Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Vol. 1, No.

2 November 2016 ENTHALPY – Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON RENDAH YANG DILAPISI SENG
DENGAN METODE HOT DIP GALVANIZING

La Ode Arif Rahman1, Muhammad Hasbi2, Aminur3


1
Alumni Sarjana Teknik S-1 Mesin, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo
2,3
Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo
Email: jurnal.enthalpy.uho@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine how the media influence of NaCl and H2SO4 / water against corrosion rate of low
carbon steel coated with zinc by the method of Hot Dip Galvanizing. Research method is done by making a
specimen of low carbon steel pipes circular, angled, and plate. Then the zinc coating process performed by the
method of Hot Dip Galvanizing at a temperature of 500oC. Then do step corrosion testing with media H2SO4
and NaCl for 24 days and the data taken during the study. The results of the study that after a coating of zinc
(Zn) on low carbon steel with Hot Dip Galvanizing method of specimen data obtained circle, the average rate of
corrosion with H2SO4 media: Water is 5,529.10-7 gr/min. While in NaCl media, the average corrosion rate is
26,833.10-7 gr/min. An increase in the corrosion rate of 79.58%. On the specimen form elbow, the average rate
of corrosion with H2SO4 media: Water only 2,0377.10-7 gr/min. In contrast, if using media NaCl, occur on
average corrosion rate of 21,692.10-7 gr/min. Tests on specimens plat form, the average rate of corrosion in
H2SO4 media: Water is 6,299.10-7 gr/min. Then the media NaCl average corrosion rate is 28,25.10-7 gr/min. The
corrosion rate by using H2SO4 media: Water occurs in the form of the specimen plate is 6,299.10-7 gr/min, and
28,25.10-7 gr/min in NaCl media.

Keyword : low carbon steel, zinc, galvanizing, corrosion, H2SO4, NaCl

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh media NaCl dan H2SO4/Air terhadap laju korosi
pada baja karbon rendah yang dilapisi seng dengan metode Hot Dip Galvanizing. Metode peneliatian yang
dilakukan dengan membuat spesimen dari pipa baja karbon rendah berbentuk lingkaran, siku, dan plat. Lalu
dilakukan proses pelapisan seng dengan metode Hot Dip Galvanizing pada suhu 500oC. Lalu dilakukan langkah
pengujian korosi dengan media H2SO4 dan NaCl selama 24 hari dan diambil data selama penelitian. Hasil
penelitian bahwa setelah dilakukan pelapisan seng (Zn) pada baja karbon rendah dengan metode Hot Dip
Galvanizing diperoleh data spesimen lingkaran, rata-rata laju korosi dengan media H2SO4:Air adalah 5,529.10-7
gr/menit. Sedangkan pada media NaCl, rata-rata laju korosinya adalah 26,833.10-7 gr/menit. Terjadi peningkatan
laju korosi sebesar 79,58%. Pada bentuk spesimen siku, rata-rata laju korosi dengan media H2SO4:Air hanya
2,0377.10-7 gr/menit. Berbeda jika menggunakan media NaCl, terjadi rata-rata laju korosi sebesar 21,692.10-7
gr/menit. Pengujian pada bentuk spesimen plat, rata-rata laju korosi pada media H2SO4:Air adalah 6,299.10-7
gr/menit. Lalu pada media NaCl rata-rata laju korosinya adalah 28,25.10-7 gr/menit. Laju korosi terbesar dengan
menggunakan media H2SO4:Air terjadi pada bentuk spesimen plat yaitu 6,299.10-7 gr/menit, dan 28,25.10-7
gr/menit pada media NaCl.

