Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Nama : ASRI PUTRI ALIFAH

Kelas : 2B

NIM : P17331115057

Strategi Koping oleh Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Cirebon (Coping Strategy Among Poor
Households n Cirebon District)

Koping…
Decision of eery household to minimize the effect of fod insecurity depend on its capacity to give
appropriate respnse Poor coping strategy create adverse effect to the households. To learn how por
households apply a coping strategy and their related factors when they met insecure situation. A
cross-sectional study was conducted in three vilages in Cirebon District, each representing of high,
nadiun, and low in food security village based on Macro-sector data. Fro each village 21 poor
households were selected randomly. There are six variables collected consist of moter education,
number of household, number of children under five years, occupation of head of household,
perception about food insecurity, how often implemented particular coping strategies, household
expenditure and child nutritional status. Prevalence under weight (weight for age) was 50.8% and
assosiated with to a type of coping strategy on the reducing of food in the household (rs-0.255).
There were also association between household expenditure and several parameters of coping
strategy (income gathering and ofher parameters related to reducing food intake). The more
frequent the household reducing the amount of food items for consumption, the higher the
proportion of undernourshed children. Reducing daily food supply as a simple modified to cope food
insecurity conducted by households higly correlated to poor nutritional status of under-five years old
children. Approriate coping strategy should be developed by local government and dsseminate
properly to poor households on anticiating insecurity situation.

TERJEMAHAN
Koping ...
Keputusan rumah tangga untuk meminimalkan dampak ketidakamanan tidak tergantung pada
kapasitasnya untuk memberikan response yang tepat. Strategi penanggulangan yang buruk
menimbulkan dampak buruk pada rumah tangga. Untuk mengetahui bagaimana rumah tangga induk
menerapkan strategi penanggulangan dan faktor terkaitnya saat mereka menghadapi situasi yang
tidak aman. Penelitian cross-sectional dilakukan di tiga desa di Kabupaten Cirebon, masing-masing
mewakili tinggi, sedang, dan rendah di desa ketahanan pangan berdasarkan data sektor makro. Fro
masing-masing desa 21 rumah tangga miskin dipilih secara acak. Ada enam variabel yang
dikumpulkan terdiri dari pendidikan moter, jumlah rumah tangga, jumlah anak balita, pekerjaan
kepala keluarga, persepsi tentang kerawanan pangan, seberapa sering menerapkan strategi
penanganan khusus, pengeluaran rumah tangga dan status gizi anak. Prevalensi di bawah berat
badan (berat untuk usia) adalah 50,8% dan dikaitkan dengan jenis strategi penanggulangan
pengurangan makanan di rumah tangga (rs-0.255). Ada juga hubungan antara pengeluaran rumah
tangga dan beberapa parameter strategi penanggulangan (pengumpulan pendapatan dan parameter
lainnya terkait dengan pengurangan asupan makanan). Semakin sering rumah tangga mengurangi
jumlah makanan untuk dikonsumsi, semakin tinggi proporsi anak balita. Mengurangi pasokan
makanan sehari-hari sebagai modifikasi sederhana untuk mengatasi kerawanan pangan yang
dilakukan oleh rumah tangga yang berkorelasi erat dengan status gizi kurang pada anak balita.
Strategi penanggulangan yang tepat harus dikembangkan oleh pemerintah daerah dan
disebarluaskan dengan baik ke rumah tangga miskin mengenai situasi ketidakamanan antispating.

1. sebagai ahli gizi apa yang akan dilakukan berdasarkan kasus diatas?
Setiap individu dalam masyarakat di suatu daerah pola konsumsinya itu tergantung
berdasarkan ketahanan pangan yang tersedia dan bagaimana cara menerapkan strategi berupa
penanganan khusus dalam pengeluaran rumah tangga dan mengelola status gizi keluarga.
Sebagai calon ahli gizi yang akan dilakukan adalah bagaimana cara menaikkan status gizi
anggota keluarga terutama balita kasus dengan pengeluaran yang tidak besar. Merubah perilaku
merupakan langkah awal dalam menanggulangi kasus diatas. Hal yang dadapt dilakukan yaitu dengan
melakukan penyuluhan kepada sasaran terutama ibu balita. Penyuluhan mengenai pola dan
kebiasaan makan yang baik, dan pemberian makanan tambahan bagi balta yang mengalami status
gizi kurang bahkan buruk
Sebagai ahli gizi, haruslah memberikan edukasi mengenai pemilihan bahan makanan yang
tepat dan pengganti bahan makanan yang mempunyai nilai gizi sama. Tugas ahli gizi harus merubah
paradigma masyarakat “bahwa makanan sehat adalah makanan yang mahal” yang notabenenya
sangat tidak tepat. Padahal banyak sekali bahan makanan yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar
dan mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Dan tentu juga untuk meningkatkan pendapatan keluarga, ahli gizi bisa melakukan
seminar/forum terbuka mengenai kewirausahaan. Bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya
yang ada dengan sumber daya manusia yang seadanya. Oleh karena itu, strategi coping yang
dilaksanakan haruslah bertujuan merubah prilaku masyarakat tersebut agar menjadi lebih sejahtera
dalam pendapatan ataupun asupan makanan.

