Pengaruh Pelatihan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

You might also like

Download as rtf, pdf, or txt
Download as rtf, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 1

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA


TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi pada Karyawan Perusahaan Jasa Tour Dan Travel di Kota Batam)

Suhardi
Universitas Putera Batam

ABSTRACT

Batam city into a city that attract tourists to visit and serve as a destination for MICE
(Meeting, Incentive, Conference and Exhibition). With the number of tourists impact also
on the tour and travel companies to provide a variety of tours that can be offered to
tourists. The aim of this study was to determine the effect of training, work environment
on the tour and travel service company in Batam on employee performance. Data were
analyzed quantitatively by using validity, reliability test, multiple linear coefficient, T test, F
test and R2 by using application software SPSS 20.0 for Windows. The results showed
that the variables pelatihan and working environment together have a significant effect on
employee performance. Furthermore, from the results of this study also showed that in
partial training and working environment have a significant effect on employee
performance. It is shown from the results obtained from the partial test shows for training
variable (X1) has a significance value of t for 4.643 and for the work environment
variables (X2) has a significance value of t by 9.664. And a simultaneous test of
significance F value of 0.000 <of . = 0.05. As well as Training and Working Environment
variables can contribute to variable employee performance for coefficient of determination
(R square) of 0.463 or 46.3% while the remaining 53.7% is contributed by other variables
not included in this study.

Keywords: training, work environment, performance

ABSTRAK

Kota Batam menjadi kota yang menarik perhatian wisatawan untuk dikunjungi dan
dijadikan sebagai destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition).
Dengan banyaknya wisatawan berdampak juga pada perusahaan tour dan travel dengan
menyediakan berbagai wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan, lingkungan kerja pada
perusahaan jasa tour dan travel di Kota Batam terhadap kinerja karyawan. Data dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, Koefisien linier
berganda , uji T, uji F dan R2dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 20.0 for
windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelatihan dan lingkungan kerja
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya
dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial variabel pelatihan dan
lingkungan kerja karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini
ditunjukkan dari hasil yang didapat dari uji parsial menunjukkan untuk variabel
pelatihan
(X1) memiliki nilai signifikansi t sebesar 4.643 dan untuk variabel lingkungan kerja (X2)
memiliki nilai signifikansi t sebesar 9.664. Dan uji simultan nilai signifikansi F sebesar
0,000 < dari .= 0,05. Serta variabel Pelatihan dan Lingkungan Kerja mampu
memberikan kontribusi terhadap variabel Kinerja karyawan sebesar nilai koefisien
determinasi (R square) sebesar 0,463 atau 46,3% sedang sisanya 53,7 % merupakan
kontribusi dari variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Kata kunci : pelatihan, lingkungan kerja, kinerja


