Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 9
OPTIMAS! PROSES EKSTRAKSI MINYAK KACANG TANAH DENGAN PELARUT N-HEKSANA Ganjar Andaka Jurusan Teknik Kinia, Fakultas Teknolog! Inoustr, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta J. Kalisahak 28 Komplek Balapan Yogyakarta 55222 ‘e-mail: ganjar_andaka @yahoo.com ABSTRACT Oil is a mixture of ester formed from glycerol and long chain fatty acid that is often referred to tglyceride. Triglyceride is formed of saturated fatty acid and unsaturated fatty acid. Peanut oll ‘contains 76 - 82% unsaturated fatty acid that is consists of 40 - 45% oleic acid and 30 - 45% linoleic ‘acid. Saturated fatty acid manly consists of palmitic acid, while the miistic acid about 5%. Peanut ‘contents of oil quite high ranging between 40 - 50%. This research alms to study the optimum conditions of the volume of solvent and tempereture of extraction toward the percentage of oll product. The variable of volume of solvents ‘caried out by varying the volume of solvent between 80 - 120 ml, while the variable of temperature ‘extraction is done by varying the extraction temperature between 36 - 60°C. The product of extraction is ftered and distiled at ¢ temperature of 69°C to separate ol from the solvent. The percentage of oi products calculated from the comparison of the weight of ol tothe the raw materials. The results of this research show thet the optimum of solvent volume is reeched on the volume of 120 mL for 40 g psanut, while the optimum ture of extraction Is reached on the temperature of 53°C with the percentags of oil product of 33.47% for both veriables. Keywords: Extraction, Peanut oll, n-Hexane INTISARI \Minyak merupakan campuran ostor dari glisorol dan esam lemak rantai parjang yang sering isebut trigiserida. Trigliserida terbentuk deri asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh, Minyak acang tanah mengandung 76 — 62% asam lemnek tak jenuh yang terdin dari 40 - 45% asam cleat dan 30 ~ 45% asam linoleat. Asam lemak jenuh sebagian besar terdiri dari asam palmital, sedangkan kacar asam mirstat sokitar 59%. Kandungan minyak yang terdepat gi dalam kacang tanah cukup tingg| yaltu berkisar antara 40 ~ 50%. Peneltian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi optimum volume pelarut dan suhu ekstraksi terhadap porsentase minyak torambil. Variabel volume polarut dllakukan dengan memveriaskan Volume pelarut antera 80 - 120 mL, sedangkan variabel suhu ekstraksi dliakukan dengan memwariasikan suhu eksiraks! aniara 35 ~ 60°C. Hasil ekstraks! Kemucian cisaring dan fitrabya didstlas! peda suhu 69°C untuk memisahkan minyak dari pelarutrya. Persentase minyak yang ‘erambil dapat ciitung dar! perbandingan berat minyek yang diperoleh terhadap bera! bahan baku. Hasil penelitian menuniukan bahwa kondisi optimum volume pelarut tercapai pada volume pelarut 120 mL untuk 40 g kacang tanah, sedangken kondisi optimum suhu ekstraksi tercapal pada ssuhu 55°C dengan persontase minyak terambil 33,47% untuk masing-masing vaiabel. Kaia kunci: Ekstraksi; Minyak kacang tanah; n-Heksana, PENDAHULUAN ‘Tanaman kacang tanah (Arachis hipogea 1) termasuk tanamen _polong- polongan atau legium kedua terpenting setelah kedolai di Indonesia. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman —palawija__jenis leguminoceee yang memliki kandungan gizi ‘cukup tngg| _antara lain protein, karbohicrat ddan minyak (nttpi/kompas-cetak/ekonomi/him, 2008). ‘Sokarang pemanfeatan kacang tanah makin las dari minyak nabati hingga sola Kandungan minyak yang terdapat di dalam kacang tanah cukup tinggi yeitu berkisar antara 40-50% dan merupakan minyak nabati yang bebas kolesterol. Karena kandungan inyaknya cukup tinggi maka kacang tanah merupakan sumber minyak yang penting (htp7kompas-cetakiekonomihim, 2008). Minyak kacang tanan seperti juga ‘minyak nabatl lainnya merupakan salah satu ebutunan manusia, yang dioergunakan baik sebagai bahan pangan (edible purpose) maupun bahan non pangan, Sebagaibahan ‘pangan minyak kacang tanah digunakan untuk minyak goreng, bahan desar_pembuatan Jumal Teknologi, Volume 2 Nomor 1, Juni 2009, 81-89 81 margarin mayonaise, salad dressing, mentega puilh (shortening) den mempunyal keungguian bila dibandingkan dengan minyak jenis lainaya arena dapat dipakal berulang-ulang untuk menggoreng bahan pangan. Sebagal bahan ‘non pangan, minyak kacang tanah digunakan dalam industri sabun, face cream, shaving cream, pencuci rambut dan bahan kosmatik lainnnya. Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah depat dipergurakan untuk campuran pembuatan adrenalin den cbat asma (Ketaren, 2008). Minyak ‘kasar hasil ekstaks| seialu mongandurg asam lemak bebas sebagai hasil akifitas enzim lipase tethadap _gliserida selama minyak tersebut cismpan. Besamya asam lemak — tersebut digunakan sebegal tkuran kualitas minyak. Makin beser asam lamak bebas yang ‘erkandung dalam minyak tersebut_maka kualitasnya makin rendah. Minyak atau lemak yang disimpan pada kondisi penyimpanan yang tidak baik apabila Giolah "atau dimantaaikan akan dhasikan minyak atau lemak dengan kancungan asam lemak bebas tinggi (Ketaren, 2008). Peneiitian ini bertujuan mempelajari kondisi optimum dari pengaruh volume pelarut den suhu ekstraksi pada proses ekstraksi minyak kacang tanah secara bafch dengan ‘menggunakan pelarut n-heksana, Peneliian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui dan memprektekkan —secara langsung cara pengambilan minyak dari kacang tanah dengan proses ekstraksi. Sealin itu dapat digunakan sobagal dasar penel selanjutnye. Kacang tanah_merupakan tanaman pangan berupa_semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazijia, Penanaman pertama kali dakukan ‘lah orang Indian (suku asli bangsa Amerka). Di benua Amerika. penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dati Eropa. acang tanan ini perama kal masuk ke Indonesia pada awal abad 17, dibawa oleh pedagang Cine dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kaceng una, kacang jebrol, kacang Bandung, kecang Tuban dan kacang Kole. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah peenut atau groudnut (Susanto, 2008). abel 1. Sistomatika Kacang Tanah Kingdom; Plantae (tumbuh - tumbuhan) Divis' : Spermatophyta (tumbuhen berbij) Sub divis: Angiospermae (berbiji tertutup) + Digotyledoneae (oi berkeping dua) Sumbsr: Susanto (2008). Kacarg tanah yang dibudidayakan di Indonesia ada dua tpe, yaitu: 1.Tipe Tegek ‘Jonis kacang ini tumbuh lurus_sedikit ming ke alas, buannya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek (gerjah) dan kemasakan bualnya —_serempak httpd. wikipedia.org, 2008}, 2 Tipe Merialar Jenis kacang ini tumbuh ke arah samping, batang uama berukuran panjeng, buahnya terdepat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanh dan umumnya derumur panjang. Sentra penanaman alau produksl kacang tanah di Indonesia meliputi Propinsi dan Suawesi (httpi/d.wikipedia.org, 2008). Minyak mempunyai arti yang sangat luas, yaltu senyawa yang berbentuk calran pekat pada suhu muangan dan tidak larut dalam air. Berdaserkan sumbemya, minyak dibagi merjadi 2 macam, yaitu minyak bumi (mineral ols atau petroleum) dan minyak dari mahluk hidup (lipifa atau lipids). Adapun minyak dari mahluk hidup terbag) lagi menjadi minyak nabati (vegetable oils) dan minyak newer (gana of. Minsk Sever ch popular disobut dengan istiah lemak KGtona pads rama barootuk pase pasa suhu fuangan (Susanto, 2008), Minyak kacang tanah _merupakan campuran ester dari gliserol dan asam lemak tanta panjang yang sering dsebut trigliserida. Tiiglserida terbentuk. dari asam lemak jenuh dan asam lomak tak jonuh. Minyak kacang tanah mengancung 76-82 persen asam lemak tak Jeruh yang terdr deri 40-45 persen asamn leat (CizHssCOOH) dan 30-45 persen asam linoleat (Ci7HaCOOH). Asam lemek jenuh sebagian besar terdiri dai asam palmitat (CisHnCOOH), sedangkan kadar _asam rmiriatat (CrsHyyCOOH) sekitar 5 person. Kandungan asam linoleat yang tinggl akan menununian tesuoter yak, Keon ‘minyak akan bertambah dengan fidrogonas!alau. penambanan ant-oksidan (Ketaran, 2008). Struktur molekui trigiserida, 9 o4—o— fa, e cH —o—¢-—_A, | £ CH,—O-—¢-—__Ry Fi, Re, Re adalah gugus alkil dari asam lemak. 82 Ancaka, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah dengan Pelarut n-Heksang Tabel 2, Sifat- sifat Fisika dan Kimia Minyek Kacang Tanah ‘SIFAT KISARAN ‘Biangan asam 0,08 ~ 0,6 Bilangan penyabunan | 188,0- 195,0 Bilangan lod 84,0~102,0 Bilangan hidroksil 25-95 Bilangan Reichert- 02-10 Meiss! Bilangan Polenske 02-07 Bilangan thioanogen 87,0-73,0 Indeks bias no 40T1C | 1,4605 ~ 1.4845 Bobot jenis 15/150C = 0,91 - 0,0915 Zat tak tersabunkan 02-08 ‘Sumber: Baley (1886) Sifat-sitatfsika minyak: 4. Zat wama dalam’ minyak terdid dari 2 ‘golongan yaitu zat warna alamiah can wama hasil degradasi zat wana alamiah (Ketaren, 2008). 2. Bau amis yang disetabkan oleh interaks! trimeti! amin oksida dengan ikatan rangkap dari lemak tidak januh (Ketaren, 2008), 3. Minyak tidak dapat larut dalam air, kecuali rminyak jarak (castor ol). Minyak harya sedikit larut dalam alkohol, tetapi akan Melarut semouma delam eti! eter, karbon disuifida dan pelarut-polarut halogen (Ketaren, 2008). 4. Titik igh (boling point) dari asam-asam lomak akan —“meningkat dengan beramtahnya rantal Karbon esam lemak (Ketaren, 2008). 5. Titik lunak (Softening pont) dari minyak ditetapkan dengan” maksud —uniuk ‘dentifikasi rinyak (Ketaren, 2008) 6 Slipping point dipergunakan untuk pengonalan minyak serta_pengaruh kehadiran ___komponen-komponennya (Ketaren, 2008). 7. Shot meiting point adalah temperatur pada saat teriadi tetesan pertama dat minyak (Ketaren. 2008). 8. Botot jenis ‘dari minyak _ biasanya dltentukan pada tomporatur 25°C, akan tetaoi dalam hal ini dianggap penting juga untuk dlukur paca temperatur 40°C atau 60°C untuk lomak yang titk caimya tinggl (Ketaren, 2008), 8. Tit kekeruhan (turbiclty point) ctetapkan dengan cara _mendingirkan campuran rminyak atau lemak dongan pelarut lomak (Ketaren, 2008). 10. Apabila” minyak dipanaskan dapat dilakukan penetapan titk asap, titk nyala ddan tik api. Titk aseo adalah temper ada saat minyak menghasiikan asap ti kebiru-biruan pada pemianasan, Titk nyala fadslah temperatur pada saat campuran ap deri minyek dengan udara_mulal terbakar, Sedangkan tik api adalah tomperatur pada seat _—_dihasilkan pembakaran yang terus-menerus sampai hhabisnya contoh uji (Ketaran, 2008), Sifat-sfat Kenia minyak: 1, Peaks! hidrolisis _mengubeh _minyak ‘menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. —Reaksi —hidrolisis. dapat mengakbatkan kerusakan minyak terjadi Karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut (Ketaren, 2008). 2, Reaksi oksidasi dapat berlangsung bila terladi_kontak antarasejumiah oksigen ‘dengan minyak. Terjadinya reeks! oksidasi inl akan mengakibatkan bau tengik peda ‘minyak (Ketaren, 2008). 3, Resksi hidrogenasi scbagal euatu prosos industr! bertuluan untuk menjenuhkan ‘katan rangkap dari rantal Karbon asam lemak pada minyak (Ketaren, 2008). 