Professional Documents
Culture Documents
1 SM PDF
1 SM PDF
ABSTRACT
Indonesia ranks third highest number of smokers in the world, thats why there is
campaign to stop that. One of the alternatif ways to stop it by using electric
cigarette, the teenagers do it only because of the trend. The purpose of this
research to analyze lifestyle community elecetric cigarette Semarang Vaper
Corner. The method used quantitative with cross sectional approach. The
population are all members of the community of 98 people and the samples taken
as many as 90 people using total sampling technique. Sources of data research
using primary data and secondary data. Analyzed using univariate and bivariate
statistical test Chi Square (significance level 0.05). Most of the respondents were
17-25 years of age (late teens) (82.2%), most of the sex of the respondents were
male (86.7%), the majority of respondents' education end of college graduates
(41.1%) , respondents were mostly the work of entrepreneurs (26.7%), and the
opinion of most of the above number Rp. 2,000,000 (92.2%). Knowledge is still
lacking respondents (51.1%), positive attitude to using e-cigarettes (52.2%),
respondents are motivated to use e-cigarettes (51.1%), the environment of
respondents were smokers (80.0%), affordability of buying cigarettes electrical
(60.0%), affordability of buying rechargeable electric cigarette (53.3%), lack of
family support (52.2%), the support of the reference group (66.7%). Chi Square
test results found no relationship between sex , attitude , motivation ,
environment , affordability buy electric cigarette , and support reference group. As
for age , the end of education , employment, income, knowledge, affordability buy
rechargeable electric cigarette , and family support no association with the
lifestyle of the community Semarang Vaper Corner . Suggestions for this study
health agency immediately issued a decree regulating the electric cigarette so as
to educate the public .
203
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kematian, namun merokok tetap membuat mencapai 4,5 % dari jumlah penduduk
seseorang ketagihan.1 Kota Semarang.2
Indonesia dinyatakan sebagai Berdasarkan data di atas, Jawa
negara dengan pengguna tembakau Tengah dan Semarang diketahui 41,6%
terbesar ketiga di dunia, serta menempati (15-19 tahun), 20,2% (20-24 tahun) dan
peringkat pertama di Asia Tenggara.1 remaja pria (34,4%) sudah mengkonsumsi
Jumlah perokok di Indonesia mencapai rokok. Merokok dikalangan masyarakat
62.800.000 jiwa, saat ini lebih dari Indonesia tidak hanya terjadi pada
sepertiga (36,3%) masyarakat Indonesia kalangan dewasa melainkan sudah
merupakan perokok aktif. Pravelensi laki- merambah kekalangan remaja, hal ini
laki sebesar 64,9% sedangkan sesuai pernyataan Kemenkes RI tentang
perempuan mencapai 2,1% pada tahun penggunaan tembakau yang dimulai sejak
2013. Pravelensi perokok laki-laki di usia remaja. Penelitian Global Adults
Indonesia berjumlah 56.860.457 orang, Tobacco Survey (GATS) pada penduduk
sedangkan pravelensi perokok perempuan kelompok umur ≥15 tahun, proporsi
telah meningkat 400% dalam 20 tahun perokok laki-laki 67,0 persen dan pada
terakhir yaitu sejumlah 1.890.135 orang. Riskesdas 2013 sebesar 64,9 persen,
Hasil penelitian menunjukkan, setiap hari sedangkan pada perempuan menurut
ada 616.881.205 batang di Indonesia atau GATS adalah 2,7 persen dan 2,1 persen
225.161.640.007 batang rokok dibakar menurut Riskesdas 2013. Hal ini
setiap tahunnya.2 dipengaruhi karena belum matangnya
Proporsi penduduk umur ≥10 tahun pola fikir seseorang, kurangnya
yang merupakan perokok aktif setiap hari keterampilan dalam mengambil
di Jawa Tengah, dilihat berdasarkan keputusan, keinginan untuk meniru
karakteristiksebesar 22,9%. Rerata jumlah perilaku orang dewasa, dan adanya
batang rokok yang dihisap penduduk umur tekanan dari kelompok sebaya. Meskipun
≥10 tahun sebesar 10,7 atau setara 10 – banyak remaja yang sudah mengetahui
11 batang rokok perhari. Sedangkan dampak negatif merokok, akan tetapi
prevalensi merokok penduduk Jawa tetap saja mereka mencoba merokok, hal
Tengah mengalami peningkatan setiap ini dilatarbelakangi oleh pengaruh teman,
