Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jejak 7 (2) (2014): 100-202. DOI: 10.15294/jejak.v7i1.

3596

JEJAK
Journal of Economics and Policy
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak

KINERJA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA


TAHUN 2010-2012
Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya

Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v7i1.3596

Received : Maret 2014; Accepted: April 2014; Published: September 2014

Abstract
This is a study of Islamic bank performance in Indonesia. The objects of research are 11 Islamic Banks in Indonesia
from 2010 until 2012. They are BMI, BSM, Bank Syariah Mega Indonesia, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Bukopin
Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, and Maybank
Indonesia Syariah. The variables used in this study were Deposit (I1), Assets (I2), Labor Costs (I3), Finance (O1),
and Operating Income (O2). The method used in this research was Constant Return to Scale (CRS). The result
of technical efficiency calculation by using DEA is 4 Islamic Banks have not been efficient; they are BRI Syariah,
BCA Syariah, Bank Panin Syariah, and Bank Victoria Syariah. Further, the others Islamic Banks have reached the
efficiency level. Then, it can be concluded that the majority of Islamic Banks in Indonesia have been efficient from
2010 to 2012. After having the study resuts, the Islamic banks should improve the micro policies for achieving the
technical efficiency accomplishment, allocate the savings input excess into the total assets input; especially the
productive assets, have firmer control for preventing moral hazard; and increase the budgeting number or crea-
ting innovative product and the services cost.

Keywords: eficiency, performance,sharia, and deposit

Abstrak
Penelitian ini mengenai kinerja bank syariah di Indonesia.Sampel penelitian sebanyak 11 Bank Umum Syariah
yang ada di Indonesia periode tahun 2010- 2012. Bank Umum Syariah tersebut meliputi BMI, BSM, Bank Sya-
riah Mega Indonesia, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah, Bank
Victoria Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Maybank Indonesia Syariah. Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Simpanan (I1), Aset (I2), Biaya Tenaga Kerja (I3), Pembiayaan (O1), dan Pendapatan
Operasional (O2). Metode yang dogunakan dalam penelitian ini adalah metode Constant Return to Scale
(CRS). Hasil dari perhitungan efisiensi teknik dengan menggunakan DEA dari kinerja 11 bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012 terdapat 4 BUS yang belum efisien. Adapun Bank Umum Syariah yang
belum efisien adalah BRI Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah, dan Bank Victoria Syariah. Sementara 7
Bank Umum Syariah lainnya telah mencapai tingkat efisiensi. Dapat dikatakan mayoritas Bank Umum Syariah
di Indonesia mengalami efisiensi dari tahun 2010-2012. Saran yang diberikan yaitu perbaikan kebijakan mikro
untuk pencapaian efisiensi, mengalokasikan kelebihan input simpanan ke bagian input aset total khususnya
aset yang bersifat produktif, mempunyai pengawasan yang lebih ketat (pencegah terjadinya moral hazard),
meningkatkan jumlah pembiayaan (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa.

Kata Kunci: efisiensi, kinerja, syariah, simpanan

How to Cite: Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya. (2014). KINERJA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
TAHUN 2010-2012, JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2): 100-202 doi: 10.15294jejak.v7i1.3596

© 2014 Semarang State University. All rights reserved


Corresponding author : ISSN 1979-715X
Address: Kampus Unnes, Kel. Sekaran, Kec. Gunung Pati, Semarang 50229
E-mail: iinkarsinah@gmail.com
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 159

PENDAHULUAN Secara garis besar, pengembangan


produk-produk bank syariah dikelompokan
Selama krisis ekonomi perbankan menjadi dua, yaitu produk penghimpunan
syariah dapat memenuhi kinerja yang dana dalam bentuk simpanan dan produk
relatif lebih baik dibandingkan perbankan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan.
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
relatif rendahnya penyaluran pembiayaan produk penghimpunan dana meliputi
yang bermasalah (non performing prinsip wadi’ah yang terbagi menjadi 2 yaitu
loan) pada perbankan syariah dan tidak dan . al-wadi’ah yad al-Amanah al-wadi’ah
terjadinya negative spread dalam kegiatan adh-Dhamanah. Al-wadi’ah yad al-Amanah
operasionalnya (Saeed, 2013). Hal tersebut (Antonio, 2001 ). Selain itu dalam produk
dapat dipahami mengingat tingkat penghimpunan dana digunakan juga dengan
pengembalian pada bank syariah tidak prinsip Mudharabah yaitu diberikannya
mengacu pada tingkat suku bunga yang bagi hasil kepada para penyimpan dana
berlaku tetapi menurut prinsip bagi hasil. atas keuntungan yang diperoleh bank.
Dengan demikian bank syariah dapat Tujuan dari mudharabah adalah kerja sama
menjalankan kegiatannya tanpa terganggu antara pemilik dana (shahibul maal) dan
dengan kenaikan tingkat suku bunga yang pengelola dana (mudharib), dalam hal
terjadi, sehingga perbankan syariah mampu ini bank Mudharabah mutlaqah shahibul
menyediakan modal investasi dengan maal tidak memberikan batasan-batasan
biaya modal yang relatif lebih rendah dari atas dana yang di investasikan.Sedangkan
bank konvensional kepada masyarakat mudharabah muqayyadahshahibul maal
(Shafitranata, 2011 ).Menurut Undang- memberikan batasan atas dana yang
Undang RI nomor 21 tahun 2008 tangal 16 diinvestasikannya.
Juli 2008 tentang perbankan Syariah, yang Pada Mudharib diberi wewenang
dimaksud perbankan syariah adalah segala penuh mengelola dana tersebut tanpa
sesuatu yang menyangkut tentang Bank terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup jenis pelayanannya (Antonio, 2001).Produk
kelembagaan, kegiatan usaha, serta dan penyaluran dana di bank syariaha ada
proses dalam melaksanakan kegiatan tiga prinsip pertama prinsip transaksi
usahanya. pembiayaan yang ditunjukan untuk
Guna menyiasati perkembangan per- mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip
bankan syariah di masa mendatang, peme- sewa. Kedua transaksi pembiayaan sebagai
rintah mengeluarkan beberapa peraturan usaha kerjasama yang ditujukan untuk
perundang-undangan, diantaranya UU No. mendapatkan barang dan jasa dengan
7 tahun 1992 dan diamandemen dengan UU prinsip bagi hasil. Sedangkan Ketiga prinsip
No. 10 tahun 1998. Dan pada tahun 1999 di penyaluran dana yang dilakukan dengan
keluarkan UU No. 23 tahun 1999 tentang prinsip jual beli. Adapun Ketiga prinsip
Bank Indonesia yang memberikan kewe- tersebut apabila diuraikan adalah sebagai
nangan kepada Bank Indonesia untuk dapat berikut prinsip sewa (Ijarah). Ada dua
pula menjalankan tugasnya berdasarkan kaidah penting dalam prinsip ini, yaitu al-
prinsip syariah.Dalam rangka mewujudkan Ijarah dan al-Ijarah muntahiya bit—thamlik.
sasaran pengembangan perbankan syariah, Pertama prinsip Al-Ijarah adalah akad
perlu adanya analisis perbankan tersebut. pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
Salah satunya dengan mengetahui efisien- melalui pembayaran upah atau sewa, tanpa
si kinerja perbankan syariah. Hal tersebut diikuti dengan pemindahan kepemilikan
dilakukan dalam rangka mengetahui apa- atas barang itu sendiri.Sedangkan prinsip
kah suatu bank sudah secara optimal dalam yang kedua yaitu Al-Ijarah Muntahiya Bit-
kontribusinya terhadap masyarakat. Thamlikyaitu transaksi ijarah dilandasi
Produk-produk Bank Syariah di adanya pemindahan manfaat. Pada
Indonesia dasarnya prinsip ini sama dengan jual beli,
160 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Aset Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Nama Bank
2010 % 2011 % 2012
Bank Syariah
Mega Indonesia 4.637.730 20% 5.565.724 46,7 % 8.164.921
(BSMI)
Bank Bukopin
2.193.952 24,4 % 2.730.027 32,4 % 3.616.108
Syariah
Bank Victoria
336.676 90,6 % 642.026 46,3 % 939.472
Syariah
Bank Jabar
1.930.469 47,6 % 2.849.451 50 % 4.275.097
Banten Syariah
Bank Maybank
1.410.475 20 % 1.692.959 21,8 % 2.062.552
Syariah Indonesia
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia
2010-2012

