Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

‫َ‬

‫ُل‬‫انا سُب‬ ‫د َ‬ ‫هَ‬‫الذي َ‬ ‫د هللِ ّ‬ ‫ُْ‬ ‫َم‬‫ْلح‬ ‫ُْ‬


‫د هللِ ا‬ ‫ْلح‬
‫َم‬ ‫ا‬
‫ِيّ‬‫َّب‬
‫ِ الن‬ ‫َة‬‫يع‬‫ِْ‬‫ِشَر‬
‫َا ب‬ ‫َن‬ ‫هم‬‫َْ‬‫َف‬‫َأ‬‫ِ‪ ،‬و‬ ‫السّالَم‬
‫ه َل‬‫دُ‬‫َْ‬‫َح‬‫َل هللا و‬ ‫َِّ‬
‫ه إ‬ ‫ن ََل اَ‬
‫ِلَ‬ ‫َْ‬‫د أ‬ ‫هُ‬‫َشَْ‬‫ِ‪ ،‬أ‬ ‫َريم‬ ‫الك‬
‫هُ‬
‫د‬ ‫َ‬
‫َأشَْ‬ ‫ْرام‪ ،‬و‬ ‫َاإلك‬ ‫ِ و‬ ‫ْلج‬
‫َالل‬ ‫ُو ا‬ ‫ِيك َله‪ ،‬ذ‬ ‫شَر‬
‫َ‬
‫ه و‬ ‫دُ‬‫ُْ‬‫َب‬‫دا ع‬ ‫ًَّ‬
‫َم‬‫مح‬‫َا ُ‬ ‫َّن‬
‫ِي‬ ‫نب‬‫ََ‬‫نا و‬ ‫دَ‬‫َِ‬
‫ن سَي‬
‫ّ‬ ‫َّ‬‫أ‬
‫لى‬‫ََ‬‫ْ ع‬ ‫ِك‬‫َبار‬ ‫ْ و‬ ‫ِم‬‫ّ و سَّ‬
‫ل‬ ‫َل‬
‫ِ‬ ‫َّ ص‬ ‫هم‬ ‫ّ‬
‫اللُ‬ ‫سوله‪،‬‬‫َ ُ‬ ‫ر‬
‫ِ‬
‫ِه‬‫ْحاب‬ ‫َأص‬ ‫ِه و‬ ‫لى ال‬ ‫ََ‬‫َع‬ ‫ٍ و‬ ‫ّد‬‫َم‬‫مح‬‫ِنا ُ‬ ‫ِد‬‫ّ‬‫سَي‬
‫ِين‪،‬‬ ‫ِ الّ‬
‫د‬ ‫ْم‬‫يو‬‫إلى َ‬ ‫ْسانِ َ‬ ‫ِإح‬ ‫َ ب‬ ‫ِعين‬ ‫َّاب‬ ‫َالت‬ ‫و‬
‫َ‬
‫ْ و‬ ‫ُم‬‫ْك‬‫ُي‬‫ْص‬ ‫َان‪ ،‬أو‬ ‫ْو‬‫ِخ‬‫ها اإل‬ ‫اأيَ‬
‫َ ُّ‬ ‫َي‬‫د‪ :‬ف‬ ‫ُْ‬‫بع‬‫ما َ‬ ‫ََّ‬
‫أ‬
‫ن‪،‬‬‫ْْ‬‫ُو‬‫ِح‬‫ْل‬‫تف‬ ‫ْ ُ‬ ‫ُم‬‫لك‬‫ََّ‬
‫ِ َلع‬ ‫ِه‬‫َت‬‫َاع‬‫َط‬‫َى هللاِ و‬ ‫ْو‬‫َق‬‫ِت‬‫ِيْ ب‬ ‫ْس‬ ‫نف‬‫َ‬
‫ُ‬
‫ْذ‬ ‫ُو‬‫َع‬‫ْ‪ :‬أ‬ ‫ِيم‬ ‫َر‬‫ْلك‬ ‫ْانِ ا‬ ‫ُر‬‫ْلق‬‫ِي ا‬ ‫َالىَ ف‬ ‫تع‬ ‫َاَ‬
‫ل هللاُ َ‬ ‫ق‬
‫ِ هللاِ‬‫ِسْم‬‫ْم‪ ،‬ب‬ ‫َانِ الر‬
‫َّجِي‬ ‫ْط‬‫الشي‬‫َ َّ‬ ‫ِن‬
‫ِاهللِ م‬ ‫ب‬
‫َ‬
‫ِين‬ ‫ها َّ‬
‫الذ‬ ‫يَ‬ ‫َ‬
‫يا أُّ‬ ‫ْ‪َ :‬‬ ‫ْم‬‫َّحِي‬‫َانِ الر‬ ‫ْم‬ ‫َّح‬
‫الر‬
‫دا‪،‬‬ ‫ِيً‬ ‫ًَْل سَد‬‫َو‬‫ولوا ق‬ ‫ُ ُ‬‫َق‬‫ُوا هللا و‬ ‫ُوا َّ‬
‫اتق‬ ‫من‬ ‫ََ‬‫آ‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫بك‬‫نوَ‬ ‫ُُ‬‫ْ ذ‬ ‫ُم‬‫ْ َلك‬ ‫ِر‬‫ْف‬‫يغ‬‫ََ‬‫ْ و‬‫ُم‬ ‫َ َ‬
‫الك‬ ‫ْم‬‫َع‬‫ْ أ‬ ‫ُم‬‫ْ َلك‬ ‫ْل‬
‫ِح‬ ‫يص‬‫ُ‬
‫ًا‬‫ْز‬ ‫َو‬‫َ ف‬ ‫َاز‬ ‫د ف‬ ‫َْ‬‫َق‬‫ه ف‬ ‫َسُ َ‬
‫ولُ‬ ‫َر‬‫ِ هللا و‬‫ِع‬ ‫ْ ُ‬
‫يط‬ ‫من‬ ‫ََ‬‫و‬
‫َ‬
‫ين‬‫ِْ‬‫الذ‬ ‫ها َّ‬ ‫يَ‬‫َُّ‬
‫يا ا‬ ‫ًا وقال تعالى َ‬ ‫ِيم‬ ‫َظ‬‫ع‬
‫َّ إ‬
‫َِلَّ‬ ‫تن‬‫ُْ‬‫ُو‬‫تم‬ ‫ََلَ َ‬‫ِ و‬ ‫ِه‬‫َات‬ ‫تق‬‫َّ ُ‬
‫َق‬‫ْا هللاَ ح‬ ‫ُو‬ ‫ْا َّ‬
‫اتق‬ ‫ُو‬
‫من‬ ‫آَ‬
‫َْ‬
‫ن‬ ‫ُو‬‫ِم‬‫مسْل‬‫ْ ُ‬ ‫ُم‬
‫نت‬ ‫َْ‬
‫َأ‬ ‫‪.‬و‬
‫ْ‬
‫ِيم‬ ‫َظ‬‫َ هللاُ الع‬ ‫دق‬ ‫ََ‬‫ص‬
‫‪Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal‬‬
‫‪I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998,‬‬
‫‪hal. 56) menjelaskan tentang lima golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia‬‬
‫‪dalam keadaan su’ul khatimah sebagai berikut:‬‬

