Professional Documents
Culture Documents
Kak Lady
Kak Lady
SKRIPSI
OLEH:
LADY CHANIA
1310221015
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
SEKAPUR SIRIH
“When you start dream and hope something, make sure you’ll
struggling every step for it, because it will seems impossible until
its done.” -anonymous-
Mom Dad, when I feel like the world is taking me down, and the sky
is pushing me away, it is you that makes me dare against the world, the
reason why I keep struggling, the reason why I wake up every morning to
create big thing. I am truly thankful for all your kind and pure heart
loving me.
My past, present and future. The one who always there in every
tears, laugh, sad, smile, up and down. Thank you guh, for always make
my day. With you and all M teams, lets build our empire.
Nens, Aviaska, Ayu, Astari, Syafia, Ika. Those weirdos who keep me
from very very first college time, and they did until very very end my
college life. Wish you guys always happy, healthy and stay strong.
And for all my dearest friend in this entire world, muthia, ijul,
febiola, yolan, arin, and all of you guys, geng pwda, geng kkn Manggopoh,
Agribisnis TBTB, HIMAGRI FP UNAND, FMC, and others friend that I
cant mention all of them here.
Love,
LC
KATA PENGANTAR
Puji syukur penelitian kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia beliau
penulis telah bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan
Usahatani Padi Organik dengan Padi Anorganik di Nagari Sariak Alahan Tigo,
Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.” Shalawat dan salam untuk Nabi
sekalian umat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya dalam kehidupan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mahdi,
S.P., M.Si., Ph.D selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. Faidil Tanjung, M.Si selaku
pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya kepada dosen penguji ibu Prof. Dr. Ir.
Melinda Noer, M.Sc, ibu Vonny Indah Mutiara, S.P., M.E.M., Ph.D, dan Ir. Syahyana
Raesi, M.Sc dan Bapak Ir. M. Refdinal, M.S yang memberikan kritikan dan saran
yang membangun.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu penulis menerima kritik maupun saran yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak tertutama bagi penulis sendiri.
L.C
ii
ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI PADI ORGANIK DENGAN
PADI ANORGANIK DI NAGARI SARIAK ALAHAN TIGO KECAMATAN
HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK
ABSTRAK
ABSTRACT
This research aims to analyze the comparison of farming between organic rice
farming anorganic rice farming and to figure out the reason why farmers choose
organic or anorganic farming in Nagari Sariak Alahan Tigo, Hiliran Gumanti
Subdistrict, Solok District. The research area is decided by purposively or using
purposive method. Methodology that used for this research is survey method. Data
analyze that used in this research is descriptive quantitative which is figure out the
cost and income each farming and the comparison between cost and income. Organic
farming was applied in PPO Santiago from 2008 and received organic certificate at
2013 and has reached national market. The survey shows that the average/ha total
cost of organic farmer is Rp. 11.528.766 in other hand total cost of anorganic farmer
is Rp. 8.167.044, the different cost is caused by of the different amount of accrued
expense payable and countable expense. Countable expense in organic farming is
higher because of complexity method of organic farming. The average of productivity
each farming method is 3.522 Kg/Ha for organic farming and 2.317 Kg/Ha for
anorganic farming. Income for each farming is Rp. 20.558.881 for organic and Rp.
2.722.622 for anorganic farming. Organic farmers choose organic farming method
because of some reasons, they are the lower cost (60%), self satisfaction (20%), was
persuaded by other farmer (13%) and others because of market availability (7%).
Anorganic farmers don’t move up to organic farming method because of some
reasons, the lower productivity (47%), difficulties of farming (37%) and also lack of
persuading (17%).
Key words: PPO Santiago, organic farmer, anorganic farmer, cost, income.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………... v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..........4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………...7
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………….7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertanian Organik……………………………………………………………..8
B. Pertanian Anorganik….………………………………………………………13
C. Perbedaan Pertanian Organik dan Anorganik.……………………………….14
D. Konsep Usahatani…………………………………………………………….17
E. Penelitian Terdahulu………………………………………………………….20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………..20
B. Metode Penelitian……………………………………………………………20
C. Metode Pengambilan Sampel………………………………………………. 21
D. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………..21
E. Variabel yang Diamati………………………………………………………..22
F. Analisis Data………………………………………………………………….24
G. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ……………………………………… 27
ii
B. Profil Perkumpulan Petani Organik (PPO) Nagari Sariak Alahan Tigo
Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok …………………………… 30
C. Identitas Responden ………………………………………………………. 33
D. Gambaran Umum Perbandingan Perbandingan Usahatani Padi Organik dan
Anorganik …………………………………………………………………. 36
E. Alasan Petani Memilih Usahatani ………………………………………… 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN …………………………………………………………… 67
B. SARAN …………………………………………………………………... 67
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 69
LAMPIRAN………………………………………………………………………. 71
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian dan Indonesia merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Luasnya lahan pertanian Indonesia yaitu 8.112.103,00 Ha untuk
lahan padi sawah, 11.876.881,00 Ha untuk lahan tegal/kebun/lahan kering,
5.272.895,00 Ha untuk ladang, dan masih ada 14.213.815,00 lahan yang
sementara tidak diusahakan (Badan Pusat Statistik 2013). Luasnya lahan ini
haruslah dikelola dengan baik supaya tetap bisa dirasakan manfaatnya untuk
masa depan. Praktik pertanian tentulah mempengaruhi bagaimana
keberlanjutan dari luasnya lahan tersebut. Apabila praktik pertanian dilakukan
tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan tentu saja
lingkungan akan menjadi dampak dari praktikum pertanian tersebut.
Sebaliknya, apabila praktik pertanian memperhatikan lingkungan, maka
lingkungan akan terjaga dan bisa dimanfaatkan untuk masa depan.
Jhingan (2002) dalam Wulandari (2011:4) Sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi daerah menjadi salah satu sektor yang penting sebagai
upaya mensejahterakan masyarakat. Sektor pertanian pada pembangunan
ekonomi berperan pada : (1) penyedia pangan untuk pemenuhan kebutuhan
yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk; (2)
meningkatkan permintaan produk industri, sehingga perlunya perluasan sektor
sekunder dan sektor tersier; (3) meningkatkan devisa untuk impor barang-
barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian secara terus
menerus; (4) meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah;
serta (5) memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.
Sutanto (2002) dalam Widiarta (2010:2). Salah satu praktik pertanian
yang memperhatikan lingkungan adalah praktik pertanian organik. Pertanian
organik dipahami sebagai suatu system produksi pertanaman yang berazaskan
daur ulang hara secara hayati Pertanian ini menekankan pada prakti-praktik
pengelolaan yang mengutamakan penggunaan input off-farm dan
memperhitungkan kondisi regional system yang disesuaikan secara lokal.
2
B. Rumusan Masalah
Dalam kenyataannya kegiatan pertanian padi organik masih sulit
untuk diterapkan. Hal tersebut karena adanya beberapa kendala dalam
penerapannya seperti keinginan petani yang ingin praktis dalam mengolah
lahannya sehingga sulit untuk menyampaikan informasi mengenai pertanian
organik dan sulitnya memasarkan produk padi organik yang disebabkan karena
padi tersebut merupakan produk yang tidak umum (Wulandari, 2011:7).
Selain itu, kendala yang sering dijumpai dalam penerapan usahatani
padi organik adalah produksi padi yang dihasilkan masih dibawah hasil padi
anorganik, namun dibalik kendala terdapat beberapa kelebihan dalam
menerapkan usahatani padi organik, salah satunya yaitu harga beras organik
lebih mahal dari pada harga beras anorganik (Wulandari, 2011:7).
PPO Santiago atau Perkumpulan Petani Organik Santiago terletak
pada Kenagarian Sariak Alahan Tigo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten
Solok. Nagari yang dikelilingi perbukitan dan terletak dilereng gunung ini
terhampar sawah yang sangat luas. Pertanian padi sawah memang sudah
menjadi mata pencaharian utama masyarakat Kenagarian Sariak Alahan Tigo.
Sampai pada tahun 2008, tokoh masyarakat bersama-sama mengajak petani-
petani beralih ke pertanian organik. Memang tidak mudah, tapi dengan
semangat dan usaha keras pada tahun 2013 PPO Santiago berhasil memperoleh
sertifikat organik dari LSO Sumatera Barat. (Lampiran 3). Dengan adanya
5
sertfikat, produk dari pertanian organik di PPO Santiago sudah diakui secara
nasional.
Kenagarian Sariak Alahan Tigo memiliki luas area 26.328 Ha dan
memiliki 18.453 jiwa penduduk, 4.131 jiwa diantaranya adalah jumlah kepala
keluarga yang berprofesi sebagai petani. Dari 4.131 jiwa tersebut, 3.748 jiwa
adalah petani padi. Kegiatan pertanian juga ditopang oleh kelompok tani yang
berjumlah 18 kelompok, diantara 18 kelompok tersebut hanya 9 kelompok
yang aktif yang ditandai dengan turin melaksanakan pertemuan bulanan. Dari 9
kelompok tersebut hanya satu kelompok yang berbasis pertanian organik yaitu
PPO (Pekumpulan Petani Organik) Santiago Nagari Sariak Alahan Tigo
(Laporan Tahunan UPT P3K Kecamatan Hiliran Gumanti, 2016)
Angka-angka perbadingan antara total petani, petani yang tergabung
kedalam kelompok dan petani yang melakukan pertanian organik yang sangat
sedikit membuktikan bahwa masih sedikit dari petani yang mau untuk
melakukan pertanian organik. Hal ini bisa dikarenakan beberapa hal. Menurut
Widiarta (2010;100) petani menganggap bertani organik itu lebih
membutuhkan ketelitian, harus menggunakan bibit varietas lokal yang masa
berbuahnya lebih lama dibandingkan varietas hibrida, sehingga panen akan
lebih lama dibandingkan bertani konvensional.
Hal ini akan mengarah bahwa adanya perbedaan antara usahatani padi
organik dan padi anorganik. Perbedaan bisa terjadi dalam usahatani seperti
kultur teknis, penggunaan tenaga kerja, pemeliharaan tanaman serta biaya-
biaya yang ada pada masing-masing usahatani. Apabila telah adanya perbedaan
biaya, tentulah ada perbedaan dari penerimaan, pendapatan dan keuntungan
usahatani. Terlebih lagi dari kenyataan yang kita temui bahwa harga dari
produk organik yang lebih mahal tentu akan memicu keinginan untuk
berusahatani organik. Tetapi kenyataannya masih sedikit petani yang memilih
untuk mengusakana padi organik dibandingkan padi anorganik. Untuk
membuktikan pemikiran yang timbul dengan melihat kenyataan, peneliti
merasa perlu melakukan penelitian ini. Selain membandingkan usahataninya,
peneliti juga akan melihat apa alasan petani memilih mengusahakan padi
6
organik dan apa pula alasan petani mengusahakan padi anorganik yang jelas-
jelas harga padi organik lebih mahal dibandingkan padi anorganik.
Dari uraian diatas, bisa dipetakan beberapa hal yang menjadi
pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana perbandingan usahatani padi organik dan padi anorganik di
Nagari Sariak Alahan Tigo?
2. Kenapa petani memilih untuk mengusahakan padi organik di Nagari
Sariak Alahan Tigo?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka peneliti merasa
tertarik dan perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Perbandingan Usahatani Padi Organik dengan Padi Anorganik di
Kenagarian Sariak Alahan Tigo Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten
Solok”
Penelitian dengan judul ini penting dilakukan dengan melihat berbagai
pertimbangan diantaranya telah benyak penelitian mengenai perbandingan
usahatani padi organik dengan padi anorganik tetapi belum ada penelitian yang
membahas sampai ke penjelasan kenapa petani mau mengusahakan pertanian
padi organik itu sendiri. Beberapa kasus ditemukan bahwa petani memilih
mengusahakan untuk bertani organik dikarenakan kepuasan sendiri yang
mereka dapatkan, biaya lebih murah dan harga produk organik yang lebih
mahal (Oehafl, 1978:147). Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menggali
lebih dalam mengenai alasan petani yang ada di Nagari Sariak Alahan Tigo
untuk mengusahakan pertanian padi organik.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis perbandingan usahatani padi organik dan padi anorganik di
Nagari Sariak Alahan Tigo.
2. Mendeskripsikan alasan petani memilih mengusahakan padi organik di
Nagari Sariak Alahan Tigo.
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang telah dilakukan ini adalah:
1. Bagi penulis, untuk menambah pemahaman dan penerapan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang usahatani dan pertanian organik.
2. Bagi akademisi, sebagai sumbangan ilmu pengentahuan mengenai
usahatani dan pertanian organik dan untuk dijadikan bahan referensi pada
penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertanian Organik
1. Defenisi Pertanian Organik
Menurut Untung (1997) dalam Sudirja (2008 : 1) pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat
diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui
(unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan
dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang
dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi,
serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih
mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan.
The Agricultural Research Service (USDA) dalam Jurnal Litbang
Pertanian (2007:126) mendefenisikan pertanian berkelanjutan sebagai pertanian
yang pada waktumendatang dapat bersaing, produktif, menguntungkan,
mengkonservasi sumber daya alam, melindungi lingkungan, serta menigkatkan
kesehatan, kualitas pangan, dan kesehatan. Di kalangan para pakar ilmu tanah atau
agronomi, istilah sistem pertanian berkelanjutan lebih dikenal dengan istilah
LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) atau LISA (Low Input
Sustainable Agriculture), yaitu sistem pertanian yang berupaya meminimalkan
penggunaan input (benih, pupuk kimia, pestisida, dan bahan bakar) dari luar
ekosistem, yang dalam jangka panjang dapat membahayakan kelangsungan hidup
sistem pertanian (Salikin, 2011:11).
Istilah pertanian organik dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan
langsung dari organik agriculture dan organik farming yang ditemui dalam
literatur-literatur berbahasa inggris. Istilah pertanian organik mulai populer pada
tahun 1980-an. Beberapa kalangan kemudian mencoba mencari padanan katanya
atau mencoba mengadaptasikannya dengan bahasa lokal. Lalu, lahirlah istilah
pertanian alamiah, pertanian alami, pertanian selaras alam, dan sebagainya. Oleh
kebanyakan dari metode yang digunakan dalam bertani organik berasal dari
9
Selain itu, alasan-alasan seperti jenis usahatani, ketersediaan tenaga kerja, dan
skala usaha juga bukan merupakan alasan yang kuat juga. Ferto and Forgacs
(2007) menjelaskan bahwa keenam alasan yang mereka temukan dilapangan
adalah pada negara Hungaria yang baru menerapkan pertanian organik, yaitu:
1. Pasar yang tersedia untuk produk organik adalah adanya permintaan dan
penawaran untuk produk organik itu sendiri. Maka pada topik data ini
akan diamati permintaan dan penawaran dari produk organik itu sendiri.
2. Kontrak yang tersedia adalah adanya kerjasama dan perjanjian antara
petani dengan pedagang yang akan memasarkan produk organik.
3. Skema pengalaman negara lain adalah alasan petani memilih bertani
organik didorong oleh pengalaman negara lain yang sudah memulai
organik terlebih dahulu. Untuk topik data ini kurang relevan digunakan
karena penelitian hanya berskala kenagarian.
4. Ketersediaan tenaga kerja. Topik data ini bisa dikembangkan dengan
melihat bagaimana perbandingan tenaga kerja yang digunakan oleh petani
organik dan anorganik.
5. Skala usaha. Menurut Indra (2011:3) skala usaha bisa diartikan sebagai
luas lahan suatu usahatani. Hal ini bisa dilihat melalui apakah dengan
bertani organik luas lahan yang diusahakan bertambah atau tidak.
6. Keberhasilan berusahatani organik. Menurut Indra (2011:3) keberhasilan
berusahatani bisa dilihat dari peningkatan keuntungan, berarti apabila
keuntungan meningkat dengan mengusahakan padi organik berarti
usahatani bisa dikatakan berhasil.
Sedangkan temuan dari Farmia (2008) yang melakukan penelitian terkait
petani dan pertanian organik di bantul menjelaskan bahwa tingkat pendidikan
petani tidak berpengaruh secara siginifkan terhadap tinggi atau rendahnya petani
yang menerapkan pertanian organik.