namun perbedaannya terletak pada objek dan waktu penyebaran (Antonio, 2001 ).
transaksinya. Pada akhir sewa, bank syariah Kedua pembiayaan Bai Al-Istishna
dapat saja menjual barang yang disewakan merupakan kontrak penjualan antara
kepada nasabah (Antonio, 2001). pembeli dan pembuat barang. Dalam
Faktor-faktor untuk diberikannya kontrak ini, pembuat barang menerima
pembiayaan ijarahmuntahiya bitthamlik pesanan pembeli. Pembuat barang lalu
meliputi aspek yuridis, keuangan, manaje- berusaha melalui orang lain untuk membeli
men, teknis dan produksi, pemasaran, ja- atau membuat barang menurut spesifikasi
minan, sosial ekonomi, dan AMDAL. Akad yang telah disepakati dan menjualnya
ijarah muntahiya bitthamlik adalah akta kepada pembeli akhir. Jual-beli seperti
dibawah tangan, yang berbenuk baku atau akad salam, namun pembayarannya
standar artinya telah ditentukan oleh satu dilakukan oleh bank dalam beberapa
pihak atau oleh salah satu pihak yaitu dalam kali pembayaran istinha diterapkan pada
hal ini pihak Bank Muamalat, kemudian pembiayaan manufaktur dan konstruksi
akta dibawah tangan tersebut dilegalisasi (Antonio, 2001 ). Pembiayaa ketiga yaitu
oleh Notaris sebagai alat bukti (Hijrianto, dengan prinsip bagi hasil, dimana untuk
2010 ). Pembiayaan yang kedua yaitu den- prinsip ini ada tiga jenis pembiayaan yaitu
gan prinsip menggunakan Jual beli. Ada tiga pertama Musyarakah merupakan kerjasama
model dalam prinsip pembiayaan jual beli, dalam suatu usaha oleh dua pihak atau lebih
yang pertama yaitu pembiayaan Al-Muraba- untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
hah adalah jual-beli barang pada harga asal masing pihak memberikan kontribusi
dengan tambahan keuntungan yang disepa- dana (amal) dengan kesepakatan bahwa
kati. Dalam pembiayaan ini, penjual harus keuntungan dan risiko akan ditanggung
memberi tahu harga produk yang ia beli bersama sesuai kesepakatan. Musyarakah
dan menentukan suatu tingkat keuntungan biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan
sebagai tamabahan (Antonio, 2001 ). Kedua proyek dimana nasabah dan bank sama-
yaitu prinsip pembiayaan As-Salam yaitu sama menyediakan dana untuk membiayai
prinsip pembiayaan dengan cara jual beli proyek tersebut (Antonio, 2001 ).Realita
dimana pembayaran dilakukan dengan cara bisnis saat ini menempatkan musyarakah
tunai, sedangkan barang diserahkan secara sebagai salah satu produk perekonomian
tangguh Bank sebagai pembeli dan nasabah modern, baik di bidang perbankan,
sebagai penjual. Transaksi ini ada kepasti- pasar uang atau aspek lainnya (Rozzani,
an terkait dengan kuantitas, kualitas, harga 2013). Saat ini musyarakah merupakan
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 161

penempatan modal dalam usaha tertentu, menjelaskan bahwa efisiensi dapat


yang kebanyakan tidak melibatkan diri didefinisikan sebagai perbandingan antara
dalam manajemen secara standar. Realitas keluaran (output) dan masukan (input),
bisnis saat ini memang membutuhkan suatu atau jumlah keluaran yang dihasilkan
ajaran yang lebih konkrit dan sesuai dengan dari satu input yang digunakan. Efisiensi
kondisi faktual saat ini dan solusi terhadap ekonomi mempunyai sudut pandang
permasalahn hukum uang muncul. Jika makro yang mempunyai jangkauan lebih
hanya berpedoman pada formalitas yang luas dibandingkan dengan efisiensi teknik
telah dirumuskan para ahli hukum Islam yang bersudut pandang mikro. Pengukuran
terdahulu, dikhawatirkan bentuk formalitas efisiensi teknik cenderung terbatas pada
itu menjadi kendala dalam mencapai tujuan hubungan teknis dan operasional proses
syariah (maqasid asy-syariah) (Trisadini : konversi input menjadi output. Akibatnya
1). Kedua yaitu pembiayaa Mudharabah, usaha untuk meningkatkan efisiensi teknik
merupakan kerjasama suatu usaha antara dua hanya memerlukan kebijakan mikro yang
pihak dimana pihak pertama menyediakan bersifat internal, yaitu dengan pengendalian
seluruh modal (shahibul maal), sedang dan alokasi sumber daya yang optimal.
pihak kedua bertindak sebagai pengelola (Ghafur, 2007 )
(mudharib) dan keuntungan usaha dibagi Muliaman D. H., et al (2003 ) menje-
di antara mereka sesuai kesepakatan yang laskan bahwa pendekatan yang digunakan
dituangkan dalam kontrak (Shafitranata, untuk mengukur efisiensi mempunyai dua
2011 ). macam pendekatan, yaitu pendekatan pa-
Efisiensi dalam dunia perbankan rametrik dan non-parametrik. Pendekatan
merupakan salah satu parameter kinerja yang akan digunakan dalam penelitian ini
yang cukup populer, digunakan karena adalah non-parametrik, yaitu DEA. Ala-
merupakan jawaban atas kesulitan- san ini didorong dengan adanaya penda-
kesulitan dalam menghitung ukuran- pat Maflachatun (2010 ) bahwa pendekatan
ukuran kinerja perbankan (Ali, 2013). non-parametrik memiliki kelebihan yaitu
Sebagaimana diketahui, industri perbankan tidak membutuhkan asumsi bentuk fungsi
adalah industri yang paling banyak diatur produksi dalam membentuk frontier pro-
oleh peraturan-peraturan yang sekaligus duksinya, oleh karena itu kesalahan dalam
menjadi ukuran kinerja dunia perbankan. spesifikasi fungsi produksi dapat dielimina-
Capital Adequacy Ratio (CAR), Reserve si.Keuntungan relatif pada pendekatan ini
Requirement, Legal Lending Limit dan lebih besar dibandingkan parametrik, yai-
kredibilitas para pengelola bank adalah tu pendekatan ini dapat mengidentifikasi
contoh peraturan-peraturan yang sekaligus unit yang digunakan sebagai referensi. Hal
menjadi kriteria kinerja di dunia perbankan. ini dapat membantu mencari penyebab dan
Selain itu pengukuran efisiensi perbankan jalan keluar dari inefisien yang merupakan
dapat dilakukan dengan 3 pendekatan keuntungan utama dalam aplikasi manaje-
lainnya yaitu ;Data Envelopment Analysis rial.
(DEA), Stochastic Frontier Approach Penghitungan efisiensi teknis
(SFA), dan Distribution Free Approach pada paper dari Coelli T. J (1996 ) yang
(DFA).Muharram dan Pusvitasari (2007) menggambarkan sebuah ukuran sederhana
menyebutkan bahwa efisiensi adalah mengenai efisiensi perusahaan dengan
kemampuan untuk menyelesaikan suatu cara menghitung berbagai macam input
pekerjaan dengan benar atau dalam yang digunakan untuk produksi.Efisiensi
pandangan matematika didefinisikan terdiri dari dua komponen yaitu : technical
sebagai perhitungan rasio output (keluaran) efficiency yang merefleksikan kemampuan
dan atau input (masuk) atau jumlah perusahaan untuk menghasilkan output
keluaran yang dihasilkan dari satu input maksimum dari serangkaian input
yang digunakan. yang telah ditentukan, dan allocative
Huri M.D dan Indah (2004), efficiency yang merefleksikan kemampuan
162 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012