2 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8 Pariwisata merupakan salah satu
sektor
penting dalam perekonomian Indonesia,
1. PENDAHULUAN
di- yang pada akhirnya akan berpengaruh
mana pariwisata menjadi salah satu terhadap hasil kerja dan prestasi kerja
penyum- karyawan. Oleh karena itu,
bang devisa negara. Perkembangan perusahaan
pariwisata selalu berusaha untuk meningkat-kan
yang sedemikian pesat merupakan fenomena
global di kalangan industri pariwisata
maupun
penggunanya. Secara ekonomi, par-wisata
memberi dampak pada perluasan usaha dan
kesempatan kerja, peningkatan income
perka-
pita dan peningkatan devisa negara.
Kota Batam menjadi kota yang
menarik
perhatian wisatawan untuk dikunjungi karena
selain letaknya sangat strategis dan berdekatan
dengan Negara Singapura maupun
Malaysia,
kota Batam juga dijadikan sebagai destinasi
MICE (Meeting, Incentive, Conference and
Exhibition) tentunya akan menjadi daya
tarik
lain untuk dikunjungi oleh wisatawan
domestik
maupun mancanegara. Kegiatan Industri
MICE
di kota Batam tergolong sebagai industri baru
masa kini yang menunjukkan bahwa MICE
sebagaisalah satu sektor dalam bisnis
pariwisata.
Dengan banyaknya wisatawan yang
berkunjung di kota Batam, berdampak juga
pada perusahaan tour and travel Kota
Batam
dengan menyediakan berbagai wisata yang
dapat di tawarkan kepada wisatawan manca-
negara maupun wisatawan domestik, didukung
oleh tersedianya fasilitas transportasi umum,
hotel dan resort dengan standar berkelas
internasional. Oleh karena itu perusahaan
tour
dan travel harus memiliki keunggulan kompetitif
(competitive advantage) agar dapat bersaing,
minimal untuk mempertahankan operasi
peru-
sahaan. Salah satu keunggulan kompetitif yang
penting bagi perusahaan adalah karyawan
perusahaan, karena karyawan merupakan
penggerak operasi perusahaan. Jika kinerja
karyawan perusahaan baik, maka kinerja
perusahaan juga akan meningkat. Untuk
meningkatkan kinerja yang berkualitas serta
terlatih perlu dilaksanakan pelatihan untuk
dapat mendukung program-program
perusa-
haan yang telah ditetapkan. Pelatihan meru-
pakan solusi untuk membangun kemampuan
sumber daya manusia yang diharapkan mampu
untuk meningkatkan keterampilan karyawan,
lingkungan kerja karyawan dalam upaya
peningkatan kinerja kerja karyawan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produktivitas,
prestasi kerja karyawannya dengan memberi maka pada penelitian ini, penulis menganalisis
kesempatan untuk mengikuti pelatih-an. lebih jauh bagaimana pengaruh pelatihan
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rivai dan lingkungan kerja karyawan terhadap kinerja
(2009: 212), “Pelatihan sangat penting bagi karyawan pada perusahaan Jasa Tour dan
karyawan baru, maupun karya-wan yang sudah Travel di Kota Batam.
lama. Pelatihan, secara singkat didefinisikan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mengetahui dan menjelaskan
prestasi kerja saat ini dan prestasi kerja di pengaruh
masa mendatang”. variabelPelatihan (X1) terhadap
Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan
Kinerja
hasil proses yang kompleks, dan dipengaruhi karyawan (Y); untuk mengetahui dan
oleh banyak faktor, baik berasal dari faktor menjelaskan pengaruh variabel Lingkungan
internal maupun faktor eksternal, termasuk di Kerja (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y); dan
dalamnya adalah faktor lingkungan kerja yang untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh
juga berperan penting terhadapkinerja variabel Pelatihan (X1) dan Lingkungan Kerja
karyawan.Faktor-faktor lingkungan kerja (X ) secara bersama-sama terhadap Kinerja
2
memberikan dampak besar terhadap karyawan,
karyawan (Y).
baik terhadap hasil negatif atau hasil positif
(Chandrasekar, 2011). Selama dekade terakhir, 2. KAJIAN PUSTAKA
faktor-faktor lingkungan kerja dari pekerja 2.1. Pelatihan
kantor telah berubah, karena perubahan Menurut Handoko (2001: 104) mengemuka-
beberapa faktor, seperti lingkungan sosial, kan bahwa Pelatihan (training) dimaksudkan
teknologi informasi dan cara-cara yang fleksibel untuk memperbaiki penguasaan berbagai
mengatur proses kerja (Hasun dan Makhbul, keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja
2005). tertentu, terinci dan rutin. Latihan menyiapkan
Mengingat betapa pentingnya pelatihan dan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-
dalam bentuk pemberian bantuan kepada
tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga
professional, pelatihaan dalam satuan waktu
pekerjaan sekarang. Sedang menurut yang bertujuan untuk meningkatkan kemam-
Dessler puan kerja pegawai dalam bidang
(2004:216) mengemukakan bahwa pelatihan pekerjaan
merupakan proses mengajarkan tertentu guna meningkatkan efektivitas
keterampilan dan
yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan produktivitas dalam suatu organisasi.
pekerjaannya. Jadi, proses pelatihan memiliki
Vietzal Rivai (2009: 222) berpendapat keterikatan
bahwa pelatihan sebagai bagian pendidikan dengan berbagai tujuan organisasi dan
yang menyangkut proses belajar pelatihan juga ditujukan pada
untuk pengembangan
memperoleh dan meningkatkan keterampilan
diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam
waktu yang relatif singkat dengan
metode yang
lebih mengutamakan pada praktik dari pada
teori. Sedangkan menurut Mathis (2006: 302),
pelatihan adalah suatu proses dimana
orang-
orang mencapai kemampuan tertentu untuk
membantu mencapai tujuan organisasi.
Byars dan Rue (2008: 161), mengemukakan
pendapatnya pelatihan adalah learning process
that involves the acquisition of skil s, concepts,
rules, or attitude to enhance employee perform-
ance .Sedang menurut Oemar Hamalik
(2005:10) Pelatihan adalah suatu tindakan
(upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja
Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 3 individu atau kelompok dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan organisasi sesuai dengan
periode waktu yang telah ditetapkan. Kelompok
individu, perusahaan dan masyarakat. atau organisasi terdiri dari beberapa individu,
Lingkungan Kerja yang kondusif memberi- sehingga kinerja individu akan mempengaruhi
kan rasa aman dan memungkinkan karyawan kinerja kelompok atau organisasi. Sedang
untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan menurut Mathis dan Jackson (2006: 378)
menyenangi lingkungan kerja dimana dia mengatakan bahwa pada dasarnya kinerja itu
bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di adalah apa yang dilakukan atau yang tidak
tempat kerjanya, melakukan aktivitas- dilakukan karyawan.
nya Pengertian lain dari Anwar Prabu Mangku-
sehingga waktu kerja dipergunakan secara negara (2009: 67) berpendapat kinerja adalah
efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
memadai akan dapat menurunkan kinerja dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksa-
karyawan. nakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya.
2.3. Kinerja
Menurut Robbins dan Coulter (2005: 226) Hipotesis
berpendapat bahwa kinerja adalah hasil kerja
karyawan, baik dalam bidang kecakapan,H1 : Pelatihan mempunyai pengaruh
pengetahuan, keterampilan, keahlian, signifikan terhadap kinerja karyawan.
sikap H2 : Lingkungan kerja mempunyai pengaruh
dan tingkah laku pegawai serta lebih signifikan terhadap kinerja karyawan.
kepada H3 : Pelatihan dan Lingkungan kerja secara
sifat praktis. bersama-sama mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.
2.2. Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2011: 2) 3. METODE
Lingkung- 3.1. Variabel Penelitian
an kerja adalah keseluruhan alat Variabel bebas (Variabel Independen) yaitu
perkakas tipe variabel yang menjelaskan atau mempe-
dan bahan yang dihadapan kerjanya baik ngaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian ini
sebagai perorangan maupun sebagai yang menjadi variabel bebas adalah Pelatihan
kelom- (X1), Lingkungan Kerja (X2). Varibel Terikat
pok. Dia membagi jenis lingkungan kerja (Variabel Dependen) yaitu tipe veriabel yang
ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel inde-
terbagi menjadi dua, yaitu: lingkungan penden. Dalam penelitian ini yang menjadi
kerja variabel terikat adalah Kinerja Karyawan (Y).
fisik dan lingkungan kerja non fisik. Untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
Sedangkan
menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 26)
menyatakan lingkungan perusahaan
dapat
diartikan sebagai keseluruhan dari
faktor-
faktor ekstern yang mempengaruhi
baik
organisasi maupun kegiatannya. Adapun
arti
lingkungan kerja secara luas mencakup
semua
faktor-faktor ekstern yang
mempengaruhi