‫صالَةِ‪،‬‬ ‫س ْو ُء اْلخَاتِ َم ِة ‪َ ،‬واْل ِعيَاذُ بِا هللِ‪ ،‬ا َ ْل ُمت َ َها ِو ُن بِال َّ‬ ‫قَالُ ْوا‪َ :‬وأ َ ْكث َ ُر َم ْن يُ ْخشَى َعلَ ْي ِه ُ‬
‫ص ُّر ْونَ‬ ‫اق ِل َوا ِل َد ْي ِه‪َ ،‬والَّذِي يُؤْ ِذي اْل ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬و َك َذا ِل َك ال ُم ِ‬ ‫َواْل ُم ْد ِم ُن ِل ِش ْر ِ‬
‫ب الخ َْم ِر‪ ،‬وال َع ُّ‬
‫‪َ .‬علَى اْل َكبَائِ ِر َواْل َم ْو ِبقَاتِ‪ ،‬اَلَّ ِذيْنَ لَ ْم يَت ُ ْوبُ ْوا اِلَى هللاِ ِم ْن َها‬
Artinya: “Para ulama berkata bahwa orang-orang yang paling dikhawatirkan akan beroleh
suúl khatimah (Semoga Allah melindungi kita dari hal itu) adalah orang-orang yang suka
melalaikan shalat; mereka yang suka minum-minuman keras; mereka yang durhaka
kepada kedua orang tua; mereka yang suka menyusahkan (menzaimi) Muslim lainnya;
dan mereka yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan
tidak mau bertobat.”

Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima golongan orang yang dikhawatirkan hidupnya
akan berakhir dengan suúl khatimah sebagai berikut:

Golongan pertama, orang-orang yang suka melalaikan shalat. Shalat merupakan amal
pertama yang akan dihisab oleh Allah subhanuahu wata’ala. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi:

ْ ‫صلُ َح‬
‫ َف َق ْد أ ْفلَ َح‬، ‫ت‬ َ ‫إن‬ْ ‫ َف‬، ُ‫صالَتُه‬
َ ‫ب بِ ِه ال َع ْب ُد يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ِم ْن َع َم ِل ِه‬ َ ‫أ َ َّو َل َما يُ َحا‬
ُ ‫س‬
‫َاب َو َخ ِس َر‬ َ ‫ فَقَ ْد خ‬، ‫ت‬ ْ ‫ َو‬، ‫وأ َ ْن َج َح‬.
َ َ‫إن ف‬
ْ ‫س َد‬
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari
kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan
berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (HR. Tirmidzi).

Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik. Dalam keadaan
seperti apapun, shalat lima waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini
hendaknya juga berlaku untuk orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga kita sendiri
sebab ada perintah dari Allah subhanu wa ta’ala untuk menjaga diri sendiri dan keluarga
dari ancaman siksa api neraka. Shalat menjadi hal utama untuk bisa selamat dari api
neraka. Maka barang siapa ibadah shalatnya sangat buruk, dikhawatirkan hidupnya akan
berkahir dengan su’ul khatimah.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan kedua, mereka yang suka mengonsumsi minuman keras. Minum minuman
keras hukumnya haram. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi yang
diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:

‫َام‬
ٌ ‫َر‬ ‫ْر‬
‫ٍ ح‬ ‫َم‬ ‫ُل‬
‫ُّ خ‬ ‫َك‬ ‫ْر‬
‫ و‬، ٌ ‫َم‬ ‫ِر‬
‫ٍ خ‬ ‫مسْك‬ ‫ُل‬
ُ ُّ ‫ك‬
Artinya: “Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram.”

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan ketiga, mereka yang durhaka kepada kedua orang tua. Durhaka kepada kedua
orang tua hukumnya haram dan termasuk dosa besar setelah syirik. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari
Anas sebagai berikut:
ِ‫َن‬
‫ل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ع‬ ‫َ ر‬
ُ‫َسُو‬ ‫ِل‬‫سُئ‬
ُ‫ُقوق‬‫َع‬ ‫ُ ب‬
‫ و‬،ِ‫ِاهلل‬ ‫ِشْراك‬‫ اإل‬:‫ل‬ َ‫َا‬
‫ِ ق‬ ‫َبائ‬
‫ِر‬ ْ
‫الك‬
ِ‫ّور‬ ُ‫د‬
‫ة الز‬ َ‫َشَها‬ ‫َّف‬
‫ و‬،ِ‫ْس‬ ‫ُ الن‬ ‫َت‬
‫ْل‬ ‫َق‬ ْ‫د‬
‫ و‬،ِ‫ين‬ َ‫ل‬ ْ
ِ‫الوا‬.
Artinya: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau
menjawab, “Menyukutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh
seseorang dan kesaksian palsu.”

Sangat masuk akal perbuatan durhaka kepada kedua orang tua khususnya terhadap ibu
merupakan dosa besar. Hal ini disebabkan karena kelahiran anak manusia ke dunia ini
melalui mereka dengan segala jerih payah, risiko dan tanggung jawab dunia akherat yang
sangat berat. Perintah berbakti kepada orang tua merupakan wasiat dari Allah subhanahu
wata’ala sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Qur’an, surat Luqman, ayat 14, sebagai
berikut:

ُ
‫مه‬ُُّ
‫ه أ‬ ُْ
‫لت‬ََ
‫َم‬‫ِ ح‬‫يه‬ْ‫د‬َ‫ل‬ِ‫َا‬
‫ِو‬‫ن ب‬ ِْ
َ‫نسَا‬ ْ
‫اإل‬ ‫َا‬‫ْن‬ ‫َووَص‬
‫َّي‬
َ َ‫َا‬ َُ ‫َف‬ َْ ََ
‫ًا ع‬ َْ
ِ‫ْنِ أن‬ ‫مي‬ ‫ِي ع‬ ‫ه ف‬ ُ‫ال‬ ‫ِص‬ ‫هنٍ و‬ ‫ٰ و‬ ‫لى‬ ‫هن‬ ‫و‬
ُ
‫ِير‬ ‫َص‬ ْ َّ‫َِلي‬
‫الم‬ ‫يكَ إ‬
ْ‫د‬َ‫ل‬ِ‫َا‬‫لو‬َِ
‫ِي و‬‫ْ ل‬‫ُر‬
‫اشْك‬
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya,
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan
menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali.”

Oleh karena itu jika seseorang selalu durhaka kepada kedua orang tua dan tidak mau
menerima nasehat dari siapapun untuk berbakti kepada duanya, maka anak atau orang
seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan keempat, mereka yang suka menyusahkan (menzalimi) Muslim lainnya.