13
B. Pertanian Anorganik
Sistem pertanian anorganik atau konvensional terbukti mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara global, khususnya di bidang
pertanian. Salah satu contoh di Indonesia adalah mampu berswasembada pangan
(terutama beras) sejak tahun 1983. Tetapi sistem pertanian konvensional tersebut
tidak terlepas dari resiko dampak negatif yang ditimbulkan, meningkatnya
kebutuhan pangan yang sering dengan laju pertambahan penduduk, menuntut
peningkatan terhadap penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida
(Wulandari, 2011:18).
Menurut Winangun (2005) dalam Wulandari (2011:18) beberapa dampak
negatif yang ditimbulkan dari sistem pertanian konvensional yaitu:
a. Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia pertanian dan
sedimen.
b. Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena pesitisida
maupun bahan aditif pakan
c. Pengaruh negatif senyawa kimia pertanian tersebut pada mutu dan kesehatan
makanan.
d. Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetic flora dan fauna
yang merupakan modal utama pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture)
e. Peningkatan daya ketahanan organisme pengganggu terhadap pestisida
f. Penurunan daya produktivitas lahan karena erosi, pemadatan lahan, dan
berkurangnya bahan organik
g. Munculnya resiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pertanian.
14
2. Perbedaan Usahatani
Menurut Andoko (2002) dalam Wulandari (2011:20), terdapat beberapa
perbedaan yang harus diperhatikan dalam menanam padi organik yaitu, penyiapan
lahan, pemberian pupuk, dan pengendalian organisme pengganggu. Pada tahap
persiapan lahan, sebaiknya tanah dan air digunakan untuk pertanian organik harus
terbebas dari pestisidadan kandungan berbahaya kimia lainnya. pada tahap ini,
petani melakukan pengolahan sawah dengan cara membajak menggunakan traktor
dan kerbau. Setelah itu, pemberian pupuk kandang usahatani padi organik dapat
dilakukan dengan cara ditebarkan merata keseluruh permukaan lahan.
Pada usahatani padi organik, pupuk yang digunakan seluruhnya berupa
pupuk organik seperti pupuk kandang dan bokashi sebanyak 2 ton/ha. Sedangkan
pada usahatani padi anorganik, pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia seperti
urea, TSP, KCl. Pada pertanian padi organik, dosis pemupukan dengan pupuk
kimia semakin meningkat dari tahu ke tahun, sedangkan pada pertanian padi
organik, dosis pemupukan cendrung menurun. (Wulandari, 2011:22)
Selain itu, perbedaan usahatani padi organik dan padi anorganik juga
dapat dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan. Secara ekonomis, usahatani padi
organik lebih menguntungkan dibandingkan usahatani padi anorganik. Hal ini
terjadi karena biaya yang dikeluarkan pada usahatani padi organik lebih kecil dari
pada usahatani padi anorganik. Secara rinci perbandingan biaya operasional
usahatani padi secara organik dan anorganik dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Andoko (2002) dalam Wulandari (2011:21) menunjukkan bahwa biaya
usahatani padi organik lebih rendah dibandinglan biaya usahatani padi organik.
Proporsi biaya tertinggi pada usahatani padi organik adalah biaya pemanenan
dengan presentase sebesar 26,31 persen, sedangkan proporsi biaya tertinggi pada
usahatani padi organik adalah biaya pembelian pupuk pembelian pupuk urea, KCl,
dan TSP dengan presentase sebesar 36,16 persen.
16
D. Usaha Tani
1. Konsep Usahatani
Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan
modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Pelaksanaan
organisasi itu sendiri diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang–orang.
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa usahatani terdiri atas manusia petani
beserta keluarganya, tanah beserta beserta fasilitas yang ada diatasnya seperti
bangunan–bangunan atau saluran air serta tanaman ataupun hewan ternak
(Soeharjo dan Patong, 1973:10).
Menurut Soekartawi (1986:5) menyatakan bahwa ilmu usahatani pada
dasarnya memperhatikan cara–cara petani memperoleh dan memadukan sumber
daya yang ada seperti lahan, tenaga kerja, modal, waktu dan pengelolaan
(manajemen) yang terbatas ketersediaannya untuk mencapai tujuannya. Sedangkan
Suratiyah (2011:8) mendefinisikan usahatani sebagai ilmu yang mempelajari
bagaimana seorang mengusahakan serta mengkoordinir faktor– faktor produksi
berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat
yang sebaik–baiknya. Pengertian lain bahwa ilmu usahatani merupakan ilmu yang
di dalamnya mempelajari bagaimana seseorang dapat mengalokasikan sumberdaya
yang dimilikinya secara efektif dan efisien agar mencapai tujuan dan memperoleh
keuntungan yang tinggi.
Kegiatan usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor–faktor yang bekerja
dalam usahatani. Faktor–faktor tersebut menurut Suratiyah (2011:15) ialah factor
alam, tenaga kerja dan modal. Faktor alam dalam usahatani dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor tanah dan lingkungan alam sekitar. Faktor tanah yang
berpengaruh misalnya ialah jenis tanah, sturktur tanah dan kesuburan tanah yang
digunakan untuk usahatani. Tanah pun memiliki sifat yang tidak dapat dipindah–
pindahkan, hanya bisa dipindah tangankan dan bersifat tetap. Sehingga
18
berdasarkan hal tersebut maka tanah dapat pula dianggap sebagai salah satu factor
produksi usahatani meskipun di bagian lain juga dapat berfungsi sebagai factor
atau unsur pokok dari modal. Faktor alam sekitar yang dapat mempengaruhi
kegiatan usahatani yaitu iklim yang berkaitan dengan ketersediaan air, suhu udara,
musim hujan atau kemarau dan lain sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa
usaha pertanian adalah salah satu usaha yang sangat peka dengan keadaan alam.
Faktor lainnya yang penting ialah tenaga kerja dalam usahatani. Tenaga
kerja tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja keluarga dan tenaga
kerja luar keluarga. Hal ini berkaitan dngan peranan tenaga kerja keluarga yang
sangat menentukan biaya, jika kegiatan usahatani masih dapat dikerjakan oleh
tenaga kerja dalam keluarga sendiri maka petani tidak perlu untuk mengupah
tenaga kerja dari luar keluarga. Sehingga terjadi penghematan pada biaya tenaga.
kerja. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga sangat tergantung pada luas
usahatani, pendapatan keluarag petani (termasuk dari luar usahatani) dan jumlah
tenaga kerja dalam keluarga. Semakin luas usahatani, semakin besar pendapatan
semakin besar pula kemampuan petani untuk membayar tanaga kerja luar.
Modal dalam usahatani merupakan faktor bahkan syarat mutlak untuk
menjalankan usahatani. Suratiyah (2011:35) menyatakan bahwa tanah dan alam
sekitarnya merupakan faktor produksi asli, sedangkan modal serta peralatan
merupakan substitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja. Dengan modal dan
peralatan, faktor produksi tanah dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang
lebih baik bagi manusia dan juga dapat dihemat. Dilihat dari sisi ekonomi
perusahaan modal merupakan barang ekonomi yang dapat digunakan untuk
memproduksi kembali atau modal adalah barang ekonomi yang dapat digunakan
pula untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan.
Kegiatan usahatani dapat berjalan jika di dalamnya terdapat manajemen
yang baik dari adanya peran petani itu sendiri sehingga petani dapat dikatakan
sebagai manajer. Petani dengan kreativitas yang tinggi akan lebih mampu
mengelola usahataninya dengan baik yang pada akhirnya dapat menentukan
jumlah produksi dan keberhasilan suatu usahatani. Petani sebagai manajer harus
19
2. Penerimaan Usahatani
Penerimaan adalah hasil kali dari jumlah produksi total dengan harga
satuan yang berlaku (Suratiyah, 2011:64) penerimaan bisa dilihat dengan
persamaan berikut:
TRi = Yi x Pyi
Dimana : TRi = Total penerimaan (Rp/Kg/MT)
Yi = jumlah produksi padi (Kg/MT)
Pyi = harga jual padi (Rp/Kg)
3. Pengeluaran Usahatani
Pengeluaran usahatani secara umum meliputi pengeluaran dibayarkan dan
pengeluaran yang diperhitungkan. Perhitungan kedua biaya tersebut harus
dipisahkan dalam perhitungannya hal ini akan berkaitan dengan kegiatan produksi
pada waktu saat dan produksi yang akan datang. Pengeluaran tunai atau biaya
tunai usahatani merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian
barang dan jasa bagi usahatani baik secara tunai ataupun kredit, sedangkan
pengeluaran tidak tunai atau biaya diperhitungkan ialah pengeluaran berupa nilai
barang dan jasa untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda, seperti
halnya jika usahatani menggunakan mesin–mesin maka nilai penyusutan dari
mesin tersebut harus dimasukan kedalam biaya pengeluaran tidak tunai dan
digunakan untuk menghitung pendapatan kerja petani jika bunga modal dan nilai
tenaga kerja keluarga diperhitungkan.
4. Pendapatan Usahatani
Kegiatan usahatani sebagai satu kegiatan untuk memperoleh produksi di
lahan pertanian, akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang
20
5. Keuntungan Usahatani
Keuntungan usahatani merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya
total atau biaya yang dibayarkan ditambah dengan biaya yang diperhitungkan.
Keuntungan ini bisa dilihat melalui persamaan berikut:
K = (Yi.Pyi) – BT
Dimana : K = Keuntungan usahatani (Rp)
Yi = jumlah produksi padi (Kg/MT)
Pyi = harga jual padi (Rp/Kg)
BT = biaya total (Rp/Ha/MT)
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang akan saya lakukan ini memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian terdahulu yaitu Analisis perbandingan Pendapatan Usahatani
Padi Organik dengan Padi Anorganik (Kasus: Kelurahan Sindang Barang dan Situ
Gede, Kecamatan Bogor) oleh Wulandari (2011). Beliau menemukan bahwa
pendapatan atas biaya tunai dan biaya total per hektar dan per kg output per musim
tanam yang diterima usahatani padi organik lebih besar dibandingkan usahatani
padi organik. Dilihat dari nilai R-C usahatani padi organik lebih besar
dibandingkan anorganik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu topik penelitian yang membahas mengenai perbandingan usahatani padi
organik dan anorganik. Sedangkan perbedaan nya yaitu, selain lokasi penelitian
perbedaan juga terletak pada tujuan penelitian, penelitian terdahulu tidak
membahas alasan kenapa petani memilih untuk bertani organik.
21
1
hasil wawancara peneliti dengan salah satu pengurus PPO Santiago 29 Desember 2016
pukul 16.15 WIB.
21
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari lembaga dan instansi terkait dengan seperti
Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Hiliran Gumanti, Badan Pusat Statistik
Sumatera Barat, dan studi kepustakaan.
F. Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, analisis yang digunakan adalah
deskriptif kuantitatif untuk tujuan satu dan dua, deskriptif kualitatif untuk tujuan
ketiga.
1. Untuk tujuan pertama yaitu, analisis usahatani yang terdiri dari penerimaan,
pendapatan, dan kentungan. Sebelum menghitung penerimaan, pedapatan dan
keuntungan perlu untuk menentukan biaya-biaya. Adapun jenis biaya pada
usahatani adalah biaya yang dibayarkan dan biaya yang diperhitungkan. Biaya
yang dibayarkan seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Kemudian untuk biaya yang diperhitungkan, akan digunakan rumus untuk
mencari biaya penyusutan yaitu (Suratiyah, 2006:38):
Biaya penyusutan
G. Kerangka Pemikiran
Usahatani padi
Usahatani Padi Organik
Anorganik
Pendapatan Pendapatan
Nagari Sariak Alahan Tigo memiliki kelompok tani padi organik yang
paling luas di Sumatera Barat yaitu Perkumpulan Petani Organik atau PPO
Santiago. PPO Santiago memilikianggota 51 orang. Berarti ada 51 orang yang
mengusahakan pertanian padi organik. Angka ini sangat jauh apabila dibandingkan
dengan total petani yang ada Nagari Sariak Alahan Tigo. Dalam penelitian ini,
peneliti akan membandingkan usahatani padi organik dan anorganik di Nagari
Sariak Alahan Tigo. Apakah ada perbedaan biaya dan pendapatan antara usahatani
padi organi dan usahatani padi anorganik. Kemudian peneliti akan
mendeskripsikan alasan petani padi organik mengusahakan pertanian organik.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Nagari Sariak Alahan Tigo merupakan salah satu dari tiga nagari yang
ada di Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten Solok. Secara geografis Nagari
Sariak Alahan Tigo berbatasan dengan Kecamatan Tigo Lurah di bagian Utara,
Kecamatan Pantai Cermin di bagian Selatan, Nagari Talang Babungo di Bagian
Barat, dan nagari Sungai Abu di bagian Timur. Nagari Sariak Alahan tigo terdiri
dari delapan jorong yaitu, Jorong Sariak Ateh, Jorong Sariak Bawah, Jorong Pinti
Kayu, Jorong Talaok, Jorong Sungai Pangalek, Jorong Sianggai-anggai, Jorong
Taratak Teleng, Jorong Lurah Gadang.
Nagari Sariak Alahan Tigo terletak pada ketinggian antara 650-1450
mdpl, memiliki suhu rata-rata 15-24ºC dengan curah hujan 4500 mm/tahun.
Nagari Sariak Alahan Tigo memiliki kondisi topografi yang beragam. Kondisi
topografi yang beragam ini bisa dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4. Data Penggunaan Lahan di Nagari Sariak Alahan Tigo tahun 2006-2010
Luas Lahan
No Jenis 2006 2007 2008 2009 2010
1 Pemukiman 170 172 175 178 180
2 Pertanian 1.136 1.145 1.145 1.350 1.453
3 Perkebunan 1.497 1.510 1.550 1.700 1.825
4 Peternakan 62 62 62 64 645
5 Perikanan 58 58 58 58 58
6 Lahan Tidur 2.036 2.025 2.022 2.020 2.018
7 Hutan 5.241 5.228 5.188 4.830 4.602
Sumber: Ekspos Walinagari Sariak Alahan Tigo, 2011
Tabel 4 menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang paling luas di
tempati oleh pertanian, yaitu lahan basah atau lahan padi sawah. Disusul oleh
perkebunan yang disini ialah perkebunan yang dimiliki rakyat seperti karet dan
kapulaga. Kemudian Nagari Sariak Alahan Tigo masih memiliki hutan dan lahan
tidur yang luas. Keadaan yang masih baik ini yang dimanfaatkan oleh petani
yang sadar akan bahaya pupuk dan obat kimia yang kemudian menggalakkan
pertanian padi organik yaitu PPO Santiago atau Perkumpulan Petani Organik
Sariak Alahan Tigo.
2. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk di Nagari Sariak Alahan Tigo adalah 6.389 jiwa
dengan kepadatan penduduk 66,37 jiwa/km2. Jumlah penduduk perempuan
adalah 3.188 jiwa dan 3.201 untuk jumlah penduduk laki-laki. Apabila dilihat
dari jumlah kepala keluarga Nagari Sariak Alahan Tigo memiliki 1.658 KK
dengan 1.438 diantaranya KK laki-laki dan 220 diantaranya KK perempuan.
Jorong yang memiliki penduduk paling banyak adalah Jorong Taratak Teleng
yaitu terdiri dari 1.263 jiwa. Untuk lebih jelas akan dijelaskan pada tabel berikut:
29
Selain sebagai wadah belajar, peran penting PPO Santigo adalah untuk
pemasaran dari produk yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dalam anggota
PPO Santiago yang untuk sekarang produknya adalah beras organik. PPO Santiago
menerima dalam bentuk gabah yang nantinya akan di packaging dalam kemasan
yang menarik. PPO Santiago sudah mampu menembus pasar nasional melalui
salah satu NGO yaitu Javara. Javara membeli produk yang dihasilkan PPO
Santiago yang kemudian di repackaging dan tetap menampilkan label dari PPO
Santiago.
Meskipun pasar yang sangat menjanjikan PPO Santiago tetap
memegang nilai-nilai bahwa hasil padi organik yang sehat itu haruslah dinikmati
oleh petani dan keluarganya sendiri terlebih dahulu. Oleh karena itu, PPO Santiago
hanya akan membeli setengah dari hasil panen petani anggota kelompok. Sisanya
haruslah mereka konsumsi sendiri. Hal ini sangat ditekankan oleh ketua kelompok
nya mengingat selama ini petani hanya memakan padi yang masih menggunakan
bahan kimia dalam budidayanya.
