Professional Documents
Culture Documents
Jejak: Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia TAHUN 2010-2012
Jejak: Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia TAHUN 2010-2012
3596
JEJAK
Journal of Economics and Policy
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jejak
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/jejak.v7i1.3596
Abstract
This is a study of Islamic bank performance in Indonesia. The objects of research are 11 Islamic Banks in Indonesia
from 2010 until 2012. They are BMI, BSM, Bank Syariah Mega Indonesia, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Bukopin
Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, and Maybank
Indonesia Syariah. The variables used in this study were Deposit (I1), Assets (I2), Labor Costs (I3), Finance (O1),
and Operating Income (O2). The method used in this research was Constant Return to Scale (CRS). The result
of technical efficiency calculation by using DEA is 4 Islamic Banks have not been efficient; they are BRI Syariah,
BCA Syariah, Bank Panin Syariah, and Bank Victoria Syariah. Further, the others Islamic Banks have reached the
efficiency level. Then, it can be concluded that the majority of Islamic Banks in Indonesia have been efficient from
2010 to 2012. After having the study resuts, the Islamic banks should improve the micro policies for achieving the
technical efficiency accomplishment, allocate the savings input excess into the total assets input; especially the
productive assets, have firmer control for preventing moral hazard; and increase the budgeting number or crea-
ting innovative product and the services cost.
Abstrak
Penelitian ini mengenai kinerja bank syariah di Indonesia.Sampel penelitian sebanyak 11 Bank Umum Syariah
yang ada di Indonesia periode tahun 2010- 2012. Bank Umum Syariah tersebut meliputi BMI, BSM, Bank Sya-
riah Mega Indonesia, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah, Bank
Victoria Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Maybank Indonesia Syariah. Variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Simpanan (I1), Aset (I2), Biaya Tenaga Kerja (I3), Pembiayaan (O1), dan Pendapatan
Operasional (O2). Metode yang dogunakan dalam penelitian ini adalah metode Constant Return to Scale
(CRS). Hasil dari perhitungan efisiensi teknik dengan menggunakan DEA dari kinerja 11 bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012 terdapat 4 BUS yang belum efisien. Adapun Bank Umum Syariah yang
belum efisien adalah BRI Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah, dan Bank Victoria Syariah. Sementara 7
Bank Umum Syariah lainnya telah mencapai tingkat efisiensi. Dapat dikatakan mayoritas Bank Umum Syariah
di Indonesia mengalami efisiensi dari tahun 2010-2012. Saran yang diberikan yaitu perbaikan kebijakan mikro
untuk pencapaian efisiensi, mengalokasikan kelebihan input simpanan ke bagian input aset total khususnya
aset yang bersifat produktif, mempunyai pengawasan yang lebih ketat (pencegah terjadinya moral hazard),
meningkatkan jumlah pembiayaan (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa.
How to Cite: Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya. (2014). KINERJA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
TAHUN 2010-2012, JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2): 100-202 doi: 10.15294jejak.v7i1.3596
Corresponding author : ISSN 1979-715X
Address: Kampus Unnes, Kel. Sekaran, Kec. Gunung Pati, Semarang 50229
E-mail: iinkarsinah@gmail.com
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 159
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Aset Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
Nama Bank
2010 % 2011 % 2012
Bank Syariah
Mega Indonesia 4.637.730 20% 5.565.724 46,7 % 8.164.921
(BSMI)
Bank Bukopin
2.193.952 24,4 % 2.730.027 32,4 % 3.616.108
Syariah
Bank Victoria
336.676 90,6 % 642.026 46,3 % 939.472
Syariah
Bank Jabar
1.930.469 47,6 % 2.849.451 50 % 4.275.097
Banten Syariah
Bank Maybank
1.410.475 20 % 1.692.959 21,8 % 2.062.552
Syariah Indonesia
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah Tahun 2010-2012, Direktori Perbankan Indonesia
2010-2012
namun perbedaannya terletak pada objek dan waktu penyebaran (Antonio, 2001 ).