4. Reaks) —esterii ertujuan untuk mengubah asem-asam —lemak cari trigiserida dalam bentuk ester. Reaksi esterfikasi dapat cllakukan melaiul reaksi kimia yang disstut — interesteniikasi (Ketaren, 2008). Tebel 3. Sitat-sitat Fisika n-Heksana ‘Sitet Nila Titik agin (342K) Indoks polaritas (Sayder) | 0,0 Koetisien dielektrik 18,8 Tegangan permukaan | 18,4 dyne/om (20°C) 0,6548 gimL Berat jenis, (cair) Viskosit 0,204 oP (25°C) Titik cair -95°C (178 K) ‘Sumber. hitpi/id.wikipedia org (2008) Exstraksi adalah suatu cara_untuk mendapatkan minyak atau lomak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. ‘Adapun cara okstraksi ini bermacem-macam, yaitu rendering (aly rendering dan wet rendering), mechenicel expression dan solvent extraction (Ketaren, 2008) 4, Rendering Rendering merupakan suatu cara kstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga_mengandung minyak alau__lemak ‘dengan kadar air yang tinggi (Ketaren, 2008). ‘Menurut pengerjaannya rendering dibagl dalam cua cara yaltu: wet rendering can dry rendering (Ketaren, 2008). 2, Pengepresan Mekanis: Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksl minyek atau lomak terutama Untuk bahan yang berasal dar bij-bijlan. Dua Juma Teknologi, Volume 2 Nomor 1, Juni 2008, 81-89 83 cara yang umum dalam pengepresan mekanis, yaitu pergepresan hidrelik (hydraulic pressing) dan pengapresan berulir (expeller pressing). 8, Ekstraksi dengan Pelarut Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan molarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak (Ketaren, 2008). Faktorfakior yang mempengaruhi jumiah minyak tarambil dengan menggunakan pelarut: ‘a Suhu Kenaikan suhu aken menyebabkan kenaikan kolarutan minyak ke dalam zat pelarutnya, tetapi suhu yang tinggi akan menyebabkan kerusakan bahan sehingga_minyak yang dinasiikan berwama gelep. b. Waktu ekstraksi Waktu ekstraksi yang tebin lama akan meryobabkan waktu.kortak bahan dengan pelarut juga akan lebih lama, sehingga jumiah minyak térambil akan lebih besar. ©. Volume pelarut ‘Semakin basar volume pelarut yang digunakan pada proses. ekstraks! ‘maka minyak yang terarbil semekin besar sampai bates optimum dari bahan yang diekstrak. d. Kecepatan pengadukan. Dengan pengadukar, proses ‘ekstraksi akan lebih cepat karena pengadukan dapat membuat ‘geraken pelarut dan solut_ menjadi lebih baik, sehingga persinggungan lau konak febinsering dan cempuran pelarut dengan solut ‘menjadi homogen. . Ukuran kehalusan bahan. Semakin halus ukuran bahan, Semakn sempuma prosas oketraksi arena luas permukean Kontak menjadi lebih banyak. f. Jumlah bahen. ‘Semakn besar jumiah bahan yang digunakan pada proses ekstraksi maka minyak yang terambil semakin besar sampaibatas optimum dari bahan yang diekstrak. PELAKSANAAN PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam Porelitian ini dapat cioagi menjadi 2 golongan, yalty bahan utama dan bahan pembantu. Bahan utama terdir dar kacang tanan can pelarut_ rheksana. Sedengkanbahan Pembantu yang digunakan antara lain asam khlorida (HCI), kallum hiceoksida (KOH), Phenolphthalien, aquades, ——_—khloroform (CHC\), amilum, yodum-bromida, _kalium lodida ‘(Ki), natrium thiosulfat (NazS:03), aquades, kertas saring, petroleum eter, vaselin, elkohol dan natrium —hidroksida (NaOk).. ‘Alat peneiitian yang digunakan terdiri dri rangkaian alat ekstraksi dan distilasi, serta alat-alat pembantu. Gambar 1. Rangkaian alat ekstraksi. Keterangan gambar: 1. Pengacuk ‘5, Penangas air 2. Labulehertiga 6. Pemanas listrik 3. Pendingin balik 7, Statif dan klam 4, ‘Thermometer Alat pembartu yang