Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PEERAPA MODEL PEMBELAJARA KOOPERATIF TIPE GROUP IVESTIGATIO

UTUK MEIGKATKA HASIL BELAJAR FISIKA HUKUM EWTO TETAG


GRAVITASI PADA SISWA KELAS X1 IPA1 SMA EGERI 7 KUPAG

Yusniati H., Muh. Yusuf


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Nusa Cendana
Jl. Adisucito Penfui Kupang NTT
e-mail: yusni_undana@yahoo.co.id

Abstract: Model Application Type of Cooperative Learning Group Investigation of Learning


Physics to Improve The Law of Gravity in ewton Class X1 IPA1 SMA 7 Kupang. Cooperative
learning model group investigation type is an investigation that is done in group where the students
do the investigation in group actively, thus enabling to find the principle includes six phases namely
choosing topic, cooperative, cooperative planning, implementation, analysis and synthesis, final
output presentation and evaluation. The objective of this research is to know the way in applying
cooperative learning model group investigation type to improve physics learning output principal
material of newton law on gravity to XI IPA1 grade students SMA % 7 Kupang. This research is the
class action research type that was done in two cycles. The action application of each cycle was done
through planning procedure, the action application, observation, evaluation and reflection. The
research subject is the student of XI IPA1 grade SMA %egeri 7 Kupang in 2015/2016 academic year
with 31 students. The research instrument was used in the form of observation sheet and the output of
Physics learning test to the %ewton law material on gravity. Based on quantitative data analysis of the
research is acquired students’ learning output data on the first cycle that is, cognitive domain for the
first indicator achieves classical completeness 90, 3%, the second indicator 55%, the third indicator
65%, the fourth 94%. The second cycle, cognitive domain for the second indicator achievesclassical
completeness 89% and the third indicator 94%. The affective assessment of the students’ participation
of the first cycle is achieved the average 65%, with the students’ cooperative 67, 1%, the curiosity
64,4%, communicative 63, 6%, well manner behavior 64,5 % and being good listener 65,5% while in
the second cycle the students’ participation has achieved the average 89% with each indicator has
achieved the determined criteria 75 %. On the psychomotor aspect, the students’ participation phase
of the first cycle is achieved the average 62%, with the students who have the readiness to do the
activity 66,3%, mechanism 66,4%, conducted response 64, 3%, presenting the result clearly and
interesting 52, 9% and making important notes 60,4% while in the second cycle, the participation
phase has achieved the average 82%, each indicator has achieved the determined criteria 75 %.
Based on the research result can be concluded that the application of cooperative learning model
group investigation type of %ewton law material on gravity can improve physics learning output of XI
IPA1 grade students SMA %egeri 7 Kupang in 2015/2016 academic year.

Key words : cooperative learning model of group investigation type, learning outcome

Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Hukum ewton tentang Gravitasi pada Siswa Kelas X1 IPA1
SMA egeri 7 Kupang. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah penyelidikan
yang dilakukan secara berkelompok, yakni siswa secara berkelompok melakukan penyelidikan dengan
aktif, sehingga memungkinkan menemukan prinsip meliputi enam tahap yaitu memilih topik,
perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final dan evaluasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa materi hukum %ewton tentang
gravitasi pada siswa kelas XI IPA1 SMA % 7 Kupang. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus
dilakukan dengan melalui prosedur perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 SMA %egeri 7 Kupang tahun ajaran 2015/2016
sebanyak 31 orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi dan tes hasil
belajar fisika pada materi hukum %ewton tentang gravitasi. Berdasarkan analisis data kuantitatif dari
hasil penelitian diperoleh data hasil belajar siswa pada siklus I yaitu, ranah kognitif untuk indikator
1 memperoleh ketuntasan klasikal mencapai 90,3%, indikator 2 memperoleh ketuntasan klasikal 55%,
indikator 3 memperoleh ketuntasan klasikal 65% dan indikator 4 memperoleh ketuntasan klasikal
mencapai 94%. Untuk siklus II pada ranah kognitif khususnya indikator 2 memperoleh ketuntasan
klasikal mencapai 89%, dan indikator 3 memperoleh ketuntasan klasikal 94%. Untuk penilaian afektif

1
2 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13

tingkat partisispasi siswa pada siklus pertama diperoleh rata-rata 65%, dengan siswa yang
bekerjasama 67,1%, memiliki rasa ingin tahu 64,4%, komunikatif 63,6%, berperilaku santun 64,5%
dan menjadi pendengar yang baik 65,5%. Sedangkan pada siklus kedua tingkat partisipasi siswa
sudah mencapai rata-rata 89% dengan masing-masing indikator sudah mencapai kriteria yang
ditetapkan yaitu 75%. Pada aspek psikomotorik tingkat partisipasi siswa pada siklus pertama
diperoleh rata-rata 62%, dengan siswa yang memiliki kesiapan untuk melakukan kegiatan 66,3%,
mekanisme 66,4%, respon terbimbing 64,3%, mempresentasikan hasil dengan jelas dan menarik
52,9% dan mencatat hal-hal yang penting 60,4%. Sedangkan pada siklus kedua tingkat partisipasi
sudah mencapai rata-rata 82%, dengan masing-masing indikator sudah mencapai kriteria yang
ditetapkan yaitu 75%. Dari data hasil dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi hukum %ewton tentang gravitasi dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X1 IPA1 SMA %egeri 7 Kupang Tahun Ajaran
2015/2016.

Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, hasil belajar

PEDAHULUA kelompok merupakan salah satu model


Setelah melakukan observasi di kelas, dan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
melakukan wawancara dengan guru mata siswa. Rusman (2012: 222) menyatakan bahwa
pelajaran dan beberapa orang siswa, “model pembelajaran kooperatif tipe group
dikemukakan masalah bahwa guru pada investigation dapat dipakai guru untuk
umumnya masih menerapkan model mengembangkan kreativitas siswa, baik secara
pembelajaran konvensional yang digunakan perseorangan maupun kelompok”. Kreativitas
dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas siswa ini dikembangkan selama siswa
yang masih bersifat ceramah dimana siswa hanya beraktivitas mengikuti tahapan-tahapan di dalam
mendengarkan dan mencatat materi pelajaran proses pembelajaran menggunakan model
yang diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
untuk lebih aktif selama kegiatan belajar Pada model pembelajaran koopertif tipe group
mengajar dikelas. Menurut Trianto (Suryadana investigation ada tahapan menentukan topik
et.al, 2012:268) Dalam pembelajaran dimana pada tahap ini siswa di tuntut untuk
konvensional, siswa cenderung belajar fisika melakukan pembagian tugas kerja. Pembagian
dengan hanya menghafal rumus tanpa memahami tugas ini dapat membantu siswa untuk belajar
konsepnya sehingga menimbulkan anggapan bertanggung jawab ketika siswa mengikuti
bahwa fisika itu sulit dan membosankan. pembelajaran. Pembagian tanggung jawab ini
Sehingga hal ini mengakibatkan tujuan membantu siswa menganggap bahwa bahan
pembelajaran sulit dicapai. pelajaran yang ingin mereka pelajari itu penting
Memahami permasalahan di atas, peneliti bagi mereka. Model pembelajaran kooperatif tipe
berusaha untuk mencari model pembelajaran group investigation di harapkan akan mampu
yang dirasa tepat pada materi hukum Newton membantu guru dalam melakukan proses
tentang gravitasi agar siswa dapat memahami pembelajaran yang akan menekankan pada
konsep secara menyeluruh yang akhirnya dapat peningkatan aktivitas belajar fisika siswa,
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Untuk sehingga siswa terlibat aktif selama proses
memperbaiki proses pembelajaran fisika tersebut, pembelajaran dan hasil belajar fisika siswa
seorang guru haruslah tepat dalam memilih dan meningkat. Berdasarkan karakteristik model
mengaplikasikan model, metode, dan strategi pembelajaran kooperatif tipe group investigation
pembelajaran serta media pembelajaran. Model yang terdiri dari enam fase dimana siswa di
pembelajaran kooperatif tipe investigasi libatkan sejak memilih topik, perencanaan
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 3

kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, untuk penyelidikan yang menggunakan Lembar
presentasi hasil final serta evaluasi (Trianto, Diskusi siswa (LDS).
2013: 80), model ini dianggap mampu Teknik analisis data dalam penelitian ini
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. dilakukan sebagai berikut.
Selanjutnya Gagne (Suprijono, 2013:2), 1. Analisis data ketuntasan belajar secara
menyebutkan bahwa hasil belajar sebagai suatu individu (hasil belajar kognitif)
perubahan dalam disposisi atau kapabilitas Data kognitif dianalisis dengan menggunakan
manusia. Perubahan dalam menunjukan kinerja nilai akhir siswa, nilai rata-rata siswa, dan
(perilaku) berarti belajar itu menentukan semua kriteria belajar berdasarkan pada penilaian
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai acuan patokan, yaitu penilaian berdasarkan
yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar tingkat daya serap. Berdasarkan ketetapan
dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang sekolah, siswa dikatakan tuntas belajar secara
berlainan, seperti pengetahuan, sikap, individu apabila mendapat nilai ≥75,00
keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai. sedangkan secara klasikal proses belajar
Berbagai macam tingkah laku yang berlainan mengajar dikatakan tuntas apabila minimal
inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil 85 %.. Sedangkan untuk kriteria ideal untuk
belajar. Benyamin S. Bloom (Uno, 2014:35) masing-masing indikator adalah 70%. Untuk
secara garis besar mengklasifikasikan hasil menghitung ketuntasan belajar secara
belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, individu digunakan persamaan berikut (Uno,
afektif dan psikomotorik. 2014:133):

