Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

GAYA HIDUP KOMUNITAS ROKOK ELEKTRIK


SEMARANG VAPER CORNER

Delima Rahayu Istiqomah*), Kusyogo Cahyo**), Ratih Indraswari***)


*)Mahasiswa Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNDIP
***)Dosen Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNDIP
e-mail : d5rahayu@yahoo.com

ABSTRACT
Indonesia ranks third highest number of smokers in the world, thats why there is
campaign to stop that. One of the alternatif ways to stop it by using electric
cigarette, the teenagers do it only because of the trend. The purpose of this
research to analyze lifestyle community elecetric cigarette Semarang Vaper
Corner. The method used quantitative with cross sectional approach. The
population are all members of the community of 98 people and the samples taken
as many as 90 people using total sampling technique. Sources of data research
using primary data and secondary data. Analyzed using univariate and bivariate
statistical test Chi Square (significance level 0.05). Most of the respondents were
17-25 years of age (late teens) (82.2%), most of the sex of the respondents were
male (86.7%), the majority of respondents' education end of college graduates
(41.1%) , respondents were mostly the work of entrepreneurs (26.7%), and the
opinion of most of the above number Rp. 2,000,000 (92.2%). Knowledge is still
lacking respondents (51.1%), positive attitude to using e-cigarettes (52.2%),
respondents are motivated to use e-cigarettes (51.1%), the environment of
respondents were smokers (80.0%), affordability of buying cigarettes electrical
(60.0%), affordability of buying rechargeable electric cigarette (53.3%), lack of
family support (52.2%), the support of the reference group (66.7%). Chi Square
test results found no relationship between sex , attitude , motivation ,
environment , affordability buy electric cigarette , and support reference group. As
for age , the end of education , employment, income, knowledge, affordability buy
rechargeable electric cigarette , and family support no association with the
lifestyle of the community Semarang Vaper Corner . Suggestions for this study
health agency immediately issued a decree regulating the electric cigarette so as
to educate the public .

Keywords :Lifestyle, Semarang Vaper Corner, Electric Cigarette, Teenager


Bibliographies :96 (68 Journals + 22 Books+ 7 Website), 2000 - 2016

PENDAHULUAN saat ini karena menyebabkan hampir 6


juta orang meninggal dalam setahun.
Latar Belakang Lebih dari 5 juta orang meninggal karena
Kebiasaan merokok di Indonesia menghisap langsung rokok, sedangkan
merupakan suatu pemandangan yang 600 ribu orang lebih meninggal karena
sudah tidak asing lagi.Merokok terpapar asap rokok. Walaupun dampak
merupakan salah satu kekhawatiran yang ditimbulkan dapat menyebabkan
terbesar yang dihadapi dunia kesehatan

