Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufactur Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2010-2012

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 14

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN


MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN
2010-2012
Ali Fikri M (2017310258)1, Fitrah Aisyah R (2017310658)2, Rizka Adhalian A (2017310708)3
1, 2, 3
STIE Perbanas Surabaya Jl. Wonorejo Timur No. 16, Rungkut, Surabaya, 60296, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRACT
In Indonesia it is still rare for companies to implement corporate governance properly,
even though if seen in all corporate governance can determine the progress of the
company. This study aims to prove that there is an influence of good corporate
governance on the stock price of a company. This research variable is managerial
ownership, institutional ownership and audit committee as independent variables
(independent variables) and stock prices as the dependent variable (dependent
variable). This research was conducted on manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2010-2012. The sample of this study was
Key words: determined based on the purposive sampling method, namely the specific sample
good corporate governance, selection criteria. From observation and data collection and obtained a sample of 12
managerial ownership, companies. Data analysis method used in this study uses multiple linear regression
institutional ownership, audit and descriptive analysis during the study period. Descriptive analysis serves to
committee, and stock prices collect, process, present, and analyze quantitative data descriptively. The results of
this study indicate that managerial ownership affects the stock price, institutional
ownership affects the stock price, and the audit committee affects the stock price.

ABSTRAK
Di Indonesia masih jarang perusahaan menerapkan tata kelolah perusahaan secara
baik, padahal jika dilihat sekilah tata kelola perusahaan dapat menentukan kemajuan
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terdapat pengaruh
tata kelola perusahaan (good corporate governance) terhadap harga saham suatu
perusahaan. variabel penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional dan komite audit sebagai variabel bebas (variable independen) dan harga
saham sebagai variabel terikat (variable dependen). Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2010-2012. Sampel penelitian ini ditentukan berdasarkan metode purposive sampling,
yaitu kriteria pemilihan sampel yang spesifik. Dari pengamatan dan pengumpulan
data dan diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan analisis
deskriptif selama periode penelitian. Analisis deskriptif berfungsi untuk
mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data kuantitatif secara
deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh pada harga saham, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
harga saham, dan komite audit berpengaruh terhadap harga saham.

1.
PENDAHULUAN penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk
Perusahaan didirikan karena ada tujuan meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau
yang yang jelas. Salah satu tujuan perusahaan pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan
adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya. pemegang saham melalui peningkatan nilai
Ditengah persaingan global saat ini, perusahaan perusahaan (Brigham & Houston, 2006). Maka dari
saling bersaing untuk menarik investor agar mau itu banyak perusahaan yang berlomba-lomba
berinvestasi di perusahaannya. Salah satu tujuan untuk meningkatkan daya saingnya diberbagai

1
2017310258@students.perbanas.ac.id, 2 2017310658@students.perbanas.ac.id, 32017310708@students.perbanas.ac.id

1
Ali Fikri M, Fitrah Aisyah R, Rizka Adhalian A

sektor. Secara umum tujuan perusahaan adalah Biasanya karena adanya perbedaan pendapat
untuk memakmurkan pihak-pihak yang antara pemegang saham dan perusahaan baik
berkepentingan. Namun masih banyak perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang
yang tidak memperdulikan hal ini. kelangsungan perusahaa maupun pembagian
Biasanya perusahaan yang mengabaikan deviden. Maka dari itu diperlukan adanya
hal ini akan sangat sulit untuk menarik investor. penerapan Good Corporate Governance. Good
Karena hilangnya kepercayaan investor terhadap Corporate Governance diharapkan mampu
perusahaan tersebut sehingga berdampak negatife mengusahakan keseimbangan antara berbagai
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini kepentingan yang dapat memberikan keuntungan
dapat membuat harga saham menurun. Jika harga bagi perusahaan secara menyeluruh.
saham menurun maka secara otomatis nilai Penerapan Good Corporate Governance
perusahaan juga akan menurun. Menurut Nugroho memiliki peran yang sangat penting karena dinilai
(2009), para investor selalu ingin memaksimalkan dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan
return yang diharapkan berdasarkan tingkat yaitu perusahaan memiliki tata kelolah yang baik,
toleransinya terhadap risiko (risk lover), mereka dimana jika tata kelolah secara otomatis kinerja
akan memilih saham-saham yang mempunyai perusahaan dapat meningkat karena semua
resiko tinggi, agar kemudian hari akan aktivitas yang direncanakan perusahaan dapat
mendapatkan return yang tinggi pula. Salah satu berhasil serta dapat mencapai tujuannya
indikator investor dalam melihat perusahaan yang diinginkan sehingga memiliki nilai yang baik pula.
akan dijadikan tempat investasi adalah tata kelola Adapun keuntungan lainnya yang dapat diambil
perusahaan itu sendiri. jika perusahaan menerapkan Good Corporate
Good Corporate Governance merupakan Governance dengan baik yaitu karena kinerja
system untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan yang meningkat maka nilai perusahaan
perusahaan (Ismail Solihin, 2018). Forum for akan meningkat pula. Jika nilai perusahaan
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) meningkat maka akan membuat harga saham yang
mendefinisikan Corporate Governance sebagai dimiliki perusahaan meningkat pula serta akan
seperangkat peraturan yang menetapkan banyak investor yang akan berinvestasi di
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan. Investor akan menaruh kepercayaan
pihak kreditur, pemerintah, karyawan dan para tinggi kepada perusahaan karena melihat kinerja
pemegang intern dan ekstern lainnya sehubungan yang dimiliki perusahaan baik. Sehingga akan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Corporate banyak invertor yang ingin menginvestasikan
governance juga membantu menciptakan iklim hartanya ke perusahaan.
kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang Adapun keuntungan yang didapatkan oleh
efisien dan berkesinambungan di sektor korporasi. investor yaitu perlindungan terhadap
Sistem Corporate governance dapat memberikan investasinya.Karena investor yakin jika suatu
perlindungan yang efektif bagi para pemegang perusahaan menerapkan Good Corporate Governance
saham dan kreditor sehingga dapat memberikan maka perusahaan tersebut dapat dipercaya. Dapat
keyakinan bahwa akan memperoleh return yang dilihat dari tata pengelolaan perusahaan serta
baik atas dana yang telah diinvestasikan.Setiap kinerja dari perusahaan. Dengan adanya Corporate
perusahaan memiliki peraturan, gaya Governance para pemegang saham dan investor
kepemimpinan, dan tata kelola yang berbeda-beda. menjadi yakin akan memperoleh return atas
Tata kelola perusahaan yang baik dapat investasinya, karena Corporate Governance dapat
berdampak positif pada perusahaan, karena memberikan perlindungan efektif bagi para
dengan tata kelola yang baik maka aktivitas di pemegang saham dan investornya. Corporate
dalam perusahaan dapat diatur dan diamati. Governance juga dapat membantu dalam
Sehingga aktivitas perusahaan dapat terlaksana menciptakan lingkungan yang kondusif demi
dengan baik. Aktivitas perusahaan yang baik akan terciptanya pertumbuhan yang efisien di sektor
berpengaruh di dalam nilai perusahaan itu sendiri. korporat. Dalam hal ini Corporate Governance dapat
Menurut Fama (1978), nilai perusahaan didefinisikan sebagai susunan atauran yang
akan tercermin dari harga sahamnya. Semakin menentukan hubungan antara pemegang saham,
tinggi harga suatu saham di perusahaan tersebut manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai
tersebut. Namun berdasarkan fakta lapangan dengan hak dan tanggung jawabnya (FGCI, 2003).
masih banyak yang tidak perduli dengan tata Corporate governance merupakan seperangkat
kelolah. Banyak perusahaan yang tidak dapat peraturan yang menetapkan hubungan antara
menjalin hubungan yang baik dengan investornya. pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,

