Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA PADA GEDUNG

PARKIR DAN LAPANGAN BASKET UNIVERSITAS SEMARANG

Kholil Fahrurozi1)
1)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Semarang, Semarang Indonesia 50196
Jl. Soekarno Hatta Tlogosari, Semarang

Telp (024)6702757

e-mail: kfahrurozi.13@gmail.com

ABSTRACT

Electrical energy is an energy that is very vital in supporting the needs of everyday life. Can be seen from various sectors,
ranging from home industries to large industries. This fact makes electricity demand increase every year. System security and
reliability are important to note because many hazards are caused due to neglecting requirements that have been determined. The
requirements for electrical installations in Indonesia are regulated through the General Electricity Requirements 2000, then
abbreviated as PUIL 2000 and the Law on electricity. To know the system of electrical installations in buildings that implement
PUIL, research is needed. Therefore, in this final project the author conducted a study on one of the buildings at the University of
Semarang. The research was conducted on new buildings in Univertias Semarang, namely parking buildings and basketball
courts. The results of the final tug as research analysis of electric power installation systems in parking buildings and university
basketball courts in Semarang which are needed to supply loads are 31,120 KVA with a drop of 0.29 Volts on a 28.5 meter
channel. Strong lighting in the parking building with the measurement results too bright so that it needs to be reviewed. Overall,
from the analysis, this parking building and basketball court are feasible for operation.

Keywords: Analysis, Electrical Installation, Semarang University, Building.

ABSTRAK

Energi listrik merupakan suatu energi yang sangat vital dalam mendukung keperluan kehidupan sehari-hari. Dapat dilihat
dari berbagai sektor, mulai dari industri rumah tangga sampai industri-industri besar. Kenyataan tersebut membuat kebutuhan
listrik meningkat setiap tahunnya. Keamanan dan keandalan sistem penting untuk diperhatikan karena banyka bahaya yang
ditimbukan akibat mengabaikan persyaratan yang terlah ditentukan. Persyaratan instalasi kelistrikan di Indonesia diatur melalui
Persyaratan Umun Instalasi Listrik 2000, kemudian disingkat menjadi PUIL 2000 dan Undang – undang tentang kelistrikan.
Unutk mengetahui sistem instalasi listrik pada gedung yang menerapkan PUIL maka perlu adanya penelitian. Oleh karena itu,
pada tugas akhir ini penulis melakukan penelitian pada salah satu gedung yang ada di Universitas Semarang. Penelitian dil-
akukan pada gedung baru yang ada di Univertias Semarang yaitu gedung parkir dan lapangan basket. Hasil dari penelitian tugas
akhir analisis sistem instalasi tenaga listrik pada gedung parkir dan lapangan basket universitas semarang yiatu daya yang
dibutukan untuk mensuplai beban yaitu sebasar 31,120 KVA dengan drop tengangan sebesar 0,29 Volt pada saluran dengan
panjang 28,5 meter. Kuat pencahayaan pada gedung parkir dengan hasil pengukuran terlalu terang sehingga perlu dilakukan
peninjauan kembali. Secara keseluruhan dari hasil analisa bahwa gedung parkir dan lapangan basket ini sudah layak operasi .

Kata kunci : Analisis , Instalasi Listrik, Bangunan Gedung, Universitas Semarang.

I. PENDAHULUAN menjadikan tantangan bagi penyedia energi listrik.


Peningkatan kebutuhan energi listrik harus diimbangi
Energi listrik merupakan suatu energi yang sangat vital dengan kehandalan dan kenyaman dalam melakukan
dalam mendukung keperluan kehidupan sehari-hari di penditristribusian listrik tersebut. Mengingat bahaya
era milineal ini. Sulit untuk dibayangkan untuk yang ditimbulkan akibat mengabaikan beberapa syarat
melewati kehidupan tanpa adanya listrik. Kebutuhan yang terkandung dalam Persyaratan Umum Instalasi
energi listrik yang semakin meningkat setiap tahunnya Listrik (PUIL) 2011 yang sudah distandarisasi oleh