perusahaan untuk menggunakan berbagai kemungkinan skala produksi mempengaru-


macam input di dalam proporsi yang hi efisiensi.
optimal, dimana masing-masing inputnya Maflachatun (2010 ), DEA termasuk
sudah ditentukan tingkat harga dan salah satu alat analisis non-parametrik yang
teknologi produknya (Hasan, 2011).Kedua digunakan untuk mengukur efisiensi secara
komponen efisiensi ini lalu dikombinasikan relatif baik antar organisasi bisnis yang
yang menghasilkan total economic berorientasi laba (profit oriented) maupun
efficiency. Farell (1957) membagi dua antar organisasi atau pelaku kegiatan
metode mengenai pengukuran efisiensi ekonomi yang tidak berorientasi laba (non-
berkenaan dengan ruang input dan output. profit oriented) yang dalam proses produksi
Metode ini disebut dengan pengukuran atau aktivitasnya melibatkan penggunaan
orientasi input (input-orientated measures) input-input tertentu untuk menghasilkan
dan pengukuran orientasi output (output- output-output tertentu. Alat analisis ini
orientated measures). juga dapat mengukur efisiensi basis dan alat
DEA dikembangkan pertama kali oleh pengambil kebijakan dalam peningkatan
Farrel (1957) yang mengukur efisiensi teknik efisiensi.Sutawijaya dan Etty (2009 )
satu input dan satu output menjadi multi menambahkan bahwa DEA dapat digunakan
input dan multi output, menggunakan di berbagai bidang, antara lain: kesehatan
kerangka nilai efisiensi relatif sebagai (health care), pendidikan (education),
rasio input (single virtual input) dengan transportasi (transportation), pabrik
output (single virtual output). Alat analisis (manufacturing), maupun perbankan.
ini dipopulerkan oleh beberapa peneliti DEA lebih memfokuskan tujuannya, yaitu
lainnya, di antaranya (Sutawijaya dan Etty, mengevaluasi kinerja suatu Unit Kegiatan
2009): Ekonomi (UKE). Analisis yang dilakukan
Charnes-Cooper-Rhodes (1978 )per- berdasarkan evaluasi terhadap efisiensi
tama kali menemukan model DEA CCR relatif dari UKE yang sebanding, selanjutnya
(Charnes-Cooper-Rhodes) pada tahun 1978. UKE-UKE yang efisien tersebut akan
Menurut Muharam dan Pusvitasari (2007), membentuk garis frontier. Apabila UKE
model ini mengasumsikan adanya Constant berada dalam garis frontier, UKE tersebut
Return to Scale (CRS). CRS adalah peruba- dapat dikatakan efisien relatif dibandingkan
han proporsional yang sama pada tingkat dengan UKE lainnya dalam sampel. DEA
input akan menghasilkan perubahan pro- juga dapat menunjukkan UKE-UKE yang
porsional yang sama pada tingkat output menjadi referensi bagi UKE-UKE yang tidak
(misalnya: penambahan 1 persen input akan efisien (Maflachatun, 2010 ).
menghasilkan penambahan 1 persen out- Ada tiga manfaat yang diperoleh dari
put).Bankers, Charnes dan Cooper (1984), pengukuran efisiensi DEA, yaitu (Sutawi-
beberapa peneliti ini mengembangkan le- jaya dan Etty 2009).Pertama sebagai tolak
bih lanjut model DEA BCC (Bankers, Char- ukur untuk memperoleh efisiensi relatif
nes dan Cooper) pada tahun 1984. yang berguna untuk mempermudah per-
Muharam dan Pusvitasari (2007) me- bandingan antara unit ekonomi yang sama.
nyebutkan bahwa model ini mengasumsi- Kedua mengukur berbagai variasi efisiensi
kan adanya Variable Return to Scale (VRS). antar unit ekonomi untuk mengindentifi-
VRS adalah semua unit yang diukur akan kasi faktor-faktor penyebabnya. Ketiga me-
menghasilkan perubahan pada berbagai nentukan implikasi kebijakan, sehingga da-
tingkat output dan adanya anggapan bahwa pat meningkatkan nilai efisiensinya.
skala produksi dapat mempengaruhi efi- Pada awalnya, DEA digunakan untuk
siensi. Hal inilah yang membedakan dengan mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh
asumsi CRS yang menyatakan bahwa skala analisis rasio dan regresi berganda. Analisis
produksi tidak mempengaruhi efisiensi. rasio hanya mampu memberikan informasi
Teknologi merupakan salah satu faktor yang bahwa UKE tertentu yang memiliki
mempengaruhi VRS, sehingga membuka kemampuan khusus mengkonversi satu
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 163

jenis input ke satu jenis output tertentu, SyariahMega Indonesia (BSMI); Bank Ne-
sedangkan analisis regresi berganda gara Indonesia (BNI) Syariah); Bank Raky-
menggabungkan banyak output menjadi at Indonesia (BRI) Syariah; Bank Bukopin
satu. DEA dirancang untuk mengukur Syariah; Bank Central Asia (BCA) Syariah;
efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Bank Panin Syariah; Bank Victoria Syariah;
Ekonomi (UKE) yang menggunakan input Bank Jabar Banten Syariah; Maybank In-
dan output yang lebih dari satu, di mana donesia Syariah. Jenis data yang digunakan
penggabungan tersebut tidak mungkin dalam penelitian ini adalah data sekunder
dilakukan (Sutawijaya dan Etty, 2009 ). yang berupa studi pustaka laporan keuan-
Menurut Purwantoro 2003 dalam gan bank syariah yang dipublikasikan oleh
Huri dan Indah 2004 : 101Keunggulan DEA, Bank Indonesia dan literatur-literatur yang
pertama dapat menangani banyak input dan berkenaan dengan efisiensi perbankan.
output; kedua tidak perlu asumsi hubungan Variabel input yang digunakan
fungsional antara variabel input dan output; dalam penelitian ini adalah simpanan,
ketiga UKE dibandingakan secara langsung aset, dan biaya tenaga kerja/personalia,
dengan sesamanya; keempat input dan supaya diperoleh kesamaan pemahaman
output dapat memilik satuan pengukuran terhadap konsep-konsep dalam penelitian
yang berbeda. Adapun kelemahan dari ini diperlukan penjelasan sebagai berikut:
DEA yang pertama adalah Bersifat sample Simpanan (I1)yaitu jumlah dana masyarakat
specific (DEA berasumsi bahwa setiap baik individu maupun berbadan hukum
input atau output identik dengan unit lain yang berhasil dihimpun oleh bank syariah
dalam tipe yang sama); kedua merupakan baik yang tergolong BUS melalui produk
extreme point technique; ketigakesalahan penghimpunan dana dalam satuan jutaan
pengukuran dapat berakibat fatal; keempat rupiah. Penggunaan input simpanan
hanya untuk mengukur produktivitas relatif karena fungsi bank yang dalam hal ini
dari UKE bukan produktivitas absolute; sebagai penghimpun dana masyarakat.
kelima uji hipotesis secara statistik atas Jumlah simpanan yang dihimpun dari dana
hasil DEA sulit dilakukan. Dari uraian latar masyarakat ini terbagai menjadi beberapa
belakang diatas maka rumusan masalah jenis, yaitu:Giro Syariah, dalam aplikasi
dari penelitian ini. perbankan dikenal adanya giro yang
Rumusan masalah dalam penelitian dijalankan dengan prinsip mudharabah dan
ini adalah untuk menganalisis bagaimana wadi’ah.
tingkat efisiensi kinerja bank umum syariah Deposito Syariah, pada produk
di Indonesia dari Tahun 2010 sampai Tahun ini terdapat dua prinsip utama, yaitu
2012. Sedangkan tujuan dari penelitian ini mudharabah mutlaqah dan mudharabah
adalah mengetahui efisiensi kinerja bank muqayyadah.Tabungan Syariah, dalam
umum syariah di Indonesia dari Tahun 2010 aplikasi perbankan dikenal dengan produk
sampai Tahun 2012. Sedangkan tujuan dari tabungan yang berdasarkan prinsip wadi’ah
penelitian ini adalah mengetahui efisiensi dan mudharabah mutlaqah. Aset (I2)
kinerja bank umum syariah di Indonesia adalah jumlah aset total yang dimiliki bank
dari Tahun 2010 sampai Tahun 2012. syariah baik yang tergolong BUS diukur
dalam jutaan rupiah. Penggunaan input
METODE PENELITIAN aset karena perbankan merupakan lembaga
keuangan yang kekayaan utamanya
Penelitian ini mengambil objek pen- berbentuk aset keuangan.Biaya tenaga
elitian seluruh Bank Umum Syariah di In- kerja (I3) atau biaya personalia adalah
donesia yang terdiri dari 11 Bank Umum biaya gaji, biaya pendidikan dan tunjangan
Syariah pada periode 2010 sampai dengan kesejahteraan karyawan bank syariah baik
2012.Adapun Bank Umum Syariah tersebut- yang tergolong BUS diukur dalam jutaan
meliputi ; Bank Syariah Muamalat Indonesia rupiah. Penggunaan input biaya tenaga
(BMI);Bank Syariah Mandiri (BSM);Bank kerja karena pengaruhnya biaya tenaga kerja
164 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012

