Khutbat Jum'at

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

‫‪KHUTBAT JUM’AT‬‬

‫الذي‬ ‫ّ‬ ‫د هللِ‬ ‫ُْ‬‫َم‬‫ْلح‬ ‫د هللِ ا‬ ‫ُْ‬


‫َم‬‫ْلح‬ ‫ا‬
‫َا‬ ‫َن‬‫هم‬‫َْ‬ ‫َ‬
‫َأف‬‫ِ‪ ،‬و‬ ‫َ السّالَم‬ ‫ُل‬ ‫انا سُب‬ ‫د َ‬ ‫هَ‬‫َ‬
‫هُ‬
‫د‬ ‫َ‬
‫ِ‪ ،‬أشَْ‬ ‫َريم‬ ‫ِيّ الك‬ ‫َّب‬
‫ِ الن‬ ‫َة‬
‫يع‬‫ِْ‬‫ِشَر‬‫ب‬
‫ِيك‬ ‫ه َل شَر‬ ‫دُ‬ ‫َْ‬‫َح‬‫ََِّل هللا و‬
‫ه إ‬ ‫ِلَ‬‫ن ََل اَ‬ ‫أْ‬‫َ‬
‫ْرام‪،‬‬ ‫َاإلك‬ ‫ِ و‬ ‫َالل‬ ‫ْلج‬‫ا‬ ‫ُو‬‫ذ‬ ‫َله‪،‬‬
‫َا‬ ‫َّن‬
‫ِي‬‫نب‬‫ََ‬
‫و‬ ‫نا‬‫دَ‬‫َِ‬ ‫سَي‬
‫ّ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫َشَْ‬
‫هُ‬ ‫َأ‬‫و‬
‫َّ‬
‫هم‬ ‫ّ‬
‫اللُ‬ ‫سوله‪،‬‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ر‬ ‫ه و‬ ‫دُ‬‫ُْ‬ ‫َب‬ ‫دا ع‬ ‫ًَّ‬
‫َم‬‫مح‬‫ُ‬
‫ِنا‬ ‫ِد‬‫لى سَي‬
‫ّ‬ ‫ََ‬‫ْ ع‬ ‫ِك‬ ‫َبار‬ ‫ْ و‬ ‫ِم‬ ‫ّ و سَّ‬
‫ل‬ ‫َل‬
‫ِ‬ ‫ص‬
‫ِ‬
‫ِه‬ ‫ْحاب‬ ‫َأص‬‫و‬ ‫ِه‬‫ال‬ ‫َ‬
‫َلى‬ ‫َع‬ ‫و‬ ‫ّد‬
‫ٍ‬ ‫َم‬‫مح‬‫ُ‬
‫ْم‬
‫ِ‬ ‫يو‬‫إلى َ‬ ‫ْسانِ َ‬ ‫ِإح‬‫َ ب‬ ‫ِعين‬ ‫َّاب‬
‫َالت‬ ‫و‬
‫ها‬ ‫اأيَ‬
‫َ ُّ‬ ‫َي‬‫د‪ :‬ف‬ ‫ُْ‬‫بع‬ ‫ما َ‬ ‫َ‬
‫ِين‪ ،‬أَّ‬ ‫الّ‬
‫د‬
‫ِيْ‬ ‫ْس‬‫نف‬‫َ َ‬ ‫ْ و‬ ‫ُم‬‫ْك‬ ‫ُي‬‫ْص‬
‫أو‬ ‫َان‪،‬‬ ‫ْو‬‫ِخ‬‫اإل‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫لك‬‫ََّ‬
‫َلع‬ ‫ِ‬
‫ِه‬ ‫َت‬‫َاع‬ ‫َط‬‫و‬ ‫هللاِ‬ ‫َى‬‫ْو‬‫َق‬‫ِت‬‫ب‬
‫ِي‬ ‫َالىَ ف‬ ‫تع‬‫ل هللاُ َ‬ ‫َاَ‬‫ن‪ ،‬ق‬ ‫ْْ‬
‫ُو‬‫ِح‬‫ْل‬‫تف‬‫ُ‬
‫ِاهللِ‬ ‫ُ ب‬ ‫ْذ‬‫ُو‬‫َع‬ ‫ْ‪ :‬أ‬ ‫ِيم‬ ‫َر‬‫ْلك‬ ‫ْانِ ا‬ ‫ُر‬‫ْلق‬ ‫ا‬
‫ِ هللاِ‬ ‫ِسْم‬
‫ْم‪ ،‬ب‬ ‫َّجِي‬‫َانِ الر‬ ‫ْط‬ ‫الشي‬‫َ َّ‬ ‫ِن‬‫م‬
‫ها‬ ‫يَ‬ ‫َ‬
‫يا أُّ‬ ‫ْ‪َ :‬‬ ‫ْم‬ ‫َانِ الر‬
‫َّحِي‬ ‫ْم‬‫َّح‬
‫الر‬
‫هللا‬ ‫ُوا‬‫اتق‬ ‫َّ‬ ‫ُوا‬ ‫من‬‫ََ‬‫آ‬ ‫َ‬
‫ِين‬ ‫َّ‬
‫الذ‬
‫ْ‬
‫ِح‬ ‫ْل‬‫يص‬‫دا‪ُ ،‬‬ ‫ِيً‬ ‫ًَْل سَد‬ ‫َو‬‫ولوا ق‬ ‫ُ ُ‬ ‫َق‬‫و‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫ْ َلك‬ ‫ِر‬‫ْف‬ ‫يغ‬ ‫ََ‬‫ْ و‬ ‫َاَلك‬
‫ُم‬ ‫ْم‬ ‫َ‬
‫ْ أع‬ ‫ُم‬‫َلك‬

