Professional Documents
Culture Documents
Serser
Serser
Key words : cooperative learning model of group investigation type, learning outcome
1
2 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13
tingkat partisispasi siswa pada siklus pertama diperoleh rata-rata 65%, dengan siswa yang
bekerjasama 67,1%, memiliki rasa ingin tahu 64,4%, komunikatif 63,6%, berperilaku santun 64,5%
dan menjadi pendengar yang baik 65,5%. Sedangkan pada siklus kedua tingkat partisipasi siswa
sudah mencapai rata-rata 89% dengan masing-masing indikator sudah mencapai kriteria yang
ditetapkan yaitu 75%. Pada aspek psikomotorik tingkat partisipasi siswa pada siklus pertama
diperoleh rata-rata 62%, dengan siswa yang memiliki kesiapan untuk melakukan kegiatan 66,3%,
mekanisme 66,4%, respon terbimbing 64,3%, mempresentasikan hasil dengan jelas dan menarik
52,9% dan mencatat hal-hal yang penting 60,4%. Sedangkan pada siklus kedua tingkat partisipasi
sudah mencapai rata-rata 82%, dengan masing-masing indikator sudah mencapai kriteria yang
ditetapkan yaitu 75%. Dari data hasil dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi hukum %ewton tentang gravitasi dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X1 IPA1 SMA %egeri 7 Kupang Tahun Ajaran
2015/2016.
Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, hasil belajar
kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, untuk penyelidikan yang menggunakan Lembar
presentasi hasil final serta evaluasi (Trianto, Diskusi siswa (LDS).
2013: 80), model ini dianggap mampu Teknik analisis data dalam penelitian ini
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. dilakukan sebagai berikut.
Selanjutnya Gagne (Suprijono, 2013:2), 1. Analisis data ketuntasan belajar secara
menyebutkan bahwa hasil belajar sebagai suatu individu (hasil belajar kognitif)
perubahan dalam disposisi atau kapabilitas Data kognitif dianalisis dengan menggunakan
manusia. Perubahan dalam menunjukan kinerja nilai akhir siswa, nilai rata-rata siswa, dan
(perilaku) berarti belajar itu menentukan semua kriteria belajar berdasarkan pada penilaian
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai acuan patokan, yaitu penilaian berdasarkan
yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar tingkat daya serap. Berdasarkan ketetapan
dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang sekolah, siswa dikatakan tuntas belajar secara
berlainan, seperti pengetahuan, sikap, individu apabila mendapat nilai ≥75,00
keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai. sedangkan secara klasikal proses belajar
Berbagai macam tingkah laku yang berlainan mengajar dikatakan tuntas apabila minimal
inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil 85 %.. Sedangkan untuk kriteria ideal untuk
belajar. Benyamin S. Bloom (Uno, 2014:35) masing-masing indikator adalah 70%. Untuk
secara garis besar mengklasifikasikan hasil menghitung ketuntasan belajar secara
belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, individu digunakan persamaan berikut (Uno,
afektif dan psikomotorik. 2014:133):
METODE = 100
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kriteria hasil nilai hasil belajar kognitif
tindakan kelas, dengan model Model Kurt sesuai tabel 2.
Lewin yang Lewin terdiri dari 4 (empat) 2. Analisis lembar observasi
komponen yaitu: Menghitung skor yang diperoleh kedalam
a . Perencanaan (planning); bentuk presentase. Teknik ini disebut dengan
b . Tindakan (acting); analisis deskriptif presentase (sudjana, 2014:
c . Pengamatan (observing); 133). Adapun rumus untuk analisis deskriptif
d. Evaluasi (evaluation) dan presentase adalah:
e. Refleksi (reflecting)
= × 100%
Instrumen yang digunakan untuk
Hasil perhitungan dalam bentuk presentase
mengumpulkan data pada penelitian ini adalah:
diintrepestasikan dengan deskriptif
lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar
presentase, kemudian ditafsirkan dengan
observasi afektif dan lembar observasi
kalimat yang bersifat kualitatif.