Kata kunci : Baja karbon rendah, zinc, galvanizing, korosi, H2SO4, dan NaCl

ke dalam larutan cair. Proses pelapisan ini


PENDAHULUAN menggunakan logam pelapis berupa seng, dimana
Salah satu upaya pengendalian korosi dapat seng dapat mencair pada suhu 419,470 ºC.
dilakukan dengan cara pelapisan logam, cara yang Pelapisan ini secara garis besar memerlukan tiga
umum digunakan yaitu dengan pelapisan metode tahap pengerjaan yaitu tahap persiapan awal (pre
Hot Dip Galvanizing. Pelapisan model ini banyak treatment), tahap pelapisan (galvanizing) dan tahap
digunakan karena relatif lebih mudah dalam penyelesaian atau pendinginan (Henkel, 2002).
mengontrol kualitas pelapisannya, tahan lama dan Tahap pelapisan dilakukan dengan
tahan terhadap benturan (Supardi, 1997). mencelupkan logam dasar ke dalam larutan seng
Pelapisan dengan metode Hot Dip cair pada suhu 440 ºC – 480 ºC (Sulistyo, 1997).
Galvanizing merupakan proses pelapisan yang Hasil dari pelapisan dipengaruhi oleh temperatur
dilakukan dengan cara mencelupkan logam dasar cairan dan lamanya pencelupan. Temperatur

25
Vol. 1, No.2 November 2016 ENTHALPY – Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

pencelupan yang rendah menyebabkan hasil lapisan dilakukan proses pencelupan (galvanizing). Selama
menjadi tebal karena kekentalan masih tinggi, proses galvanizing berlangsung, cairan seng akan
kenaikan temperatur menyebabkan kekentalan melapisi baja dengan membentuk lapisan baja seng
menurun sehingga hasil lapisan tebal juga. kemudian barulah terbentuk lapisan yang
Lama/waktu pencelupan yang cepat menghasilkan sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan
hasil lapisan kurang bagus, namun jika terlalu lama terluar baja, larutan yang digunakan minimal
akan diperoleh hasil lapisan yang tebal dan adalah 98 % murni unsur seng.
cenderung kusam. Proses pencelupan yang sesuai Tahap pencelupan dilakukan selama kurang
akan menghasilkan ketebalan yang sesuai pula lebih (1, 1,5 dan 2 menit) pada suhu 450 ºC , 500
sehingga memiliki daya tahan terhadap korosi yang ºC dan 550 ºC. Ketebalan lapisan seng pada
baik. pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah dipengaruhi oleh kondisi permukaan, lamanya
untuk mengetahui bagaimana pengaruh media pencelupan dan temperatur pencelupan
NaCl dan H2SO4/Air terhadap laju korosi pada
baja karbon rendah yang dilapisi seng dengan 3. Tahap pendinginan dan tahap akhir
metode Hot Dip Galvanizing. a) Tahap pendinginan (quenching)
Tahap pendinginan dilakukan dengan
TEORI DASAR mencelupkan spesimen ke dalam larutan sodium
cromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu
Pelapisan secara Hot Dip Galvanizing kamar ataupun dengan menggunakan air. Proses ini
(pelapisan secara celup panas) adalah suatu proses bertujuan untuk mencegah terjadinya white rust.
pelapisan dimana logam pelapisnya dipanaskan b) Tahap akhir (finishing)
terlebih dahulu hingga mencair, kemudian logam Bagian akhir dari proses pelapisan berupa
yang akan dilapisi yang biasa disebut logam dasar menghaluskan permukaan yang runcing yang
dicelupkan ke dalam bak galvaniz yang telah berisi disebabkan oleh cairan seng yang hendak menetes
seng cair tadi, sehingga dalam beberapa saat logam namun telah mengering terlebih dahulu.
tersebut akan terlapisi oleh lapisan berupa lapisan
paduan antara logam pelapis (seng) dengan logam METODE PENELITIAN
dasar dalam bentuk ikatan metalurgi yang kuat dan
tersusun secara berlapis-lapis yang disebut fasa. Peralatan yang digunakan pada penelitian
Proses pelapisan dengan metode Hot Dip ini adalah Peralatan Hot Dip Galvanizing (tungku
Galvanizing dapat dibagi menjadi tiga tahap proses, pemanas), Peralatan uji Densitas (timbangan
yaitu: digital), mesin gergaji, mesin bor, mesin polishing /
1. Tahap persiapan (pre treatment) mesin gurinda, tang, dan kawat.
Tahap persiapan berfungsi untuk Bahan yang digunakan pada penelitian ini
menghilangkan asam atau basa yang merupakan adalah baja karbon rendah dengan panjang 70 mm
bahan pengotor yang menempel pada spesimen, hal dan tebal 3 mm, air bersih, dan seng cair.
ini dimaksudkan agar diperoleh kondisi permukaan Proses Pembuatan Spesimen
yang bersih dan diperoleh hasil lapisan yang baik. Tahapan proses pembuatan spesimen yaitu:
Proses pembersihan permukaan yang akan 1) Pemotongan Bahan
dilapisi dapat dilakukan sesuai dengan jenis 2) Pengeboran spesimen
pengotor yang menempel pada permukaan 3) Pemolesan
spesimen, namun proses pembersihan ini dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu: Proses Pelapisan
a) Proses pembersihan secara fisik (mekanik) Adapun tahapan yang harus dilakukan yaitu:
Pembersihan secara fisik dapat berupa 1) Menimbang benda kerja yang kemudian
pengamplasan dengan menggunakan mesin dirangkai menjadi satu bagian.
gerinda, yang meliputi menghaluskan permukaan 2) Melakukan proses pickling yang berfungsi
yang tidak rata dan penghilangan goresan-goresan untuk menghilangkan karat kemudian
serta beram-beram yang menempel pada dilanjutkan dengan proses rinsing.
permukaan spesimen. 3) Melakukan proses fluxing yang disusul
b) Proses pembersihan secara kimiawi dengan proses drying.
Proses pembersihan secara kimiawi 4) Mengatur suhu seng yang dibagi dalam tiga
merupakan proses pembersihan pengotor yang kali kelompok pencelupan, yaitu pencelupan
menempel pada permukaan spesimen dengan pada suhu 450 ºC, 500 ºC dan 550 ºC.
menggunakan bahan-bahan kimia. 5) Mencelupkan rangkaian spesimen ke dalam
2. Tahap pencelupan (galvanizing) bak galvaniz, proses pencelupan dilakukan
Spesimen yang telah mengalami tahap selama (1, 1,5 dan 2 menit) kemudian
persiapan (pre treatment) dan telah bersih dari dilanjutkan dengan proses quenching.
segala pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu 6) Melakukan penimbangan berat akhir lapisan