2
karyawan serta pemegang kepentingan internal 2. KAJIAN PUSTAKA DAN
dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dan kewajiban mereka atau sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. A. Pengertian dan konsep dasar good corporate
Peneliti mengangkat tentang Good governance
Corporate Governance, karena investasi sangat Perusahaan sebaiknya menyadari
dibutuhkan untuk kelangsungan usaha bagi bahwa kelangsungan hidup perusahaan perlu
perusahaan untuk membantu keuangan dipertahankan, salah satunya melalui tata
perusahaan. Investasi tidak selalu berupa uang, kelola perusahaan yang baik atau Good
investasi dapat dilakukan jika investor Corporate Governance. Corporate Gorvernance
menginvestasikan harta atau (asset) atau barang (CG) merupakan tata kelola perusahaan yang
maupun kekayanan yang dapat dinilai dengan menjelaskan hubungan antara berbagai pihak
uang. Menurut Rudian, 2011 Good Corporate dalam perusahaan yang menentukan antara
Governance merupakan faktor non keuangan arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,
lainnya yang saat ini banyak dipertimbangkan oleh 2001). Good Corporate Governance (GCG)
investor dalam menilai suatu perusahaan. Namun merupakan suatu pilar sistem ekonomi pasar,
penerapanya masih belum maksimal.Dari sini sebab berhubungan dengan kepercayaan
perlu diperhatikan lagi alasan kegagalan atau masyarakat terhadap perusahaan. Pihak-pihak
kesuksesan suatu perusahaan. yang terlibat diantaranya manajemen,
Terdapat alasan mengapa perusahaan stakeholder serta pihak lainnya. Dengan tata
mengalami kesuksesan atau kegagalan mungkin kelola yang baik, perusahaan akan terarah
hal itu lebih disebabkan adanya strategi yang dengan baik dan teratur sehingga akan
diterapkan perusahaan. Kesuksesan suatu berdampak positif bagi kinerja keuangan. Jika
perusahaan banyak ditentukan oleh karakteristik kinerja keuangannya baik maka kinerja
strategis dan manajerial perusahaan tersebut. perusahaan akan baik pula, karena kinerja
Strategi tersebut diantaranya mencakup strategi suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja
penerapan system Corporate Governance dalam keuangannya melalui laporan keuangan
perusahaan. Struktur dalam Corporate Governance perusahaan. perusahaanSelain sebagai alat
bisa menjadi tolak ukur dalam menentukan untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan,
kesuksesan atau kegagalan pada suatu perusahaan penerapan good corporate governance juga
(Porter, 1991). Struktur Corporate Governance dapat diharapkan mampu mengurangi kemungkinan
menjadi tolak ukur dalam menentukan kesuksesan adanya tindak kecurangan yang dilakukan oleh
atau kegagalan yang diraih perusahaan. Corporate pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Governanace merupakan kunci sukses perusahaan Terealisasikannya tata kelola yang baik tidak
untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka akan terlepas dari SDM yang menjalankannya,
panjang, sekaligus memenangkan dalam bisnis baik perorangan, badan atau lembaga, serta
global, terutama bagi perusahaan yang telah para pihak-pihak yang bersangkutan lainnya.
mampu berkembang (Wolfemsohn, 1999). Maka Seperti yang dikutip dari OECD dalam Leo J.
sulit dipungkiri bahwa selama ini, Corporate Susilo dan Karlen Simarmata (2007:17), yaitu
Governaance, sangat popular selama tahun-tahun Good Corporate Governance merupakan
terakhir ini, karena menjadikan suatu perusahaan seperangkat tata hubungan diantara
menjadi sukses dan mampu bersaing secara global. manajemen perseroan, direksi, komisaris,
Penelitian ini mengacu pada penelitian pemegang saham dan para pemangku
yang sebelumnya telah ada “PENGARUH GOOD kepentingan lainnya. Corporate governance
CORPORATE GOVERNMENT DAN adalah suatu konsep yang luas. (Sutan Remy
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM Sjahdeini, 1999:1). Nasution dan Setiawan
(Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang (2007) menyatakan bahwa corporate governance
Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008 – adalah konsep yang dipilih untuk peningkatan
2012)” oleh Novani Kurniasari namun perlu kinerja perusahaan melalui pengawasan kinerja
diperhatikan pada penelitian ini menguji variable manajemen dan menjamin akuntabilitas
yang berbeda dari uji sebelumnya. Berdasarkan manajemen terhadap stakeholder dengan
pernyataan tersebut maka penelitian ini diberi mendasarkan pada kerangka peraturan.
judul “Pengaruh Good Corporate Governance Landasan penerapan Good Corporate
Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Governance Perbankan Indonesia (2004)
yang Terdaftar di BEI” dikeluarkan Komite Nasional Kebijakan