203
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kematian, namun merokok tetap membuat mencapai 4,5 % dari jumlah penduduk
seseorang ketagihan.1 Kota Semarang.2
Indonesia dinyatakan sebagai Berdasarkan data di atas, Jawa
negara dengan pengguna tembakau Tengah dan Semarang diketahui 41,6%
terbesar ketiga di dunia, serta menempati (15-19 tahun), 20,2% (20-24 tahun) dan
peringkat pertama di Asia Tenggara.1 remaja pria (34,4%) sudah mengkonsumsi
Jumlah perokok di Indonesia mencapai rokok. Merokok dikalangan masyarakat
62.800.000 jiwa, saat ini lebih dari Indonesia tidak hanya terjadi pada
sepertiga (36,3%) masyarakat Indonesia kalangan dewasa melainkan sudah
merupakan perokok aktif. Pravelensi laki- merambah kekalangan remaja, hal ini
laki sebesar 64,9% sedangkan sesuai pernyataan Kemenkes RI tentang
perempuan mencapai 2,1% pada tahun penggunaan tembakau yang dimulai sejak
2013. Pravelensi perokok laki-laki di usia remaja. Penelitian Global Adults
Indonesia berjumlah 56.860.457 orang, Tobacco Survey (GATS) pada penduduk
sedangkan pravelensi perokok perempuan kelompok umur ≥15 tahun, proporsi
telah meningkat 400% dalam 20 tahun perokok laki-laki 67,0 persen dan pada
terakhir yaitu sejumlah 1.890.135 orang. Riskesdas 2013 sebesar 64,9 persen,
Hasil penelitian menunjukkan, setiap hari sedangkan pada perempuan menurut
ada 616.881.205 batang di Indonesia atau GATS adalah 2,7 persen dan 2,1 persen
225.161.640.007 batang rokok dibakar menurut Riskesdas 2013. Hal ini
setiap tahunnya.2 dipengaruhi karena belum matangnya
Proporsi penduduk umur ≥10 tahun pola fikir seseorang, kurangnya
yang merupakan perokok aktif setiap hari keterampilan dalam mengambil
di Jawa Tengah, dilihat berdasarkan keputusan, keinginan untuk meniru
karakteristiksebesar 22,9%. Rerata jumlah perilaku orang dewasa, dan adanya
batang rokok yang dihisap penduduk umur tekanan dari kelompok sebaya. Meskipun
≥10 tahun sebesar 10,7 atau setara 10 – banyak remaja yang sudah mengetahui
11 batang rokok perhari. Sedangkan dampak negatif merokok, akan tetapi
prevalensi merokok penduduk Jawa tetap saja mereka mencoba merokok, hal
Tengah mengalami peningkatan setiap ini dilatarbelakangi oleh pengaruh teman,
tahunnya dan trend peningkatan terjadi lingkungan, komunikasi, serta dijadikan
pada penduduk usia di atas 15 tahun. salah satu cara menghilangkan kesepian
Berdasarkan karakteristik umur, pada atau ketegangan. Hal lain yang
tahun 2013 jumlah penduduk Jawa memengaruhi mereka merokok adalah ikut
Tengah yang merokok terbanyak terjadi kelompok atau geng, agar kelihatan
pada usia muda yaitu 12,4% (10-14 gagah, pengaruh iklan rokok, dan agar
tahun), 41,6% (15-19 tahun) dan 20,2% kelihatan dewasa. Sebanyak 80% perokok
(20-24 tahun).2 pada awalnya hanya bereksperimen
Kota Semarang, meskipun tidak dengan isapan pertama tembakau
termasuk 10 kabupaten/kota dengan sebelum usia 19 tahun.2,3
pravelensi merokok setiap hari di atas Merokok merupakan kecanduaan
rata-rata, tetapi mempunyai dampak yang yang sangat sulit diberhentikan.Masalah
cukup besar terhadap peningkatan jumlah merokok merupakan isu yang sulit
perokok di Jawa Tengah. Prevelensi diselesaikan hingga kini masih menjadi
merokok di Kota Semarang sebanyak pro kontra dikalangan masyarakat.Oleh
34,2% dengan 9,1 batang rokok perhari. karena itu, banyak orang memilih untuk
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan menggunakan cara-cara tertentu pada
Kota Semarang tahun 2010 tercatat masa peralihan hingga mereka benar-
jumlah perokok remaja putra sebesar benar bisa melepaskan rokok. Salah satu
34,4% dan remaja putri mencapai 4,0 % cara yang saat ini tengah populer baik di
dan perokok perempuan dewasa negara-negara maju maupun di Indonesia
adalah dengan menggunakan rokok