terhadap efisiensi kinerja tenaga kerja. induknya sudah mencakup terhadap unit
Penelitian ini juga menggunakan usahanya, dan kinerjanya lebih unggul jika
variabel output yang terdiri atas pembiayaan dibandingkan dengan BPRS.Adapun Bank
dan pendapatan operasional. Variabel- Umum Syariah (BUS) yang digunakan dalam
variabel tersebut dijelaskan, sebagai berikut: penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
Pertama Pembiayaan (O1) merupakan yang telah berdiri pada atau sebelum tahun
produk penyaluran dana bank syariah baik 2010-2012. Pengumpulan data dilakukan
yang tergolong BUS kepada masyarakat, dengan deskriset dengan cara melihat
baik individu ataupun berbadan hukum laporan keuangan Bank Indonesia atau
dengan menggunakan akad-akad muamalah dengan mengunjungi website-nya.Analisis
dalam satuan jutaan rupiah. Penggunaan Data dilakukan dengan metode pengukuran
input pembiayaan dikarenakan fungsi efisiensi teknik dengan Data Envelopment
perbankan sebagai penyalur dana kepada Analysis (DEA).
masyarakat. Variabel ini dalam aplikasi Maflachatun (2010) menyebutkan
produk bank syariah dikenal dengan produk bahwa beberapa pendekatan biasa
yang menggunakan akad-akad berikut, digunakan untuk mengukur efisiensi bank,
yaitu:Pembiayaan dengan prinsip jual beli namun secara garis besar terdapat dua jenis
(tijaroh);Pembiayaan dengan prinsip sewa pendekatan, yaitu parametrik dan non-
(ijarah);Pembiayaan dengan prinsip bagi parametrik. Pendekatan Stochastic Frontier
hasil (syirkah);Pembiayaan dengan akad Approuch (SFA), Thick Frontier Approuch
pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah, (TFA) dan Distribution Free Approuch
kafalah, dan lainnya). Kedua Pendapatan (DFA) merupakan pendekatan paremetrik,
Operasional(O2) merupakan pendapatan sedangkan pendekatan non-parametrik
hasil dari kegiatan operasional bank syariah yang termasuk adalah Data Envelopment
baik yang tergolong BUS.Penggunaan Approuch (DEA) dan Free Disposable Hull
input pendapatan operasional dikarenakan (FDH). DEA merupakan pendekatan non-
pendapatan operasional merupakan parametrik yang dipilih dalam penelitian
pendapatan seluruh kegiatan operasional ini karena beberapa alasan, meliputi:
perbankan dalam bentuk penyaluran Lie dan Lih (2005) menjelaskan bahwa
kepada masyarakat. Kegiatan operasional pendekatan parametrik adalah pendekatan
bank syariah, meliputi: pendapatan dari yang modelnya menetapkan adanya
penyaluran dana, yaitu: pendapatan dari syarat-syarat tertentu, yaitu : tentang
jual beli (mudharabah, salam, dan istishna), parameter populasi yang merupakan
sewa (ijarah), bagi hasil (mudharabah dan sumber penelitiannya (sehingga akan lebih
musyarakah), dan lainnya.Pendapatan banyak kriteria yang harus dipenuhi), dan
operasional lainnya, yaitu: pendapatan membutuhkan pembentukan fungsi lebih
jasa administrasi, jasa transaksi ATM, khusus (sehingga kemungkinan kesalahan
pembiayaan khusus, jasa komisi, laba (rugi) fungsi lebih besar). Di sisi lain Hamim., et
transaksi valuta asing, fee sistem online- al (2008) menyebutkan bahwa pendekatan
payment point. non-paramterik merupakan pendekatan
Populasi dalam penelitian ini adalah yang modelnya tidak menetapkan syarat-
Bank Umum Syariah yang berdasarkan syarat tertentu, yaitu : parameter populasi
prinsip syariah.Mengingat luasnya cakupan yang menjadi induk sampel penelitiannya,
bank syariah, maka dalam penelitian ini penggunaannya lebih sederhana, dan mudah
hanya meneliti terhadap Bank Umum digunakan karena tidak membutuhkan
Syariah (BUS). Pertimbangannya adalah banyak spesifikasi bentuk fungsi (sehingga
bahwa Bank Umum Syariah merupakan kemungkinan kesalahan pembentukan
induk dari bank-bank yang mencakup pada fungsi lebih kecil).
prinsip syariah seperti Unit Usaha Syariah DEA merupakan sebuah metode
(UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat optimasi program matematika yang
Syariah (BPRS). Jadi penelitian terhadap mengukur efisiensi teknik suatu
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 165

Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan berusaha memproduksi sebanyak mungkin


membandingkan secara relatif terhadap output yang harga jualnya tertinggi
UKE yang lain (Sutawijaya dan Etty, 2009). (Shafitranata, 2011).
DEA adalah pendekatan non-parametrik Suatu UKE dikatakan efisien secara
yang berbasis program linear (Linear relatif apabila nilai dualnya sama dengan
Programming) dengan dibantu paket-paket 1 (nilai efisiensi 100 persen), sebaliknya
software efisiensi secara teknik, seperti apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka
Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Warwick UKE bersangkutan dianggap tidak efisien
for Data Envelopment Analysis (WDEA). secara relatif (Huri dan Indah Susilowati,
Penelitian ini akan menggunakan software 2004). Efisiensi teknik perbankan diukur
WDEA. Pada intinya kedua software dengan menghitung rasio antara output dan
tersebut akan mengarah pada hasil yang inputnya. DEA akan menghitung bank yang
sama (Maflachatun, 2010). Pada dasarnya menggunakan input n untuk menghasilkan
teknik analisis DEA didesain khusus untuk output m yang berbeda (Miller dan Noulas,
mengukur efisiensi relatif suatu UKE dalam 1996 dalam Sutawijaya dan Etty, 2009).
kondisi banyak input maupun output.
Kondisi tersebut biasanya sulit disiasati
secara sempurna oleh teknik analisis ............................ (1)
pengukuran rasio efisiensi ini menjadikan Dimana hs menunjuk pada efisiensi
penelitian DEA ini menggunakan orientasi bank s, m merupakan output bank s diama-
output dalam menghitung efisiensi teknik. ti, n adalah input bank s yang diamati, yis
Orientasi lainnya adalah minimisasi merupakan input bank s yang diamati, xjs
input, namun kedua asumsi tersebut akan adalah jumlah input j yang diproduksi oleh
diperoleh hasil yang sama (Sutawijaya dan bank s, ui jumlah output i yang diproduksi
Etty, 2009). oleh bank s dan vj merupakan bobot input
Setiap UKE menggunakan kombinasi j yang diberikan oleh bank s dan i yang di-
input yang berbeda untuk menghasilkan hitung dari 1 ke m serta j hitung dari 1 ke n.
kombinasi output yang berbeda, sehingga Persamaan 1 menunjukkan adanya
setiap UKE akan memilih seperangkat bobot penggunaan satu variabel input dan satu
yang mencerminkan keragaman tersebut ouput. Rasio efisiensi (hs), kemudian
(Muharam dan Pusvitasari, 2007). Huri dan dimaksimumkan dengan kendala sebagai
Indah (2004) menyebutkan bahwa setiap berikut (Sutawijaya dan Etty, 2009):
UKE cenderung memiliki pola penggunaan
input minimum pada input yang memiliki
bobot tinggi atau pola produksi output .................(2)
secara maksimum pada output yang Dimana ui dan vj ≥ 0 ..................(3)
memiliki bobot tinggi untuk pencapaian Persamaan 2, di mana n mewakili
tingkat efisiensi yang maksimum. Bobot jumlah bank dalam sampel dan r
yang dipilih tersebut tidak semata-mata merupakan jenis bank yang dijadikan
menggambarkan suatu nilai ekonomis, sampel dalam penelitian. Pertidaksamaan
tetapi lebih merupakan suatu kuantitatif pertama menjelaskan bahwa adanya rasio
rencana untuk memaksimumkan untuk UKE lain tidak lebih dari 1, sementara
efisiensi bersangkutan.Kondisi ini pertidaksmaan kedua berbobot non-negatif
dapat digambarkan, apabila suatu UKE (positif). Angka rasio akan bervariasi antara
merupakan perusahaan yang berorientasi 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien,
pada keuntungan (profit maximizing apabila memiliki angka rasio mendekati
firm) dan setiap input-outputnya memiliki 1 atau 100 persen, sebaliknya apabila
biaya per unit serta harga jual per unit. mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank
Hal ini menjadikan perusahaan tersebut yang semakin rendah. Pada DEA, setiap
akan menggunakan seminimal mungkin bank dapat menentukan bobotnya masing-
input yang biaya perunitnya termahal atau masing dan menjamin bahwa pembobotnya
166 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012

yang dipilih akan menghasilkan ukuran dihitung menggunakan programasi linier


kinerja yang terbaik (Sutawijaya dan Etty, dengan memaksimumkan jumlah output
2009). Metode analisis pada persamaan 1 yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah
dan 2 juga dapat dijelaskan bahwa efisiensi input yang dibobot harus sama dengan satu
sejumlah bank sebagai UKE (n). Setiap untuk bank s, sedangkan kendala untuk
bank menggunakan n jenis input untuk semua bank yaitu output yang dibobot
menghasilkan m jenis output, apabila xjs dikurangi jumlah input yang dibobot
merupakan jumlah input j yang digunakan harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini
oleh bank sedangkan yis > 0 merupakan berarti bahwa semua bank akan berada atau
jumlah output i yang dihasilkan oleh bank. di bawah referensi kinerja frontier yang
Variabel keputusan (decision variable) merupakan garis lurus yang memotong
dari penjelasan tersebut adalah bobot yang sumbu origin (Insukirdo dalam Sutawijaya
harus diberikan pada setiap input dan output dan Etty, 2009).
bank. vjmerupakan bobot yang diberikan
pada input j oleh bank dan ui merupakan Model DEA BCC (Bankers, Charnes dan
bobot yang diberikan pada output i oleh Cooper, 1984)
bank, sehingga vj dan ui merupakan Asumsi yang digunakan dalam model
variabel keputusan. Nilai variabel ini ini adalah Variable Return to Scale (VRS).
ditentukan melalui iterasi program linear, Beberapa program linier ditransformasikan
kemudian diformulasikan pada sejumlah ke dalam program ordinary liniear secara
s program linear fraksional (fractional primal atau dual, sebagai berikut:
linear programs).Satu formulasi program
linear untuk setiap bank dalam sampel. maksimumkan ......... (7)
Fungsi tujuan dari setiap program liniear dengan fungsi batasan atau kendala :
fraksional tersebut adalah rasio dari output
tertimbang di bagi rasio input tertimbang
(total weighted output/total weighted ......(8)
input) dari bank (Muharam dan Pusvitasari,
2007). Model pengukuran teknik bank dimana ui dan vj≥ 0...........(9)
berdasarkan asumsi pendekatan frontier
dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Sutawijaya Dimana Uo merupakan penggal yang dapat
dan Etty, 2009): bernilai positif atau negatif.
Penelitian ini akan menggunakan
Model DEA CCR (Charnes-Cooper model CCR. Hal ini berkaitan dengan
Rhodes, 1978) pendapat Suseno (2008) tentang belum
Asumsi yang digunakan dalam model adanya hubungan tingkat efisiensi bank-
ini adalah Constan Return to Scale (CRS). bank syariah (studi pada 10 bank syariah)
Beberapa program linier ditransformasikan dengan skala produksinya selama tahun
ke dalam program ordinary liniear 1999-2004. VRS merupakan model yang
secara primal atau dual, sebagai berikut: membuka kemungkinan skala produksi
mempengaruhi tingkat efisiensi, melalui
maksimumkan .... (4) teknokogi yang digunakan. Alasan ini
fungsi batasan atau kendala : mendukung bahwa hanya model CCR yang
digunakan dalam penelitian ini.Asumsi lain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
....... (5) maksimisasi output. Menurut Sutawijaya
dan Etty (2009), asumsi ini terdapat dua jenis
yaitu maksimisasi output dan minimisasi
Dimana ui dan vj ≥ 0 ......... (6) input. Adapun maksimisasi output akan
memberikan hasil yang relatif sama dengan
Efisiensi pada masing-masing bank minimisasi input.
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 167

HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 100%. Tujuh BUS tersebut meliputi