digunakan antara lain oven, eksikator, botol, imbengan halus, timbangan kesar, beker gelas, _alal penyarngan, muffle fumance, kus. porselin, Soxniet, golas ukur, erienmeyer, water batch, corong, pipet _tetes, kompor istrik, burat, piknometer, reftaktometer Abbe, lampu pljar ddan pipet ukur. Cera Penelitian 1. Persiapan Bahan, ‘Kacang tanah yang telah disiapkan, itersibkan, kemudian dioilih bil yang bak dan dimasukkan| daiam oven pada suhu 50°C. selama 6 jam. Selelah itu digling untuk mendapatkan pecahan kacang tanah dengan tukuran Kehalusen tertentu lalu dianalisis kedar alt, Kacar abu dan kadar minyak. 2. Ekstraksi Minyak Kacang Tanah. Kacang tanah cimasukan ke dalam labu Isher tiga, lalu ditambehkan n-heksana selanjutnya water batch dihidupkan, pandingin balk dialirkan sorta pengaduk dijalankan. Kondisi operasi pertama, volume pelarut divariasikan, —sedangkan | suhu —ekstraksi, ecepatan pengadukan, ukuran_kenalusan bbahan dan waktu ekstraksi diaga tetap. Untuk 84 ‘Andaka, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah dengan Pelarut n-Heksana Kondisi operasi ekstraksi kedua, suhu ektraksi divariasikan, sedangken variabel lain dijaga tetap. Setelah waktu ekstrasi mencapal waktu yang telah citentukan, water batch, pandingin balk serta pengaduk dimatikan, Larutan disaring dengan saringan hisap sampal_comua cairan ampas —dibuang, ‘sedangkan fitranya didistlasi pada sunu 63°C ‘selama 1 Jem untuk memisahkan minyak dari pelarutnya. Distilainya adalah _n-heksana, sedangkan residunya adalah minyak kacang tanah. Minyak kacang tanah yang dperoleh dimasukan ke dalam botel yang telah diketahul beratnya dan dmasukken dalam oven pada suhu 40°C selama 30 menit, kerudian dimasukkan ke dalam eksikator lalu ditmbang. Persen minyak yang terambl depat dihitung dati petbandingan berat minyak yang dpereleh terhadap berat bahan baku mula-mula. Gambar 2. Rangkai Keterangan gambar: 4,Termometer 5. Klem 2 Labu distiasi 6, Pemanas listrik 3. Pendingin ius 7, Penangas alr 4, Stati 8. Elenmeyer Prosedur Penelitian Analisis Bahan Baku 1. Kadar air (Sudarmaii, 1997) Dua gram bahan yang telah dihaluskan alu ditmbang dengan bolo! yang telah diketahui_beratnya. Setelah itu. dikeringkan dalam oven selama 3-4 jam pada suhu 100°C, kemudian dimasukan ko calam oksikator selanjutnya ditimbang. Panaskan lagi dalam ‘oven selama 30 menit lalu dimasukan ke dalam eksikator dan ditimbang. Perlakuan ini Giulang sampai mencapai berat konstan, Bila Wo adalah berat bahan awal. W, adalah berat bahan kering, maka: Kader i “100% 2. Kadar Abu (Sudarmaii, 1997) Krus porselin ukuran 30 mL dipanaskan dalam oven pada 110°C selama 3-4 jam, lalu dimasukan ke dalam eksikator dan ditimbang, Perlakuan ini diulang sampai mencapal berat konstan. Kacang tanah yang telah dihaluskan sebanyak 2 g dimasukan ke dalam krus perselin kemusian ditakar dalam muffle fumance pada suhu 900°C selama 100 menit samp wamarya—_keputih-keputihan, selanjutnya krus dan abu dimasukan ke dalam ‘eksikator lalu dtimbang, berat abu i Oo cepa HOH 3, Kadar Minyak dengan Soxhlet (Sudarmaii 4997) Contoh bahan sobanyak 2 g (samp!) ddan 4 g (sampel Il) dibungkus dengan kertas sating dan masukan ke dalam tabung ekstraksi soxhlet ukuran 250 mL. Alirkan pendingin melalui Kondensor, pasang tabung ekstraksi pada alat distlasi soxhlet dengan polarut petroleum ether sebanyak 110 ml. selama 3-4 Jam. Minyak yang diperoieh dipindahkan ke dalam botol yang bersih dan telah diketahui beratnya hemudian uapkan dengan water batch sampai agak pekat. — Teruskan Pengeringan dalam oven pada suhu 100%C Selama 30 menit, solanjutrya masukan ke dalam eksikator dan dtimbang. Borat rocidu oi dalam botel iryatakan sebagai berat minyak. Analisis Minyak Hasil Ekstraks! 