Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 16

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PENILAIAN 3K (KERAJINAN,

KERAPIAN DAN KELAKUAN) TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI


KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP YPK EBENHAEZER
KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

YOSEPH WATUNGLAWAR

ABSTRACT

This research aims to reveal the effectiveness of the implementation of the


application of valuation models kerajianan, neatness and behavior of the character of
students in junior YPK Ebenhaezer Timika. Application of Model Assessment 3K
effective when the application is said to have an impact on the value of the character
development of students.

This research is descriptive and qualitative and quantitative descriptive data


collection was done by observation, using questionnaires and interviews. Observations
conducted on 3K assessment questionnaires and interviews made while referring to the
characteristics of valuation models 3K. Sources of data in research is the principal, vice
principal, student affairs, teacher, student council president, parents of students and
chairman PSW YPK in Mimika Regency.

The results showed that the effectiveness of the application of valuation models
3K (crafts, neatness and behavior) of the value of the character development of students
in the junior category YPK Ebenhaezer be effective based on the assessment of learners
violations committed by the NII in student affairs, and homeroom teachers with an
average of 87 , 9. 86.5% of respondents stated that the application of students scoring
models are very efektik 3K. While 84.5% of respondents stated the parents of students
are very effective. Generally means the principal, vice principal, student affairs, and the
homeroom teacher has assessed the founder of the foundation with the support of
students and parents.

Factors to be supporters of the application of valuation models 3K include


foundations, parents of students and school staff (teachers and education staff), while
that is a barrier in the application of the assessment model 3K limited means of
communication with the homeroom parent, student affairs and principals, delegation of
authority than coaching students of the homeroom teacher, homeroom teacher to
student affairs and student affairs to the principal, teachers' lack of understanding
about counseling.

Results of the application of valuation models 3K is shape the character of the


students, laying the foundation of religious, moral, social learners in schools and
communities and bridge the flow of information and globalisi current between the
schools with parents.

Keywords: 3K valuation models, development characteristics, learners.

1
A. PENDAHULU santun pada model lahir generasi
AN orang tua. Dan pendidikan yang bangsa yang
yang sangat berbasis pada tumbuh
Krisis parah lagi yaitu karakter. berkembang
multi dimensi ada anak yang Inplementasinya dengan
yang dialami berani jika masyarakat berkarakter.
bangsa membunuh menghendaki Dengan
Indonesia saat orang tuanya tamatan yang pendidikan
ini, telah sendiri. (Masnur berkualitas maka karakter yang
memberi Muslich, 2011: isi proses diterapkan secara
dampak yang 1-2) pendidikan harus sistematis dan
besar dalam diarahkan pada berkelanjutan,
berbagai Sejalan pemenuhan seorang
tatanan dengan Masnur kebutuhan anak/siswa akan
kehidupan Muslich, karakter. menjadi cerdas
bangsa. Banyak Asmaun Sahlan emosinya.
yang dan Angga Pembentuka Kecerdasan emosi
mengatakan Teguh Prastyo n karakter ini adalah bekal
bahwa masalah (2012: 13) merupakan salah penting dalam
terbesar yang menyatakan satu tujuan mempersiapkan
dihadapi bawah moralitas pendidikan anak
bangsa dipinggirkan nasional. Pasal I menyongsong
Indonesia dalam sistem UU Sisdiknas masa depan,
adalah terletak berperilaku dan tahun 2003 karena seseorang
pada aspek bersikap menyatakan akan lebih mudah
moral. Terbukti akibatnya di satu bahwa di antara dan berhasil
dengan sisi pendidikan tujuan menghadapi
banyaknya yang telah pendidikan segala macam
berita tentang dijalankan nasional adalah tantangan
tawuran menjadi manusia mengembangkan kehidupan,
antarpelajar, yang terdidik potensi peserta termasuk
kasus-kasus intelektualnya didik untuk tantangan untuk
narkoba yang namun di sisi memiliki berhasil secara
sering kita lain pendidikan kecerdasan, akademis.
tonton di yang diusung kepribadian dan
televisi tidak menjadikan akhlak mulia. Menurut
jarang manusia Amanah UU Balitbang Pusbuk
pemakainya kehilangan Sisdiknas tahun Kemdiknas
juga masih kemanusiaannya 2003 itu (2011) Pendidikan
menyandang . Maraknya aksi bermaksud agar karakter
status pelajar. kekerasan, pendidikan tidak ditempatkan
Beberapa korupsi dan hanya sebagai landasan
pelajar berada sederet membentuk untuk
di "terali besi" gambaran insan Indonesia mewujudkan visi
karena dekadensi yang cerdas, pembangunan
menganiaya moralitas namun juga nasional, yaitu
gurunya menghadapkan berkepribadian mewujudkan
sendiri, anak kepada atau berkarakter, masyarakat
yang tidak lagi kerinduan untuk sehingga berakhlak mulia,
memiliki sopan mendesain ulang nantinya akan bermoral,

