251-Article Text-684-1-10-20170803

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH TERAPI SENAM KAKI TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH

PADA LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS DI POSYANDU LANSIA DESA


LEDUG KECAMATAN KEMBARAN BANYUMAS

Tri Sumarni1), Danang Tri Yudhono2)


1
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
Email : trisumarni39@yahoo.com
2
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
Email : danang85@yahoo.com

ABSTRAC

The most health problems encountered in the elderly is a chronic disease that sometimes
arise acutely and will suffer until death. Diabetes mellitus is a chronic disease that is often
found in elderly populations. Physical exercise is one of the four pillars of the implementation of
diabetes mellitus because it can decrease glucose levels in the blood. One exercise that
recommended in the elderly population is gymnastics feet.
To know influence of gymnastics feet to degradation of blood glucose rate in elderly with
diabetes mellitus. This research conducted at health center of old age in Village Ledug District
Kembaran.
The type of this research is a quantitative with pre-experiment one group pretest and
posttest design. Sampling using a total sampling technique with check-list form SOP and with
the glucometer brands Bionime GM 100 to measure 24 respondents. Analysis of the data used
the Wilcoxon Signed Ranks Test.
From these results there is a significant relationship between leg exercise therapy to
decrease blood glucose in older adults with diabetes, where there the P value 0.014 <0.05.
Most of the respondents experienced a decrease in blood glucose after doing gymnastics feet
therapy.
Based on the results of research are among the effect of gymnastic feet therapy to
decrease blood glucose in older adult with diabetes mellitus, need for regular activities
in exercise implementation in patients with diabetes mellitus.

Keywords: Gymnastics Feet Therapy, Elderly and Diabetes Mellitus.

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 49


PENDAHULUAN pemakaian glukosa oleh otot yang
Perubahan menjadi tua aktif (Yunier dan Soebardi dalam
merupakan suatu fase kehidupan yang Sudoyo dkk, 2006).
pasti dialami oleh setiap manusia. Salah satu jenis olahraga yang
Semakin panjang usia seseorang, maka dianjurkan terutama pada lanjut usia
semakin banyak pula masalah dengan diabetes mellitus adalah senam
kesehatan yang menyertainya yang kaki (Misnadiarly, 2006). Senam kaki
biasa disebut dengan proses bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi
degeneratif (Erdafitriani, 2009). Secara darah sehingga nutrisi ke jaringan
umum, masalah yang terjadi pada lebih lancar, memperkuat otot-otot
lansia meliputi masalah keseha tan kecil, otot betis, dan otot paha,
fisik, kesehatan jiwa dan masalah menurunkan glukosa darah, serta
sosial ekonomi. Masalah kesehatan mengatasi keterbatasan gerak sendi
yang paling sering ditemui pada lansia yang sering dialami oleh penderita
berupa penyakit kronis yang kadang diabetes mellitus (Sutedjo, 2010).
timbul secara akut dan akan diderita
sampai meninggal. Diabetes mellitus Berdasarkan studi pendahuluan di
(DM) merupakan salah satu Desa Ledug jumlah keseluruhan
penyakit kronis yang sering lansia yang berumur 60 tahun keatas
ditemukan pada populasi lansia adalah 716 orang yang terdiri dari 310
(Tamher dan Noorkasiani, 2009). laki – laki dan 406 perempuan. Data
Penyakit DM tercantum dalam yang penulis dapatkan dari hasil survei
urutan nomor empat dari prioritas di Posyandu lansia Desa Ledug, lansia
penelitian nasional untuk penyakit yang mengalami diabetes mellitus
degenerative setelah penyakit sebanyak 29 orang, dan dari hasil
kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan wawancara dengan petugas kesehatan
geriatric (Tjokroprawiro, 2003). DM Desa Ledug mengatakan bahwa
juga menjadi salah satu penyakit lansia belum pernah dan belum
kronis yang paling sering ditemukan mengetahui tentang terapi senam kaki.
pada abad ke-21 ini (Tandra 2007).
Diabetes mellitus merupakan METODE PENELITIAN
penyakit metabolik dan heterogen Penelitian ini merupakan
dengan karakteristik hiperglikemik penelitian pre eksperimental
(kadar gula darah tinggi) sebagai menggunakan desain one grop pre tes
akibat dari kurangnya sekresi insulin, dan post tes, dengan besar sempel
aktifitas insulin ataupun keduanya sebanyak 29 lansia, tekhnik
(Stephen dan William, 2007). Latihan pengambilan sampel dengan metode
jasmani merupakan salah satu dari total sampling. Populasi dalam
empat pilar utama penatalaksanaan penelitian ini adalah semua pasien
diabetes mellitus (Fitria, 2009). lansia yang menderita diabetes militus.
Latihan jasmani dapat menurunkan Waktu penelitian bulan Mei – juli
kadar glukosa darah karena latihan 2013 sebanyak 29 lansia. Kriteria
jasmani akan meningkatkan inklusi nya adalah pasien lansia