1
pemerintah dan menjadi acuan dalam melakukan in- B. Instalasi Tenaga Listrik]
stalsi tenaga listrik nasional. Sistem instalasi listrik merupakan suatu bagian
Instalasi listrik merupakan suatu bagian penting penting dalam sebuah bangunan gedung yang ber-
dalam sebuah bangunan, yang berfungsi sebagai pen-
fungsi sebagai penyaluran tenaga listrik dari sumber
yaluran energi listrik dari penyedia listrik menuju ti-
tenaga listrik ke titik-titik beban . Penyaluran tenaga
tik-titik beban. Pelaksanaan instalasi listrik sebaiknya
sesuai dengan kiadah dan aturan yang berlaku agar listrik harus sesuai dengan peraturan yang telah dis-
diperoleh keamanan dan kenyamanan dalam tandarisasi oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN)
pengunaan. Adapun peraturan yang harus diperhatikan dengan menerbitkan Persyaratan Umum Instalasi
yaitu Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Listrik (PUIL) 2011 sebagai panduan umum (rujukan)
Ketenagalistikan, Peraturan Pemerintah Nomor 36 instalasi listrik.
Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung dan Un- 1.
dang-Undang, Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Aktif
Daya Mineral Nomor : 437 K/30/MEM/2003 tentang
Daya aktif adalah daya yang timbul akibat menga-
Perubahan Peraturan Menteri Pertambangan Dan En-
lirnya arus listrik melalui hambatan / resistor seperti
ergi Nomor 01 P/40/M.PE/1990 Tentang Instalasi
lampu pijar, elemen pemanas atau heater. Satuan dari
Ketenagalistrikan.
daya aktif ini adalah Watt atau kilo Watt. Daya aktif
Bangunan Gedung Parkir dan Lapangan Basket
satu fasa dapat ditentutkan menggunakan persamaan
Universitas Semarang merupakan sebauh bagunan
(2.1) dan daya aktif tiga fasa dapat ditentukan
baru di area Universitas Semarang (USM). Gedung ini
menggunakan persamaan (2.2) berikut ini:
terdiri dari empat lantai bagunan parkir dan lapangan
basket, dan sebuah gedung serbaguna. Gedung ini 𝑃 = 𝑉𝐿−𝑁 𝑥 𝐼 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑 ................(2.1)
digunakan untuk kegiatan hingga malam hari, sehingga
diperlukan penerangan yang baik. Sehingga perlu 𝑃 = √3 𝑥 𝑉𝐿−𝐿 𝑥 𝐼 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑 ................(2.2)
dilakukan penelitian untuk mengetahui laik operasi
gedung tersebut. Keterangan :

II. SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG VL-L = Tegangan line-line (V)
PARKIR DAN LAPANGAN BASKET UNIVERSITAS SEMARANG. VL-N = Tegangan line-netral (V)
A. Analisis I = Arus yang melalui penghantar (A)
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indo-
nesia), ada beberapa pengertian analisis sebagai Cos φ = Faktor daya
berikut : P = Daya Aktif
a. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (ka-
rangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk 2. Daya Semu
mengetahui keadaan yang sebenarnya Daya Semu adalah hasil perkalian antara arus dan
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dan se-
tegangan listrik pada suatu beban. Secara matematis
bagainya);
dinyatakan dengan persamaan (2.3) untuk satu fasa dan
b. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagi- persamaan (2.4) untuk tiga fasa berikut:
annya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antarbagian untuk memperoleh 𝑆 = 𝑉𝐿−𝑁 𝑥 𝐼 ...........................(2.3)
pengertian yang tepat dan pemahaman arti 𝑆 = 𝑉𝐿−𝑁 𝑥 𝐼 ...........................(2.4)
keseluruhan;
c. Penyelidikan kimia dengan menguraikan Keterangan :
sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dan S = Daya Semu (VA)
sebagainya;
d. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya; I = Arus yang melalui penghantar (A)
e. pemecahan persoalan yang dimulai dengan VL-L = Tegangan line-line (V)
dugaan akan kebenarannya
Dari pengertian diatas ,dapat dikatakan bahwa VL-N = Tegangan line-netral (V)
analisis merupakan suatu kegiatan untuk menge-
tahui keadaan sebenarnya. Maka dalam penelitian 3. Daya Realtif
ini memiliki tujuan untuk mengetahui keadaan Daya reaktif merupakan selisih antara daya semu
data perencanaan instalasi listrik dengan kodisi yang masuk pada penghantar dengan daya aktif pada
dilapangan yang telah terpasang . penghantar itu sendiri, dimana daya ini terpakai
untuk daya mekanik dan panas. Daya reaktif ini
2
adalah hasil kali antara besarnya arus dan tegangan Hal- hal yang perlu diperhantikan dalam suatu
yang dipengaruhi oleh faktor daya. Secara sistematis penerangan, yaitu intensitas cahaya, intensitas
dirumus dengan persamaan (2.5) berikut: penerangan dan kepadatan cahaya:
1. Intensitas Penerangan/ Iluminasi
𝑄 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝜑 ...............(2.5)
Intensitas penerangan (E) adalah flux cahaya
Untuk jaringan satu fasa , dapat menggunakan
Φ yang jatuh pada 1m2 dari bidang itu (1
persamaan (2.6) berikut :
lux=1m/m2 ). Sedangkan iluminasi pen-
𝑄 = 𝑉𝐿−𝑁 𝑥 𝐼 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝜑 ................(2.6) erangan rata-rata (E rata-rata) adalah jumlah
flux Φ yang dipancarkan (lumen) persatuan
Untuk saluran tiga fasa , daya reaktif dapat luas A (m2 ).
ditentukan menggunakan persamaan (2.7) berikut:
Φ
𝐸= ................(2.8)
𝑄 = 𝑉𝐿−𝐿 𝑥 𝐼 𝑥 𝑆𝑖𝑛 𝜑 ................(2.7) 𝐴