2
beretika, sebagai salah antara lain 4. Membudayany
berbudaya, dan satu program sebagai berikut. a
beradab prioritas ketidakjujuran
berdasarkan pembangunan 1. Meningkatny dan rasa tidak
falsafah nasional dan a tindak hormat anak
Pancasila. Hal menempatkan kekerasan kepada orang
ini sekaligus pendidikan atau tua dan
menjadi upaya karakter sebagai pertengkaran guru/dosen di
untuk salah satu di kalangan kalangan anak-
mendukung program 100 remaja. anak dan
perwujudan hari pertama Makin remaja;
cita-cita kementerian maraknya
sebagaimana Pendidikan anak-anak 5. Menurunnya
diamanatkan Nasional dari sekolah yang semangat
dalam delapan program membentuk belajar, etos
Pancasila dan lain yang kelompok kerja,
Pembukaan dilaksanakan, (geng) dan kedisiplinan,
UUD 1945. Di yaitu langkah menganiaya dan
samping itu pertama teman-teman kecenderungan
berbagai dilakukan adalah sekolahnya; untuk
persoalan yang melaksanakan memperoleh
dihadapi oleh sarasehan 2. Makin hidup yang
bangsa kita dengan para maraknya mudah tanpa
dewasa ini pemangku pacaran di kerja keras,
makin kepentingan kalangan memperoleh
mendorong pendidikan. remaja yang nilai yang baik
semangat dan melampaui tanpa kerja
upaya Mataputun batas-batas keras;
pemerintah (1012: 2) dalam norma agama,
untuk makalah dan bahkan 6. Menurunnya
memprioritaska membangun ada di antara rasa tanggung
n pendidikan karakter yang telah jawab anak-
karakter mahasiswa melakukan anak dan
sebagai dasar pengembangan hubungan remaja/siswa,
pembangunan dan seksual baik terhadap
pendidikan. pembentukan sebelum diri, keluarga,
Semangat itu pendidikan nikah; lingkungan
secara implisit karakter di masyarakat,
ditegaskan Indonesia 3. Makin maupun
dalam Rencana didasarkan pada maraknya bangsa dan
Pembangunan keprihatinan anak-anak negara;
Jangka Panjang manajemen, dan remaja
Nasional guru, dosen, dan yang gemar 7. Membudayany
(RPJPN) tahun masyarakat luas. melihat a nilai
2005-2015, di Demoralisasi di gambar- materialisme
mana kalangan gambar porno (materialism,
Pemerintah remaja/siswa dan atau hedonism) di
menjadikan akhir-akhir ini menonton kalangan anak-
pembangunan yang makin film serta anak dan para
karakter meningkat, situs porno; remaja;

3
8. Makin (Zubaedi, 2011: dapat menjadi Universitas
maraknya 4). jawaban dari Yogyakarta yang
penggunaan kegelisahan menyarankan agar
narkoba Persoalan banyak orang sekolah
serta karakter atau selama ini. mempunyai peran
minuman moral memang Dengan yang sangat
alkohol di tidak penerapan strategis dalam
kalangan sepenuhnya pendidikan membentuk
para remaja. terabaikan oleh karakter, kita manusia yang
lembaga tentu berharap berkarakter. Di
Persoalan pendidikan. masalah- sekolah, guru
itu hampir Akan tetapi, masalah sosial adalah figur yang
terjadi setiap dengan fakta- yang diharapkan
tahun, baik fakta seputar dilatarbelakangi mampu mendidik
secara terang- kemerosotan oleh degradasi anak yang
terangan karakter di moral bias berkarakter,
maupun sekitar kita segera berbudaya, dan
terselubung. menunjukan ditanggulangi bermoral. Guru
Dari berbagai bahwa ada dengan baik merupakan
media kita kegagalan pada (Agus Zaenul teladan bagi siswa
sering kali institusi Fitri, 2012: 9- dan memiliki
mendengar ada pendidikan 17) peran yang sangat
sebuah dalam hal besar dalam
lembaga menumbuhkan Sekolah pembentukan
pendidikan manusia sebagai lembaga karakter siswa.
yang sengaja Indonesia yang pendidikan Peran pendidik
melakukan berkarakter atau diharapkan sebagai
kecurangan beraklak mulia menerapakan pembentuk
demi (Zubaedi, 2011: pendidian generasi muda
memperoleh 5). Karena karakter secara yang berkarakter
nilai yang itulah, ada terintegrasi sesuai UU Guru
bagus bagi banyak pihak dalam proses dan Dosen, UU
peserta yang pembelajaran, no 14 tahun 2005,
didiknya. mengajukan dalam kegiatan guru didefinisikan
(Nurla Isna pentingnya pembinaan sebagai pendidik
Aunilla, 2011: pendidikan kesiswaan dan profesional
18). karakter bagi melalui dengan tugas
Kekawatiran peserta didik. pengelolahan utama mendidik,
terbesar adalah sekolah yang mengajar,
tindakan Pendidikaan berkarakter membimbing,
kekerasan yang karakter (Depdiknas, mengarahkan,
dilakukan merupakan 2011: 7-9). melatih, menilai,
anak-anak tawaran yang dan mengevaluasi
muda yang sangat menarik Penelitian peserta didik pada
sudah untuk ini bertitik tolak pendidikan anak
merupakan dilaksanakan. dari hasil usia dini jalur
keadaan gawat Tujuan yang penelitian Siti pendidikan
yang perlu hendak dicapai Irene Astuti D. formal,
segera diatasi dari pendidikan dkk pada pendidikan dasar,
itu diharapkan mahasiswa