1. Bilangan lod (Sudarmad, 1997). Bilangan lod adalah bilangan yang menunjakan jumlah (grem) lod yang depat Gladisi oleh 100 gram minyak atau lemak. Timbang minyak seberat 0,15 g (sampel 1) gan 0,17 g (sampel i) dalam erlenmeyer tertutup, tambahkan 10 mL khloroform (tetra kkhlorida) dan 25 mL reegen hanus (yodium- bromida) dan biarkan di tempat galap selama 30 menit dengan kadang kala _digojog. Komudian tambahkan 10 mL KI 15% dan tambahkan 50 mL aquades yang telah diddinkan can segera dlitras' dengan 0,1092 NN larutan natrium thiosulfat (Na;S;O,) sampel farutan berwarna kuning pucat, kemudian tambahkan 2 mL incikator pati 1%. Titrasi Jurmal Teknologi, Volume 2 Nomor 1, Juni 2009, 81-89 85 dilanjutkan lagi sampai wama bins hilang. ‘Solanjuinya dibuat lerutan blangko dari 25 mL reegen hanus —(yodlum-bromida) dan ditambahkan 10 mL KI 15% lalu diencerkan dengan 100 mL. aquades yang telah dididihkan dan dittrasi dengan natrium thiosuilfat. Vb-Vs 12,691 Bilangan lod = ">= xN dengan Vb adalah volume tiras! biangko, Vs adalah volume iitrasi sampel, W adalah berat minyak, dan Noe adalah normaitas natrium thiosuifat. 2, Bilangan Penyabunan (Sudarmedii, 1997) Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukan Deberapa miigram KOH ‘yang dbutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak atau minyak. Timbang minyak 1,67 9 (eampel !) dan minyak 1,71 g (sampel li) dalam erienmeyer 100 mL, tambahkan 50 ml. larvtan KOH yang terbuat dari 40 gram KOH dalam 1 Iter alkohol. Setelah ity ditutup dengan pendingin talik dan didihkan selama 30 menit. Selanjutnya didingnkan dan _ tambahkan beberapa tetes indikator phenol phthaien dan titrasilah kolobihan lanutan KOH dengan larutan stander HC! 0,5907N. Untuk mengetahui_kelebihan laruian KOH, perl dilakukan titrasi_blangko, yaitu dengan prosedur yang sama kecuali tanpa bahan minyak Bilangan Penyabunan= 3, Beret Jenis (Ketaren, 2008). Piknometer ukuran 19 mL dimasukan ke dalam oven 110°C selama 30. menit kemudian masukan ke dalan eksikator dan ditmbeng. Masuken aquades ke dalam plknomater lalu ditutup dan citimbang, setelah ‘mendapatkan berat aquades lalu dicari borat jenis aquaces pada suhu ruangan. Berat jenis aquades pada suhu ruangan dapat dilhat di Perry (1964) Tabel 3.28, Volume piknometer (Vp) = berat aquades ‘erat jenis aquades Minyak dimasukan ke dalam piknometer dan ditutup lau dtimbang. (Wp + Wm) -(Wp) Berat jenis = ” Wp) dengan Wp adalah berat piknometer, Wm adalah berat minyak, dan Vp adalah volume piknometer. 4, Indeks Bias (Sudarmadi, 1997). Minyak ~ diteteskan pada _prisma fefraktometer secukupnya dan dbiarkan selama 1~2 menit untuk mencapai temperatur yang dikehendaki, Indeks biasnya_depat ‘ibaca pada skala refraktometer Abbe. Setsiah ‘solesal, prisma dibersihkan dengan khioroform dengan menggunakan kertas lensa atau tissu halus dan jangan digosokkan hanya tempelkan dengan sedikit tokan. R =R-K(T-T) R= Indeks bias T (°C) = Indoks bias pada T' (°C) T= Temporatur yang dkehendak! (temperatur standar) T = Temperatur pembacaan = 0.000986 (untuk minyak) ‘5. Asam Lemak Bebas (Sudarmadi, 1997) ‘Asam lemak bebas dinyatekan sebagai free fatty acid (FFA) atau sebagai angka asam. ‘Timbang minyak seberat 1,69 9 (sampel I) dan minyak 1,70 g (sampel ll) masukan ke dalam erionmeyer. Tambahkan 50 mL alkohol netral yang panas dan 2 mL indikator phenol phinalien. Thrasilan dengan larutan standar NaOH 0,1026 N sampai wama merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30. detik. Persen asam lemak bebas dinyatekan sebagai leat pada kebanyakan minyak dan lemak. Untuk minyak