Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015: 64-81 ISSN 2088-205X

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Tekno-Pedagogi Vol. 5 No.

1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DENGAN


APLIKASI MOODLE BERDASARKAN TEORI KONSTRUKTIVISTIK PADA
MATERI MENGANALISIS PELUANG USAHA KELAS XI SMK

Nelly Safitri1, Rahmat Murbojono2, Syamsurizal2


1
SMK N 1 Kuala Tungkal, 2Universitas Jambi

ABSTRACT

The development based learning e-learning with Moodle application based on the theory
constructivist materials analyzing business opportunities XI class SMK is motivated by the
limitations of the use of ICT in the learning process and the need for entrepreneurial
learning media attractive and easy to use which can improve student learning outcomes.
This study aims to (1) Develop e-learning courses with Moodle applications to support
learning, develop learning with vocational e-learning materials based on the constructivist
theory to analyze business opportunities and (2) Produce a product that has the
attractiveness and easy to use.
This type of research is the Research and Development using the model of Lee and Owens
(2004), through several stages, namely: (1) analysis, (2) design,(3) development, (4)
implementation, (5) evaluation. From the results of the development are as follows. (1) the
development of e-learning with Moodle application based on the constructivist theory of
matter to analyze business opportunities and well worthy to be used in class XI SMK 1 Kuala
Tungkal and (2) produce e-learning has the attractiveness, and ease to use in learning
activities. Feasibility of the e-learning based on expert validation studies that assess the field
of e-learning include both categories, media design expert validation categorized as good,
expert validation of multimedia including both categories. And experiments performed on
the users (students) includes a small group of test activities, to perform pretest and posttest
for the 15 students of SMK 1 Kuala Tungkal class XI Multimedia B, the result is the average
value of the pretest 56.67 and posttest generate average value average 91.00. These results
indicate that the developed e-learning effectively to improve student learning outcomes.
Entrepreneurship For teachers, e-learning can be used in the learning process, so that the
learning process will be more interesting and varied. The utilization of e-learning for the
student as one of the active and independent learning resources. To promote the
development of e-learning more should be tested also in larger groups and learning
materials on the other.

Keyword: E-learning, Moodle, Konsruktivistik and Business Opportunities

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini
tidak dapat dihindarkan lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan
global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan
perkembangan teknologi terhadap usaha peningkatan mutu pendidikan, terutama
penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

Kecenderungan perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan akan terus terjadi
dan berkembang dalam memasuki abad ke-21 sekarang ini. Menurut Saud (2011:8)
bahwa inovasi di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan
tujuan untuk memperoleh hal yang baik dalam bidang pendidikan. Perubahan
tersebut antara lain: lebih mudah dalam mencari sumber belajar, lebih banyak
pilihan untuk menggunakan dan memanfaatkan ICT, makin meningkatnya peran
media dan multimedia dalam kegiatan pembelajaran, waktu belajar lebih fleksibel,
computer-based instruction (CBI), computer assisted intruction (CAI), penggunaan
media televisi/video, mobile learning, e-learning, learning management system,
kurikulum on-line, e-library, model belajar dengan sistem individual learning, acuan
kompentensi terutama bukan dari lembaga pendidikan persekolahan dengan ijazah,
tetapi lebih dikembangkan melalui standardisasi, akreditasi, dan sertifikasi oleh
kelompok-kelompok profesi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong
berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan
efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. E-learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang sedang dikembangkan dan akan menjadi tuntutan pada
pendidikan di masa depan. E-learning adalah sebuah pembelajaran jarak jauh yang
memanfaatkan media elektronik dalam menyampaikan pembelajaran, baik berupa
internet, CD atau dengan menggunakan HP. E-learning memudahkan guru dan siswa
dalam melaksanakan pembelajaran dan melakukan evaluasi, karena dengan e-
learning semua informasi dapat secara cepat diunduh dari situs e-learning dan bisa
dengan cepat melakukan evaluasi hasil belajar siswa tanpa harus melakukan ujian di
dalam kelas.
METODE
Model pengembangan yang dijadikan acuan, dalam mengembangkan Pembelajaran
Berbasis E-Learning dengan Aplikasi Moodle berdasarkan Teori Konstruktivistik
pada Materi Menganalisis Peluang Usaha kelas XI SMK ini, dalam rancangannya
menggunakan model Lee dan Owens (2004). Secara garis besar model
pengembangan ini terdiri dari 5 langkah yaitu: (1) analisis (analysis), (2) desain
(design), (3) pengembangan (developmen), (4) Penerapan (implementation) dan (5)
evaluasi (evaluation).
Model ini digunakan dalam pengembangan e-learning didasari oleh hal-hal berikut:
1) Model ini berupa model prosedural, yaitu yang bersifat deskriptif, menunjukan
langkah-langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk.
2) Tahap-tahap pengembangan dalam model ini sama dengan standar tahap
pengembangan namun model ini dirancang khusus untuk pembelajaran berbasis
multimedia. Hal ini sangat sesuai dengan produk yang akan dikembangkan.