transaksinya. Pada akhir sewa, bank syariah Kedua pembiayaan Bai Al-Istishna
dapat saja menjual barang yang disewakan merupakan kontrak penjualan antara
kepada nasabah (Antonio, 2001). pembeli dan pembuat barang. Dalam
Faktor-faktor untuk diberikannya kontrak ini, pembuat barang menerima
pembiayaan ijarahmuntahiya bitthamlik pesanan pembeli. Pembuat barang lalu
meliputi aspek yuridis, keuangan, manaje- berusaha melalui orang lain untuk membeli
men, teknis dan produksi, pemasaran, ja- atau membuat barang menurut spesifikasi
minan, sosial ekonomi, dan AMDAL. Akad yang telah disepakati dan menjualnya
ijarah muntahiya bitthamlik adalah akta kepada pembeli akhir. Jual-beli seperti
dibawah tangan, yang berbenuk baku atau akad salam, namun pembayarannya
standar artinya telah ditentukan oleh satu dilakukan oleh bank dalam beberapa
pihak atau oleh salah satu pihak yaitu dalam kali pembayaran istinha diterapkan pada
hal ini pihak Bank Muamalat, kemudian pembiayaan manufaktur dan konstruksi
akta dibawah tangan tersebut dilegalisasi (Antonio, 2001 ). Pembiayaa ketiga yaitu
oleh Notaris sebagai alat bukti (Hijrianto, dengan prinsip bagi hasil, dimana untuk
2010 ). Pembiayaan yang kedua yaitu den- prinsip ini ada tiga jenis pembiayaan yaitu
gan prinsip menggunakan Jual beli. Ada tiga pertama Musyarakah merupakan kerjasama
model dalam prinsip pembiayaan jual beli, dalam suatu usaha oleh dua pihak atau lebih
yang pertama yaitu pembiayaan Al-Muraba- untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
hah adalah jual-beli barang pada harga asal masing pihak memberikan kontribusi
dengan tambahan keuntungan yang disepa- dana (amal) dengan kesepakatan bahwa
kati. Dalam pembiayaan ini, penjual harus keuntungan dan risiko akan ditanggung
memberi tahu harga produk yang ia beli bersama sesuai kesepakatan. Musyarakah
dan menentukan suatu tingkat keuntungan biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan
sebagai tamabahan (Antonio, 2001 ). Kedua proyek dimana nasabah dan bank sama-
yaitu prinsip pembiayaan As-Salam yaitu sama menyediakan dana untuk membiayai
prinsip pembiayaan dengan cara jual beli proyek tersebut (Antonio, 2001 ).Realita
dimana pembayaran dilakukan dengan cara bisnis saat ini menempatkan musyarakah
tunai, sedangkan barang diserahkan secara sebagai salah satu produk perekonomian
tangguh Bank sebagai pembeli dan nasabah modern, baik di bidang perbankan,
sebagai penjual. Transaksi ini ada kepasti- pasar uang atau aspek lainnya (Rozzani,
an terkait dengan kuantitas, kualitas, harga 2013). Saat ini musyarakah merupakan
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 161
jenis input ke satu jenis output tertentu, SyariahMega Indonesia (BSMI); Bank Ne-
sedangkan analisis regresi berganda gara Indonesia (BNI) Syariah); Bank Raky-
menggabungkan banyak output menjadi at Indonesia (BRI) Syariah; Bank Bukopin
satu. DEA dirancang untuk mengukur Syariah; Bank Central Asia (BCA) Syariah;
efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Bank Panin Syariah; Bank Victoria Syariah;
Ekonomi (UKE) yang menggunakan input Bank Jabar Banten Syariah; Maybank In-
dan output yang lebih dari satu, di mana donesia Syariah. Jenis data yang digunakan
penggabungan tersebut tidak mungkin dalam penelitian ini adalah data sekunder
dilakukan (Sutawijaya dan Etty, 2009 ). yang berupa studi pustaka laporan keuan-
Menurut Purwantoro 2003 dalam gan bank syariah yang dipublikasikan oleh
Huri dan Indah 2004 : 101Keunggulan DEA, Bank Indonesia dan literatur-literatur yang
pertama dapat menangani banyak input dan berkenaan dengan efisiensi perbankan.
