Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN MIANA (Coleus scutellariodes (L.

) Benth)
PADA MASYARAKAT HALMAHERA BARAT, MALUKU UTARA

Anisatu Z. Wakhidah1*, Marina Silalahi2


1
Pascasarjana Program Biologi Tumbuhan, FMIPA, Institut Pertanian Bogor
2
Program Studi Biologi, FKIP, Universitas Kristen Indonesia
Corresponding author: *khistia.nisa@gmail.com

Abstract

Miana (Coleus scutellaroides (L.) Benth) is known as Mayana by local people west Halmahera. This plant is
cultivated almost at every village in West Halmahera. After investigation, in fact the utilization of Miana as
medicine has been implemented by almost local people west Halmahera. The aims of study are to record most
utilization of Miana as medice at villages in west Halmahera and to explain about phytochemical of Miana
which support its use as medicine based on the previous studies on pharmacology. Ethnobotanical data were
collected from site at six villages, and then identified in plant herbarium laboratory. The result of study showed
that Miana used to cure (disease; number of village) back pain because of menstruation (2), cough (2), ulcers
(2), menstruation pain syndrome (1), bleeding after childbirth (1), appetie enhancer (1), dry lips (1), hemorrhoid
(1), and increasing fertility (2). Based on these following the phytochemical content the Miana plant consists of
essential oil, tannin, flavonoids, eugenol, steroid, saponins, fitol, rosmanic acid, streptozocin, and quersetin.
Those phytochemcial content are strongly supposed playing as an important role in medicine because their
pharmacologycal activities. In related to conservation, local people west Halmahera have been cultivating
Miana at their homegarden till today.

Keywords : Miana, Coleus scutellaroides (L.) Benth, etnofarmakologi, Halmahera Barat

PENDAHULUAN Sementara data dari situs konservasi miliki


Tumbuhan Miana yang memiliki USA (http://explorer.natureserve.org.
nama ilmiah Coleus scutellarioides (L) 2018) menunjukkan GNR (global rank not
Benth. menurut klasifikasi sistem APG IV yet assessed) untuk status konservasi
(2016) dikelompokan dalam famili Miana, yang berarti tumbuhan Miana
Lamiaceae yang tergolong dalam bangsa belum mendapat penilaian konservasi
Lamiales, kelas Eudicots. Berdasarkan tingkat global.
sejarah penamaan tumbuhan Miana, Miana (Coleus scutellarioides (L)
penetapan nama tumbuhan tersebut sempat Benth). merupakan tumbuhan asli India
bias. Hal itu terjadi karena penggunaan dan Thailand. Distribusi tumbuhan Miana
nama ilmiah yang berbeda pada jenis yang meliputi wilayah Asia-Tropis, Australasia,
sama, yakni jenis hibrid alaminya (Bajaj Burma, Asia Tenggara, Malenesia,
1994). Ditinjau dari status konservasinya Polynesia, Cina Selatan, Solomons,
berdasarkan data dari IUCN Amerika Selatan
(http://www.iucnredlist.org. 2018), Miana (http://portal.cybertaxonomy.org. 2018).
(Coleus scutellarioides (L) Benth) bukan Pada habitat aslinya, Miana dapat tumbuh
merupakan jenis yang terancam punah. di dataran rendah sampai dataran tinggi,
567
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 2, Juli 2018

