap
tinggi nilai penambahan bahan-bahan greenies cake konsentrasi jus 9%.
tersebut semakin disukai karena rasanya
Saran
semakin enak. Bahwa rasa banyak melibatkan
panca indera yaitu lidah. Agar suatu Perlu dilakukan penelitian lanjutan
senyawa dapat dikenali rasanya, senyawa untuk mengetahui kadar karbohidrat dan
tersebut harus dapat mengadakan hubungan kadar vitamin C untuk memperoleh
dengan mikrovilus dan impuls akan dikirim informasi mengenai daun kelor dalam
ke pusat susunan syaraf. Rasa suatu bahan produk pangan.
makanan dipengaruhi oleh senyawa kimia,
suhu, konsentrasi dan interaksi dengan DAFTAR PUSTAKA
komponen rasa lainnya. Setiap orang
Almatsie, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
memiliki batas konsentrasi yang berbeda PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
terhadap rasa. Sehingga penilaian setiap
panelis terhadap brownies berbeda-beda, Association of Official Analitycal Chemists, 1990.
karena adanya kemungkinan peningkatan Official Method of Analisys Chemist.
atau penurunan intensitas rasa. Vol. 1A. Washington DC. USA.

Tekstur. Hasil pengamatan menunjukkan Ayustaningwarno, 2014. Aplikasi Pengolahan


bahwa panelis suka terhadap tekstur Pangan. Yogyakarta. Deepublish.
greenies cake konsentrasi 9%. Tekstur
Choiroel, A., Sri, H. 2010, Mi Kering Waluh
greenies cake pada berbagai konsentrasi jus (Cucurbita Moschata) dengan Antioksidan
kelor dapat dilihat pada Gambar 8. dan Pewarna Alami.
Tekstur suatu bahan pangan
merupakan salah satu sifat fisik dari bahan Dianka W, Trias SP, Raden NK. 2014. Uji
pangan. Tekstur merupakan salah satu atribut Kesukaan Hasil Jadi Kue Brownies
Menggunakan Tepung Terigu Dan Tepung
organoleptik yang mempengaruhi penerimaan Gandum Utuh. Jakarta Barat.
panelis (Rachmawati dkk, 2016).
Dibandingkan dengan brownies Fitri, K . D., 2015. Pembuatan Cookies dengan
panggang, brownies kukus memiliki tekstur Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa
yang lebih mengembang dan lembut. Oleifera) pada Berbagai Suhu Pemanggangan.
Brownies yang dipanggang memiliki tekstur Program Studi Teknologi Pangan. Fakultas
Teknik Universitas Pasundan Bandung.
yang padat dan tidak mengembang. tekstur
pada brownies meliputi kekerasan dan Gracia, C, S dan Haryanto, B. 2009. Kajian Formula
kelembutan. Tekstur pada makanan sangat Biskuit Jagung dalam Rangka Substitusi
dipengaruhi oleh kadar air, kadar lemak, Tepung Terigu. J. Teknologi dan Industri
jumlah dan jenis karbohidrat serta protein Pangan Vol. 20. No. 1.
yang menyusunnya (Gracia, 2009)
Muchtadi, T. R, dan Ayustaningwarno, F, 2010,
Teknologi Proses Pengolahan Pangan,
KESIMPULAN DAN SARAN Penerbit Alfabeta. Bandung.

Kesimpulan Muchtandi, D. 2009, Prinsip Teknologi Pangan


Sumber Protein. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Kandungan gizi terbaik pada
greenies cake terdapat pada cake konsentrasi Palupi N, Zakaria F, Prangdimurti E.2007. Pengaruh
jus kelor 9%. Pada semua pelakuan Pengolahan Terhadap Nilai Gizi Pangan.

138
ENBP Me-L, Editor: Departemen Ilmu & Gizinya pada Beberapa Pasar Tradisional
Teknologi Pangan-Fateta-IPB. Di Kota Malang.

Permana, D.R. 2003. Analisis Proksimat Tepung Sediaoetama,. Ahmad,. D. 1985. Faktor Gizi,
Hasil Proses Ekstraksi Minyak dari Puree Bhatara Karya Akbar. Jakarta.
Ikan. J. Iktiologi Indonesia. Vol. 03. No. 02.
Sebranak, J. 2009. Basic Curing Ingredients.
Rachmawati,. Rosi., N, Ampera., M. 2016, Karakteristik Didalam Terte R. Editor. Ingredients In
Organoleptik Biskuit Berbasis Tepung Labu Meat Product. Properties, Functionality
Kuning (Cucurbita Moschata), Tepung and Applications. Springer Science.
Kacang Koro (Mucuna Prurien), dan New York.
Tepung Sagu (Metroxilon Sago) Aceh.
Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Samsundari,. S. 2007. Identifikasi Ikan Segar Yang PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dipilih Konsumen Beserta Kandungan

139

You might also like