psikomotorik siswa dan lembar tes tertulis. Kisi-
3. Analisis Data Afektif
kisi lembar Observasi Pembelajaran model
Kriteria afektif digunakan untuk menentukan
kooperatif tipe group investigation untuk siswa
hasil belajar afektif siswa secara individu dan
seperti pada Tabel 1.
secara klasikal yaitu dengan menggunakan
Sedangkan untuk dua komponen afektif
persamaan yang dinyatakan oleh Sudjana
yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat
(2011: 109) seperti berikut ini:
siswa pada pelajaran fisika. Lembar psikomotorik
∑
dalam penelitian ini yaitu Lembar psikomotorik M=
4 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13
Tahap
Indikator Aspek yang diamati Penilaian
pembelajaran
Pendahuluan Memberikan gambaran 1. Siswa mendengarkan tujuan Sesuai dengan
tentang pelajaran yang disampaikan kriteria penilaian
2. Siswa menjawab pertanyaan aktivitas kegiatan
apersepsi dari guru siswa
Kegiatan inti Fase I 3. Siswa memilih sub pokok
Memilih topik bahasan yang diberikan oleh
guru
Fase II 4. Siswa merencanakan tugas-
Perencanaan kooperatif tugas belajar berdasarkan sub
topik yang telah dipilih
meliputi: apa yang akan
diselidiki, bagaimana
melakukannya, pembagian
tugas kerja, untuk tujuan apa
topik ini diinvestigasi
Fase III 5. Siswa melakukan investigasi,
Implementasi untuk menjawab topik-topik
permasalahan yang telah
dirancang pada tahap
perencanaan kooperatif
6. Siswa menggunakan berbagai
sumber informasi untuk
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 5
Tahap
Indikator Aspek yang diamati Penilaian
pembelajaran
mencari jawaban
Fase IV 7. Siswa menganalisis dan
Analisis dan sintesis menyintesis berbagai
informasi yang diperoleh
pada tahap implementasi.
8. Siswa merencanakan
bagaimana informasi tersebut
diringkas dan disajikan
dengan cara menarik sebagai
bahan untuk dipresentasikan
di depan kelas.
Fase V 9. Siswa mempresentasikan
Presentasi hasil final hasil diskusi
10. Siswa memperhatikan dan
mencocokkan hasil mereka
dengan hasil teman mereka
yang maju ke depan kelas.
Fase VI 11. Siswa bertanya atau
Evaluasi menanggapi mengenai topik
yang telah dipresentasikan.
Keterangan deskriptor :4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
menggunakan model pembelajaran kooperatif ada, guru berkeliling mengawasi kinerja siswa
tipe group investigation.. Pembelajaran diawali di setiap kelompok dan menawarkan bantuan
dengan salam lalu guru memperkenalkan dan jika diperlukan.
menjelaskan secara umum model pembelajaran Selanjutnya pada tahap analisis dan
kooperatif tipe group investigation yang sintesis, siswa menganalisis dan mensintesis
digunakan selama pembelajaran dengan materi informasi yang telah diperoleh pada tahap
hukum Newton tentang gravitasi. Guru ketiga serta merencanakan bagaimana informasi
memberikan motivasi dan apersepsi. Kemudian tersebut diringkas dan disajikan dengan cara
dilanjutkan dengan pengetahuan prasyarat. yang menarik sebagai bahan untuk
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan dari dipresentasikan.
pembelajaran yang dilaksanakan. Pada tahap presentasi hasil final, guru
Pembelajaran dilanjutkan dengan tahap meminta perwakilan dari setiap topik
memilih topik, guru menyampaikan topik mempresentasikan hasil diskusi. Guru juga
pokok bahasan yang telah dibagi menjadi meminta kelompok lain memperhatikan dan
beberapa sub topik pokok bahasan, selanjutnya mencocokkan hasil mereka dengan hasil teman
guru membimbing siswa untuk membentuk mereka yang maju ke depan kelas.