output; kedua tidak perlu asumsi hubungan Variabel input yang digunakan
fungsional antara variabel input dan output; dalam penelitian ini adalah simpanan,
ketiga UKE dibandingakan secara langsung aset, dan biaya tenaga kerja/personalia,
dengan sesamanya; keempat input dan supaya diperoleh kesamaan pemahaman
output dapat memilik satuan pengukuran terhadap konsep-konsep dalam penelitian
yang berbeda. Adapun kelemahan dari ini diperlukan penjelasan sebagai berikut:
DEA yang pertama adalah Bersifat sample Simpanan (I1)yaitu jumlah dana masyarakat
specific (DEA berasumsi bahwa setiap baik individu maupun berbadan hukum
input atau output identik dengan unit lain yang berhasil dihimpun oleh bank syariah
dalam tipe yang sama); kedua merupakan baik yang tergolong BUS melalui produk
extreme point technique; ketigakesalahan penghimpunan dana dalam satuan jutaan
pengukuran dapat berakibat fatal; keempat rupiah. Penggunaan input simpanan
hanya untuk mengukur produktivitas relatif karena fungsi bank yang dalam hal ini
dari UKE bukan produktivitas absolute; sebagai penghimpun dana masyarakat.
kelima uji hipotesis secara statistik atas Jumlah simpanan yang dihimpun dari dana
hasil DEA sulit dilakukan. Dari uraian latar masyarakat ini terbagai menjadi beberapa
belakang diatas maka rumusan masalah jenis, yaitu:Giro Syariah, dalam aplikasi
dari penelitian ini. perbankan dikenal adanya giro yang
Rumusan masalah dalam penelitian dijalankan dengan prinsip mudharabah dan
ini adalah untuk menganalisis bagaimana wadi’ah.
tingkat efisiensi kinerja bank umum syariah Deposito Syariah, pada produk
di Indonesia dari Tahun 2010 sampai Tahun ini terdapat dua prinsip utama, yaitu
2012. Sedangkan tujuan dari penelitian ini mudharabah mutlaqah dan mudharabah
adalah mengetahui efisiensi kinerja bank muqayyadah.Tabungan Syariah, dalam
umum syariah di Indonesia dari Tahun 2010 aplikasi perbankan dikenal dengan produk
sampai Tahun 2012. Sedangkan tujuan dari tabungan yang berdasarkan prinsip wadi’ah
penelitian ini adalah mengetahui efisiensi dan mudharabah mutlaqah. Aset (I2)
kinerja bank umum syariah di Indonesia adalah jumlah aset total yang dimiliki bank
dari Tahun 2010 sampai Tahun 2012. syariah baik yang tergolong BUS diukur
dalam jutaan rupiah. Penggunaan input
METODE PENELITIAN aset karena perbankan merupakan lembaga
keuangan yang kekayaan utamanya
Penelitian ini mengambil objek pen- berbentuk aset keuangan.Biaya tenaga
elitian seluruh Bank Umum Syariah di In- kerja (I3) atau biaya personalia adalah
donesia yang terdiri dari 11 Bank Umum biaya gaji, biaya pendidikan dan tunjangan
Syariah pada periode 2010 sampai dengan kesejahteraan karyawan bank syariah baik
2012.Adapun Bank Umum Syariah tersebut- yang tergolong BUS diukur dalam jutaan
meliputi ; Bank Syariah Muamalat Indonesia rupiah. Penggunaan input biaya tenaga
(BMI);Bank Syariah Mandiri (BSM);Bank kerja karena pengaruhnya biaya tenaga kerja
164 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012
terhadap efisiensi kinerja tenaga kerja. induknya sudah mencakup terhadap unit
Penelitian ini juga menggunakan usahanya, dan kinerjanya lebih unggul jika
variabel output yang terdiri atas pembiayaan dibandingkan dengan BPRS.Adapun Bank
dan pendapatan operasional. Variabel- Umum Syariah (BUS) yang digunakan dalam
variabel tersebut dijelaskan, sebagai berikut: penelitian ini adalah Bank Umum Syariah
Pertama Pembiayaan (O1) merupakan yang telah berdiri pada atau sebelum tahun
produk penyaluran dana bank syariah baik 2010-2012. Pengumpulan data dilakukan
yang tergolong BUS kepada masyarakat, dengan deskriset dengan cara melihat
baik individu ataupun berbadan hukum laporan keuangan Bank Indonesia atau
dengan menggunakan akad-akad muamalah dengan mengunjungi website-nya.Analisis
dalam satuan jutaan rupiah. Penggunaan Data dilakukan dengan metode pengukuran
input pembiayaan dikarenakan fungsi efisiensi teknik dengan Data Envelopment
perbankan sebagai penyalur dana kepada Analysis (DEA).