204
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

elektrik atau Electronic Nicotine Delivery hidup sangat berkaitan erat dengan
System (ENDS). Rokok yang selama ini perkembangan zaman dan teknologi.
menggunakan gulungan tembakau yang Semakin bertambahnya zaman dan
dibungkus dengan kertas, ternyata semakin canggihnya teknologi, maka
berkembang menggunakan tenaga baterai semakin berkembang luas pula penerapan
bentuknya ENDS seperti batang rokok gaya hidup oleh manusia dalam
pada umumnya.Berdasarkan larangan kehidupan sehari-hari. Fenomena gaya
merokok ditempat – tempat umum yang hidup tampak terlihat dikalangan remaja.
disebabkan karena asapnya tidak sehat Mereka cenderung bergaya hidup dengan
bagi para perokok pasif maka rokok mengikuti mode masa kini, salah satu
elektrik mengaku sebagai rokok yang lebih contoh berkembangnya gaya hidup adalah
sehat dan ramah lingkungan daripada penggunaan rokok elektrik.7
rokok tembakau. Rokok ini khusus dibuat Lingkungan mempengaruhi gaya
untuk para perokok yang ingin berhenti hidup seseorang. Menurut Kurt Lewin,
atau setidaknya mengurangi merokok perilaku merokok disebabkan karena
tembakau dengan cara yang nyaman dan lingkungan dan individu. Artinya faktor
aman bagi tubuh.4 lingkungan berpengaruh terhadap
Di Indonesia, belakangan ini sudah perilaku seseorang untuk merokok bukan
mulai terlihat ada yang mengkonsumsi hanya dari dalam diri sendiri.8 Lingkungan
rokok elektrik, baik sekedar untuk merupakan faktor penting yang pertama
meningkatkan popularitas atau mengikuti kali memperkenalkan rokok kepada
trend diera globalisasi serta gaya hidup remaja. Kondisi lingkungan yang
remaja yang dipengaruhi oleh mendukung atau lingkungan sekitar yang
gemerlapnya kota besar yang glamor agar memiliki aktivitas merokok merupakan
terlihat mengikuti perkembangan zaman faktor pendorong remaja untuk ikut
serta dianggap ada oleh orang berperilaku merokok, hal ini dikarenakan
disekitanya. Rokok elektrik mendapat hati stimulus lingkungan sangat kuat agar
dikalangan remaja Indonesia khususnya seseorang diterima sebagai anggota di
kota-kota besar karena dengan mudahnya lingkungannya.7 Faktor lingkungan yang
orang mendapatkan rokok elektrik dipusat termasuk di dalamnya adalah orang tua,
perbelanjaan, toko online, bahkan teman sebaya, dan iklan.10
beberapa kios kecil.5 Kota Semarang dipilih sebagai
Rokok elektrik dianggap sebagai alat lokasi dalam penelitian ini dikarenakan
yang mampu menghentikan perokok Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa
tembakau, namun hal ini perlu mendapat Tengah, dimana Jawa Tengah termasuk
perhatian lebih dari advokat kesehatan dalam 17 provinsi dengan jumlah merokok
masyarakat karena masih butuh kejelasan di atas rata-rata dan di Kota Semarang
antara sebagai alat berhenti merokok atau terdapat remaja pria yang pernah merokok
gerbang baru untuk memulai merokok sebesar 34,4% serta remaja wanita
tembakau. Namun, sampai saat ini belum sebesar 4,5%.6 Peneliti memilih sampel
ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa padakomunitas rokok elektrik Semarang
rokok elektrik bermanfaat untuk kesehatan Vaper Cornerdikarenakan satu-satunya
dan sebagai langkah awal seseorang komunitas rokok elektrik yang berada di
berhenti merokok.6 Semarang. Komunitas tersebut sudah
Berdasarkan data di atas, semakin berdiri sejak 1,5 tahun lalu dengan
meningkatnya penggunaan rokok elektrik anggota berjumlah 98 orang dan berasal
berarti semakin berubahnya gaya hidup dari kalangan yang berbeda. Sehingga
seseorang. Gaya hidup selalu mengalami peneliti merasa tertarik untuk meneliti
perubahan seiring perkembangan bagaimana gaya hidup komunitasrokok
zaman.Gaya hidup menggambarkan elektrikSemarang Vaper Corner, hal ini
keseluruhan diri seseorang dalam dikarenakan anggapan yang beredar
berinteraksi dengan lingkungannya.Gaya dimasyarakat luas harga rokok elektrik

205
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

malah ditambah mereka memilki responden memiliki pengetahuan kurang


kebiasaan“nongkrong” di café-café tentang rokok elektrik (51,1%), memiliki
seputan Semarang serta di Indonesia sikap positif untuk merokok elektrik
kurang memadahi mengenai rokok elektrik (52,2%), termotivasi menggunakan rokok
khususnya dikalangan remaja. elektrik (51,1%), memiliki lingkungan
perokok (80,0%). Dari segi faktorenabling
Metode Penelitian maka sebagain besar responden memiliki
Jenis penelitian yang digunakan kemudahan akses untuk membeli rokok
adalah penelitian deskriptif analitik dengan elektrik (60,0%) dan kemudahan akses
metode penelitian kuantitatif. Rancangan membeli isi ulang rokok elektrik (53,3%).
penelitian yang digunakan adalah Kemudian berdasarkan faktor reinforcing
rancangan cross sectional studydan maka sebagian besar responden
pengumpulan data sekaligus pada suatu kurangmemiliki dukungan dari keluarga
saat. Penelitian ini dengan penelitian 52,2% dan dukungan dari kelompok
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini referensi 66,7%.
adalah semua anggota komunitas Vaper
Corner yang masih aktif berjumlah Analisis Bivariat
98orang. Cara pengambilan sampel
menggunkan teknik total sampling dengan 1. Jenis Kelamin Responden
keriteria tertentu, maka jumlah sampel Hasil penelitian menunjukkan
sebesar 90 orang. sebagian besar responden berjenis
Data primer dalam penelitian ini kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan di
diperoleh dari wawancara menggunakan dalam komunitas Semarang Vaper Corner
kuesioner langsung dengan responden. sebagian responden menyatakan bahwa
Data sekunder dalam penelitian ini mereka menggunakan rokok elektrik dan
meliputi jurnal ilmiah, buku, penelitian bergabung dalam komunitas karena ingin
terdahulu serta literature lain yang berhenti merokok tembakau, oleh karena
berubungan dengan gaya hidup penggunakan rokok tembakau lebih
komunitas rokok elektrik. Uji normalitas banyak berjenis kelamin laki-laki makanya
dalam penelitian ini dengan menggunakan komunitas ini lebih banyak anggota yang
Kolmogorov. Analisis data menggunakan berjenis kelamin laki-laki.
analisis univariat untuk mengetahaui Berdasrakan analisis bivariat uji
sebaran distribusi frekuensi dan analisis hubungan menggunakan Chi Square,
bivariat untuk menunjukkan hubungan diperoleh nilai p-value 0,058, Karena p
antara variabel independen dan variabel value > 0,05 maka dapat disimpulkan
dependen. bahwa tidak ada hubungan antara jenis
kelamin responden dengan gaya hidup
Hasil dan Pembahasan rokok elektrik. Hal ini dikarenakan baik
laki-laki maupun perempuan dapat
Analisis Univariat mengakses berbagai informasi melalui
Berdasarkan faktor predisposing media masa dan media elektronik
maka dapat diketahuai karakteristik sehingga tidak ada perbedaan pengaruh
responden sebagian besar yang merokok gaya hidup pada laki-laki dan perempuan.
elektrik berjenis kelamin laki-laki (72,2%), Berdasarkan hasil penelitian Dewi yang
responden tergolong usia remaja akhir berjudul perbedaan gaya hidup
(17-25 tahun) (65,6%), berpendidikan mahasiswa ditinjau dari status ekonomi
tinggi (diploma dan perguruan tinggi) dan jenis kelamin pada mahasiswa
(60,0%), responden sudah bekerja jurusan manajemen ekstensi Fakultas
(66,7%) dan sebagian besar bekerja Ekonomi Universitas Mulawarman yang
sebagai wirausaha, serta memiliki menyatakan bahwa tidak ada hubungan
penghasilan tinggi antara jenis kelamin dengan gaya hidup.11
(≥Rp.2.000.000)(76,7%). Sebagian besar 2. Usia Responden