kelompok sebanyak 5 kelompok menjadi Selanjutnya pada tahap evaluasi, guru
kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Komposisi kelompok heterogen secara bertanya atau menanggapi mengenai topik yang
akademis dengan masing-masing kelompok telah dipresentasikan. Pada kegiatan penutup,
beranggotakan 6-7 orang. Dalam pembagian guru bersama siswa berkolaborasi dalam
kelompok ini guru mengurutkan siswa mengevaluasi pembelajaran yakni bersama-
berdasarkan performa akademiknya. Guru sama membuat kesimpulan dari materi yang
kemudian meminta siswa mengatur tempat telah dipresentasikan dan guru memberikan
duduk berkelompok. Kemudian guru penghargaan kepada kelompok-kelompok yang
mengarahkan untuk perwakilan setiap telah berhasil memenuhi kriteria keberhasilan
kelompok maju kedepan untuk memilih sendiri yang ditetapkan. Pada akhir pembelajaran guru
sub topik pokok bahasan yang mereka ingin memberikan tugas baca kepada siswa sebagai
pelajari, 1 sub topik untuk beberapa kelompok persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya.
agar menghindari kesalahan pemahaman 3. Tahap Observasi
materi. Observasi dilakukan untuk mengetahui
Selanjutnya tahap perencanaan kooperatif, bagaimana pelaksanaan model pembelajaran
siswa dan guru merencanakan prosedur kooperatif tipe group investigation yang
pembelajaran, yakni siswa diberi pengertian diterapkan oleh guru. Observasi dilakukan oleh
tentang apa yang akan mereka pelajari dan apa dua orang observer melalui pengamatan secara
yang akan mereka lakukan dan tugas-tugas langsung terhadap penerapan model
yang akan mereka kerjakan. pembelajaran kooperatif tipe group
Setelah itu pada tahap implementasi, siswa investigation di kelas. Berdasarkan hasil
menerapkan rencana yang telah mereka observasi diketahui bahwa model pembelajaran
kembangkan didalam tahap perencanaan kooperatif tipe group investigation sudah
kooperatif. Guru mengarahkan setiap kelompok diterapkan oleh guru dalam kegiatan
untuk memulai kegiatan penyelidikan materi pembelajaran hanya belum maksimal di mana
diskusi dengan berbagai sumber informasi yang dari setiap pertemuan masih ada tahap-tahap
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 7
pembelajaran group investigation yang belum Persentase hasil capaian indikator fisika
maksimal dilakukan guru. siswa dapat dilihat dalam gambar-1 berikut.
4. Tahap Evaluasi
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan 100 90,3 87
94
90 82
siklus I diperoleh data yang kemudian
PERSETASE ( % )
80 69,1
62,2 65
70
diinterpretasikan sebagai hasil penelitian untuk 60 55
50
siklus I sebagai berikut : 40
Rerata
30 Ketuntasan Klasikal
a. Penilaian kognitif 20
10
Pada tahap evaluasi ini peneliti memberikan 0
70 61,2
56 58 Pertemuan I
60
50
46 49,1
41,1
45,1 terlihat dari banyak siswa yang tidak
Pertemuan II
40
Pertemuan III mendengarkan penjelasan dari peneliti,
30
20 sehingga informasi yang mereka dapatkan
10
0 kurang dipahami,(3) siswa kurang komunikatif
1 2 3 4 5
Indikator saat presentasi, (4) tidak menjadi pendengar
Gambar 3. Persentase hasil capaian yang baik, terlihat dari siswa banyak yang tidak
indikator psikomotorik fisika siswa mau mendengarkan pemaparan hasil diskusi
dari teman kelompoknya. Penilaian
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 9
psikomotorik siswa juga masih kurang, terlihat c. Pada tahap evaluasi, guru harus lebih
dari banyak siswa tidak memiliki kesiapan siap dan terampil dalam memantau
untuk belajar, siswa mencatat jawaban aktivitas siswa selama pembelajaran
diskusi kurang jelas, mempresentasikan hasil berlangsung agar setiap kegiatan yang
penyelidikan kurang jelas dan kurang menarik dilakukan siswa dapat terkontrol
juga belum semua anggota kelompok mau dengan baik.