Sayangnya pada masa penelitian, sertfikasi dari PPO Santiago sendiri
telah habis masa berlakunya (Lampiran 3) namun berkat tekad dan kegigihan
masing-masing anggota dan pengurus PPO Santiago sedang mengusulkan
perpanjangan sertfikasi guna kelanjutan dari kelompok tani tersebut.
Sebagai salah satu kelompok tani yang selalu bergerak maju, PPO
Santiago akan menambah anggota mereka dan menambah jenis produk mereka
untuk kepengurusan selanjutnya. Adapun produk yang akan mereka hasilkan
selanjutnya adalah rempah-rempah atau bumbu-bumbu organik.
C. Identitas Responden
Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang
petani yang terdiri dari 30 orang petani padi organik yaitu anggota kelompok
petani organik dan 30 orang petani padi anorganik. Berdasarkan data primer
(Lampiran 5 dan 6) yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuisioner
34
kepada petani padi organik, identitas responden yaitu umur, pendidikan terakhir,
luas lahan dan status kepemilikan lahan akan dijelaskan sebagai berikut
1. Umur
Umur petani padi organik dan anorganik yang menjadi responden pada
penelitian ini berkisar antara 26 sampai dengan 71 tahun. Rata-rata usia petani
padi organik adalah 42 tahun, sedangkan rata-rata umur petani padi anorganik
adalah 47 tahun. Rata-rata kelompok umur petani padi organik yang paling banyak
adalah 26-33 tahun yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 30%. Sedangkan pada
responden petani padi anorganik yang paling banyak adalah kelompok umur 34-41
yaitu sebanyak 8 orang atau sebesar 27%. Secara rinci kelompok umur responden
petani organik dan anorganik dapat dilihat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Kelompok Umur Responden Petani Padi Organik PPO Santiago dan
Petani Padi Anorganik di nagari Sariak Alagan Tigo
Petani Padi Organik Petani padi Anorganik
No Umur
Jumlah (orang) % Jumlah (orang) %
1. 26-33 9 30,0 2 6,0
2. 34-41 7 23,0 8 27,0
3. 42-49 5 17,0 7 23,5
4. 50-57 5 17,0 7 23,5
5. 58-65 3 10,0 5 17,0
6. 66-73 1 3,0 1 3,0
Jumlah 30 100 30 100
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang ditempuh oleh petani padi organik dan petani padi
anorganik terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Tingkat pendidikan
formal yang ditempuh oleh petani organi dan anorganik adalah mulai dari SD
sampai dengan Perguruan Tinggi. Pendidikan terakhir petani padi organik dan
anorganik sebagian besar adalah SD masing-masing sebanyak 14 dan 13 orang
35
3. Luas Lahan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa luas lahan
yang diusahakan rata-rata petani padi organik adalah 0,39 Ha (Lampiran 5),
sedangkanluas lahan padi rata-rata yang diusahakan oleh petani padi anorganik
adalah 1,06 Ha (Lampiran 6). Luas lahan ini adalah komponen yang sangat
penting dalam perhitungan usahatani. Untuk padi organik, luas lahan petani
responden bisa diketahui dengan pasti karena sudah ada data penunjang yang
didapatkan dari kelompok tani PPO Santiago. Sedangkan untuk petani padi
anorganik supaya data lebih akurat, sebelumnya peneliti menanyakan kepada PPL
yang ada di Nagari Sariak Alahan Tigo bagaimana teknis menghitung luas lahan
pada pengamatan PPL sebelumnya, ternyata di luas lahan bisa diukur dengan
perbandingan penggunaan lahan. Biasanya penggunaan lahan di Nagari Sariak
Alahan Tigo bagi petani padi anorganik adalah 30kg bibit/hektar.
36
Tabel 10. Penggolongan Responden Petani Organik PPO Santiago dan Petani
Anorganik di Nagari Sariak Alahan Tigo
Luas Petani Padi Organik Petani padi Anorganik
No
Lahan (Ha) Jumlah (orang) % Jumlah (orang) %
1. <0,25 4 13,0 0 0,0
2. 0,25-0,5 21 70,0 5 17,0
3. 0,6-1 5 17,0 12 40,0
4. 1,1-1,5 0 0,0 13 43,0
Jumlah 30 100 30 100
i. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi budidaya padi organik pada PPO Santiago adalah
lahan yang produktif dan telah disterilkan. Disterilakan artinya pada 2 tahun (4
kali musim tanam) terakhir lahan ini tidak lagi tercampur dengan pupuk kimia
anorganik. Umumnya pada PPO Santiago lahan anggota kelompok tani ini
terletak pada satu hamparan, sehingga sangat kecil kemungkinan akan
terkontaminasi oleh pupuk kimia anorganik dari usahatani padi anorganik. Tetapi
ada juga usahatani padi anorganik pada hamparan tersebut. Untuk pembatas
digunakan enceng gondok untuk menetralisirkan kandungan zat kimia yang
masuk kedalam sawah.
Selain dibatasi oleh enceng gondok, sebagai penanda lahan padi
organik petani juga menanami tanaman sejenis tanaman piladang disekitar lahan
organik mereka.
yaitu pupuk kompos yang terbuat dari campuran kotoran kandangan dan
pembusukan jerami sisa panen sebelumnya. Untuk takaran pupuk sebenarnya
tidak diatur secara pasti oleh kelompok. Sesuai dengan alasan terbentuk nya PPO
Santiago yaitu untuk meringankan biaya, pupuk organik pun akan digunakan
sesuai dengan ketersediaan oleh petani itu sendiri. Ada yang menggunakan
pupuk kompos yang didapatkan dari ternak mereka sendiri. Ada juga yang
membeli pupuk kandang sebagai bahan dasar pupuk kompos dari peternak lain.
Teknisnya petani yang selesai panen akan membersihkan lahannya dan
mulai merencanakan untuk musim tanam selanjutnya. Sisa jerami panen
sebelumnya akan diangkut dan dibusukkan didalam onggokan yang juga telah
diisi dengan kotongan ternak. Sementara lahan diolah dan disiapkan untuk
penanaman selanjutnya.
iii. Pengolahan Lahan
Sebelum dilakukan pengolahan lahan, dilakukan permbesihan saluran
pengairan dan perbaikan pematang sawah. Jerami sisa panen sebelumnya di
bersihkan dan disimpan separuhnya untuk pembuatan pupuk untuk musim tanam
selanjutnya dan separuhnya lagi dibenamkan untuk menyuburkan sawah.
Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan dengan cara pembajakan menggunakan
hand tractor atau hewan ternak ataupun cangkul untuk penggemburan tanah.
Proses ini bertujuan untuk membolak-balikkan tanah yang ada di sawah untuk
meratakan dan melunakkan agar lebih mudah di olah. Kemudian hari berikutnya
sawah yang telah di gemburkan tadi di aliri air untuk lebih sempurna. Hari ke-3
sawah kemudian dibajak lagi untuk melunakkan tanah dengan sempurna.
Kemudian baru ditebarkan pupuk yaitu campuran antara kotoran ternak dengan
jerami yang telah membusuk tadi. Pada lokasi penelitian, sebagian petani organik
hanya menebar pupuk pada saat pengolahan lahan sebagian lagi ada yang kembali
menebar pupuk pada saat usia padi 40-45 hari.
iv. Pembibitan/Persemaian
Pembibitan adalah proses menyediakan bibit bermutu dengan tujuan
mampu berproduksi sesuai dengan baik. Bibit yang digunakan dalam budidaya
39
padi organik PPO Santiago adalah penyisihan dari panen sebelumnya. Bibit ini
telah lulus uji sertfikasi oleh LSO Sumatera Barat yang kemudian pada musim
tanam selanjutnya kembali digunakan bibit hasil panen sebelumnya. Adapun
musim tanam saat dilakukan penelitian adalah misum tanam antara November-
Februari 2017.
Langkah awalnya dimulai dengan melakukan perendaman benih
terlebih dahulu dalam air garam agar dapat dilakukan penyeleksian benih. Agar
didapatkan benih dengan kualitas yang baik, setelah itu barulah benih ditaburkan
pada persemaian basah yang petakannya terletak di pintu air lahan sawah.
v. Penanaman
Setelah bibit yang ditanam berumur kurang lebih 20 hari dan siap
untuk dipidahkah ke lahan yang telah disiapkan masuklah ke proses selanjutnya
yaitu penanaman. Bibit yang ditanam adalah bibit yang memenuhi syarat dan
memenuhi syarat seperti tidak busuk dan memiliki panjang lebih kurang 20-25 cm.
Selanjutnya bibit ditanam dengan jarak tanam 25 x 25 cm dengan 4 bibit pada
masing-masing lubang.
vi. Pemupukan
Budidaya padi organik tentulah menggunakan pupuk organik. Pupuk
organik yang digunakan adalah pupuk kompos atau pupuk kandang bisa berbentuk
cairan ataupun berbentuk padat. Selain itu juga digunakan abu kayu sebagai pupuk
pada usahatani padi organik. Abu kayu ini di aplikasikan pada saat pengolahan
tanah. Pada usahatani padi organik PPO Santiago pupuk yang digunakan adalah
pupuk padat. Pupuk padat yang digunakan adalah pupuk organik yang terbuat dari
kotoran ternak, pembusukan tumbuhan hijau. Pupuk padat ini diaplikasikan
dengan cara ditebar ke lahan padi sawah.
Untuk waktu pemupukan padi organik dilakukan sebanyak 2 kali
dalam satu kali musim tanam. Pemupukan pertama dilakukan pada saat
pengolahan lahan yaitu pupuk dasar pada lahan. Kemudian pemupukan selanjutnya
dilakukan pada saat padi berusia 20-25 setelah dipindahkan, dan pemupukan
40
terakhir pada saat usia tanaman 40-45 hari. Tetapi rata-rata petani responden hanya
memupuk satu kali yaitu pada proses pengolahan lahan.
vii. Pemeliharaan (Penyiangan dan Pengairan)
Penyiangan adalah kegiatan membersihkan padi dari tanaman pengganggu
atau gulma. Penyiangan ini berguna untuk menghindari terjadinya kompetisi
perebutan zat makanan dan air mineral oleh tumbuhan utama dengan gulma. Oleh
karena itu harus dilakukan pemusnahan supaya gulma bisa dikendalikan dan tidak
mengganggu tanaman utama. Caranya adalah dengan menyiangi tanaman gulma
tersebut. Umunya, kegiatan penyiangain ini dilakukan 2 kali pada setiap musim
tanam. Namun anggota PPO Santiago melakukan penyiangan tergantung gulma
yang ada pada lahan saat musim tanam yang bersangkutan. Selain disiangi gulma
yang mengganggu biasanya juga disemprotkan obat-obatan yang terbuat dari
campuran ari kelapa, ragi dan air pembusukan kulit coklat.
Pengairan adalah pemberian air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah
parakaran sesuai dengan jumlah, cara dan waktu yang tepat sehingga pertumbuhan
dan produksi tanaman optimal. Pada saat pengolahan tanah, air harus tergenang
dengan kedalaman 5-7 cm dan pintu air masuk dan keluar tertutup. Saat
penanaman, kondisi air dalam keadaan lembab, dan air hanya terdapat di parit di
sekeliling petakan sawah. Kondisi ini dipertahakan sampai usia tanaman memasuki
20-25 hari. Pada saat usia tanaman mencapi maksimum tinggi air harus melebihi 5
cm hingga 2 minggu sebelum panen. Lalu ketika akan panen air dibiarkan kering
guna memudahkan dalam proses panen. Pengairan pada budidaya padi organic di
PPO Santiago berasal dari pegunungan yang tidak tercemar oleh zat-zat kimia dari
budidaya tanaman lainnya.
viii. Pembuatan Pestisida dan Obat Organik
Dalam pemeliharaan akan ditemui hama yang akan mengganggu tanaman.
Dalam mengusahakan padi organik tentu saja harus menggunakan pestisida yang
juga terbuat dari bahan-bahan yang bebas zat kimia. Selain pestisida yang terbuat
dari bahan organik, pengaplikasin pestisida sendiri juga diatur, yaitu konsep yang
digunakan adalah pengendalian bukan pemberantasan, jadi semua serangga yang
41
memisahakan gabah dengan sisa-sisa panen yang tidak diperlukan. Setelah proses
ini selesai, maka gabah dimasukkan kedalam karung dan disimpan.
Supaya gabah menjadi beras, gabah atau padi tadi harus dijemur terlebih
dahulu supaya kandungan air padi menjadi lebih sedikit, biasangan penjemuran
padi dilakukan antara 1-2 hari tergantung keadaan cuaca pada lokasi tersebut.
Setelah di jemur dan gabah kering kembali dimasukkan kedalam karung untuk
dapat diangkut ke mesin penggilingan padi atau heler. Untuk padi organik
memiliki mesin penggilingan khusus yang dimiliki kelompok sedangkan padi
anorganik melakukan penggilingan di jasa penggilingan yang dimiliki warga.
Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana perbandingan pelaksanaan
Pertanian Organik di PPO Santiago dengan SOP Organik akan dijelaskan pada
tabel berikut:
Tabel 11. Perbandingan Pelaksanaan Pertanian Organik di PPO Santiago dengan
SOP Organik.
Keterangan Menurut SOP Organik Penerapan di Lapangan sesuai/tidak
1. Pemilihan Lokasi
Batasan Ada Batasan dengan lahan ada pembatas yaitu sesuai
Lahan konvensional tanaman piladang
Penetralisir ada kolam ada kolam enceng sesuai
Air penyaring/kolam filtrasi gondok sebagai filtrasi
Umur Lahan Ada sejarah lahan 3 tahun lahan telah melakukan sesuai
berorganik budidaya organik sejak
2008
2. Pengolahan Lahan
Awal Pembersihan lahan, pembersihan lahan dari sesuai
Pengolahan perbaikan pematang sawah jerami dan perbaikan
Lahan pematang
penggenangan penggenangan air selama penggenangan sawah tidak sesuai
sawah 10-15 hari hanya 3-4 hari
3. benih
kualitas benih benih organik benih hasil panen sesuai
sebelumnya
4. Persemaian
seleksi benih Penyeleksian benih dengan perendaman dengan air sesuai
air garam garam
43
Seperti lamanya penggenangan air pada lahan setelah di olah, menurut SOP
seharusnya waktu penggenangan air adalah 10-15 hari tetapi ternyata dalam
waktu 3-4 hari saja tanah sudah lunak dan sudah siap ditanami. Kemudian
ketidaksesuain pada umur bibi dipindahkan dari tempat persemaian yang
seharusnya dipindahkan pada umur 10-15 hari sedangkan di lapangan ditemukan
bahwa petani memindahkan pada umur 20-25 hari dengan alasan supaya bibit
yang dipidahkan lebih rentan dan OPT dan sinar matahari di lahan yang
sebenarnya. Selanjutnya perbedaannya yaitu pada pengendalian OPT, pada SOP
hanya ada penggenangan, perangkap dan pembuatan parit, tetapi dilapangan
ditemui bahwa petani juga menyemprot dengan obat organik beberapa kali dalam
musim tanam.
iv. Penanaman
Pada padi anorganik tanaman padi yang disemai akan dipindahkan
setelah umur 30-35 hari dengan jarak tanam yang sama dengan padi organik yaitu
25 x 25 cm tetapi dalam satu lubang lebih banyak bibit padi nya yaitu 5-8 bibit.
v. Pemupukan
Pada usahatani padi anorganik pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali
yaitu pada proses pengolahan lahan, pada usia padi 40 hari setelah dipindahkan
dan usia padi 100 hari setelah dipindahkan.
vi. Pemeliharaan (Penyiangan dan Pengairan)
Penyiangan adalah kegiatan membersihkan padi dari tanaman pengganggu
atau gulma. Penyiangan ini berguna untuk menghindari terjadinya kompetisi
perebutan zat makanan dan air mineral oleh tumbuhan utama dengan gulma. Oleh
karena itu harus dilakukan pemusnahan supaya gulma bisa dikendalikan dan tidak
mengganggu tanaman utama. Apabila gulma tersebut banyak dan tidak bisa diatasi
dengan pencabutan maka gulma akan disemprot dengan herbsida.