kacang tanah dinyatakan jonis asam lemak terbanyak pada lincleat dengan Derat molekul 278, ‘Vawons* N wou, * BM as. ermak Sah Wm x1000, 100% 6. Bilangan Peroksida (Sudarmad}, 1997) Bilangan peroksida cinyatakan dalam millgram-equivalen (mgek) dari _paroksida dalam setiap 1000 g minyak atau lomak. ‘Timbang minyak seberat 2,16 g (sampel |) dan 2,55 g (sampel Ii) masukan ke delam inuian ewnpl" bate’ teva para, ‘Tambahkan 0,6 mL larutan jenuh Ki, diamkan sselama 1 menit dengan kadangkala’digoyang kemucian tambahkan 30 mL aquades. Thrasilan dengan ‘arutan atrium thiosuttat 9.0503.N- sampai_wama_ kuning_hilang. ‘Tambehkan 0,5 mL larulan pati 1%. Lanjutkan titvasi sampai warna biru 86 ‘Andaka, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah dengan Pelarut n-Heksana Bilangan Peroksida = HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Bahan Baku Kacang tanah yang telah dikeringkan alam oven kemudian digling dan diayak dengan ukuran kehalusan bahan 20 mesh, Setelah dianalisis diperoleh kadar air 12,50%, kadar abu 5%, dan kadar minyak 49,48%. Pengaruh Volume Pelarut —terhadap Persentase Minyak Terambil Untuk mengetahu pengarun volume polarut terhadap persentase minyak terambil, roses ekstraksi_ ——llakukan_ dengan memweriasikan volume polarut antara 80 sampai dengan 120 mL, sedangkan variabel lain cijaga tetap, yaitu kecepatan pengadukan 500 tpm, bera! kacang tanah yang telah ihaluskan 40 g, waktu okstraks' 60 menit, tkuran kehelusan bahan 20 mesh, dan suhu ‘okstraksi 55°C. ‘Tabel 4. Hubungan volume pelarut terhadap ppersentase minyak teramiil. Volume Peiarut, mL | Minyak Terambl, % 60 22,05 90 24,64 100 28,20 110 27,55 120 93,41 Dari tabel di atas capat dinuat grafik huubungan antera volume pelarut terhadap persentase minyak terambil seperti terlinat pada Gambar 3. Hubungan volume pelarut, x (dalam mL) dengan persentase minyek terambil, y (dalam %) ‘bila dengan pendekatan persamean kuadrat dapat dinyatakan secara matematik Gengan pervamaan ¥ = -0.006 «+ 128 x — ‘00 10 120 Volume Pelarut(mt) ‘Gamber 3. Grafix hubungan volume pelarut terhadap persentase minyak terambil. Dari persamaan di atas diperolsh besar ralet rata-rata 5.71% untuk volume polarut antara 60-120 ml. Dari Tebel 4 dan Gambar 3 dapat dikotahui bahwa percontase minyak yang terambil makin besar dengan makin bbesamnya volume pelarut. Makin besar volume ppelarut untuk bahan dengan berat yang sama ‘akan mempermudah proses kelartan minyak ke dalam ‘pelarut dengan demikian_ makin banyak minyak yang terambil. Diperkirakan untuk penambahan volume polarut selanjutnya tidak akan banyak pergarunnya terhadap Persentase minyak yang terambil, Hal ini arena terjadinya kesetimbangan konsentrasi paca fase pelarut’ maupun pada bahan Padatnya (kacang tanah). Volume polarut ‘optimum untuk proses ekstraksi menggunakan pelarut_n-heksana untuk penelitian ini adalah 120 mL untuk 40 g kacang tanah ersentase minyak terambl sebesar 33,41%, Pengaruh Suhu _Ekstraks! __terhadap Persentase Minyak Terambil Untuk -mengetahul pengeruhsuhu okstraks! terhadep besamya persentase minyak yang terambil, proses ekstraksi dliakukan’” dengan memvarasikan —sunhu ‘ekstraks! (35 ~ 60°C), sedangkan variabel lain Jumal Teknologi, Volume 2 Nomor 1, Juni 2009, 81-89 87 sijaga tetap, yatu borat bahan 49 g, ukuran kehalusan bahan 20 mesh, wektu ekstraksi 60 menit, volume pelarut 120 ml, dan kecepatan pengadukan 500 rpm. Tabel 5. Hubungan suhu ekstraksi terhadap persentase minyak terambil ‘Suhu Ekstraksi ‘Minyak Terambil, % 2,20 277 30,30 214 33,47 28,89 BRSESS! Dari Tabel 5 oi alas make didapatcan ‘grafik hubungan suhu ekstraksl terhadap Persentase minyak terambil