‫‪1‬‬
ُ‫ول‬
‫ه‬ َ ُ‫َس‬
‫َر‬‫ِ هللا و‬ ‫ِع‬‫يط‬ُ ْ ‫من‬ََ‫ْ و‬ ‫ُم‬ َ‫نو‬
‫بك‬ ُُ‫ذ‬
‫ًا وقال‬ ‫ِيم‬ ‫َظ‬‫ًا ع‬ ‫ْز‬‫َو‬ ‫َ ف‬ ‫َاز‬ ‫د ف‬ َْ
‫َق‬‫ف‬
‫ْا‬ ‫ُو‬
‫من‬َ‫َ آ‬‫ين‬ِْ َّ ‫ها‬
‫الذ‬ َ‫ي‬َُّ
‫يا ا‬ َ ‫تعالى‬
َّ
‫تن‬ ُْ
‫ُو‬ َ َ‫ََل‬
‫تم‬ ‫ِ و‬ ‫ِه‬‫َات‬ ‫تق‬ُ َّ‫َق‬‫ْا هللاَ ح‬‫ُو‬ َّ
‫اتق‬
ُ‫َ هللا‬ ََ
‫دق‬ ‫ص‬. ‫ن‬ َْ‫ُو‬‫ِم‬‫مسْل‬ُ ْ ‫ُم‬‫نت‬َْ ‫َأ‬‫َِلَّ و‬
‫إ‬
ْ
‫ِيم‬‫َظ‬‫الع‬
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad dalam
kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ
Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar
Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 56) menjelaskan tentang lima
golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia
dalam keadaan su’ul khatimah sebagai berikut:

‫ْه‬
ِ ‫لي‬ََ‫يخْشَى ع‬ ُ ْ ‫من‬َ ُ‫َر‬ ‫ْث‬‫َك‬‫َأ‬
‫ و‬:‫ْا‬ ُ َ
‫الو‬ ‫ق‬
‫ِا‬‫ُ ب‬ ‫َاذ‬ ‫ِي‬‫ْلع‬‫َا‬‫ و‬، ِ ‫َة‬ ‫ْلخَات‬
‫ِم‬ ‫ء ا‬ ُْ
‫سُو‬
،ِ‫َّالَة‬
‫ِالص‬ ‫ب‬ ُِ
‫ن‬‫هاو‬ ََ ‫َْلم‬
‫ُت‬ ‫ا‬ ،ِ‫هلل‬
،ِ‫ْر‬‫الخَم‬ ِ‫ْب‬‫ِر‬
‫لش‬ِ ُ
‫ِن‬‫دم‬ ‫ْلم‬
ُْ ‫َا‬‫و‬
‫ِي‬ َّ َ
‫الذ‬ ‫و‬ ،ِ
‫يه‬ ْ‫د‬َ‫ل‬ِ‫َا‬ ‫لو‬ِ ُّ
‫َاق‬ ‫والع‬
َ‫ِك‬‫ذال‬ ََ ‫َك‬‫و‬ ،َ ‫ْن‬‫ِي‬
‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫ْلم‬‫ا‬ ‫ِي‬‫ْذ‬
‫يؤ‬ُ
‫ِر‬
ِ ‫َائ‬ ‫َب‬ ‫ْلك‬ ‫ا‬ ‫لى‬ََ
‫ع‬ َْ
‫ن‬ ‫ُّو‬ ‫ُص‬
‫ِر‬ ‫الم‬
‫َلم‬
ْ َ
‫ين‬ِْ َ
‫اَّلذ‬ ،ِ‫َات‬‫ِق‬‫ْب‬ ‫ْلم‬
‫َو‬ ‫َا‬‫و‬
.‫ها‬َْ‫ِن‬ َ‫ْا ا‬
‫ِلى هللاِ م‬ ُْ
‫بو‬ ‫ُو‬
‫يت‬َ

2
Artinya: “Para ulama berkata bahwa orang-orang yang
paling dikhawatirkan akan beroleh suúl khatimah
(Semoga Allah melindungi kita dari hal itu) adalah
orang-orang yang suka melalaikan shalat; mereka yang
suka minum-minuman keras; mereka yang durhaka
kepada kedua orang tua; mereka yang suka menyusahkan
(menzaimi) Muslim lainnya; dan mereka yang terus-
menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai
kekejian dan tidak mau bertobat.”

Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima golongan


orang yang dikhawatirkan hidupnya akan berakhir
dengan suúl khatimah sebagai berikut:

Golongan pertama, orang-orang yang suka melalaikan


shalat. Shalat merupakan amal pertama yang akan
dihisab oleh Allah subhanuahu wata’ala. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalan hadits Nabi shallallahu
alaihi wa sallam yang berbunyi:

َ
‫ْم‬ َ ‫د‬
‫يو‬ ُْ‫َب‬‫ِ الع‬‫ِه‬ ‫ُ ب‬‫َاسَب‬‫يح‬ُ ‫ما‬َ ‫ل‬ ‫َو‬
ََّ ‫أ‬
، ‫ه‬ ُ‫ت‬َُ‫َال‬
‫ِ ص‬ ‫َل‬
‫ِه‬ ‫َم‬‫ْ ع‬ ‫ِن‬‫ِ م‬ ‫مة‬َ‫َا‬‫ِي‬
‫الق‬
َ
‫َح‬‫نج‬َ
ْ‫َ وأ‬ ‫لح‬َْ
‫د أف‬ َْ
‫َق‬‫ ف‬، ْ ‫َت‬
‫لح‬َُ
‫ن ص‬ْ‫َإ‬ ‫ف‬
‫َاب‬
َ ‫د خ‬ َْ
‫َق‬‫ ف‬، ْ ‫دت‬ََ‫َس‬
‫ن ف‬ ْ‫َإ‬‫ و‬،
.َ ‫َس‬
‫ِر‬ ‫َخ‬‫و‬
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab
pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.
Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung

3
dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah
gagal dan rugi. (HR. Tirmidzi).

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita


dengan baik. Dalam keadaan seperti apapun, shalat lima
waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini
hendaknya juga berlaku untuk orang-orang di sekitar kita
khususnya keluarga kita sendiri sebab ada perintah dari
Allah subhanu wa ta’ala untuk menjaga diri sendiri dan
keluarga dari ancaman siksa api neraka. Shalat menjadi
hal utama untuk bisa selamat dari api neraka. Maka
barang siapa ibadah shalatnya sangat buruk,
dikhawatirkan hidupnya akan berkahir dengan su’ul
khatimah.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan kedua, mereka yang suka mengonsumsi


minuman keras. Minum minuman keras hukumnya
haram. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits
Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:

‫ْر‬
ٍ ‫َم‬
‫خ‬ ‫ُل‬
ُّ ‫َك‬
‫و‬ ، ‫ْر‬
ٌ ‫َم‬
‫خ‬ ‫ِر‬
ٍ ‫مسْك‬ ‫ُل‬
ُ ُّ ‫ك‬
‫َام‬
ٌ ‫َر‬‫ح‬
Artinya: “Semua yang memabukkan adalah khamr dan
semua khamr adalah haram.”

Para pecandu minuman keras disebut juga para pemabuk.


Mereka tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi
juga orang lain. Sering kita mendengar kecelakaan lalu
lintas akibat pengendara mabuk. Sering pula kita

4
mendengar atau membaca berita-berita di media bahwa
seseorang tewas akibat ditikam dengan pisau oleh
seorang pemabuk.

Perkembangan sekarang menunjukkan bahwa tidak


hanya minuman keras saja yang membahayakan
kesehatan mental manusia tetapi juga penyalah gunaan
obat-obat bius atau yang dikenal dengan narkoba.
Hukum mengonsumsi narkoba sama dengan minum
mimuman keras, yakni sama-sama haram. Maka barang
siapa tidak bisa berhenti dari konsumsi minuman keras
dan penyalah gunaan narkoba dikhawatirkan hidupnya
akan berakhir dengan su’ul khatimah.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan ketiga, mereka yang durhaka kepada kedua


orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua hukumnya
haram dan termasuk dosa besar setelah syirik. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Anas
sebagai berikut:

‫ل هللاِ صلى هللا عليه‬ ُ‫َسُو‬‫َ ر‬ ‫ِل‬‫سُئ‬


:‫ل‬َ‫َا‬‫ق‬ ‫ِر‬
ِ ‫َبائ‬‫الك‬ْ ِ‫َن‬‫ع‬ ‫وسلم‬
ُ
‫ُقوق‬ ‫َع‬‫و‬ ،ِ‫ِاهلل‬‫ب‬ ‫ِشْراك‬
ُ ‫اإل‬
‫َّف‬
،ِ‫ْس‬ ‫الن‬ ‫ْل‬
ُ ‫َت‬‫َق‬ ‫و‬ ،ِ‫ين‬ َ‫ل‬
ْ‫د‬ ْ
ِ‫الوا‬
.ِ‫ّور‬
‫ة الز‬ ُ‫د‬َ‫َشَها‬‫و‬
Artinya: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya
tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab,

5
“Menyukutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua,
membunuh seseorang dan kesaksian palsu.”

Sangat masuk akal perbuatan durhaka kepada kedua


orang tua khususnya terhadap ibu merupakan dosa besar.
Hal ini disebabkan karena kelahiran anak manusia ke
dunia ini melalui mereka dengan segala jerih payah,
risiko dan tanggung jawab dunia akherat yang sangat
berat. Perintah berbakti kepada orang tua merupakan
wasiat dari Allah subhanahu wata’ala sebagaimana
ditegaskan di dalam Al-Qur’an, surat Luqman, ayat 14,
sebagai berikut:

ِ
‫يه‬ْ‫د‬َ‫ل‬
ِ‫َا‬‫ِو‬
‫ب‬ َ‫نسَا‬
‫ن‬ ِْ
ْ
‫اإل‬ ‫َا‬‫ْن‬ ‫َص‬
‫َّي‬ ‫َو‬
‫و‬
َْ ََ‫ًا ع‬ َْ ُ‫م‬ ُ
ُّ‫ه أ‬ ُْ ََ‫َم‬
ٍ‫هن‬ ‫ٰ و‬ ‫لى‬ ‫هن‬ ‫ه و‬ ‫لت‬ ‫ح‬
‫ُر‬
ْ َ
‫ْنِ أنِ اشْك‬‫مي‬ َ‫َا‬‫ِي ع‬ ‫ه ف‬ َُ
ُ‫ال‬ ‫ِص‬‫َف‬
‫و‬
ُ
‫ِير‬‫َص‬ ْ َّ‫َِلي‬
‫الم‬ ‫يكَ إ‬
ْ‫د‬َ‫ل‬ِ‫َا‬
‫لو‬َِ
‫ِي و‬ ‫ل‬
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar
berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah
lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah
kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya
kepada-Ku lah kalian kembali.”