Pengairan adalah pemberian air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah
parakaran sesuai dengan jumlah, cara dan waktu yang tepat sehingga pertumbuhan
dan produksi tanaman optimal. Pada saat pengolahan tanah, air harus tergenang
dengan kedalaman 5-7 cm dan pintu air masuk dan keluar tertutup. Hal ini
dipertahankan sampai padi mengeluarkan bulir, pada saat mendekati masa panen
maka air akan dikurangi bahkan dikeringkan sehingga memudahkan untuk panen.
vii. Pengendalian OPT
Pada usahatani padi anorganik penyemprotan rutin dilakukan sebanyak 2
kali selama 1 kali musim tanama, yaitu pada hari ke-10 setelah pemupukan atau
masing-masing pada usia padi ke 50 hari dan 110 hari. Hal ini dikarenakan setelah
pemberian pupuk padi akan sangat subur dan mengundangan datangnya hama.
Oleh karena itu padi disemprot setelah pemberian pupuk.
viii. Pemanenan dan Pascapanen
Padi yang akan dipanen ditandai dengan menguning secara merata dan
berisi masing-masing bulirnya. Biasanya petani padi anorganik melakukan 2-3 kali
46
musim tanam dalam setahu. Cara pemanenan dilakukan dengan alat yang
sederhana. Hampir sama dengan padi organik yaitu dengan menggunakan alat
seperti sabit atau parang. Adapun caranya yaitu memotong batang padi dengan
bulir yang siap panen kemudian memukul batang padi ke bayu sehingga gabah
berjatuhan. Setelah itu dilakukan proses penganginan yaitu memisahakan gabah
dengan sisa-sisa panen yang tidak diperlukan. Setelah proses ini selesai, maka
gabah dimasukkan kedalam karung dan disimpan.
Supaya gabah menjadi beras, gabah atau padi tadi harus dijemur
terlebih dahulu supaya kandungan air padi menjadi lebih sedikit, biasangan
penjemuran padi dilakukan antara 1-2 hari tergantung keadaan cuaca pada lokasi
tersebut. Setelah di jemur dan gabah kering kembali dimasukkan kedalam karung
untuk dapat diangkut ke mesin penggilingan padi atau heler.
Untuk lebih jelas berikut dijelaskan perbandingan budidaya usahatani
padi organik dan anorganik dalam tabel berikut.
Tabel 12. Perbandingan Budidaya Padi Organik dengan Anorganik di Nagari
Sariak Alahan Tigo.
Kegiatan Budidaya Organik Anorganik
Pemilihan lokasi Dilakukan pemilihan Lokasi yang dipilih
lokasi yang sesuai adalah lokasi yang telah
dengan ketentuan digunakan sebelum-
organik. sebelumnya.
Pembuatan Pupuk Kompos Dilakukan pembuatan Tidak dilakukan
pupuk kompos pembuatan pupuk
kompos
Pengolahan Lahan Diolah dengan Diolah dengan
membajak kemudian membajak dan ditebar
ditebar pupuk kompos pupuk NPK hijau
Pembibitan/Persemaian benih diseleksi dengan Benih direndam dalam
perendaman air garam laruta obat-obat kimia
dan disemai sampai usia dan disemai sampai usia
20-25 hari 30-35 hari
47
petani padi biasa atau petani padi anorganik kira kira memakai benih sebanyak
30 -35 Kg/Ha. Pernyataan ini sesuai dengan temuan yang dilakukan di lapangan.
Adapun benih yang digunakan oleh petani anorganik adalah benih cisokan.
Hasil pengamatan di lapangan ini, berbeda dengan yang diperoleh oleh
Afrikri (2013) yang mengatakan bahwa Kelompok Tani Organik Lurah Sepakat
menggunakan benih yang lebih banyak dibandingkan petani padi konvensional
atau anorganik di sana. Hal ini disebabkan karena kebiasaan petani yang juga
untuk mengantisipasi kegagalan dalam satu rumpun. Berbeda dengan anggota
kelompok tani PPO Santiago yang sebelumnya telah mencoba praktik padi jajar
legowo dan padi tanam sabatang. Sehingga kebiasaan tersebut juga terbawa saat
melakukan praktik padi organik yang hanya menanam 4 bibit perumpun.
b. Penggunaan Tenaga Kerja
Pada usahatani padi sawah tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua
yaitu Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dan Tenaga Kerja Luar Keluarga
(TKLK). Penggunaan TKDK pada usahatani akan dihitung sebagai biaya yang
diperhitungkan, karena TKDK ini tidak dikeluarkan biaya nya secara langsung.
Kemudian TKLK akan dihitungsebagai biaya yang dibayarkan. Penggunaan
tenaga kerja padi organik dan padi anorganik akan berbeda dikarenakan
perbedaan kegiatan yang dilakukan, seperti adanya pembuatan pupuk kompos,
pembuatan pestisida nabati dan perontok gulma.
Apabila kita lihat dari kegiatan dalam usahataninya, usahatani padi
organik akan memerlukan tenaga kerja lebih banyak. Hal ini dikarenakan
usahatani padi organik lebih banyak mengerjakan kegiatan usahatani sendiri.
Penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak ini ditemukan di lapangan oleh
Afikri (2013) pada usahatani padi organik di Kelompok Lurah Sepakat, dimana
usahatani padi organik memerlukan 157 HKP total tenaga kerja sedangkan
usahatani padi anorganik hanya memerlukan 82 HKP. Adapun penggunaan
tenaga kerja pada usahatani padi organik dengan usahatani padi anorganik dapat
dilihat berdasarkan tabel berikut:
49
Tabel 13. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Padi Organik di PPO Santiago
dan Petani Padi Anorganik di Nagari Sariak Alahan Tigo.
No Kegiatan Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja (HKP/Ha)
Petani Padi Organik Petani padi Anorganik
TKDK TKLK TKDK TKLK
Persiapan dan Pengolahan
1. lahan 23 5 21 8
2. Pembuatan Pupuk 9 - - -
3. Persemaian 7 - 2 -
4. Penanaman 17 5 4 12
5. Pemupukan 11 - 3 4
Pemeliharaan (Penyiangan
6. dan Pengairan) 27 - 11 -
7. Pembuatan Pestisida Organik 11 - - -
Perndungan
Tanaman/Pengendalian OPT 8 - 2 4
8. Pemanenan 6 20 8 22
9. Pasca Panen 5 - 2 -
Total 127 30 50 50
hari, dalam waktu pengolahan lahan biasanya petani membutuhkan waktu sekitar 2
jam/hari untuk menyiapkan pupuk olahan mereka sendiri. Sampai tibanya lahan
siap untuk ditebari pupuk. Penebaran pupuk ini dilakukan ketika lahan sudah
selesai dibajak dan telah diairi dengan cukup. Barulah lahan siap untuk di tanam.
Sebagian petani tidak mengulang pemupukan, dikarenakan keterbatasan pupuk
kandang. Berbeda dengan petani anorganik yang pemupukan bisa di lakukan
sebanyak 3 kali termasuk pupuk dasar saat pengolahan. Selain TKDK juga
dibutuhkan Tenaga Kerja Luar Keluarga atau TKLK adapun kebutuhan petani padi
anorganik untuk TKLK adalah 30 HKP/Ha sedangkan petani padi anorganik
membutuhkan 50 HKP/Ha.
Untuk penanaman dan pemanenan petani di Nagari Sariak Alahan Tigo
masih memakai sistem julo-julo atau yang pada bahasa daerah disebut lambi hari
dimana dalam pengerjaan sawah-sawah dilakukan secara bersama-sama dan
bergiliran. Pada waktu penelitian dilaksanakan lambi hari memakai sistem upah
dengan uang bukan upah dengan gabah. Upah yang berlaku saat penelitian
berlangsung adalah Rp. 60.000,-/HK.
c. Pupuk dan Obat-Obatan
Pada usahatani padi organik, pupuk yang digunaka oleh petani adalah
pupuk kandang. Pupuk kandang adalah pupuk yang didapatkan dari kotoran ternak
yang kemudian didiamkan. Pada usahatani padi organik di lokasi penelitian rata-
rata penggunaan pupuk kandang adalah 39karung/Ha satu karung berisi 30 Kg
pupuk, maka sama dengan 1.170Kg/Ha. Tetapi menurut hasil wawancara dengan
petani ahli dan pengurus kelompok PPO Santiago tidak ada batasan minimal
dalam pemberian pupuk, dikarenakan terkadang petani hanya mendapatkan pupuk
dari hasil ternak mereka sendiri. Jadi berapapun kotoran ternak yang mereka miliki
sebanyak itu lah yang akan mereka masukkan kedalam lahan mereka. Pemberian
pupuk ini, biasanya dilakukan pada saat pengolahan lahan dan kadang diulang lagi
pada saat padi berusian 45 hari, kadang tidak diulang sama sekali.
Sedangkan untuk budidaya padi anorganik, ada beberapa macam pupuk
kimia yang dibutuhkan diantaranya NPK, Urea, Phonska, dan KCL yang masing-
51
masing 94Kg/Ha, 93Kg/Ha, 94Kg/Ha dan 61Kg/Ha. Pupuk ini didapatkan dari
pusat Kecamatan Hiliran Gumanti yang jaraknya lebih kurang 40km dari Nagari
Sanriak Alahan Tigo. Sebagian petani tidakBerikut untuk lebih jelas disajikan
dalam tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan Jumlah dan Biaya Pupuk Usahatani Padi Organik di PPO
Santiago dan Padi Anorganik di Nagari Sariak Alaham Tigo (Rp/Ha/MT)
- Pemanenan
- Pasca panen
3. Biaya Penyusutan Alat Biaya Penyusutan Alat
4. Bunga Modal Bunga Modal
5. Biaya Sewa Lahan Biaya Sewa Lahan
Analisis struktur biaya dilakukan dengan membandingkan komposisi
komponen-komponen biaya dalam usahatani padi organik dan anorganik
diakumulasikan menjadi total biaya. Perbedaan struktur biaya pada usahatani padi
organik dan anorganik dapat dilihat dari komponen biaya yang dibayarkan dan
biaya yang diperhitungkan. Biaya yang dibayarkan ini adalah biaya yang
dibayarkan petani secara tunai untuk memenuhi kebutuhan usahataninya. Pada
biaya yang dibayarkan usahatani padi organik untuk sarana produksi hanya
mengeluarkan biaya untuk mendapatkan pupuk kandang, sedangkan petani padi
anorganik memerlukan biaya selain untuk pengadaan pupuk juga memerlukan
untuk pembelian obat-obatan seperti pestisida dan herbisida.
Tabel 16. Perbandingan Biaya Usahatani Padi Organik PPO Santiago dengan
Usahatani Padi Anorganik di Nagari Sariak Alahan Tigo.
No Variabel Organik Anorganik
Biaya Dibayarkan (Rp/Ha)
1. Pupuk kandang 553.947 -
2. Pupuk kimia - 1.078.616
3. Biaya Obat - 44.965
4. TKLK 1.773.684 2.990.566
5. Pajak lahan milik pribadi 2.292 6.380
Total 2.333.663 4.018.597
Biaya Diperhitungkan (Rp/Ha)
1. Benih 133.991 160.377
2. Biaya obat 71.053 -
3. TKDK 7.721.053 2.979.245
5. Biaya Penyusutan 123.236 44.965
6. Bunga Modal 653.138 462.286
7. Sewa Lahan 502.632 531.667
Total 9.205.103 4.148.447
Total Biaya 11.538.766 8.167.044
54
Berdasaran tabel diatas, dapat kita lihat bahwa perbedaan antara usahatani
padi organik dan anorganik terletak pada item pengadaan sarana produksi. yaitu
benih dan pupuk, serta tenaga kerja yang digunakan, baik tenaga kerja dalam
keluarga maupun tenaga kerja luar keluarga. Pada usahatani organik biaya bisa
ditekan dengan harga pupuk yang lebih murah danpenggunaan tenaga kerja luar
keluarga lebih sedikit. Sedangkan pada usahatani anorganik biaya pupuk mahal
ditambah dengan penggunaan tenaga kerla luar keluarga lebih banyak. Kemudian
untuk lebih jelas akan dibahas struktur biaya dengan memisahakan antara biaya
yang dibayarkan dengan biaya yang diperhitungkan.
a. Biaya dibayarkan.
Sebelumnya telah dijelaskan variabel-variabel apa saja yang termasuk
ke dalam biaya yang dibayarkan yaitu pengadaan pupuk, upah tenaga kerja, dan
pajak lahan. Terhitung berdasarkan tabel sebelumnya bahwa biaya yang
dibayarkan pada usahatani padi organik adalah sebesar Rp. 2.333.663,-/Ha
sedangkan untuk padi anorganik adalah sebesar Rp. 4.018.597,-/Ha (Lampiran 15
dan 16). Sedangkan apabila kita lihat ditingkat petani rata-rata biaya yang di
bayarkan ditingkat petani adalah Rp. 886.792/petani untuk padi anorganik adalah
Rp. 4.259.713/petani. perbedaan ini diakibat oleh beberapa item yang berikut
akan dijelaskan lebih rinci.
Pupuk
Pada penelitian ini biaya pupuk dihitung berdasarkan harga pupuk
pada daerah penelitian dikalikan dengan kebutuhan pupuk pada satu kali musim
tanam kemudian dihitung berdasarkan kebutuhan masing-masing petani sesuai
dengan luas lahan yang mereka miliki. Perbedaan jenis pupuk juga akan
memberikan perbedaan kepada biaya pupuk. Pupuk yang digunakan pada
usahatani padi organik hanyak pupuk kandang dengan rata-rata biaya per Ha
yaitu Rp. 553.947,-. Pupuk ini didapatkan dengan membeli ke petani-petani lain
yang memiliki ternak.
55
b. Biaya Diperhitungkan
Biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya benih, upah Tenaga
Kerja Dalam Keluarga (TKDK) biaya penyusutan alat, dan bunga modal dan
biaya obat-obatan untuk pertanian organik serta sewa lahan. Seperti yang sudah
dijelaskan di tabel sebelumnya biaya diperhitungkan yang ditimbulkan usahatani
padi organik adalah sebesar Rp. 9.205.103,-/Ha sedangkan untuk usahatani padi
anorganik adalah sebesar Rp. 4.148.447,-/Ha dengan rincian biaya yang di
perhitungkan adalah benih, upah Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) biaya
penyusutan alat, sewa lahah dan bunga modal.
56
ada di sekitar petani. Dari hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa
pengerja usahatani padi organik memang lebih sulit dibandingkan usahatani padi
anorganik.
Biaya Penyusutan Alat
Biaya penyusutan alat dihitung dari umur ekonomis barang, dalam hal
ini umur ekonomis barang berkisar antara 2-5 tahun. Untuk alat-alat yang
digunakan berupa cangkul, sprayer. Untuk musim tanam ini petani anorganik
tidak ada yang menggunakan sprayer sendiri, melainkan mengupah, sehingga
pada data tidak ada penyusutan untuk sprayer. Adapun rata-rata biaya
penyusutan untuk petani padi organik adalah Rp. 123.236,- sedangkan untuk
petani anorganik adalah Rp. 44.956,-
Bunga Modal
Perhitungan bunga modal berdasarkan suku bunga modal pinjaman
yang berlaku di daerah penelitian yaitu sebesar 12% per tahun atas biaya yang
dibayarkan dan diperhitungkan. Maka untuk satu kali musim tanam bunga modal
sebesar 6% karena hanya 2 kali musim taman dalam setahun. Nilai bunga modal
yang diperoleh untuk usahatani padi organik sebesar Rp. 653.138,- sedangkan
untuk pertanian anorganik adalah sebesar Rp. 462.286,-
Sewa Lahan
Sewa lahan termasuk biaya yang diperhitungkan, dikarenakan semua
petani baik organik meupun anorganik memiliki lahan secara pribadi. Biaya
lahan sawah yang berlaku di lokasi penelitian adalah RP. 1.000.000/Ha. Maka
sewa lahan yang dipehitungkan pada usahatani padi organik adalah Rp. 502.732,-
sedangkan untuk anorganik adalah Rp. 531.667,-.
c. Biaya Total
Biaya total didapatkan dari penjumlahan antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya diperhitungkan, yang kemudian disajikan dalam tabel berikut:
58
Tabel 17. Biaya Total Usahatani Padi Organik PPO Santiago dan Usahatani
Anorganik di Nagari Sariak Alahan Tigo.
Biaya Rp/Ha/MT
Variabel
Organik Anorganik
Total biaya dibayarkan 2.333.663 4.018.597
Total biaya diperhitungkan 9.205.103 4.148.447
Biaya Total 11.528.766 8.167.044
d. Jumlah Produksi
Musim Tanam yang diamati adalah pada November-Februari 2017.