Menzalimi orang lain memang bukan persoalan sepele. Allah subhanahu wata’ala sangat
memperhitungkan perbuatan zalim yang dilakukan seseorang terhadap seseorang
lainnya, apalagi sesama Muslim. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits
marfu’ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh sebagai berikut:

ِ ‫ضا َحتَّى يُ َد ِب ُر ِل َب ْع‬


‫ض ِه ْم ِم ْن‬ ِ ‫ظ ْل ُم ْال ِع َبا ِد بَ ْع‬
ً ‫ض ِه ْم َب ْع‬ ُ َ‫الظ ْل ُم الَّذِي ال َيتْ ُر ُكهُ هللا ف‬
ُّ ‫َوأ َ َّما‬
‫بَ ْعض‬
Artinya: “Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman
manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”

Di antara perbuatan-perbuatan zalim manusia kepada manusia lainnya adalah


sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah tentang berbagai kezaliman yang dapat mengakibatkan kebangkrutan di
akherat, yakni:mencaci maki orang lain, menuduh atau memfitnah orang lain, memakan
harta orang lain atau korupsi, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Golongan kelima, mereka yang terus menerus melakukan perbuatan dosa besar,
berbagai kekejian dan tidak mau bertobat. Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam
bahasa Jawa, yang maksudnya adalah perbuatan dosa dengan inisial 5 “M”, yakni:
1. Madon (berzina atau main perempuan), 2. Mendem (mabuk-mabukan),
3. Main (berjudi), 4. Madat (mencandu narkoba), dan 5. Maling (mencuri/korupsi). Kelima
hal ini merupakan perbuatan maksiat yang keharamannya sangat jelas ditunjukkan di
dalam Al-Qur’an.

Dalil tentang haramnya berzina ada di dalam surat Al-Isra’, ayat 32, berbunyi:

َ
‫ و‬،‫ة‬ ًَ‫َاحِش‬ َ‫َا‬
‫ن ف‬ َّ‫ّنى ا‬
‫ِنه ك‬ َُ
‫بوا الز‬ ‫ْر‬
‫تق‬َ َ‫َ َل‬
‫و‬
ً‫ْال‬
‫ِي‬‫ء سَب‬
َ‫سَآ‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji, dan suatu jalan yang buruk”).

Dalil tentang haramnya mabuk, madat dan judi ada di dalam surat Al-Maidah, ayat 90,
berbunyi:

ُ ‫اْلَز‬
‫ََْلم‬ ْ َ ‫َاب‬
‫ُ و‬ َْ‫اْل‬
‫نص‬ ْ َ ‫ُ و‬ ‫ْس‬
‫ِر‬ ‫َي‬ ْ َ
‫الم‬ ‫ُ و‬ ‫ْر‬ ْ ‫َا‬
‫الخَم‬ ‫نم‬َِّ
‫إ‬
ُ‫ُو‬
‫ه‬ ‫ِب‬‫َن‬‫ْت‬ ‫َانِ ف‬
‫َاج‬ ‫ْط‬‫ِ الشَّي‬‫َل‬
‫َم‬‫ْ ع‬
‫ِن‬‫ْسٌ م‬
‫ِج‬‫ر‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu.”

Sedang dalil tentang haramnya mencuri ada dalam surat Al-Baqarah, ayat 188, berbunyi:

‫ِل‬
ِ ‫َاط‬ ْ ‫ْ ب‬
‫ِالب‬ ‫ُم‬‫َك‬
‫ْن‬ ‫ُم‬
َ ْ
‫بي‬ َ َ
‫الك‬ َْ
‫مو‬ ُُ
‫لوا أ‬ ‫ْك‬
‫تأ‬َ ‫َََل‬
‫و‬
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang bathil."

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Kita semua berdoa mudah-mudahan kita senantiasa diberi rahmat dan kekuatan oleh
Allah subhanuahu wata’ala sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-dosa
sebagaimana disebutkan di atas. Siapapun dari kita tentu menginginkan dan selalu
memohon kepada Allah subhanuahu wata’ala dengan tiada henti agar kita semua diberi-
Nya husnul khatimah dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari suúl khatimah. Amin... amin ya
rabbal alamin.