Keterangan : Keterangan :

VL-L = Tegangan line-line (V) E = Intensitas penerangan (lux)

I = Arus yang mengalir pada penghantar (A) Φ = fluks penerangan (lumen)

Sin φ= Faktor daya A = satuan luas (m2 )

Q = Daya Reaktif (VAR) Fluks cahaya yang dipancarkan lampu tidak


semuannya mencapai bidang kerja. Sebagian
akan dipancarkan ke dinding dan langit-langit.
Karena itu untuk menentukan fluks cahaya
C. Instalasi Penerangan harus diperhitungkan efisiensi dan
Penerangan umum adalah penerangan diseluruh rendemennya.
area tempat kerja dan penerangan setempat adalah Φ𝑔
penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja 𝜂= ................(2.9)
Φo
kerja maupun perlatan (SNI 16-7062-2004).
Keterangan :
Penerangan merupakan salah satu beban yang paling
banyak digunakan dalam bangunan rumah atau ge- Φg = Fluks cahaya yang mencapai bidang
dung. Sehingga penerangan sebaiknya menggunakan kerja,langsung maupun tidak langsung setelah
standar sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Ting- dipantulkan dinding dan langit-langit.
kat pencahayaan minimal yang direkomendasikan
Φo = Fluks cahaya yang dipancarkan oleh
termuat dalam SNI 03-6575-2001.
sumber cahaya yang ada dalam ruangan.
2. Efesiensi penerangan
Tabel 2.1 kuat pencahayaan yang direkomendsikan
Dari dua persamaan di atas,maka diperoleh
Fungsi Tingkat Kelompok
ruangan pencahayaan renderasi rumus fluks cahaya :
(lux) warna 𝐸𝑥𝐴
Φ𝑜 = 𝜂
..............(2.10)
Teras 60 1 atau 2
Keterangan :
Ruang 120 -250 1 atau 2
tamu A = luas bidang kerja (m2 )
Ruang 120 -250 1 atau 2
E = Intensitas penerangan yang dibutuhkan di
makan 120 -250 1
bidang kerja (lux).
Ruang
kerja 3. Indeks ruangan
Kamar 120 -250 1 atau 2 Indeks ruangan / indeks bentuk k menyatakan
tidur perbandingan antara ukuran- ukuran utama
Kamar 250 1 atau 2 suatu rusnngan berbentuk bujur sangkar.
mandi 𝑝𝑥𝑙
𝑘 = ℎ(𝑝+𝑙). ......................(2.11)
Dapur 250 1 atau 2
Keterangan :
Ruang 50 3
Parkir 3
p = panjang ruangan (meter) 1 PK = ± 9.000 BTU/h
l = lebar ruangan (meter) 1 ½ PK = ± 12.000 BTU/h
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja 2 PK = ± 18.000 BTU/h
(meter)
Untuk menentukan kapasitas pendingin AC dalam
4. Jumlah lampu[6] sauatu rungan dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah armatur / lampu dapat ditentukan 𝐿𝑥𝑊𝑥𝐻𝑥𝐼
dengan persamaan dibawah ini: Kebutuhan BTU/h = 60
.............(2.13)
ExA
n= . ..............(2.12)
𝜃 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝑈𝐹 x LLF Keterangan :
L = Panjang ruangan
keterangan : W = Lebar ruangan
n = jumlah lampu H = Tinggi ruangan
A = luas bidang kerja (m2 ) I = nilai 10 jika rungan berinsulasi (berada dibawah
tanah atau berhimpit dengan ruangan lain). Nilai
E= Intensitas penerangan yang dibutuhkan di
18 jika ruangan tidak berinsulasi (diatas lantai).
bidang kerja (lux).
E = nilai 16 jika menghadap utara, nilai 17 jika
UF = Faktor utilitas
menghadap timur, nilai 18 jika menghadap se-
LLF = Faktor rugi- rugi cahaya latan, dan nilai 20 jika menghadap barat.