METODE  = 100

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kriteria hasil nilai hasil belajar kognitif
tindakan kelas, dengan model Model Kurt sesuai tabel 2.
Lewin yang Lewin terdiri dari 4 (empat) 2. Analisis lembar observasi
komponen yaitu: Menghitung skor yang diperoleh kedalam
a . Perencanaan (planning); bentuk presentase. Teknik ini disebut dengan
b . Tindakan (acting); analisis deskriptif presentase (sudjana, 2014:
c . Pengamatan (observing); 133). Adapun rumus untuk analisis deskriptif
d. Evaluasi (evaluation) dan presentase adalah:
e. Refleksi (reflecting)
= × 100%
Instrumen yang digunakan untuk 
Hasil perhitungan dalam bentuk presentase
mengumpulkan data pada penelitian ini adalah:
diintrepestasikan dengan deskriptif
lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar
presentase, kemudian ditafsirkan dengan
observasi afektif dan lembar observasi
kalimat yang bersifat kualitatif.
psikomotorik siswa dan lembar tes tertulis. Kisi-
3. Analisis Data Afektif
kisi lembar Observasi Pembelajaran model
Kriteria afektif digunakan untuk menentukan
kooperatif tipe group investigation untuk siswa
hasil belajar afektif siswa secara individu dan
seperti pada Tabel 1.
secara klasikal yaitu dengan menggunakan
Sedangkan untuk dua komponen afektif
persamaan yang dinyatakan oleh Sudjana
yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat
(2011: 109) seperti berikut ini:
siswa pada pelajaran fisika. Lembar psikomotorik
∑
dalam penelitian ini yaitu Lembar psikomotorik M= 
4 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13

4. Analisis Data Psikomotorik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.


Kriteria psikomotorik siswa ini digunakan Untuk aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes,
untuk menentukan hasil belajar psikomotorik jika hasil belajar siswa mencapai Kriteria
siswa secara individu dan hasil belajar Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75 secara
psikomotorik siswa secara rata – rata yaitu individual dan 85% secara klasikal maka
dengan menggunakan persamaan yang pembelajaran pada aspek kognitif telah berhasil.
dinyatakan oleh Sudjana (2011: 109) sebagai Sedangkan kriteria keberhasilan siswa pada aspek
berikut ini: afektif ditetapkan bila 75% dari jumlah siswa
∑ bekerjasama dalam melakukan penyelidikan,
M= 
75% siswa memiliki rasa ingin tahu, 75%
5. Ketuntasan belajar secara klasikal
siswa komunikatif, 75% berperilaku santun serta
Trianto (2013: 241) menyatakan bahwa
menjadi pendengar yang baik 75%, sehingga
ketuntasan belajar klasikal (KB) dapat
rata-rata partisipasi siswa dalam pembelajaran
ditentukan berdasarkan persamaan berikut
diharapkan mencapai 75%, dan pada ranah
ini:
psikomotorik dengan indikator kesiapan

 = 100% melakukan kegiatan 75%, mekanisme 75%,

Kriteria Keberhasilan respon terbimbing 75% dan kemahiran 75%,
Kriteria keberhasilan pembelajaran yang sehingga rata-rata partisipasi siswa dalam
diharapkan pada penelitian ini adalah untuk pembelajaran diharapkan mencapai 75%.
meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada

Tabel 1. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Tahap
Indikator Aspek yang diamati Penilaian
pembelajaran
Pendahuluan Memberikan gambaran 1. Siswa mendengarkan tujuan Sesuai dengan
tentang pelajaran yang disampaikan kriteria penilaian
2. Siswa menjawab pertanyaan aktivitas kegiatan
apersepsi dari guru siswa
Kegiatan inti Fase I 3. Siswa memilih sub pokok
Memilih topik bahasan yang diberikan oleh
guru
Fase II 4. Siswa merencanakan tugas-
Perencanaan kooperatif tugas belajar berdasarkan sub
topik yang telah dipilih
meliputi: apa yang akan
diselidiki, bagaimana
melakukannya, pembagian
tugas kerja, untuk tujuan apa
topik ini diinvestigasi
Fase III 5. Siswa melakukan investigasi,
Implementasi untuk menjawab topik-topik
permasalahan yang telah
dirancang pada tahap
perencanaan kooperatif
6. Siswa menggunakan berbagai
sumber informasi untuk
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 5

Tahap
Indikator Aspek yang diamati Penilaian
pembelajaran
mencari jawaban
Fase IV 7. Siswa menganalisis dan
Analisis dan sintesis menyintesis berbagai
informasi yang diperoleh
pada tahap implementasi.
8. Siswa merencanakan
bagaimana informasi tersebut
diringkas dan disajikan
dengan cara menarik sebagai
bahan untuk dipresentasikan
di depan kelas.
Fase V 9. Siswa mempresentasikan
Presentasi hasil final hasil diskusi
10. Siswa memperhatikan dan
mencocokkan hasil mereka
dengan hasil teman mereka
yang maju ke depan kelas.
Fase VI 11. Siswa bertanya atau
Evaluasi menanggapi mengenai topik
yang telah dipresentasikan.
Keterangan deskriptor :4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang

HASIL DA DISKUSI b. Penyususan rencana pelaksanaan


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran (RPP) berdasarkan
cara menerapkan model pembelajaran kurikulum tingkat satuan pendidikan
kooperatif tipe group investigation untuk (KTSP)
meningkatkan hasil belajar fisika materi hukum c. Penyusunan lembar diskusi siswa
Newton tentang gravitasi pada siswa kelas XI (LDS)
IPA1 SMA N 7 Kupang. d. Penyusunan lembar observasi hasil
belajar ranah aspek afektif dan
A. Hasil Penelitian Siklus I psikomotorik siswa dalam
Pelaksanaan tindakan dimulai dari siklus I pembelajaran fisika menggunakan
dengan materi ajar untuk pertemuan pertama model pembelajaran kooperatif tipe
adalah memahami konsep gaya gravitasi, group investigation.
menjelaskan hubungan antara gaya gravitasi e. Penyusunan lembar observasi aktivitas
dengan massa benda dan jaraknya serta peneliti dan siswa dalam proses
menghitung resultan gaya gravitasi pada benda pembelajaran fisika menggunakan
titik dalam suatu sistem. Dengan tahap sebagai model kooperatif tipe group
berikut: investigation.
1. Tahap Perencanaan f. Penyusunan tes hasil belajar ranah
Perencanaan tindakan pada siklus I kognitif siswa.
mencakup hal-hal sebagai berikut: 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Penyusunan Silabus Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I
dilakukan dalam tiga pertemuan dengan
6 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13

menggunakan model pembelajaran kooperatif ada, guru berkeliling mengawasi kinerja siswa
tipe group investigation.. Pembelajaran diawali di setiap kelompok dan menawarkan bantuan
dengan salam lalu guru memperkenalkan dan jika diperlukan.
menjelaskan secara umum model pembelajaran Selanjutnya pada tahap analisis dan
kooperatif tipe group investigation yang sintesis, siswa menganalisis dan mensintesis
digunakan selama pembelajaran dengan materi informasi yang telah diperoleh pada tahap
hukum Newton tentang gravitasi. Guru ketiga serta merencanakan bagaimana informasi
memberikan motivasi dan apersepsi. Kemudian tersebut diringkas dan disajikan dengan cara
dilanjutkan dengan pengetahuan prasyarat. yang menarik sebagai bahan untuk
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan dari dipresentasikan.
pembelajaran yang dilaksanakan. Pada tahap presentasi hasil final, guru
Pembelajaran dilanjutkan dengan tahap meminta perwakilan dari setiap topik
memilih topik, guru menyampaikan topik mempresentasikan hasil diskusi. Guru juga
pokok bahasan yang telah dibagi menjadi meminta kelompok lain memperhatikan dan
beberapa sub topik pokok bahasan, selanjutnya mencocokkan hasil mereka dengan hasil teman
guru membimbing siswa untuk membentuk mereka yang maju ke depan kelas.
kelompok sebanyak 5 kelompok menjadi Selanjutnya pada tahap evaluasi, guru
kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Komposisi kelompok heterogen secara bertanya atau menanggapi mengenai topik yang
akademis dengan masing-masing kelompok telah dipresentasikan. Pada kegiatan penutup,
beranggotakan 6-7 orang. Dalam pembagian guru bersama siswa berkolaborasi dalam
kelompok ini guru mengurutkan siswa mengevaluasi pembelajaran yakni bersama-
berdasarkan performa akademiknya. Guru sama membuat kesimpulan dari materi yang
kemudian meminta siswa mengatur tempat telah dipresentasikan dan guru memberikan
duduk berkelompok. Kemudian guru penghargaan kepada kelompok-kelompok yang
mengarahkan untuk perwakilan setiap telah berhasil memenuhi kriteria keberhasilan
kelompok maju kedepan untuk memilih sendiri yang ditetapkan. Pada akhir pembelajaran guru
sub topik pokok bahasan yang mereka ingin memberikan tugas baca kepada siswa sebagai
pelajari, 1 sub topik untuk beberapa kelompok persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya.
agar menghindari kesalahan pemahaman 3. Tahap Observasi
materi. Observasi dilakukan untuk mengetahui
Selanjutnya tahap perencanaan kooperatif, bagaimana pelaksanaan model pembelajaran
siswa dan guru merencanakan prosedur kooperatif tipe group investigation yang
pembelajaran, yakni siswa diberi pengertian diterapkan oleh guru. Observasi dilakukan oleh
tentang apa yang akan mereka pelajari dan apa dua orang observer melalui pengamatan secara
yang akan mereka lakukan dan tugas-tugas langsung terhadap penerapan model
yang akan mereka kerjakan. pembelajaran kooperatif tipe group
Setelah itu pada tahap implementasi, siswa investigation di kelas. Berdasarkan hasil
menerapkan rencana yang telah mereka observasi diketahui bahwa model pembelajaran
kembangkan didalam tahap perencanaan kooperatif tipe group investigation sudah
kooperatif. Guru mengarahkan setiap kelompok diterapkan oleh guru dalam kegiatan
untuk memulai kegiatan penyelidikan materi pembelajaran hanya belum maksimal di mana
diskusi dengan berbagai sumber informasi yang dari setiap pertemuan masih ada tahap-tahap
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 7

pembelajaran group investigation yang belum Persentase hasil capaian indikator fisika
maksimal dilakukan guru. siswa dapat dilihat dalam gambar-1 berikut.
4. Tahap Evaluasi
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan 100 90,3 87
94