‫ِن‬
،‫ِين‬ ‫ِين اآلم‬ ‫َائ‬
‫ِز‬ ‫َ الف‬‫ِن‬ َّ َ
‫إياكم م‬ ‫لنا هللاُ و‬ََ‫َع‬
‫ج‬
ِ
‫ِه‬‫َاد‬
‫ِب‬‫ِ ع‬‫َة‬
‫مر‬ُْ
‫ِي ز‬
‫ياكم ف‬ ‫َا وإ‬
َِّ ََ
‫لن‬ ْ‫َأ‬
‫دخ‬ ‫و‬
‫ْطانِ‬‫َ الشَّي‬ ‫ِن‬ ‫ُ ب‬
‫ِاهللِ م‬ ‫ُوذ‬‫َ ‪ :‬أع‬ ‫ْن‬‫ِي‬‫ِن‬ ‫ْم‬
‫ُؤ‬‫الم‬
‫يا‬‫ْ‪َ :‬‬ ‫َّحِيم‬
‫ْمانِ الر‬ ‫َّح‬ ‫ِسْم‬
‫ِ هللاِ الر‬ ‫ْ‪ ،‬ب‬ ‫َّجِيم‬‫الر‬
‫ولوا‬‫ُ ُ‬‫َق‬ ‫ُوا َّ‬
‫اَّللَ و‬ ‫ُوا َّ‬
‫اتق‬ ‫من‬‫َ آَ‬ ‫ِين‬ ‫ها َّ‬
‫الذ‬ ‫يَ‬‫َُّ‬
‫أ‬
‫دا‬‫ِيً‬‫ًَْل سَد‬‫َو‬‫ق‬
‫ِ‪،‬‬‫ْم‬ ‫َظ‬
‫ِي‬ ‫ْآنِ الع‬ ‫ُر‬
‫ِي الق‬ ‫َلكم‬
‫ْ ف‬ ‫ِيْ و‬‫َ هللاُ ل‬
‫َك‬‫َر‬‫با‬
‫ْم‬
‫ِ‪.‬‬ ‫ِي‬‫َك‬
‫ِ الح‬ ‫ْر‬ ‫ِك‬‫ِاآلياتِ وذ‬ ‫ْ ب‬‫ُم‬‫ياك‬ ‫َإ‬
‫ِّ‬ ‫ِيْ و‬ ‫َع‬
‫َن‬ ‫نف‬‫ََ‬‫و‬
‫ٌ‬‫ْف‬‫ُو‬
‫َؤ‬‫ٌّ ر‬
‫بر‬‫ِكٌ َ‬ ‫ٌ َ‬
‫مل‬ ‫يم‬ ‫َر‬
‫ِْ‬ ‫ّاٌ‬
‫د ك‬ ‫ََلى ج‬
‫َو‬ ‫تعا‬ ‫ه َ‬ ‫ّ‬
‫إنُ‬
‫ٌ‬
‫ْم‬‫َحِي‬‫ر‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َلىَ‬‫ه ع‬ ‫ُ َلُ‬‫ْر‬‫َالشُّك‬‫ِ و‬‫ِه‬‫ْسَان‬ ‫ِح‬‫َلىَ إ‬ ‫ُْ‬


‫د هللِ ع‬ ‫َم‬ ‫َْلح‬
‫ا‬
‫َِلَّ‬
‫ه إ‬ ‫ن َلَ اَ‬
‫ِلَ‬ ‫َْ‬‫د أ‬ ‫َشَْ‬
‫هُ‬ ‫َأ‬
‫ِ‪ .‬و‬ ‫ِه‬‫َان‬‫ِن‬‫مت‬ ‫َا‬
‫ِْ‬ ‫ِ و‬ ‫ْق‬
‫ِه‬ ‫ِي‬ ‫ْف‬‫تو‬‫َ‬
‫نا‬ ‫دَ‬‫َِ‬
‫أن سَي‬
‫ّ‬ ‫د َّ‬ ‫هُ‬‫َشَْ‬‫َأ‬
‫ه و‬ ‫يكَ َلُ‬‫ِْ‬‫ه َلَ شَر‬
‫دُ‬‫َْ‬
‫َح‬ ‫َهللاُ و‬
‫هللاُ و‬
‫ِى إلىَ‬ ‫َّ‬
‫الداع‬ ‫ُْلُ‬
‫ه‬ ‫َسُو‬‫َر‬
‫ه و‬ ‫ُْ‬
‫دُ‬ ‫َب‬
‫دا ع‬ ‫ًَّ‬ ‫َم‬ ‫ُ‬
‫مح‬
‫َّد‬
‫ٍ‬ ‫َم‬‫مح‬‫ِنا ُ‬‫ِدَ‬‫ّ‬‫لى سَي‬ ‫ََ‬
‫ّ ع‬ ‫َل‬
‫ِ‬ ‫َّ ص‬ ‫ِ‪ .‬اللُ‬
‫هم‬ ‫َان‬
‫ِه‬ ‫ْو‬‫ِض‬
‫ر‬
‫ًا‬ ‫ْر‬‫ِثي‬‫ًا ك‬ ‫ْم‬
‫ِي‬‫تسْل‬‫ْ َ‬‫ِم‬‫َسَّ‬
‫ل‬ ‫ِ و‬ ‫ِه‬‫َاب‬ ‫َص‬
‫ْح‬ ‫َأ‬‫ِ و‬ ‫َِ‬
‫له‬ ‫لى ا‬ ‫ََ‬‫ِع‬
‫و‬