Proses usahatani yang dilakukan oleh petani akan menghasilkan produksi berupa
produk yaitu padi. Namun jumlah produksi ini tentulah berbeda-beda karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penggunaan benih, pupuk yang
digunakan, perawata dan lain-lain. Selain faktor produksi iklim dan cuaca juga
berpengaruh dalam jumlah output yang dihasilkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian yaitu
Nagari Sariak Alahan Tigo, jumlah produksi yang dihasilkan oleh pertanian padi
organik belum mampu melebihi jumlah produksi padi anorganik. Adapun rata-rata
59
produksi yang dihasilkan oleh padi organik adalah 3.522 Kg/Ha sedangkan untuk
padi anorganik adalah sebesar 2,317 Kg/Ha.
Untuk produksi kedua usahatani, didapatkan informasi bahwa produksi
mengalami penurunan, yang disebabkan oleh hama babi yang menyerang lahan
usahatani mereka. Namun tetap usahatani padi organik lebih unggul dibandingkan
usahatani padi anorganik. Menurut ketua PPO Santiago, biasanya petani padi
organik mampu menghasilkan 3.600/ha dalam setiap musim panen, tetapi
dikarenakan adanya serangan hama babi sehingga panen berkurang. Berdasarkan
hasil wawancara dengan PPL untuk Nagari Sariak Alahan Tigo, rata-rata produksi
petani padi anorganik adalah sebesar 2500 Kg/ha. Sedangkan hasil panen pada
musim tanam Februari – November 2017 hanyalah 2.317 Kg/Ha, disini didapatkan
bahwa Nagari Sariak Alahan Tigo mengalami penurunan. Hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu hama dan penyakit tanaman. Ternyata memang, haisl
panen yang menurun disebabkan oleh adanya gangguan hama babi pada periode
musim tanam Februari – November 2017. Berikut data produksi dijelaskan dalam
bentuk grafik.
Produksi
4000
3500
3000
2500
2000
Produksi
1500
1000
500
0
Organik Anorgani Selisih
e. Harga Padi
Harga padi yang dipakai dalam analisis ini adalah harga padi yang
berlaku pada saat panen di daerah penelitian. Harga padi usahatani organik dan
anorganik tentu berbeda, karena produk organik lebih sehat dan lebih mahal.
Adapun harga padi organik adalah sebesar Rp. 6.500,-/Kg sedangkan harga padi
anorganik adalah Rp. 5.000,-/Kg.
f. Penerimaan
Penerimaan pada usahatani padi adalah nilai uang yang diterima petani
dari hasil penjualan padi. Penerimaan dihitung berdasarkan harga padi yang
berlaku dikalikan dengan jumlah produksi padi per hektar dalam satu kali musim
tanam. Rata-rata penerimaan padi organik per hektar adalah Rp. 22.892.544,-/Ha
sedangkan untuk padi anorganik adalah Rp. 6.871.069 ,-. Perbedaan ini
disebabkan oleh harga dan jumlah panen yang lebih tinggi untuk padi organik
dibandingkan dengan anorganik.
g. Pendapatan Usahatani
Dalam usahatani padi, pendapatan merupakan penerimaan dikurangi
dengan semua biaya yang dibayarkan selama proses produksi. rata-rata pendapatan
per hektar petani organik adalah sebesar Rp. 20.558.881,- sedangkan anorganik
adalah Rp. 5.081.112 ,- perbedaan ini disebabkan oleh biaya yang dibayarkan
usahatani padi organik lebih rendah dibandingkan biaya usatani padi anorganik.
h. Keuntungan Usahatani
Setelah mengetahui pendapatan, selanjutnya bisa dilihat keuntungan
yang didapatkan oleh petani pada masing-masing usahatani. Keuntungan ini
didapatkan dari penerimaan dikurangan biaya total atau pendapatan dikurangan
biaya yang diperhitungkan. Pada usahatani padi organik keuntungannya cukup
tinggi dibandingkan usahatani padi anorganik yaitu Rp. 11.353.778/Ha sedangkan
61
Dari tabel diatas ada beberapa perbedaan yang sangat mencolok dari
masing-masing usahatani tani. Perbedaan tersebut yaitu biaya diperhitungkan,
produksi dan penerimaan. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa hal yang
berbeda dari usahatani padi organik dan anorganik. Perbedaan yang sangat jelas
dimulai dari kultur teknis. Sebenarnya apabila kita pahami ulang, kultur teknis
adalah hal yang dilkukan petani dalam segala kegiatan usahatani nya. Lahan untuk
masing-masing usahatani sama-sama dibajak sama diolah. Tetapi ada beberapa
perbedaan seperti, untuk padi organik mereka harus menyiapkan pupuk terlebih
dahulu. Sedangkan petani padi anorganik mereka cukup membeli pupuk yang
telah jadi dan menebarkan ke lahan, tetau saja pekerjaannya akan lebih mudah dan
tidak memakan waktu. Hal ini lah yang menyebabkan biaya diperhitungkan petani
padi organik lebih tinggi, karena banyak menggunakan tenaga kerja dalam
62
keluarga pada kegiatan kultur teknis. Selain itu pada pengadaan saprodi petani
padi organik mengambil banyak sumber daya atau bahan bahan yang tersedia di
alam. Sedangkan padi anorganik cukup membeli dan mendapatkannya dengan
pengorbanan yaitu pembelian dengan uang yang akan menjadi biaya yang
dibayarkan.
Perbedaan setelahnya yaitu produksi. Pada awal usahatani, hasil
produksi padi organik menurun drastis. Tetapi sesuai dengan teori bahwa lama-
kelamaan produksi padi organik akan meningkat dengan sendirinya karena lahan
yang telah subur. Mengingat bahwa usahatani padi organik di Nagari Sariak
Alahan Tigo dengan binaan PPO Santiago telah berumur kurang lebih 9 tahun ini
telah memiliki lahan yang subur dan baik, sehingga hasil produksi mereka telah
jauh melampaui usahatani anorganik, yaitu 3.522 Kg/Ha. Variabel produksi ini
juga mengakibatkan penerimaan yang diterima petani padi organik lebih tinggi.
Selain produksi yang tinggi penerimaan yang tinggi juga dipengaruhi harga yang
berbeda.
Dengan peoduksi yang tinggi dan harga yang lebih tinggi ini
meyakinkan kita bahwa usahatani padi organik lebih menguntungkan secara
ekonomi. Tetapi masih sangat banyak petani yang tidak sadar akan menfaat ini.
Maka akan dijelaskan juga kenapa petani padi organik memilih usahatani padi
organik dan kenapa petani anorganik tidak memilih mengusahakan padi organik.
Untuk penjelasannya, dijelaskan pada sub bab selanjutnya.
serta ketersediaan pasar. Peneliti juga tidak menutup adanya pernyataan baru yang
muncul dari petani responden.
Budidaya padi secara organik di Nagari Sariak Alahan Tigo telah
dimulai sejak tahun 2008, yang bermula dari gagasan beberapa orang petani untuk
memulai bertani bantuak saisuak yang kemudian meminta bantuan kepada
dinasdinas terkait untuk memberikan pelatihan dan sekolah lapang kepada petani.
Awalnya ketertarikan ini mungkin muncul dengan adanya pemberian insentif
kepada semua petani organik sebesar Rp. 300,-/kg panen mereka. Tetapi hal ini
tidak berlenjut dikarenakan sudah putus bantuan dari dinas. Kemudian pada tahun
2013 PPO Santiago berhasil mendapatkan sertifkat padi organik dari LSO
Sumatera Barat. Menurut salah seorang key informan hal ini menambah semangat
petani sebagai anggota kelompok yang sudah mendapatkan sertifikat.
Melihat dari kenyataan di lapangan dengan melakukan wawancara
yang mendalam dengan petani ada beberapa hal menarik yang ditemukan
mengenai alasan petani memilih untuk mengusahakan budidaya padi organik
dibandingkan tetap mengusahakan padi anorganik dengan kenyataan usahatani
padi anorganik telah berlangsung sejak dulu yang sudah menjadi kebiaasaan
petani. Biasanya dalam usahatani padi anorganik diperlukan biaya untuk
pembelian pupuk dan obat-obatan kimia untuk menjalankan usahatani padi
anorganik. Kemudian dikenalkan usahatani padi organik yang pupuk dan obat-
obatan didapatkan sendiri oleh petani dengan cara mengolahnya sendiri. pada
awalnya ini lah yang menjadi alasan petani untuk berpindah dari usahatani padi
anorganik menjadi usahatani padi organik. Tetapi tidak cukup sampai disitu, lahan
yang sebelum nya sudah terbiasa dengan pupuk, pada awal masa perpindahan
terjadi penurunan hasil panen yang tentu akan mengkhawatirkan petani. Kelompok
tetap meyakinkan petani bahwa untuk musim tanam selanjuthya hasil tanam akan
menjadi lebih baik.
Setelah dua tahun menjalankan usahatani padi organik, kelompok juga
berhasil menjalin kerjasama dengan salah satu NGO yaitu Javara untuk
memasarkan beras organik PPO Santiago ke tingkat nasional. Hal ini menjadi
64
penyemangat bagi petani untuk terus melakukan budidaya secara organik. Tetapi
kelompok menetapkan, yang bisa di jual ke kelompok hanyalah 50% dari hasil
panen anggota, sisa nya harus mereka konsumsi sendiri. PPO Santiago memiliki
tujuan, produk organik yang dihasilkan harus di konsumsi sendiri terlebih dahulu
oleh anggota kelompok. Supaya produk eksklusif juga dirasakan oleh petani yang
telah melakukan budidaya.
Melalui beberapa anggota kelompok yang telah memahami mengenai
usahatani padi organik, PPO Santiago tetap mengajak petani lain untuk tergabung.
Melalui anggota keluarga yang ada di PPO Santiago untuk menambah anggota
lainnya tergabung. Ajakan antar petani ini memang membuat petani lain ikut
tertarik untuk tergabung, jadi memang tidak semua anggota PPO Santiago
langsung tergabung dalam satu waktu. Butuh waktu untuk meyakinkan anggota
kelompok yang sekarang untuk mau bergabung mengusahakan padi organik di
PPO Santiago.
Apabila kita lihat dari tinjauan pustaka ada beberapa alasan yang
ditemukan oleh penulis mengenai alasan petani mengusahakan usahatani padi
organik. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, berikut akan dicoba
disajikan dalam bentuk diagram berikut:
biaya ajakan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis perbandingan usahatani padi
organik dan padi anorganik di Nagari Sariak Alahan Tigo Kecamatan Hiliran
Gumanti Kabupaten Agam, yaitu:
1. Untuk tujuan pertama didapatkan kesimpulan bahwa biaya yang
dibayarkan petani organik lebih kecil dibandingkan petani anorganik.
Dengan biaya total yaitu usahatani organik Rp 11.528.766/Ha dan
anorganik Rp. 8.167.044/Ha. Perbedaan ini dikarenakan biaya yang
diperhitungkan pada usahatani organik lebih tinggi dibandingkan
anorganik yang disebabkan oleh penggunaan tenaga kerja dalam keluarga
yang lebih banyak. Untuk produksi masing-masing ialah 3.522 Kg/Ha
untuk organik dan 2.317 Kg/Ha untuk anorganik. Kemudian untuk
pedapatan, pendapatan petani organik lebih tinggi yaitu Rp. 20.558.881/Ha
dan anorganik yaitu Rp. 2.722.622/Ha.
2. Untuk tujuan kedua didapatkan kesimpulan bahwa petani memilih untuk
bertani organik dengan alasan rendahnya biaya, adanya kepuasaan petani
dan ajakan oleh masing-masing petani. sedangkan untuk petani anorganik
alasan tidak beralih ke usahatani padi organik. Petani padi organik memilih
usahatani padi organik dikarenakan sedikit biaya (60%), kepuasaan (20%)
dan ajakan oleh petani lainnya (13%) serta adanya pasar (7%). Petani
anorganik tidak beralih usahatani organik dikarenakan produksi yang lebih
sedikit (47%) pengerjaan lebih sulit (37%) serta kurangnya ajakan (17%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan usahatani padi organik
dengan padi anorganik di Nagari Sariak Alahan Tigo, maka saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Usahatani padi organik prospektif untuk dikembangkan dan diterapkan karena
meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya.
68
Ferto, I dan Forgacs, C. 2007. The Choice Between Conventional and Organic
Farming, a Hungarian Example. Agroinform Publishing House. Budapest.
Oelhaf, Robert C. 1978. Organic Agriculture. Halsted Press Book. New York.
Reijntjes, Haverkort, dan Bayer. 2006. Pertanian Masa Depan, Pengantar untuk
Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Kanisius. Yogyakarta.
Saragih, S.E. 2008. Pertanian Organik Solusi Hidup Harmoni dan Berkelanjutan.
Jakarta : Penebar Swadaya
Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil.
UI-Press, Jakarta.
Takada, Naoya et al. 2004. Organic Farming Movement in Central Java. Japanese
Society for Tropical Agriculture 48(4). Japan.
