Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

EFEKTIVITAS TERAPI EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND

REPROCESSING (EMDR) TERHADAP PENURUNAN SKOR POST


TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) AKUT PADA PASIEN PASCA
KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD DR. MUHAMMAD SALEH
PROBOLINGGO

Syarifatussurur
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Widyagama Husada Malang
Email : tussururs@gmail.com

ABSTRACT
Traffic accidents can cause acute PTSD. Acute PTSD has not got much proper
handling at the hospital. Non-pharmacological management such as EMDR therapy is
expected to reduce acute PTSD symptoms in patients after traffic accidents. This
study aims to find out effectiveness of EMDR therapy on acute PTSD score decrease
to post traffic accident patients in Dr. Muhammad Saleh regional public hospital
Probolinggo. The method of quasi experimental pre-post test with control group (16
respondents) and the instrument of Impact of Event Scale-Revised (IES-R). The
statistical test used is Paired Samples T-Test (pre-post score treatment and control
group) and Independent Sample T-Test (post-test score of treatment and control
groups). The results of bivariat analysis, the treatment group obtained p <0.05, which
means that there is effectiveness of EMDR therapy on the decrease of acute PTSD
score in the accident patients, while the control group obtained p> 0.05, which means
no decrease in acute PTSD score in accident patients not given therapy EMDR. As
for between treatment group and control group showed significant value (p <0,05), It
can be concluded that EMDR therapy is effective in decreasing acute PTSD score to
post traffic accident patients.

Keywords : Acute Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), Eye Movement


Desensitization and Reprocessing (EMDR), Traffic Accidents.
ABSTRAK

Kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan PTSD akut. PTSD akut belum banyak
mendapatkan penatalaksanaan yang tepat dirumah sakit. Penatalaksanaan non
farmakologi seperti terapi EMDR diharapkan dapat mengurangi gejala PTSD akut
pada pasien pasca kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas terapi EMDR terhadap penurunan skor PTSD akut pada pasien pasca
kecelakaan lalu lintas di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Muhammad Saleh
Probolinggo. Metode penelitian yang digunakan Quasi experimen pre-post test with
control group dengan 16 responden dan menggunakan alat ukur Impact of Event
Scale-Revised (IES-R). Uji statistik yang digunakan uji Paired Sampel T-Test (skor
pre-post test kelompok perlakuan dan kontrol) dan uji Independent Sampel T-Test
(skor post test kelompok perlakuan dan kontrol). Hasil analisis bivariat kelompok
pelakuan didapatkan p <0,05 yang artinya terdapat efektivitas terapi EMDR terhadap
penurunan skor PTSD akut pada pasien kecelakaan, sedangkan kelompok kontrol
didapatkan p >0,05 yang artinya tidak ada penurunan skor PTSD akut pada pasien
kecelakaan yang tidak diberikan terapi EMDR. Adapun antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol menunjukkan p <0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat
efektivitas terapi EMDR terhadap penurunan skor PTSD akut pada pasien kecelakaan
lalu lintas.