4
dan pendidikan Berkowitz dari program baru yang sesuai
menengah. University of yang dengan visi
Missouri- St. diprioritaskan sekolahnya. Hal
Apakah Louis di Kementrian itu berdampak
ada dampak beberapa SMP di Pendidikan dan pada gerakan
Pendidikan Amerika Serikat Kebudayaan. membangun
Karakter menunjukan Sebagai program karakter di
terhadap peningkatan baru masih sekolah menjadi
keberhasilan motivasi siswa menghadapi kurang terarah
akademik? sekolah dalam banyak kendala. dan fokus,
Penelitian meraih prestasi Kendala-kendala sehingga tidak
ilmiah tentang akademik pada tersebut adalah: jelas pula
dampak sekolah-sekolah (1) nilai-nilai monitoring dan
pendidikan yang karakter yang penilaiannya,
karakter di menerapkan dikembangkan (3) pemahaman
sekolah dalam pendidikan di sekolah belum guru tentang
dunia karakter. Kelas- terjabarkan konsep
pendidikan di kelas yang dalam indikator pendidikan
Indonesia secara yang karakter yang
sangat terbatas, komprehensif representatif. masih belum
namun di terlibat dalam Indikator yang menyeluruh.
negara-negara pendidikan tidak Jumlah guru di
maju seperti karakter representatif dan Indonesia yang
Amerika menunjukkan baik tersebut lebih 2 juta
Serikat sudah adanya menyebabkan merupakan
sangat penurunan kesulitan dalam sasaran program
berkembang. drastis pada mengukur yang sangat besar.
Dimyati yang perilaku negatif ketercapaiannya. Program
dikutip oleh siswa yang dapat (2) sekolah pendidikan
Zubaedi (2011: menghambat belum dapat karakter belum
4) meringkas keberhasilan memilih nilai- dapat
beberapa akademik. nilai karakter disosialisaikan
penemuan yang sesuai pada semua guru
penting Faktor- dengan visinya. dengan baik
mengenai faktor yang Jumlah nilai- sehingga mereka
penerapan mempengaruhi nilai karakter belum
pendidikan penerapan demikian memahaminya,
karakter yang pendidikan banyak, baik (4) guru belum
diterbitkan oleh karakter bangsa yang diberikan dapat memilih
sebuah buletin, di SMP YPK oleh Kementrian nilai-nilai
Character Ebenhaezer Pendidikan dan karakter yang
Educator, dan didasarkan pada Kebudayaan, sesuai dengan
Character konteks nasional maupun dari mata pelajaran
Education dan kondisi sumber-sumber yang diampunya.
Partnership. sekolah. lain. Umumnya Selain nilai-nilai
Dalam buletin Konteks sekolah karakter umum,
tersebut nasional, menghadapi dalam mata
diuraikan pendidikan kesulitan pelajaran juga
bahwa hasil karakter memilih nilai terdapat nilai-nilai
studi Marvin merupakan karakter mana karakter yang

5
perlu untuk menjadi YPK dalam
dikembangkan teladan dalam Ebenhaezer mengembangk
guru pegampu. mewujudkan Kabupaten an nilai-nilai
Nilai-nilai nilai-nilai Mimika Tahun karakter di
karakter mata karakter secara Pelajaran SMP YPK
pelajaran khusus sesuai 2012/2013” Ebenhaezer
tersebut belum dengan nilai Kabupaten
dapat digali karakter mata B. Rumusan Mimika?
dengan baik pelajaran dan Masalah
untuk nilai-nilai 1. Bagaimana C. TUJUAN
dikembangkan karakter umum keefektifan PENELITIAN
dalam proses di sekolah. penerapan
pembelajaran, model Penelitian ini
(5) Guru Penerapan penilaian 3K bertujuan untuk
belum penilaian model terhadap mendapatkan
memiliki penilaian 3K pengembang gambaran
kompetensi (Kerajinan, an nilai-nilai mengenai hal-hal
yang memadai Kerapian dan karakter sebagai berikut:
untuk Kelakuan) di peserta didik
mengintegrasik SMP YPK SMP YPK 1. keefektifan
an nilai-niai Ebenhaezer yang Ebenhaezer penerapan
karakter pada didasarkan pada Kabupaten model
mata pelajaran asumsi yang Mimika? penilaian 3K
yang dikemukakan di 2. Faktor-faktor terhadap
diampunya. atas dengan apa saja pengembanga
Program sudah harapan yang n nilai-nilai
dijalankan, terjadinya menjadi karakter
sementara perubahan pendukung peserta didik
pelatihan masih tingkah laku dan SMP YPK
sangat terbatas peserta didik penghambat Ebenhaezer
diikuti guru secara terus penerapan Kabupaten
menyebabkan menerus. model Mimika
keterbatasan penilaian 3K 2. Faktor-faktor
mereka dalam Berdasarkan dalam yang menjadi
mengintegrasik uraian dalam mengemban pendukung
an nilai masalah tersebut gkan nilai- dan
karakter pada maka perlu nilai penghambat
mata pelajaran dilakukan karakteristik penerapan
yang penelitian peserta didik model
diampunya, tentang di SMP YPK penilaian 3K
(6) guru belum “Keefektifan Ebenhaezer dalam
dapat menjadi Penerapan Kabupaten mengembangk
teladan atas Model Penilaian Mimika? an nilai-nilai
nilai-nilai 3 K (Kerajinan, 3. Bagaimana karakteristik
karakter yang Kerapian dan persepsi peserta didik
dipilihnya. Kelakuan staekholder di SMP YPK
Permasalahan Terhadap terhadap Ebenhaezer
yang paling Pengembangan penerapan Kabupaten
berat adalah Karakter Peserta model Mimika
peran guru Didik di SMP penilaian 3K