pada ketinggian 100—1.600 m diatas Wakhidah et al. (2017) melaporkan bahwa


permukaan laut (dpl), tempat Miana masyarakat Desa Marimabate, Halmahera
berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Barat menggunakan daun sirsak (Annona
Oleh karena itu, tumbuhan Miana sangat muricata L.) untuk mengobati lebih dari
mudah tumbuh subur dan mudah ditemui satu penyakit. Penyakit yang dapat
di berbagai tempat. Pemanfaatan Miana disembuhkan berdasarkan kepercayaan
sudah banyak dilakukan oleh masyarakat masyarakat yaitu, demam, asma, pegal-
Indonesia, antara lain sebagai pelengkap pegal, dan batuk. Oleh karena akulturasi
ritual (Hidayat et al. 2010; Suswita et al. budaya masyarakat yang cukup beragam
2013), tanaman hias (Hidayat et al. 2010; tersebut, sangat mungkin penggunaan
Haryati et al. 2015), dan bahan obat tumbuhan yang sama akan berbeda antar
(Auliawan et al. 2014; Marpaung et al. wilayah desa dalam satu Kabupaten
2014; Haryati et al. 2015; Yatias 2015; Halmahera Barat.
Silalahi et al. 2015; Wakhidah et al. 2016; Berdasarkan banyaknya pemanfaatan
Bawoleh et al. 2017). Dari ketiga kategori Miana (Coleus scutellarioides (L) Benth)
tersebut, pemanfaatan Miana sebagai sebagai bahan obat oleh masyarakat
bahan obat merupakan kategori yang sudah Indonesia dan beragamnya pengetahuan
banyak diketahui berdasarkan banyaknya penggunaan tanaman obat milik
penelitian tentang kategori pemanfaatan masyarakat Halmahera Barat, maka
tersebut. Dengan demikian menjadi diperlukan suatu penelitian untuk
menarik untuk mengkaji beragam mendokumentasi keberagaman
pemanfaatan Miana sebagai bahan obat pemanfaatan Miana sebagai obat pada
pada salah satu wilayah di Indonesia. masyarakat Halmahera Barat. Penelitian ini
Halmahera Barat merupakan salah bertujuan untuk mengetahui berbagai
satu kabupaten di Maluku Utara memilki penyakit yang dapat disembuhkan
komposisi masyarakat yang datang dari tumbuhan Miana pada beberapa desa di
berbagai daerah di wilayah timur Halmahera Barat serta menganalisis
Indonesia, seperti dari Sulawesi Utara, tentang kandungan fitokimia tumbuhan
Maluku, Maluku Utara dan sebagian kecil Miana yang mendukung fungsi pengobatan
dari wilayah Jawa. Komposisi masyarakat sesuai kepercayaan masyarakat Halmahera
yang cukup beragam tersebut membentuk Barat berdasarkan literatur.
pengetahuan pemanfaatan tumbuhan yang
unik dan beragam. Sebagai contoh
568
ISSN e-journal 2579-7557
Anisatu Z. Wakhidahf dan Marina Silalahi: Etnofarmakologi Tumbuhan Miana (Coleus scutellariodes (L.)
Benth) pada Masyarakat Halmahera Barat, Maluku Utara

METODE PENELITIAN 28,05oC dan kelembaban 73-82%, serta


Lokasi dan Waktu Penelitian curah hujan 1500 mm/tahun (PKPBM
Penelitian dilaksanakan pada bulan 2014). Kabupaten Halmahera Barat
Maret–Desember 2014 di Kabupaten mempunyai ketinggian 0-700 m dpl (diatas
Halmahera Barat yang terletak diantara permukaan laut). Pengambilan data
1oLU - 3oLU dan 125oBT - 128oBT, dilakukan pada enam desa di Halmahera
dengan ibu kota bertempat di Jailolo. Barat. Desa tersebut yaitu, Tuada,
Kabupaten Halmahera Barat memiliki luas Marimabate, Bobanehena (Kecamatan
wilayah 2.755 km2 dan berpenduduk Jailolo), Laba Besar, Todoke (Kecamatan
sebanyak 123.209 jiwa (Badan Pusat Loloda), dan Lako Akediri (Kecamatan
Statistik 2015). Kabupaten Halmahera Sahu) (Gambar 1).
Barat beriklim tropis dengan suhu rata-rata

Gambar 1. Lokasi pengambilan data etnofarmakologi Miana (Coleus


scutellariodes (L.) Benth di enam desa di Halmahera Barat
Sumber : ArcGIS 2018 569
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 2, Juli 2018