D. INSTALASI PENDINGIN RUANGAN


Secara umum pengertian dari AC (Air Condi-
III. METODOLOGI PENELITIAN
tioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki
fungsi sebagai pendingin udara yang berada di Lokasi penelitian adalah di Gedung parkir dan
sekitar mesin pendingin tersebut. Satuan kapasitas lapangan basket Universitas Semarang sebagai objek
pendingin AC biasanya menggunakan BTU/h . penelitian. Variabel yang diteliti adalah kebutuhan
BTU adalah singkatan dari British Thermal Unit daya, kapasitas pengaman, penghantar yang
merupakan satuan energi yang digunakan di digunakan, kuat pencahayaan dan isntalasi prndingin.
Amerika Serikat, namun kebanyakan orang awam Tujuannya adalah mengetahui kebutuhan yang
menggunakan PK. Satu BTU/h berarti jumlah en- dibutuhkan dan mengevaluasi sistem instalasi listrik
ergi yang dibutuhkan untuk memanaskan atau berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
mendinginkan air sebanyak 1 galon air ( 1 pound)
(PUIL) 2011.
agar suhunya naik atu turun sebasar satu derajat
fahrenheit dalam satu jam. Dalngam pendingin A. FLOWCHART
ruangan AC , BTU/h menyatakan jumlah enrgi
Secara garis besar penyusunan Tugas Akhir ini
yang butuhkan untuk mendinginkan atau mengu-
rangi panas dengan luas dan kondisi tertentu dalam
digambarkan melalui diagram alir (flowchart) pada
satu jam. Sedangkan ,PK adalah singkatan dari
bahasa Belanda “parrdekracht” yang artinya
gambar 3.1.berikut ini.
tenaga kuda atau dalam bahsa inggris disebut
dengan HP (Horse Power). Berikut merupakan
konversi energinya:
1 PK = 735.5 watt/ jam
1 PK = 0.986 hp
Untuk menentukan jumlah AC dalam suatu ru-
angan harus diketahui kapasitas AC. Kapsitas AC
berdasarkan PK yaitu sebagai berikut:
½ PK = ± 5.000 BTU/h
¾ PK = ± 7.000 BTU/h
4
Pengukuran kuat pencahyaan pada gedung parkir
dan lapangan basket menggunakan lux meter dengan
merk Sunche HS 1010. Pengukuran dilakukan dengan
cara menentukan titik potong garis horizontal dan
vertikal suatu ruangan.
Hasil pengukuran kuat pencahayaan pada mas-
ing-masing ruangan ditunjukan pada tabel 3.2 dan
tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.2 Data Pengukuran Lumen Gedung Serba
Guna

No Area Kuat pencahayaan (lux)

