Professional Documents
Culture Documents
Gangguan Kesehatan Mata
Gangguan Kesehatan Mata
2, Juni 2015
ABSTRACT
This study was an observational study that aims to identify eye health
disorders on electric welding workers and related factors in Welding Power
Sempolan Village, District Silo, Jember, because there were 12 sites of electric
welding with 3 to 4 workers in each welding. Therefore there were 38 workers in
all weldings. Those workers were selected as the research samples. Research
instrument was questionnaire and observation sheet. The results showed that the
majority (47.4%) of respondents had a working life of 1 to 5 years, and 66% were
not disciplined in the use of personal protective equipment (PPE) welding glasses
correctly. Based of that, all workers had felt and experienced eye health problems
as a result of the activities of the welding process. Data analysis was logistic
regression showed that the use of factors of personal protective equipment (PPE)
electric welding goggles had had the most dominant relationship with the
incidence of eye health problems (pvalue = 0.008; α = 0.05) with an odds ratio
(OR) = 27 which means that the electric welding workers were undisciplined
wear personalprotective equipment (PPE) correctly had 27 times greater would
experience risk of eye health problems when compared to the discipline after the
controlled variable of working life. This research was conducted in an effort to
improve the health of the eye on the electric welding workers. Hopefully, this
study can be used as a basis to provide appropriate solutions to overcome the
problems of workplace accidents (eye health problems) on electric welding
workers.
137
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
Suatu tindakan tidak aman yang mik ditempat kerja termasuk pengen-
merupakan pelanggaran dari pera- dalian paparan radiasi. Selama proses
turan atau standar yang dilakukan pengelasan listrik akan timbul caha-
oleh pekerja bisa secara sadar ya dan sinar yang dapat mem-
maupun tidak sadar, memungkinkan bahayakan pekerja las listrik. Cahaya
sebagai penyebab terjadinya suatu dan sinar tersebut meliputi cahaya
kecelakaan. yang dapat dilihat oleh mata yang
Konstruksi las banyak se-kali disebut cahaya tampak, sinar
digunakan, pelaksanaan pekerja-an ultraviolet dan inframerah (Wiryo-
las listrik makin besar se-hingga sumarto & Okumura, 2000). Sinar
kecelakaan-kecelakaan yang berhu- ultraviolet dan inframerah merupa-
bungan dengan pengelasan menjadi kan bahaya radiasi yang termasuk
makin banyak. Kecelakaan umumnya dalam faktor fisik. Sinar ultraviolet
disebabkan kurang kehati-hatian dan sinar inframerah dapat menye-
pada pengerjaan las, Pemakaian Alat babkan katarak (Suma’mur, 1995)
Pelindung (APD) yang kurang benar Hasil observasi lapangan
dan pengaturan lingkungan yang dengan pekerja pengelasan listrik in-
tidak tepat untuk menghindari kece- formal di Daerah Sempolan Keca-
lakaan tersebut perlu penguasaan matan Silo terdapat 12 tempat las
tertentu dan mengetahui tindakan- listrik dengan pekerja disetiap
tindakan yang menyebabkan faktor- pengelasan 3 sampai 4 tenaga kerja
faktor kecelakaan kerja (Anggoro & las listrik, Selama kurun waktu tiga
Dewi, 1999). bulan terkahir terjadi kurang lebih 9
Pengaruh sinar infra merah kecelakaan kerja yaitu kerusakan
terhadap mata sama dengan pe- mata yang disebabkan percikan api
ngaruh panas, yaitu akan terjadi dan juga sinar yang sangat tajam
pembengkakan pada kelopak mata, sehingga pekerja mengalami keru-
terjadinya peyakit kornea, presbiopia sakan pada mata. Hasil observasi
yang terlalu dini dan kerabunan ditemuka, kecelakaan kerja tersebut
(Nurdin, 1999). Penyakit mata akibat terjadi dikarenakan berbagai faktor
radiasi yang dihasilkan pada pekerja antara lain karena kurang sadarnya
pengelasan antara absorpsi energi dalam penggunaaan Alat Pelindung
dan efek biologi ada periode laten Diri (APD) kacamata saat melakukan
yang bervariasi tergantung dari pengelasan listrik.
panjang gelombang sinar dan Pengendalian bahaya dengan
intensitas terkenanya, serta menggunakan Alat Pelindung Diri
tergantung dari jaringan yang (APD) kacamata tidak akan
terkena. Kerentanan jaringan juga maksimal jika pekerjanya sendiri
bervariasi tergantung dari kemam- tidak menggunakan walaupun dari
puan reparasi jaringan tersebut. Pada pihak perusahaan telah menyediakan.