Mengingat letak keenam desa tersebut informan seperti apakah bapak/ibu


tersebar pada beberapa kecamatan di mengenal tanaman miana, apa saja
Halmahera Barat maka data yang didapat kegunaan tumbuhan miana, penyakit apa
cukup mewakili pengetahuan etnobotani saja yang dapat disembuhkan, dan
masyarakat Halmahera Barat. Disamping bagaiamana bapak/ibu menggunakan dan
itu, masyarakat yang tinggal di desa-desa mengelola tumbuhan miana. Informan
tersebut masih menjaga pengetahuan penelitian dibagi menjadi dua, yaitu
tradisional mengenai pemanfaatan informan kunci dan umum. Informan kunci
tumbuhan obat tradisional. Terlihat dari terdiri dari biang (dukun beranak) dan
kebiasaan mereka menggunakan tumbuhan tetua pada masing-masing desa. Sementara
disekitarnya untuk menjaga kesehatan. informan umum merupakan beberapa
Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti masyarakat lokal pengguna tumbuhan
puskesmas hanya terdapat dibeberapa desa, miana di masing-masing desa.
kalaupun puskesmas ada tenaga kesehatan Pengambilan data tumbuhan Miana
yang bertugas jarang ada. Masyarakat dibantu oleh biang desa, kemudian sampel
Halmahera Barat juga lebih suka datang ke tumbuhan diidentifikasi dibantu dengan
biang (dukun beranak) untuk meminta obat buku Flora karya Dr. C.G.G.J. Van
dibandingkan ke fasilitas kesehatan. Steenis.
Pengumpulan dan Analisis Data Data dianalisis secara kualitatif
Alat dan bahan yang digunakan deskriptif dengan merangkum hasil
dalam penelitian ini yaitu kamera, voice wawancara lalu menguraikan ragam
recorder, trash bag, buku catatan penyakit yang dipercaya dapat
lapangan, gunting lapangan, alat tulis, disembuhkan dengan Miana berdasarkan
mistar, tape, lembar kuesioner, kertas pengetahuan Masyarakat Halmahera Barat.
koran, label gantung, dan alkohol 70%. Selanjutnya, data fitokimia Miana
Pengumpulan data etnobotani didapatkan dari penelitian-penelitian
menggunakan metode semi structured terdahulu seperti penelitian Muljono et al.
interview, dilakukan dengan 2016, Ridwan et al. 2006, Setianingrum
mewawancarai informan secara informal 2014. Data tersebut kemudian digunakan
untuk mempermudah pengumpulan untuk membuktikan secara ilmiah apakah
informasi dengan panduan list pertanyaan kandungan fitokimia tumbuhan Miana
yang sudah dipersiapkan (Hoffman et al. memiliki indikasi untuk menyembuhkan
2007). Informasi yang ditanyakan pada penyakit-penyakit yang dipercaya
570
ISSN e-journal 2579-7557
Anisatu Z. Wakhidahf dan Marina Silalahi: Etnofarmakologi Tumbuhan Miana (Coleus scutellariodes (L.)
Benth) pada Masyarakat Halmahera Barat, Maluku Utara

masyarakat Halmahera Barat. Dengan kata penyakit kulit (1 macam), dan penyakit
lain, data pengetahuan masyarakat pencernaan (2 macam).
Halmahera Barat merupakan pandangan Sementara dilihat dari bagian
emik, data fitokimia yang sudah berhasil tumbuhan yang digunakan masyarakat,
dianalisis adalah pandangan etik atau hampir seluruh desa menggunakan daun
pembuktian ilmiah dari pengetahuan tumbuhan Miana untuk dimanfaatkan
masyarakat lokal. sebagai obat. Hanya satu desa yang
menggunakan daun dan batang tumbuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN Miana sebagai obat, yaitu Desa Tuada. Hal
EtnobotaniTumbuhan Miana tersebut dapat dijelaskan bahwa
Hasil pengumpulan data etnobotani penggunaan daun lebih dipilih dikarenakan
pada beberapa desa di Halmahera Barat daun merupakan bagian tumbuhan yang
menunjukkan bahwa tumbuhan Miana jumlahnya melimpah dan mudah
digunakan untuk mengobati 9 macam didapatkan pada suatu individu tumbuhan
penyakit. Penyakit yang dapat (Amiri et al. 2012). Terlebih lagi apabila
disembuhkan yaitu sakit pinggang karena ditinjau secara etik, Shai et al. (2008)
haid (2 desa), obat batuk (2 desa), obat melaporkan bahwa daun memiliki senyawa
bisul (2 desa), meredakan nyeri haid (1 metabolit sekunder dengan aktivitas
desa), membantu menghentikan antibakteri lebih banyak dibandingkan
pendarahan setelah melahirkan (1 desa), batang atau kulit batang.
penambah nafsu makan (1 desa), obat bibir Selanjutnya, cara penggunaan
pecah – pecah (1 desa), obat ambeyen (1 tumbuhan Miana oleh masyarakat
desa), dan meningkatkan kesuburan (2 Halmahera Barat sehingga dapat
desa) (Tabel 1). Dari data tersebut dimanfaatkan sebagai obat. Berdasarkan
diketahui bahwa tumbuhan Miana data etnobotani yang dikumpulkan,
dipercaya dapat menyembuhkan lebih dari penggunaan daun Miana di semua desa
1 penyakit pada masing-masing desa. memerlukan teknik pengolahan untuk
Apabila dilakukan klasifikasi, penyakit dapat digunakan sebagai obat. Masyarakat
yang dipercaya disembuhkan dengan memanfaatkan teknik merebus,
Miana dapat dikelompokkan menjadi memanggang dengan bara api, dan
penyakit reproduksi (4 macam), penyakit mencampurkan daun dengan air panas
mulut dan saluran pernafasan (2 macam), untuk mengekstrak kandungan obat dalam
daun Miana. Teknik-teknik terssebut
571
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 2, Juli 2018