4 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8 variabel tersebut, dalam penelitian ini
minggu-
nakan Skala Likert dengan opsi ‘sangat
seseorang/sekelompok orang tentang setuju’
fenome- diberi nilai 5; ‘setuju’ diberi nilai 4; ‘kurang
na atau gejala sosial yang terjadi pada variabel- setuju’ diberi nilai 3; ‘tidak setuju’ diberi nilai
2; adalah:
dan ‘sangat tidak setuju’ diberi nilai 1. 1. Analisis deskriptif :
digunakan untuk
3.2. Populasi dan Sampel menggambarkan data penelitian,
Ditinjau dari tujuan penelitian, penelitian seperti
ini data responden beserta distribusi item
diklasifikasikan sebagai penelitian dasar dari
(basic masing-masing variabelnya yang
research). Jenis penelitian yang digunakan ditabulasikan dalam bentuk tabel, lalu
adalah penelitian penjelasan kemudian dibahas secara deskriptif.
(explanatory Tolak
research), maksudnya adalah suatu ukur dari pendeskripsian ini adalah
penelitian dengan
yang sering disebut penelitian pemberian angka, baik
pengujian dalam jumlah
hipotesis, yaitu penelitian yang maupun persentase.
menganalisis
hubungan antar variabel-variabel yang
dirumu-
skan. Populasi dalam penelitian ini
adalah
seluruh karyawan perusahaan Tour dan
Travel
yang ada di kota Batam yang menjadi
anggota
dari ASITA (Association of the Indonesia Tours
and Travel Agencies) Batam pada tahun 2015,
tercatat sebanyak 64 perusahaan
dengan total
karyawan sebanyak 629 orang. Teknik
peng-
ambilan sampel dalam penelitian ini
adalah
Purposive Sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan berdasarkan kriteria-
kriteria
atau pertimbangan tertentu, Sugiyono
(2012:
117) dengan jumlah sampel sebanyak 190
orang karyawan saja dari 6 perusahaan
tour &
travel, yaitu PT JJ Tour & Travel sebanyak
65
orang, PT Desindo Sukses Tour & Travel
sebanyak 64 orang; PT Seven Flower Tour &
Travel sebanyak 18 orang; PT Pattra Tour &
Travel sebanyak 15 orang; PT Mega Holidays
Tour & Travel sebanyak 15 orang, dan
PT
Dignity Cargo Wisata Tour & Travel sebanyak
13 orang. Pertimbangannya adalah
karena
karyawannya lebih dari 12 orang, sedang
untuk
perusahaan tour & travel
lainnya memiliki
karyawan yang kurang dari 12 orang.