tahunnya dan trend peningkatan terjadi lingkungan, komunikasi, serta dijadikan
pada penduduk usia di atas 15 tahun. salah satu cara menghilangkan kesepian
Berdasarkan karakteristik umur, pada atau ketegangan. Hal lain yang
tahun 2013 jumlah penduduk Jawa memengaruhi mereka merokok adalah ikut
Tengah yang merokok terbanyak terjadi kelompok atau geng, agar kelihatan
pada usia muda yaitu 12,4% (10-14 gagah, pengaruh iklan rokok, dan agar
tahun), 41,6% (15-19 tahun) dan 20,2% kelihatan dewasa. Sebanyak 80% perokok
(20-24 tahun).2 pada awalnya hanya bereksperimen
Kota Semarang, meskipun tidak dengan isapan pertama tembakau
termasuk 10 kabupaten/kota dengan sebelum usia 19 tahun.2,3
pravelensi merokok setiap hari di atas Merokok merupakan kecanduaan
rata-rata, tetapi mempunyai dampak yang yang sangat sulit diberhentikan.Masalah
cukup besar terhadap peningkatan jumlah merokok merupakan isu yang sulit
perokok di Jawa Tengah. Prevelensi diselesaikan hingga kini masih menjadi
merokok di Kota Semarang sebanyak pro kontra dikalangan masyarakat.Oleh
34,2% dengan 9,1 batang rokok perhari. karena itu, banyak orang memilih untuk
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan menggunakan cara-cara tertentu pada
Kota Semarang tahun 2010 tercatat masa peralihan hingga mereka benar-
jumlah perokok remaja putra sebesar benar bisa melepaskan rokok. Salah satu
34,4% dan remaja putri mencapai 4,0 % cara yang saat ini tengah populer baik di
dan perokok perempuan dewasa negara-negara maju maupun di Indonesia
adalah dengan menggunakan rokok
204
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
elektrik atau Electronic Nicotine Delivery hidup sangat berkaitan erat dengan
System (ENDS). Rokok yang selama ini perkembangan zaman dan teknologi.
menggunakan gulungan tembakau yang Semakin bertambahnya zaman dan
dibungkus dengan kertas, ternyata semakin canggihnya teknologi, maka
berkembang menggunakan tenaga baterai semakin berkembang luas pula penerapan
bentuknya ENDS seperti batang rokok gaya hidup oleh manusia dalam
pada umumnya.Berdasarkan larangan kehidupan sehari-hari. Fenomena gaya
merokok ditempat – tempat umum yang hidup tampak terlihat dikalangan remaja.
disebabkan karena asapnya tidak sehat Mereka cenderung bergaya hidup dengan
bagi para perokok pasif maka rokok mengikuti mode masa kini, salah satu
elektrik mengaku sebagai rokok yang lebih contoh berkembangnya gaya hidup adalah
sehat dan ramah lingkungan daripada penggunaan rokok elektrik.7
rokok tembakau. Rokok ini khusus dibuat Lingkungan mempengaruhi gaya
untuk para perokok yang ingin berhenti hidup seseorang. Menurut Kurt Lewin,
atau setidaknya mengurangi merokok perilaku merokok disebabkan karena
tembakau dengan cara yang nyaman dan lingkungan dan individu. Artinya faktor
aman bagi tubuh.4 lingkungan berpengaruh terhadap
Di Indonesia, belakangan ini sudah perilaku seseorang untuk merokok bukan
mulai terlihat ada yang mengkonsumsi hanya dari dalam diri sendiri.8 Lingkungan
rokok elektrik, baik sekedar untuk merupakan faktor penting yang pertama
meningkatkan popularitas atau mengikuti kali memperkenalkan rokok kepada
trend diera globalisasi serta gaya hidup remaja. Kondisi lingkungan yang
remaja yang dipengaruhi oleh mendukung atau lingkungan sekitar yang
gemerlapnya kota besar yang glamor agar memiliki aktivitas merokok merupakan
terlihat mengikuti perkembangan zaman faktor pendorong remaja untuk ikut
serta dianggap ada oleh orang berperilaku merokok, hal ini dikarenakan
disekitanya. Rokok elektrik mendapat hati stimulus lingkungan sangat kuat agar
dikalangan remaja Indonesia khususnya seseorang diterima sebagai anggota di
kota-kota besar karena dengan mudahnya lingkungannya.7 Faktor lingkungan yang
orang mendapatkan rokok elektrik dipusat termasuk di dalamnya adalah orang tua,
perbelanjaan, toko online, bahkan teman sebaya, dan iklan.10
beberapa kios kecil.5 Kota Semarang dipilih sebagai
Rokok elektrik dianggap sebagai alat lokasi dalam penelitian ini dikarenakan
yang mampu menghentikan perokok Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa
tembakau, namun hal ini perlu mendapat Tengah, dimana Jawa Tengah termasuk
perhatian lebih dari advokat kesehatan dalam 17 provinsi dengan jumlah merokok