BMI, BSM, BSMI, BNI Syariah, Bank
Perhitungan Tingkat EfisiensiTeknik Bukopin Syariah, Bank Jabar Banten Syariah,
Bank UmumSyariah (BUS) di Indonesia dan Bank Maybank Syariah Indonesia. Tabel
Tahun 2010-2012. Hasil perhitungan efisiensi 4.6 juga menunjukan pencapaian rata-
teknik pada 11 bank umum syariah dengan rata tingkat efisieni teknik Bank Umum
menggunakan Data Envelopment Analysis Syariah di Indonesia pada tahun 2010-
(DEA) menggunakan tiga variabel input, 2012 mengalami persamaan, artinya tidak
yaitu input simpanan, aset, dan biaya tenaga mengalami perubahan tingkat efisiensi dari
kerja. Selain menggunakan varibel input, tahun 2010 sampai 2012.
perhitungan ini juga menggunakan dua Sementara pada Tabel 3 menunjukan
variabel output yang meliputi pembiayaan terdapat empat BUS masih belum mencapai
dan pendapatan operasional. Pada tabel tingkat efisien. Empat BUS yang inefisen
berikut menunjukan kinerja bank umum pada tahun 2010-2012 meliputi BRI Syariah
syariah yang selalu meningkat. Terbukti sebesar 97,60%, BCA Syariah sebesar 95,10%,
dengan total simpanan yang setiap tahun Panin Syariah sebesar 49,33%, dan Victoria
selalu mengalami peningkatan secara Syariah sebesar 82,29%.Bank Umum
umum. Syariah yang inefisen menunjukan Bank
Efisiensi Kinerja 11 Bank Umum tersebut belum dapat memaksimalkan nilai
Syariah Tahun 2011-2012 input dan output yang dimilikinya. Hal itu
Berdasarkan hasil perhitungan karena nilai input dan output yang dicapai
metode DEA yang berasumsikan Constant pada nilai Actual belum dapat meraih target
Return to Scale (CRS) dengan software sesuai dengan nilai Target yang dibutuhkan.
DEAWIN, dapat dilihat tingkat efisiensi Hasil perhitungan efisiensi teknik pada 11
teknik BUS di Indonesia . bank umum syariah dengan menggunakan
Tabel 2 merupakan data hasil olah Data Envelopment Analysis (DEA) akan
data dengan DEA menggunakan metode CRS menjelaskan kondisi dari perkembangan
yang menunjukanbahwa terdapat 7 BUS yang jumlah variabel input-output dan efisiensi
telah mencapaipadatingkatefisiensiteknik kinerja dari 11 Bank Umum Syariah dari
Tabel 2. Tingkat EfisiensiTeknik BUS di IndonesiametodeConstans Returns to Scale (CRS)
Tahun 2010-2012 (persen)
Tahun
Nama Bank
2010 2011 2012
Bank Muamalat Indonesia (BMI) 100,00 100,00 100,00
Bank Syariah Mandiri (BSM) 100,00 100,00 100,00
Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) 100,00 100,00 100,00
Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah 100,00 100,00 100,00
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah 97,60 97,60 97,60
Bank Bukopin Syariah 100,00 100,00 100,00
BCA Syariah 95,10 95,10 95,10
Bank Panin Syariah 49,33 49,33 49,33
Bank Victoria Syariah 82,29 82,29 82,29
BankJabarBanten Syariah 100,00 100,00 100,00
Bank Maybank Syariah Indonesia 100,00 100,00 100,00
Pencapaian Rata-Rata 93,12 93,12 93,12
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan 11 Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia
2010-2012. (Data diolah)
168 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012

Tabel 3. Nilai Actual, Target, To gain, dan Achieved Input-Output bagi BUS yang Inefisen
pada Tahun 2010-2012
T i n g k a t
Actual Target To Gain Achieved
Nama Bank Efisiensi
(juta rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)
(persen)
BRI Syariah
Simpanan 5.762.952,0 5.245.756,3 9,0 91,0
Aset 6.856.386,0 6.856.386,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 97,60 189.999,0 189.999,0 0,0 100,0
Pembiayaan 3.415.608,0 3.499.670,1 2,5 97,6
Pendapatan Operasional 734.301,0 841.877,9 14,7 87,2
BCA Syariah
Simpanan 556.776,0 556.776,0 0,0 100,0
Aset 874.631,0 874.631,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 95,10 20.076,0 20.076,0 0,0 100,0
Pembiayaan 107.533,0 317.627,0 195,4 33,9
PendapatanOperasional 91.664,0 96.384,7 5,1 95,1
PaninSyariah
Simpanan 309.763,0 309.763,0 0,0 100,0
Aset 458.713,0 458.713,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 49,33 8.390,0 8.390,0 0,0 100,0
Pembiayaan 41.147,0 158.512,9 285,2 26.0
PendapatanOperasional 22.629,0 45.868,0 102,7 49,3
Victoria Syariah
Simpanan 166.581,0 166.581,0 0,0 100,0
Aset 336.676,0 336.676,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 82,29 4.988,0 4.988,0 0,0 100,0
Pembiayaan 26.193,0 96.938,7,0 270,1 27,0
PendapatanOperasional 24.462,0 29.727,8,0 21,5 82,3

tahun 2010 sampai dengan 2012. Syariah sebesar 517.195,5 juta.


Terdapat empat Bank Umum Syariah Penggunaan input simpanan secara
(BUS) yang inefisen pada tahun 2010-2012. inefisien oleh Bank Umum Syariah yaitu BRI
BUS tersebut meliputi BRI, BCA, Bank Panin, Syariah disebabkan jumlah input simpanan
dan Bank Victoria Syariah yang ditunjukan yang masih lebih besar dibandingkan
pada tabel 3. Tabel 3 yang memperlihatkan targetnya. Hal ini menandakan perannya
inefisien yang bersumber pada alokasi input sebagai input simpanan yang tidak maksimal
simpanan terlihat pada BRI Syariah. Tingkat untuk menghasilkan output. Upaya yang
efisiensi BRI Syariah baru mencapai 91,00 dilakukan adalah dengan mengalokasikan
persen, sehingga peningkatan dibutuhkan kelebihan input simpanan ke bagian input
sebesar 9 persen. Penggunaan input aset total khususnya aset yang bersifat
simpanan terjadi pemborosan. Target input produktif. Cara ini dapat dilakukan oleh
dibutuhkan seharusnya hanya berjumlah bank-bank syariah dengan peningkatan
5.245.756,3 juta, namun input alokasinya jumlah penyaluran dana/pembiayaan
sebesar 5.762.952,0 juta. Hal ini menunjukan seperti pembiayaan jual beli, sewa, bagi
adanya kelebihan dana simpanan pada BRI hasil, dan lainnya kepada masyarakat.
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 169