masyarakat. Variabel ini dalam aplikasi Maflachatun (2010) menyebutkan
produk bank syariah dikenal dengan produk bahwa beberapa pendekatan biasa
yang menggunakan akad-akad berikut, digunakan untuk mengukur efisiensi bank,
yaitu:Pembiayaan dengan prinsip jual beli namun secara garis besar terdapat dua jenis
(tijaroh);Pembiayaan dengan prinsip sewa pendekatan, yaitu parametrik dan non-
(ijarah);Pembiayaan dengan prinsip bagi parametrik. Pendekatan Stochastic Frontier
hasil (syirkah);Pembiayaan dengan akad Approuch (SFA), Thick Frontier Approuch
pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah, (TFA) dan Distribution Free Approuch
kafalah, dan lainnya). Kedua Pendapatan (DFA) merupakan pendekatan paremetrik,
Operasional(O2) merupakan pendapatan sedangkan pendekatan non-parametrik
hasil dari kegiatan operasional bank syariah yang termasuk adalah Data Envelopment
baik yang tergolong BUS.Penggunaan Approuch (DEA) dan Free Disposable Hull
input pendapatan operasional dikarenakan (FDH). DEA merupakan pendekatan non-
pendapatan operasional merupakan parametrik yang dipilih dalam penelitian
pendapatan seluruh kegiatan operasional ini karena beberapa alasan, meliputi:
perbankan dalam bentuk penyaluran Lie dan Lih (2005) menjelaskan bahwa
kepada masyarakat. Kegiatan operasional pendekatan parametrik adalah pendekatan
bank syariah, meliputi: pendapatan dari yang modelnya menetapkan adanya
penyaluran dana, yaitu: pendapatan dari syarat-syarat tertentu, yaitu : tentang
jual beli (mudharabah, salam, dan istishna), parameter populasi yang merupakan
sewa (ijarah), bagi hasil (mudharabah dan sumber penelitiannya (sehingga akan lebih
musyarakah), dan lainnya.Pendapatan banyak kriteria yang harus dipenuhi), dan
operasional lainnya, yaitu: pendapatan membutuhkan pembentukan fungsi lebih
jasa administrasi, jasa transaksi ATM, khusus (sehingga kemungkinan kesalahan
pembiayaan khusus, jasa komisi, laba (rugi) fungsi lebih besar). Di sisi lain Hamim., et
transaksi valuta asing, fee sistem online- al (2008) menyebutkan bahwa pendekatan
payment point. non-paramterik merupakan pendekatan
Populasi dalam penelitian ini adalah yang modelnya tidak menetapkan syarat-
Bank Umum Syariah yang berdasarkan syarat tertentu, yaitu : parameter populasi
prinsip syariah.Mengingat luasnya cakupan yang menjadi induk sampel penelitiannya,
bank syariah, maka dalam penelitian ini penggunaannya lebih sederhana, dan mudah
hanya meneliti terhadap Bank Umum digunakan karena tidak membutuhkan
Syariah (BUS). Pertimbangannya adalah banyak spesifikasi bentuk fungsi (sehingga
bahwa Bank Umum Syariah merupakan kemungkinan kesalahan pembentukan
induk dari bank-bank yang mencakup pada fungsi lebih kecil).