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 65


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

1. Assessement/Analysis
(1) Need Assessment
(2) Front-end Analisis

5. Evaluation 2. Design

4. Implementation 3. Development

Computer-based
multimedia

Web-based
multimedia

Interaktive

Distance-broadcast

multimedia
Gambar 3.1 Proses pengembangan multimedia pembelajaran (Lee dan Owens, 2004:161)

Prosedur Pengembangan
Prosedur yang dilakukan pada pengembangan e-learning mengikuti tahap-tahap
pada model Lee dan Owens (2004), yaitu:

Tahap Analisis Kebutuhan (need assessment and front-end analysis)


Tahap analisis memuat dua langkah kegiatan yaitu analisis kebutuhan (need
assessment) dan awal sampai akhir (front-end analysis). Kegiatan yang dilakukan
dalam menganalisis kebutuhan (need assessment) yaitu:

1. Menetapkan situasi dan kondisi yang dirasakan saat ini. Hal ini dilakukan
dengan cara mengidentifikasi akar penyebab dari kebutuhan yang
diinginkan.
2. Mengidentifikasi situasi yang ideal berdasarkan dengan aturan yang berlaku.
3. Menentukan tuntuan situasi ideal yang ingin dicapai (expressed or
demanded)
4. Mengidentifikasi situasi keadaan yang ada saat ini.

66 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

5. Potensi yang dibutuhkan prapenelitian.

Adapun langkah-langkah dalam analisis awal dan akhir (front-end analysis). terdiri
dari:
1. Analisis Peserta
Analisis peserta dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan pengetahuan awal
peserta didik. Data yang berkaitan dengan peserta didik yaitu meliputi:
pengetahuan, keterampilan, sikap awal peserta didik, dan kelas pengguna

2. Analisis Teknologi
Analisis teknologi dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan teknologi yang
dimiliki, seperti: telepon, komputer/laptop, dan internet.

3. Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan sebagai hasil dari latihan atau dukungan
penampilan.

4. Analisis insiden-kritis
Analisis ini dilakukan untuk menentukan keterampilan-keterampilan atau
pengetahuan-pengetahuan yang harus ditargetkan sebagai hasil intervensi
multimedia ataupelajaran.

5. Analisis situasi
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi lingkungan atau organisasi yang
mungkin berpengaruh terhadap tujuan dan desain multimedia.

6. Analisis tujuan
Analisis tujuan dilakukan yaitu untuk menentukan domain-domain yang akan
dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Domain kognitif yang akan dicapai
diklasifikasi berdasarkan Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl (2001:303), yaitu (1) Mengingat (C1): mengurut, menjelaskan,
mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi, meringkas,
mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan, dsb, (2)
memahami (C2): menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan,
menjelaskan, membeberkan dsb, (3) Menerapkan (C3): melaksanakan,
menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekkan, memilih, menyusun,
memulai, menyelesaikan dsb, (4) menganalisis (C4); menguraikan, membandingkan,
mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun
outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan,
mengintegrasikan dsb, (5) Mengevaluasi (C5): menyusun hipotesis, mengkritik,
memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan, dsb, dan (6) Berkreasi
(C6): merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,
membaharui, menyempurna-kan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 67


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

7. Analisis media
Analisis media dilakukan untuk memilih strategi penggunaan media yang tepat.

8. Analisis extant-data (bahan ajar)


Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi bahan ajar yang telah ada, buku
petunjuk, referensi, dan silabus. Selain itu juga menentukan apakah akan membuat
bahan ajar yang telah ada atau membeli produk jadi.