Kata Kunci : Post Traumatic Stress Dissorder (PTSD) akut, Eye Movement
Dsensitization and Reprocessing (EMDR), Kecelakaan lalu lintas.
Pendahuluan katan angka kecelakaan mencapai 807
Perkembangan ilmu pengetahu- kasus (Tribun Jatim, 2017).
an dan teknologi dari tahun ke tahun Kecelakaan lalu lintas dapat
semakin pesat, khususnya dalam mengakibatkan dampak fisik dan
bidang transportasi yang banyak psikis. Dampak fisik yang terjadi pada
diminati oleh masyarakat. Fenomena pasien kecelakaan dapat mengakibat-
ini memicu terjadinya berbagai kan cedera pada anggota tubuh,
masalah seperti kemacetan dan dengan cedera paling banyak
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu ditemukan seperti fraktur ektremitas
lintas dapat menjadi menyebabkan bawah (Riyadina, 2009), cedera kepala
kematian dikalangan remaja dan orang (Reith et al.,2015), serta cedera
dewasa. Di Indonesia sendiri, ber- multiple (Rao et al.,2010).
dasarkan data Kepolisian RI pada Dampak lain dari kecelakaan
tahun 2012 bahwa korban meninggal lalu lintas yaitu dampak psikis.
akibat kecelakaan lalu lintas sebanyak Dimana dampak psikis masih kurang
27.441 orang dengan kasus terbanyak mendapatkan penanganan yang tepat
dialami oleh remaja dan dewasa (BIN, di rumah sakit. Adapun dampak psikis
2013). seperti depresi, ansietas, PTSD akut
Insiden kecelakaan lalu lintas dan kronis (Pierrakos et al., 2016).
mengalami peningkatan dari tahun ke Pada kasus kecelakaan lalu lintas
tahun. Di Indonesia pada tahun 2017 PTSD akut sangat berpotensial terjadi
mengalami peningkatan sebanyak saat menjalani perawatan di rumah
25.226 kasus selama bulan April-Juni. sakit.
Di Jawa Timur kasus kecelakaan lalu PTSD (Post Traumatic Stress
lintas dari tahun 2013 sampai 2017 Disorder) akut merupakan gangguan
menjadi 9.953 kasus kecelakaan. Di psikis akibat kejadian traumatik yang
Daerah Jawa Timur, salah satu kota dapat terjadi segera setelah kejadian
yang mengalami peningkatan jumlah mulai dari 2 hari sampai 4 minggu
kecelakaan lalu lintas terdapat di setelah kejadian traumatik (Kartika-
wilayah Probolinggo dengan pening- dewi, 2015). Adapun gejala yang
muncul biasanya akan mengalami dilanjutkan oleh retino-hipotalamus
perasaaan peristiwa traumatik kembali, menuju otak. Stimulus yang diterima
menghindar, dan terjaga. Penatalak- diotak akan dilanjutkan ke sistem
sanaan PTSD akut dapat dilakukan limbik yaitu pada bagian amigdala
dengan farmakoterapi dan psikoterapi. sehingga terjadilah peningkatan
Penatalaksanaan psikoterapi Threshold Interval Modulation with
dapat dilakukan dengan melakukan Early Release (TIMER) dan Cingulate
terapi CBT (Cognitive Behavioral Cortex (ACC) yang menyebabkan
Therapy), EMDR (Eye Movement penghambatan stressor negatif se-
Desensitization and Reprocessing) dan hingga gejala PTSD akut menurun.
terapi bermain. Salah satu terapi yang Berdasarkan hasil studi
lebih efektif digunakan untuk pendahuluan pada tanggal 18 April
menurunkan gejala PTSD akut yaitu 2018, bahwa kasus pasien kecelakaan
terapi EMDR. Menurut Schubert et al., lalu lintas yang menjalani perawatan di
(2016) menyatakan bahwa terapi RSUD Dr. Muhammad Saleh Probo-
EMDR merupakan cara yang efektif linggo pada tahun 2017 sebanyak 752
yang digunakan untuk memberikan kasus, dimana masalah psikis
pengobatan secara dini pada korban khususnya kasus PTSD akut pada
yang baru mengalami kondisi trauma. pasien pasca kecelakaan lalu lintas
Terapi EMDR dilakukan dengan sendiri masih jarang dilakukan
menggerakkan mata ke kiri dan ke penanganan di Rumah Sakit tersebut.
kanan ke arah vertikal, horisontal Masalah ini penting untuk
mapun diagonal sesuai dengan arahan diteliti karena penatalaksanaan PTSD
konselor atau terapis namun diyakini akut di rumah sakit yang masih belum
memberikan efek yang begitu cepat dapat diberikan secara tepat. Maka dari
(Oh & Choi, 2007). itu peneliti tertarik melakukan suatu
Mekanisme kerja terapi EMDR penelitian mengenai efektivitas terapi
ini awalnya muncul dari reaksi Eye Movement Desensitizatio and
gerakan mata serta stimulus tapping Reprocessing (EMDR) terhadap
yang ada pada EMDR yang akan penurunan skor Post Traumatic Sress
Disorder (PTSD) akut pada pasien sampai memenuhi target sampel yang
pasca kecelakaan lalu lintas di RSUD dibutuhkan. Instrumen yang digunakan
Dr. Muhammad Saleh Probolinggo. dalam penelitian ini adalah Impact of
Event Scale-Revised (IES-R). Adapun
Tujuan Penelitian uji statistik yang digunakan uji paired
Mengetahui Efektivitas terapi samples T- test untuk menguji skor pre
Eye Movement Desensitization and test dan post test kelompok perlakuan
Reprocessing (EMDR) terhadap dan kelompok kontrol. Sedangkan uji
penurunan skor Post Traumatic Stress independent T-test untuk memban-
Disorder (PTSD) akut pada pasien dingkan skor kelompok perlakuan dan
pasca kecelakaan lalu lintas di Ruang kelompok kontrol.
Rawat Inap RSUD Dr. Muhammad Hasil dan Pembahasan
Saleh Probolinggo. Karakteristik Demografi
Tabel 1. Karakteristik demografi
Metode Penelitian Variabel Kategori Perlakuan kontrol
n % n %
Usia 12-16 1 12.5 0 0
Desain penelitian yang 17-25 4 50 1 12.5
26-35 0 0 2 25
digunakan dalam penelitian ini 36-45 3 37.5 5 62.5
Jenis Laki-laki 6 75 7 87.5
menggunakan “ Quasi experimen pre- kelamin perempuan 2 25 1 12.5
Jenis Tunggal 5 62.5 3 37.5
post test with control group ”. kecelakaan Ganda 3 37.5 5 62.5