prinsip syariah seperti Unit Usaha Syariah DEA merupakan sebuah metode
(UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat optimasi program matematika yang
Syariah (BPRS). Jadi penelitian terhadap mengukur efisiensi teknik suatu
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 165
Tabel 3. Nilai Actual, Target, To gain, dan Achieved Input-Output bagi BUS yang Inefisen
pada Tahun 2010-2012
T i n g k a t
Actual Target To Gain Achieved
Nama Bank Efisiensi
(juta rupiah) (juta rupiah) (persen) (persen)
(persen)
BRI Syariah
Simpanan 5.762.952,0 5.245.756,3 9,0 91,0
Aset 6.856.386,0 6.856.386,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 97,60 189.999,0 189.999,0 0,0 100,0
Pembiayaan 3.415.608,0 3.499.670,1 2,5 97,6
Pendapatan Operasional 734.301,0 841.877,9 14,7 87,2
BCA Syariah
Simpanan 556.776,0 556.776,0 0,0 100,0
Aset 874.631,0 874.631,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 95,10 20.076,0 20.076,0 0,0 100,0
Pembiayaan 107.533,0 317.627,0 195,4 33,9
PendapatanOperasional 91.664,0 96.384,7 5,1 95,1
PaninSyariah
Simpanan 309.763,0 309.763,0 0,0 100,0
Aset 458.713,0 458.713,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 49,33 8.390,0 8.390,0 0,0 100,0
Pembiayaan 41.147,0 158.512,9 285,2 26.0
PendapatanOperasional 22.629,0 45.868,0 102,7 49,3
Victoria Syariah
Simpanan 166.581,0 166.581,0 0,0 100,0
Aset 336.676,0 336.676,0 0,0 100,0
BiayaTenagaKerja 82,29 4.988,0 4.988,0 0,0 100,0
Pembiayaan 26.193,0 96.938,7,0 270,1 27,0
PendapatanOperasional 24.462,0 29.727,8,0 21,5 82,3
Hal ini berarti dana yang terkumpul juta dan pendapatan operasional sebesar
dari masyarakat seperti simpanan dapat 96.384,7 juta. Maka untuk mencapai target,
disalurkan kembali ke masyarakat melalui diperlukan tambahan output pembiayaan
pembiayaan. sebesar 210.094 juta dan pendapatan
Cara lain dalam mengatasi input operasional sebesar 4.720,7 juta.