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 50


dengan umur diatas 60 tahun, lansia kadar glukosa darah sewaktu,
dengan pemeriksaan gula darah kemudian peneliti mendemonstrasikan
sewaktu lebih dari 200 ml/dl, lansia tekhnik senam kaki kepada lansia,
yang bersedia menjadi responden. setelah itu peneliti menginstruksikan
Criteria ekslusi adalah, lansia dengan lansia untuk melakukan senam kaki
gangguan cardiovaskuler dan dispnea, selama 3 (tiga) kali dalam 1 (satu)
nyeri dada, lansia yang mengalami minggu dengan rentang waktu 20 –
depresi. Analisis bivariat dilakukan 30 menit setiap melakukan senam
untuk mengetahui pengaruh kaki, kemudian peneliti mengukur
pemberian senam kaki terhadap kembali glukosa darah lansia.
penurunan glukosa darah. Uji
statistic yang digunakan adalah uji HASIL PENELITIAN
Uji Wilcoxon Signed Ranks Test a. Kelompok lansia yang
merupakan uji statistik non mengalami diabetes mellitus di
parametrik. Uji ini digunakan untuk Posyandu Lansia Desa Ledug
gejala yang sama yaitu sebelum dan Kecamatan Kembaran
sesudah dengan skala data lebih
rendah setingkat skala ordinal. N Kelompo Frekwens Persentas
Instrumen peneliti yang digunakan o k lansia i e
untuk mengukur glukosa darah adalah 1 Presinium 6 33,3
lancet, strip yaitu alat yang 2 Senium 18 66,7
mengandung bahan kimia yang bila 3 Total 24 100
ditetesi darah akan bereaksi dan Berdasarkan tabel 4.1
menunjukan berapa kadar glukosa diketahui bahwa pengelompokan
dalam darah dan monitor atau lansia lebih dari setengah
glukosa-meter atau disebut juga termasuk dalam kelompok
glukometer dengan merk Bionime GM senium (>64 tahun), yaitu 16
100. responden (66,7%) dan sisanya
SOP yang digunakan dalam dalam kelompok prasenium
penelitian ini adalah penilaian (≤64 tahun), yaitu 8 responden
terhadap terapi senam kaki dengan (33,3%).
kriteria dilakukan atau tidak dilakukan.
b. Glukosa darah pada responden
Instrumen peneliti yang diabetes mellitus sebelum
digunakan untuk mengukur glukosa diberikan terapi senam kaki di
darah adalah lancet, strip yaitu alat Posyandu Lansia Desa Ledug
yang mengandung bahan kimia yang Kecamatan Kembaran
bila ditetesi darah akan bereaksi dan
menunjukan berapa kadar glukosa Sebelum terapi N Mean
dalam darah dan monitor atau Setelah terapi N Mean
glukosa-meter atau disebut juga
Total 24 281,5
glukometer dengan merk Bionime GM
100. Peneliti melakukan pengukuran Berdasarkan tabel 4.2

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 51


dapat dideskripsikan bahwa 3 kali dalam satu minggu
pengamatan awal glukosa darah secara rutin. Hasil uji statistik
pada lansia dengan diabetes didapatkan nilai p-value 0,014
mellitus tinggi yaitu rata-rata kurang dari alpha (0,05) hal
glukosa darah sewaktu sekitar ini berarti H0 ditolak artinya
281,5 mg/dl terlihat ada pengaruh yang
signifikan antara kadar
c. Glukosa darah pada responden glukosa darah lansia dengan
sesudah diberikan terapi senam diabetes mellitus sebelum dan
kaki di Posyandu Lansia Desa sesudah dilakukan terapi
Ledug Kecamatan Kembaran senam kaki.