Reg
0821715
Nag. Sarik Alahan Tigo Beras putih, beras merah, beras 15 Des 006/LSO- 15 Des Minggu Minggu Agustus
39039
2. PPO Santiago Hesriyeldi Kec. Hiliran Padi hitam 2013 SB/2013 2016 ke-4 Mei ke-3 April 2016
Gumanti Kab. Solok 2014 2015
Salak Pondoh 0812660 Jrg. Simpang Nag. Buah 5 Des Reg 4 Des Minggu Minggu Agustus
5. Organik Lima Nasril 78017 Ampang Pulai Segar Salak Pondoh 2013 024/LSO- 2016 ke-3 Juni ke-3 Mei 2016
72
Duri SB/2013 2014 2015
Kec. Koto XI Tarusan
Kab. Pesisir Selatan
Reg
0821706
Kelompok Tani Dewi Jrg. Kapalo Bukik Nag. Padi, Beras, buncis, cabe merah, cabe 5 Des 025/LSO- 4 Des Agustus
56702
6. Sehati Karlina Batu Payuang Sayur, rawit, terung, kacang panjang, 2013 SB/2013 2016 Minggu Minggu 2016
Palawija bawang merah, bawang daun, ke-3 Juni ke-2 Mei
Kec.Lareh Sago Halaban dan kacang tanah, jagung, serai 2014 2015
Biofarma
Kab. Limapuluh Kota ka
Reg
0853630
Kelompok Tani Jrg. Lubuak Simato Nag. 23 Des 026/LSO- 22 Des Agustus
18436
7. Tigo Alua Saiyo Hendri Sungai Antuan Padi Beras 2013 SB/2013 2016 Minggu Minggu 2016
Kec. Mungka Kab. ke-1 Juni ke-2 Mei
Limapuluh Kota 2014 2015
Reg
0853759
Kelompok Tani Jrg. Pauh Nag. Kamang Padi dan Beras, buncis, cabe, wortel, 23 Des 027/LSO- 22 Des Agustus
55774
8. Harapan Baru Ristayati Mudiak Sayur kentang, terung, tomat 2013 SB/2013 2016 Minggu Minggu 2016
Kec. Kamang Magek ke-1 Juni ke-1 April
Kab. Agam 2014 2015
Reg
0813632
Kelompok Tani Nag. Simarasok Kec. 2 Okt 002/LSO- 1 Okt Minggu Minggu Juni
58416
9. Lurah Sepakat Mayornis Baso Padi Beras putih, beras merah 2014 SB/2014 2017 ke-2 April ke-2 April 2017
Kab. Agam 2015 2016
Reg
0813639
Kelompok Tani Korong Kampung Kangkung, bayam, terung, 28 Nov 032/LSO- 27 Nov
09785
10. Sahabat Tani Ridwan Jambak Nag. Sunur Sayuran kacang panjang, mentimun 2014 SB/2014 2017 Minggu Minggu Juli 2017
Kec. Nan Sabaris Kab. ke-1 Mei ke-1 Mei
Pdg Pariaman 2015 2016
Reg
0852649
Alnajmi M. Jrg. Linjung Koto Tinggi Padi dan Beras, bawang merah, bawang 28 Nov 031/LSO- 27 Nov Minggu Minggu
54655
11. Alnajmi Organik Gafar Nag. Koto Gaek Sayuran daun, cabe keriting, cabe rawit 2014 SB/2014 2017 ke-2 April ke-2 April Juli 2017
Guguk Kec. Gunung 2015 2016
73
Talang Kab. Solok
Reg
0813655
Kelompok Tani Korong Surau Duku Nag. 28 Nov 029/LSO- 27 Nov
31610
12. Angkasa Syafi'i Tapakis Padi Beras 2014 SB/2014 2017 Minggu Minggu Juli 2017
Kec. Ulakan Tapakis ke-1 Mei ke-1 Mei
Kab. Pdg Pariaman 2015 2016
Reg
0852085
Kelompok Tani Desa Suka Makmur Kec. 28 Nov 028/LSO- 27 Nov
72693
13. Handayani Sunoto BTS Ulu Padi Beras 2014 SB/2014 2017 Minggu Minggu Juli 2017
Kab. Musi Rawas Prov. ke-1 April ke-1 April
Sumsel 2015 2016
Reg
0823885 Minggu
Kelompok Tani Kel. Koto Panjang Kec. 28 Nov 030/LSO- 27 Nov Minggu
17198 ke-3 Mei
14. Lembuti II Edi Busti Pdg Panjang Timur Padi Beras 2014 SB/2014 2017 ke-3 Mei Juli 2017
2016
Kota Padang Panjang 2015
Reg
0812667
Ana Nag. Pangian Kec. 28 Nov 034/LSO- 27 Nov Minggu Minggu
39170
16. Organik Mandiri Nilmayanti Lintau Buo Padi Beras 2014 SB/2014 2017 ke-3 April ke-3 April Juli 2017
Kab. Tanah Datar 2015 2016
74
Reg
0813634
Kelompok Tani Munir St. Korong Pasa Karambia 3 Maret 035/LSO- 2 Maret Minggu Minggu Novemb
17356
18. Budi Saiyo Rajo Lelo Nag. Guguk Padi Beras 2015 SB/2015 2018 ke-1 April ke-1 April er 2017
Kec. 2x11 Kayu Tanam 2016 2017
Kab. Pdg Pariaman
Reg
0852747
Kelompok Tani Soni Korong Kabun Nag. 10 April 036/LSO- 9 April Minggu Minggu Desemb
13975
19. Pelita Gunung Tanjung Sungai Buluh Padi Beras 2015 SB/2015 2018 ke-1 April ke-1 April er 2017
Kec. Batang Anai Kab. 2016 2017
Pdg Pariaman
5 Reg 4
0823892
Kelompok Tani Korong Rimbo Karanggo Buah Oktober 037/LSO- Oktober Minggu Minggu Juni
55212
20. Tuah Sakato Jusman Nag. Sintuk Segar Pisang 2015 SB/2015 2018 ke-3 Mei ke-3 Mei 2018
Kec. Sintuk Toboh 2016 2017
Gadang
Kab. Padang Pariaman
5 Reg 4
Kelompok Tani 0813781 Jorong Biaro Nag. Biaro Jeruk, buncis, wortel, kubis, Oktober 039/LSO- Oktober Minggu Minggu Juni
22. Ikhlas Edison 47786 Gadang Buah dan bawang daun 2015 SB/2015 2018 ke-3 April ke-3 April 2018
Kec. Ampek Angkek sayuran 2016 2017
Kab. Agam segar
24. Kelompok Tani Yonedi 0852631 Korong Talang Jala Nag. Padi Beras 5 Reg 4 Minggu Minggu Juni
75
Hidayah 62366/ Sungai Buluh Oktober 041/LSO- Oktober ke-3 Mei ke-3 Mei 2018
2015 SB/2015 2018 2016 2017
0822845 Kec. Batang Anai Kab.
99166 Pdg. Pariaman
76
LAMPIRAN 3. Sertifikat Organik PPO Santiago
77
LAMPIRAN 4. DAFTAR PETANI PPO SANTIAGO
Luas Lahan Organic Perkiraan produksi Hasil
Luas
Tgl terakhir (ha) (kg) Pemeriksaan
Lokasi lahan Kode Tanggal Persetujuan Alasan untuk
Kode Petani Nama Petani Thn Kontrak penggunaan
(alamat) Konvens Inspektor pemeriksaan Internal sertifikasi
bahan kimia Sawah Kering Sawah L.kering
ional
Internal
I /I/1a/-HY Hesriyeldi Simp.Jln.Baru 2010 2007 0,25 - 800 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I /I/1b/-HY Hesriyeldi Simp.Jln.Baru 2010 2007 0,10 - 400 - HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I /I/1c/-HY Hesriyeldi Simp.Jln.Baru 2010 2008 0,75 - - HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik kantor PPO dan
lahan studi
I /I/1d/-HY Hesriyeldi Simp.Jln.Baru 2010 2010 0,06 - - HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Rumah Kompos/
Gudang
I /I/1e/-HY Hesriyeldi Simp.Jln.Baru 2012 2012 0,25 - - HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik RMU Organik
I/I/4a/-HN Hasnedi Simp.Jln.Baru 2010 2008 0,20 - 600 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/I/6a/-DS Darlis Simp.Jln.Baru 2010 2008 0,25 - 900 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
10 Maret 2016
I/I/1a/-JH Jamhur Simp.Jln.Baru 2012 2009 0,25 - 480 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/I/1b/-JH Jamhur Simp.Jln.Baru 2012 2009 0,25 - 320 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/I/1e/-JH Jamhur Simp.Jln.Baru 2012 2009 0,25 - 400 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
10 Maret 2016
I/I/2a/-IY Isra Yati Simp.Jln.Baru 2010 2008 0,12 - 300 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/I/2d/-IY Isra Yati Simp.Jln.Baru 2010 2010 0,25 - 700 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/I/3/SW Syafwardi Simp.Jln.Baru 2011 2009 0,20 - 400 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/I/4/EY Ewi yanhasni Simp.Jln.Baru 2012 2009 0,12 - 250 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
78
I/I/1/-JN Jainir Sarik Ateh 2010 2008 0,25 - 1.250 HPD 10 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/3a/-HPD Harpendra Teratak Teleng 2010 2008 0,32 - 1.200 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/3f/-HPD Harpendra Teratak Teleng 2010 2008 0,25 - 1.000 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/4/-NHS Nurhasni Teratak Teleng 2012 2010 0,20 - 800 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/6/-MMA Memiarti Teratak teleng 2012 2010 0,15 - 500 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/1/SD SulaimanDarani Teratak Betung 2013 Tidak pernah 1,00 - 2.700 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/2/BT Bustami Teratak Betung 2013 Tidak pernah 0,25 - 900 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/3/ZK Zulkar Nain Teratak Betung 2013 Tidak pernah 0,25 - 700 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/II/4/AR Ali Rusdi Teratak Betung 2013 Tidak pernah 0,25 - 1000 EY 7 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
79
Luas Lahan Organic Luas Perkiraan produksi
Tgl terakhir Hasil
Lokasi (ha) lahan (kg) Kode Tanggal Persetujuan Alasan untuk
Kode Petani Nama Petani Thn Kontrak penggunaan Pemeriksaan
(alamat) Konvens Inspektor pemeriksaan Internal sertifikasi
bahan kimia Sawah Kering Sawah L.kering Internal
ional
I/III/1a/-ZF Zul Farman Pinti Kayu 2012 2012 0,25 - 800 SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/1d/-ZF Zul Farman Tidak Pernah 2013 2010 0,75 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/7/AW Afli Warni Pinti Kayu 2012 2010 0,50 - 1.500 SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/15a/-BR Bakri Pinti Kayu 2012 2011 0,25 - 800 SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/15d/-BR Bakri Pinti Kayu 2013 2012 0,75 - 2.200 SI 19 Maret 2016 Disetujui Transisi Pemasaran
I/III/16/-BN Bahru Nain Pinti Kayu 2012 Tidak Pernah 0,25 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/24/MD Midusni Pinti Kayu 2012 Tidak Pernah 0,75 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/47/EYA Elva Yuni Asri Pinti Kayu 2012 Tidak Pernah 0,25 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/51/JM Jusmaniar Pinti Kayu 2012 Tidak Pernah O,35 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/52/WT Warnatis Pinti Kayu 2013 Tidak Pernah 1,00 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/53/EW Elma Wirda Pinti Kayu 2013 Tidak Pernah 0,50 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/54/DN Darnis Pinti Kayu 2013 Tidak Pernah 0,25 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/48/MW MIswarti Pinti Kayu 2013 Tidak Pernah 0,50 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/III/56/RB Rabiah Pinti Kayu 2013 Tidak Pernah 0,50 - SI 19 Maret 2016 Disetujui Organik Pemasaran
80
Luas Lahan Organic Luas Perkiraan produksi
Tgl terakhir Hasil
Lokasi (ha) lahan (kg) Kode Tanggal Persetujuan Alasan untuk
Kode Petani Nama Petani Thn Kontrak penggunaan Pemeriksaan
(alamat) Konvens Inspektor pemeriksaan Internal sertifikasi
bahan kimia Sawah Kering Sawah L.kering Internal
ional
I/IV/1a/-SN Syarifah Neli Sianggai-anggai 2010 2008 0,25 - 700 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/2a/-LN Liswarni Sianggai-anggai 2012 2010 0,50 - 1000 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/3a/-NJ Nurjani Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 700 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/4a/-ZF Zikra Fauza Sianggai-anggai 2010 2008 0,25 - 820 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/5a/-MN Masnidar Sianggai-anggai 2010 2008 0,50 - 1.100 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/6a/-RI Rahmul Ihsan Sianggai-anggai 2010 2008 0,75 - 1.900 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/7a/-JU Jui’is Rj. Malano Sianggai-anggai 2012 2008 0,03 - 200 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/8a/-EK Elma Katrina Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 800 NL 5 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/1a/-HA Hafizal Arsal Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 700 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/2a/-PSR Pasril Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 700 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/3a/-BLK Bulkia Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 600 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/4a/-SSN Samsinur Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 600 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/5a/-LW Lismawarti Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 600 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/6a/-MZ Masriza Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 700 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/7a/-BN Briahrun Na’in Sianggai-anggai 2012 2010 0,15 - 250 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/8a/-SRP Syafrizal.P Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 600 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/9a/-SS Samsijar Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 700 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/10a/-SRZ Safrizal Sianggai-anggai 2012 2010 0,50 - 1,000 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/11a/-YWT Yalwitra Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 700 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/12a/-DFZ Desfaizal Sianggai-anggai 2012 2010 0,50 - 1.000 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/13a/-AKJ Alkamrijal Sianggai-anggai 2012 2010 0,50 - 1.000 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/14a/-AR Amra Sianggai-anggai 2012 2010 0,25 - 700 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/IV/15a/-SW Syafwan Sianggai-Anggai 2012 2010 0,27 - 800 HPD 8 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
81
Luas Lahan Organic Luas Perkiraan produksi
Tgl terakhir Hasil
Lokasi (ha) lahan (kg) Kode Tanggal Persetujuan Alasan untuk
Kode Petani Nama Petani Thn Kontrak penggunaan Pemeriksaan
(alamat) Konvens Inspektor pemeriksaan Internal sertifikasi
bahan kimia Sawah Kering Sawah L.kering Internal
ional