1 Lantai 1 215

2 Lantai 2 273

3 Lantai 3 144

Gambar 3.1 Flowcahart

B. BEBAN TERPASANG Tabel 3.3 Data Pengukuran Tingkat Pencahayaan


Beban listrik merupakan semua peralatan yang Gedung Parkir Dan Lapangan Basket.
terpasang dalam suatu instalasi listrik yang memebu-
tuhkan suplai daya listrik.Beban listrik secara umum Tingkat
terbagi menjadi tiga jenis yaitu beban resistif, beban No Ruangan pencahayaan Keterangan
(lux)
induktif dan beban reaktif. Sebagian besar beban yang
terpasang pada gedung parkir dan lapangan basket ini 1 Lantai 1 418

diantara beban untuk penerangan dan pendingin ru- 2 Lantai 2 425


angan. Pada tabel 3.3 menunjukan data beban yang
3 Lantai 3 428
terpasang pada gedung parkir dan lapangan basket.
280 Titik tengah 3 point
Tabel 3.1 Jumlah beban terpasang

4 Lapangan 310 Titik tengah lapangan


basket

256 Titik tengah 3 point

D. SISTEM DISTRIBUSI PANEL


Pendistribusian daya listrik disuplai dari panel utama
C. Kuat Pencahyaan (MDP) menuju SDP dan dari SDP didistrubusikan
Sistem penerangan pada gedung ini terbagi menjadi menuju SSDP kemudian menuju beban. Perdistri-
lima grub yaitu gedung serba guna, parkir lantai 1, busian daya pada gedung parkir dan lapanngan basket
parkir lantai 2, parkir lantai 3, dan lapangan basket. Universitas Semarang dapat dilihat pada gambar dia-
Masing –masing grup memiliki beban berbeda sesuai gram single line yang terdapat pada gambar 3.2 .Single
dengan kapasitas ruangan dan kerja. Pada sistem pen- line diagram tersebut merupakan gambar simbol
erangan perlu diperhatikan intensitas cahaya dalam kelistrikan yang menunjukan rangkaian dalam suatu
suatu ruang sesuai dengan standar yang ditentukan instlasi listrik dari suplai hingga ke beban. Single line
pada aturan SNI 03- 6575-2001 yang menjadi acuan diagram sangat dibutuhkan unutk mengetahui jalur dan
tingkat pecahayaan minimum yang direkomendasikan.
5
komponen yang terpasang dalam suatu instalasi dan 0.0175 x 10-6 ohm. Kemudian untuk tembaga campu-
mempermudah dalam melakukan pemeliharaan atau- ran memilki tahanan jenis sebesar 0.0168 x 10-6 ohm.
pun penambahan beban.
Berdasarkan persamaan 2.15 Drop tegangan pada
masing –masing panel dapat dihitung sebagai berikut:
𝑃
In =
√3𝑥 𝑉 𝑥 𝐶𝑜𝑠 𝜑

4840
=
√3𝑥 383,5 𝑥 0.85
= 8.56 Ampere

Diketahui panjang kabel dari panel SDP ke panel


PP-GSG sepanjang 2 m dengan beban terpasang
sebesar 4840 Watt. Penghantar yang digunakan adalah
NYY 4 x 10 mm2 dan tahanan jenis tembaga murni
sebesar 0,0175 x 10-6 Ω/m.