Tabel 1.Variasi pemanfaatan Miana (Coleus scutellariodes) sebagai obat oleh Masyarakat di beberapa
desa di Halmahera Barat, Maluku Utara.
No. Nama Bagian yg Kegunaan Cara Penggunaan Sumber
Desa digunakan Perolehan
1 Desa Daun, a. Obat sakit a&b Budidaya
Tuada Batang pinggang Daun dan batang diremas lalu
saat haid dicampur air panas.
b. Obat batuk c. Daun diletakkan dibara api,
c. Obat bisul diremas, lalu diletakan pada
bisul.
2 Desa Daun Meredakan Diremas, dicampur dengan air Budidaya
Marimabat nyeri haid panas, diperas lalu diminumkan
e
Desa Laba Daun a. Menghenti a. Daun diremas-remas sebanyak Budidaya
3 Besar kan 7 helai daun dengan 3 – 4
pendarahan sendok air, lalu diminum.
setelah Ampasnya dibalurkan ke perut,
melahirkan digosok ke arah atas tujuannya
untuk menaikkan darah.
b. Daun direbus, kemudian air
b. Obat bisul rebusannya diminum.
& ambeyen

4 Desa Daun a. Penambah a. Daun diremas-remas lalu Budidaya


Todoke nafsu makan dicampur air dan diminum.
b. Daun muda dibungkus dengan
b. Obat bibir daun pisang. Lalu dibakar,
pecah – diperas airnya lalu dioleskan
pecah ke bibir yang pecah.
c. Tujuh daun muda direbus
c. Obat batuk dengan satu gelas air. Lalu
dijadikan ¼ gelas. Dan
diminum sekali saja. Aturan
minum 2x sehari.
d. Daun dipanggang di bara api
d. Obat sakit lalu ditempelkan di tempat
pinggang yang sakit. Pengguanaan 2x
sehari sampai rasa sakit hilang.
5 Desa Lako Daun Meningkatkan Daun dicampur dengan daun Budidaya
Akediri kesuburan berbagai tumbuhan lain, direbus,
reproduksi lalu diminum airnya
wanita
6 Desa Daun Meningkatkan Daun Mayana dicampur dengan Budidaya
Bobanehe kesuburan daun berbagai tumbuhan lain,
na reproduksi direbus, lalu diminum airnya
wanita

membantu melunakkan sel-sel daun fitokimia dari dalam sel. Beberapa cara
sehingga mempermudah keluarnya zat penggunaan diawali teknik meremas-remas
572
ISSN e-journal 2579-7557
Anisatu Z. Wakhidahf dan Marina Silalahi: Etnofarmakologi Tumbuhan Miana (Coleus scutellariodes (L.)
Benth) pada Masyarakat Halmahera Barat, Maluku Utara

daun sehingga daun menjadi bagian yang aktivitas farmakologis dari kandungan zat
lebih kecil, dengan tujuan meningkatkan fitokimianya. Berbagai aktivitas
ekstrak fitokimia Miana yang larut dalam farmakologis yang ditemukan pada Miana,
air untuk dimanfaatkan (Mayani et al. antara lain, antimikroba, antihermintik,
2014). antifungi, antiinflamasi, antibakterial,
Berikutnya mengenai sumber antioksidan, antidiabetes, antiinflamasi,
perolehan tumbuhan Miana yang dan antihistamin. Mengenai korelasi antara
digunakan masyarakat Halmahera Barat. kandungan fitokimia dan efek
Miana sudah menjadi tanaman budidaya di farmakologis Miana terhadap penyakit
banyak pekarangan masyarakat Halmahera yang dipercaya dapat disembuhkan akan
Barat. Miana selain dimanfaatkan sebagai diuraikan sebagai berikut.
obat ternyata juga dimanfaatkan sebagai Pertama, yaitu kemampuan Miana
tanaman hias oleh masyarakat lokal. dalam meredakan nyeri haid dan sakit
Daunnya yang berwarna ungu atau merah pinggang karena haid yang dipercaya oleh
keunguan cukup menarik ditanam sebagai masyarakat Desa Tuada dan Marimabate.
tanaman hias di halaman rumah (Hidayat Nyeri haid disebabkan karena tubuh wanita
et al. 2010). Hal tersebut sesuai dengan mengeluarkan senyawa histamin dan
Walujo (2011) yang menyatakan bahwa prostagladin. Kedua, senyawa tersebut
semakin banyak kegunaan suatu tumbuhan memicu terjadinya lebih banyak kontraksi
maka prefensi masyarakat untuk otot rahim sehingga dapat menekan suplai
membudidayakannya semakin besar. darah dan oksigen ke rahim. Hal tersebut
Dengan demikian keberlangsungan merupakan mekanisme tubuh untuk
pemanfaatan akan terus ada dan kepunahan meluruhkan dinding rahim karena terjadi
suatu jenis dapat dihindari (Rohmah et al. pembuahan pada sel telur. Menurut
2014). penelitian Moektiwardoyo et al (2011),
Kandungan Fitokimia Miana Miana mengandung senyawa quersetin
Zat fitokimia yang terkandung dalam yang memiliki aktivitas farmakologis
Miana antara lain, minyak atsiri, tanin, sebagai antihistamin. Senyawa tersebut
flavonoid, eugenol, steroid, tannin, dapat menekan respons tubuh yang
saponin, fitol, asam rosmanik, ditimbulkan oleh histamin. Dengan begitu
streptozocin, dan quersetin (Tabel 2). kemampuan Miana meredakan nyeri haid
Tumbuhan Miana ditafsirkan dapat benar-benar terbukti secara ilmiah.
berperan menyembuhkan penyakit karena
573
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 2, Juli 2018