90 82
siklus I diperoleh data yang kemudian

PERSETASE ( % )
80 69,1
62,2 65
70
diinterpretasikan sebagai hasil penelitian untuk 60 55
50
siklus I sebagai berikut : 40
Rerata
30 Ketuntasan Klasikal
a. Penilaian kognitif 20
10
Pada tahap evaluasi ini peneliti memberikan 0

soal tes dalam bentuk pilihan ganda. Soal


ini berjumlah 28 nomor yang mana tiap
indikator terdapat 7 butir soal yang
Gambar 1. Persentase hasil capaian
berhubungan dengan materi yang dipelajari
indikator fisika siswa
selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Tahap evaluasi ini dilakukan b. Penilaian Afektif
pada akhir dari siklus I. Peningkatan hasil Penilaian siswa berupa Observasi
belajar siswa pada aspek kognitif dapat yang dilakukan untuk melihat
dilihat dari ketuntasan individual siswa. kemampuaan afektif siswa pada setiap
Siswa dapat dikatakan tuntas apabila pertemuan pada siklus I belum
mendapatkan nilai  75 secara individual menunjukkan hasil yang baik, siswa
dengan ketuntasan klasikal 85%. Dari tes tidak bekerja sama dengan baik dengan
hasil belajar tersebut diperoleh bahwa teman satu kelompoknya, dalam proses
hampir semua siswa mampu mengerjakan pembelajaran sebagian siswa terlihat tidak
soal yang berkaitan dengan indikator 1 dan aktif dalam diskusi kelompok. Persentase
4 sedangkan untuk indikator 2 dan 3 hanya hasil capaian indikator afektif fisika
sebagian siswa yang mampu siswa dapat dilihat pada Gambar-2
mengerjakannya. Pada indikator 1 siswa berikut.
yang tuntas berjumlah 29 orang dimana
mencapai ketuntasan klasikal 90,3%,
100
indikator 2 siswa yang tuntas berjumlah 17 90 75,8 78,2 72,5 71,7 76,6
80 68,5 58 59,6 62 62
Persentase ( % )

orang dari jumlah seluruhnya yaitu 31 70 57,2 57,2 58,8 59,9 58


60
Pertemuan I
orang dimana hanya mencapai ketuntasan 50
40 Pertemuan II
klasikal 55%, pada indikator 3 siswa yang 30
Pertemuan III
20
tuntas berjumlah 20 orang dari jumlah 10
0
siswa seluruhnya yaitu 31 orang, dimana 1 2 3 4 5
Indikator
hanya mencapai ketuntasan klasikal 65%
Sedangkan pada indikator 4 siswa yang Gambar 2. Persentase hasil capaian
tuntas berjumlah 30 orang dan mencapai indikator afektif fisika siswa
ketuntasan klasikal 94%. Secara
keseluruhan hasil belajar siswa pada aspek c. Penilaian Psikomotorik
kognitif belum berhasil karena baru Observasi yang dilakukan untuk melihat
mencapai ketuntasan klasikal 68%. kemampuan psikomotor siswa dalam
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
8 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13

tipe group investigation pada setiap 5. Tahap Evaluasi


pertemuan pada siklus I belum Berdasarkan data capaian indikator-
menunjukkan hasil yang baik. Dimana : (a) indikator keberhasilan yang diuraikan pada
siswa kurang berpartisipasi dalam tabel diatas, diketahui bahwa hasil belajar
mempersiapkan bahan penyelidikan, siswa kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar
terlihat lebih banyak bercerita dengan psikomotorik siswa belum mencapai kriteria
teman disampingnya. Siswa masih kurang ketuntasan.
dalam teknik presentasi. Siswa masih Berdasarkan hasil observasi selama
kurang jelas dalam mempresentasikan hasil pembelajaran diketahui bahwa hal-hal yang
penyelidikan. Seharusnya siswa harus lebih menyebabkan belum tercapai indikator hasil
interaktif dalam mempresentasikan hasil belajar diantaranya, pada ranah kognitif tingkat
penyelidikan mereka dengan berbicara pemahaman siswa masih rendah untuk indikator
secara jelas dan mengarah ke arah menghitung resultan gaya gravitasi pada benda
kelompok lain sebagai pendengar. Hal ini titik dalam suatu sistem dan membandingkan
akan membuat siswa lain sebagai percepatan gravitasi dan kuat medan gravitasi
pendengar akan lebih tertarik untuk pada kedudukan yang berbeda pada siklus I, ini
memperhatikan. Akibat dari siswa yang dapat terjadi karena tingkatan materi yang
kurang memperhatikan ketika kelompok membutuhkan pemahaman tentang materi
penyaji mempresentasikan hasil diskusi, tersebut lebih tinggi dan juga dibutuhkan
siswa cenderung tidak mencatat hal – hal pengawasan dalam proses belajar mengajar
yang di anggap penting dari materi yang yang lebih intensif dan mendalam belum
telah di sampaikan oleh kelompok penyaji. dilakukan dengan baik pada indikator 2 dan 3
(b) sebagian kelompok kerja samanya materinya tergolong sulit, dapat dilihat dari
kurang. Hal ini terlihat dari pekerjaan yang hasil tes kognitif siswa yang rendah dengan
dikuasai oleh beberapa siswa saja. (c) ketuntasan klasikal pada indikator 2 hanya
presentasi hasil diskusi belum maksimal 54,83%, dan pada indikator 3 ketuntasan
hanya beberapa peserta didik yang klasikalnya hanya mencapai 64,51%. Pada
diberikan atau dilimpahkan tugas yang penilaian afektif siswa, indikator yang belum
terlibat aktif. tercapai diantaranya, (1) siswa tidak bekerja
Persentase hasil capaian indikator sama dengan baik dalam kelompok, terlihat
psikomotorik fisika siswa dapat dilihat dari siswa yang lebih asyik bermain dan
pada Gambar-3 berikut. bergurau , (2) rasa ingin tahu yang kurang
dari siswa yaitu siswa masih bermain dan
100
90 79
bercanda saat pembelajaran berlangsung dan
77,4 75
80 74,1 70,1
65 65
68,5 siswa masih belum serius dalam pembelajaran,
Persentase ( % )