Hal ini berarti dana yang terkumpul juta dan pendapatan operasional sebesar
dari masyarakat seperti simpanan dapat 96.384,7 juta. Maka untuk mencapai target,
disalurkan kembali ke masyarakat melalui diperlukan tambahan output pembiayaan
pembiayaan. sebesar 210.094 juta dan pendapatan
Cara lain dalam mengatasi input operasional sebesar 4.720,7 juta.
simpanan yang inefisien adalah menaikan Bank Panin Syariah juga inefisien
biaya administrasi pada dana simpanan, dikarenakan kurang maksimalnya
sehingga pendapatan operasional bank penggunaan output pembiayaan dan
syariah dapat diperbaiki. Sejalan dengan pendapatan operasional. Tingkat efisiensi
kenaikan biaya administrasi, bank umum ouput pembiayaan hanya mencapai 26,0
syariah juga memerlukan peningkatan persen dan pendapatan operasional
kualitas jasa pelayanan sehingga bank mencapai 49,3 persen. Target efisiensi
syariah tetap dapat bersaing.Adapun output dapat tercapai ketika terjadi peningkatan
pembiayaan dan pendapatan operasional efisiensi output pembiayaan sebesar 285,2
yang dihasilkan BRI Syariah tahun 2010- persen dan pendapatan sebesar 102,7
2012 belum mencapai tingkat efisien. persen. Penggunaan output pembiayaan
Output pembiayaan hanya mencapai 97,6 hanya sebesar 41.147,0 juta dan pendapatan
persen dan output pendapatan operasional operasional sebesar 22.629,0 juta,
mencapai 87,2 persen. Untuk mencapai sementara efisiensi terjadi dengan target
tingkat efisiensi diperlukan kenaikan pembiayaan sebesar 158.512,9 juta dan
pembiayaan 2,5 persen dan pendapatan pendapatan operasional sebesar 45.868,0
operasional sebesar 14,7 persen. Jumlah juta. Maka untuk mencapai target,
output pembiayaan yang dihasilkan hanya diperlukan tambahan output pembiayaan
mencapai 3.415.608,0 juta dan pendapatan sebesar 117.365,9 juta dan pendapatan
operasional mencapai 734.301,0 juta, operasional sebesar 4.721 juta. Demikian
sementara target output pembiayaannya juga inefsiensi terjadi pada Bank Victoria
mencapai 3.499.670,1 juta dan pendapatan Syariahdikarenakan kurang maksimalnya
operasional mencapai 841.877,9 juta. dalam penggunaan output pembiayaan
Maka untuk mencapai target, diperlukan dan pendapatan operasional. Penggunaan
tambahan output pembiayaan sebesar output pembiayaan hanya sebesar 27,0
84.062,1 juta dan pendapatan operasional persen dan pendapatan hanya sebesar 82,3
sebesar 107.576,9 juta. persen).
Pada kasus BRI Syariah, kekurangan Target efisiensi akan tercapai apabila
pada output pembiayaan dan pendapatan terjadi peningkatan output pembiayaan
operasional bisa ditutup melalui sebesar 270,1 persen dan pendapatan
pembengkakan dana yang terjadi pada operasional sebesar 21,5 persen. Efisiensi
input simpanan sebesar 517.195,5 juta. terjadi ketika pembiayaan mencapai target
Sementara Inefisienpada BCA Syariah 96.938,7 juta dan pendapatan operasional
disebabkan penggunaan output pembiayaan 29.727,8 juta. Sementara pembiayaan yang
dan pendapatan operasional yang digunakan hanya sebesar 26.193,0 juta dan
kurang maksimal. Tingkat efisien output pendapatan operasional hanya sebesar
pembiayaan hanya mencapai 33,9 persen 24.462,0 juta. Maka untuk mencapai target,
dan pendapatan operasional mencapai 95,1 diperlukan tambahan output pembiayaan
persen. Target efisiensi dapat diupayakan sebesar 70.745,7 juta dan pendapatan
dengan peningkatan tingkat efisiensi operasional sebesar 5.265,8 juta.Inefisien
output pembiayaan sebesar 195,4 persen dan pada output pembiayaan dan pendapatan
pendapatan operasional sebesar 5,1 pesen. operasional terjadi pada keempat bank
Penggunaan output pembiayaan sejumlah umum syariah yang inefisen, hal tersebut
107.533,0 juta dan pendapatan operasional diakibatkan oleh dua hal. Pertama karena
sejumlah 91.664,0 juta, sementara target jumlah pembiayaan masih lebih kecil
efisien pembiayaannya sebesar 317.627 dibandingkan target yang ditentukan
170 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012

pada bank umum syariah yang inefisen. masyarakat dengan dukungan kebijakan
Hal ini disebabkan adanya prinsip kehati- pemerintah.
hatian yang diberlakukan oleh bank umum
syariah tersebut, namun kelebihan proporsi SIMPULAN
penerapan prinsipnya akan menghambat
target jumlah pembiayaan yang seharusnya Dari kinerja 11 bank Umum Syariah
dilakukan. (BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012
Solusi dari permasalahan ini adalah terdapat 4 BUS yanginefisien yakni Bank
penerapan prinsip kehati-hatian yang ada Umum Syariah yang inefisien adalah BRI
tidak menjadikan jumlah pembiayaan Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah,
terhambat, namun perlunya pengawasan dan Bank Victoria Syariah. Sementara
yang lebih ketat dengan mencegah terjadinya 7 Bank Umum Syariah lainnya telah
moral hazard, sehingga output pembiayaan mencapai tingkat efisiensi.Dapat dikatakan
dapat lebih optimal. Di sisi lain, variasi mayoritas Bank Umum Syariah di Indonesia
bentuk produk pembiayaan yang diinginkan mengalami efisiensi dari tahun 2010-2012.
masyarakat perlu ditambah dengan tidak Bank Umum Syariahyang belum inefisien
melanggar prinsip-prinsip syariah yang diakibatkan dari variabel input, yaitu input
ada.Kedua, jumlah pendapatan operasional simpanan yang terjadi pada BRI Syariah.
masih jauh dari potensinya. Perbaikan ini Hal ini karena jumlah simpananyang
dapat dilakukan dengan beberapa cara : lebih besar daripada targetnya, yaitu nilai
Peningkatan jumlah pembiayaan seperti target sebesar 5.245.756,3 juta dari nilai
inovasi produk dan biaya pelayanan jasa actual sebesar 5.762.952 juta, dengan dana
yang terkait dengan input simpanan. lebih sebesar 517.195,5 juta.Pada variabel
Perbesar porsi jumlah aset produktif dari output pembiayaan dan pendapatan
total aset yang dimiliki untuk penambahan operasional juga menjadi penyebab dari 4
jumlah pembiayaan, optimalisasi peran BUS mengalami inefisien. Hal ini karena
pembiayaan dengan mengurangi Non jumlah dari output pembiayaan dan
Performing Financing (NPF) akibat pendapatan operasional yang masih jauh
pertumbuhan Gross Domestic Product dari target.Jumlah output pembiayaan yang
(GDP) ataupun inflasi dan aktiva tetap dihasilkan hanya mencapai 3.415.608,0 juta
seperti perbaikan kuantitas dan kualitas dan pendapatan operasional mencapai
pelayanan jasa, penambahan pendapatan 734.301,0 juta, sementara target output
operasional yang terdiri dari pendapatan pembiayaannya mencapai 3.499.670,1 juta
penyaluran dana dan operasional lainnya. dan pendapatan operasional mencapai
Perbaikan kualitas SDM untuk 841.877,9 juta. Maka kurangnya dana
peningkatan pendapatan operasional, pada output pembiayaan sebesar 84.062,1
karena ini berkaitan dengan produktivitas juta dan pendapatan operasional sebesar
tenaga kerja dalam mengelola input yang ada 107.576,9 juta.
untuk menghasilkan ouput yang maksimal. Pada BCA Syariah penggunaan
Permasalahan tentang pangsa pasar yang output pembiayaan sejumlah 107.533,0
masih kecil terbukti dengan kecilnya jumlah juta dan pendapatan operasional sejumlah
simpanan. Kondisi ini dapat diperbaiki 91.664,0 juta, sementara target efisien
dengan peningkatan optimalisasi input pembiayaannya sebesar 317.627 juta dan
yang digunakan dan output yang dihasilkan pendapatan operasional sebesar 96.384,7
bagi bank umum syariah yang inefisien. juta. Maka kekurangan dana pada output
Kinerja yang relatif semakin baik akan pembiayaan sebesar 210.094 juta dan
mempengaruhi kepercayaan masyarakat, pendapatan operasional sebesar 4.720,7
oleh karena itu jumlah simpanan akan juta.Pada bank Panin Syariah penggunaan
bertambah semakin meningkat. Di sisi output pembiayaan hanya sebesar 41.147,0
lain, Bank Umum Syariah (BUS) yang telah juta dan pendapatan operasional sebesar
efisien dapat diperluas jangkauannya ke 22.629,0 juta, sementara efisiensi terjadi
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 171

dengan target pembiayaan sebesar 158.512,9 Pertama, peningkatan jumlah pembiayaan