‫َا‬‫ْم‬ ‫ِي‬
‫وهللا ف‬‫َُ‬‫ِتق‬ ‫َّاسُ اَّ‬ ‫ها الن‬ ‫يَ‬‫َُّ‬
‫َ ا‬ ‫َيا‬‫د ف‬‫ُْ‬ ‫ما َ‬
‫بع‬ ‫ََّ‬
‫أ‬
‫ن هللاَ‬ ‫َ‬
‫ْا أَّ‬ ‫ُو‬ ‫لم‬‫َْ‬‫َاع‬ ‫هى و‬ ‫َّا َ‬
‫نَ‬ ‫َم‬‫ْا ع‬ ‫هو‬‫َُ‬ ‫َ ْ‬
‫انت‬ ‫َ و‬ ‫مر‬‫أَ‬‫َ‬
‫َآل‬
‫ِم‬‫َى ب‬ ‫ثـن‬ ‫ََ‬
‫ِ و‬ ‫ِه‬‫ْس‬‫َف‬‫ِن‬‫ِ ب‬ ‫ْه‬
‫ِي‬‫َ ف‬ ‫دأ‬‫بَ‬‫ٍ َ‬‫مر‬‫َْ‬
‫ِأ‬‫ْ ب‬‫ُم‬‫َك‬‫مر‬‫ََ‬‫أ‬
‫َُ‬
‫ه‬ ‫َت‬‫ِك‬ ‫ََ‬
‫مآلئ‬ ‫ن هللاَ و‬ ‫ََلى إ‬
‫َِّ‬ ‫تعا‬‫ل َ‬ ‫َاَ‬ ‫َق‬‫ِ و‬‫ِه‬ ‫ُْ‬
‫دس‬ ‫ِق‬‫ِ ب‬‫ِه‬‫َت‬‫ِك‬‫ئ‬
‫َ‬
‫ين‬ ‫ِْ‬
‫الذ‬‫ها َّ‬ ‫يَ‬‫َُّ‬
‫ِى يآ ا‬ ‫َّب‬
‫َلىَ الن‬ ‫ن ع‬‫َْ‬‫لو‬‫َُّ‬
‫يص‬‫ُ‬
‫ًا‪.‬‬ ‫ْم‬
‫ِي‬‫تسْل‬ ‫ْا َ‬ ‫ُو‬‫ِم‬‫َسَّ‬
‫ل‬ ‫ِ و‬ ‫ْه‬‫لي‬‫ََ‬‫ْا ع‬ ‫َُّ‬
‫لو‬ ‫ْا ص‬ ‫ُو‬‫من‬‫آَ‬
‫ْه‬
‫ِ‬ ‫لي‬‫ََ‬ ‫لى هللاُ ع‬‫ََّ‬ ‫ٍ ص‬ ‫َّد‬
‫َم‬‫مح‬‫ِنا ُ‬‫ِدَ‬‫ّ‬‫لى سَي‬ ‫ََ‬
‫ّ ع‬‫َل‬
‫ِ‬ ‫َّ ص‬
‫هم‬‫اللُ‬
‫ََ‬
‫لى‬ ‫َع‬ ‫ٍ و‬ ‫َّد‬
‫َم‬‫مح‬‫َ ُ‬ ‫ِنا‬ ‫ّ‬
‫ِد‬‫ِ سَي‬ ‫لى آل‬ ‫ََ‬‫َع‬‫ْ و‬‫ِم‬‫َسَّ‬
‫ل‬ ‫و‬
‫ْضَ‬‫َار‬ ‫َ و‬‫ْن‬ ‫َر‬
‫َّب‬
‫ِي‬ ‫ُق‬‫ْلم‬ ‫ِ ا‬ ‫َة‬‫ِك‬ ‫ََ‬
‫مآلئ‬ ‫ِكَ و‬ ‫َر‬
‫ُسُل‬ ‫ِكَ و‬‫ِيآئ‬ ‫نب‬‫َْ‬‫ا‬
‫ْر‬‫بك‬ ‫ِى َ‬ ‫َ‬
‫َ أب‬ ‫ين‬‫ِْ‬‫ِد‬‫َّاش‬‫ء الر‬ ‫َاِ‬ ‫لف‬‫ْلخَُ‬‫َنِ ا‬‫َّ ع‬
‫هم‬ ‫ّ‬
‫اللُ‬
‫ٍ‬
‫ِ‬
‫بة‬ ‫َاَ‬ ‫َّح‬
‫ِ الص‬ ‫َّة‬
‫ِي‬‫بق‬‫ْ َ‬ ‫َن‬‫َع‬‫ِى و‬ ‫َل‬‫َع‬‫َان و‬ ‫ْم‬
‫ُث‬‫َع‬‫َر و‬ ‫ُم‬‫َع‬‫و‬
‫ْ‬
‫هم‬ ‫َ َلُ‬ ‫ْن‬‫ِي‬‫ِع‬‫َّاب‬‫ِي الت‬ ‫ِع‬‫تاب‬ ‫ََ‬‫َ و‬‫ْن‬
‫ِي‬‫ِع‬‫َّاب‬
‫َالت‬ ‫و‬
‫ْ‬
‫هم‬‫َُ‬
‫مع‬‫َّا َ‬
‫َن‬ ‫ْضَ ع‬
‫َار‬ ‫دْ‬
‫ينِ و‬ ‫ِ الّ‬
‫ِ‬ ‫ْم‬‫َو‬ ‫ْسَانٍ اَ‬
‫ِلىي‬ ‫ِح‬‫ِا‬
‫ب‬
‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬ ‫َ الر‬
‫َّاحِم‬ ‫ْح‬
‫َم‬ ‫َ‬ ‫ِكَ َ‬
‫يا أر‬ ‫َت‬ ‫َح‬
‫ْم‬ ‫ِر‬
‫ب‬