Oleh karena itu jika seseorang selalu durhaka kepada


kedua orang tua dan tidak mau menerima nasehat dari
siapapun untuk berbakti kepada duanya, maka anak atau
orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir
dengan su’ul khatimah.

6
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan keempat, mereka yang suka menyusahkan


(menzalimi) Muslim lainnya. Menzalimi orang lain
memang bukan persoalan sepele. Allah subhanahu
wata’ala sangat memperhitungkan perbuatan zalim yang
dilakukan seseorang terhadap seseorang lainnya, apalagi
sesama Muslim. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam
sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan dari Anas bin
Malik radliyallahu ‘anh sebagai berikut:

ُُ
‫ه هللا‬ ‫ْر‬
‫ُك‬ ‫يت‬َ ‫ِي َل‬ َّ ُ
‫الذ‬ ُّْ
‫لم‬ ‫ما الظ‬ ََّ
‫َأ‬‫و‬
‫ًا‬ ‫ْض‬
‫بع‬َ ْ ‫ِه‬
‫ِم‬ ‫ْض‬
‫بع‬َ ِ ‫َاد‬‫ِب‬ ْ
‫الع‬ ُ
‫لم‬ُْ‫َظ‬‫ف‬
ٍْ
‫ض‬ َ ْ
‫بع‬ ‫ِن‬‫ْ م‬ ‫ِه‬
‫ِم‬ ‫َع‬
‫ْض‬ ِ ُ
‫لب‬ ‫ِر‬ّ‫د‬
‫ب‬ ُ ‫َّى‬
َ‫ي‬ ‫َت‬‫ح‬
Artinya: “Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan
oleh Allah adalah kezaliman manusia atas manusia
lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”

Di antara perbuatan-perbuatan zalim manusia kepada


manusia lainnya adalah sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah tentang berbagai kezaliman yang dapat
mengakibatkan kebangkrutan di akherat, yakni:mencaci
maki orang lain, menuduh atau memfitnah orang lain,
memakan harta orang lain atau korupsi, menumpahkan
darah orang lain dan memukul orang lain.

Oleh karena itu jika seseorang selalu menzalimi orang


lain tanpa bisa diingatkan oleh siapapun supaya berhenti,
maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan
berakhir dengan su’ul khatimah.

7
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan kelima, mereka yang terus menerus melakukan


perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak mau
bertobat. Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam
bahasa Jawa, yang maksudnya adalah perbuatan dosa
dengan inisial 5 “M”, yakni: 1. Madon (berzina atau
main perempuan), 2. Mendem (mabuk-mabukan), 3.
Main (berjudi), 4. Madat (mencandu narkoba), dan 5.
Maling (mencuri/korupsi). Kelima hal ini merupakan
perbuatan maksiat yang keharamannya sangat jelas
ditunjukkan di dalam Al-Qur’an.

Dalil tentang haramnya berzina ada di dalam surat Al-


Isra’, ayat 32, berbunyi:

َ‫َا‬
‫ن‬ َّ‫ّنى ا‬
‫ِنه ك‬ ‫بوا الز‬ ‫ْر‬
َُ َ َ‫َ َل‬
‫تق‬ ‫و‬
ً‫ْال‬
‫ِي‬‫ء سَب‬
َ‫َ سَآ‬
‫ و‬،‫ة‬ ًَ‫َاحِش‬‫ف‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan
yang buruk”).

Dalil tentang haramnya mabuk, madat dan judi ada di


dalam surat Al-Maidah, ayat 90, berbunyi:

ُ
‫ِر‬ ‫َي‬
‫ْس‬ ْ َ
‫الم‬ ‫و‬ ‫ْر‬
ُ ْ
‫الخَم‬ ‫َا‬‫نم‬َِّ
‫إ‬
‫َل‬
ِ ‫ْ ع‬
‫َم‬ ‫ْسٌ م‬
‫ِن‬ ‫ِج‬‫ُ ر‬ ‫اْلَز‬
‫ََْلم‬ ْ َ ‫ُ و‬‫َاب‬
‫نص‬َْ‫اْل‬
ْ َ‫و‬
ُ‫ُو‬
‫ه‬ ‫ِب‬‫َن‬‫ْت‬‫َاج‬ ‫َانِ ف‬
‫ْط‬‫الشَّي‬

8
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu.”

Sedang dalil tentang haramnya mencuri ada dalam surat


Al-Baqarah, ayat 188, berbunyi:

‫ُم‬
ْ ‫َك‬
‫ْن‬ ‫ُم‬
َ ْ
‫بي‬ َ َ
‫الك‬ َْ
‫مو‬ ُُ
‫لوا أ‬ ‫ْك‬‫تأ‬َ ‫َََل‬
‫و‬
‫ِل‬
ِ ‫َاط‬ ْ ‫ب‬
‫ِالب‬
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil."