3
Ali Fikri M, Fitrah Aisyah R, Rizka Adhalian A

Corporate Governance (KNKCG) mempaparkan seperti kebijakan deviden atau pembagian


mengenai arti dari kelima prinsip, yakni : keuntungan. Karena adanya perbedaan pendapat
1) Keterbukaan (Transparency). ini munculah agency theory (teori keagenan).
Mengungkapkan infomasi secara tepat Teori keagenan dalam manajemen
waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat keuangan membahas adanya hubungan agency
diperbandingkan serta mudah diakses (Jensen dan Meckling, 1986), yaitu hubungan
oleh stakeholders sesuai dengan haknya. mengenai adanya pemisahan antara kepemilikan
(Talitha Fabiola, 2015) dan pengelolaan yang dilakukan oleh manajer.
2) Akuntabilitas (Accountability) Manajemen pihak yang diberikan kewenangan oleh
Menetapkan tanggung jawab yang jelas pemilik perusahaan untuk mengelola perusahaan
dari masingmasing organ organisasi yang namun dalam kenyataanya jika perusahaan tidak
selaras dengan visi, misi, sasaran usaha memperoleh hasil yang menggembirakan
dan strategi perusahaan. (Talitha Fabiola, seharusnya pemilik modal bisa memutuskan untuk
2015) mengganti manajemen yang tidak meningkatkan
3) Tanggung Jawab (Responsibility) kemakmuran. Crutchley dan Hansen (1986) yang
Untuk menjaga kelangsungan usahanya, dikutip oleh Moeljadi (2006), hubungan keagenan
bank harus berpegang pada prinsip yang terjadi karena adanya pemisahan antara
kehati-hatian (prudential banking kepemilikan dan pengelolaan manajer, pe-misahan
practices) dan menjamin dilaksanakannya tersebut terjadi karena pemilik modal melakukan
ketentuan yang berlaku. (Talitha Fabiola, diversifikasi portofolio dengan mendelegasikan
2015) kewenangan dan pengambilan keputusan kepada
4) Independensi (Independency) manajer dalam mengelola sejumlah dananya.
Menghindari terjadinya dominasi yang Brigham dan Houston (2006), manajer
tidak wajar oleh stakeholder manapun memiliki tujuan pribadi yang bersaing dengan
dan tidak terpengaruh oleh kepentingan tujuan memaksimalkan kesejahtera-an pemegang
sepihak serta bebas dari benturan saham. Manajer diberi ke-kuasaan oleh pemilik
kepentingan (conflict of interest). (Talitha perusahaan, yaitu pe-megang saham, untuk
Fabiola, 2015) membuat keputusan, dan hal ini menciptakan
5) Kewajaran (Fainess) konflik potensial atas kepentingan yang disebut
Harus senantiasa memperhatikan teori ke-agenan (agency theory). Masalah keagenan
kepentingan seluruh stakeholders muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik
berdasarkan azas kesetaraan dan perusahaan (principal) dengan manajemen (agent)
kewajaran (equal treatment). (Talitha dan hubungan antara pemegang saham dengan
Fabiola, 2015) pemilik obligasi (pemberi kredit). Brigham dan
Good Corporate Governance akan Houston (2006) menyatakan masalah keagenan
memberikan empat manfaat besar (Wilson Arafat, (agency problem) yang potensial ini muncul ketika
2008:10), yaitu: manajer perusahaan memiliki kurang dari 100 %
a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui saham perusahaan. Masalah keagenan (agency
terciptanya proses pengambilan problem) yaitu konflik kepentingan yang potensial
keputusan yang lebih baik, meningkatkan terjadi antara agen (manajer) dan pemegang saham
efisiensi operasional perusahaan serta pihak luar atau pemberi hutang (kreditur).
lebih meningkatkan pelayanan kepada Meyers (1977), hubungan keagenan
stakeholders. merupakan hubungan yang rawan konflik, yaitu
b. Meningkatkan corporate value. konflik kepentingan (agency conflict). Konflik
c. Meningkatkan kepercayaan investor. terjadi karena pemilik modal selalu berusaha
d. Pemegang saham akan merasa puas menggunakan dana sebaik-baiknya dengan risiko
dengan kinerja perusahaan karena sekecil mungkin, sedangkan manajer (agent)
sekaligus akan meningkatkan cenderung mengambil ke-putusan pengelolaan
shareholder’s value dan dividen dana untuk me-maksimalkan keuntungan yang
sering ber-tentangan dan cenderung
B. Agency Theory mengutamakan kepentingannya sendiri. Teori ini
Di dalam suatu perusahaan hubungan mengakui adanya konflik kepentingan pada pihak
antara manajemen pihak dan pemegang saham manajemen dan pemilik, dimana memunculkan
tidak selalu baik. Kadang ada perpedaan pendapat asimetri informasi.
dari factor apapun, baik tentang keputusan yang
akan diambil maupun dari diri pribadi sendiri C. Harga saham