Gambar 3.2 Single Line Diagram Sehingga diperoleh tahanan penghantar sesuai dengan
persamaan 2.14 sebagai berikut:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑙
A. Analisa Kebutuhan Daya terpasang 𝑅 =𝜌
𝐴
Beban yang terpasang secara keseluruhan pada ge- 2
= 0.0175 x 10-6 x 0,0000010
dung parkir dan lapangan basket adalah sebesar 26452
Watt, sehingga untuk memperkiraan daya yang dibu- = 0.0035 ohm
tuhkan dengan cos phi sebesar 0,85 sesuai dengan
aturan jaringan sistem tenaga listrik yang termuat da-
lam peraturan menteri energi dan sumber daya mineral Turun tegangan : ∆V = In x R
nomor 37 tahun 2008 . Untuk menghitung kebutuhan
daya terhadap beban yang terpasang mengunakan
persamaan 2.1. dan 2.4 sehingga diperoleh sebagai = 8.65 x 0.0035
berikut: = 0.035Volt
𝑃
Total daya = 𝑐𝑜𝑠 𝜑 Maka drop tegangan dalam persen untuk
penghantar pada saluran SDP ke PP-GSG adalah:
26452 𝑉
= 0,85 ∆V = 𝑉𝑘 𝑥 100%
= 31,120 KVA 0.035
= 383,5 𝑥 100%
B. Analisa Perhitungan drop tegangan = 0,0078 %
Dalam setiap penyaluran energi listrik tidak dapat Hasil perhitungan rugi-rugi tegangan diatas di-
dihindari dari sifat resistif pada penghantar yang peroleh 0,0078 % maka penghantar yang digunakan
mengakibatkan rugi- rugi tegangan. Adapun drop te- pada saluran SDP menuju PP-GSG masih 10 mm2
gangan menurut PUIL 2011 dalam instalasi listrik masih memenuhi ketentuan yang berlaku.
tidak boleh lebih dari 4%. Panjang penghantar dan
diameter merupakan salah satu faktor penurun tegan- Berdasarkan contoh perhitungan diatas , sehingga
gan, sehingga perlu diketahui panjang penghantar yang diperoleh hasil secara keseluruhan seperti pada tabel
digunakan. Panjang dan diameter yang terpasang pada 4.1 .
intalasi listrik pada gedung parkir dan lapangan basket
dapat dilihat pada tabel 4.1. Selain itu jenis bahan yang Tabel 4.1 Hasil Analisa Perhitungan Drop Te-
digunakan penghantar juga memiliki daya hantar yang gangan Dan Rugi Daya
berbeda-beda , seperti kabel NYY yang terbuat dari
bahan tembaga murni memiliki tahanan jenis sebesar
6
No Panel Drop Perse Rugi Persent Tabel 4.2 Analisa perhitungan kapasitas
tegang ntase daya ase rugi
an (%) (Watt) daya MCB/MMCB
(Volt) (%)

1 SDP– 0,035 0,007 0,26 0,005


PP No Panel MCCB In MCCB
GSG terpasang (A) seharusnya
2 SDP-P 1,12 0,29 10,05 0,20
P Lt 1 1 SDP 200 A 46.81 63 A

3 SDP- 0,60 0,16 3,81 0,10 2 Gedung 60 A 8,65 10 A


PP lt2 serba
4 SDP-P 0,49 0.13 3,11 0,09 guna
P lt3 3 Parkir 30 A 8,98 10 A
lantai 1
5 SDP-P 0,41 0,1 7,78 0,07 4 Parkir 30 A 6,29 10 A
P Lap lantai 2
5 Parkir 30 A 6,29 10 A
lantai 3
Berdasarkan tabel 4.2 penurunan tegangan diatas , Lapangan 60 A 18,85 20 A
persentase rugi – rugi tegangan tertinggi sebesar 0,29 basket
%. Dengan demikian rugi-rugi tegangan masih dalam
kisaran rugi-rugi tegangan yang dizinkan yaitu sebesar
4% sesuai dengan PUIL 2011. Berdasarkan tabel 4.3 diatas , kapasitas MCCB
yang terpasang berbeda dengan hasil perhitungan
C. Analisa Perhitungan kapasitas sistem proteksi yang disesuiakan dengan jumlah beban yang
(MCCB/ MCB) terpasang. selisih tersebut terjadi karena dimung-
Sistem proteksi merupakan suatu komponen penting kinkan adanya penambahan beban yang belum
untuk mengamankan perlatan beban apabila terjadi terpasang.
arus lebih atau hubung singkat. Besarnya nilai sistem
proteksi bergantung pada arus yang dilaluinya. Untuk D. Perhitungan kuat penerangan
menentukan kapasitasnya MCB yang digunakan pada Tingkat pencahayaan umumnya merupakan tingkat
gedung parkir dan lapangan basket USM diasumsikan pencahayaan rata-rata pada suatu bidang kerja. Kuat
tegangan 3 phasa yaitu 380 Volt dengan faktor daya penerangan cahaya sebaiknya sesuai dengan kebu-
sebesar 0.85. menggunakan persamanan 2.10, berikut tuhan penerangan dalam suatu ruang yang sesuai
ini merupakan perhitungan kapasitas pengaman pada standar yang telah ditentukan pada peraturan SNI
panel SDP dengan beban terpasang 27456 watt, maka 03-6575-2001.
kapasitas MCB yang digunakan sesuai dengan persa-
Diketaui bahwa ruang gedung serba guna lantai 1,
maan 2.22 adalah sebagai berikut:
memiliki dimensi 10 x 6 x 3, 5 m2 menggunakan
𝑃 lampu TLED 30 watt dengan lumen 2500. Maka kuat
𝐼𝑛 =
√3𝑥 𝑉 𝑥 cos 𝜑 penerangan yang dibutuhkan sebagai berikut:

26452 ∅ 𝑥 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝑈𝐹 𝑥 𝑛
= E=
𝐿𝑥𝑊
√3𝑥 383,8 𝑥0.85
2500𝑥 0,65𝑥 0.8𝑥10
= 10 𝑥 6
= 46,81 A
= 216,67 lux
Hasil perhitungan menggunakan persamaan
2.10, diperoleh kuat arus nominal sebesar 46,81 Dari hasil perhitungan kuat pencahayaan
A,sehingga kapasitas MCCB yang digunakan menggunakan persamaan 2.5 didapat bahwa kuat
adalah 60 A. pencahayaan pada ruang serba guna lantai dengan
Berdasarkan contoh perhitungan diatas, se- lampi TLED 30 watt sebesar 216,6 lux. Hasil perhi-
hingga diperoleh hasil perhitungan keselurahan tungan dan pengukuran lengkap kuat pencahayaan
pada masing-masing ruangan. Hasil perhitungan masing- masing ruangan 4.3.
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.2.

7
Tabel 4.3 Perbandingan Kuat Pencahayaan Antara Pen- 3 GSG 3 62988,2 2 4474,2
gukuran Dan Perhitungan Sesuai Dengan Jumlah Lampu lantai 3 8
Terpasang.
Jumlah 13422,6
N Ruangan Standart Kuat Pengukuran Perhitungan
o penerangan Kuat kuat pen-
(Lux) penerangan erangan (Lux)
(Lux)
1 Parkir 50 418 227,5 Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan
lantai 1
2 Parkir 50 425 227,5 pendingin rungan (tabel 4.11) diatas, maka dibutuhkan
lantai 2 9 unit AC dengan kapsitas masing-masing 2 Pk atau
3 Parkir 50 428 227,5
lantai 3 kurang lebih 18.000 BTU. Total daya yang dibutukan
4 Lap 300 310 304,57 sebesar 13.422,6 Watt. Ketika terdapat penambahan
basket
5 Gsg 200 215 216,67 beban pendingin AC dengan sejumlah diatas (tabel
Lantai 1
6 Gsg 200 273 162,5
4.11) maka diperlukan peninjauan terhadap kapasitas
Lantai 2 daya yang tersedia. Sehingga dapat menentukan tin-
7 Gsg 200 144 173,3
Lantai 3
dakan pemasangan pendingin ruangan tersebut.
.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa
1. Kebutuhan daya pada gedung parkir dan
adanya ketidak sesuaian antara kuat penerangan hasil
lapangan basket universitas semarang sebesar
pengukuran dan kuat penerangan hasil perhitungan.
31,120 KVA.
Kuat penerangan hasil pengukuran lebih terang dari
2. Pada analisa perhitungan drop tegangan te-
perhitungan. Hasil pengukuran lebih terang karena
gangan terbesar terjadi pada saluran SDP – PP
beberapa faktor yaitu faktor ketelitian dari alat ukur
parkir lantai 1 yaitu sebasar 0,29%. Nilai drop
yang penulis gunakan, taknik pengukuran dan penen-
tegangan tersebut masih dibawah nilai drop
tuan titik yang diukur.
tegangan yang izinkan sesuai dengan PUIL
Berdasarkan peraturan SNI 03-6575-2001 , kuat 2011 maksimum yaitu 4% .
pencahayaan yang memenuhi standart yaitu pada ru- 3. Terdapat perbedaan antara perhitungan jumlah
ang serba guna lantai 1 dan lapangan basket. Kuat armatur lampu dengan jumlah armatur
pencahayaan yang kurang dari standar yaitu ruang terpasang. Perbedaan tersebut terjadi pada
gedung serba guna lantai 1 dan 3. Kuat pencahayaan ruangan gedung parkir lantai 1,2,3 dan
yang melebihi standar yaitu ruang parkir lantai 1,2, dan lapangan basket. Perbedaan terbesar terdapat
3. pada gedung parkir sebesar lantai 1 ,2 dan 3
sebesar 32 armatur dengan persentase sebesar
E. Perhitungan pendingin ruangan 420% jumlah armatur terpasang lebih banyak
Dalam ruang gedung tertutup diperlukan udara dari pada jumlah armatur berdasarkan perhi-