9. Analisis biaya
Analisis biaya dilakukan untuk mengidentifikasi biaya yang akan digunakan, serta
keuntungan yang akan diperoleh dengan mengembangkan produk ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tahap perencanaan merupakan kegiatan awal sebelum melakukan pengembangan
e-learning kewirausahaan. Kegiatan yang dilakukan pada pengembangan e-learning
mengikuti tahap-tahap pada model Lee dan Owens (2004), yaitu:
4.1.1 Tahap Analisis Kebutuhan ( need assessment and front-end analysis)
1. Analisis Kebutuhan
1) Berdasarkan hasil observasi di SMKN 1 Kuala Tungkal diketahui bahwa
media pembelajaran kewirausahaan yang digunakan hanya berupa buku
teks.
2) Belum tersedianya multimedia interaktif yang dapat digunakan dalam
pembelajaran.
3) Pembelajaran masih bersifat konvensional, guru hanya menggunakan
metode ceramah dan sering mencatat pelajaran di papan tulis yang sering
membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar.
2. Analisis karakteristik siswa
1) E-learning disajikan bagi siswa SMK kelas XI yang memiliki usia rata-rata 14
s.d 15 tahun. Usia 14 s.d 15 tahun siswa sudah mulai berpikir kritis yaitu
memahami masalah dan mencari jalan keluar suatu masalah. Sehingga e-
learning ini dikemas sesuai dengan kemampuan berpikir siswa dan
memotivasi siswa untuk berpikir kritis.
2) Kemampuan siswa di dalam kelas juga menjadi perhatian dalam
mengembangkan e-learning ini. Karena siswa memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam menangkap informasi yang disajikan. E-learning ini
disajikan bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah dan tinggi.

3. Analisis Peserta didik


1) Pada saat jam belajar kewirausahaan seharusnya siswa tetap belajar
kewirausahaan, meskipun tidak ada guru yang mengajar, guru piket dapat
mengarahkan siswa untuk belajar mandiri menggunakan sumber belajar
selain guru, misalnya buku, internet, dll.

68 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

2) Materi peluang usaha bersifat abstrak dapat divisualisasikan dengan


multimedia.
3) Dalam belajar kewirausahaan untuk membantu pemahaman, afektif,
kognitif dan psikomotorik siswa diperlukan sebuah media pembelajaran,
seperti e-learning yang dapat berfungsi sebagai guru virtual dan ruang kelas
virtual.
4. Analisis Teknologi
(1) Sekolah memiliki fasilitas komputer (laboratorium komputer) dengan
koneksi jaringan internet (hotspot area) yang dapat dipergunakan untuk
mendownload materi pembelajaran untuk dibaca atau dipelajari dirumah.
(2) Semua siswa memiliki komputer/laptop di rumah yang dapat
dipergunakan untuk membaca materi yang didownload dari internet dan
untuk mengerjakan tugas-tugas.
5. Analisis Tugas (Potensi)
(1) Semua siswa memiliki kemampuan untuk menggunakan internet.
(2) Siswa telah memiliki kemampuan dalam bidang operasi dasar komputer
dan internet yang terdiri dari:
a. Menghidupkan dan mematikan komputer.
b. Menggunakan fasilitas toolbar standar dan formatting.
c. Menggunakan aplikasi Microsoft Office terutama Ms. Word, Ms. Excel
dan Ms. Powerpoint.
d. Menggunakan browser Internet Explorer atau Monzilla Firefox.
e. Melakukan surfing di internet.
f. Melakukan download dan upload file.
g. Mengirim email.
h. Melakukan chatting.
i. Berdiskusi dalam forum internet.
6. Analisis insiden-kritis, yaitu analisis tentang hasil yang diharapkan dari intervensi
media dan pembelajaran adalah:
(1) Siswa mampu memahami materi pembelajaran kewirausahaan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
(2) Siswa memiliki kecintaan terhadap pembelajaran kewirausahaan sehingga
bersemangat mengikuti proses pembelajaran kewirausahaan.
(3) Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimal
(4) Dengan e-learning (media) membantu siswa meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dengan menyediakan sumber belajar alternatif untuk
membantu guru.
(5) Menyediakan media yang tepat untuk membantu siswa memahami materi “
Menganalisis Peluang usaha” yang bersifat abstrak.
7. Analisis Situasi yaitu analisis mengenai lingkungan dan organisasi yang
berpengaruh terhadap subjek penelitian adalah:

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 69


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

(1) Kementerian Pendidikan dan kebudayaan sebagai lembaga yang bertugas


dan melayani penyelenggaraan pendidikan, yaitu dengan menyediakan
guru kewirausahaan di sekolah.
(2) SMKN 1 Kuala Tungkal menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan bagi
semua siswa SMK.
(3) Orang tua dan wali murid menjadi pendorong siswa untuk belajar
kewirausahaan sesuai dengan ketentuan sekolah.
8. Domain tujuan pembelajaran pada standar kompetensi 3. Menganalisis peluang
usaha. Penggolongan ranah kognitif berdasarkan taksonomi Blomm yang
direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001:303)

1) Hasil validasi materi tahap I (pertama)


Berdasarkan data hasil validasi tahap pertama dari ahli materi bidang studi
pelajaran kewirausahaan yaitu Dr. Suratno, M. Pd, diperoleh hasil yaitu :

Tabel 4.5 Hasil validasi ahli bidang studi pelajaran kewirausahaan


No Pernyataan Tanggapan Ahli

A. SUBSTANSI MATERI KESELURUHAN

1 Apakah e-learning ini fokus terhadap materi Perlu ditambahkan:


menganalisis peluang usaha dan menemukan menemukan peluang usaha
peluang usaha sesuai dengan permintaan dan sesuai dengan permintaan dan
konjungtur. komunitasnya

2 Apakah istilah-istilah yang digunakan pada Baik


e-learning ini tepat

3 Apakah materi SK, KD dan Indikator pada Wirausaha itu kuncinya


e-learning ini sesuai dengan KTSP “kreatif”, berarti berani
berkreasi dan mengambil
resiko. Hal ini belum tampak
jelas.

4 Apakah uraian materi pada e-learning ini Perlu diperkaya dengan tema
mudah dipahami oleh siswa SMK kontekstual sesuai situasi-
kondisi dan lingkungan
setempat.

5 Apakah tingkat kedalaman penjabaran materi Sudah sesuai, tetapi perlu


pada e-learning ini sesuai untuk siswa SMK ditambahkan topik diskusi agar
sisea berpikir kreatif-inovatif.

6 Apakah penyajian materi dalam e-learning ini Sesuai


teratur sesuai dengan silabus KTSP

70 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

7 Apakah materi pada e-learning ini memiliki Perlu ditingkatkan dengan


daya tarik tinggi menambahkan contoh-contoh
kesuksesan orang yang pernah
ada.

8 Apakah materi pada e-learning ini relevan Banyak berorientasi, kognitif,


dengan kenyataan di lapangan perlu telaah

9 Apakah materi pada e-learning ini Perlu pengayaan


menggunakan buku rujukan kewirausahaan
kelas XI

10 Apakah ejaan dan istilah kewirausahaan pada Baik


e-learning ini ditulis dengan benar

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

11 Apakah tujuan pembelajaran pada e-learning Baik


ini sesuai dengan materi menganalisis peluang
usaha

12 Apakah kalimat tujuan pembelajaran pada Tujuan yang tertulis lebih ke


e-learning ini dirumuskan dengan benar kognitif, bagaimana sikap dan
psikomotor

13 Apakah kalimat tujuan pembelajaran pada Sudah baik, tapi perlu


e-learning ini menggunakan kata kerja ditambahkan dengan sikap dan
operasional keterampilan

14 Apakah tujuan pembelajaran khusus pada Ya, baik


e-learning ini sesuai dengan tujuan umum
pembelajaran

C. SUBSTANSI MATERI KD 3.1

15 Apakah materi 3.1.1 defenisi peluang usaha Cukup mudah


pada e-learning ini mudah di pahami

16 Apakah materi 3.2.1 resiko usaha pada Mudah


e-learning ini mudah dipahami.