26
Vol. 1, No.2 November 2016 ENTHALPY – Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

Lingkaran 13.060 13.070


Pengujian Korosi 1 4 6
2.951
Pengujian laju korosi dilakukan dengan Lingkaran 13.738 13.780
9.259
menggunakan larutan H2SO4 (asam sulfat)/Air 2 2 2
4.377
dengan konsentrasi 80%:20% dan larutan NaCl dan H2SO4 Lingkaran 13.816 13.967
1.244
pengujian dilakukan selama 24 hari. Adapun : Air 3 2 5
3.212
tahapannya yaitu: 80% : Siku 1 8.5341 8.5384
1.657
1. Tahap awal 20% Siku 2 9.2008 9.2119
8.304
Tahap awal pengujian laju korosi yaitu melakukan Siku 3 9.7368 9.7941
8.102
penimbangan awal (wo) spesimen dengan Plat 1 7.6547 7.6834
2.491
menggunakan timbangan digital dan pembuatan Plat 2 7.7421 7.7701
larutan uji. Plat 3 7.9045 7.9906
a. Larutkan H2SO4 murni sejumlah 80 ml 26.99
dengan air murni sejumlah 20 ml sehingga 7
diperoleh perbandingan H2SO4 dengan air 25.57
murni sebesar 80%:20%. Lingkaran 15.456 15.549 9
b. Larutkan NaCl murni 100% tanpa 1 0 3 27.92
campuran. Lingkaran 15.893 15.981 2
2. Tahap Perendaman 2 4 8 19.64
Proses perendaman dibagi dalam dua kelompok Lingkaran 15.940 16.036 7
yaitu perendaman selama 24 hari yang dilakukan NacL 3 2 7 22.74
pada suhu kamar. Mulanya siapkan gelas kimia 100% Siku 1 7.8511 7.9190 3
yang telah beri larutan uji kemudian masukkan Siku 2 8.6285 8.7071 22.68
spesimen kedalamnya, ikatkan plastik sebagai Siku 3 8.7043 8.7827 5
penutupnya yang bertujuan agar tidak ada unsur Plat 1 8.0614 8.1706 31.59
luar yang masuk selama proses reaksi berlangsung. Plat 2 8.1675 8.2570 7
3. Tahap Akhir Plat 3 8.3463 8.4405 25.89
Tahap akhir pengujian yaitu dengan mengeluarkan 7
spesimen dari gelas kimia, bersihkan dan 27.25
dikeringkan, kemudian lakukan penimbangan akhir 7
(wi) setelah dilakukan pengujian.
Lingkaran Siku Plat 28,25
30 26,833
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Korosi (10-7 gr/menit)