206
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil penelitian menunjukkan diperoleh nilai p-value 0,626, Karena p


sebagian besar responden berada pada value > 0,05 maka dapat disimpulkan
kategori remaja akhir (17-25 tahun) bahwa tidak ada hubungan antara
dengan usia rata-rata berada di usia 21 pekerjaan responden dengan gaya hidup.
tahun. Berdasarkan analisis bivariat uji Hal ini karena responden tidak hanya
hubungan menggunakan Chi Square, bekerja, namun sebagian responden ada
diperoleh nilai p-value 1,000, Karena p yang berstatus sebagai pelajar dan
value > 0,05 maka dapat disimpulkan mahasiswa.Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara usia gaya hidup seseorang dapat berubah
responden dengan gaya hidup rokok tanpa harus dilihat dari pekerjaan, kerena
elektrik. Hal ini dikarenakan berapapun mulai dari pelajar sampai dengan
usia seseorang baik dalam kategori usia responden yang telah memiliki pekerjaan
remaja awal ataupun remaja akhir memiliki mapanpun dapat menggunakan rokok
potensi yang sama untuk terpengaruh elektrik. Penelitian ini sesuai dengan
oleh gaya hidup.Penelitian ini tidak sejalan penelitian Karlina (2016), yang
dengan penelitian Nurul (2013), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
berjudul faktor yang berhubungan dengan negatif yang tidak signifikan antara jenis
perilaku merokok anak jalanan di Kota pekerjaan dengan gaya hidup seseorang
Makassar tahun 2013 menunjukkan hasil karena jenis pekerjaan bukan satu-
bahwa ada hubungan antara usia satunya faktor yang mempengaruhi gaya
responden terhadap kejadian perilaku hidup seseorang.14
merokok anak jalanan.12 5. Pendapatan Responden
3. Pendidikan Akhir Responden Hasil penelitian menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki
sebagian besar responden berpendidikan pendapatn tinggi (diatas Rp. 2.000.000).
tinggi (diploma dan perguruan tinggi). Berdasarkan analisis bivariat uji hubungan
Berdasarkan analisis bivariat uji hubungan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai
menggunakan Chi Square, diperoleh nilai p-value0,028, Karena p value < 0,05 maka
p-value 1,000, Karena p value > 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada antara pendapatan dengan gaya hidup.
hubungan antara pendidikan akhir Menurut hasil penelitian didapatkan
responden dengan gaya hidup rokok sebagian responden ada yang
elektrik. Hal ini sesuai dengan penelitian menggunakan rokok elektrik dengan
Musdalifah (2011)yang menunjukkan harga mulai dari Rp. 1.000.000 sampai
bahwa tidak ada hubungan antara latar Rp.2.000.000 dengan total pengeluaran isi
belakang pendidikan akhir terhadap ulang rokok elektrik sebulan mencapai Rp.
perilaku merokok dengan nilai p-value = 500.000. Oleh karena itu, pendapatan
0,219.13Hal ini dikarenakandalam memilih mempengaruhi gaya hidup pembeliian
gaya hidup tertentu seseorang tidak rokok. Menurut teori engel bahwa jika
perlu membutuhkan tingkat pendidikan pendapatan meningkat maka persentase
formal yang tinggi. pendapatan yang dibelanjakan untuk
4. Pekerjaan Responden konsumsi meningkat sesuai gaya hidup.15
Hasil penelitian menunjukkan 6. Pengetahuan Responden
sebagian besar responden sudah bekerja Hasil penelitian menunjukkan
berpendidikan tinggi (diploma dan sebagian besar responden memiliki
perguruan tinggi).Responden dalam pengetahuan yang rendah terhadap rokok
penelitian terdiri dari pelajar, mahasiswa, elektrik. Berdasarkan analisis bivariat uji
PNS, wirausaha, karyawan swasta, polisis hubungan menggunakan Chi Square,
dan pekerjaan lainnya. Sebagian besar diperoleh nilai p-value 1,000, Karena p
responden yang bekerja adalah sebagai value > 0,05 maka dapat disimpulkan
wirausaha. Berdasarkan analisis bivariat bahwa tidak ada hubungan antara
uji hubungan menggunakan Chi Square, pekerjaan responden dengan gaya hidup.