6
3. Persepsi metode dan penilaian 3K Pendidikan
staekholder instrumen diukur dengan Formal pertama
terhadap pengumpulan kriteria penilaian yang ada di Tanah
penerapan data onservasi, keefektifan AB Papua. Cikal
model wawancara, (Amat Baik) bakal Program
penilaian angket dan deposit bobot Pendidikan
3K dalam dokumentasi. 75–100, B Zending ini
mengemba (Baik) deposit dimulai dengan
ngkan nilai- Teknik bobot 50–74, dibukanya
nilai analisis data C (Cukup) Sekolah Rumah
karakter di yang digunakan deposit bobot oleh Ny. Ottow
SMP YPK dalam penelitian 25–54 dan K pada tahun 1857
Ebenhaezer ini adalah (Kurang) deposit di Kwawi –
Kabupaten deskriptif bobot 1–24 Manokwari, yang
Mimika kualitatif, kemudian
sebagaimana E. HASIL menjadi
D. METODOLO dikemukakan PENELITIAN kebutuhan di
GI oleh Miles dan DAN banyak kampung
PENELITIAN Hubermen PEMBAHASA berupa Sekolah
(1982: 21-22), N Rakyat hingga
Penelitian Sunarto (2001: 1. Gambaran menjadi Sekolah
dilaksanakan di 53), Nasution Subyek Dasar (SD), yang
SMP YPK (1996: 129), Penelitian dijalankan dengan
Ebenhaezer Sugiyono, subsidi penuh
Kabupaten (2005:92), SMP YPK pemerintah
Mimika. Jenis bahwa analisis Ebenhaezer Belanda.
penelitian ini deskriptif merupakan SMP
adalah kualitatif YPK pertama di Pada masa
deskriptif dilakukan Kabupaten peralihan
kuantitatif dan melalui tiga Mimika yang kekuasaan politik
deskripsi cara, yaitu: berdiri pada tahun 1962
kualitatif. reduksi data, tahun 2007 sekolah- sekolah
penyajian data, sebagai realisasi ini diserahkan ke
Sumber penarikan dari Keputusan dalam pengurusan
Data data simpulan atau Sidang Klasis IV Gereja Kristen
dalam verifikasi. GKI Mimika di Inijili di Irian
penelitian ini Jemaat GKI Barat dan Gereja
adalah Kepala Adapun Maranatha Protestan Maluku,
Sekolah, Wakil model analisis Karang Senang. kemudian diberi
Kepala statistik nama Yayasan
Sekolah, deskriptif dan SMP YPK Persekolahan
Urusan analisis kualitatif Ebenhaezer Kristen. Pada
Kesiswaan, mengacu pada Timika tahun 1974
Guru, Ketua model analisis merupakan cikal berganti nama
OSIS, orang statistik bakal dari menjadi Yayasan
tua peserta deskriptif Lembaga Pendidikan
didik, Ketua dengan Pendidikan Kristen (YPK).
PSW YPK menggunakan Zending
dengan presentasi Belanda, yang Di Kabupaten
menggunakan penerapan model merupakan Mimika, yang
Lembaga