4
Menurut Fahmi (2012) “Saham merupakan integritas, akurasi, dan ketepatan waktu penyajian
salah satu instrument pasar modal yang paling laporan keuangan; menelaah Efektifitas Struktur
banyak diminati oleh investor, karena mampu Pengendalian Internal (SPI) dan memastikan
memberikan tingkat pengembalian yang menarik. tingkat kepatuhan spi; mengevaluasi
Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas kemungkianan terjadinya penipuan dan
nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti kecurangan; menilai estimasi, kebijakan dan
dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan manajemen yang dipertimbangkan mempunyai
kepada setiap pemegangnya”. Harga saham adalah pengarumaterial terhadap laporan keuangan.
harga yang diperdagangkan di pasar bursa yang
ditentukan oleh pernawaran dan permintaan E. Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap
saham tersebut. Harga saham merupakan salah harga saham
satu bagian penting dalam pengolahan Menurut Sugiarto (2011) kepemilikan
perusahaan. Harga saham sangat berpengaruh manajerial adalah suatu kondisi dimana manajer
dalam nilai suatu perusahaan, jika harga nilai mengambil bagian dalam struktur modal
perusahaan baik maka harga sahamnya juga perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
meningkat dan sebaliknya jika nilai perusahaan berperan ganda sebagai manajer sekaligus
tidak baik maka nilai perusahaannya menurun. pemegang saham diperusahaan. Kepemilikan
Menurut Husnan (2002), menyebutkan manajerial sangat berpengaruh di dalam suatu
bahwa sekuritas (saham) merupakan secarik kertas perusahaan karena kepemilikan manajerial
yang menunjukkan hak pemodal (pihak yang berpengaruh ke manajemen laba. Soliha san
memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh Taswan (2003) menemukan hubungan yang
bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang signifikan dan positif antara kepemilikan
menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai manajerial dengan nilai perusahaan. penelitian
kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut yang dilakukan Taswan (2003) menunjukkan
bias menjalankan haknya. Menurut Darmadji dan bahwa kepemilikan manajerial berpngaruh positif
Fakhrudin (2006), meyebutkn bahwa saham dapat dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu : Berdasarkan uraian tersebutmaka dapat
i. Saham atas unjuk (bearer stoct), yaitu saham
yang tidak ditulis nama pemiliknya, hal ini diambil hipotesis = Kepemilikan manajerial
bertujuan agar memudahkan saat investor
ingin memindahtangankan sahamnya. berpengaruh terhadap harga saham
ii. Saham atas nama (registered stock), yaitu
saham yang tertulis jelas nama pemiliknya F. Pengaruh Kepemilikan institusional terhadap
sehingga jika ingin memindahtangankan harga saham
sahamnay harus mengikuti beberapa Menurut Sugiarto (2011) kepemilikan
prosedur. institusional merupakan proporsi saham
iii. Saham biasa (common stock), yaitu saham perusahaan yang dimiliki intitusi atau lembaga
yang berada diurutan paling terakhir saat seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan
pembagian dividen dan hak atas harta investasi, atau intitusi lain. Kepemimpinan
kekayaan perusahaan apabila perusahaan institusional mempunyai kemampuan untuk
tersebut dilikuidasi. Umumnya saham mengawasi kinerja manager dalam mengelola
biasa lebih diminati oleh masyarakat. suatu perusahaan. Dalam adanya kepemilikan
iv. Saham preferen (preferred stock), yaitu institusional ini, maka bisa mengurangi perilaku
saham memiliki karakteristik yang sama manajemen laba yang dilakukan oleh manager.
seperti obligasi dan saham biasa. Saham Penelitian yang dilakukan Murwaningsari (2009)
preferen berada diurutan paling atas untuk menyatakan kepemilikan institusional memiliki
pembagian dividen perusahaan. Namun pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
investor tidak dapat memilih direksi perusahaan.
maupun manajemen perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
D. Komite Audit
Menurut Kurnianingsih dan Supomo diambil hipotesis = Kepemilikan institusional
(1999), menjelaskan bahwa komite audit pada
berpengaruh terhadap harga saham
aspek akuntansi dan pelaporan keuangan
diharapkan dapat melaksanakan beberapa fungsi
G. Pengaruh Komite Audit Terhadap Harga
yaitu : menelaah seluruh laporan keuangan untuk
Saham
menjamin objektivitas, kredibilitas, reliabilitas,

5
Ali Fikri M, Fitrah Aisyah R, Rizka Adhalian A

Dikutip dari Novani Kurniasari (2014) yang


berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Rustiarini (2010), menyatakan bahwa terdapat 3. METODE PENELITIAN
penaruh positif antara komite audit dengan nilai Rancangan penelitian
perusahaan. Jika nilai perusahaan naik maka saham Penelitian ini menggunakan metode purposive
di perusahaan tersebut juga akan naik jadi secara sampling. Penelitian ini masuk ke dalam jenis
tidak langsung komite audit juga berpengaruh penelitian empiris dimana penelitian ini
positif terhadap harga saham suatu perusahaan. menggunakan data sekunder. Data sekunder
Berdasarkan uraian tersebutmaka dapat adalah data yang dikumpulkan, diolah, dan
diambil hipotesis H_1= Komite Audit berpengaruh disajikan berasal dari sumber lain atau dengan kata
terhadap harga saham. lain ada perantara atau pihak ketiga sebagai
penyedia sumber penelitian. Populasi dari
H. Pengaruh Good Corporate Governance penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak
Terhadap Nilai Perusahaan dalam bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa
Good Corporate Governance dapat dikatakan Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.
memiliki nilai tambah dan positif terhadap
perusahaan, karena dinilai dapat meningkatkan Batas Penelitian
kinerja perusahaan dan kinerja keuangan. Batas dari penelitian ini adalah perusahaan-
Perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
tinggi dapat meningkatkan kemakmuran Efek Indonesia pada tahun periode penelitian,
pemegang saham, sehingga pemegang saham dapat yaitu tahun 2010-2012.
menginvestasikan modalnya ke perusahaan
tersebut. Good Corporate Governance dapat dikatakan Identifikasi Variabel
memiliki nilai tambah dan positif terhadap I. Variabel dependen
perusahaan, karena dinilai dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dan kinerja keuangan sehingga Variabel dependen adalah variabel yang terikat
dapat memberikan keuntungan bagi pemegang atau dapat dipengaruhi oleh variabel yang lain
saham dan perusahaan. Pemegang saham dapat (variabel independen). Dalam penelitian ini
melihat perkembangan perusahaan dan prediksi variabel dependen adalah harga saham
aktivitas perusahaan di masa lalu sehingga dapat perusahaan.
dijadikan acuan serta landsan dalam pengambilan Y = harga saham perusahaan
keputusan untuk menginvestasikan uang mereka
atau tidak. Perusahaan mendapat keuntungan II. Variabel independen
dengan adanya investasi. Teori ini menyatakan
Variabel independen adalah variabel yang
bahwa terdapat pemisahan fungsi antara pemilik
mengikat atau mempengaruhi variabel yang lain
perusahaan (principal) dan pengelola perusahaan
(variable dependen). Dalam penelitian ini variabel
(agent) menurut (Jensen & Meckling, 1976).
independen adalah good corporate governance.
X1 = kepemilikan manajerial
I. Kerangka Pemikiran
X2 = kepemilikan institusional
Berdasarkan uraian yang telah dikemukan X3 = komite audit
sebelumnya, maka dapat digambarkan variable
yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai III. Definisi operasional dan pengukuran
berikut : variabel