70 61,2
56 58 Pertemuan I
60
50
46 49,1
41,1
45,1 terlihat dari banyak siswa yang tidak
Pertemuan II
40
Pertemuan III mendengarkan penjelasan dari peneliti,
30
20 sehingga informasi yang mereka dapatkan
10
0 kurang dipahami,(3) siswa kurang komunikatif
1 2 3 4 5
Indikator saat presentasi, (4) tidak menjadi pendengar
Gambar 3. Persentase hasil capaian yang baik, terlihat dari siswa banyak yang tidak
indikator psikomotorik fisika siswa mau mendengarkan pemaparan hasil diskusi
dari teman kelompoknya. Penilaian
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 9

psikomotorik siswa juga masih kurang, terlihat c. Pada tahap evaluasi, guru harus lebih
dari banyak siswa tidak memiliki kesiapan siap dan terampil dalam memantau
untuk belajar, siswa mencatat jawaban aktivitas siswa selama pembelajaran
diskusi kurang jelas, mempresentasikan hasil berlangsung agar setiap kegiatan yang
penyelidikan kurang jelas dan kurang menarik dilakukan siswa dapat terkontrol
juga belum semua anggota kelompok mau dengan baik.
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
depan kelas. Mereka masih malu dan takut Pada siklus II pembelajaran dilakukan
untuk menyampaikan hasil kerja mereka, hanya dalam satu kali pertemuan. peneliti kembali
anggota kelompok tertentu yang selalu tampil, mengulang kembali indikator tentang resultan
dan banyak siswa tidak mencatat hal-hal gaya gravitasi pada benda titik dalam suatu
penting dari setiap sub topik yang sudah sistem dan membandingkan percepatan
dipresentasikan. Keadaan ini perlu ditangani gravitasi dan kuat medan gravitasi pada
pada siklus II. kedudukan yang berbeda. Pada siklus II,
Berdasarkan ketercapaian target tersebut pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
tampak bahwa pada siklus I kualitas proses memperhatikan saran-saran dari observasi dan
pembelajaran telah berlangsung dengan baik refleksi pada siklus I. Selanjutnya pelaksanaan
tetapi kualitas hasil belajar belum memuaskan. tindakan pada siklus II disesuaikan dengan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I skenario.
ini, peneliti kemudian merancang ulang
3. Tahap Observasi
perencanan untuk melanjutkan tindakan ke Berdasarkan hasil observasi diketahui
siklus II. bahwa semua tahap pembelajaran dengan
B. Hasil Penelitian Siklus II menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation sudah dilakukan
1. Tahap Perencanaan
peneliti dengan baik dan dengan memperbaiki
Kegiatan penelitian pada siklus II diawali
kelemahan-kelemahan pada siklus I
dengan membuat rencana untuk pemberian
menyebabkan siswa lebih aktif dalam
tindakan II yang disusun berdasarkan hasil
berdiskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan
analisis dan refleksi pada pada siklus I.
yang diberikan dengan disiplin. Waktu untuk
Kelebihan dan kekurangan selama berlangsung
berdiskusi tidak molor dan berlarut-larut.
proses pembelajaran pada siklus I dipaparkan
sebagai bahan kajian untuk menyusun rencana 4. Tahap evaluasi
tindakan II. . Dari hasil tes yang diperoleh, peneliti
Perencanaan yang dibuat untuk mengatasi melihat bahwa terjadi peningkatan yang
berbagai kekurangan pada siklus I adalah signifikan pada hasil belajar siswa setelah
sebagai berikut: dilaksanakan pembelajaran siklus II dengan
a. Pada tahap pendahuluan, peneliti lebih model pembelajaran kooperatif tipe group
antusias memotivasi siswa dengan investigation. Adapun persentase hasil capaian
memberi pertanyaan-pertanyaan. indikator fisika siswa dapat dilihat pada
b. Pada tahap perencanaan kooperatif, Gambar-4 berikut.
guru lebih mengingatkan lagi tentang
pentingnya kerja sama dalam
kelompok.
10 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13

ditransformasikan ke dalam bentuk grafik


97 94
100
PERSETASE ( % )
84,3
89 seperti berikut pada Gambar-6 berikut.
90
80
70
60
ilai Rerata
50
40 Ketuntasan Klasikal 100 92 90
87 88 87
30 90
20 80
1
10 70