masyarakat karena masih butuh kejelasan di atas rata-rata dan di Kota Semarang
antara sebagai alat berhenti merokok atau terdapat remaja pria yang pernah merokok
gerbang baru untuk memulai merokok sebesar 34,4% serta remaja wanita
tembakau. Namun, sampai saat ini belum sebesar 4,5%.6 Peneliti memilih sampel
ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa padakomunitas rokok elektrik Semarang
rokok elektrik bermanfaat untuk kesehatan Vaper Cornerdikarenakan satu-satunya
dan sebagai langkah awal seseorang komunitas rokok elektrik yang berada di
berhenti merokok.6 Semarang. Komunitas tersebut sudah
Berdasarkan data di atas, semakin berdiri sejak 1,5 tahun lalu dengan
meningkatnya penggunaan rokok elektrik anggota berjumlah 98 orang dan berasal
berarti semakin berubahnya gaya hidup dari kalangan yang berbeda. Sehingga
seseorang. Gaya hidup selalu mengalami peneliti merasa tertarik untuk meneliti
perubahan seiring perkembangan bagaimana gaya hidup komunitasrokok
zaman.Gaya hidup menggambarkan elektrikSemarang Vaper Corner, hal ini
keseluruhan diri seseorang dalam dikarenakan anggapan yang beredar
berinteraksi dengan lingkungannya.Gaya dimasyarakat luas harga rokok elektrik
205
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
206
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
207
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
208
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
elektrik, serta dapat mengases memalui Berdasarkan analisis bivariat uji hubungan
online atau membeli saat kumpul menggunakan Chi Square, diperoleh nilai
komunitas karena sudah banyak p-value 0,040, Karena p value < 0,05
dikomunitas yang menjual serta maka dapat disimpulkan bahwa ada
keterjangkauan membeli berdasarkan hubungan antara keterjangkauan
pendapatan yang dimiliki. Berdasarkan responden membeli isi ulang rokok elektrik
analisis bivariat uji hubungan dengan gaya hidup. Selain itu, hal ini
menggunakan Chi Square, diperoleh nilai sejalan dengan hasil penelitian Mantilla, et
p-value 0,102, Karena p value > 0,05 al (2008) yang menyatakan bahwa teman
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada sebaya berhubungan dengan
hubungan antara keterjangakauan terbentuknya perilaku rokok pada
responden membeli isi ulang rokok elektrik remaja.21
dengan gaya hidup rokok elektrik. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan Kesimpulan
penelitian CDC yang menyatakan bahwa, 1. Berdasarkan faktor predisposing maka
faktor yang mempengaruhi anak-anak dapat diketahuai sebagian besar
usia muda untuk berperilaku merokok responden yang merokok elektrik
antara lain adalah akses, kemudahan berjenis kelamin laki-laki (72,2%),
untuk mendapatkan akses, serta harga remaja akhir (17-25 tahun) (65,6%),
rokok itu sendiri.21 berpendidikan tinggi (diploma dan
12. Dukungan Keluarga perguruan tinggi) (60,0%), bekerja
Hasil penelitian menunjukkan (66,7%) dan sebagian besar bekerja
sebagian besar responden kurang sebagai wirausaha, memiliki
mendapatkan dukungan dari keluarga, hal penghasilan tinggi
ini dikarenakan berdasarkan hasil (≥Rp.2.000.000)(76,7%), memiliki
penelitian di lapangan didapati bahwa pengetahuan kurang tentang rokok
sebagian besar orang tua responden elektrik (51,1%), memiliki sikap positif
belum mengetahaui rokok elektrik. (52,2%), termotivasi menggunakan
Berdasarkan analisis bivariat uji hubungan rokok elektrik (51,1%), memiliki
menggunakan Chi Square, diperoleh nilai lingkungan perokok (80,0%).
p-value 0,102, Karena p value > 0,05 2. Berdasarkan faktorenabling maka
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada sebagain besar responden memiliki
hubungan antara dukungan keluarga kemudahan akses untuk membeli rokok
responden dengan gaya hidup rokok elektrik (60,0%) dan kemudahan akses
elektrik. Sehingga penelitian ini tidak membeli isi ulang rokok elektrik
sesuai dengan penelitian Sabrina dkk (53,3%).
(2015), dengan judul determinan tindakan 3. Berdasarkan faktor reinforcing maka
merokok siswa di SMKN 5 sebagian besar responden
Makassar.Menunjukkan bahwa ada kurangmemiliki dukungan dari keluarga
hubungan dukungan keluarga dengan 52,2% dan dukungan dari kelompok
tindakan siswa merokok.22 referensi 66,7%.