17 Apakah materi 3.1.4 analisis peluang usaha Mudah dipahami


berdasarkan jenis usaha pada e-learning ini
mudah dipahami

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 71


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

18 Apakah materi 3.1.4 analisis peluang usaha Mudah dipahami


berdasarkan minat pada e-learning ini
mudah dipahami

19 Apakah materi 3.1.5 faktor-faktor Mudah dipahami


keberhasilan usaha pada e-learning ini
mudah dipahami

20 Apakah materi 3.1.5 Materi faktor-faktor Mudah dipahami


kegagalan usaha pada e-learning ini mudah
dipahami

21 Apakah materi 3.1.6 pemanfaatan peluang Mudah dipahami


usaha secara kreatif pada e-learning ini
mudah dipahami

22 Apakah materi 3.1.6 memanfaatkan peluang Mudah dipahami


usaha secara inovatif pada e-learning ini
mudah dipahami

D. TUGAS DAN SOAL QUIZ

23 Apakah soal-soal pada kuiz pada e-learning Sesuai


ini sesuai dengan tujuan pembelajaran KD.3.1

24 Apakah soal-soal pada kuiz pada Baik


e-learning ini sesuai dengan tujuan
pembelajaran

25 Apakah ketersediaan kamus kewirausahaan Baik


pada e-learning baik

26 Apakah penugasan pada e-learning ini jelas Cukup jelas

2) Hasil Validasi materi tahap II (kedua)


Pada validasi materi bidang studi kewirausahaan tahap II pada e-learning ini
diyatakan oleh tim ahli layak untuk diujicobakan kepada siswa. Karena tidak ada lagi
revisi yang harus dilakukan.

72 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

1. Data Validasi Ahli Desain Pembelajaran


Ahli yang memvalidasi desain pembelajaran adalah Dr. Martinis Yamin, M. Pd,
validasi mengenai desain Pembelajaran ini juga dilakukan dua tahap. Berikut
paparan hasil validasi desain.

1) Hasil validasi ahli desain pembelajaran tahap I (pertama)


Hasil validasi pada tahap pertama diperoleh hasil yaitu:
Tabel 4.6 Hasil validasi ahli desain pembelajaran

No Pertanyan Tanggapan Ahli

A. DESAIN DAN PRESENTASI

1 Nama domain www.nelly-kewirausahaan.com Ok


sesuai untuk pembelajaran kewirausahaan

2 Tampilan (Theme) pada e-learning sesuai untuk Beri contoh yang konkrit
pembelajaran Kewirausahaan

3 Desain e-learning ini menarik, unik, dan berbeda Ok


dengan e-learning pembelajaran kewirausahaan
yang lain

4 Desain e-learning ini sesuai dengan penerapan Harus dibuat pilihan


teori konstruktivistik

5 Desain e-learning ini sesuai dengan teori sibernetik Ok

6 Desain e-learning Memiliki keragaman jangan


menggunakan kalimat ini

7 Penggunaan aksesoris pada e-learning Kurang tepat

8 Kemudahan navigasi e-learning Ok

9 Tampilan teks keseluruhan pada e-learning rapi Jangan menggunakan kalimat ini

10 Penggunaan jenis huruf dan tulisan Ok

11 Kesederhanaan e-learning Belum variatif

12 Kemudahan operasi e-learning secara keseluruhan Ok

B. OPERASIONAL E-LEARNING

13 E-learning ini mudah digunakan atau dioperasikan Ok

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 73


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

14 E-learning ini mudah dibuka dengan semua Ok


browser.

15 E-learning ini mudah dibuka dengan menggunakan Ok


Handphone, smartphone, tablet

16 Kemudahan operasi forum diskusi online pada Ok


e-learning

17 Pemilihan tema diskusi online pada e-learning Belum variatif

18 Kategori kursus (Chouse Category) tersusun Tidak perlu tersusun jika


berurutan dan mudah dipahami konstrutivistik

19 Link pada kamus ilmiah mudah Ok

C. INTERAKSI

20 Ketepatan pemilihan alat komunikasi pada e- Belum


learning

21 Kemudahan operasi chatting pada e-learning Ok

22 Kejelasan petunjuk interaksi pada e- Ok


learning

23 Ketersediaan hyperlink yang sesuai dengan topik Ok


pada e-learning

24 Pemberian tugas mandiri pada e-learning Belum variatif

25 Kemudahan operasi pengiriman tugas pada Ok


e-learning

26 Kemudahan operasi quiz online pada Monoton


e-learning

27 Kemudahan mengakses nilai pada e-learning Ok

2) Hasil validasi ahli desain pembelajaran tahap II (kedua)


Hasil validasi desain tahap II oleh tim ahli desain pembelajaran dinyatakan layak untuk
diujicobakan kepada siswa.

74 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

2. Data Validasi Ahli Multimedia Pembelajaran


Ahli yang memvalidasi multimedia adalah Dr. Jefri Marsal, M. Sc, validasi mengenai
multimedia ini dilakukan satu kali. Berikut paparan hasil validasi multimedia
pembelajaran.