Persentase ( % )
2
0 60
Indikator II Indikator III 3
50
40 4
30
5
Gambar 4. persentase hasil capaian indikator 20
fisika siswa 10
0
1 2 3 4 5
Indikator
Peningkatan hasil belajar kognitif fisika
siswa pada indikator 2 dan 3 dalam proses Gambar 6. Grafik analisis data lembar
pembelajaran di kelas XI IPA1 selama dua observasi afektif siswa pada siklus II
siklus penelitian tindakan kelas, dapat lebih
jelas terlihat pada Gambar-5 berikut. Pada penilaian psikomotorik siklus II,
secara keseluruhan terlihat banyak siswa yang
sudah memiliki kesiapan untuk belajar, siswa
97
94 sudah terbiasa untuk melakukan penyelidikan
100
90 mengikuti petunjuk LDS, banyak siswa yang
80 65
sudah mulai terbiasa untuk bertanya serta
PERSETASE ( % )

70 55
60 Siklus I mencatat jawaban diskusi dari kelompok lain.
50
Siklus II
40 Persentase hasil capaian indikator
30 psikomotorik fisika siswa dapat dilihat pada
20
10 Gambar-7 berikut.
0
Indikator II indikator III

100
Gambar 5. Peningkatan hasil belajar kognitif 86,2
90 82,2 82,2
fisika siswa pada indikator 2 dan 3. 80 79
80
1
70
Persentase ( % )

2
Tahap evaluasi pada penilaian afektif 60
3
siswa pada siklus II telah mengalami 50
4
40
peningkatan, yaitu siswa aktif dan bekerja 5
30
sama dengan teman kelompoknya saat 20
melakukan penyelidikan, siswa juga memiliki 10
1 2 3 4 5
keseriusan dalam mempelajari materi yang Indikator

didapatkannya sehingga materi yang diperoleh


selama pembelajaran dapat maksimal, serta Gambar 7. Persentase hasil capaian indikator
psikomotorik fisika siswa.
menjadi pendengar yang baik, yaitu siswa tidak
ribut atau mengobrol, tetapi mendengarkan 5. Tahap Refleksi
materi yang dipaparkan teman kelompoknya. Pada siklus II ini waktu belajar sudah
Adapun hasil analisis data lembar diatur dengan baik oleh peneliti dan sesuai
observasi afektif siswa pada siklus II dengan yang tercantum dalam RPP. Kegiatan
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 11

diskusi kelas sudah berlangsung dengan sangat ini, penerapan model pembelajaran kooperatif
baik, dimana tingkat keaktifan siswa dan tipe group investigation tampak dapat
kinerja siswa dalam berdiskusi mengalami mengoptimalkan kualitas proses belajar dimana
peningkatan. siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
Data capaian indikator-indikator pembelajaran serta siswa dapat menyampaikan
keberhasilan yang telah diuraikan di atas berbagai ide atau pendapat mereka dalam
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas kelompok. Hal ini terlihat dari hasil observasi
XI IPA1 tinggi. Hal ini berarti perubahan lembar aktifitas siswa dimana pada indikator
pelaksanaan pada siklus II dalam penerapan bertanya atau menyampaikan pendapat
Model pembelajaran kooperatif tipe group mengalami peningkatan. Selain itu,
investigation membawa dampak yang positif pembelajaran dengan model ini juga dapat
terhadap hasil belajar siswa. meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada
Berdasarkan hasil observasi langsung yang materi hukum Newton tentang gravitasi.
dilakukan selama kegiatan pembelajaran di Penelitian ini mengevaluasi hasil
kelas diperoleh hasil bahwa: belajar dalam 3 ranah, yaitu kognitif, afektif
a. Tahap-tahap model pembelajaran dan psikomotorik. Penilaian ranah kognitif
kooperatif tipe group investigation Indikator keberhasilan dapat dilihat dari hasil
sudah maksimal dilakukan guru. tes yang dicapai siswa, jika hasil belajar siswa
b. Siswa lebih aktif dalam kegiatan mencapai ≥ 75 secara individual dan 85%
diskusi di kelas serta kerja sama dalam secara klasikal, maka hasil belajar dikatakan
kelompok jauh lebih baik. tuntas. Berdasarkan hasil olah data seperti yang
c. Siswa lebih tenang dalam mengikuti terdapat pada tabel 4.3 pada siklus I, ketuntasan
pelajaran di kelas sehingga siswa lebih klasikal hanya mencapai 68%, dimana pada
berkonsentrasi dalam mendengarkan indikator 1 nilai reratanya hanya 82%,
penjelasan yang guru sampaikan. indikator 2 nilai reratanya 62,2%, pada
Karena capaian indikator keberhasilan indikator 3 nilai rerata 69,1% dan pada
pada siklus II ini telah mencapai kriteria indikator 4 nilai reratanya mencapai 87%. Pada
keberhasilan maka penelitian ini tidak perlu siklus I khususnya indikator 2 dan 3 belum
dilanjutkan lagi ke siklus selanjutnya. mencapai ketuntasan sehingga peneliti
melanjutkan pada siklus II. Pada siklus II
C. Diskusi
peneliti mengulang kembali indikator 2 dan 3.
Hasil belajar merupakan hasil interaksi Setelah pelaksanaan siklus II didapati bahwa
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses Pada indikator ke 2 nilai reratanya meningkat
evaluasi hasil belajar dan dari sisi siswa, hasil yaitu 84,3% dan pada indikator 3 nilai reratanya
belajar merupakan akhir dan puncak dari proses meningkat juga yaitu 97%. Dari hasil ini terlihat
belajar. Bila seseorang telah belajar akan terjadi jelas bahwa perlakuan pada siklus II telah
perubahan tingkah laku pada orang tersebut. berhasil sehingga ketuntasan klasikalnya lebih
Masalah pembelajaran fisika, pada kasus ini dari 85% , yaitu 94%.
yaitu rendahnya hasil belajar pada materi Perbandingan tes hasil belajar kognitif
hukum Newton tentang gravitasi pada siswa siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
kelas XI IPA1. Masalah ini dapat diatasi dengan pada Gambar-8 berikut.
menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation. Pada penelitian
12 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13