I/V/1a/-ZM Zulmahendri Sungai Pangalek 2010 2008 0,25 - 1.000 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/V/2a/-SD Suardi Sungai Pangalek 2010 2008 0,50 - 1.800 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/V/3a/-NA Nurhamida Sungai Pangalek 2012 2009 0,50 - 1.900 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/V/4a/-NR Nasril Sungai Pangalek 2012 2008 0,25 - 1.000 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/V/5a/-SR Samsuir Sungai Pangalek 2012 2009 0,25 - 900 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/V/5b/-SR Samsuir Sungai Pangalek 2012 2009 0,50 - 1.600 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/V/6/-ZP Zulfadri Sungai Pangalek 2012 2010 0,50 - 1.700 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
I/V/7/-MS Mukhlis Sungai Pangalek 2012 2008 0,50 - 1.600 SI 2 Mei 2016 Disetujui Organik Pemasaran
82
LAMPIRAN 5. Identitas Responden Petani Padi Organik PPO Santiago dan Petani Padi Anorganik Nagari Sariak Alahan Tigo
Sampel Pendidikan UMUR Luas Lahan Status Sampel Pendidikan umur Luas Lahan Status
organik Terakhir Kepemilikan anorganik Terakhir Kepemilikan
Lahan Lahan
1 SD 55 0.25 milik sendiri 1 SMP 45 0.3 Milik Sendiri
2 SD 56 0.25 milik sendiri 2 SD 50 1 Milik Sendiri
3 SMA 27 0.25 milik sendiri 3 SD 53 1 Milik Sendiri
4 SMA 33 0.75 milik sendiri 4 SD 62 0.3 Milik Sendiri
5 SD 34 0.37 milik sendiri 5 SD 63 1.5 Milik Sendiri
6 SMA 53 0.2 milik sendiri 6 SD 43 1 Milik Sendiri
7 SMP 32 0.12 milik sendiri 7 SD 45 1 Milik Sendiri
8 SMA 63 0.25 milik sendiri 8 SMA 35 1 Milik Sendiri
9 SMA 36 0.32 milik sendiri 9 SMA 37 1 Milik Sendiri
10 SMA 45 0.2 milik sendiri 10 SMP 36 1 Milik Sendiri
11 SMA 33 0.15 milik sendiri 11 STM 39 1 Milik Sendiri
12 SD 43 1 milik sendiri 12 SMP 41 1 Milik Sendiri
13 PT 33 0.25 milik sendiri 13 SD 55 0.5 Milik Sendiri
14 SMP 37 0.25 milik sendiri 14 SMP 30 0.5 Milik Sendiri
15 SD 52 0.5 milik sendiri 15 SMP 36 1 Milik Sendiri
16 SD 61 0.25 milik sendiri 16 SMP 51 1.5 Milik Sendiri
17 SD 71 0.25 milik sendiri 17 SMA 38 1.5 Milik Sendiri
18 SMP 33 0.75 milik sendiri 18 MA 60 1.1 Milik Sendiri
19 SD 26 0.25 milik sendiri 19 SMP 45 1 Milik Sendiri
20 SD 52 0.35 milik sendiri 20 SD 56 1.2 Milik Sendiri
21 SD 47 1 milik sendiri 21 SD 60 1.3 Milik Sendiri
22 SMA 37 0.25 milik sendiri 22 SMP 49 1.2 Milik Sendiri
23 SMP 26 0.25 milik sendiri 23 SMP 55 1.5 Milik Sendiri
24 SD 37 0.5 milik sendiri 24 SD 56 1.5 Milik Sendiri
83
25 SD 35 0.25 milik sendiri 25 SD 48 1.2 Milik Sendiri
26 SD 43 1 milik sendiri 26 SMP 41 1.5 Milik Sendiri
27 SD 37 0.25 milik sendiri 27 SMP 45 1 Milik Sendiri
28 SMP 27 0.25 milik sendiri 28 SD 50 1.5 Milik Sendiri
29 SMA 33 0.25 milik sendiri 29 SMA 33 1.3 Milik Sendiri
30 SMP 63 0.5 milik sendiri 30 SD 67 0.5 Milik Sendiri
Rata-rata 42 0.382 Rata-rata 47.47 1.06
84
LAMPIRAN 6. Pemakaian Benih oleh Petani PPO Santiago dan Petani Anorganik Musim Tanam November – Februari 2017
sampel benih yang harga/kg total biaya SAMPEL benih yang harga/kg total biaya benih
organik dibutuhkan/kg organik dibutuhkan/kg
85
22 4 6,500 26,000 22 40 5,000 200,000
23 4 6,500 26,000 23 50 5,000 250,000
24 12 6,500 78,000 24 50 5,000 250,000
25 4 6,500 26,000 25 40 5,000 200,000
26 24 6,500 156,000 26 50 5,000 250,000
27 4 6,500 26,000 27 30 5,000 150,000
28 4 6,500 26,000 28 50 5,000 250,000
29 4 6,500 26,000 29 40 5,000 200,000
30 12 6,500 78,000 30 20 5,000 100,000
jumlah 235 195,000 1,527,500 jumlah 1020 150,000 5,100,000
rata-rata 7.833333 6,500 50,917 rata-rata 34 5,000 170,000
rata-rata/ha 21 17,105 133,991 rata-rata/ha 32.07547 4716.981132 160377.3585
86
LAMPIRAN 7. Rincian Pemakaian Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) Petani Padi Organik PPO Santiago Musim Tanam
November – Februari 2017
sampel
Lahan (HK)
TKDK Persiapan
Kompos
Pembuatan Pupuk
Persemaian (HK)
Penanaman (HK)
Pemupukan (HK)
Pengairan
(Penyiangan dan
Pemeliharaan
Organik
Pestisida dan Obat
Pembuatan
Tanaman (HK)
Perlindungan
Panen (HK)
Total
biaya/HK
87
17 8 2 2 6 4 8 3 3 2 2 40 60,000 2,400,000
18 10 2 4 8 4 8 3 3 2 2 46 60,000 2,760,000
19 8 2 2 8 4 8 3 3 2 2 42 60,000 2,520,000
20 6 4 3 8 4 8 5 3 2 2 45 60,000 2,700,000
21 15 8 4 10 8 16 9 5 4 2 81 60,000 4,860,000
22 14 2 2 6 4 10 3 3 2 2 48 60,000 2,880,000
23 10 2 2 6 4 16 3 3 2 2 50 60,000 3,000,000
24 14 4 6 8 4 8 5 3 2 2 56 60,000 3,360,000
25 8 5 2 6 4 16 6 3 2 2 54 60,000 3,240,000
26 10 10 6 10 8 18 11 5 5 2 85 60,000 5,100,000
27 14 2 2 6 4 16 3 3 2 2 54 60,000 3,240,000
28 10 3 2 6 4 16 4 3 2 2 52 60,000 3,120,000
29 8 2 2 6 4 16 3 3 6 2 52 60,000 3,120,000
30 10 8 8 10 6 18 9 3 4 2 78 60,000 4,680,000
juml
ah 264 104 90 200 132 314 134 96 73 60 1,467 1,800,000 88,020,000
rata-
rata 9 3 3 7 4 10 4 3 2 2 49 60,000 2,934,000
rata-
rata
/ha 23.16 9.12 7.89 17.54 11.58 27.54 11.75 8.42 6.40 5.26 128.68 157,894.74 7,721,052.63
88
LAMPIRAN 8. Rincian Pemakaian Pemakaian Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) Petani Anorganik Musim Tanam
November – Februari 2017
sampel
Lahan
Persiapan
TKDK
n
Persemaia
n
Penanama
n
pengairan)
Pemupuka
an dan
(penyiang
aan
Pemelihar
ian OPT
Pengendal
Panen
Panen
Pasca
an TKDK
pengguna
total
Biaya/HK
TKDK
Biaya
Total
1 10 1 2 4 6 2 8 2 35 60000 2100000
2 20 2 5 10 2 10 2 51 60000 3060000
3 22 2 5 10 2 10 2 53 60000 3180000
4 12 1 2 4 6 2 8 2 37 60000 2220000
5 30 3 6 16 2 8 3 68 60000 4080000
6 20 2 6 10 2 10 2 52 60000 3120000
7 20 2 6 10 2 8 2 50 60000 3000000
8 20 2 8 10 2 8 2 52 60000 3120000
9 20 2 6 10 2 8 1 49 60000 2940000
10 20 2 8 10 2 8 1 51 60000 3060000
11 20 2 6 10 2 8 2 50 60000 3000000
12 20 2 6 10 2 8 2 50 60000 3000000
13 10 1 3 2 8 2 8 1 35 60000 2100000
14 10 1 3 2 8 2 8 1 35 60000 2100000
15 22 2 3 10 2 8 2 49 60000 2940000
16 30 3 6 12 2 8 2 63 60000 3780000
17 30 3 6 12 2 8 3 64 60000 3840000
18 20 2 6 12 2 8 2 52 60000 3120000
19 20 2 4 10 2 8 1 47 60000 2820000
20 25 2 4 14 2 8 1 56 60000 3360000
89
21 25 2 2 16 2 8 2 57 60000 3420000
22 25 2 2 18 2 8 2 59 60000 3540000
23 30 3 4 20 2 8 2 69 60000 4140000
24 30 3 4 20 2 8 3 70 60000 4200000
25 24 2 3 10 2 8 2 51 60000 3060000
26 30 2 5 16 2 8 2 65 60000 3900000
27 20 2 3 14 2 8 2 51 60000 3060000
28 30 2 4 16 2 8 3 65 60000 3900000
29 24 2 3 12 2 8 2 53 60000 3180000
30 16 1 2 2 8 2 8 1 40 60000 2400000
jumlah 655.00 60.00 133.00 14.00 354.00 60.00 246.00 57.00 1,579.00 1,800,000.00 94,740,000.00
rata-
21.83 2.00 4.43 2.80 11.80 2.00 8.20 1.90 52.63 60,000.00 3,158,000.00
rata
rata-
rata 21 2 4 3 11 2 8 2 50 56,604 2,979,245
per/Ha
90
LAMPIRAN 9. Rincian Biaya Penyusutan Petani Padi Organik dan Petani Padi Anorganik MusimTanam November –Februari
2017
penyusut
penyusut
penyusut
penyusut
an sabit
cangkul
cangkul
sprayer
sprayer
sampel
sampel
Rp/MT
Rp/MT
Rp/MT
Rp/MT
biaya
biaya
biaya
biaya
sabit
total
total
total
total
an
an
an
1 10,800 2,700 45,000 58,500 1 10,800 2,700 45,000 58,500
2 10,800 2,700 45,000 58,500 2 10,800 2,700 45,000 58,500
3 10,800 2,700 - 13,500 3 10,800 2,700 - 13,500
4 10,800 - 90,000 100,800 4 10,800 2,700 90,000 103,500
5 10,800 2,700 22,500 36,000 5 10,800 2,700 22,500 36,000
6 5,400 - 90,000 95,400 6 10,800 2,700 90,000 103,500
7 5,400 2,700 - 8,100 7 10,800 4,900 - 15,700
8 10,800 2,700 - 13,500 8 10,800 2,700 - 13,500
9 10,800 2,700 22,500 36,000 9 10,800 2,700 22,500 36,000
10 10,800 - 22,500 33,300 10 5,400 4,900 22,500 32,800
11 10,800 2,700 22,500 36,000 11 10,800 2,700 22,500 36,000
12 10,800 - 45,000 55,800 12 10,800 - 45,000 55,800
13 10,800 2,700 22,500 36,000 13 10,800 2,700 22,500 36,000
14 10,800 - 45,000 55,800 14 10,800 2,700 45,000 58,500
15 10,800 2,700 - 13,500 15 10,800 2,700 - 13,500
16 10,800 2,700 22,500 36,000 16 10,800 2,700 22,500 36,000
17 10,800 - - 10,800 17 5,400 4,900 - 10,300
18 10,800 2,700 22,500 36,000 18 10,800 2,700 22,500 36,000
19 10,800 2,700 22,500 36,000 19 10,800 2,700 22,500 36,000
91
20 10,800 - 90,000 100,800 20 10,800 2,700 90,000 103,500
21 10,800 2,700 22,500 36,000 21 10,800 2,700 22,500 36,000
22 10,800 2,700 90,000 103,500 22 10,800 2,700 90,000 103,500
23 10,800 - 22,500 33,300 23 10,800 4,900 22,500 38,200
24 10,800 2,700 - 13,500 24 5,400 2,700 - 8,100
25 10,800 - 90,000 100,800 25 10,800 2,700 90,000 103,500
26 10,800 2,700 - 13,500 26 10,800 2,700 - 13,500
27 10,800 2,700 45,000 58,500 27 10,800 2,700 45,000 58,500
28 10,800 2,700 45,000 58,500 28 10,800 2,700 45,000 58,500
29 10,800 2,700 45,000 58,500 29 10,800 2,700 45,000 58,500
30 10,800 2,700 45,000 58,500 30 10,800 2,700 45,000 58,500
31 313,200 56,700 1,035,000 1,404,900 31 307,800 87,100 1,035,000 1,429,900
32 10,440 1,890 34,500 46,830 32 10,260 2,903 34,500 47,663
rata- rata-
27,473.68 4,973.68 90,789.47 123,236.84 9,679 2,739 32,547 44,965
rata/ha rata/ha
92
LAMPIRAN 10. Rincian Biaya Obat Petani Padi Organik dan Petani Padi Anorganik Musim Tanam November – Februari 2017
organik
Sampel
n daun
pengadaa
n kunyit
pengadaa
putih
bawang
Total
anorganik
Sampel
botol
Banyak
(rupiah)
Harga
(rupiah)
Total
1 10000 5000 12000 27000 1 2 60000 120000
2 10000 5000 12000 27000 2 2 60000 120000
3 10000 5000 12000 27000 3 2 60000 120000
4 10000 5000 12000 27000 4 2 60000 120000
5 10000 5000 12000 27000 5 6 60000 360000
6 10000 5000 12000 27000 6 4 60000 240000
7 10000 5000 12000 27000 7 4 60000 240000
8 10000 5000 12000 27000 8 4 60000 240000
9 10000 5000 12000 27000 9 4 60000 240000
10 10000 5000 12000 27000 10 4 60000 240000
11 10000 5000 12000 27000 11 4 60000 240000
12 10000 5000 12000 27000 12 4 60000 240000
13 10000 5000 12000 27000 13 2 60000 120000
14 10000 5000 12000 27000 14 2 60000 120000
15 10000 5000 12000 27000 15 4 60000 240000
16 10000 5000 12000 27000 16 6 60000 360000
17 10000 5000 12000 27000 17 6 60000 360000
18 10000 5000 12000 27000 18 4 60000 240000
19 10000 5000 12000 27000 19 4 60000 240000
20 10000 5000 12000 27000 20 4 60000 240000
93
21 10000 5000 12000 27000 21 4 60000 240000
22 10000 5000 12000 27000 22 4 60000 240000
23 10000 5000 12000 27000 23 6 60000 360000
24 10000 5000 12000 27000 24 6 60000 360000
25 10000 5000 12000 27000 25 4 60000 240000
26 10000 5000 12000 27000 26 4 60000 240000
27 10000 5000 12000 27000 27 4 60000 240000
28 10000 5000 12000 27000 28 6 60000 360000
29 10000 5000 12000 27000 29 4 60000 240000
30 10000 5000 12000 27000 30 2 60000 120000
jumlah 150000 810000 JUMLAH 118 1800000 7080000
rata-rata 5000 27000 RATA- 4 60000 236000
RATA
rata- rata-
rata/ha 71,053 rata/ha 3.7 56603.8 222641.5
94
LAMPIRAN 11. Rincian Biaya Sewa Lahan Petani Padi Organik dan Padi Anorganik Nagari Sariak Alahan Tigo Musim Tanam
November – Februari 2017
SAMPEL
LAHAN
LUAS
BIAYA/HA
sewa/th
biaya
sewa/MT
biaya
SAMPEL
LAHAN
LUAS
BIAYA/HA
sewa/th
biaya
sewa/MT
biaya
1 0.25 1000000 250000 125000 1 0.3 1000000 300000 150000
2 0.25 1000000 250000 125000 2 1 1000000 1000000 500000
3 0.25 1000000 250000 125000 3 1 1000000 1000000 500000
4 0.75 1000000 750000 375000 4 0.3 1000000 300000 150000
5 0.37 1000000 370000 185000 5 1.5 1000000 1500000 750000
6 0.2 1000000 200000 100000 6 1 1000000 1000000 500000
7 0.12 1000000 120000 60000 7 1 1000000 1000000 500000
8 0.25 1000000 250000 125000 8 1 1000000 1000000 500000
9 0.32 1000000 320000 160000 9 1 1000000 1000000 500000
10 0.2 1000000 200000 100000 10 1 1000000 1000000 500000
11 0.15 1000000 150000 75000 11 1 1000000 1000000 500000
12 1 1000000 1000000 500000 12 1 1000000 1000000 500000
13 0.25 1000000 250000 125000 13 0.5 1000000 500000 250000
14 0.25 1000000 250000 125000 14 0.5 1000000 500000 250000
15 0.5 1000000 500000 250000 15 1 1000000 1000000 500000
16 0.25 1000000 250000 125000 16 1.5 1000000 1500000 750000
17 0.25 1000000 250000 125000 17 1.5 1000000 1500000 750000
18 0.75 1000000 750000 375000 18 1.1 1000000 1100000 550000
19 0.25 1000000 250000 125000 19 1 1000000 1000000 500000
95
20 0.35 1000000 350000 175000 20 1.2 1000000 1200000 600000
21 1 1000000 1000000 500000 21 1.3 1000000 1300000 650000
22 0.25 1000000 250000 125000 22 1.2 1000000 1200000 600000
23 0.25 1000000 250000 125000 23 1.5 1000000 1500000 750000
24 0.5 1000000 500000 250000 24 1.5 1000000 1500000 750000
25 0.25 1000000 250000 125000 25 1.2 1000000 1200000 600000
26 1 1000000 1000000 500000 26 1.5 1000000 1500000 750000
27 0.25 1000000 250000 125000 27 1 1000000 1000000 500000
28 0.25 1000000 250000 125000 28 1.5 1000000 1500000 750000
29 0.25 1000000 250000 125000 29 1.3 1000000 1300000 650000
30 0.5 1000000 500000 250000 30 0.5 1000000 500000 250000
Jumlah 11.46 30000000 11460000 5730000 Jumlah 31.9 30000000 31900000 15950000
Rata-Rata 0.382 1000000 382000 191000 Rata-Rata 1.1 1000000.0 1063333.3 531666.7
96
LAMPIRAN 12. Rincian Biaya Pupuk Petani Padi Organik PPO Santiago dan Petani Padi Anorganik Musim Tanam November
– Februari 2017
penggunaan
Pupuk dasar
Biaya/karun
pupuk Urea
pupuk NPK
Total biaya
biaya total
pupuk KCL
anorganik
(Karung)
phonska
susulan
organik
Sampel
Sampel
Pupuk
pupuk
pupuk
Total
g