‫َاتِ‬ ‫ِن‬ ‫ْم‬


‫ُؤ‬‫ْلم‬ ‫َا‬ ‫َ و‬‫ْن‬‫ِي‬‫ِن‬‫ْم‬ ‫ُؤ‬ ‫ْ لْ‬
‫ِلم‬ ‫ِر‬‫ْف‬
‫َّ اغ‬ ‫َللُ‬
‫هم‬ ‫ا‬
‫ْ‬
‫هم‬‫ُْ‬ ‫ِن‬‫ء م‬ ‫ْيآُ‬ ‫ََلَح‬‫َاتِ ا‬ ‫ِم‬‫ُسْل‬‫ْلم‬ ‫َا‬‫َ و‬‫ْن‬
‫ِي‬‫ِم‬ ‫ْلم‬
‫ُسْل‬ ‫َا‬‫و‬
‫َ‬
‫ْن‬‫ِي‬‫ِم‬‫ُسْل‬ ‫ْلم‬ ‫َا‬
‫َ و‬ ‫ْإل‬
‫ِسْالَم‬ ‫َّ ا‬‫ِز‬‫َع‬ ‫َّ أ‬
‫هم‬‫َاتِ اللُ‬ ‫َْلَْ‬
‫مو‬ ‫َا‬‫و‬
‫َ‬‫دك‬‫َاَ‬ ‫ِب‬‫ْ ع‬ ‫ُر‬ ‫َ ْ‬
‫انص‬ ‫َ و‬ ‫ْن‬‫ِي‬‫ِك‬‫ُشْر‬ ‫ْلم‬‫َا‬‫َ و‬‫ْك‬‫ّر‬
‫ِ‬
‫ِل الش‬ ‫َ‬
‫َأذَّ‬ ‫و‬
‫ذْ‬
‫ل‬ ‫ُْ‬‫َاخ‬ ‫َ و‬ ‫ين‬ ‫َ الّ‬
‫دْ‬
‫ِ‬ ‫َر‬
‫نص‬‫ْ َ‬ ‫من‬‫ْ َ‬ ‫ُر‬ ‫َ ْ‬
‫انص‬ ‫ة و‬‫ِيَ‬
‫ِدَّ‬
‫ّ‬‫َح‬
‫ُو‬‫ْلم‬ ‫ا‬
‫ينِ‬‫دْ‬‫ء الّ‬
‫ِ‬ ‫داَ‬ ‫َْ‬‫َع‬‫ْ أ‬ ‫دّ‬
‫ِر‬
‫م‬ ‫َ َ‬ ‫َ و‬ ‫ْن‬
‫ِي‬‫ِم‬ ‫ْلم‬
‫ُسْل‬ ‫ل ا‬ ‫ذَ‬‫ََ‬
‫ْ خ‬ ‫من‬‫َ‬
‫َّ‬
‫هم‬‫ينِ‪ .‬اللُ‬ ‫دْ‬‫َ الّ‬
‫ِ‬ ‫ْم‬‫يو‬‫َِلى َ‬ ‫ِكَ إ‬‫َات‬‫ِم‬‫َل‬‫ِ ك‬‫ْل‬‫َاع‬ ‫و‬
‫َِ‬
‫ل‬ ‫ََّلَز‬
‫َالز‬ ‫ء و‬ ‫باَ‬ ‫ََ‬‫ْلو‬ ‫َا‬‫ء و‬ ‫ْلب‬
‫َالََ‬ ‫َّا ا‬‫َن‬‫ْ ع‬‫َع‬‫دف‬ ‫اْ‬
‫َ‬
‫هر‬‫ََ‬‫ما ظ‬ ‫َ َ‬ ‫َن‬‫ِح‬‫ْلم‬ ‫َا‬
‫ِ و‬ ‫َة‬‫ْن‬‫ِت‬ ‫ْلف‬‫ء ا‬ ‫َْ‬ ‫َ و‬
‫َسُو‬ ‫َن‬ ‫ْلم‬
‫ِح‬ ‫َا‬‫و‬
‫َّا‬
‫ِي‬ ‫ْس‬‫ِي‬‫دون‬ ‫ِنا اْ‬
‫ِنُ‬ ‫لدَ‬ ‫بَ‬‫ْ َ‬ ‫َ ع‬
‫َن‬ ‫َن‬ ‫ما َ‬
‫بط‬ ‫ََ‬‫ها و‬ ‫َْ‬‫ِن‬‫م‬
‫عآمً‬
‫ة‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ْن‬ ‫ِي‬