Selanjutnya, yaitu kemampuan disebabkan adanya infeksi bakteri yang


Miana untuk menyembuhkan batuk yang memicu peradangan pada folikel rambut.
dipercaya oleh masyarakat Desa Tuada dan Infeksi bakteri dapat ditekan dengan
Todoke. Batuk merupakan mekanisme adanya aktivitas antibakterial dan
tubuh merespons infeksi virus dan bakteri antimikroba dari Miana (Sangi et al. 2008;
pada saluran pernafasan. Terjadinya batuk Muljono et al. 2016). Sementara efek
untuk mengeluarkan dari tubuh virus, peradangan akibat infeksi dapat diredakan
bakteri, dan sel-sel tubuh yang rusak karena adanya aktivitas antihistamin dari
karena infeksi mikroorganisme tersebut. Miana (Moektiwardoyo et al. 2011).
Diketahui dari penelitian Muljono et al. Terdapat perbedaan pemakaian daun
(2016) dan Sangi et al (2008) bahwa Miana pada kedua desa yakni dengan cara
Miana memiliki aktivitas antimikroba dan memanggang daun (Desa Tuada) dan
antibakterial yang dapat menghambat merebus daun lalu meminum airnya (Desa
pertumbuhan virus dan bakteri. Hasil Laba Besar). Efektivitas penggunaan
penemuan tersebut merupakan bukti ilmiah Miana ditunjukkan oleh Masyarakat Tuada
dari pengetahuan tradisional bahwa ekstrak dengan memanggang daun hingga daun
daun Miana dapat digunakan untuk setengah layu, lalu meremas daun dan
mengobati batuk. menempelan ke bisul. Tindakan tersebut
Penyakit bisul juga dipercaya oleh akan memudahkan zat fitokimia Miana
masyarakat Desa Tuada dan Laba Besar langsung meresap ke bisul dan
dapat disembuhkan dengan tumbuhan menyembuhkannya. Sementara
Miana. Seperti batuk, bisul juga
Tabel 2. Beberapa kandungan zat fitokimia dan aktivitas farmakologidari tumbuhan Miana (Coleus
scutellariodes)
No Aktivitas Kandungan Fitokimia Sumber Penelitian
Farmakologis
1 Antimikroba minyak atsiri, tanin, flavonoid, Muljono et al. 2016
eugenol
2 Anthelmintik flavonoid, steroid, tannin, saponin Ridwan et al. 2006
3 Antifungi senyawa fitol Setianingrum 2014
4 Antibakterial alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, Sangiet al. 2008
tanin
5 Antiinflamasi zat aktif stimulus dilatasi pembuluh Marpaung et al. 2014
darah dan fibroblast
6 Antioksidan asam rosmarinik Novianti et al. 2017
7 Antidiabetes streptozocin Novianti et al. 2017
8 Antiinflamasi flavonoid Levita et al. 2016
9 Antihistamin quersetin Moektiwardoyo et al. 2011

574
ISSN e-journal 2579-7557
Anisatu Z. Wakhidahf dan Marina Silalahi: Etnofarmakologi Tumbuhan Miana (Coleus scutellariodes (L.)
Benth) pada Masyarakat Halmahera Barat, Maluku Utara

penggunaan Miana dengan merebus daun kemampuan menambah nafsu makan.