seperti terlhat pada Gambar 4, Hubungan suhu okstraksl, x (dalam °C) dengan persentase minyak terambil, y (dalam %) bila dengan_pendekatan _persamaan kuadrat dapat dinyataken secara matematik dongan porsamaan y = -0,25 x? + 356 x — 55,44. ‘Dari persemaen di atas diperolen besar ralat rata-rata 2.69% untuk suhu _ekstraksl antara 35-60°C. Dari Tabel § dan Gamber 4 dapat diketahui bahwa makin besar suhu ‘ekstraksi maka makin besar pula persentase minyak yang terambil Karena kenaikan suhu ‘akan menyebabian kenaikan kelarutan minyak ke dalam zat pelaruinya. Tetapi setelah suhu -ekstraksi mencapai 60°C, persen minyak yang ‘terambl Justru menurun karena suhu ekstraksi makin dokat ko ttc didih polarut eohingga pelarut mudah menguap (ttk didih n-heksana 68°C). Suny optimum untuk proses ekstraks! menggunakan pelerut —rheksana untuk penelitian ini adalah 55°C dengan persentase ‘minyak terambil sebesar 33,47%. aki) | Gambar 4, Grafik hubungan suhu exstraksi tarhadap persentase minyak terambil. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitan yang telah diiakukan dapat diambi kesimpulan sebagai berikut: 4, Makin besar volume pelarut, makin besar pula persontase minyak yang terambil. Besamya volume pelarut opimum untuk perelitian ini tercapal pada 120 mL untuk 40 g kacang tanah dengan persentase ‘minyak terambil sebesar 33,41%. 2. Makin besar suhu ekstraks! makin besar pula persentase minyak yang terambil Namun mendokati tiik ciaih polarut (titlk did n-heksana 69°C), kemampuan pelarut Untuk melarutkan minyak menurun Karena, Pelarut mudah menguap. Suhu ektraksi ‘optimum untuk peneiitian ini tercapal pada 55°C dengan persertase minyak terambil sebecar 33,47%. 3. Kacang tanah dapat diskstraksi dengan pelarut_r-heksana untuk memperoleh ‘minyak kacang tanah. Daiam penelitian ini ‘kacang tanah dengan ukuran kehalusan 20 mesh ciekstraksi dengan n-heksana 120 mL pada suhu 55°C selama 60 menit dengan kecepatan pengadukan 500 rpm diperoléh hasil_minyak kacang tanah ‘sejumiah 33,47% dari berat bahan awal, Exstraksi kacang taran dengan kadar air 12,50%, kadar abu 5% dan kadar minyak 49,48% pada penelitian ini menghasilkan rminyak kacang tanah dargan bilangan iod 82,13, bilangan penyabunan 164,23, berat Jenis (suhu 29,5°C) 0,8366 g/ml, indeks bias (suhu 29,5°C) 1,3785, asam leak ebas (FFA) 3,40% dan bilangan peroksida 8,80. 4 88 ‘Andaka, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah dengan Pelarut n-Heksana Saran Minyak yang ditasiikan dalam Penelitan inl _merupakan miryak kasar, Giharapkan pada penelitian sslanjutnya dapat dilanjutkansampai ke tanap pemurian (penjerninan). DAFTAR PUSTAKA Baley, A. E., 1996, Industial Oil end Fat Products, 8" ed. A Wiley Interscience Pubiicaton, John Wiley Sons, Inc., Naw York. Herlina dan Ginting, 2008, Lemak dan Minyak, Fakuitas Teknolog) Industri, Jurusan Teknik Universitas ‘Sumatera Utara, mip/ibrary.usu.co.d. Ketaren, 2008, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, ed 3, UI Presss, Jakarta Perry, R. H,, Groen D. W., ard Maloney J. O.. 1984, Perry's Chemical Engineers! Handbook, 6” ed,, McGraw-Hill Book Company, New York. Syaritudin, 2005, Usaha Meningketken Kuelites Minyak Kacang Tanah Melalul Proses Netralsasi, Laporan Paneliian 2006 IST Akgrind, Yogyakarta. Sudarmal,8., Haryono, B., dan Suhardi, 1897, ‘Analisis untuk ‘Benen Makenan cen Pernian, ed. 4., Fakultes Teknologi Pertanian, Universtias Gadjah Mada, Yogyakarta. Susanto, 2008, Minyak Goreng, Wow. wernt, ristek.go.id, httpd. wikipedia.org, 2008, Asam Lomak. hittpi/kompas-cetal/ekonomihtm, 2008, ‘Kon- sumsi Keceng Yuk. Jumal Teknologi, Volume 2Nomor 1, Juni 2009, 81-89

You might also like