3.3. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan
pulkan data berdistribusi normal.

b. Analisis Data Inferensial : berfungsi untuk


meramalkan dan mengontrol keadaan
atau kejadian. Analisis inferensial yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Regresi Linier Berganda. Agar dapat
memperoleh nilai estimasi terbaik atau tidak
bias maka sebelum dilakukan analisis hasil
model regresi terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, dan uji heterokedastis itas.
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah
uji t , uji f dan koefisiensi determinasi.
Metode analisis data dengan menggunakan
aplikasi Software SPSS 20.0 for windows.

4. HASIL PEMBAHASAN
4.1. Pemenuhan Asumsi Klasik
Dari gambar grafik P-P Plot di bawah dapat

1. Uji Normalitas dijelaskan bahwa data cenderung berada


Dari hasil uji normalitas pada grafik di disekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal dan tidak ada titik yang terletak
bawah menunjukkan bahwa nilai residu
jauh dari garis sehingga dapat disimpulkan
berdistribusi normal, hal ini terlihat dari
bentuk kurva yang membentuk lonceng data dalam penelitian ini yang telah
terdistribusi secara normal.
(bell-shaped curve), sehingga dapat disim-
Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 5

(dependen) Kinerja Karyawan. Pengujian ini


dapat dilakukan dengan dua cara, 1. Dengan
uji t agar dapat melihat koefisien regresi parsial
yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pengaruh masing-masing variabel bebas
(independen) yaitu Pelatihan dan Lingkungan
Kerja terhadap variabel terikat (dependen) yaitu
Kinerja Karyawan. 2. Dengan uji F yang digu-
nakan untuk mengetahui besarnya koefisien
regresi atau menguji tingkat signifikansi
variabel bebas terhadap variabel terikat. Da-
lam menghitung hasil pengujian ini, mengguna-
kan bantuan aplikasi SPSS 20.00 for windows
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y
= a + b1X1 + b2X2
Coefficientsa