dan meminum air rebusannya akan Masyarakat Desa Todoke juga
mengurangi efektivitas kerja kadungan zat menggunakan ekstrak daun miana yang
dalam Miana. Hal itu dikarenakan menurut dipanggang dilapisi daun pisang untuk
Ridwan et al. (2006) zat fitokimia yang mengobati bibir pecah-pecah. Penyakit
larut dan masuk dalam tubuh melalui bibir pecah-pecah disebabkan karena
mulut akan mengalami berbagai proses kurangnya asupan vitamin C. Berdasarkan
biologis dan tentunya akan berpengaruh beberapa penelitian, Miana memiliki
pada aktivitas farmakologisnya. senyawa flavonoid yang memiliki berbagai
Menurut penelitian Amaliya (2013), aktivitas farmakologis (Ridwan et al. 2006;
aktivitas farmakologis yang membantu Sangi et al. 2008; Levita et al. 2016;
penyembuhan luka diantaranya yaitu Muljono et al. 2016). Efek flavonoid
antiinflamasi dan antibakterial. Keluarnya dalam tubuh ternyata dapat meningkatkan
darah setelah melahirkan juga dapat keefektifan kerja vitamin C. Hal tersebut
dikategorikan sebagai luka yang dapat memperkuat khasiat tradisional Miana
disebabkan karena robeknya mulut vagina sebagai penyembuh bibir pecah-pecah.
dan meluruhnya plasenta dalam rahim. Zat Penyakit ambeyen disebut juga wasir
fitokimia dalam Miana yang memiliki disebabkan karena peningkatan tekanan
aktivitas farmakologis penyembuhan luka darah pada pembuluh darah yang berada di
antara lain alkaloid, steroid, flavonoid, anus dan sekitarnya. Peningkatan tekanan
saponin, tanin (Sangi et al. 2008; Levita et darah tersebut antara lain merupakan
al 2016). Senyawa tersebut diduga kuat akibat dari sering mengangkat benda berat,
berperan membantu menghentikan kelebihan berat badan, kehamilan, usia,
pendarahan setelah melahirkan sesuai dan sering duduk dalam waktu lama.
kepercayaan masyarakat desa Laba Besar. Dilihat dari aktivitas farmakologis Miana
Di Todoke, Miana dipercaya dapat tidak ada zat yang berperan langsung
meningkatkan nafsu makan. Penurunan dalam menurunkan tekanan darah daerah
nafsu makan dapat disebabkan karena anus untuk menyembuhkan wasir.
bebagai penyakit dalam tubuh. Khasiat Kemampuan aktivitas antiinflamasi yang
Miana ini kemungkinan efek bersamaan diduga kuat cukup berperan membantu
saat penggunaan Miana untuk mengobati meredakan wasir dengan memicu dilatasi
penyakit lainnya. Kemudian, masyarakat pembuluh darah disekitar anus sehingga
menyimpulkan bahwa Miana memiliki mengurangi tekanan darah pada daerah
575
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 2, Juli 2018

tersebut. (Marpaung, et al. 2014; Levita, et literatur beberapa penelitian fitokimia yang
al. 2016). terkandung dalam Miana antara lain,
Khasiat Miana terakhir yaitu dapat minyak atsiri, tanin, flavonoid, eugenol,
meningkatkan kesuburan yang dipercaya di steroid, tannin, saponin, fitol, asam
Desa Bobanehena dan Lako Akediri. rosmanik, streptozocin, dan quersetin. Zat
Masyarakat di kedua desa menggunakan fitokimia tersebut memilki aktivitas
Miana sebagai campuran ramuan oke sou farmakologis yang mengobati penyakit-
yang diberikan pada anak gadis yang penyakit berdasarkan kepercayaan
mendapat menstruasi pertamanya dengan Masyarakat Halmahera Barat.
tujuan untuk meningkatkan kesuburan si
gadis (Wakhidah et al. 2016). Menurut UCAPAN TERIMAKASIH
penelitian Tobing et al.(2008), daun Miana Penulis mengucapkan terima kasih
mengandung fitosterol. Kandungan pada Tim Ekspedisi NKRI 2014 sub korwil
fitosterol tersebut berperan meningkatkan Ternate & Halmahera Barat, khususnya
hormon seks sehingga dapat memperbaiki Tim Peneliti Flora & Fauna, atas
fungsi repoduksi wanita. dukungannya hingga hasil penelitian ini
dapat dipublikasikan. Penulis juga
KESIMPULAN berterima kasih atas dukungan seluruh
Berdasarkan hasil penelitian kepala desa dan perangkat desadi
diketahui terdapat 9 macam penyakit yang Halmahera Barat yang membantu penulis
dipercaya dapat disembuhkan hingga pengambilan data di lapangan dapat
menggunakan tumbuhan Miana, yaitu sakit berjalan dengan lancar. Naskah ini tidak
pinggang karena haid, obat batuk, obat akan pernah ada dan terpublikasi tanpa
bisul, meredakan nyeri haid, membantu bantuan dari seluruh pihak diatas. Penulis
menghentikan pendarahan setelah berharap, semoga penelitian ini dapat
melahirkan, penambah nafsu makan, obat memperkaya pengetahuan etnobotani dan
bibir pecah-pecah, obat ambeyen, dan informasi khasiat tumbuhan obat di
meningkatkan kesuburan. Berdasarkan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Amaliya S, B. Soemantri, dan Y.W. Utami. terkontaminasi pada tikus
2013. Efek ekstrak pegagan putih(Rattus novergicus) galur
(Centella asiatica) dalam wistar. Jurnal Ilmu Keperawatan 1
mempercepat penyembuhan luka (1): 19—25.
576
ISSN e-journal 2579-7557
Anisatu Z. Wakhidahf dan Marina Silalahi: Etnofarmakologi Tumbuhan Miana (Coleus scutellariodes (L.)
Benth) pada Masyarakat Halmahera Barat, Maluku Utara