1) Hasil validasi ahli multimedia pembelajaran tahap I (pertama)


Hasil validasi pada tahap pertama diperoleh hasil yaitu:

Tabel 4.7 Hasil validasi ahli Multimedia pembelajaran

NO Pertanyaaan Tanggapan Ahli

A. PRESENTASI

1 Apakah pemilihan nama domain Nama domain telah sesuai dengan


e-learning sesuai topik pembelajaran. Akan lebih baik
kalau tidak mencantumkan nama orang
sebagai bagian dari nama domain.

2 Apakah tampilan awal e-learning (halaman Terdapat bug di awal website,


login) menarik sebaiknya dihilangkan. Halaman
(home) sudah bagus, tapi tema
kurang tampak.
3 Apakah akses masuk e-learning (login) Mudah
mudah

4 Apakah akses e-learning (loading) cepat Normal

5 Apakah theme (template) e-learning sesuai Belum sesuai, tambahkan gambar-


dengan materi gambar yang sesuai.

6 Apakah e-learning ini rapi Rapi

7 Apakah penggunaan navigasi pada Cukup mudah


e-learning ini mudah

8 Apakah penggunaan jenis dan ukuran Ukuran huruf sudah tepat.


tulisan (font) e-learning tepat

9 Apakah penggunaan font pada e-learning Font sudah jelas


ini jelas

10 Apakah tampilan keseluruhan teks pada Jelas


e-learning jelas

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 75


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

11 Apakah penggunaan aksesoris (kalender) Cukup menarik


pada e-learning menarik

12 Apakah penggunaan jam pada e-learning Cukup menarik


menarik

13 Apakah komposisi warna pada Cukup menarik


e-learning (color)menarik

14 Apakah Kesederhanaan e-learning Baik


(simplicity) baik

15 Kemudahan operasi e-learning secara E-learning mudah dioperasikan.


keseluruhan (usability)

B. INTERAKSI

16 Apakah pengoperasian daftar hadir pada Sebaiknya bahasa yang digunakaan


e-learning mudah pada daftar hadir Bahasa Indonesia.

17 Apakah pemilihan alat komunikasi pada -


e-learning baik

18 Apakah operasi chatting pada e-learning ini Mudah digunakan


mudah

19 Apakah operasi forum diskusi online pada Mudah


e-learning ini mudah

20 Apakah pemilihan tema diskusi online pada -


e-learning menarik

21 Apakah petunjuk interaksi pada Kurang, karena semuanya dalam


e-learning ini jelas bahasa Inggris

22 Apakah keterampilan hyperlink yang sesuai -


dengan topik pada e-learning tepat

23 Apakah mendownload materi dalam Mudah


e-learning ini mudah

24 Apakah alternatif komunikasi dengan guru Terdapat alternatif lain. Misalnya


selain dengan chatting dan forum pada Facebook
e-learning tersedia

76 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

25 Apakah pemberian tugas mandiri pada Menu tugas mandiri ada, tetapi kurang
e-learning jelas jelas, karena dalam bahasa Inggris

26 Apakah pengiriman tugas pada e-learning Mudah


ini mudah

27 Apakah penggunaan kuis online pada Cukup mudah digunakan


e-learning ini mudah

28 Apakah pemilihan jenis kuis (model soal) Cukup mudah


pada e-learning ini mudah

29 Apakah mengakses nilai kuis pada Cukup mudah


e-learning ini mudah

30 Apakah feedback terhadap kuis pada Terdapat feedback yang cukup cepat
e-learning ini cepat untuk setiap quiz

4.1.4 Tahap Penerapan (Implementation)


Pada tahap implementasi kegiatan yang dilakukan adalah menguji coba produk yang
dilakukan dalam dua tahapan yaitu uji coba perorangan dan uji coba kelompok
kecil.