simpanan yang inefisien adalah menaikan Bank Panin Syariah juga inefisien
biaya administrasi pada dana simpanan, dikarenakan kurang maksimalnya
sehingga pendapatan operasional bank penggunaan output pembiayaan dan
syariah dapat diperbaiki. Sejalan dengan pendapatan operasional. Tingkat efisiensi
kenaikan biaya administrasi, bank umum ouput pembiayaan hanya mencapai 26,0
syariah juga memerlukan peningkatan persen dan pendapatan operasional
kualitas jasa pelayanan sehingga bank mencapai 49,3 persen. Target efisiensi
syariah tetap dapat bersaing.Adapun output dapat tercapai ketika terjadi peningkatan
pembiayaan dan pendapatan operasional efisiensi output pembiayaan sebesar 285,2
yang dihasilkan BRI Syariah tahun 2010- persen dan pendapatan sebesar 102,7
2012 belum mencapai tingkat efisien. persen. Penggunaan output pembiayaan
Output pembiayaan hanya mencapai 97,6 hanya sebesar 41.147,0 juta dan pendapatan
persen dan output pendapatan operasional operasional sebesar 22.629,0 juta,
mencapai 87,2 persen. Untuk mencapai sementara efisiensi terjadi dengan target
tingkat efisiensi diperlukan kenaikan pembiayaan sebesar 158.512,9 juta dan
pembiayaan 2,5 persen dan pendapatan pendapatan operasional sebesar 45.868,0
operasional sebesar 14,7 persen. Jumlah juta. Maka untuk mencapai target,
output pembiayaan yang dihasilkan hanya diperlukan tambahan output pembiayaan
mencapai 3.415.608,0 juta dan pendapatan sebesar 117.365,9 juta dan pendapatan
operasional mencapai 734.301,0 juta, operasional sebesar 4.721 juta. Demikian
sementara target output pembiayaannya juga inefsiensi terjadi pada Bank Victoria
mencapai 3.499.670,1 juta dan pendapatan Syariahdikarenakan kurang maksimalnya
operasional mencapai 841.877,9 juta. dalam penggunaan output pembiayaan
Maka untuk mencapai target, diperlukan dan pendapatan operasional. Penggunaan
tambahan output pembiayaan sebesar output pembiayaan hanya sebesar 27,0
84.062,1 juta dan pendapatan operasional persen dan pendapatan hanya sebesar 82,3
sebesar 107.576,9 juta. persen).
Pada kasus BRI Syariah, kekurangan Target efisiensi akan tercapai apabila
pada output pembiayaan dan pendapatan terjadi peningkatan output pembiayaan
operasional bisa ditutup melalui sebesar 270,1 persen dan pendapatan
pembengkakan dana yang terjadi pada operasional sebesar 21,5 persen. Efisiensi
input simpanan sebesar 517.195,5 juta. terjadi ketika pembiayaan mencapai target
Sementara Inefisienpada BCA Syariah 96.938,7 juta dan pendapatan operasional
disebabkan penggunaan output pembiayaan 29.727,8 juta. Sementara pembiayaan yang
dan pendapatan operasional yang digunakan hanya sebesar 26.193,0 juta dan
kurang maksimal. Tingkat efisien output pendapatan operasional hanya sebesar
pembiayaan hanya mencapai 33,9 persen 24.462,0 juta. Maka untuk mencapai target,
dan pendapatan operasional mencapai 95,1 diperlukan tambahan output pembiayaan
persen. Target efisiensi dapat diupayakan sebesar 70.745,7 juta dan pendapatan
dengan peningkatan tingkat efisiensi operasional sebesar 5.265,8 juta.Inefisien
output pembiayaan sebesar 195,4 persen dan pada output pembiayaan dan pendapatan
pendapatan operasional sebesar 5,1 pesen. operasional terjadi pada keempat bank
Penggunaan output pembiayaan sejumlah umum syariah yang inefisen, hal tersebut
107.533,0 juta dan pendapatan operasional diakibatkan oleh dua hal. Pertama karena
sejumlah 91.664,0 juta, sementara target jumlah pembiayaan masih lebih kecil
efisien pembiayaannya sebesar 317.627 dibandingkan target yang ditentukan
170 Karsinah, Ardias Rifki Khaerun Cahya, Kinerja Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012
pada bank umum syariah yang inefisen. masyarakat dengan dukungan kebijakan
Hal ini disebabkan adanya prinsip kehati- pemerintah.
hatian yang diberlakukan oleh bank umum
syariah tersebut, namun kelebihan proporsi SIMPULAN
penerapan prinsipnya akan menghambat
target jumlah pembiayaan yang seharusnya Dari kinerja 11 bank Umum Syariah
dilakukan. (BUS) di Indonesia pada tahun 2010-2012
Solusi dari permasalahan ini adalah terdapat 4 BUS yanginefisien yakni Bank
penerapan prinsip kehati-hatian yang ada Umum Syariah yang inefisien adalah BRI
tidak menjadikan jumlah pembiayaan Syariah, BCA Syariah, Bank Panin Syariah,
terhambat, namun perlunya pengawasan dan Bank Victoria Syariah. Sementara
yang lebih ketat dengan mencegah terjadinya 7 Bank Umum Syariah lainnya telah
moral hazard, sehingga output pembiayaan mencapai tingkat efisiensi.Dapat dikatakan
dapat lebih optimal. Di sisi lain, variasi mayoritas Bank Umum Syariah di Indonesia
bentuk produk pembiayaan yang diinginkan mengalami efisiensi dari tahun 2010-2012.