207
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan hasil


Racmat dkk (2013) tentang faktor-faktor penelitiansebagian besar lingkungan
yang berhubungan dengan perilaku responden merupakan lingkungan
merokok remaja, menunjukkan bahwa, perokok. Berdasarkan analisis bivariat uji
tidak ada hubungan antara tingkat hubungan menggunakan Chi Square,
pengetahuan dengan perilaku merokok diperoleh nilai p-value 0,047, Karena p
remaja.16 value < 0,05 maka dapat disimpulkan
7. Sikap Responden bahwa ada hubungan Pendapatan Responden
antara lingkungan
Hasil penelitian menunjukkan dengan gaya hidup. Sesuai dengan
sebagian besar responden memiliki sikap penelitian oleh Diki dkk yang berjudul
yang positif untuk menggunakan rokok hubungan antara pengetahuan,
elektrik. Berdasarkan analisis bivariat uji lingkungan sosial, dan pengaruh iklan
hubungan menggunakan Chi Square, rokok dengan frekuensi merokok terhadap
diperoleh nilai p-value 0,039, Karena p gaya hidup (studi pada siswa kelas 3 SMK
value < 0,05 maka dapat disimpulkan Negeri 2 kendal), menyatakan bahwa ada
bahwa ada hubungan antara sikap hubungan yang signifikan antara
dengan gaya hidup. Hal ini menunjukkan lingkungan sosial dengan frekuensi
bahwa, sikap responden setuju untuk merokok sehingga meyebabkan
menggunakan rokok elektrik karena dapat perubahan gaya hidup.19
meningkatkan citra diri seperti keren, serta 10. Keterjangakuan Membeli Rokok
dapat mengangkat status sosial Elektrik
responden. Sesuai dengan penelitian oleh Berdasarkan hasil penelitian
karina, yang berjudul hubungan sebagian besar responden menyatakan
pengetahuan dan sikap dengan gaya terjangakau membeli rokok elektrik, hal ini
hidup mahasiswa S1 peminatan Promosi karena sudah terdapat lebih dari 3 tokok
Kesehatan Fakultas Kesehatan rokok elektrik di Kota Semarang yang
Masyarakat Universitas Indonesia tahun dapat dijangkau responden selain itu
2009 menunjukkan bahwa ada hubungan sudah terdapat banyak online shop
antara sikap dengan gaya hidup. 17 khusus rokok elektrik serta adanya teman
8. Motivasi Responden di dalam komunitas yang menjual rokok
Berdasarkan hasil penelitian elektrik. Berdasarkan analisis bivariat uji
sebagian responden termotivasi untuk hubungan menggunakan Chi Square,
menggunakan rokok elektrik. Berdasarkan diperoleh nilai p-value 0,040, Karena p
analisis bivariat uji hubungan value < 0,05 maka dapat disimpulkan
menggunakan Chi Square, diperoleh nilai bahwa ada hubungan antara
p-value 0,023, Karena p value < 0,05 keterjangkauan membeli rokok
maka dapat disimpulkan bahwa ada elektrikdengan gaya hidup. Penelitian lain
hubungan antara motivasi dengan gaya yang sesuai adalah penelitian oleh
hidup. Hal ini dikarenakan motivasi Sabrina dkk (2015), dengan judul
menggunakan rokok elektrik adalah agar determinan tindakan merokok siswa di
meningkatkan citra diri serta untuk SMKN 5 Makassar. Menunjukkan bahwa
meningkatkan kepercayaan diri.Sesuai ada hubungan antara keterjangakaun
dengan penelitian oleh Sari yang berjudul rokok dengan tindakan merokok siswa di
hubungan antara gaya hidup dengan SMKN 5 Makassar.20
motivasi merokok pada remaja putra di 11. Keterjangakuan Membeli Isi Ulang
MAN Kota Blitar yang menyatakan adanya Rokok Elektrik
korelasi positif antara gaya hidup dengan Hasil penelitian menunjukkan
motivasi merokok yang artinya semakin sebagian besar responden menyatakan
tinggi gaya hidup maka akan semakin terjagakau untuk membeli rokok elektrik,
tinggi motivasi untuk merokok pada hal ini dikarenakan kemudahan akses
remaja.18 dimana terdapat lebih dari 3 toko rokok
9. Lingkungan Responden elektrik yang juga menjual isi ulang rokok