dapat dilatih untuk mengemukan pendapatnya.


97
100 94 94
90,3
Hambatan yang mereka alami adalah
90
80 terbatasnya waktu sehingga hanya sedikit
65
PERSETASE ( % )

70
60
55 kesempatan untuk bertanya dan adanya
Siklus I
50 dominasi beberapa teman mereka yang aktif
40 Siklus II
30
bertanya maupun dalam mengerjakan LDS.
20
10 SIMPULA
0
Indikator Indikator Indikator Indikator
I II III IV
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa
kelas XI IPA1 SMA Negeri 7 Kupang tahun
Gambar 8. Perbandingan tes hasil belajar pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan model
kognitif siswa pada siklus I dan siklus II.
pembelajaran kooperatif tipe group
Adapun perbandingan data hasil belajar investigation maka dapat disimpulkan bahwa
afektif dan psikomotorik siswa pada siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
dan siklus II dapat di lihat pada Gambar-9 group investigation pada materi hukum
berikut. Newton tentang gravitasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas XI IPA1 SMA
Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
100 92 90
87 88 87
90
80
SARA
67,4 65 67
70 64,4 64
a. Model pembelajaran group investigation
Persentase ( % )

60
Siklus 1
50 dapat dijadikan alternatif pembelajaran bagi
Siklus 2
40
30
guru dalam upaya meningkatkan hasil
20 belajar fisika siswa.
10
0
b. Penelitian ini hanya terbatas pada
1 2 3 4 5
penerapan model pembelajaran kooperatif
Gambar 9. perbandingan data hasil belajar tipe group investigation untuk
afektif dan psikomotorik siswa pada siklus I meningkatkan hasil belajar fisika. Penulis
dan siklus II mengharapkan lebih banyak lagi penelitian
Diagram di atas menunjukkan bahwa dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas
kondisi siswa yang bekerjasama, memiliki rasa (PTK) yang lebih variatif dengan bantuan
ingin tahu, komunikatif, berperilaku santun, dan media pembelajaran atau alat peraga
menjadi pendengar yang baik dalam kerja agar dapat berdampak langsung pada
kelompok telah memenuhi kriteria yang peningkatan hasil belajar fisika siswa.
ditetapkan yaitu sebesar 75%. DAFTAR RUJUKA
Penerapan model pembelajaran kooperatif
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
tipe group investigation sangat baik Pendidikan. PT. Bumi Aksara: Jakarta
dikarenakan siswa dapat melakukan kegiatan
Huda, M. 2012. Cooperatif Learning Metode,
diskusi. Artinya siswa tidak hanya duduk dan Teknik, Struktur dan Model
menerima konsep dari guru, melainkan dilatih Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
untuk menemukan langkah-langkah penemuan
konsep materi hukum Newton tentang gravitasi. Jihad, A dan Haris, A. 2010. Evaluasi
Pembelajaran. Multi Pressindo:
Dengan model pembelajaran ini juga siswa Yogyakarta
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 13

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. 2012.


Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Edisi Kedua. PT Indeks: Jakarta.
Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran
(Mengembangkan Profesionalisme
Guru). Rajagrafindo Persada: Bandung
Shoimin, A. 2014. 68 Model pembelajaran
inovatif dalam kurikulum 2013. Ar-
Ruzz Media: Yogyakarta.
Slameto, 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Rineka Cipta:
Jakarta
Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya:
Bandung
Suhana, C. 2014. Konsep Strategi
Pembelajaran. PT. Refika Aditama:
Bandung
Suprijono, A. 2013. Cooperatif Learning Teori
& Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Suryadana, A. B, Suprihati, T dan Astutik, S.
2012. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Group Investigation (GI)
Disertai Media Kartu Masalah Pada
Pembelajaran Fisika di SMA. Vol.1.3.
268-271.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kencana Prenada Media Group: Jakarta
Uno, H. B. 2009. Perencanaan pembelajaran.
PT. Bumi Aksara: Jakarta.

You might also like