Penelitian ini dilaksanakan pada Jenis Single 3 37.5 4 50


cedera Multiple 5 62.5 4 50
Jenis Motor 6 75 6 75
tanggal 1-27 Mei 2018 di bougenvile kendaraan Mobil 1 12.5 2 25
Pejalan 1 12.5 0 0
RSUD Dr. Muhammad Saleh kaki
Riwayat Ada 0 0 0 0
Probolinggo. Sampel dalam penelitian Kecelakan Tidak ada 8 100 8 100
Sebelum
ini sebanyak 16 responden dengan 8 nya
Obat Anti Minum 0 0 0 0
kelompok perlakuan dan 8 kelompok Depresi Tidak 8 100 8 100
yang minum
diminum
kontrol.
Dari tabel 1. Dapat dilihat
Teknik yang digunakan dalam
mayoritas reponden dalam penelitian
pengambilan sampel penelitian ini
yaitu usia remaja (17-25) sebanyak
menggunakan quota sampling, dimana
50% pada kelompok perlakuan dan
pemilihan sampel akan dilakukan
dewasa (36-45) sebanyak 62% pada
kelompok kontrol. Penelitian ini sesuai kelamin tidak memiliki perbedaan
APA (2010) menyebutkan remaja yang signifikan terhadap munculnya
memiliki resiko mengalami PTSD akut gejala PTSD akut sehingga perlu
dikarena pada masa ini munculnya diperhatikan faktor resiko lainnya.
masalah identitas diri akibat peristiwa Jenis kecelakaan yang dialami
trauma. Selain usia remaja, usia oleh responden memiliki jumlah yang
dewasa juga memiliki resiko terkena sama, dimana sebagian besar
PTSD akut karena pada usia dewasa kecelakaan tunggal sebanyak 62%
sangat rentan mengalami perubahan dialami oleh kelompok perlakuan dan
hormon kortisol yang dapat memicu kecelakaan ganda sebanyak 62%
reaksi stress (Hek et al., 2013). dialami oleh kelompok kontrol.
Jenis kelamin dalam penelitian Analisis dari penelitian ini dapat
ini mayoritas laki-laki sebanyak 75% disimpulkan bahwa jenis kecelakaan
pada kelompok perlakuan dan 87% tidak memiliki pengaruh yang besar
pada kelompok kontrol. Beberapa terhadap gejala PTSD akut, hal ini
penelitian memiliki pendapat yang belum ditemukan adanya pembuktian
berbeda dengan resiko PTSD akut yang mengatakan kecelakaan ganda
terhadap jenis kelamin. Menurut memiliki peluang yang besar
Inslicht et al., (2013) menyebutkan terjadinya gejala PTSD akut diban-
bahwa perempuan memiliki resiko dingkan kecelakaan tunggal begitu
lebih besar mengalami gejala PTSD pula sebaliknya, oleh sebab itu perlu
akut dibandingkan laki-laki, sedangkan diperhatikan kembali faktor lain yang
berbeda dengan penelitian Tolin & Foa memicu gejala PTSD akut.
(2008) menyebutkan bahwa Laki-laki Mayoritas cedera yang dialami
lebih berpotensi mengalami stress oleh responden adalah multiple cedera
pasca trauma. Hal ini menunjukkan pada kelompok perlakuan sebanyak
bahwa jenis kelamin tidak memiliki 62% sedangkan pada kelompok
pengaruh yang besar terhadap gejala kontrol memiliki jumlah yang sama
PTSD akut. Pernyataan ini sesuai pada cedera multiple dan single.
dengan Irish et al., (2011) bahwa jenis Penelitian ini sesuai dengan Menurut
Oktaviana (2008) menyatakan bahwa (2014) bahwa pengendara sepeda
cedera yang paling banyak terjadi pada motor banyak yang mengalami gejala