7
merupakan Kabupaten tidaknya = 50 – 74,
wilayah Mimika, penerapan Cukup (C) =
pelayanan deskripsi faktor- model 25–54 dan
Klasis GKI faktor yang penilaian 3K Kurang (K) =
Mimika, menjadi terhadap 1–24 diperoleh
sekolah- pendukung dan pengembanga data sebagai
sekolah YPK penghambat n nilai-nilai berikut:
mulai didirikan penerapan model karakter
bersamaan penilaian 3K peserta didik
dengan dalam SMP YPK
dibukanya mengembangkan Ebenhaezer
Taman Kanak- nilai-nilai Kabupaten
Tabel 1
Kanak (TK) karakteristik Mimika Catatan Penilaian 3K
Ebenhaezer peserta didik di dilakukan (Kerajianan, Kelakuan dan
pada tahun SMP YPK dengan Kerapian) Siswa SMP
2000, Sekolah Ebenhaezer pengumpulan YPK Ebenhaezer Timika
Dasar (SD) Kabupaten data berupa Tahun Pelajaran 2012/2013
Ebenhaezer Mimika dan catatan Jumlah Penilaian
Jlh
pada tahun persepsi penilaian NO Kelas
Siswa
Pelanggaran3K
Pe
2001, TK steakholder siswa dari K1 K2 K3
1 VII A 40 59 0 0
Marantha tahun terhadap guru dan wali
2 VII B 40 189 14 14
2005, Sekolah penerapan model kelas VII-IX, 3 VII C 40 329 92 32
Menengah penilaian 3K pengumpulan 4 VII D 40 462 8 62
Pertama (SMP) dalam angket dari 5 VII E 40 231 0 559
Ebenhaezer mengembangkan responden 6 VIII A 40 120 16 105
tahun 2007 dan nilai-nilai dan 7 VIII B 40 286 54 26
8 VIII C 40 647 35 10
TK karakter di SMP wawancara
9 IX A 38 177 170 78
Viadolorosa YPK terhadap 10 IX B 38 34 114 99
2011. Ebenhaezer wakil kepala 11 IX C 37 1188 5 10
Kabupaten sekolah, JUMLAH 433 3722 508 995
2. Hasil Mimika. urusan
Penelitian kesiswaan, Sumber:
a. Deskripsi guru, ketua
Deskripsi keefektifan osis dan Diadapt
data hasil penerapan steakholder. asi dari
penelitian model Catatan
terdiri dari tiga penilaian 3K Dari catatan Penilaia
bagian, yakni terhadap penilaian n 3K
deskripsi pengembanga siswa yang setiap
keefektifan n nilai-nilai dilakukan siswa
penerapan SMP
karakter oleh guru dan
YPK
model peserta didik wali kelas Ebenhae
penilaian 3K SMP YPK VII-IX zer
terhadap Ebenhaezer dengan Timika
pengembangan Kabupaten kriteria
nilai-nilai Mimika penilaian
karakter keefektifan = efektif
peserta didik Untuk Amat Baik
SMP YPK mengukur (AB) = 75– Maka
Ebenhaezer efektif 100, Baik (B) keefektifan

8
penerapan terhadap Alkitab, rajin ke di SMP YPK
model pengembangan gereja dan tidak Ebenhaezer
penilaian 3K nilai-nilai lagi pulang larut Kabupaten
terhadap
karakter peserta malam. Mimika
pengembangan
nilai-nilai didik SMP YPK adalah:
Ebenhaezer b. Faktor-faktor dukungan
karakter
Kabupaten yang menjadi yayasan,
peserta didik
pendukung
SMP YPK Mimika, peneliti kepala sekolah,
dan
Ebenhaezer melakukan guru mata
penghambat
adalah: wawancara pelajaran,
penerapan
dengan wakil model orang tua
kepala sekolah, penilaian 3K peserta didik
urusan dalam dan peserta
(Amat Baik) mengembang
kesiswaan, wali didik karena
kan nilai-nilai
Keefektifan kelas dan ketua karakteristik melalui
penerapan OSIS. Hasil peserta didik penilain 3K
model wawancara di SMP YPK dapat
penilaian 3K dapat Ebenhaezer membentuk
disimpulkan Kabupaten karakter siswa.
terhadap
bahwa Mimika.
pengembangan
penerapan model Sedangkan
nilai-nilai Sehubun
penilaian 3K penghambat
karakter gan dengan
sangat penerapan
peserta didik hal tersebut di
berdampak model
SMP YPK atas peneliti
terhadap penilaian 3K
Ebenhaezer melakukan
pengembangan dalam
Kabupaten awancara
nilai karakter mengembangk
Mimika sejalan dengan wakil
peserta didik an nilai-nilai
dengan 38 butir kepala
SMP YPK karakteristik
pertanyaan sekolah, guru
Ebenhaezer di peserta didik di
yang dan wali
sekolah dan di SMP YPK
disebarkan kelas. Dari
luar sekolah dan Ebenhaezer
kepada 139 wawancara
masyarakat Kabupaten
responden disimpulkan
seperti: sudah Mimika adalah
siswa dan 139 faktor-faktor
sangat berkurang komunikasi
responden pendukung
alpa dan bolos wali kelas
orang tua penerapan
dari siswa, dengan orang
peserta didik. model
berkurangnya tua peserta
penilaian 3K
Sehubungan perkelaian antar didik, urusan
dalam
dengan siswa, siswa kesiswaan dan
mengembang
keefektifan berpakaian pun kepala sekolah
kan nilai-nilai
penerapan sudah rapi, rajin dengan orang
karakteristik
model berdoa, tua peserta
peserta didik
penilaian 3K membaca didik yang