Unstandardize Standardized
2. Uji Heteroskedastisitas Model d CoefficientstSig.
Heteroskedastisitas berarti Coefficients Beta
adanya B Std.
Error
variasi residual yang tidak sama untuk (Constant) 10.025 1.522 6.586 .000
semua pengamatan, atau terdapatnya 1 Total_Pelatihan .185 .040 .263 4.643 .000

variasi residual yang semakin besar Total_Ling_Kerja .426 .044 .548 9.664 .000
a. Dependent Variable: Total_Kinerja
pada
jumlah pengamatan yang semakin
besar.
Pengujian gejala heterokedastisitas
meng-
gunakan scatterplot, hasil uji Analisis koefisien regresi pada penelitian
heteroske- ini
dastisitas disajikan pada gambar berikut: merupakan pengujian terhadap derajat
signify-
kansi hubungan dan besarnya pengaruh
dari
variabel bebas (independen) Pelatlihan
dan
Lingkungan Kerja terhadap variabel
terikat

Dari gambar scatterplot di


atas terlihat
titik-titik menyebar secara acak,
tidak
membentuk sebuah pola tertentu,
serta
tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti
tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.

4.2. PENGUJIAN HIPOTESIS


Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi, berarti setiap adanya peningkatan Pelatihan
yaitu : Y = 10.025 + 0.185 X1 + 0.426 X2 kepada karyawan, akan meningkatkan
Persamaan tersebut dapat dijelaskan Kinerja karyawan sebesar 18.5 % (dengan
sebagai berikut ;
asumsi variabel lainnya konstan).
1. Konstanta (a) = 10.025, menunjukkan besar-
3. Koefisien regresi Lingkungan kerja b2 sebe-
nya Kinerja karyawan, jika pelatihan dan
sar 0.426, menunjukkan besarnya penga-
lingkungan kerja karyawan sebesar nol,
ruh Lingkungan kerja karyawan terhadap
maka besarnya Kinerja karyawan sebesar
Kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda
10.025.
positif menunjukkan Lingkungan kerja ber-
2. Koefisien regresi Pelatihan b1 sebesar
pegaruh searah terhadap Kinerja karyawan,
0.185, menunjukkan besarnya pengaruh
yang berarti setiap adanya peningkatan dari
pelatihan terhadap pelatihan terhadap
Lingkungan kerja akan meningkatkan Kiner-
Kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda
ja karyawan sebesar 42.6% (dengan asumsi
positif menunjukkan Pelatihan berpengaruh
variabel lainnya konstan).
searah terhadap Kinerja karyawan, yang