Amiri MS, P. Jabarzadeh, dan M. Akhondi. of Medicinal Plants Research 10


2012. An ethnobotanical survey of (20): 261-269
medicinal plants used by indigenous Marpaung PNS. A.C. Wullur, dan P.
people in Zangelanlo dstrict, V.Y.Yamlean. 2014. Uji efektivitas
Northeast Iran. Journal of Medicinal sediaan salep ekstrak daun miana
Plants Reseacrh 6 (5): 749—753. (Coleus scutellarioides [L] Benth.)
Auliawan R. dan B. Cahyono. 2014. Efek untuk pengobatan luka yang
hidrolisis ekstrak daun iler (Coleus terinfeksi bakteri Staphylococcus
scutellarioides) terhadap aktivitas aureus pada kelinci (Oryctolagus
inhibisi enzim α-glukosidase. Jurnal cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi-
Sains dan Matematika 22 (1): 15— UNSRAT 3 (3): 170—175.
19. Mayani L, S.S. Yuwono, dan D.W.
Bajaj YPS. 1994. Biotechnology in Ningtyas. 2014. Pengaruh pengecilan
Agriculture and Forestry vol.2 6 – ukuran jahe & rasio ar terhadap sifat
Medicinal & Aromatic Plants VI. fisik kimia dan organoleptik pada
Springer-Verlag. pp. 426 pembuatan sari jahe (Zingiber
Bawoleh NA. 2017. Etnobotani tumbuhan officinale). Jurnal Pangan &
pangan dan obat masyarakat suku Agroindustri2 (4): 148—158.
arfak di Kampung Warmare, Kab. Moektiwardoyo M, J. Levita, S.P. Sidiq, K.
Manokwari. Universitas Atmajaya Ahmad, R. Mustarichie, A. Subarnas.
Yogyakarta. 15 hlm. dan S. Supriyatna. 2011. The
Hardiyanti Y, D. Djaswir, dan S. Adlis. determination of quercetin in
2003. Ekstraksi & uji antioksidan Plectranthus scutellarioides (L.)
senyawa antosianin dari daun miana R.Br. leaves extract and it’s in silico
(Coleus scutellarioides L (Benth). study on histamine H4 receptor.
Serta aplikasi pada minuman. Jurnal Indonesian J. Pharm 22: 191-196.
Kimia UNAND2 (2): 44-50. Muljono P, F. Fatimawali, dan A.E.
Manapiring. 2016. Uji aktivitas
Haryati ES, F. Diba, dan Wahdina. 2015.
antibakteri ekstrak daun mayana
Etnobotani tumbuhan berguna oleh
jantan (Coleus atropurpureus Benth)
masyarakat sekitar kawasan KPH
terhadap pertumbuhan bakteri
model Kapuas Hulu. Jurnal Hutan
Streptococcus sp. dan Pseudomonas
Lestari 3 (3): 434—445.
sp. Jurnal e-Biomedik 4 (1): 164—
Hidayat S, A. Hikmat, dan E.A.M. 172.
Zuhud. 2010. Kajian etnobotani
Novanti H. dan Y. Susilawati. 2017.
masyarakat Kampung Adat Dukuh,
Review: aktivitas farmakologi daun
Kab. Garut, Jawa Barat. Media
iler (Plectranthus scutellarioides [L.]
Konservasi 15 (3): 139—151.
R.Br.). Jurnal Farmaka. 15 (1):
Hoffman B. dan T. Gallaher. 2007. 146—152.
Importance Indices in Ethnobotany. Pembagunan Kawasan Pedesaan Berbasis
Ethnobotany of Research and Masyarakat (PKPBM). 2014.
Applications Journal 5: 201-- 218. Halmahera Barat. Pusat Studi
Levita, Jutti., et al. 2016. Pharmacological Pembangunan Pertanian & Pedesaan.
Activities of Plectranthus IPB. Bogor: 7 hlm.
scutellarioides (L.) R.Br. Leaves Ridwan Y, L.K. Darusman, F. Satrija, dan
Extract on Cyclooxygenase and E. Handaryani. 2006. Kandungan
Xanthine Oxidase Enzymes. Journal
577
ISSN e-journal 2579-7557
Jurnal Pro-Life Volume 5 Nomor 2, Juli 2018