cedera radiasi juga terjadi efek
kumulasi bila radiasi berulang. METODE PENELITIAN
Dalam upaya meningkat-kan Penelitian ini adalah pene-
produktivitas kerja dan me-nurunkan litian survey yang bertujuan menge-
penyakit akibat kerja perlu tahui gangguan kesehatan mata dan
pertimbangan prinsip-prinsip ergono- faktor-faktor yang berhubungan pada
138
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
Table 1. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pekerja Las Listrik di Desa Sempolan,
Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Masa Kerja Frek Persentase (%)
Kurang dari 6 bulan 2 5,3
6 Bln – 1 tahun 5 13,1
1 tahun – 5 tahun 18 47,4
Lebih dari 5 tahun 13 34,2
Total 38 100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan mempunyai banyak risiko terjadi
bahwa masa kerja yang terbanyak gangguan kesehatan bahkan dapat
(47,4%) pada pekerja las listrik menimbulkan kematian. Mulai dari
adalah 1 – 5 tahun. Dan bahkan yang terpaparnya mata oleh sinar las
mempunyai masa kerja lebih dari 5 listrik yang mengandung infra merah
tahun sebanyak 13 (34,2) responden. maupun ultra violet sampai dengan
kejadian tersengat listrik. Berikut
Pemakaian Alat Pelindung Diri
adalah pemakaian alat pelindung diri
(APD)
(APD) kacamata las oleh pekerja las
Alat pelindung diri (APD) listrik di Desa Sempolan, Kecamatan
merupakan salah satu syarat mutlak Silo, Kabupaten Jember.
yang harus dikenakan bagi setiap
pekerja yang bekerja pada area-area
yang penuh risiko. Pekerjaan
mengelas merupakan pekerjaan yang
139
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja
Las Listrik di Desa Sempolan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Masa Kerja Frek Persentase (%)
Disiplin 5 13%
Cukup Disiplin 8 21%
Tidak Disiplin 25 66%
Total 38 100
140
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
141
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
142
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
Tabel 6. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Kacamata Las dengan
Kejadian Gangguan Kesehatan Mata pada Pekerja Las Listrik di Desa
Sempolan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember
143
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
144
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
Tabel 8. Faktor Pemakaian APD dan Masa Kerja dengan Kejadian Gangguan
Kesehatan Mata pada Pekerja Las Listrik di Desa Sempolan, Kecamatan
Silo, Kabupaten Jember
145
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
146
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
berair, sakit kepala diatas mata, dan terlihat jelas bahwa semakin disiplin
mata terasa seperti kelilipan. pekerja memakai APD semakin
Kejadian gangguan kesehatan mata rendah pula prevalensi gangguan
pada pekerja las listrik paling banyak kesehatan mata. Uji statistic
terjadi pada pekerja yang tidak membuktikan jika pemakaian alat
disiplin dalam memakai APD disaat pelindung diri (APD) kacamata las
proses pengelasan. Pemakaian alat mempunyai hubungan yang paling
pelindung diri kacamata yang tidak dominan dengan kejadian gangguan
disiplin dapat menyebabkan mata kesehatan mata pada pekerja las
mengalami trauma fisik yang berupa listrik di Desa Sempolan, Kecamatan
sinar infra merah yang dihasilkan Silo, Kabupaten Jember (pvalue=
oleh pancaran sinar las listrik. Selain 0.008; α= 0.05; OR=26.654).
itu, mata juga mengalami trauma Berdasarkan nilai Odds Ratio (OR)
fisik berupa asap yang dihasilkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
oleh proses pengelasan. Tingginya pekerja las listrik yang tidak disiplin
kasus gangguan kesehatan pada memakai alat pelindung diri (APD)
pekerja las listrik yang tidak disiplin kacamata las listrik akan mempunyai
dapat dilihat pada hasil penelitian risiko 27 kali lebih besar mengalami
yang menunjukkan dari 25 pekerja gangguan kesehatan mata bila
las listrik yang tidak disiplin dalam dibandingkan dengan yang disiplin
pemakaian alat pelindung diri (APD) memakai APD setelah dikontrol
saat melakukan pengelasan yang variabel masa kerja.
mengalami penglihatan kabur
sebanyak 48%, mata merah 100%, KESIMPULAN
mata terasa gatal sebanyak 92%, 1. Secara keseluruhan pekerja las
mata terasa pedih sebanyak 100%, listrik pernah mengalami
60% pernah mengalami mata gangguan kesehatan mata pada
bengkak, 72% pernah mengalami saat setelah proses pengelasan.
sakit kepala di atas mata, 60% Namun, semakin tidak disiplin
pernah mengalami mata bengkak, semakin sering mengalami
72% pernah mengalami sakit kepala gangguan kesehatan mata
di atas mata, 84% pernah mengalami 2. Sebagian besar pekerja las listrik
mata seperti kemasukan tidak disiplin menggunakan alat
pasir/kelilipan, 100% mengalami pelindung diri (APD)
mata terasa berair, 96% mata terasa 3. Masa kerja pekerja las listrik
sakit, sebanyak 12% mengalami menekuni sebagai pekerja las
katarak, dan 28% pernah terpercik listrik adalah antara 1 s.d. 5 tahun,
api las listrik. Hasil tersebut dapat bahkan lebih dari 5 tahun.
disimpulkan jika dari 25 pekerja las 4. Ada hubungan antara pemakaian
listrik yang tidak disiplin, 24 pekerja alat pelindung diri (APD)
pernah mengalami gangguan kacamata las listrik dengan
kesehatan mata.Hasil penelitian pun kejadian gangguan kesehatan
juga menunjukkan adanya perbedaan mata pada pekerja las listrik di
kejadian gangguan kesehatan mata Desa Sempolan, Kecamatan Silo,
antara pekerja yang disiplin dengan Kabupaten Jember.
yang tidak. Melihat hasil penelitian
147
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
148
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 5,No. 2, Juni 2015
149