SIMPULAN DAN SARAN


Proses pengembangan pembelajaran berbasis e-learning dengan aplikasi moodle
berdasarkan teori konstruktivistik pada materi peluang usaha kelas XI SMK ini
mengacu pada model pengembangan Lee dan Owen, yang terdiri atas (1) analisis
(analysis), (2) desain (design), (3) Pengembangan (development), (4) penerapan
(implementation) dan (5) evaluasi (evaluation).
1. Analisis, dalam proses analisis yang dilakukan adalah menganalisis kebutuhan
(need assessment dan awal sampai akhir (front-end analysis)
2. Desain, dalam tahap desain dilakukan dengan kegiatan yaitu membuat jadwal
permbuatan produk, penetuan tim proyek, penentuan spesifikasi media,
pembuatan struktur materi (content), dan perencanaan kontrol konfigurasi dan
review.
3. Pengembangan (devlopment) pada tahap ini adalah menentukan jenis produk
dan platform, memasang komponen-komponen e-learning dan melakukan
review melalui proses validasi yang dilakukan oleh ahli dibidang studi pelajaran
kewirausahaan dengan hasil validasi dikategorikan baik, ahli bidang desain
pembelajaran dengan hasil validasi dikategorikan baik, dan ahli bidang
multimedia dengan hasil validasi dikategorikan baik. Dari hasil validasi ahli

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 77


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

diketahui bahwa e-learning yang sedang dikembangkan dikategorikan baik


dan dinyatakan layak dipakai dalam pembelajaran.
4. Penerapan (implimentation), merupakan tahap dimana produk yang dihasilkan
berupa e-learning kewirausahaan kelas XI SMK dan diujicobakan. Ujicoba
tersebut dilakukan pada pengguna (siswa) meliputi kegiatan Uji kelompok
kecil dilakukan kepada 15 orang siswa SMKN 1 Kuala Tungkal kelas XI
Multimedia B diketahui bahwa pada pretest terdapat 10 orang siswa yang
nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70,
dengan nilai rata-rata pretest 56,67, nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 80.
Posttest menghasilkan nilai rata-rata 91,00 dengan nilai terendah 80 dan nilai
tertinggi 100. Hal ini berarti bahwa e-learning yang dikembangkan efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
5. Evaluasi, kegiatan pada tahap ini tidak dilakukan peneliti karena keterbatasan
waktu.

Saran pemanfaatan
1. Bagi guru Kewirausahaan, media ini dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan
bervariasi.
2. Bagi siswa SMK, dapat memanfaatkan media ini sebagai salah satu alternatif
sumber belajar aktif dan mandiri siswa.
3. Agar belajar aktif dan mandiri dapat berlangsung dengan lancar dan menarik,
perhatikan spesifikasi minimum yang diperlukan untuk mengoperasionalkan
produk ini.

Saran Pengembangan Produk dan Penelitian Lanjutan


Pengembangan produk lebih lanjut disarankan untuk diujicobakan pada kelompok
yang lebih besar. Selain itu juga dapat dilakukan pengembangan terhadap materi-
materi pembelajaran kewirausahaan yang lain. Produk berupa e-learning ini hanya
terbatas pada materi pembelajaran untuk SMK kelas XI semester ganjil dan hanya
diujicobakan pada kelompok kecil. Sangat diharapkan adanya penelitian ilmiah
tentang penggunaan produk yang dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

78 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

Anonim. 2012. Pedoman Pembuatan Tesis. Universitas Jambi Program


Pascasarjana. Jambi: Program Magister Teknologi Pendidikan.
Universitas Jambi. Jambi.

Anonim. 2013. Pedoman Pembuatan Tesis. Universitas Jambi Program


Pascasarjana. Jambi: Program Magister Teknologi Pendidikan.
Universitas Jambi. Jambi.

Arsyad, A. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Budiningsih, C.A. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Clariana, B. Roy and Strobel Johannes. 2004. Modeling Technologies. Handbook of


Research on Educational Communications and Technology, 3edition.
London: Lawrence Erlbaum Associates.

Efendi, Z. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kalkulus Berbasis


konstruktivisme Pada Mahasiswa Prodi Matematika FKIP Universitas
Jambi. Tesis. Universitas jambi. Jambi.

http:///www.moodle.org/

Information and Communication Technology, STIE Perbanas Surabaya. 2009.


http://ict.perbanas.ac.id/Article/Apa-kriteria-website-yang-baik.php.
(diunduh 10 Desember 2012).

Juwita, R, Haryono & Hariwibawanto. 2012. Pengembangan model pembelajaran


konstruktivistik menggunakan lms moodle di smp negeri 21 semarang.
Artikel. Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology 1.
Vol. 1, No. 1, Juni 2012.

Kuntari. 2010. Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Web Untuk


Menunjang Pembelajaran Agama Buddha Di SMKN 2 Kota Jambi. Tesis.
Universitas Jambi. Jambi.