6 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8

1. Uji t Uji koefisien determinasi (R square) untuk


Dari hasil uji t yang ditunjukkan pada mengetahui jumlah/persentase
tabel di sumbangan
atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : pengaruh variabel Pelatihan (X1) dan
a. Variabel Pelatihan (X1) mempunyai Lingkungan Kerja (X2) secara bersama-sama
nilai memberi pengaruh terhadap variabel Kinerja
signifikansi 0.000 lebih kecil dari . = Karyawan. Hasil analisis di atas, dapat
0.05. Atau t hitung sebesar 4.643 > t diketahui nilai koefisien determinasi (R
tabel, berarti bahwa secara parsial square) sebesar 0.463. Angka ini menunjuk-kan
variabel Pelatihan (X ) berpengaruh
1
Pelatihan dan Lingkungan kerja mampu
signifikan terhadap variabel Kinerja memberikan kontribusi terhadap
karyawan (Y). Hipotesis pertama variabel
(H1) Kinerja karyawan sebesar 46.3%, sedangkan
diterima. sisanya sebesar 53.7% disebabkan oleh
b. Variabel Lingkungan kerja (X2) variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
mempu- penelitian ini.
nyai nilai signifikasi 0,000 lebih kecil
dari 4.3. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
. = 0.05. Atau t hitung sebesar 9.664 > t Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan
tabel, berarti bahwa secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karya-
variabel Lingkungan kerja (X2) wan. Pengaruh tersebut adalah pengaruh
berpe- positif, yang artinya semakin baik Pelatihan
ngaruh signifikan terhadap diberikan maka akan berdampak semakin tinggi
variabel juga Kinerja karyawan.Demikian juga
Kinerja karyawan (Y). Hipotesis kedua sebaliknya, semakin tidak diberikan Pelatihan
(H2) diterima. kerja, akan berdampak rendahnya Kinerja
karyawan.Berarti Pelatihankerja bagi
2. Uji F karyawan sangat penting untuk diterapkan
Uji F digunakan untuk menunjukkan dalam suatu perusahaan. Dengan adanya
apakah secara bersama-sama pelatihan akan berdampak
variabel meningkatkan
Pelatihan dan Lingkungan kerja Kinerja karyawan dalam bekerja secara lebih
berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. efektif dan efisien terutama dalam menghadapi
Hasil analisis data dapat disajikan
sebagai berikut :

ANOVA
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 91.621 6 15.270 28.405 .000 perubahan-perubahan yang terjadi, seperti
Residual 98.379 183 .538 perubahan teknologi, perubahan metode kerja,
Total 190.000 189 menuntut pula perubahan sikap, tingkah laku,
Dependent Variable: Total_Kinerja Predictors: Total_Pelatihan Total_Ling_Kerja
keterampilan dan pengetahuan, dan sebagai-
Dari hasil uji F tabel di atas nya. Oleh karena itu apabila perusahaan ingin
diperoleh berkembang, maka pelatihan bagi karyawan
nilai signifikansi F sebesar 0.000 mutlak harus diberikan dan mendapatkan
lebih perhatian yang serius.
kecil dari . = 0.05, atau f hitung Hasil analisis berikutnya adalah Lingkungan
sebesar kerja juga berpengaruh signifikan terhadap
28.405 > dari f tabel, jadi variabel Kinerja karyawan. Pengaruh tersebut adalah
Pelatihan (X1) dan variabel pengaruh positif, yang artinya bahwa ling-
Lingkungan kungan kerja yang baik akan menimbulkan rasa
kerja (X2) secara bersama-sama nyaman bagi karyawan. Rasa nyaman dan
berpengaruh signifikan terhadap senang tersebut akan mempengaruhi karyawan
variabel untuk lebih bersemangat dan giat serta tekun
Kinerja karyawan(Y), sehingga dalam bekerja, sehingga pada akhirnya akan
hipotesis ketiga (H3) diterima.

Koefisien Determinasi
Model Summary

R Adjusted Std. Error of meningkatkan Kinerja karya-wan. Begitu juga


Model R Square R Square the Estimate sebaliknya, apa bila keadaan pada lingkungan
kerja buruk, tidak nyaman, maka akan
1 .681a.463 .458 3.35632 berdampak pada penurunan kinerja karyawan.

terselesaikan
dengan tepat waktu.
2. Karena masih ada faktor lain yang
5. SIMPULAN DAN SARAN dapat
5.1. Simpulan mempengaruhi kinerja karyawan, yang
Dari hasil penelitian ini dapat tidak
disimpulkan diteliti pada penelitian ini,
sebagai berikut ; seperti :
1. Bahwa variabel Pelatihan dan Lingkungan penghargaan, motivasi kerja, gaya
kerja baik secara parsial maupun secara kepe-
bersama-sama memiliki pengaruh signifikan
mimpinan, dan lain-lainnya, disarankan
terhadap Kinerja Karyawan pada
un-
perusa-
tuk penelitian berikutnya dapat menambah
haan jasa tour dan travel di kota Batam.
variabel- variabel lain tersebut.
2. Dari dua variabel yang diteliti yaitu variabel
Pelatihan dan Lingkungan kerja, yang
DAFTAR PUSTAKA
memiliki pengaruh dominan terhadap
Kinerja karyawan adalah faktor Assauri, Sofyan. (2004), Manajemen Pemasar-
Lingkungan
an. Cetakan ketujuh, Raja Grafindo.
kerja.
Jakarta.