sehat, untuk diperlukan pendingin ruangan. Sehingga tungan. Perbedaan ini terjadi karena beberapa
diperlukan perhitungan unutk menentukan kapasitas faktor diantaranya nilai kuat pecahayaan yg
pendingin dalam suatu ruangan. digunakan pada suatu ruangan berbeda dan
Tabel 4.11 Analisa perhitungan kebutuhan pendingin salah perhitungan akibat Human error.
4. Terdapat perbedaan antara kuat penerangan
ruangan
pengukuran dengan kuat pengukuran perhi-
N Ruan Jumlah Kebutu Kapasi Kebutu tungan . Selisih kuat penerangan berdasarkan
o gan pendin han tas AC han pengukuran terbesar terjadi pada area gedung
gin AC BTU/h (PK) daya parkir lantai 3 sebesar 188% lebih besar dari
(Watt)
hasil kuat pencahayaan berdasarkan perhi-
1 GSG 3 63098,0 2 4474,2
tungan. Hal ini dapat terjadi karena faktor
lantai 1 16
ketelitian alat ukur yang digunakan, ketelitian
2 GSG 3 49381,0 2 4474,2 dalam perhitungan, dan teknik pengukuraN.
lantai 2 6 5. Terdapat perbedaan antara kapasitas penga-
man (MCCB) terpasang dengan hasil perhi-
8
tungan. Kapasitas MCCB terpasang lebih be- https://kbbi.web.id/analisis. diakses 5 Januari
sar dari arus nominal yang mengalir pada 2019.
beban .Selisih kapasitas MCCB tepasang 6. Linsey, Trevor, (1998), Advance Electrical
terbesar terdapat pada panel gedung serba Installation Work, Erlangga, Jakarta.
guna yaitu sebesar 600% dari kapasitas MCCB 7. Muhamad, Jumar, (2017), Studi Kelayakan
berdasarkan perhitungan. Hal tersebut tidak Instalasi Listrik Gedung Simulator SMK
dianjurkan karena akan berdampak pada sen- Wisudha Karya Kudus. Badan Penerbit Uni-
sitivitas dari pengaman terhadap gangguan versitas Semarang, Semarang.
atau arus lebih dan tidak efisien 8. Neidle, Michael, (1982). Teknologi Instalasi
Listrik. Erlangga, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA 9. Nurfitri,(2016), Studi Perancangan Instalasi
Listrik Pada Gedung Bertingkat Onih Bo-
1. Ardian, Arfan,(2009), Analisa Sistem Suplai gor,Badan Penerbit Universitas Pakuan Bo-
Daya Instalasi Listrik Tenaga Pada gor.
PT.SMART TELCOM. Badan Penerbit Un- 10. PUIL SNI (2011). Persyaratan Umum In-
versitas Indonesia. stalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) , Badan
2. Dody, Trisna Prabowo, (2017). Analisa Penerbit BSN, Jakarta.
Kebutuhan Energi Listrik Hotel Dafam Se- 11. SNI 03-6575-2001.(2001). Tata Cara
marang. Badan Penerbit Universitas Sema- Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan
rang, Semarang. Pada Bangunan Gedung, BSN.( Online )
3. Dwi Ananto, Putro,(2018, Analisa Kebutuhan 12. Sutarman, (2009), Pengantar Teknologi In-
Energi Listrik dan Kelayakan Instalasi Listrik formasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Studi Kasus Pada PT Alfatama Inticipta 13. Yosmija, Hari N (2017), Perencanaan Dan
Demak. Badan Penerbit Universitas Sema- Pemasangan Air Conditioning Pada Ruang
rang, Semarang. Dosen Dan Teknisi Psd Iii Teknik Mesin
4. Erwan, Sulistyono,(2017), Analisa Instalasi Universitas Diponegoro Semarang. Univer-
Listrik Hotek Pesona . Badan Penerbit Uni- sitas Diponegoro. Semarang.
versitas Semarang, Semarang.
5. KBBI , (2019), Kamus Besar Bahasa Indo-
nesia ( KBBI). (Online),

You might also like