Good corporate governance dibagi menjadi 3


proksi, yaitu :
a) Kepemilikan Manajerial (KM) digunakan
dikarenakan banyak penelitian terdahulu
yan menggunakan kepemilikan manajerial
sebagai mekanisme corporate governance,
diantaranya Herawaty (2008), Darwis
(2009), Kuwatu (2009). Pengukuran
dilakukan dengan melihat presentase
saham yang dimiliki oleh pihak manajer
dari seluruh perusahaan yang diteiti.

6
Sebelum melakukan uji regresi linear berganda
terlebih dahulu menghitung data-data yang
diperlukan, yaitu :
b) Kepemilikan Institusional (INST) a. Uji normalitas
pengukuran dilakukan dengan melihat Uji normalitas bertujuan untuk
presentase saham yang dimiliki oleh pihak menguji apakah dalam model regresi, variabel
luar seperti investor. Kepemilikan pengganggu atau residual memiliki distribusi
institusional diukur dengan skala rasio normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti
melalui jumlah saham yang dimiliki oleh distribusi normal, uji statistik menjadi tidak
investor institusional dibandingkan dengan valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
total saham perusahaan. 2005). Seperti diketahui bahwa uji t dan F
c) Komite Audi dilakukan dengan cara mengasumsikan bahwa nilai residual
menghitung jumlah komite audit yang mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini
terdapat dalam perusahaan tersebut. dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
d) Harga saham, nilai yang menyertakan atas untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
suatu kepemilikan sebagian kecil atau mendeteksi apakah residual berdistribusi
sebagian besar suatu perusahaan. normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
pengukuran harga saham menggunakan dan uji statistik. Untuk menguji apakah data
data harga saham yang telah tercantum di berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji
BEI tahun 2010-2012 statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual
berdistribusi normal jika memiliki nilai
IV. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan signifikansi > 0,05 (Imam Ghozali, 2011: 160-
sampel 165)

Kriteria yang harus diperhatikan yaitu : b. Uji Multikolinieritas


a) perusahaan manufaktur yang terdaftar dan Menurut Imam Ghozal (2011:105-106) uji
mempublikasikan laporan keuangan secara multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
konsisten dan lengkap di BEI selama model regresi ditemukan adanya korelasi antar
periode penelitian yaitu 2010-2012; variabel bebas (independen). Untuk menguji
b) perusahaan manufaktur tersebut sebagian multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF
sahamnya dimiliki oleh manajemen dan masing-masing variabel independen, jika nilai VI F
institusi selama periode pengamatan; < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari
c) perusahaan manufactur tersebut tidak gejala multikolinieritasResidual berdistribusi
delisting selama periode pengamatan; dan normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05
perushaan manufaktur tersebut memiliki (ImamGhozali, 2011: 160-165).
dewan komisaris, dan dewan direksi
selama periode penagmatan. c. Uji Heteroskedastisitas
d) Melaporkan laporan keuangan secara Uji heterokedastisitas bertujuan menguji
kontinu apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variancedari residual satu pengamatan ke
V. Data dan metode pengumpukan data pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
Data yang digunakan dalam penelitian ini satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
adalah data sekuder. Pengumpulan data dalam disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut
penelitian ini dengan mencari dari berbagai sumber heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah
baik dari intermnet, social media, artikel, jurnal, yang homoskedasitas atau tidak terjadi
maupun skripsi. heteroskedasitas. Kebanyakan data cross section
mengandung situasi heteroskedasitas karena data
VI. Analisi statis deskriptif ini menghimpun data yang mewakili berbagai
Bambang Suryoatmono (2004:18) menyatakan ukuran (kecil, sedang, dan besar). Setelah diuji,
Statistika deskriptif adalah statistika yang terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
menggunakan data pada suatu kelompok untuk tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur.
menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai Hal ini mengindikasikan tidak terjadi
kelompok itu saja heterokedasitas pada model regresi sehingga
model regresi layak dipakai. Ada beberapa cara
VII. Uji asumsi klasik yang dapat dilakukan untuk melakukan uji
heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot, uji park,