25
21,692
Pengujian Korosi
20

Analisa Perhitungan Laju Korosi 15



Laju Korosi = ( ⁄ )
10
5,529 6,299
T = 24 hari = 34560 menit
5 2,0377
Laju Korosi Lingkaran dengan media H2SO4 0
wo = 13,0604 gr wi = 13,0706 gr
, – , H2SO41: Air 2
Laju korosi = NaCl

= 2,591.10 / Gambar 1. Grafik Perbandingan laju korosi dengan


Laju Korosi Lingkaran Dengan Media NaCl media H2SO4:Air dan NaCl selama 24 hari
wo = 15,4560 gr wi = 15,5493 gr Dilihat dari grafik yang berdasarkan hasil
, , dari pengamatan dan pengujian laju korosi baja
Laju korosi = karbon rendah yang di galvanizing selama 24 hari,
= 26,997.10-7 / sangat terlihat jelas perbedaan rata-rata laju korosi
Tabel 1.Data pengujian laju korosi dengan media pada kedua media. Pada spesimen lingkaran yang
H2SO4-Air dan NaCl selama 24 hari telah di galvanizing, rata-rata laju korosi dengan
Laju media H2SO4:Air adalah 5,529.10-7 gr/menit.
Konse Koro Sedangkan jika menggunakan media NaCl, rata-
ntrasi Bentuk Wo Wi si rata laju korosinya adalah 26,833.10-7 gr/menit.
Laruta Spesimen (gram) (gram) (10-7 Terjadi peningkatan laju korosi sebesar 79,58%.
n gr/me Pada bentuk spesimen siku yang telah di
nit) galvanizing, rata-rata laju korosi dengan media
H2SO4:Air hanya 2,0377.10-7 gr/menit. Berbeda
jika menggunakan media NaCl, terjadi rata-rata