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
depan kelas. Mereka masih malu dan takut Pada siklus II pembelajaran dilakukan
untuk menyampaikan hasil kerja mereka, hanya dalam satu kali pertemuan. peneliti kembali
anggota kelompok tertentu yang selalu tampil, mengulang kembali indikator tentang resultan
dan banyak siswa tidak mencatat hal-hal gaya gravitasi pada benda titik dalam suatu
penting dari setiap sub topik yang sudah sistem dan membandingkan percepatan
dipresentasikan. Keadaan ini perlu ditangani gravitasi dan kuat medan gravitasi pada
pada siklus II. kedudukan yang berbeda. Pada siklus II,
Berdasarkan ketercapaian target tersebut pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
tampak bahwa pada siklus I kualitas proses memperhatikan saran-saran dari observasi dan
pembelajaran telah berlangsung dengan baik refleksi pada siklus I. Selanjutnya pelaksanaan
tetapi kualitas hasil belajar belum memuaskan. tindakan pada siklus II disesuaikan dengan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I skenario.
ini, peneliti kemudian merancang ulang
3. Tahap Observasi
perencanan untuk melanjutkan tindakan ke Berdasarkan hasil observasi diketahui
siklus II. bahwa semua tahap pembelajaran dengan
B. Hasil Penelitian Siklus II menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation sudah dilakukan
1. Tahap Perencanaan
peneliti dengan baik dan dengan memperbaiki
Kegiatan penelitian pada siklus II diawali
kelemahan-kelemahan pada siklus I
dengan membuat rencana untuk pemberian
menyebabkan siswa lebih aktif dalam
tindakan II yang disusun berdasarkan hasil
berdiskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan
analisis dan refleksi pada pada siklus I.
yang diberikan dengan disiplin. Waktu untuk
Kelebihan dan kekurangan selama berlangsung
berdiskusi tidak molor dan berlarut-larut.
proses pembelajaran pada siklus I dipaparkan
sebagai bahan kajian untuk menyusun rencana 4. Tahap evaluasi
tindakan II. . Dari hasil tes yang diperoleh, peneliti
Perencanaan yang dibuat untuk mengatasi melihat bahwa terjadi peningkatan yang
berbagai kekurangan pada siklus I adalah signifikan pada hasil belajar siswa setelah
sebagai berikut: dilaksanakan pembelajaran siklus II dengan
a. Pada tahap pendahuluan, peneliti lebih model pembelajaran kooperatif tipe group
antusias memotivasi siswa dengan investigation. Adapun persentase hasil capaian
memberi pertanyaan-pertanyaan. indikator fisika siswa dapat dilihat pada
b. Pada tahap perencanaan kooperatif, Gambar-4 berikut.
guru lebih mengingatkan lagi tentang
pentingnya kerja sama dalam
kelompok.
10 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13
Persentase ( % )
2
0 60
Indikator II Indikator III 3
50
40 4
30
5
Gambar 4. persentase hasil capaian indikator 20
fisika siswa 10
0
1 2 3 4 5
Indikator
Peningkatan hasil belajar kognitif fisika
siswa pada indikator 2 dan 3 dalam proses Gambar 6. Grafik analisis data lembar
pembelajaran di kelas XI IPA1 selama dua observasi afektif siswa pada siklus II
siklus penelitian tindakan kelas, dapat lebih
jelas terlihat pada Gambar-5 berikut. Pada penilaian psikomotorik siklus II,
secara keseluruhan terlihat banyak siswa yang
sudah memiliki kesiapan untuk belajar, siswa
97
94 sudah terbiasa untuk melakukan penyelidikan
100
90 mengikuti petunjuk LDS, banyak siswa yang
80 65
sudah mulai terbiasa untuk bertanya serta
PERSETASE ( % )