kecelakaan lalu lintas adalah cedera PTSD akut setelah kecelakaan lalu
multiple yakni pada otot dan tendon lintas.
dengan jumlah kejadian mencapai Dalam penelitian ini semua
(53%). Adapun Multiple cedera yang responden tidak memiliki riwayat
ditemukan dalam penelitian ini seperti kecelakaan sebelumnya. Hal ini
fraktur ekteremitas bawah, luka pada dikarenakan individu yang telah
area kaki, tangan serta wajah. Hal ini mengalami kecelakaan sebelumnya
sesuai dengan pernyataan Riyadina, cenderung lebih stabil tingkat
dkk (2009) bahwa cedera yang paling emosionalnya dibandingkan dengan
tinggi yang ditemukan akibat yang belum mengalami kecelakaan.
kecelakaan lalu lintas yaitu fraktur Individu yang pertama kali mengalami
bagian ektermitas bawah (63,8%). kecelakaan biasanya akan mengalami
Bagian anggota lain juga seperti reaksi psikologi berupa cemas hingga
bagian tangan 6,4% dan wajah 4,6% berdampak pada stress berat (PTSD
(Guest et al., 2018). akut). Pernyataan ini didukung oleh
Kendaraan yang digunakan Tavernier et al., (2017) bahwa
oleh responden dalam penelitian ini pengalaman kecelakaan individu
sebagian besar mengendarai sepeda membentuk reaksi emosional yang
motor dangan jumlah yang sama 75% positif dalam menghadapi stressor
antara kelompok perlakuan dan yang sama sehingga kejadian PTSD
kelompok kontrol. Penelitian sebelum- akut lebih rendah.
nya menjelaskan bahwa pengendara Selain itu, semua responden
sepeda motor yang mengalami PTSD dalam penelitian ini juga tidak
akut lebih tinggi 43 % (n=528) mengkonsumsi obat anti depresan. Hal
dibandingkan mobil 40% (n=528) yang sama dengan riwayat kecelakaan
dan pejalan kaki 35% (n=528) sebelumnya, mengkonsumsi obat anti
(Hassankiadeh N.K., et al., 2017). Hal depresan dapat mengurangi reaksi
yang sama juga dijelaskan Brand et al., psikis yang muncul dalam gejala
PTSD akut. ini didukung oleh dapat menurunkan skor PTSD akut
Goldstein, et al., (2011) bahwa setelah diberikan terapi. Pada
penggunaan obat antidepresan dapat penelitian ini terapi EMDR memiliki
mengurangi gejala-gejala PTSD akut pengaruh dalam menurunkan gejala
yang muncul dikarenakan antidepresan PTSD akut. Penelitian ini juga
mampu mempengaruhi amigdala pada didukung oleh Boccia et al., (2015)
sistem limbic yang dapat menurunkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
reaksi emosi seseorang. terapi EMDR dalam menurunkan Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Mengidentifikasi Skor PTSD Akut akut korban kecelakaan lalu lintas.
Sebelum Diberikan Terapi EMDR
Rata-rata nilai skor PTSD akut Menganalisis Efektivitas Pemberian
responden sebelum diberikan terapi Terapi EMDR
EMDR yaitu 43, sedangkan kelompok Tabel 2. Analisis bivariat pre-post test
kontrol memiliki rata-rata nilai skor pada kelompok perlakuan
Mean Std. Std. Interval ρ
PTSD akut yaitu 48. Skor PTSD Deviasi Eror Lower Upper (sig.)
Mean
tersebut dapat diturunkan dengan Pre 43.62 10.309 3.645 6.856 19.644 0.002
test
Post 30.38 6.589 2.329
memberikan terapi EMDR. Menurut test