masyarakat perlu ditambah dengan tidak Bank Umum Syariahyang belum inefisien
melanggar prinsip-prinsip syariah yang diakibatkan dari variabel input, yaitu input
ada.Kedua, jumlah pendapatan operasional simpanan yang terjadi pada BRI Syariah.
masih jauh dari potensinya. Perbaikan ini Hal ini karena jumlah simpananyang
dapat dilakukan dengan beberapa cara : lebih besar daripada targetnya, yaitu nilai
Peningkatan jumlah pembiayaan seperti target sebesar 5.245.756,3 juta dari nilai
inovasi produk dan biaya pelayanan jasa actual sebesar 5.762.952 juta, dengan dana
yang terkait dengan input simpanan. lebih sebesar 517.195,5 juta.Pada variabel
Perbesar porsi jumlah aset produktif dari output pembiayaan dan pendapatan
total aset yang dimiliki untuk penambahan operasional juga menjadi penyebab dari 4
jumlah pembiayaan, optimalisasi peran BUS mengalami inefisien. Hal ini karena
pembiayaan dengan mengurangi Non jumlah dari output pembiayaan dan
Performing Financing (NPF) akibat pendapatan operasional yang masih jauh
pertumbuhan Gross Domestic Product dari target.Jumlah output pembiayaan yang
(GDP) ataupun inflasi dan aktiva tetap dihasilkan hanya mencapai 3.415.608,0 juta
seperti perbaikan kuantitas dan kualitas dan pendapatan operasional mencapai
pelayanan jasa, penambahan pendapatan 734.301,0 juta, sementara target output
operasional yang terdiri dari pendapatan pembiayaannya mencapai 3.499.670,1 juta
penyaluran dana dan operasional lainnya. dan pendapatan operasional mencapai
Perbaikan kualitas SDM untuk 841.877,9 juta. Maka kurangnya dana
peningkatan pendapatan operasional, pada output pembiayaan sebesar 84.062,1
karena ini berkaitan dengan produktivitas juta dan pendapatan operasional sebesar
tenaga kerja dalam mengelola input yang ada 107.576,9 juta.
untuk menghasilkan ouput yang maksimal. Pada BCA Syariah penggunaan
Permasalahan tentang pangsa pasar yang output pembiayaan sejumlah 107.533,0
masih kecil terbukti dengan kecilnya jumlah juta dan pendapatan operasional sejumlah
simpanan. Kondisi ini dapat diperbaiki 91.664,0 juta, sementara target efisien
dengan peningkatan optimalisasi input pembiayaannya sebesar 317.627 juta dan
yang digunakan dan output yang dihasilkan pendapatan operasional sebesar 96.384,7
bagi bank umum syariah yang inefisien. juta. Maka kekurangan dana pada output
Kinerja yang relatif semakin baik akan pembiayaan sebesar 210.094 juta dan
mempengaruhi kepercayaan masyarakat, pendapatan operasional sebesar 4.720,7
oleh karena itu jumlah simpanan akan juta.Pada bank Panin Syariah penggunaan
bertambah semakin meningkat. Di sisi output pembiayaan hanya sebesar 41.147,0
lain, Bank Umum Syariah (BUS) yang telah juta dan pendapatan operasional sebesar
efisien dapat diperluas jangkauannya ke 22.629,0 juta, sementara efisiensi terjadi
JEJAK Journal of Economics and Policy 7 (2) (2014): 100-202 171