1 4 3 7 15000 105000 1 24,000 75,000 140,000 65,000 304,000
2 4 3 7 15000 105000 2 120,000 375,000 350,000 325,000 1,170,000
3 4 3 7 15000 105000 3 120,000 250,000 280,000 325,000 975,000
4 6 8 14 15000 210000 4 24,000 75,000 140,000 65,000 304,000
5 4 8 12 15000 180000 5 180,000 375,000 350,000 650,000 1,555,000
6 6 0 6 15000 90000 6 120,000 200,000 350,000 325,000 995,000
7 8 0 8 15000 120000 7 120,000 200,000 350,000 325,000 995,000
8 8 5 13 15000 195000 8 120,000 200,000 350,000 325,000 995,000
9 6 5 11 15000 165000 9 120,000 200,000 350,000 325,000 995,000
10 6 5 11 15000 165000 10 120,000 200,000 350,000 325,000 995,000
11 6 8 14 15000 210000 11 120,000 200,000 350,000 325,000 995,000
12 12 0 12 15000 180000 12 120,000 200,000 350,000 325,000 995,000
13 8 0 8 15000 120000 13 36,000 125,000 350,000 195,000 706,000
14 6 5 11 15000 165000 14 36,000 125,000 350,000 195,000 706,000
15 6 15 21 15000 315000 15 120,000 250,000 350,000 325,000 1,045,000
16 6 10 16 15000 240000 16 180,000 375,000 350,000 650,000 1,555,000
17 6 5 11 15000 165000 17 180,000 375,000 525,000 650,000 1,730,000
18 8 0 8 15000 120000 18 120,000 250,000 525,000 650,000 1,545,000
19 10 8 18 15000 270000 19 120,000 250,000 350,000 325,000 1,045,000
97
20 8 8 16 15000 240000 20 120,000 250,000 525,000 650,000 1,545,000
21 12 0 12 15000 180000 21 120,000 250,000 350,000 650,000 1,370,000
22 18 10 28 15000 420000 22 120,000 250,000 525,000 650,000 1,545,000
23 15 0 15 15000 225000 23 180,000 375,000 350,000 650,000 1,555,000
24 10 8 18 15000 270000 24 180,000 375,000 175,000 650,000 1,380,000
25 12 10 22 15000 330000 25 120,000 250,000 350,000 650,000 1,370,000
26 20 10 30 15000 450000 26 180,000 375,000 350,000 650,000 1,555,000
27 10 5 15 15000 225000 27 120,000 250,000 350,000 325,000 1,045,000
28 10 5 15 15000 225000 28 180,000 375,000 350,000 650,000 1,555,000
29 10 5 15 15000 225000 29 120,000 250,000 525,000 325,000 1,220,000
30 20 0 20 15000 300000 30 60,000 125,000 175,000 195,000 555,000
450,00 6,315,00 JUMLA 10,535,00 12,740,00
jumlah 269 152 421 0 0 H 3,600,000 7,425,000 0 0 34,300,000
5.0
8.96666 666 RATA-
rata-rata 7 67 14.03333 15000 210500 RATA 120,000 247,500 351,167 424,667 1,143,333
rata- rata- 113,207.5 233,490.5 331,289.3 400,628.9 1,078,616.3
rata/ha 24 13 37 39,474 553,947 rata/ha 5 7 1 3 5
98
LAMPIRAN 13. Rincian Penggunaan TKLK oleh Petani Padi Organik dan Anorganik Nagari Sariak Alahan Tigo Musim
Tanam November – Februari2017
Penanaman (HK)
(penyiangan
Total Biaya TKLK
Persiapan lahan
Persiapan lahan
Tanaman (HK)
Pemeliharaan
Pengendalian
Perlindungan
Pasca Panen
Pemupukan
Penanaman
Persemaian
Panen (HK)
pengairan)
anorganik
Biaya/HK
biaya/HK
SAMPEL
Panen
Total
Total
(HK)
(HK)
OPT dan
1 1 1 10 12 60,000 720,000 1 8 0 6 0 0 15 29 60000 1740000
2 1 - 10 11 60,000 660,000 2 10 0 12 4 0 4 20 50 60000 3000000
3 1 1 5 7 60,000 420,000 3 10 0 12 4 0 4 20 50 60000 3000000
4 1 2 10 13 60,000 780,000 4 8 0 6 0 0 15 29 60000 1740000
5 1 1 5 7 60,000 420,000 5 8 0 16 6 0 6 25 61 60000 3660000
6 1 2 5 8 60,000 480,000 6 10 0 12 4 0 4 30 60 60000 3600000
7 1 1 8 10 60,000 600,000 7 8 0 12 4 0 4 30 58 60000 3480000
8 1 1 10 12 60,000 720,000 8 8 0 12 4 0 4 30 58 60000 3480000
9 1 4 10 15 60,000 900,000 9 8 0 14 4 0 4 20 50 60000 3000000
10 1 1 5 7 60,000 420,000 10 8 0 16 4 0 4 30 62 60000 3720000
11 - - 5 5 60,000 300,000 11 8 0 12 4 0 4 30 58 60000 3480000
12 4 3 15 22 60,000 1,320,000 12 8 0 12 4 0 4 30 58 60000 3480000
13 1 1 10 12 60,000 720,000 13 8 0 8 0 0 0 15 31 60000 1860000
14 1 1 5 7 60,000 420,000 14 8 0 8 0 0 0 15 31 60000 1860000
15 2 5 10 17 60,000 1,020,000 15 8 0 12 4 0 4 20 48 60000 2880000
16 6 1 10 17 60,000 1,020,000 16 8 0 14 6 0 6 25 59 60000 3540000
17 1 - 10 11 60,000 660,000 17 8 0 14 6 0 6 25 59 60000 3540000
18 3 2 5 10 60,000 600,000 18 8 0 14 4 0 4 30 60 60000 3600000
99
19 1 2 5 8 60,000 480,000 19 8 0 12 4 0 4 30 58 60000 3480000
20 3 5 5 13 60,000 780,000 20 8 0 18 4 0 4 30 64 60000 3840000
21 6 2 10 18 60,000 1,080,000 21 8 0 16 4 0 4 30 62 60000 3720000
22 1 1 5 7 60,000 420,000 22 8 0 18 4 0 4 30 64 60000 3840000
23 1 1 5 7 60,000 420,000 23 8 0 20 4 0 4 25 61 60000 3660000
24 2 1 10 13 60,000 780,000 24 8 0 20 6 0 6 25 65 60000 3900000
25 1 - 5 6 60,000 360,000 25 8 0 10 4 0 4 20 46 60000 2760000
26 2 1 10 13 60,000 780,000 26 8 0 16 6 0 6 20 56 60000 3360000
27 2 3 10 15 60,000 900,000 27 8 0 14 4 0 4 20 50 60000 3000000
28 2 3 5 10 60,000 600,000 28 8 0 16 6 0 6 25 61 60000 3660000
29 2 3 5 10 60,000 600,000 29 8 0 12 4 0 4 20 48 60000 2880000
30 2 2 10 14 60,000 840,000 30 8 0 8 4 0 4 15 39 60000 2340000
53 51 - 233 - 337 1,800,0 20,220,00 246 - 392 1 - 1 715 1,5 1,800, 95,100,0
JUMLAH
JUMLAH
00 0 1 1 85 000 00
6 6
RATA-RATA rata-rata/ha
0
100
LAMPIRAN 14. Biaya Pajak Lahan Petani Padi Organik dan Anorganik Musim Tanam November – Februari 2017
sampel Pajak Pajak Pajak Pajak Lahan Sampel Pajak Pajak Pajak Lahan
organik Lahan/ Lahan/Ha Lahan Per Per Ha/Mt anorganik Lahan/Tah Lahan/H Per Ha/Mt
Tahun Ha/Mt un a
1 12,000 3,000 1,500 1,500 1 12000 3600 1800
2 12,000 3,000 1,500 1,500 2 12000 12000 6000
3 12,000 3,000 1,500 1,500 3 12000 12000 6000
4 12,000 9,000 4,500 4,500 4 12000 3600 1800
5 12,000 4,440 2,220 2,220 5 12000 18000 9000
6 12,000 2,400 1,200 1,200 6 12000 12000 6000
7 12,000 1,440 720 720 7 12000 12000 6000
8 12,000 3,000 1,500 1,500 8 12000 12000 6000
9 12,000 3,840 1,920 1,920 9 12000 12000 6000
10 12,000 2,400 1,200 1,200 10 12000 12000 6000
11 12,000 1,800 900 900 11 12000 12000 6000
12 12,000 12,000 6,000 6,000 12 12000 12000 6000
13 12,000 3,000 1,500 1,500 13 12000 6000 3000
14 12,000 3,000 1,500 1,500 14 12000 6000 3000
15 12,000 6,000 3,000 3,000 15 12000 12000 6000
16 12,000 3,000 1,500 1,500 16 12000 18000 9000
17 12,000 3,000 1,500 1,500 17 12000 18000 9000
18 12,000 9,000 4,500 4,500 18 12000 13200 6600
19 12,000 3,000 1,500 1,500 19 12000 12000 6000
20 12,000 4,200 2,100 2,100 20 12000 14400 7200
101
21 12,000 12,000 6,000 6,000 21 12000 15600 7800
22 12,000 3,000 1,500 1,500 22 12000 14400 7200
23 12,000 3,000 1,500 1,500 23 12000 18000 9000
24 12,000 6,000 3,000 3,000 24 12000 18000 9000
25 12,000 3,000 1,500 1,500 25 12000 14400 7200
26 12,000 12,000 6,000 6,000 26 12000 18000 9000
27 12,000 3,000 1,500 1,500 27 12000 12000 6000
28 12,000 3,000 1,500 1,500 28 12000 18000 9000
29 12,000 3,000 1,500 1,500 29 12000 15600 7800
30 12,000 6,000 3,000 3,000 30 12000 6000 3000
jumlah 360,00 137,520 68,760 68,760 jumlah 360000 382800 191400
0
rata-rata 12,000 4,584 2,292 2,292 rata-rata 4584 6380
102
LAMPIRAN 15. Produksi, Penerimaan, Biaya Total Pendapatan Serta Keuntungan oleh Petani Padi Organik Musim Tanam
November – Februari 2017
sampel produksi harga penerimaan total biaya total biaya biaya total Pendapatan keuntungan
diperhitungkan di
bayarkan
1 900 6,500 5,850,000 2,396,500 826,500 3,416,380 5,023,500 2,433,620
2 900 6,500 5,850,000 2,396,500 766500 3,352,780 5,083,500 2,497,220
3 950 6,500 6,175,000 2,351,500 526500 3,050,680 5,648,500 3,124,320
4 2700 6,500 17,550,000 4,412,800 994500 5,731,738 16,555,500 11,818,262
5 1200 6,500 7,800,000 3,660,000 602220 4,517,953 7,197,780 3,282,047
6 500 6,500 3,250,000 2,408,400 571200 3,158,376 2,678,800 91,624
7 450 6,500 2,925,000 1,968,100 720720 2,850,149 2,204,280 74,851
8 850 6,500 5,525,000 2,351,500 916500 3,464,080 4,608,500 2,060,920
9 1000 6,500 6,500,000 2,915,000 1066920 4,220,835 5,433,080 2,279,165
10 600 6,500 3,900,000 2,346,300 586200 3,108,450 3,313,800 791,550
11 550 6,500 3,575,000 2,071,000 510900 2,736,814 3,064,100 838,186
12 3500 6,500 22,750,000 4,280,300 1506000 6,133,478 21,244,000 16,616,522
13 900 6,500 5,850,000 3,094,000 841500 4,171,630 5,008,500 1,678,370
14 900 6,500 5,850,000 2,513,800 586500 3,286,318 5,263,500 2,563,682
15 1800 6,500 11,700,000 3,668,500 1338000 5,306,890 10,362,000 6,393,110
16 800 6,500 5,200,000 2,674,000 1261500 4,171,630 3,938,500 1,028,370
17 1000 6,500 6,500,000 2,588,800 826500 3,620,218 5,673,500 2,879,782
18 2800 6,500 18,200,000 3,328,000 724500 4,295,650 17,475,500 13,904,350
19 900 6,500 5,850,000 2,734,000 751500 3,694,630 5,098,500 2,155,370
20 1100 6,500 7,150,000 3,054,800 1022100 4,321,514 6,127,900 2,828,486
103
21 3600 6,500 23,400,000 5,579,000 1266000 7,255,700 22,134,000 16,144,300
22 900 6,500 5,850,000 3,161,500 841500 4,243,180 5,008,500 1,606,820
23 900 6,500 5,850,000 3,211,300 646500 4,089,268 5,203,500 1,760,732
24 1800 6,500 11,700,000 3,728,500 1053000 5,068,390 10,647,000 6,631,610
25 900 6,500 5,850,000 3,518,800 691500 4,462,918 5,158,500 1,387,082
26 3600 6,500 23,400,000 5,796,500 1236000 7,454,450 22,164,000 15,945,550
27 900 6,500 5,850,000 3,476,500 1126500 4,879,180 4,723,500 970,820
28 900 6,500 5,850,000 3,356,500 826500 4,433,980 5,023,500 1,416,020
29 850 6,500 5,525,000 3,356,500 826500 4,433,980 4,698,500 1,091,020
30 1500 6,500 9,750,000 5,093,500 1143000 6,610,690 8,607,000 3,139,310
jumlah 40150 195,000 260,975,000 97,492,400 26603760 131,541,930 234,371,240 129,433,070
rata- 1338.333333 6,500 8,699,167 3,249,747 886792 4,384,731 7,812,375 4,314,436
rata
rata- 3,522 17,105 22,892,544 8,551,965 2,333,663 11,538,766 20,558,881 11,353,778
rata/ha
104
LAMPIRAN 16. Produksi, Penerimaan, Biaya Total Pendapatan Serta Keuntungan oleh Petani Padi Anorganik Musim Tanam
November – Februari 2017
SAMPEL Produksi HARGA PENERIMAAN total biaya biaya dibayarkan Biaya Total pendapatan keuntungan
diperhitungkan
1 1600 5,000 5,500,000 2,629,959 2,165,800 4,795,759 2,870,041 704,241
2 2500 5,000 10,000,000 4,245,171 4,176,000 8,421,171 5,754,829 1,578,829
3 2500 5,000 10,000,000 4,312,971 3,981,000 8,293,971 5,687,029 1,706,029
4 1500 5,000 5,000,000 2,804,859 2,165,800 4,970,659 2,195,141 29,341
5 3000 5,000 12,500,000 5,758,001 5,584,000 11,342,001 6,741,999 1,157,999
6 2500 5,000 10,000,000 4,353,171 4,121,000 8,474,171 5,646,829 1,525,829
7 2800 5,000 11,500,000 4,125,704 4,001,000 8,126,704 7,374,296 3,373,296
8 2500 5,000 10,000,000 4,250,571 4,001,000 8,251,571 5,749,429 1,748,429
9 2500 5,000 10,000,000 4,083,621 4,001,000 8,084,621 5,916,379 1,915,379
10 2800 5,000 11,500,000 4,207,430 4,001,000 8,208,430 7,292,570 3,291,570
11 2500 5,000 10,000,000 4,147,221 4,001,000 8,148,221 5,852,779 1,851,779
12 2500 5,000 10,000,000 4,168,208 4,001,000 8,169,208 5,831,792 1,830,792
13 1800 5,000 6,500,000 2,796,501 2,689,000 5,485,501 3,703,499 1,014,499
14 1800 5,000 6,500,000 2,820,351 2,689,000 5,509,351 3,679,649 990,649
15 2200 5,000 8,500,000 4,062,771 4,051,000 8,113,771 4,437,229 386,229
16 3000 5,000 12,500,000 5,425,601 5,344,000 10,769,601 7,074,399 1,730,399
17 3000 5,000 12,500,000 5,472,460 5,519,000 10,991,460 7,027,540 1,508,540
18 2000 5,000 7,500,000 4,367,657 4,671,600 9,039,257 3,132,343 (1,539,257)
19 2500 5,000 10,000,000 3,959,421 4,051,000 8,010,421 6,040,579 1,989,579
20 2500 5,000 10,000,000 4,806,843 4,792,200 9,599,043 5,193,157 400,957
21 2800 5,000 11,500,000 4,848,629 4,737,800 9,586,429 6,651,371 1,913,571
105
22 2200 5,000 8,500,000 5,012,043 5,032,200 10,044,243 3,487,957 (1,544,243)
23 3000 5,000 12,500,000 5,823,934 5,584,000 11,407,934 6,676,066 1,092,066
24 3000 5,000 12,500,000 5,859,527 5,649,000 11,508,527 6,640,473 991,473
25 2200 5,000 8,500,000 4,463,943 4,377,200 8,841,143 4,036,057 (341,143)
26 3000 5,000 12,500,000 5,518,151 5,164,000 10,682,151 6,981,849 1,817,849
27 2200 5,000 8,500,000 4,252,071 4,291,000 8,543,071 4,247,929 (43,071)
28 3000 5,000 12,500,000 5,591,051 5,584,000 11,175,051 6,908,949 1,324,949
29 2500 5,000 10,000,000 4,594,679 4,347,800 8,942,479 5,405,321 1,057,521
30 1800 5,000 6,500,000 3,158,091 3,018,000 6,176,091 3,341,909 323,909
jumlah 73700 150,000 293,500,000 131,920,613 127,791,400 259,712,013 161,579,389 33,787,987
rata-rata 2,457 5,000 9,783,333 4,397,354 4,259,713 8,657,067 5,385,980 1,126,266
rata- 2,317.61 4,716.98 9,229,559.75 4,148,447 4,018,597 8,167,044 5,081,112.86 1,062,515.41
rata/ha
106
107
jawaban jawaban
sampel
sampel
umur
biaya
aan
kepuas
ajakan
lain
lain-
sulit
lebih
jaan
penger
lain
lain-
produk
sedikit
si
1 1 1 45 1
2 1 2 50 1
3 1 3 53 1
4 1 4 62 1
5 1 5 63 1
6 1 6 43 1
7 1 7 45 1
8 1 8 35 1
9 1 9 37 1
10 1 10 36 1
11 1 11 39 1
12 1 12 41 1
13 1 13 55 1
14 1 14 30 1
15 1 15 36 1
16 1 16 51 1
17 1 17 38 1
18 1 18 60 1
19 1 19 45 1
20 1 20 56 1
21 1 21 60 1
22 1 22 49 1
23 1 23 55 1
24 1 24 56 1
25 1 25 48 1
26 1 26 41 1
27 1 27 45 1
28 1 28 50 1
29 1 29 33 1
30 1 30 67 1
rata-
total 18 6 4 2 rata 11 14 5
% 60 20 13.3 6.7 % 37 47 17
108
Rice Milling Unit PPO Santiago Rice Milling Unit PPO Santiago
Lahan Siap Ditanamin dan Persemaian Petani PPO Santiago Selesai dari sawah
109