Schubert et al., (2016) menyatakan


Berdasarkan tabel 2 menunjuk-
bahwa terapi EMDR merupakan cara
kan hasil uji Paired Sampel T-Test
yang efektif yang digunakan untuk
pada kelompok perlakuan diperoleh
memberikan pengobatan secara dini
nilai signifikan 0,002 (p<0,05)
pada korban yang baru mengalami
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kondisi trauma.
terdapat efektivitas pemberian terapi
EMDR terhadap penurunan skor PTSD
Mengidentifikasi Skor PTSD Akut
akut pada pasien pasca kecelakaan lalu
Setelah Diberikan Terapi EMDR
lintas di RSUD Dr. Muhammad Saleh
Rata-rata nilai skor PTSD akut
Probolinggo.
setelah diberikan terapi EMDR yaitu
30, artinya sebagian besar responden
Tabel 3. Analisis bivariat pre-post test RSUD Dr. Muhammad Saleh
pada kelompok kontrol Probolinggo.
Mean Std. Std. Interval ρ
Deviasi Eror Lower Upper (sig.)
Hasil penelitian membuktikan
Mean
Pre 48.75 14.607 5.164 -0.518 4.018 0.111 bahwa terapi Eye Movement
test
Post 47.00 16.257 5.748 Desensitization and Reprocessing
test
(EMDR) efektif menurunkan gejala
Berdasarkan tabel 3 menunjuk-
PTSD akut pada pasien kecelakaan
kan hasil uji Paired Sampel T-Test
lalu lintas di RSUD Dr. Muhammad
pada kelompok kontrol diperoleh nilai
Saleh Probolinggo. Terapi EMDR ini
signifikan 0,111 (p>0,05) sehingga
bekerja merangsang sistem limbik
dapat disimpulkan tidak ada penurunan
yang ada di otak. Gerakan mata yang
skor PTSD akut pada pasien pasca
ada dalam terapi EMDR mempu
kecelakaan lalu lintas yang tidak
mengubah reaksi emosional melalui
diberikan terapi EMDR di RSUD Dr.
sinyal positif yang dihantarkan menuju
Muhammad Saleh Probolinggo.
persyarafan otak tepatnya pada sistem
Tabel 4. Analisis bivariat post test
limbik. Stimulus tersebut akan bekerja
pada kelompok perlakuan dan kontrol
meningkatkan kerja TIMER dan ACC
N Mean Std. Std. ρ
Deviasi Eror (sig.) yg berfungsi menurunkan reaksi
Mean
Post test 8 30.38 6.589 2.329 0.023 mosional sesorang. Individu yang
perlakuan
Post test 8 46.38 16.440 5.812
kontrol
mengalami PTSD akut cederung
Berdasarkan tabel 4 menunjuk- mengalami penurunan aktivasi TIMER
kan hasil uji Independent Sampel T- dan ACC (Caubard O.A., 2016).
Test pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol diperoleh nilai Keterbatasan Penelitian
signifikan 0,023 (p<0,05) sehingga Dalam penelitian ini peneliti
dapat disimpulkan bahwa terdapat tidak bisa menetapkan lamanya
efektivitas terapi EMDR terhadap perawatan saat dirumah sakit, sehingga
penurunan skor PTSD akut pada memungkinkan adanya responden
pasien pasca kecelakaan lalu lintas di untuk drop out sebelum 3 kali
pemberian terapi EMDR. Selain itu
sebagian besar data yang diperoleh nilai rata-rata 30 dan pada
bersifat subyektif dan tidak dapat kelompok kontrol yang tidak
diobservasi secara langsung oleh diberikan terapi EMDR memiliki
terapis. Pada tahap re-evaluasi, dimana nilai rata-rata 47.
beberapa responden tidak mengingat 4. Hasil analisis Paired Sampel T-Test
barapa kali gejala yang muncul pada pada kelompok perlakuan menun-
saat itu. jukkan nilai signifikan 0,002
(p<0,05) dan uji Independent
Kesimpulan Sampel T-Test diperoleh nilai
1. Karakteristik responden dalam signifikan 0,023 (p<05) yang