kimia berbagai ekstrak daun miana Kab. Kerinci, Jambi. Jurnal


(Coleus blumei Benth.) dan efek Biologika 2 (1): 67—80.
anthelmintiknya terhadap cacing pita The IUCN Red List of Threatened Spcies.
pada ayam. Jurnal Pertanian www.iucnredlist.org. diakses Selasa,
Indonesia 11 (2) 1—6. 16 Januari 2018 pkl. 19.45 wib.
Rohmah SA, IN. Asyiah, dan SA. Hariani. Tobing A, B. Mahendra, D. Krisnatuti, dan
2014. Etnobotani Bahan Upacara B.Z.A. Alting. 2008. Care yourself
Adat Oleh Masyarakat Using di diabetes mellitus. Penebar Swadaya
Kabupaten Banyuwangi. Artikel Grup. Jakarta: 144 hlm.
Ilmiah Mahasiswa Universitas Wakhidah AZ, I. Pratiwi, dan I.N.
Jember 1-4. Azzizah. 2017. Studi pemanfaatan
Sangi M, M.R.J. Runtuwene, H.E.I. tumbuhan sebagai bahan obat oleh
Simbala, dan V. M. A. Makang. masyarakat Desa Marimabate di Kec.
2008. Analisis Fitokimia Jailolo, Halmahera Barat. Jurnal
Tumbuhan Obat di Kab. Minahasa Pro-Life 4 (1): 275—286.
Utara. Chem. Prog 1 (1): 47 -- 53. Wakhidah AZ, M. Silalahi, dan Nisyawati.
Setianingrum DA. 2014. Aktivitas 2016. Ethnobotanical study of oke
antifungi ekstrak daun miana sou: traditional herbal drink from
(Coleus scutellariodes) pada Lako Akediri Village in West
Pertumbuhan Candida albicans Halmahera, Indonesia. Toward the
secara in vitro. Skripsi. Departemen Future of Asia : My Proposal – Best
Biokimia. FMIPA IPB. Bogor: 33 Paper of the 3rd Asia Future
hlm. Conference. Japan Book, Inc. Tokyo.
Shai, L.J. McGaw, dan J.N. Eloff. 2009. 3. pp. 49—56.
Extracts of the leaves and twigs of Walujo EB. 2011. Sumbangan etnobotani
the threatened tree Curtisia dentata dalam memfasilitasi hubungan
(Cornaceae) are more active against manusia dengan tumbuhan dan
Candidaalbicans and other lingkungannya. Jurnal Biologi
microorganisms than the stem bark Indonesia 7 (2): 375—391.
extract. South African Journal of Yatias EA. 2015. Etnobotani tumbuhan
Botany. obat di Desa Neglasari Kec.
doi:10.1016/j.sajb.2008.11.008 Nyalindung Kab. Sukabumi Prov.
Silalahi M, Nisyawati, E.B. Walujo, J. Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Biologi,
Supriatna, dan W. Mangunwardoyo. Fakultas Sains & Teknologi.
2015. The local knowledge of Universitas Islam Negeri Syarif
medicinal plants trader and diversity Hidayatullah. Jakarta. 85 hlm.
of medicinal plants in the Kabanjahe
traditional market, North Sumatra,
Indonesia. Journal of Website
Ethnopharmacology 175 pp. 432— Coleus scutellarioides – (L.) Benth.
443. http://explorer.natureserve.org/servle
Suswita D, Syamsuardi, dan A. Arbain. t/NatureServe?searchName=
2013. Studi etnobotani dan bentuk Coleus+scutellarioides diakses,
upaya pelestarian tumbuhan yang Rabu, 17 Januari 2018 pkl. 11.30
digunakna dalam upacara adat wib.
kendurisko di beberapa kecamatan di

578
ISSN e-journal 2579-7557

You might also like