‫ِم‬‫ُسْل‬‫ْلم‬ ‫دانِ ا‬ ‫لَ‬ ‫ُْ‬
‫ْلب‬ ‫ِ ا‬‫ِر‬‫َسَائ‬‫ة و‬‫ًَّ‬
‫خآص‬
‫ِى‬‫َ ف‬ ‫ِنا‬ ‫َا آت‬ ‫بن‬ ‫َ‪ .‬ر‬
‫ََّ‬ ‫ْن‬‫ِي‬ ‫َ َ‬
‫الم‬ ‫ْلع‬‫َّ ا‬‫َب‬
‫يا ر‬ ‫َ‬
‫َا‬‫ِن‬ ‫َق‬‫ة و‬ ‫ًَ‬
‫َسَن‬‫ِ ح‬ ‫ْآلخِر‬
‫َة‬ ‫ِى ا‬ ‫َف‬‫ة و‬ ‫ًَ‬
‫َسَن‬
‫َا ح‬ ‫الدْ‬
‫ني‬ ‫ُّ‬
‫َاإْ‬
‫ن‬ ‫َا و‬ ‫ُسَن‬ ‫نف‬‫َْ‬
‫َا ا‬ ‫ْن‬
‫لم‬‫ََ‬‫َا ظ‬ ‫ََّ‬
‫بن‬ ‫ِ‪ .‬ر‬ ‫َّار‬
‫َ الن‬ ‫ذاب‬ ‫ََ‬‫ع‬
‫َ‬
‫ِن‬‫َّ م‬ ‫نن‬‫َْ‬
‫ُو‬‫َك‬‫َا َلن‬ ‫ْن‬‫َم‬‫ْح‬ ‫ََ‬
‫تر‬ ‫َا و‬ ‫ْ َلن‬‫ِر‬‫ْف‬ ‫ْ َ‬
‫تغ‬ ‫َلم‬
‫دل‬
‫ِ‬ ‫َْ‬‫ْلع‬ ‫ِا‬ ‫ُ ب‬ ‫مر‬ ‫ُْ‬
‫يأ‬ ‫َِّ‬
‫ن هللاَ َ‬ ‫دهللاِ ! إ‬‫َاَ‬ ‫ِب‬‫َ‪ .‬ع‬‫ين‬‫ِْ‬‫ِر‬‫ْلخَاس‬ ‫ا‬
‫َنِ‬‫هى ع‬ ‫َْ‬‫ين‬‫ََ‬ ‫ْبىَ و‬ ‫ُر‬ ‫ْلق‬‫ِي ا‬ ‫ء ذ‬ ‫يتآِ‬ ‫َإ‬
‫ِْ‬ ‫ْسَانِ و‬‫ِح‬‫ْإل‬
‫َا‬‫و‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫لك‬‫ََّ‬
‫ْ َلع‬ ‫ُم‬‫ُك‬ ‫ِظ‬
‫يع‬‫ْي َ‬ ‫ْلب‬
‫َغ‬ ‫َا‬‫ِ و‬ ‫َر‬
‫ْك‬‫ُن‬‫ْلم‬‫َا‬‫ء و‬‫ْشآِ‬ ‫َح‬‫ْلف‬ ‫ا‬
‫ُم‬
‫ْ‬ ‫ْك‬‫ُر‬‫ذك‬ ‫يْ‬‫َ َ‬‫ْم‬‫ِي‬ ‫ْلع‬
‫َظ‬ ‫ُوا هللاَ ا‬ ‫ُر‬‫ْك‬
‫َاذ‬‫ن و‬ ‫َْ‬ ‫َّر‬
‫ُو‬ ‫ذك‬‫تَ‬‫َ‬
‫ُ هللاِ‬‫ْر‬‫ِك‬ ‫ََلذ‬
‫ْ و‬ ‫ُم‬ ‫ِْ‬
‫دك‬ ‫يز‬‫ِ َ‬ ‫ِه‬ ‫َم‬
‫ِع‬‫َلىَ ن‬ ‫ه ع‬‫ُْ‬‫ُو‬‫ُر‬
‫َاشْك‬ ‫و‬
‫َر‬
‫ْ‬ ‫ْب‬‫أك‬‫َ‬

You might also like