9
kurang penerapan 3. Pembahasan presentasi
lancar model angket 139
disebabkan penilaian 3K Berdasarkan peserta didik
efektif dalam data hasil dengan nilai
terbatasnya
menjembatani penelitian 86,5 % dan
sarana arus angket 139
komunikasi, keefektifan
informasi dan orang tua
lambatnya globalisi saat penerapan peserta didik
pelimpahan ini. model penilaian 87,12 %.
wewenang Penerapan 3K 3K (kerajinan, (kategori amat
pembinaan sangat efektif kerapian dan baik).
dalam kelakuan)
dari guru
meletakan terhadap b. Faktor-faktor
kepada wali landasan pendukung
kelas, wali pengembangan
keagamaan, penerapan
kelas kepada moral, nilai karakter model
urusan kehidupan peserta didik di penilaian 3K
kesiswaan sosial peserta SMP YPK dalam
dan urusan didik di Ebenhaezer mengembangk
sekolah dan Kabupaten an nilai-nilai
kesiswaan
masyarakat. Mimika karakteristik
kepada Banyak peserta didik di
kepala menunjukan
diantara SMP YPK
sekolah, peserta didik bahwa: Ebenhaezer
rendahnya telah Kabupaten
mengalami a. Penerapan Mimika
pemahaman
perubahan model adalah:
guru tentang penilaian 3K
tingkah laku dukungan
konseling. sangat
dari yang yayasan,
sering berdampak kepala sekolah,
c. Persepsi terlambat terhadap guru mata
steakholder menjadi pengembanga pelajaran,
terhadap penurunan n nilai-nilai orang tua
penerapan absensi, yang karakter peserta didik
model sering peserta didik dan peserta
penilaian 3K berkelahi SMP YPK didik karena
dalam menjadi Ebenhaezer melakui
mengemban pencinta Kabupaten penilain 3K
gkan nilai- damai, yang Mimika. dapat
nilai malas dalam Dari catatan membentuk
karakter di kegiatan penilaian 3K karakter siswa.
SMP YPK keagamaan pada tabel 1 Tanpa
Ebenhaezer menjadi rajin keefektifan dukungan
Kabupaten berbakti penerapan tersebut
Mimika. kepada Tuhan model penilaian
serta penilaian 3K kerajinan,
Menurut adalah 87,9
menghormati kerapian dan
persepsi % amat baik.
orang tua dan kelakuan tidak
pihak Penilaian 3K
guru. mungkin
yayasan ini didukung mencapai
bahwa dengan

10
efesiensi pelimpahan Lambatnya Kabupaten
yaitu wewenang pelimpahan Mimika.
terbentukny pembinaan wewenang
a karakter Pihak yayasan
dari guru pembinaan berpendapat
peserta
didik. kepada wali dari wali bahwa
kelas, wali kelas kepada penerapan
Sedangkan kelas kepada urusan model
faktor urusan kesiswaan, penilaian 3K
penghambat kesiswaan dari urusan efektif dalam
menjembatani
penerapan dan urusan kesiswaan ke
arus informasi
model kesiswaan kepala dan globalisi
penilaian 3K kepada sekolah saat ini.
dalam kepala disebabkan Penerapan 3K
mengemban sekolah, beban sangat efektif
gkan nilai- rendahnya mengajar wali dalam
nilai pemahaman kelas dan meletakan
landasan
karakteristik guru tentang urusan
keagamaan,
peserta didik konseling. kesiswaan moral,
di SMP melebihi jam kehidupan
YPK Terbatasnya wajib yang sosial peserta
Ebenhaezer komunikasi diisyaratkan didik di
Kabupaten guru, wali sekolah dan
Mimika kelas, urusan Disamping masyarakat.
kesiswaan rendahnya Menurut orang
adalah
dan kepala pemahaman tua banyak di
komunikasi antara peserta
wali kelas sekolah guru terhadap didik telah
dengan dengan orang prinsip- mengalami
orang tua tua peserta prinsip perubahan
peserta didik bimbingan tingkah laku
didik, dikarenakan konseling dari yang
banyak orang bagi siswa sering
urusan terlambat
kesiswaan tua peserta yang
menjadi
dan kepala didik yang bermasalah. penurunan
sekolah tidak absensi, yang
memiliki c. Persepsi sering
dengan
sarana steakholder berkelahi
orang tua terhadap
komunikasi menjadi
peserta didik penerapan
seperti hp, pencinta
yang kurang model damai, yang
lancar tempat penilaian 3K malas dalam
disebabkan tinggal orang dalam kegiatan
terbatasnya tua yang jauh mengembang keagamaan
dari kan nilai-nilai menjadi rajin
sarana karakter di
komunikasi, lingkungan berbakti
SMP YPK kepada Tuhan
lambatnya sekolah. Ebenhaezer