Kurnia, Wita. 2011. Model Pembelajaran E-learning Dengan Aplikasi Moodle


Untuk Mengembangkan Kemampuan Belajar Mandidri Pada Mata
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikas (TIK) di MA/SMA kota
Bandar lampung. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Lee, w & Owens, D. 2004. Multimedia-Base Instructional Design, Second Edision.


San Fransico: Pfeiffer

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 79


Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

Marzuki, R. 2009. Desain Teks dan Tata Letak Multimedia Pembelajaran, Teknik
Evaluasi Multimedia Pembelajaran, hal 33;43, Jakarta: Genius Prima
Media

Mason, R & Rennie, F. 2010. Elearning. Panduan Lengkap Memahami Dunia Digital
dan Internet (terjemahan dari Elearning). Yogyakarta: Pustaka Baca.

Mayer, R. E. 2009. Multimedia Learning, 2edition . Cambridge: University Press.

Miarso,Y. 2007. Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, Jakarta:Kencana.

Morrisson, Ross & Kemp. 2007. Designing Effective Instruction, 5edition. America:
John Wiley & Sons.

Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:


Alfabeta.

Newby, T.J., Stepich, A.D., Lehmen, J. D., dan Russel, J.D. 2000. Inctructional
Technology for Teaching and Learning. New Jersey, an imprint of
Prentice Hall.

Nuriyanti, DD, dkk. 2013. Pengembangan E-learning Berbasis Moodle Sebagai


Media Pembelajaran Sistem gerak Di SMA. Artikel. Vol. 2, No. 3,
Desember 2013.

Patwary, A.A. 2009. Instructional Multimedia Development Models. Teknik Evaluasi


Multimedia Pembelajaran, hal: 15 ; 33. Jakarta: Genius Prima Media.

Prawiradilaga, DS & Siregar, E. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta:


Kencana.

Pribadi, Benny.A. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

www.puskur.net

Reigeluth, C. M. 1999. Instructional - and Design Theories and Models: A New


Paradigm of Instructional Theory,Volume II. London: Lawrence Erlbaum
Associates.

Richey, C Rita., Klein, D. James. 2007. Design and Development Research (Methods,
Strategis, and Issues), London: Lawrence Erlbaum Associates.

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. Kencana.

80 Pengembangan Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan


Aplikasi Moodle Berdasarkan Teori Konstruktivistik Pada
Materi Menganalisis Peluang Usah Kelas XI SMK
Tekno-Pedagogi Vol. 5 No. 1 Maret 2015 : 64-81 ISSN 2088-205X

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Jakarta: Rajawali Press.

Sa’ud .U. S. 2011. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Seels. B & Richey. R. 1994. Instructional Technology. Virginia: AECT.

Smaldino, S. E., Lowther, L. D., Russell, D. J. 2008. Instructional Technology and


Media for Learning. New Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall.

Sukmadinata, N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Remaja


Rosdakarya.

Suherman, E. 2008. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Suyanto, A. H. (2009). Step by Step Web Design: Theory and Practices.Yogyakarta:


Andi Offset.

Yamin, M. 2012. Desain Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi.

Yamin, M. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: GP Press.

Yumaini Arlis. 2010. Pengembangan Web Based Learning Pada Mata Kuliah Teori
Ekonomi Mikro Menggunakan Model Pembelajaran Sinektik, Tesis,
Universitas Jambi. Jambi.

Widodo, A & Nurhayati, L. (2005). Tahapan pembelajaran yang konstruktivis:


Bagaimanakah pembelajaran sains di sekolah. http://file.upi.
edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031-
ARI_WIDODO/2005-Tahapan_pembelajaran_konstruktivis.pdf (diunduh
4 Juli 2014).

Wijaya M. 2012. Pengembangan model pembelajaran e-learning berbasis web


dengan prinsip e-Pedagogy dalam meningkatkan hasil belajar. Artikel.
Jurnal Pendidikan Penabur. No. 19/Tahun ke-11/Desember 2012.

Winarno. 2009. Pengantar Multimedia dalam Pembelajaran, Teknik Evaluasi


Multimedia Pembelajaran, hal 1;12, Jakarta: Genius Prima Media.

Zyainuri. Z dan Marpanji, E (2012). Penerapan E-Learning Moodle Untuk


Pembelajaran Siswa Yang Melaksanakan Prakerin. Artikel. Jurnal
Pendidikan Vokasi Vol. 2, No. 3, November 2012.

Nelly Safitri, Rahmat Murbojono, Syamurizal 81

You might also like