Oleh karena itu barang siapa selalu melakukan dosa-dosa


seperti tersebut di atas tanpa bisa diingatkan oleh
siapapun supaya bertobat, maka orang seperti itu
dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul
khatimah.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Kita semua berdoa mudah-mudahan kita senantiasa


diberi rahmat dan kekuatan oleh Allah subhanuahu
wata’ala sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-
dosa sebagaimana disebutkan di atas. Siapapun dari kita
tentu menginginkan dan selalu memohon kepada Allah
subhanuahu wata’ala dengan tiada henti agar kita semua
diberi-Nya husnul khatimah dan dijauhkan sejauh-
jauhnya dari suúl khatimah. Amin... amin ya rabbal
alamin.

9
‫َ‬
‫ِن‬ ‫م‬ ‫إياكم‬ ‫َ َّ‬
‫و‬ ‫هللاُ‬ ‫لنا‬ ‫ََ‬‫َع‬‫ج‬
‫َا‬ ‫لن‬‫ََ‬‫دخ‬‫َأْ‬‫ِين‪ ،‬و‬ ‫ِن‬
‫ِين اآلم‬ ‫ِز‬ ‫َائ‬‫الف‬
‫ِ‬
‫ِه‬ ‫َاد‬ ‫ِب‬‫ع‬ ‫َة‬
‫ِ‬ ‫مر‬ ‫ُْ‬
‫ز‬ ‫ِي‬‫ف‬ ‫ياكم‬ ‫َِّ‬
‫وإ‬
‫َ‬
‫ِن‬ ‫ِاهللِ م‬‫ُوذ ب‬‫ُ‬ ‫َ ‪ :‬أع‬ ‫ْن‬‫ِي‬
‫ِن‬ ‫ْم‬‫ُؤ‬
‫الم‬
‫هللاِ‬ ‫ِسْم‬
‫ِ‬ ‫ب‬ ‫ْ‪،‬‬‫َّجِيم‬
‫ْطانِ الر‬ ‫الشَّي‬
‫ها‬ ‫يَ‬‫َُّ‬
‫يا أ‬ ‫ْ‪َ :‬‬ ‫َّحِيم‬
‫ْمانِ الر‬ ‫َّح‬
‫الر‬
‫اَّللَ‬
‫َّ‬ ‫ُوا‬ ‫َّ‬
‫اتق‬ ‫ُوا‬ ‫من‬‫آَ‬ ‫َ‬
‫ِين‬‫الذ‬‫َّ‬
‫دا‬‫ِيً‬‫ًَْل سَد‬ ‫َو‬‫ولوا ق‬ ‫ُ ُ‬ ‫َق‬‫و‬
‫ْآنِ‬ ‫ُر‬ ‫ِي الق‬ ‫ْ ف‬ ‫َلكم‬ ‫ِيْ و‬ ‫َ هللاُ ل‬ ‫َر‬
‫َك‬ ‫با‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫ياك‬ ‫ِّ‬‫َإ‬
‫و‬ ‫َن‬
‫ِيْ‬ ‫َع‬ ‫ََ‬
‫نف‬ ‫و‬ ‫ْم‬
‫ِ‪،‬‬ ‫ِي‬‫َظ‬
‫الع‬
‫إنُ‬
‫ه‬ ‫ّ‬ ‫ْم‬
‫ِ‪.‬‬ ‫َك‬
‫ِي‬ ‫ِ الح‬ ‫ْر‬‫ِك‬‫ِاآلياتِ وذ‬ ‫ب‬
‫ٌّ‬
‫بر‬ ‫ِكٌ َ‬ ‫مل‬‫ٌ َ‬ ‫يم‬ ‫َر‬
‫ِْ‬ ‫د ك‬ ‫ّاٌ‬ ‫َو‬‫ََلى ج‬ ‫تعا‬ ‫َ‬
‫ٌ‬‫ْم‬ ‫ٌ ر‬
‫َحِي‬ ‫ُو‬
‫ْف‬ ‫َؤ‬‫ر‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ْر‬
‫ُ‬ ‫َالشُّك‬
‫ِ و‬‫ِه‬‫ْسَان‬
‫ِح‬‫َلىَ إ‬ ‫ُْ‬
‫د هللِ ع‬ ‫َْلح‬
‫َم‬ ‫ا‬
‫ِ‪.‬‬ ‫َان‬
‫ِه‬ ‫ِن‬
‫مت‬ ‫َا‬
‫ِْ‬ ‫ِ و‬ ‫ْق‬
‫ِه‬ ‫ْف‬
‫ِي‬ ‫َلىَ َ‬
‫تو‬ ‫ه ع‬ ‫َلُ‬