208
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

elektrik, serta dapat mengases memalui Berdasarkan analisis bivariat uji hubungan
online atau membeli saat kumpul menggunakan Chi Square, diperoleh nilai
komunitas karena sudah banyak p-value 0,040, Karena p value < 0,05
dikomunitas yang menjual serta maka dapat disimpulkan bahwa ada
keterjangkauan membeli berdasarkan hubungan antara keterjangkauan
pendapatan yang dimiliki. Berdasarkan responden membeli isi ulang rokok elektrik
analisis bivariat uji hubungan dengan gaya hidup. Selain itu, hal ini
menggunakan Chi Square, diperoleh nilai sejalan dengan hasil penelitian Mantilla, et
p-value 0,102, Karena p value > 0,05 al (2008) yang menyatakan bahwa teman
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada sebaya berhubungan dengan
hubungan antara keterjangakauan terbentuknya perilaku rokok pada
responden membeli isi ulang rokok elektrik remaja.21
dengan gaya hidup rokok elektrik. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan Kesimpulan
penelitian CDC yang menyatakan bahwa, 1. Berdasarkan faktor predisposing maka
faktor yang mempengaruhi anak-anak dapat diketahuai sebagian besar
usia muda untuk berperilaku merokok responden yang merokok elektrik
antara lain adalah akses, kemudahan berjenis kelamin laki-laki (72,2%),
untuk mendapatkan akses, serta harga remaja akhir (17-25 tahun) (65,6%),
rokok itu sendiri.21 berpendidikan tinggi (diploma dan
12. Dukungan Keluarga perguruan tinggi) (60,0%), bekerja
Hasil penelitian menunjukkan (66,7%) dan sebagian besar bekerja
sebagian besar responden kurang sebagai wirausaha, memiliki
mendapatkan dukungan dari keluarga, hal penghasilan tinggi
ini dikarenakan berdasarkan hasil (≥Rp.2.000.000)(76,7%), memiliki
penelitian di lapangan didapati bahwa pengetahuan kurang tentang rokok
sebagian besar orang tua responden elektrik (51,1%), memiliki sikap positif
belum mengetahaui rokok elektrik. (52,2%), termotivasi menggunakan
Berdasarkan analisis bivariat uji hubungan rokok elektrik (51,1%), memiliki
menggunakan Chi Square, diperoleh nilai lingkungan perokok (80,0%).
p-value 0,102, Karena p value > 0,05 2. Berdasarkan faktorenabling maka
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada sebagain besar responden memiliki
hubungan antara dukungan keluarga kemudahan akses untuk membeli rokok
responden dengan gaya hidup rokok elektrik (60,0%) dan kemudahan akses
elektrik. Sehingga penelitian ini tidak membeli isi ulang rokok elektrik
sesuai dengan penelitian Sabrina dkk (53,3%).
(2015), dengan judul determinan tindakan 3. Berdasarkan faktor reinforcing maka
merokok siswa di SMKN 5 sebagian besar responden
Makassar.Menunjukkan bahwa ada kurangmemiliki dukungan dari keluarga
hubungan dukungan keluarga dengan 52,2% dan dukungan dari kelompok
tindakan siswa merokok.22 referensi 66,7%.
13. Dukungan Kelompok Referensi 4. Variabel yang berhubungan dengan
Berdasarkan hasil penelitian gaya hidup komunitas rokok elektrik
sebagian besar responden mendapatkan yaitu pendapatan responden (p =
dukungan dari kelompok referensi, hal ini 0,028), sikap responden (p= 0,039),
dikarenakan sebagain responden pernah motivasi responden (p= 0,023),
mendapatkan minimal 1 kali rokok elektrik lingkungan responden (p= 0,047),
gratis dari temannya sebagai permulaan keterjangakaun membeli rokok elektrik
menggunakan rokok elektrik, begitu pula (p=0,040), dukungan kelompok
pada isi ulang rokok elektrik, responden referensi (p= 0,040).
menyatakan pernah mendapatkan lebih 5. Variabel yang tidak berhubungan
dari 5 kali isi ulang rokok elektrik dengan gaya hidup komunitas rokok