11
serta 3K yang menjadi mengemban
menghormat diterapkan faktor gkan nilai-
i orang tua di SMP penghamb nilai
dan guru. YPK at karakter di
Ebenhaeze penerapan SMP YPK
F. r Timika model Ebenhaezer
------------------- tahun penilaian Kabupaten
KESIMPULA pelajaran 3K yaitu Mimika
N DAN 2012/2013 terbatasny adalah
SARAN efektif a sarana menurut
dalam komunikas persepsi
1. Kesimpulan pembinaan i dari orang tua
pendidikan orang tua peserta
a. karakter dengan didik
yakni wali kelas, penerapan
Penerapa mencapai urusan model
n model 87,9 % kesiswaan penilaian
penilaian (kategori dan kepala 3K sangat
3K amat sekolah, efektif
terhadap baik). lambatnya dalam
pengemb pelimpaha membentuk
angan b. Faktor- n karakter
nilai-nilai faktor wewenang anak-anak
karakter yang pembinaan mereka.
peserta menjadi siswa dari Sedangkan
didik pendukung guru persepsi
SMP penerapan kepada pihak
YPK model wali kelas, yayasan
Ebenhaez penilaian wali kelas bahwa
er 3K kepada penerapan
Kabupate (Kerajinan urusan model
n Mimika , kelakuan kesiswaan penilaian
adalah damn dan urusan 3K efektif
sebagai kerapian) kesiswaan dalam
berikut: antara lain kepada menjembata
kerajinan catatan kepala ni arus
mencapai banyak sekolah, informasi
91,4 %, pihak rendahnya dan
penerapa yayasan, pemahama globalisi
n orang tua n guru saat ini.
kerapian peserta tentang Penerapan
98,8 % didik dan konseling. 3K sangat
dan staf efektif
penerapa sekolah c. Persepsi dalam
n (pendidik steakholde meletakan
kelakuan dan tenaga r terhadap landasan
97,7 % kependidik penerapan keagamaan,
dengan an) model moral,
demikian sedangkan penilaian kehidupan
model yang 3K dalam sosial
penilaian

12
peserta obyek 2. Bagi kepala berefektif dan
didik di penelitian sekolah, berkualitas
sekolah urusan maka
dan Model kesiswaan
diperlukan
masyarak penilaian 3K dan wali
at. kelas dan upaya:
sangat efektif
Banyak dalam orang tua
diantara peserta didik. a. mempercep
pembentukan at
peserta
didik karakter Kepala pelimpahan
telah peserta didik sekolah wewenang
mengala sehingga pembinaan
merupakan
mi dengan
sekolah agar orang yang
perubaha cara
mempertahan paling melaporkaa
n tingkah kan dan
laku dari bertanggung n hasil
mengembang jawab dalam pembinaan
yang
sering kan model keberhasilan siswa
terlambat yang dalam
penerapan
menjadi diterapkan lingkup
model wewenang
penuruna selama ini. penilaian
n absensi. nya secara
Kepala kerajinan, berjenjang
Sekolah, kerapian dan dari wali
2. Saran-
Guru dan, kelakuan kelas ke
saran dan orang tua terhadap urusan
peserta didik kesiswaan,
pengembanga
serta yayasan urusan
n nilai kesiswaan
Berdasar diharapkan karakter kepada
kan mengembang peserta didik, kepala
kesimpul kan penilaian sedangkan sekolah
an 3K dan setiap
urusan
tersebut menjadi bulan.
kesiswaan
di atas, acuan bagi b. Kepala
dan wali-wali
maka sekolah- sekolah
kelas hendaknya
berikut sekolah lain merupakan terus
ini di bawah unsur meningkat
dikemuka naungan pendukung. kan
an yayasan. pemahama
Oleh karena
beberapa Sangat n semua
itu, dalam
saran mungkin guru
rangka
sebagai tentang
sekolah lain penerapan
berikut: konseling
di luar YPK model kepada
mengadopsi penilaian siswa.
1. Bagi
sekolah model kerajinan c. Kepala
yang penilaian 3K kelakuan dan sekolah
menjadi ini. dan orang
kerapian yang
tua peserta

13
didik an model di penekanan Jokjakarta: Ar-
berupay waktu-waktu pada tinggi Ruzz Media
a yang akan iman, tinggi
mencari Bambang Daroeso.
datang. ilmu dan 1986. Dasar
solusi
terbaik Untuk tinggi dan Konsep
cara maksud pelayanan Pendidikan
berkomu tersebut kasih. Moral
nikasi diperlukan Pancasila.
antara penelitian Surabaya:
wali Aneka Ilmu.
lanjutan
kelas,
terutama Bafadal, Ibrahim.
urusan
kesiswaa mengembang 1992.
n, kepala kan dan Supervisi
sekolah menguji Pengajaran:
dengan cobakan Teori dan
orang Aplikasinya
model
tua dalam
penilaian 3K Membina
peserta
dengan Profesional
didik
dan penelitian Guru. Jakarta:
sebalikn kuantitatif. Bumi Aksara
ya agar
pembina 4. Bagi pihak Direktorat Pembinaan
an siswa Yayasan SMP. 2010.
DAFTAR
yang Pendidikan
PUSTAKA
bermasal Pihak Karakter di
ah dapat Yayasan SMP (Modul).
ditindakl dapat Agus Zaenul Fitri. Jakarta
anjuti. memanfaatka 2012.
Pendidikan Direktorat Pembinaan
n hasil SMP. 2011.
3. Bagi orang Karakter
penelitian ini Panduan
tua peserta Berbasis
dalam Nilai dan Pelaksanaan
didik
menegakan Etika di Pendidikan
Orang tua model 3K Sekolah. Karakter di
Jokjakarta: SMP (Modul).
perlu terutama
Ar-Ruzz Jakarta:
membangun dalam Kemendiknas
komunikasi Media
membentuk RI
dengan karakter Sahlan, Asmaun &
pihak peserta didik. Teguh Depdiknas. 2002.
sekolah Prastyo, Kamus Besar
Model ini
Angga. 2012. Bahasa
guna sejalan
Desain Indonesia.
menyamaka dengan visi Jakarta: PT.
Pembelajan
n persepsi misi yayasan Gramedia
Berbasis
terkait yaitu unggul Pendidikan Pustaka Utama
dengan dalam mutu Karekter.
pengembang dengan