5.2. Saran Budi, Purbayu. dkk. (2005), Analisi statistika


Dari hasil penelitian dan simpulan di dengan Microsoft Excel & SPSS. Andi,
atas, Yogyakarta.
ada beberapa saran yang dapat Citra Indah Zuana, dkk (2014)
disampaikan ;
1. Sehubungan faktor pelatihan dan lingkung- Pengaruh
an kerja berpengaruh signifikan terhadap Pelatihan dan Lingkungan Kerja Karyawan
Kinerja karyawan, maka perusahaan terhadap Prestasi Kerja Karyawan (studi
dapat pada Karyawan PT. Jamsostek (persero)
meningkatkan (minimal mempertahankan) Kantor Cabang Malang) Fakultas Ilmu
pelatihan yang sudah berjalan, serta terus Administrasi Universitas Brawijaya, Jurnal
memperhatikan kondisi kenyamanan Administrasi Bisnis (JAB) | Vol. 7 No. 1
dari Januari 2014
lingkungan kerja karyawan, supaya
karya-
wan dapat merasa betah dalam bekerja
sehingga pekerjaannya dapat
Suhardi, Pengaruh Pelatihan dan Lingkungan Kerja … 7 Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manaje-
men Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Halim, Sartika Hayulinanda. (2012). Analisis Remaja Rosdakarya. Bandung.
Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. (2006).
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Human Resource Manage-ment.
Sinar Galesong Pratama Makasar. Fakultas Salemba Empat. Jakarta.
Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Mowen, John., dan Minor, Michael. (2004),
Hasanuddin, Makasar.
Perilaku Konsumen. Edisi Kelima, Jilid
Hamalik. Oemar, (2005). Pengembangan Pertama, Erlangga, Jakarta.
Sumber Daya Manusia Manajemen
Nitisemito, Alex S. 1986. Manajemen
Pelatihaan Tenaga Kerja Pendekatan
Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Pratisto, Arif. (2009), Statistik Menjadi Mudah
Personalia dan Sumber Daya Manusia. Dengan SPSS 17. Elex Media Komputindo,
BPFE. Yogyakarta. Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P., (2011). Manajemen Rachmawati, Ike Kusdyan. (2008). Menejemen
Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Sumber Daya Manusia. Andi. Yogyakarta.
Jakarta. Reksohadiprodjo, Sukanto. (2000). Organisa-
Mailisa (2014), Pengaruh Pelatlihan, si Perusahaan : Teori, Struktur dan Perilaku.
Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja BPFE. Yogyakarta.
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala.
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
Aset Daerah Kota Tanjung Pinang. untuk Perusahaan. Rajawali Pers. Jakarta.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja
Robbins, Stephen P. Dan Judge, Timothy A.
Ali Haji Tanjungpinang.
(2008). Perilaku Organisasi. Salemba
8 Coopetition, Volume VI, Nomor 1, Maret 2015,1–8

Empat. Jakarta. karyawan Pada PD BPR Bank Pasar


Sedarmayanti. (2007). Menejemen Sumber Klaten, Yogyakarta: Jurnal pendidikan LIPI /
Vol.11 No. 1.
Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan
Menejemen Pegawai Negeri Sipil. PT. Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. 2002.
Rafika Aditama. Bandung. Pengantar Bisnis Modern. Liberty.
Sedarmayanti. (2011). Tata Yogyakarta.
Swasto, Bambang. (2011). Manajemen
Kerja dan
Sumber Daya Manusia. UB Press . Malang.
Produktivitas Kerja. CV Mandar Maju.
Bandung.
Suhadi, M. (2005). Pengaruh Motivasi
kerja
dan Lingkungan Kerja terhadap kinerja

You might also like