‫‪10‬‬
‫َِلَّ هللاُ و‬
‫َهللاُ‬ ‫ه إ‬ ‫ن َلَ اَ‬
‫ِلَ‬ ‫َْ‬
‫د أ‬ ‫هُ‬‫َشَْ‬‫َأ‬‫و‬
‫َّ‬
‫أن‬ ‫هُ‬
‫د‬ ‫َ‬
‫َأشَْ‬ ‫ه و‬‫يكَ َلُ‬‫ِْ‬‫ه َلَ شَر‬ ‫دُ‬‫َْ‬‫َح‬‫و‬
‫ُْلُ‬
‫ه‬ ‫َسُو‬‫َر‬‫ه و‬ ‫ُْ‬
‫دُ‬ ‫َب‬
‫دا ع‬ ‫ًَّ‬
‫َم‬ ‫نا ُ‬
‫مح‬ ‫دَ‬‫َِ‬‫سَي‬
‫ّ‬
‫َّ‬
‫هم‬ ‫ِ‪ .‬اللُ‬ ‫َان‬
‫ِه‬ ‫ْو‬‫ِض‬
‫ِى إلىَ ر‬ ‫َّ‬
‫الداع‬
‫لى‬ ‫ََ‬‫ِع‬‫ٍ و‬ ‫َّد‬
‫َم‬ ‫ِنا ُ‬
‫مح‬ ‫ِدَ‬
‫لى سَي‬
‫ّ‬ ‫ََ‬
‫ّ ع‬ ‫َل‬
‫ِ‬ ‫ص‬
‫ًا‬ ‫ْم‬‫ِي‬‫تسْل‬‫ْ َ‬ ‫َسَّ‬
‫ِم‬
‫ل‬ ‫ِ و‬ ‫َاب‬
‫ِه‬ ‫َ‬
‫َأص‬
‫ْح‬ ‫ِ و‬ ‫له‬ ‫َِ‬
‫ا‬
‫ًا‬‫ْر‬‫ِثي‬ ‫ك‬

‫َّاسُ‬ ‫ها الن‬ ‫َُّ‬


‫يَ‬ ‫َ ا‬ ‫َيا‬‫د ف‬ ‫ُْ‬‫بع‬‫ما َ‬ ‫ََّ‬
‫أ‬
‫ْا‬ ‫َُ‬
‫هو‬ ‫انت‬‫َ ْ‬‫َ و‬ ‫مر‬ ‫َ‬
‫َا أَ‬ ‫ْم‬‫ِي‬‫وهللا ف‬ ‫َُ‬ ‫اَّ‬
‫ِتق‬
‫ن هللاَ‬ ‫ََّ‬
‫ْا أ‬ ‫ُو‬‫لم‬‫َْ‬ ‫َاع‬‫هى و‬ ‫نَ‬‫َّا َ‬ ‫َم‬‫ع‬
‫ِ‬
‫ِه‬ ‫َف‬
‫ْس‬ ‫ِن‬ ‫ِ ب‬‫ْه‬‫ِي‬
‫دأ ف‬ ‫َ‬ ‫بَ‬‫ٍ َ‬ ‫مر‬ ‫َ‬
‫ِأْ‬ ‫ْ ب‬ ‫ُم‬ ‫َك‬‫مر‬‫أَ‬‫َ‬
‫َاَ‬
‫ل‬ ‫َق‬‫ِ و‬ ‫ِه‬ ‫ُْ‬
‫دس‬ ‫ِق‬‫ِ ب‬ ‫ِه‬‫َت‬
‫ِك‬‫َآل ئ‬ ‫ِم‬ ‫َى ب‬ ‫ثـن‬ ‫ََ‬‫و‬
‫َْ‬
‫ن‬ ‫ُّ‬
‫َلو‬‫يص‬ ‫ه ُ‬‫َُ‬‫َت‬
‫ِك‬‫مآلئ‬ ‫ََ‬‫ن هللاَ و‬ ‫تعاَلى إ‬
‫َِّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ‬
‫ين‬ ‫ِْ‬
‫الذ‬‫ها َّ‬ ‫يَ‬‫َُّ‬
‫ِى يآ ا‬ ‫َّب‬‫َلىَ الن‬ ‫ع‬
‫ْا‬ ‫ُو‬
‫ِم‬‫َسَّ‬
‫ل‬ ‫ِ و‬ ‫ْه‬‫لي‬‫ََ‬‫ْا ع‬ ‫لو‬‫َُّ‬
‫ْا ص‬ ‫ُو‬‫من‬‫آَ‬
‫لى‬ ‫ََ‬
‫ع‬ ‫ّ‬
‫َل‬
‫ِ‬ ‫ص‬ ‫َّ‬
‫هم‬ ‫اللُ‬ ‫ًا‪.‬‬‫ْم‬ ‫ِي‬‫تسْل‬‫َ‬
‫ْه‬
‫ِ‬ ‫ََ‬
‫لي‬ ‫لى هللاُ ع‬ ‫ََّ‬‫د ص‬ ‫ٍَّ‬‫َم‬
‫مح‬ ‫ِنا ُ‬ ‫ِدَ‬ ‫سَي‬
‫ّ‬
‫َّد‬
‫ٍ‬ ‫َم‬
‫مح‬ ‫َ ُ‬ ‫ِنا‬‫ِد‬‫ِ سَي‬
‫ّ‬ ‫لى آل‬ ‫ََ‬ ‫َع‬‫ْ و‬ ‫ِم‬‫َسَّ‬
‫ل‬ ‫و‬
‫َة‬
‫ِ‬ ‫ِك‬
‫مآلئ‬ ‫ِكَ و‬
‫ََ‬ ‫ُسُل‬‫َر‬‫ِكَ و‬ ‫ِيآئ‬ ‫نب‬ ‫َْ‬
‫لى ا‬ ‫ََ‬‫َع‬‫و‬
‫َنِ‬ ‫َّ ع‬ ‫ّ‬
‫اللُ‬
‫هم‬ ‫ْضَ‬‫َار‬‫َ و‬ ‫ْن‬‫ِي‬ ‫َر‬
‫َّب‬ ‫ُق‬‫ْلم‬ ‫ا‬
‫ْر‬ ‫ِى َ‬
‫بك‬ ‫َ‬
‫َ أب‬ ‫ين‬‫ِْ‬‫ِد‬‫َّاش‬
‫ء الر‬ ‫َاِ‬‫لف‬ ‫ْلخَُ‬ ‫ا‬
‫ٍ‬