penelitian yaitu mayoritas berusia artinya terdapat efektivitas terapi
remaja (17-25) dan dewasa (36-45), EMDR terhadap penurunan skor
sebagian besar responden berjenis PTSD akut pada pasien pasca
kelamin laki-laki, jenis kecelakaan kecelakaan lalu lintas di RSUD Dr.
antara kecelakaan tunggal dan Muhammad Saleh Probolinggo.
ganda memiliki jumlah yang sama,
jenis cedera yang lebih sering yaitu Saran
cedera multiple, mayoritas 1. Pasien
kendaran yang digunakan adalah Diharapkan dapat menggunakan
sepeda motor, serta semua terapi EMDR untuk mengatasi
responden tidak memiliki riwayat gejala PTSD akut yang dialaminya.
kecelakaan sebelumnya dan tidak 2. RSUD Dr. Muhammad Saleh
mengkonsumsi obat anti depresi. Probolinggo
2. Pada kelompok perlakuan sebelum Diharapkan dapat mengadakan
diberikan terapi EMDR memiliki pelatihan terapi untuk para perawat
nilai rata-rata 43 sedangkan pada dan tim medis lainnya sehingga
kelompok kontrol memiliki nilai dapat memberikan penatalaksanaan
rata-rata 48. non farmakologi dalam mengurangi
3. Pada kelompok perlakuan sesudah gejala PTSD akut yang muncul
diberikan terapi EMDR memiliki
setelah pasien mengalami trauma treatment. Frontiers in Human
pasca kecelakaan. Neuroscience. 9, 1–9. https://doi-
3. Peneliti selanjutnya .org/-10.3389/fnhum.2015.00213.
Diharapkan peneliti selanjutnya Diakses Tanggal 23 Oktober 2017.
dapat menggunakan responden Brand, S., Otte, D., Petri, M., Decker,
yang homogen dengan multiple dan S., Krettek, C., & Müller, C. W.
menggunakan sampel dengan (2014). Incidence of Posttraumatic
jumlah yang lebih banyak sehingga Stress Disorder after Traffic
hasil penelitian yang diperoleh Accidents in Germany Data
lebih baik lagi dari sebelumnya. Collection by an Accident Research
Unit, International Journal of
DAFTAR PUSTAKA Emergency Mental Health and
Human Resilience. 16(52).
APA. (2010). Practice Guideline For
D.J.Goldstein et al. (2011.), Pharm-
The: Treatment of Patients With
acotherapy of Depression, Merck
Acute Stress Disorder and
Industry, Philadelphia.
Posttraumatic Stress Disorder. U.S.
Guest, R., Tran, Y., Gopinath, B.,
Department of Quality Improvem-
Cameron, I. D., & Craig, A. (2018).
ent and Psychiatric Services.
Prevalence and psychometric
Badan Intelijen Negara. (2013). Kece-
screening for the detection of major
lakaan Lalu Lintas Menjadi Pembu-
depressive disorder and post-
nuh Terbesar Ketiga. http://www-
traumatic stress disorder in adults
.bin.go.id/awas/detil/197/4/21/03/20
injured in a motor vehicle crash
13/kecelakaan-lalu-lintas-pembunu-
who are engaged in compensation.
h-terbesar-ketiga. Diakses tanggal
BMC Psychology.1–12.
22 Oktober 2017.
Hassanzadehmoghaddam, M., & Kha-
Boccia, M., Piccardi, L., Cordellieri,
latbari, J. (2016). Investigating the
P., Guariglia, C., & Giannini, A. M.
Effectiveness of Eye Movement
(2015). EMDR therapy for PTSD
Desensitization and Reprocessing
after motor vehicle accidents: meta-
(EMDR) on Children with Post-
analytic evidence for specific
Traumatic Stress Disorder (Traffic Kartika, D. A. (2017). Buku Ajar
Accident). The International Jou- Neurobehaviour (Psikiatri). Sema-
rnal of Indian Psychology.3(3). rang. Unimus Press http://reposito-