70 55
60 Siklus I mencatat jawaban diskusi dari kelompok lain.
50
Siklus II
40 Persentase hasil capaian indikator
30 psikomotorik fisika siswa dapat dilihat pada
20
10 Gambar-7 berikut.
0
Indikator II indikator III
100
Gambar 5. Peningkatan hasil belajar kognitif 86,2
90 82,2 82,2
fisika siswa pada indikator 2 dan 3. 80 79
80
1
70
Persentase ( % )
2
Tahap evaluasi pada penilaian afektif 60
3
siswa pada siklus II telah mengalami 50
4
40
peningkatan, yaitu siswa aktif dan bekerja 5
30
sama dengan teman kelompoknya saat 20
melakukan penyelidikan, siswa juga memiliki 10
1 2 3 4 5
keseriusan dalam mempelajari materi yang Indikator
diskusi kelas sudah berlangsung dengan sangat ini, penerapan model pembelajaran kooperatif
baik, dimana tingkat keaktifan siswa dan tipe group investigation tampak dapat
kinerja siswa dalam berdiskusi mengalami mengoptimalkan kualitas proses belajar dimana
peningkatan. siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
Data capaian indikator-indikator pembelajaran serta siswa dapat menyampaikan
keberhasilan yang telah diuraikan di atas berbagai ide atau pendapat mereka dalam
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas kelompok. Hal ini terlihat dari hasil observasi
XI IPA1 tinggi. Hal ini berarti perubahan lembar aktifitas siswa dimana pada indikator
pelaksanaan pada siklus II dalam penerapan bertanya atau menyampaikan pendapat
Model pembelajaran kooperatif tipe group mengalami peningkatan. Selain itu,
investigation membawa dampak yang positif pembelajaran dengan model ini juga dapat
terhadap hasil belajar siswa. meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada
Berdasarkan hasil observasi langsung yang materi hukum Newton tentang gravitasi.
dilakukan selama kegiatan pembelajaran di Penelitian ini mengevaluasi hasil
kelas diperoleh hasil bahwa: belajar dalam 3 ranah, yaitu kognitif, afektif
a. Tahap-tahap model pembelajaran dan psikomotorik. Penilaian ranah kognitif
kooperatif tipe group investigation Indikator keberhasilan dapat dilihat dari hasil
sudah maksimal dilakukan guru. tes yang dicapai siswa, jika hasil belajar siswa
b. Siswa lebih aktif dalam kegiatan mencapai ≥ 75 secara individual dan 85%
diskusi di kelas serta kerja sama dalam secara klasikal, maka hasil belajar dikatakan
kelompok jauh lebih baik. tuntas. Berdasarkan hasil olah data seperti yang
c. Siswa lebih tenang dalam mengikuti terdapat pada tabel 4.3 pada siklus I, ketuntasan
pelajaran di kelas sehingga siswa lebih klasikal hanya mencapai 68%, dimana pada
berkonsentrasi dalam mendengarkan indikator 1 nilai reratanya hanya 82%,
penjelasan yang guru sampaikan. indikator 2 nilai reratanya 62,2%, pada
Karena capaian indikator keberhasilan indikator 3 nilai rerata 69,1% dan pada
pada siklus II ini telah mencapai kriteria indikator 4 nilai reratanya mencapai 87%. Pada
keberhasilan maka penelitian ini tidak perlu siklus I khususnya indikator 2 dan 3 belum
dilanjutkan lagi ke siklus selanjutnya. mencapai ketuntasan sehingga peneliti
melanjutkan pada siklus II. Pada siklus II
C. Diskusi
peneliti mengulang kembali indikator 2 dan 3.