7
Ali Fikri M, Fitrah Aisyah R, Rizka Adhalian A

uji glejser,dan uji white. Pengujian pada penelitian perusahaan. Kemudian dapat diketahui bahwa
ini menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi nilai rata-rata terendah dimiliki oleh variable
variabel dependen yaitu ZPRED dengan kepemilikan manajerial yaitu 0.06% dalam
residualnya SRESID. Tidak terjadi perusahaan. Dengan standar deviasi yang dimiliki
heteroskedastisitas apabila tidak ada pola yang oleh kepemilikan manajerial adalah 0.15294655.
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
angka 0 pada sumbu Y (Imam Ghozali, 2011:139- manufaktur memiliki prosentase yang rendah
143). dalam operasional perusahan. Prosentasi yang
rendah menunjukkan jika manajer kebanyakan
d. Uji Autokorelasi tidak tertarik untuk menginvestasikan modal
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji mereka kepada perusahaan mereka
apakah dalam model regresi linear terdapat sendiri.kemungkinan karena adanya ketakutan
korelasi antara kesalahan pengganggu pada jika modalnya akan turun bila dalam
periode t dengan kesalahan pengganggu pada pengambilan keputusan ada yang kurang tepat
periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005). Dimana sehingga dapat mengurangi investasinya dan
seperti diketahui bahwa dalam data jenis ini sering kurangnya keagensiaan karena seorang manajer
muncul problem autokorelasi yang dapat saling juga adalah seorang pemilik. Hal ini
“mengganggu” antar data (Ghozali, 2005). menunjukkan bahwa rasa kepemilikan manajer
terhadap perusahaannya masih kurang dalam
mendukung Good Corporate Governance
VIII. Teknik Analisi Kepemilikan Instirusional
Penelitian Ini Menggunakan Regresi Linear Berdasarkan data diatas pula dapat dilihat
Berganda Karena Faktor Yang Mempengaruhi Atau rata-rata nilai kepemilikan institusional sebesar
Variabel Bebasnya Ada 3 Variabel. Kemudian Akan 0.560769 lebih besar daripada standar deviatinya
Menganalisa Dari Perhitungaan Regrasi Linear yaitu 0.2081545. Hal ini menunjukkan bahwa data
Berganda Tentang Pengaruh Variabel Independen kepemilikan manajerial sudah sesuai pada
Terhadap Variabel Dependen Yang Diteliti. porsinya. Kepemilikan institusional sendiri
memiliki arti penting sebagai pemonitor
Y1 = a+β1x1+β2x2+β3x3+e manajemen. Hal ini dapat membuat manajemen
lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan
Keterangan : karena keputusan yang diambil akan dapat
A = Intercep model mempengaruhi pendapat dari pemegang saham
Β = Koefisien regresi serta pandangan para pemegang saham terhadap
X1 = Kepemilikan manajerial sebuah perusahaan. Menurut Claessens et Al.
X2 = Ke[emilikan institusi (2000), menyampaikan bahwa semakin besar
X3 = Komite audit kepemilikan institusional, maka semakin efektif
Y = Harga saham pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan
e = Eror term model (variabel residual) juga dapat bertindak sebagai pencegahan
terhadap pemborosan yang dilakukan oleh
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN manajemen terkonsentrasi.
Analisis Deskriptif Komite Audit
Harga Saham (Y) : Mean = 252.31 > Std. Deviation Seperti yang ditunjukkan pada data diatas,
= 205.046, maka data tidak menyimpang dapat diketahui bahwa komite audit memiliki
Kepemilikan Manajerial (X1) : Mean = 0.0687362 < rata-rata nilai dalam perusahaan sebesar 3.17 dan
Std. Deviation = 0.15294655, maka data standar deviasi sebesar 0.378. Data tersebut
menyimpang menunjukan bahwa rata-rata nilai komite audit
Kepemilikan Institusional (X2) : Mean = 0.560769 lebih besar daripada nilai standar deviasi. Hal ini
> Std. Deviation = 0.2081545, maka data tidak menunjukan bahwa dari jumlah 36 data yang
menyimpang digunakan, keseluruhan data telah mencapai
Komite Audit (X3) : Mean = 3.17 > Std. Deviation kapasitas yang baik.
= 0.378, maka data tidak menyimpang
Uji Normalitas
Kepemilikan Manajerial H0 = Residual berdistribusi normal => jika nilai
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui Pvalue > 0,05
bahwa perusahaan memiliki nilai rata-rata H1 = Residual tidak berdistribusi normal
kepemilikan manajerial sebesar 0.0687362 dalam Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan

8
uji statis non-parametik Kolmogorov smirnov independen selain Kepemilikan Institusional
menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov smirnov dianggap konstan (tidak berpengaruh).
adalah 0.135 dengan Asymp. Sig. (2-tailed) = Setiap kenaikan satu satuan unit Komite Audit
0.093c > 0.05. data ini menunjukkan bahwa H0 akan menaikkan Harga Saham sebesar 50.717,
diterima atau H1 ditolak. Sehingga, dari data dengan asumsi variable independen selain Komite
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa residu Audit dianggap konstan (tidak berpengaruh).
berdistribusi normal.
Uji Kesesuaian Model (Uji F)
Uji Multikolinieritas H0 = model tidak Fit / tidak sesuai
Jika VIF > 10 atau nilai tolerance < 0.1 maka H1 = Model Fit / sesuai
terjadi kasus multikolinieritas Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan Sig.=0.249b > α = 0.05, dari hasil tersebut dapat
bahwa semua nilai VIF < 10 dan semua nilai diputuskan bahwa H0 diterima dan H1 ditolah
tolerance > 0.1 , dari data tersebut dapat sehingga kesimpulan yang dapat ditarik yaitu
disimpulkan bahwa variable independen pada model data tidak Fit atau sesuai sehingga tidak
regresi tidak mempunyai masalah dapat dilakukan interpretasi lebih lanjut.
multikolinieritas.
Koefisien Determinasi (Ketetapan Model)
Uji Autokorelasi Dari hasil perhitungan data menunjukkan bahwa
Berdasarkan perhitungan data dapat diketahui Adjusted R Square memiliki nilai sebesar 0.036.
bahwa penelitian ini menggunakan jumlah sampel Data ini menunjukkan bahwa kepemilikan
36 (n=36) dan jumlah variabel bebas sebanyak 3 manajerial, kepemilikan institusional, dan komite
(k=3), maka diketahui nilai dL tabel adalah sebesar audit hanya dapat mempengaruhi sebesar 3.6%
1.2953 (4 – dL = 2.7047) dan dU tabel sebesar 1.6539 terhadap harga saham. Artinya ada factor lain
(4 – dU = 2.3461). Hal ini menunjukkan bahwa DW sebesar 96.4%(100-3.6) yang mempengaruhi harga
< dL sehingga dapat ditarik kesimpulkam bahwa saham, dimana factor tersebut termasuk dalam
terdapat autokorelasi pada model. error.