‫‪11‬‬
‫َّة‬
‫ِ‬ ‫ِي‬ ‫ْ َ‬
‫بق‬ ‫َن‬‫َع‬
‫ِى و‬ ‫َل‬‫َع‬‫َان و‬ ‫ْم‬
‫ُث‬‫َع‬
‫َر و‬ ‫ُم‬‫َع‬
‫و‬
‫ِي‬‫ِع‬‫تاب‬ ‫َ و‬
‫ََ‬ ‫ْن‬
‫ِي‬‫ِع‬‫َّاب‬
‫َالت‬ ‫ِ و‬ ‫َاَ‬
‫بة‬ ‫َّح‬
‫الص‬
‫ْسَانٍ‬‫ِح‬‫ِا‬
‫ب‬ ‫ْ‬‫هم‬‫َلُ‬ ‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬
‫ِع‬‫َّاب‬
‫الت‬
‫َّا‬
‫َن‬‫ْضَ ع‬ ‫َار‬‫ينِ و‬ ‫الّ‬
‫دْ‬
‫ِ‬ ‫ْم‬
‫ِ‬ ‫َو‬
‫ِلىي‬‫اَ‬
‫َ‬
‫َم‬‫ْح‬‫َر‬
‫أ‬ ‫يا‬‫َ‬ ‫ِكَ‬
‫َت‬ ‫َح‬
‫ْم‬ ‫ِر‬
‫ب‬ ‫ْ‬
‫هم‬‫َُ‬ ‫َ‬
‫مع‬
‫َ‬
‫ْن‬ ‫َّاحِم‬
‫ِي‬ ‫الر‬

‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬ ‫ْم‬
‫ِن‬ ‫ُؤ‬ ‫لْ‬
‫ِلم‬ ‫ْ‬
‫ِر‬‫ْف‬‫اغ‬ ‫َّ‬
‫هم‬ ‫َللُ‬ ‫ا‬
‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬ ‫ُسْل‬
‫ِم‬ ‫ْلم‬‫َا‬‫و‬ ‫َاتِ‬ ‫ِن‬‫ْم‬‫ُؤ‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬‫و‬
‫ْ‬
‫هم‬‫ُْ‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ء‬‫ْيآُ‬ ‫ََلَح‬
‫ا‬ ‫َاتِ‬ ‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬‫و‬
‫ْإل‬
‫ِسْالَم‬
‫َ‬ ‫َّ ا‬ ‫ِز‬ ‫َ‬
‫َّ أع‬ ‫هم‬‫َاتِ اللُ‬ ‫مو‬ ‫َْلَْ‬
‫َا‬‫و‬
‫َ‬
‫ْك‬‫ّر‬‫ِ‬‫الش‬ ‫َّ‬
‫ِل‬ ‫َ‬
‫َأذ‬ ‫و‬ ‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬‫و‬
‫َ‬
‫دك‬‫َاَ‬ ‫ِب‬ ‫ع‬ ‫ْ‬
‫ُر‬‫انص‬‫َ ْ‬ ‫و‬ ‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬‫ِك‬‫ُشْر‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬‫و‬
‫َ‬
‫َر‬‫نص‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ َ‬
‫من‬ ‫ُر‬‫انص‬‫َ ْ‬‫و‬ ‫َ‬ ‫ِدَّ‬
‫ِية‬ ‫ّ‬‫َح‬ ‫ُو‬‫الم‬ ‫ْ‬
‫ذَ‬
‫ل‬ ‫ََ‬ ‫خ‬ ‫ْ‬
‫من‬‫َ‬ ‫ذْ‬
‫ل‬ ‫ُْ‬
‫َاخ‬ ‫و‬ ‫َ‬
‫ين‬ ‫دْ‬‫الّ‬
‫ِ‬
‫داَ‬
‫ء‬ ‫َع‬
‫َْ‬ ‫أ‬ ‫ْ‬ ‫دّ‬
‫ِر‬
‫م‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫و‬ ‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫ْلم‬ ‫ا‬
‫َ‬
‫ْم‬‫يو‬ ‫َِلى َ‬ ‫ِكَ إ‬‫َات‬ ‫ِم‬‫َل‬‫ِ ك‬ ‫ْل‬‫َاع‬ ‫ينِ و‬ ‫دْ‬‫الّ‬
‫ِ‬
‫َّا‬
‫َن‬ ‫ْ ع‬ ‫َع‬
‫دف‬‫َّ اْ‬ ‫هم‬‫اللُ‬ ‫ينِ‪.‬‬ ‫دْ‬‫الّ‬
‫ِ‬
‫َِ‬
‫ل‬ ‫ََّلَز‬
‫َالز‬ ‫و‬ ‫باَ‬
‫ء‬ ‫ََ‬‫ْلو‬‫َا‬ ‫و‬ ‫َالََ‬
‫ء‬ ‫ْلب‬ ‫ا‬
‫َ‬
‫َن‬‫ِح‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬‫ِ و‬‫َة‬‫ْن‬‫ِت‬‫ْلف‬ ‫ء ا‬ ‫َْ‬‫َسُو‬‫َ و‬ ‫َن‬‫ِح‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬‫و‬
‫ْ‬
‫َن‬‫َ ع‬ ‫َن‬‫بط‬‫ما َ‬ ‫ََ‬ ‫ها و‬ ‫َْ‬
‫ِن‬‫َ م‬ ‫هر‬‫ََ‬ ‫ما ظ‬ ‫َ‬
‫ًَّ‬
‫ة‬ ‫خآص‬ ‫َّا‬
‫ِي‬ ‫ْس‬‫ِي‬‫دون‬ ‫اْ‬
‫ِنُ‬ ‫ِنا‬‫لدَ‬ ‫بَ‬‫َ‬