Hasil belajar merupakan hasil interaksi Setelah pelaksanaan siklus II didapati bahwa
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses Pada indikator ke 2 nilai reratanya meningkat
evaluasi hasil belajar dan dari sisi siswa, hasil yaitu 84,3% dan pada indikator 3 nilai reratanya
belajar merupakan akhir dan puncak dari proses meningkat juga yaitu 97%. Dari hasil ini terlihat
belajar. Bila seseorang telah belajar akan terjadi jelas bahwa perlakuan pada siklus II telah
perubahan tingkah laku pada orang tersebut. berhasil sehingga ketuntasan klasikalnya lebih
Masalah pembelajaran fisika, pada kasus ini dari 85% , yaitu 94%.
yaitu rendahnya hasil belajar pada materi Perbandingan tes hasil belajar kognitif
hukum Newton tentang gravitasi pada siswa siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
kelas XI IPA1. Masalah ini dapat diatasi dengan pada Gambar-8 berikut.
menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe group investigation. Pada penelitian
12 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, %omor 1, April 2016, hal. 1 - 13
70
60
55 kesempatan untuk bertanya dan adanya
Siklus I
50 dominasi beberapa teman mereka yang aktif
40 Siklus II
30
bertanya maupun dalam mengerjakan LDS.
20
10 SIMPULA
0
Indikator Indikator Indikator Indikator
I II III IV
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa
kelas XI IPA1 SMA Negeri 7 Kupang tahun
Gambar 8. Perbandingan tes hasil belajar pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan model
kognitif siswa pada siklus I dan siklus II.
pembelajaran kooperatif tipe group
Adapun perbandingan data hasil belajar investigation maka dapat disimpulkan bahwa
afektif dan psikomotorik siswa pada siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
dan siklus II dapat di lihat pada Gambar-9 group investigation pada materi hukum
berikut. Newton tentang gravitasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas XI IPA1 SMA
Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
100 92 90
87 88 87
90
80
SARA
67,4 65 67
70 64,4 64
a. Model pembelajaran group investigation
Persentase ( % )
60
Siklus 1
50 dapat dijadikan alternatif pembelajaran bagi
Siklus 2
40
30
guru dalam upaya meningkatkan hasil
20 belajar fisika siswa.
10
0
b. Penelitian ini hanya terbatas pada
1 2 3 4 5
penerapan model pembelajaran kooperatif
Gambar 9. perbandingan data hasil belajar tipe group investigation untuk
afektif dan psikomotorik siswa pada siklus I meningkatkan hasil belajar fisika. Penulis
dan siklus II mengharapkan lebih banyak lagi penelitian
Diagram di atas menunjukkan bahwa dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas
kondisi siswa yang bekerjasama, memiliki rasa (PTK) yang lebih variatif dengan bantuan
ingin tahu, komunikatif, berperilaku santun, dan media pembelajaran atau alat peraga
menjadi pendengar yang baik dalam kerja agar dapat berdampak langsung pada
kelompok telah memenuhi kriteria yang peningkatan hasil belajar fisika siswa.
ditetapkan yaitu sebesar 75%. DAFTAR RUJUKA
Penerapan model pembelajaran kooperatif
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
tipe group investigation sangat baik Pendidikan. PT. Bumi Aksara: Jakarta
dikarenakan siswa dapat melakukan kegiatan
Huda, M. 2012. Cooperatif Learning Metode,
diskusi. Artinya siswa tidak hanya duduk dan Teknik, Struktur dan Model
menerima konsep dari guru, melainkan dilatih Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
untuk menemukan langkah-langkah penemuan
konsep materi hukum Newton tentang gravitasi. Jihad, A dan Haris, A. 2010. Evaluasi
Pembelajaran. Multi Pressindo:
Dengan model pembelajaran ini juga siswa Yogyakarta
Yusniati H. dkk., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ... 13