juta dan pendapatan operasional sebesar (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa
45.868,0 juta. Maka kekurangan dana pada yang terkait dengan input simpanan. Kedua,
output pembiayaan sebesar 117.365,9 juta perbesar porsi jumlah aset produktif dari
dan pendapatan operasional sebesar 4.721 total aset yang dimiliki untuk penambahan
juta.Pada bank Victoria Syariah output jumlah pembiayaan, optimalisasi peran
pembiayaan yang digunakan sebesar pembiayaan (pengurangan NPF akibat
26.193,0 juta dan pendapatan operasional pertumbuhan DDP ataupun inflasi) dan
hanya sebesar 24.462,0 juta.Sementara aktiva tetap (perbaikan kuantitas dan
target output pembiayaan sebesar 96.938,7 kualitas pelayanan jasa), berdampak positif
juta dan pendapatan operasional sebesar yaitu penambahan pendapatan operasional
29.727,8 juta.Maka kekurangan output yang terdiri dari pendapatan penyaluran
pembiayaan sebesar 70.745,7 juta dan dana dan operasional lainnya. Ketiga,
pendapatan operasional sebesar 5.265,8 perbaikan kualitas SDM untuk peningkatan
juta. pendapatan operasional, karena ini
Saran dari penelitian ini adalah berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja
Bank Umum Syariah yang inefisien dapat dalam mengelola input yang ada (tertentu)
melakukan perbaikan kebijakan mikro untuk menghasilkan ouput yang maksimal.
untuk pencapaian efisiensi tekniknya.
Kebijakan mikro yang dapat diupayakan DAFTAR PUSTAKA
adalah kebijakan yang berkaitan dengan
input simpanan yang inefisien,dengan Ali, Liaqat. Et al. (2013). Comparison Islamic and Con-
ventional Banking on the Basis Riba and Ser-
mengalokasikan kelebihan input simpanan vices.IRMBR Journal Vol 2. Issue 3
ke bagian input aset total khususnya aset Antonio, Muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syariah dari
yang bersifat produktif. Cara ini dapat Teoti ke Praktik. Jakarta : Gema Insani.
dilakukan oleh bank umum syariah Bank Indonesia (2001), Cetak Biru Pengemban-
gan Perbankan Syariah Indonesia. Website:
dengan peningkatan jumlah penyaluran
http//:www.bi.go.id
dana/pembiayaan (seperti pembiayaan _____________ (2005), Laporan Pengembangan
jual beli, sewa, bagi hasil, dan lainnya) Perkembangan Perbankan Syariah Tahun
kepada masyarakat. Adapun cara lainnya 2005. Website: http//:www.bi.go.id
adalah kenaikan biaya administrasi pada Banker, R.D., A. Charnes., and W.W. Cooper.
(1984). Some Models For Estimating
dana simpanan, sehingga pendapatan Technical And Scale Inefficiencies In Data
operasional Bank Umum Syariah dapat Envelopment Analysis. Management Science
diperbaiki. Seiring dengan kenaikan biaya 30: 1078–1092
administrasi, Bank Umum Syariah juga Charnes, A., Cooper, W.W., Rhodes, E. (1978). Mea-
suring The Efficiency Of Decision Making
memerlukan peningkatan kualitas jasa
Units. European Journal Of Operational Re-
pelayanan sehingga bank Umum Syariah search 2, 429–444.
tetap dapat bersaing. Coelli, T.J. (1996). A Guide to DEAP Version 2.1.1996. A
Kebijakan yang berkaitan dengan Data Envelopment Analysis (Computer) Pro-
output pembiayaan yang inefisienadalah gram, No 8/96. Cebtre for Efficiency and Pro-
ductivity Analysis Department of Econometric
penerapan prinsip kehati-hatian yang ada university of New England armidale, NSW,
tidak menjadikan jumlah pembiayaan 2351. Australia.
terhambat, namun perlunya pengawasan Ghafur, Muhammad. (2007). Potret Perbankan Sya-
yang lebih ketat sehingga output pembiayaan riah Indonesia Terkini. Yogyakarta : Biruni
Press.
dapat lebih optimal. Di sisi lain, variasi
Hamim, S. A Mokhtar. et al. (2008). Efficiency and
bentuk produk pembiayaan yang diinginkan Competition of Islamic Banking in Malaysia.
masyarakat perlu ditambah dengan tidak Journal Humanomics. Vol. 24. No. 1. Hal. 28-
melanggar prinsip-prinsip syariah yang 48. Emerald: Group Publishing Limited.
ada. Pendapatan operasional juga menjadi Hasan. (2012). Analisis Industri Perbankan Syariah di
Indonesia. Jurnal Dinamika Ekonomi Pem-
sumber BUS inefisien, sehingga upaya bangunan. Vol 1. No. 1
yang dapat dilakukan beberapa langkah. Hidayat, Rahmat. (2014). Efisiensi Perbankan Syariah
172 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012

Teori dan Praktek. Bekasi : Gramata Publish- ta: Bank Indonesia.


ing. Rozzani, Nabilah. et al. (2013). Determinants of Bank
Hijrianto, Didik. (2010). Pelaksanaan Akad Pembi- Efficiency: Conventional Versus Islamic. In-
ayaan IMBT pada Bank Muamalat Indonesia. ternational Bussiness and Management Vol 8.
Tesis. S2 Pasca Sarjana Universitas Diponegoro No. 14
Semarang. Saeed, Sufian. et al. (2013). Examining Efficiency of
Huri, M. D. dan Indah Susilowati. (2004). Penguku- Islamic and Conventional Bankin Pakistan.
ran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Global Journal of Management and Bussiness
Metode Data Envilopment Analysis (DEA) Research Finance. Vol 13 issue 10.
(Studi Kasus : Bank-Bank yang Terdaftar di Shafitranata. (2011). Tingkat Efisiensi Bank Umum
Bursa Efek Jakarta Tahun 2002). Jurnal Din- Syariah (BUS) Menggunakan Data Envelop-
amika Pembangunan Vol. 1, no. 2, Desember ment Analysis (DEA).UIN Syarih Hidayatullah
2004 Jakarta.
Lestari, E. P. (2003). Efisiensi Teknik Perbankan Indo- Suseno, Priyonggo. (2008). Analisis Efisiensi dan Ska-
nesia. Jurnal Empirika. Vol. 16. No. 2. la Ekonomi pada Indsutri Perbankan Syariah
Lie, C.L., and Lih A.T. (2005). Application of DEA and di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam. Vol. 2. No.
SFA on the Measurement of Operating Effi- 1. Yogyakarta: Pusat pengkajian dan Pengem-
ciencies for 27 International Container Ports. bangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Eko-
Paper dalam Proceedings of the Eastern Asia nomi UII.
Society for Transporation Studies, Vol. 5, Hal.
592-607. Taiwan. Sutawijaya, A., dan Etty Puji Lestari. (2009). Efisien-
Maflachatun. (2010). Analisis Efisiensi Teknik Per- si Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis
bankan Syariah Di Indonesia Dengan Metode Ekonomi : Sebuah Studi Empiris Penerapan
Data Envelopment Analysis (DEA). Studi Pada Model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan.
11 Bank Syariah Tahun 2005-2008. Universitas Vol. 10. No. 1.
Diponegoro Semarang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Muharam, H., Dan Pusvitasari R. (2007). Analisis Per- 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Jakarta
bandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Ta-
dengan Metode Data Envelopment Analysis hun1998 tentang Perbankan. Jakarta
(Periode Tahun 2005). Jurnal Ekonomi dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
Bisnis Islam, Vol II, No. 3, Yogyakarta 2008 tentang Perbankan Syariah. Jakarta
Muliaman, D.H. et al. (2003). Analisis Efisiensi Indus- Usanti, Prasastinah Trisadini. (2008). Joint Venture
tri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Profit Sharing (Musyarakah) dalam Perbankan
Non-Parametrik Data Envelopment Analysis Berdasarkan Prinsip Syariah. Artikel Ilmiah.
(DEA). Bank Indonesia Research Paper. Jakar-

You might also like