Uji Glejtser (Uji Heteroskedastisitas) Uji Hipotesis


=>karena data berdistribusi normal maka tidak H1 = Ada pengaruh terhadap Harga Saham
terjadi kasus Heteroskedastisitas H0 = Tidak ada pengauh terhadap Harga Saham
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji regresi antara jika nilai Pvalue < 0.05
absres terhadap variable independen sebagai Kepemilikan Manajerial (X1)
berikut : Sig (2-tailed) = 0.066
Kepemilikan Manajerial (X1) : Sig.=0.935 > α=0.05 Pvalue 0.066 > 0,05 => Hipotesis ditolak
=> tidak terjadi kasus Heteroskedastisitas  Hipotesis : Tidak ada pengaruh secara
Kepemilikan Institusional (X2) : Sig.= .227 > signifikan kepemilikan manajerial terhadap
α=0.05 => tidak terjadi kasus Heteroskedastisitas harga saham.
Komite Audit (X3) : Sig.= 0.841 > α = 0.05 => tidak
terjadi kasus Heteroskedastisitas Kepemilikan Manajerial (X1)
Sig (2-tailed) = 0.397
Model Regresi Pvalue 0.397> 0,05 => Hipotesis ditolak
Harga Saham = 141.462 + 431.839 (Kepemilikan  Hipotesis : Tidak ada pengaruh secara
Manajerial) -141.669 (Kepemilikan Institusi) + signifikan kepemilikan institusional terhadap
50.717 (Komite Audit) + e harga saham.
Jika semua variabel independen dianggap Kepemilikan Manajerial (X1)
konstan/tidak berpengaruh, maka nilai Harga Pvalue 0.588> 0,05 => Hipotesis ditolak
Saham sebesar 141.462  Hipotesis : Tidak ada pengaruh secara
Setiap kenaikan satu satuan unit Kepemilikan signifikan Komite Audit terhadap harga saham.
Manajerial akan menaikkan Harga Saham sebesar
431.839, dengan asumsi variabel independen selain Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Kepemilikan Manajerial dianggap konstan (tidak semua hipotesis ditolak.
berpengaruh).
Setiap kenaikan satu satuan unit Kepemilikan Partial Corelation
Institusional akan menurunkan Harga Saham Kepemilikan Manajerial = 0.3182 = 0.1021124
sebesar 141.669, dengan asumsi variabel Kepemilikan Institusional = -0.1502 = 0,0225

9
Ali Fikri M, Fitrah Aisyah R, Rizka Adhalian A

Komite Audit =0 .0962 = 0.009216 Melaksanakannya. Jakarta: PT Hikayat


Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Dunia.
Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang Sutan Remy Sjahdeini. 1999. Pengembangan Fungsi
lebih besar terhadap harga saham perusahaan Pengawasan Menuju Good Corporate
daripada kepemilikan institutional dan komite Governance pada Milenium baru. Makalah
audit. disajikan pada Seminar yang
diselenggarakan Yayasan Pendidikan
5.
KESIMPULAN, SARAN DAN Internal Auditor (YPAI), Graha Sucofindo,
KETERBATASAN Jakarta pada Tanggal 29 September 1999,
i. Kesimpulan tidak diterbitkan.
Dari penelitian yang telah dilakukan Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007.
dapat disimpulkan bahwa diantara variable Pengaruh Corporate Governance Terhadap
independen, yaitu Kepemilikan Manajerial, Manajemen Laba di Industri Perbankan
Kepemilikan Instirusional, dan Komite Audit, Indonesia. SNA X Makasar.
tidak ada yang berpengaruh secara signifikan Arafat, Wilson. 2008. How To Implement GCG
terhadap variable dependen yaitu Harga Saham. Effectively. Cet. 1. Jakarta: Skyrocketing
Jadi hipotesis X1=Kepemilikan Manajerial Publisher.
terhadap Y=Harga Saham tidak terbukti, Jensen, M., 1986, “Agency Cost of Free Cash Flow,
hipotesis X2=Kepemilikan Institusional Corporate Finance, and Takevers”, American
terhadap Y=Harga Saham tidak terbukti, Economics Review, Vol. 76, hlm. 323-326
hipotesis X3=Komite Audit terhadap Y=Harga Crutchley, C dan Hansen., 1989, “A Test f The
Saham tidak terbukti. Namun dalam penelitian Agency Theory of Managerial Ownership,
ini dapat diketahui variable independen yang Corporate Leverage and Corporate Dividends”,
memiliki pengaruh pengaruh lebih besar Financial Management, pp. 34-36.
daripada variable independen lainnya. Variable Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan. Pendekatan
yang lebih berpengaruh tersebut adalah variable Kuantitatif dan Kualitatif, Edisi Pertama. Bayu
Kepemilikan Manajerial. Media Publishing, Malang.
Brigham, Eugene F dan Houston. 2006.
ii. Keterbatasan Fundamental of FinancialManagement: Dasar-
Keterbatasan dalam penelitian ini Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10.
adalah sumber data yang kurang meskipun Jakarta: Salemba Empat.
telah mengambil dan mengkombinasikan data Miller, M. H. (1977). Debt and Taxes. The Journal of
dari dua skripsi serta melihat di website BEI Finance, 261-275.
namun karena keterbatasan pengetahuan Fahmi, Irham. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan” ,
tentang situs BEI sehingga hanya dapat Bandung: Alfabeta
mengambil data yang dapat diambil. Dan Husnan, Suad , 2002, Manajemen Keuangan Teori
sumber data yang terkait dengan jurnal dosen Dan Praktek , Yayasan Badan Penerbit Gajah
pengajar sulit untuk dibuka sehingga peneliti Mada Yogyakarta , Yogyakarta.
hanya dapat membaca pada bagian abstrak Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. 2006. Pasar Modal
Keterbatasan yang lain adalah di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta:
keterbatasan waktu dalam pengerjaan yang Salemba Empat.
relative singkat. Kurnianingsih dan Supomo. 1999. “Peran Komposisi
dan Kinerja Komite Audit”. Jurnal Bisnis dan
iii. Saran Akuntansi. 1(2): 149-155.
Saran yang bisa diberikan semoga peneliti Agustriyana, L., Irawan, Y.S., Sugiarto. (2011).
dapat lebih baik dalam pembuatan jurnal serta Pengaruh Kuat Arus dan Waktu Pengelasan
pencarian sumber yang lebih terpercaya dan jika Pada Proses Las Titik (Spot Welding) Terhadap
bias diusahakan mengkutip dari jurnal Kekuatan Tarik dan Mikrostruktur Hasil Las
internasional. dari Baja Fasa Ganda (Ferrite-Martensite),
Jurnal Rekayasa Mesin, Vol.2, p. 175-181.
REFERENCES Taswan, 2003, Analisis Pengaruh Insider Ownership,
Monks, R.A.G and N.Minow. 2001 . Corporate Kebijakan Hutang, dan Dividen Terhadap Nilai
Governance, 21d ed, Blackwell Publishing Preusan Serta Factor-faktor yang
Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata. 2007. Good Mempengaruhinya, Jornal Bisnis dan Ekonomi,
Corporate Governance pada Bank: Tanggung Vol 10, No. 2 September.
Jawab Direksi dan Komisaris dalam Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate

10
Governance, Corporate Social Responsibilities http://jurnaltsm.id/index.php/JBA/article/view/
dan Corporate Financial Performance Dalam 162/137
Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan http://www.journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi
Keuangan. Vol. 11. No. 1, 30-41. /article/view/2341/1770
Rustiarini, Ni Wayan 2010. “Pengaruh Corporate https://journal.unesa.ac.id/index.php/aj/article/
Governace Pada Hubungan Corporate Social view/316/179
Responsibility Dan Nilai Perusahaan.” http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku
Simposium Nasional Akuntansi Xiii, /article/view/17083
Purwokerto http://eprints.undip.ac.id/40432/1/LESTARI.pdf
HTTP://EPRINTS.UNY.AC.ID/19845/3/BAB http://digilib.unila.ac.id/26059/3/SKRIPSI
%20III.PDF %20TANPA%20BAB
Kurniasari, Novani. “Pengaruh Good Corporate %20PEMBAHASAN.pdf
Governance Dan Profitabilitas Terhadap Harga https://journal.perbanas.ac.id/index.php/jbb/arti
Saham Study Empiris Pada Perusahaan cle/view/148/103#
Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2008 - 2012)”, 2014
Ainurrofiq, Muhammad. “Pengaruh Struktur Modal
Dan Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan”. 2016
Fabiola, Talitha. “Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada
Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI)”. 2015
Kawatu, Freddy Samuel. 2009. “Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kualitas Laba Sebagai
Variabel Intervening”. Jurnal Keuangan Dan
Perbankan, Vol. 1. Issn : 2252-6765
Herawaty, Vinola. 2008. “Peran Praktek Corporate
Governance Sebagai Moderating Variabel Dari
Pengaruh Earning Management Terhadap
Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, Vol. 10 No. 2, November, 2008,
Hal: 97-108.
Darwis, Herman, 2009,” Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal
Keuangan Dan Perbankan, Vol.13, No 13,
Seprember 2009, Hal 418-430.

https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/arti
cle/view/1000/803
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.docume
nts/40549612/JurnalOK.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIA-
WOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=15388864
56&Signature=8K4nup2fP0zKc6H3E2dgoY
6d4vc%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename
%3DJurnal_OK.pdf
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/artic
le/view/9245
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/arti
cle/view/6675/4833
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/ju
rnal-akuntansi/article/view/303/227

11
Ali Fikri M, Fitrah Aisyah R, Rizka Adhalian A

LAMPIRAN

DATA PERUSAHAAN YANG DIGUNAKAN

NO Perusahaan Manufaktur kode

1 PT. AKR. Corparindo AKRA


2 PT. Astra Internasional ASII
3 PT. Astra Otoparis AUTO
4 PT. Berlina BRNA
5 PT. Betonjaya Manunggal BTON
6 PT. Eterindo Wahanatama ETWA
7 PT. Gudang Garam GGRM
8 PT. Indofood Sukses Makmur INDF
9 PT. Kertas Basuki Rachmat KBRI
10 PT. Kedaung Indah KICI
11 PT. Metrodata Electronik MTDL
12 PT. Prima Alloy Steel Universal PRAS

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepemilikan Manajerial (X1) 36 .00004 .89444 .0687362 .15294655
Kepemilikan Institusional 36 .1220 .9565 .560769 .2081545
(X2)
Komite Audit (X3) 36 3 4 3.17 .378
Harga Saham (Y) 36 10 700 252.31 205.046
Valid N (listwise) 36

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .345 .119 .036 201.275 .220

a. Predictors: (Constant), Komite Audit (X3), Kepemilikan Institusional (X2), Kepemilikan Manajerial (X1)
b. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 175164.823 3 58388.274 1.441 .249b
Residual 1296366.816 32 40511.463
Total 1471531.639 35

12
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
b. Predictors: (Constant), Komite Audit (X3), Kepemilikan Institusional (X2), Kepemilikan Manajerial
(X1)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 141.462 322.808 .438 .664
Kepemilikan Manajerial (X1) 431.839 227.290 .322 1.900 .066
Kepemilikan Institusional -141.669 164.940 -.144 -.859 .397
(X2)
Komite Audit (X3) 50.717 92.606 .093 .548 .588

Coefficientsa
Correlations Collinearity Statistics
Model Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
Kepemilikan Manajerial (X1) .295 .318 .315 .958 1.044
Kepemilikan Institusional (X2) -.137 -.150 -.143 .982 1.018
Komite Audit (X3) .047 .096 .091 .945 1.058

a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 36
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 192.45532440
Most Extreme Differences Absolute .135
Positive .135
Negative -.097
Test Statistic .135
Asymp. Sig. (2-tailed) .093c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

13
Ali Fikri M, Fitrah Aisyah R, Rizka Adhalian A

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 181.419 199.153 .911 .369
Kepemilikan Manajerial (X1) -11.601 140.224 -.015 -.083 .935
Kepemilikan Institusional -125.363 101.758 -.214 -1.232 .227
(X2)
Komite Audit (X3) 11.555 57.132 .036 .202 .841

a. Dependent Variable: ABS_RES

14

You might also like