13. Dukungan Kelompok Referensi 4. Variabel yang berhubungan dengan
Berdasarkan hasil penelitian gaya hidup komunitas rokok elektrik
sebagian besar responden mendapatkan yaitu pendapatan responden (p =
dukungan dari kelompok referensi, hal ini 0,028), sikap responden (p= 0,039),
dikarenakan sebagain responden pernah motivasi responden (p= 0,023),
mendapatkan minimal 1 kali rokok elektrik lingkungan responden (p= 0,047),
gratis dari temannya sebagai permulaan keterjangakaun membeli rokok elektrik
menggunakan rokok elektrik, begitu pula (p=0,040), dukungan kelompok
pada isi ulang rokok elektrik, responden referensi (p= 0,040).
menyatakan pernah mendapatkan lebih 5. Variabel yang tidak berhubungan
dari 5 kali isi ulang rokok elektrik dengan gaya hidup komunitas rokok
209
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
elektrik yaitu usia responden (p= teladan yang baik dengan tidak
1,000), jenis kelamin responden (p= merokok.
0,058), pendidikan akhir responden (p=
1,000), pekerjaan responden (p= Daftar Pustaka
0,626), pengetahuan responden (p= 1. Tobacco Control Support Center.
1,000), keterjangkauan membeli isi Declaration of The 1st Indonesian
ulang rokok elektrik (p= 0,102), Conference on Tobacco or Health
dukungan keluarga (p= 0,126). 2014. Jakarta, 2014.
2. Riskesdas. Laporan Hasil Riset
Saran Kesehatan Dasar, (Online)2013,
1. Bagi Kementerian Kesehatan RI perlu (http://www.depkes.go.id/resources/do
mengeluarkan peraturan mengenai wnload/general/HasilRiskesdas2013.pd
rokok elektrik, mulai dari penjualannya, f, diakses pada 28 Juli 2015).
kandungan di dalamnya, dan bahaya 3. Maziak, W. et. Al. The global
mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, epidemiology of waterpipe smoking.
diperlukan segera dikeluarkannya Tob Control, 0, 1-10. doi:
keputusan yang mengatur rokok doi:10.1136/tobaccocontrol-2014-
elektrik sehingga dapat mengedukasi 051903, 2014.
bagi masyarakat. 4. Caponnetto, P., Campagna, D., Papale,
2. Bagi Komunitas Rokok Elektrik G., Russo, C., & Polosa, R. The
Semarang Vaper Corner, Sebaiknya emerging phenomenon of electronic
sering diadakan perkumpulan dengan cigarettes. Expert Rev Respir Med,
para anggota untuk lebih lanjut 6(1), 63-74. doi: 10.1586/ers.11.92,
membahas mengenai keefektifan rokok 2012.
elektrik sehingga dapat membantu 5. Pamungkas, Andi Putra. Perancangan
menambah informasi.Sehingga Kampanye Pelarangan Rokok Elektrik,
menggunakan rokok elektrik bukan (Online), 2011,
hanya bergaya semata.Hal ini agar (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/529/j
dapat membantu pemerintah bptunikompp-gdl-andiputrap-26437-4-
khususnya Kementerian Kesehatan babii.pdf, diakese 11 September 2015).
dalam proses penelitian serta dapat 6. International Union Againsts
membantu mengedukasi masyarakat Tuberculosis and Lung Diseases.
luas. Position Statement on Electroic
3. Bagi Keluarga, sebaiknya orang tua Cigarettes (ECs) or Electronic Nicotine
mulai mengikuti perkembangan zaman Delivery System (ENDS) [Press
dengan cara mengupdate informasi release], 2013.
melalui berbagai media masa, seperti 7. Ramadhani, A. Hubungan Gaya Hidup
media cetak atau media elektronik, dengan Resiko Kejadian Homoseksual
agar orang tua mengetahui (Gay),(Online), 2011,
pekerkembangan zaman pada remaja (http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
saat ini khusunya yang berhubungan 3456789/24146/4/Chapter%20II.pdfdia
dengan rokok elektrik sehingga dapat kses 12 September 2015).
memberikan edukasi kepada anak agar 8. Komalasari, D & Helmi A.F. Faktor-
anak tidak terjerumus perilaku faktor Penyebab Perilaku Pada
merokok. Keluarga memiliki peran yang Remaja.(Online), 2014.
penting dalam mengimitasi perilaku (http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/p
seorang anak. Sehingga diharapkan erilakumerokok/avin.pdf, diakses pada
keluarga tidak menyediakan rokok di 1 September 2015).
rumah, terdapat sanksi yang diterapkan 9. Haryono. Hubungan Antara
apabila anggota keluarga tersebut Ketergantungan Merokok dengan
merokok di lingkungan rumah, serta Percaya Diri.(Online), 2007.
keluarga sebaiknya dapat memberi (http://www.infoskripsi.com/Artikel-
210
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
211
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
212