209
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

elektrik yaitu usia responden (p= teladan yang baik dengan tidak
1,000), jenis kelamin responden (p= merokok.
0,058), pendidikan akhir responden (p=
1,000), pekerjaan responden (p= Daftar Pustaka
0,626), pengetahuan responden (p= 1. Tobacco Control Support Center.
1,000), keterjangkauan membeli isi Declaration of The 1st Indonesian
ulang rokok elektrik (p= 0,102), Conference on Tobacco or Health
dukungan keluarga (p= 0,126). 2014. Jakarta, 2014.
2. Riskesdas. Laporan Hasil Riset
Saran Kesehatan Dasar, (Online)2013,
1. Bagi Kementerian Kesehatan RI perlu (http://www.depkes.go.id/resources/do
mengeluarkan peraturan mengenai wnload/general/HasilRiskesdas2013.pd
rokok elektrik, mulai dari penjualannya, f, diakses pada 28 Juli 2015).
kandungan di dalamnya, dan bahaya 3. Maziak, W. et. Al. The global
mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, epidemiology of waterpipe smoking.
diperlukan segera dikeluarkannya Tob Control, 0, 1-10. doi:
keputusan yang mengatur rokok doi:10.1136/tobaccocontrol-2014-
elektrik sehingga dapat mengedukasi 051903, 2014.
bagi masyarakat. 4. Caponnetto, P., Campagna, D., Papale,
2. Bagi Komunitas Rokok Elektrik G., Russo, C., & Polosa, R. The
Semarang Vaper Corner, Sebaiknya emerging phenomenon of electronic
sering diadakan perkumpulan dengan cigarettes. Expert Rev Respir Med,
para anggota untuk lebih lanjut 6(1), 63-74. doi: 10.1586/ers.11.92,
membahas mengenai keefektifan rokok 2012.
elektrik sehingga dapat membantu 5. Pamungkas, Andi Putra. Perancangan
menambah informasi.Sehingga Kampanye Pelarangan Rokok Elektrik,
menggunakan rokok elektrik bukan (Online), 2011,
hanya bergaya semata.Hal ini agar (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/529/j
dapat membantu pemerintah bptunikompp-gdl-andiputrap-26437-4-
khususnya Kementerian Kesehatan babii.pdf, diakese 11 September 2015).
dalam proses penelitian serta dapat 6. International Union Againsts
membantu mengedukasi masyarakat Tuberculosis and Lung Diseases.
luas. Position Statement on Electroic
3. Bagi Keluarga, sebaiknya orang tua Cigarettes (ECs) or Electronic Nicotine
mulai mengikuti perkembangan zaman Delivery System (ENDS) [Press
dengan cara mengupdate informasi release], 2013.
melalui berbagai media masa, seperti 7. Ramadhani, A. Hubungan Gaya Hidup
media cetak atau media elektronik, dengan Resiko Kejadian Homoseksual
agar orang tua mengetahui (Gay),(Online), 2011,
pekerkembangan zaman pada remaja (http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
saat ini khusunya yang berhubungan 3456789/24146/4/Chapter%20II.pdfdia
dengan rokok elektrik sehingga dapat kses 12 September 2015).
memberikan edukasi kepada anak agar 8. Komalasari, D & Helmi A.F. Faktor-
anak tidak terjerumus perilaku faktor Penyebab Perilaku Pada
merokok. Keluarga memiliki peran yang Remaja.(Online), 2014.
penting dalam mengimitasi perilaku (http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/p
seorang anak. Sehingga diharapkan erilakumerokok/avin.pdf, diakses pada
keluarga tidak menyediakan rokok di 1 September 2015).
rumah, terdapat sanksi yang diterapkan 9. Haryono. Hubungan Antara
apabila anggota keluarga tersebut Ketergantungan Merokok dengan
merokok di lingkungan rumah, serta Percaya Diri.(Online), 2007.
keluarga sebaiknya dapat memberi (http://www.infoskripsi.com/Artikel-

210
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penelitian/Ketergantungan- 15. Danil, Mahyu. Pengaruh Pendapatan