14
Lickona, Thomas. Sekolah. Nurla Isna Tentang Guru
2012. Jokjakarta: Aunillah.201 Dan Dosen
Mendidik Diva Pres 1. Panduan
Untuk menerapkan Sudjana. 2005.
Membentuk Mataputun, Yulius. Pendidikan Metode
Karakter. 2012. Karakter di Statistika.
Terjemahan Membangun Sekolah. Bandung:
Juma Abdu Karakter Jokjakarta: Tarsito
Wamaungo. Mahasiswa Laksana
Jakarta: (Makalah).
Bumi Jayapura: Permendiknas
Aksara Uncen Nomor 19 Sugiyono.2005.
Tahun 2007 Memahami
Licoln, H.S. and Muslich, Masnur. Tentang Penelitian
Guba, E.G. 2011. Standar Kualitatif.
1985. Pendidikan Pengelolaan Bandung: CV.
Naturalistic Karakter Pendidikan Alfabeta
Inquiri. New Menjawab Oleh Satuan
Delhi: Tantangan Pendidikan Zainal Aqib. 2011.
Sange Krisis Dasar Dan Pendidikan
Publikacion, Multidimensi Menengah. Karakter:
Inc onal. Jakarta, Membangun
PT. Bumi Pidarta Made, 1988. Perilaku
Kaelan. 2000. Aksara Manajemen Positif Anak
Pendidikan Pendidikan Bangsa.
Pancasila. Mills, M.B. & Indonesia. Bandung:
Yogjakarta: Hubermen. Jakarta: PT Yrama Widya
Paradigma 1982. Bina Aksara
Qualitative Zubaedi. 2011. Desain
Maxwell, J.A. Data R.B. Kasihadi. 1985. Pendidikan
1992. Analysis. Dasar-dasar Karakter:
Understandi London: Sage Pendidikan. Konsepsi dan
ng and Publication, Semarang: Aplikasinya
Validity in Inc Effhar Dalam
Quqlitative Fublishing Lembaga
Research. Moleong, L. J. 2001. Pendidikan.
Harvard Metodologi Undang-Undang Jakarta:
Educational Penelitian Nomor 20 Kencana
Review. 62. Kualitatif. Tahun 2003. Prenada Media
Vol. 3.279- Bandung: Sistem Group
299 Remaja Pendidikan
Rosdakarya. Nasional. Nasution. 1996.
Jakarta: Sinar Metode
Nasution. 1996. Grafika. Penelitian
Ma’mur Asmani, Metode Naturalistik
Jamal, 2011. Penelitian Undang-Undang Kualitatif.
Buku Naturalistik Republik Bandung:
Panduan Kualitatif. Indonesia Tarsito
Internalisasi Bandung: Nomor 14
Pendidikan Tarsito Tahun 2005 Nurla Isna
Karakter di Aunillah.2011.

15
Panduan Tentang Guru
menerapkan Dan Dosen
Pendidikan
Karakter di Sudjana. 2005.
Sekolah. Metode
Jokjakarta: Statistika.
Laksana Bandung:
Tarsito
Permendiknas
Nomor 19 Sugiyono.2005.
Tahun 2007 Memahami
Tentang Penelitian
Standar Kualitatif.
Pengelolaan Bandung: CV.
Pendidikan Alfabeta
Oleh Satuan
Pendidikan
Dasar Dan
Menengah. Zainal Aqib. 2011.
Pendidikan
Pidarta Made, 1988. Karakter:
Manajemen Membangun
Pendidikan Perilaku
Indonesia. Positif Anak
Jakarta: PT Bangsa.
Bina Aksara Bandung:
Yrama Widya
R.B. Kasihadi.
1985. Zubaedi. 2011.
Dasar- Desain
dasar Pendidikan
Pendidikan. Karakter:
Semarang: Konsepsi dan
Effhar Aplikasinya
Fublishing Dalam
Lembaga
Undang-Undang Pendidikan.
Nomor 20 Jakarta:
Tahun 2003. Kencana
Sistem Prenada
Pendidikan Media Group
Nasional.
Jakarta:
Sinar
Grafika.

Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 14
Tahun 2005

16

You might also like