27
Vol. 1, No.2 November 2016 ENTHALPY – Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

laju korosi sebesar 21,692.10-7 gr/menit. Terlihat air laut (NaCl) dan asam sulfat (H2SO4) dapat
peningkatan yang signifikan sebesar 90,62%. dilihat pada gambar-gambar dibawah ini.
Pengujian pada bentuk spesimen yang terakhir
yaitu plat yang telah di galvanizing, rata-rata laju
korosi pada media H2SO4:Air adalah 6,299.10-7
gr/menit. Lalu pada media NaCl rata-rata laju
korosinya adalah 28,25.10-7 gr/menit. Laju korosi
meningkat sebesar 77,70%.
Laju korosi terbesar dengan menggunakan
media H2SO4:Air terjadi pada bentuk spesimen plat
yaitu 6,299.10-7 gr/menit, dan 28,25.10-7 gr/menit
pada media NaCl. Hal ini disebabkan karena luas
penampang plat lebih luas dibandingkan dengan Gambar 2. Spesimen baja karbon rendah setelah
bentuk spesimen lainnya sehingga reaksi kimia pengujianselama 24 hari dengan media H2SO4:Air
antara larutan dan spesimen lebih cepatterjadi daya
korosi. Hal ini didukung juga oleh hasil penelitian
Ridluwan, 2007, yang menyatakan bahwa luas
permukaan mempengaruhi besarnya laju korosi.
Dari kedua media yang digunakan,
pengujian dengan media NaCl mempunyai laju
korosi yang lebih tinggi jika menggunakan media
H2SO4:Air. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
potensial elektrokimia antara baja dengan seng
(potensial oksidasi Zn lebih tinggi dibandingkan Gambar 3. Spesimen baja karbon rendah setelah
baja) sehingga saat terjadi proses oksidasi dengan pengujian selama 24 hari dengan media NaCl
media H2SO4 maka lapisan seng akan menjadi Pada gambar 3 spesimen yang direndam
bahan yang dikorbankan dalam proses korosi dalam media H2SO4 dengan lingkaran merah
sedangkan baja karbon rendah laju korosinya akan mengalami korosi ditandai dengan warna gelap tapi
terhambat. Saat proses oksidasi terjadi, maka gas tidak seperti pada gambar 4.2 yang direndam pada
dan kelembaban di sekitar bagian bawah seng akan media NaCl yang mengalami korosi lebih banyak,
menghasilkan sebuah lapisan pelindung yang yang ditandai warna gelap pada spesimen.
berasal dari zinc oxide dan hydroxide. Sehingga
laju korosi dengan media H2SO4 akan lebih kecil. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada media NaCl, proses penguraian logam
menjadi ion-ion Zn yang bereaksi dengan ion OH Kesimpulan
oksigen menyebabkan proses korosi. Selain itu
adanya ion Cl yang terdapat dalam medium Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
berfungsi mempercepat proses pembentukan yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut :
oksida. Larutan elektrolit NaCl merupakan larutan 1. Media larutan dengan NaCl mempunyai daya
elektrolit yang kuat dan sangat korosif. Karena korosif lebih tinggi dibandingkan dengan
mampu mengikat ion oksigen dengan cepat dan media larutan H2SO4/Air.
makin besar konsentrasi ion klorida maka makin Saran
besar kemungkinan ion ini yang teradsorpsi ke Adapun saran yang dianjurkan penulis dalam
permukaan logam dan melakukan sejumlah penelitian selanjutnya yaitu :
perusakan menghasilkan lapisan karat. Lamanya 1. Perlu dilakukan penelitian Hot Dip
waktu perendaman juga sangat berpengaruh Galvanizing untuk jenis logam pelapisan
terhadap laju korosi pada baja yang telah di lain seperti (Cu, Al, Cd, Pb, Ag, dan
galvanizing, berbeda dengan larutan H2SO4 yang lain-lain).
makin lama waktu perendaman yang dilakukan 2. Dalam meneliti laju korosi selanjutnya
maka oksigen dalam larutan makin hilang. Hal ini sebaiknya menggunakan variabel waktu
tidak berlaku pada media larutan NaCl. perendaman dan temperatur.
Korosi yang terjadi pada baja karbon
rendah yang di galvanizing dengan Zn termasuk
dalam jenis korosi merata yaitu proses korosi yang DAFTAR PUSTAKA
terjadi pada suatu logam yang terjadi secara
menyeluruh. Arikunto Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian :
Dari hasil pengamatan terjadinya korosi pada Suatu Pendekatan Praktek. Edisi kelima.
baja karbon rendah yang dilapisi seng dengan Jakarta: Rineka Cipta
metode Hot Dip Galvanizing dalam media larutan Charles W Keenan, Kleinfelter. 1996. Kimia untuk
Universitas. Jakarta: Erlangga

28
Vol. 1, No.2 November 2016 ENTHALPY – Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin e-ISSN:2502-8944

Daryanto.1985. Mekanika Teknik Mesin.

Jakarta : PT Bina Aksara


Fontana Mars G, Greene Norbert D. 1985.
Corrosion Engineering. Second edition.
Singapura: McGraw Hill
Henkel Daniel, Pense Alan W. 2002. Structure and
Properties of Engineering Materials. Fifth
edition. Amerika: McGraw Hill
Svehla G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT Kalman Media Pustaka
Smallman R E. 1991. Metalurgi Fisik Modern.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sulistyo, Bambang Widyanto, Nevi Zond Chatab.
1997. Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Industri Pengecoran dan Galvaniz Menuju
Seri SNI 19.90000 (150.9000). Semarang:
UNDIP
Surdia Tata, Saito Shinroku. 2000. Pengetahuan
Bahan Teknik. Edisi kelima. Jakarta: PT
Pradnya Paramitha
Wiryosumarto Harsono, Okumura Toshie. 2000.
Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT
Pradnya Paramita
Yulianto Sulis, 2012. Melakukan penelitian
Pengaruh Waktu Tahan Hot Dip
Galvanized Terhadap Sifat Mekanik, Dan
Struktur Mikro Baja Karbon Rendah”
Komponen Baut yang digunakan berbahan
baja karbon rendah (Low Carbon Steel)
A325. UNNES

29

You might also like