Merokok.html, diakses pada 12 terhadap Tingkat Konsumsi Rokok di
Agustus 2015). Kabupaten Bireuen,(Online),Jurnal
10. Marwati, Eka. Faktor yang Ekonomika Universitas Almuslim
Berhubungan dengan Perilaku Merokok Bireuen–Aceh, Vol.IV, No.7, 2013,
pada Mahasiswa Fakultas Teknik (https://www.scribd.com/doc/14041259
Universitas Hasanuddin Makassar 4/Jurnal-PENGARUH-PENDAPATAN-
Tahun 2009. (Skripsi). Makassar : TERHADAP-TINGKAT-KONSUMSI-
Bagian Epidemiologi Fakultas ROKOK-KABUPATEN-BIREUEN,
Kesehatan Masyarakat Universitas diakes pada 2 Febuari 2016).
Hasanuddin, 2009. 16. WHO (World Health Organisation).
11. Sari, Dewi Nofita. Perbedaan Gaya WHO Report on the Global Epidemic,
Hidup Mahasiswa Ditinjau Dari Status (Online), 2011, (http://www.
Ekonomi Dan Jenis Kelamin Pada who.int/tobacco/global_report/2011/en/i
Mahasiswa Jurusan Manajemen ndex.html, diakses tanggal 15 Januari
Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas 2016).
Mulawarman. eJournal Psikologi, 2015, 17. Arvianti, Karina. Hubungan
2 (3): 338 – 347, (Online), 2015. Pengetahuan dan Sikap dengan Gaya
(http://ejournal.psikologi.fisip- Hidup Mahasiswa S1 Peminatan
unmul.ac.id/site/wp- Promosi Kesehatan Fakultas
content/uploads/2015/02/ejurnal%20(0 Kesehatan Masyarakat Universitas
2-09-15-02-06-40).pdf, diakses pada 10 Indonesia tahun 2009, (online), 2009,
Maret 2016). (http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-
12. Azizah, Nurul. Ridwan, Amiruddin. dan 125830.pdf, diakses pada 15 Febuari
Ansariadi. Faktor Yang Berhubungan 2016).
Dengan Perilaku Merokok Anak 18. Muntiarini, Sari. Hubungan Antara
Jalanan Di Kota Makassar Tahun2013. Gaya Hidup Dengan Motivasi Merokok
(Online), 2013. Pada Remaja Putradi MAN Kota Blitar,
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/ (Online), 2011, (http://karya-
handle/123456789/4401/NURUL%20A ilmiah.um.ac.id/index.php/BK-
ZIZAH_K11109318.pdf?sequence=1. Psikologi/article/view/17222, diakes
Diakses pada 28 febuari 2016). pada 5 Febuari 2016).
13. Musdalifah. Pengaruh Latar Belakang 19. Wibawa, Diky Sukma dkk. Hubungan
Pendidikan, Stres, Orang Tua, Teman, antara Pengetahuan, Lingkungan
dan Iklan Terhadap Perilaku Merokok Sosial, dan Pengaruh Iklan Rokok
pada Mahasiswa Universitas Sebelas dengan Frekuensi Merokok (Studi pada
Maret Surakarta. J Respir Indo Vol. 31, Siswa Kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal),
No. 4, Oktober 2011. (Online), 2011. (Online), 2013,
(http://jurnalrespirologi.org/wp- (http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ke
content/uploads/2012/06/jri-2011-31-4- dokteran/article/view/1343. diakses
203.pdf diakses pada 12 Febuari pada 9 Febuari 2016).
2016). 20. Sabrina,A dkk. Determinan Tindakan
14. Karlina, Anggun. Hubungan Gaya Merokok Siswa di SMKN 5 Makassar.
Hidup Hedonis dengan Jenis Pekerjaan (Online), 2015.
Di Kota Samarinda. Journal Psikolgi, 4 (http://repository.unhas.ac.id:4001/digili
(1), 2016: 144-155 ISSN 0000-0000, b/files/disk1/374/--asabrinari-18673-1-
ejournal.psi.fisip-unmul.ac.id.(Online), jurnal-a-).pdf diaksses pada 18 Febuari
2016. (http://ejournal.psikologi.fisip- 2016).
unmul.ac.id/site/wp- 21. Duhita, Ratna. Pengaruh Gaya
content/uploads/2016/01/Journal%20sk Pengasuhan Dan Teman Sebaya
ripsi%20(01-12-16-12-03-04).pdf Terhadap Perilaku Konsumsi Rokok
diakses pada 14 Febuari 2016). Siswa Sma Di Kota Bogor, (Online),

211
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2012.(http://ejournal- 22. Muhammad J. Pembunuh Berbahaya


unisma.net/ojs/index.php/soul/article/vi Itu Bernama Rokok.Yogyakarta :
ewFile/861/766 diakses pada 9 Febuari Riz’ma. 2009
2016).

212

You might also like