Hek, K., Direk, N., Newson, R. S., ry.unimus.ac.id. Diakses Tanggal
Hofman, A., Hoogendijk, W. J. G., 23 Oktober 2017.
Mulder, C. L., & Tiemeier, H. Oh, D.H. & Choi, J. (2007). Changes
(2013). Anxiety disorders and Sali- in the Regional Cerebral Perfusion
vary cortisol levels in older adults : After Eye Movement Desen-
a population-based study. Psyc- sitization and Reprocessing: A
honeuroendocrinology, 38(2), 300– SPECT Study of Two Cases.
305. Journal of EMDR Practice and
https://doi.org/10.1016/j.psyneuen.2 Research. 1(1). https://doi.org/-
012.06.006 10.1891/1933-3196.1.1.24. Diakses
Inslicht, S. S., Metzler, T. J., Garcia, Tanggal 22 Oktober 2017.
N. M., Pineles, S. L., Milad, M. R., Oktaviana F. (2008). Pola Cedera
Orr, S. P.,Neylan, T. C. (2013). Sex Kecelakaan Lalu Lintas Pada
differences in fear conditioning in Kendaraan Bermotor Roda Dua
posttraumatic stress disorder. Jour- Berdasarkan Data RSUPN Dr.
nal of Psychiatric Research, 47(1), Cipto Mangunkusumo Jakarta
64–71. https://doi.org/10.10-16/j.jp- Tahun 2003-2007.Skripsi. Univers-
sychires.2012.08.027 itas Indonesia.
rish, L. A., Fischer, B., Fallon, W., Pierrakos, M., Chliaoutakis, G., Otte,
Spoonster, E., Sledjeski, E. M., & D., Tzamalouka, G., & Lajunen, T.
Delahanty, D. L. (2011). Journal of (2016). Psychological distress and
Anxiety Disorders Gender differen- physical disability in patients
ces in PTSD symptoms : An sustaining severe injuries in road
exploration of peritraumatic mech- traffic crashes: Results from a one-
anisms ଝ. Journal of Anxiety Diso- year cohort study from three
rders, 25(2), 209–216. https://doi- European countries. Injury. https:-
.org/10.1016/j.janxdis.2010.09.004 //doi.org/10.1016/j.injury.2016.11.0
11.Diakses Tanggal 23 Oktober Timor-Leste. Journal of EMDR
2017. Practice and Research. 10(2).
Riyadina, W., Suhardi, & Permana, M. http://dx.doi.org/-10.1891/1933-31-
(2009). Pola dan Determinan 96.10.2.70. Diakses Tanggal 23
Sosiodemografi Cedera Akibat Ke- Oktober 2017.
celakaan Lalu Lintas di Indonesia. Tribun Jatim .(2017). 5 Wilayah yang
Majalah Kedokteran Indonesia. 59- Tercatat dalam Jumlah Korban
(10), 464–72. Tertinggi Akibat Kecelakaan Lalu
Reith, G., Lefering, R., Wafaisade, A., Lintas di Jawa Timur. http://jatim.-
Hensel, K. O., Paffrath, T., Bou- tribunnews.com/2017/05/22/5. Di-
illon, B., & Probst, C. (2015). Inj- akses tanggal 23 Oktober 2017.
ury pattern, outcome and char- Tavernier, B., et al (2017). Emotional
acteristics of severely injured experiences one year after a traffic
pedestrian. Scandinavian Journal of accident : An exploratory study of
Trauma. 23(1), 12–14. https- verbatim accounts of the ESPARR
://doi.org/10.1186/s13049-015-01- cohort. Injury. 48, 659–670. https:-
37-8. Diakses Tanggal 23 Oktober //doi.org/10.1016/j.injury.2017.01.0
2017. 11. Diakses Tanggal 8 Juli 2018.
Rao, D., Prof, A., College, M. M.,
Prof, A., College, M. M., & Taleg-
aon, D. (2010). A Study Of Pattern
Of Injuries In Road Traffic Colli-
sions. Journal of Punjab Academy
of Forensic Medicine & Toxico-
logy. 10, 14–16.
Schubert, S. J., Lee, C. W., &
Drummond, P. D. (2016). Eye Mo-
vements Matter, But Why? Psy-
chophysiological Correlates of
EMDR Therapy to Treat Trauma in

You might also like