2. Sebutkan Isi Trisakt


Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dalam Pidato Trisakti tahun 1963 menegaskan:
1) Berdaulat secara politk

Dalam bidang kemandirian politik, Soekarno telah berhasil memperjuangkan Pancasila


sebagai kemandirian bangsa Indonesia dengan memiliki ideologi negara sendiri. Soekarno juga
telah berhasil mempertahankan persatuan dengan menumpas setiap pemberontakan yang
terjadi seperti Permesta, PRRI, DI/NII, dan persoalan Papua. Hanya saja karena kurangnya
kemandirian dalam persoalan persenjataan, Soekarno cenderung mendapatkan pasokan senjata
dari Rusia, sehingga ideologi komunis berkembang di Indonesia yang puncaknya adalah
pertistiwa gerakan 30S/PKI. Sedangkan dalam politik luar negerinya, Soekarno menerapkan
politik bebas aktif di mana tidak berpihak pada salah satu blok dunia, sosialis atau kapitalis,
namun ikut proaktif dalam mendorong terciptanya perdamaian dunia. Dalam politik ini,
Soekarno berhasil mengadakan Konferensi Asia-Afrika (KAA), namun karena negara-negara yang
hadir memiliki afiliasi politik terhadap kekuatan Komunis, sehingga kemandirian politik yang
dicita-citakan makin bias, terlebih lagi ketika terjadi konfrontasi dengan negara Malaysia. Ketika
itu yang dianggap penyelewengan ideologis, adalah banyaknya konsepsi Presiden Soekarno yang
diletakkan lebih tinggi dari Pancasila. Misalnya, Nasakom dan Manipol-Usdek. Pidato-pidato
Soekarno saat itu, kerap dianggap menggeser kedudukan Pancasila sebagai dasar negara.
Meskipun, Soekarno sendiri berpendapat konsep-konsep itu merupakan penjabaran Pancasila.
2) Berdikari secara ekonomi

Dalam kemandirian sosial budaya, Soekarno secara tegas menolak budaya asing, padahal
secara natural suatu bangsa tidak dapat mengisolasi diri dari pengaruh asing dan buktinya nilai-
nilai komunis juga telah masuk di Indonesia. Demi mewujukan kemandirian sosial budaya, pada
era Soekarno hampir terperosok pada paham chauvinistik dengan mengisolasi diri dan fasisme
dengan merendahkan bangsa lain, sehingga sering terjadi konflik dengan negara-negara
tetangga.

3) Berkepribadian secara sosial budaya

Sedangkan dalam kemandirian secara ekonomi ditegaskan Soekarno, bahwa lebih baik
potensi sumberdaya alam Indonesia dibiarkan, hingga para putra bangsa mampu untuk
mengelolanya. Bung Karno menolak eksploitasi atau penjajahan oleh kekuatan asing. Sayang
sekali, sikap kemandirian itu bias oleh pertarungan politik internal sehingga yang muncul adalah
konfrontasi melawan Barat dan tampak keberpihakan atau kedekatan kepada negera-negara
komunis. Pada masa ini, semangat nasionalisme mengarahkan pada nasionalisasi perusahaan
asing menjadi perusahaan milik negara. Peluang bagi swasta besar untuk berkembang dapat
dikatakan minim. Pandangan liberalisasi ekonomi pada masa itu dapat dikatakan sebagai musuh
negara. Kecenderungan dan keberpihakan Soekarno mengakibatkan terjadinya krisis politik dan
ekonomi yang terjadi pada tahun 1965, sehingga ada tuntutan Ampera (amanat penderitaan
rakyat), yaitu bubarkan PKI, perombakan kabinet dan turunkan harga.

3. Sebutkan Isi Nawacita


Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jusuf Kalla (JK) 2014 – 2019

1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara, melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif,
keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu
yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya.
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.

4) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, melalui peningkatan kualitas pendidikan
dan pelatihan dengan program Indonesia Pintar serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan program “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Sejahtera” dengan mendorong land
reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampong deret atau
rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat ditahun 2019.

6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.

8) Melakukan revolusi karakter bangsa, melalui kebijakan penataan kembali kurikulum


pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang
menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotism dan cinta tanah air, semangat bela Negara dan
budi pekerti didalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9) Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, melalui kebijakan
memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

4. Nawacita yang manakah yang relevan dengan profesi gizi

Menurut saya, program nawa cita yang relevan dengan profesi gizi adalah nawa cita pada poin ke 5
alasannya karena melalui peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan mampu menjadikan
masyarakatnya paham dan sadar dalam aspek kehidupan terutama berkaitan dengan bidang
kesehatan khususnya gizi seperti penerapan gizi seimbang pada masyarakat, sadar akan pentingnya
1000 HPK menerapkan pola hidup sehat dan bersih, optimalnya angka status gizi Individu.
Peningkatan dalam bidang kesehatan dari aspek gizi sangatlah berpengaruh bagi anak bangsa
kedepannya. Dengan status gizi yang baik, maka kualitas sdm juga akan meningkat. Karena pepatah
mengatakan “you are what you eat”. Tentulah disini diketahui bahwa peran gizi sangat berpengaruh
bagi kualitas sdm kedepannya. Kualitas sdm yang dihasilkan juga menandakan tingat
kesejahterannya. Oleh karena itu, dengan peningkatan kesehatan dengan status gizi baik pada setiap
orang, maka akan terjadi peningkatan kualitas pada sdm tersebut

You might also like