‫‪12‬‬
‫َ‬
‫ْن‬ ‫ِي‬‫ِم‬ ‫ْلم‬
‫ُسْل‬ ‫ا‬ ‫دانِ‬‫لَ‬‫ُْ‬‫ْلب‬ ‫ا‬ ‫ِر‬
‫ِ‬ ‫َسَائ‬ ‫و‬
‫َا‬ ‫بن‬ ‫َ‪ .‬ر‬
‫ََّ‬ ‫ْن‬‫ِي‬ ‫َ َ‬
‫الم‬ ‫ْلع‬
‫َّ ا‬ ‫َب‬‫يا ر‬ ‫ة َ‬ ‫عآمً‬
‫َّ‬
‫ِى‬ ‫َف‬‫ة و‬ ‫ًَ‬‫َسَن‬‫َا ح‬ ‫الدْ‬
‫ني‬ ‫ُّ‬ ‫ِى‬‫َ ف‬ ‫ِنا‬ ‫آت‬
‫َ‬
‫ذاب‬ ‫ََ‬‫ع‬ ‫َا‬‫ِن‬‫َق‬‫و‬ ‫ً‬
‫َة‬‫َسَن‬‫ح‬ ‫َة‬
‫ِ‬ ‫ْآلخِر‬‫ا‬
‫َا‬ ‫ُسَن‬‫نف‬‫َْ‬
‫َا ا‬ ‫ْن‬ ‫ََ‬
‫لم‬ ‫َا ظ‬ ‫بن‬‫ََّ‬
‫ِ‪ .‬ر‬ ‫َّار‬‫الن‬
‫َا‬ ‫ْن‬‫َم‬‫ْح‬ ‫ََ‬
‫تر‬ ‫َا و‬ ‫ْ َلن‬ ‫ِر‬‫ْف‬‫تغ‬‫ْ َ‬ ‫ن َلم‬ ‫َاإْ‬ ‫و‬
‫َاَ‬
‫دهللاِ‬ ‫ِب‬‫َ‪ .‬ع‬ ‫ين‬‫ِْ‬‫ِر‬‫ْلخَاس‬ ‫َ ا‬ ‫ِن‬‫َّ م‬ ‫نن‬‫َْ‬‫ُو‬‫َك‬‫َلن‬
‫دل‬
‫ِ‬ ‫َْ‬‫ْلع‬ ‫ِا‬
‫نا ب‬ ‫َُ‬
‫مر‬‫ُْ‬
‫يأ‬‫ن هللاَ َ‬ ‫َِّ‬
‫! إ‬
‫ْبىَ‬ ‫ُر‬‫ْلق‬‫ِي ا‬ ‫ء ذ‬ ‫يتآِ‬ ‫ِْ‬‫َإ‬
‫ْسَانِ و‬ ‫ِح‬‫ْإل‬
‫َا‬‫و‬
‫َر‬
‫ِ‬ ‫ْك‬‫ُن‬‫ْلم‬‫َا‬‫ء و‬ ‫ْشآِ‬ ‫ْلف‬
‫َح‬ ‫َنِ ا‬ ‫هى ع‬ ‫َْ‬‫ين‬ ‫ََ‬
‫و‬
‫َْ‬
‫ن‬ ‫ُو‬‫َّر‬
‫ذك‬‫تَ‬‫ْ َ‬ ‫ُم‬‫لك‬‫ََّ‬
‫ْ َلع‬‫ُم‬ ‫ُك‬
‫ِظ‬‫يع‬ ‫ْي َ‬ ‫َغ‬‫ْلب‬ ‫َا‬‫و‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫ْك‬‫ُر‬‫ذك‬‫يْ‬‫َ َ‬ ‫ْم‬‫ِي‬‫َظ‬‫ْلع‬‫ُوا هللاَ ا‬ ‫ُر‬‫ْك‬‫َاذ‬ ‫و‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫دك‬‫ِْ‬‫يز‬‫ِ َ‬ ‫ِه‬‫َم‬‫ِع‬‫َلىَ ن‬ ‫ه ع‬ ‫ُْ‬‫ُو‬‫ُر‬‫َاشْك‬ ‫و‬
‫ْ‬‫َر‬‫ْب‬ ‫َ‬
‫ُ هللاِ أك‬‫ْر‬‫ِك‬‫ََلذ‬‫و‬

‫‪13‬‬

You might also like