Sebelum terapi N Mean PEMBAHASAN


Setelah terapi N Mean a. Kadar Glukosa darah pada
Total 24 230,5 lansia dengan diabetes mellitus
Berdasarkan tabel 4.3 sebelum dilakukan terapi senam
dapat diketahui bahwa dari 24 kaki
responden setelah melakukan Berdasarkan tabel 4.3
terapi senam kaki rata-rata dapat dideskripsikan bahwa
glukosa darahnya adalah pengamatan awal glukosa darah
230,5mg/dl dan setelah pada lansia dengan diabetes
dilakukan perlakuan terjadi mellitus semuanya tinggi yaitu
penurunan kadar glukosa darah lebih dari 200 mg/dl dengan nilai
sewaktu sebesar 51 mg/dl. mean 281,5 mg/dl. WHO
menyebutkan bahwa tiap dekade
d. Analisis Pengaruh Terapi umur, kadar gula darah puasa
Senam Kaki Terhadap akan naik sekitar 1-2 mg/dl dan
Penurunan Kadar Glukosa 5,6-13 mg/dl pada 2 jam setelah
Dalam Darah Di Posyandu makan (Jovita dkk, 2010). Hal ini
Lansia Desa Ledug Kecamatan sesuai dengan pernyataan Indra
Kembaran (2010) yang mengatakan bahwa
kadar gula darah 2 jam setelah
Terapi N Mean P pembebanan glukosa sebanyak 75
Senam kaki Value gr akan naik 15 mg/dl tiap
Sebelum 24 3.50 0.014 penambahan satu dekade umur
Sesudah 24 0.00 apabila seseorang telah melebihi
Berdasarkan tabel 4.4 umur 30 tahun. Kadar
diatas menunjukkan bahwa gula darah yang normal
terdapat penurunan kadar cenderung meningkat secara
glukosa darah pada lansia ringan tetapi progresif setelah
dengan diabetes mellitus usia 50 tahun, terutama pada
antara sebelum dan sesudah orang-orang yang tidak aktif.
dilakukan senam kaki selama Insulin adalah hormone yang

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 52


dilepaskan oleh pankreas, bahwa pada saat latihan (senam)
merupakan zat utama yang kebutuhan energi meningkat
bertanggung jawab dalam sehingga otot menjadi lebih aktif
mempertahankan kadar gula dan peka lalu membuat reseptor
darah yang tepat. Insulin insulin menjadi lebih aktif dan
menyebabkan gula berpindah ke terjadi peningkatan pemakaian
dalam sel sehingga bisa glukosa yang menyebabkan terjadi
menghasilkan energi atau penurunan kadar glukosa darah
disimpan sebagai cadangan sehingga kadar hasil gula darahpun
energi. Hal ini sesuai dengan teori berubah, dan hal ini juga
Tandra (2008) yang mengatakan dilatarbelakangi oleh faktor
faktor pencetus terjadinya kontinuitas atau keteraturan pasien
peningkatan kadar gula darah dalam mengikuti senam sehingga
akibat dari gaya hidup yang salah terjadi penurunan pada kadar
dan kurangnya aktifitas fisik. glukosa darah Menurut
Selain itu sedikit dari responden Misnadiarly (2006) latihan
yang mengetahui dan mempunyai jasmani secara langsung dapat
motivasi untuk melakukan latihan menyebabkan terjadinya
fisik, seperti hasil penelitian yang peningkatan pemakaian glukosa
dilakukan oleh Sheri et. al oleh otot yang aktif, dan lebih
(2010) menyatakan bahwa banyak jala-jala kapiler yang
motivasi yang mendasari terbuka sehingga lebih banyak
responden untuk melakukan tersedia reseptor insulin dan
latihan fisik dipengaruhi oleh reseptor insulin menjadi lebih aktif
faktor internal dan eksternal. yang akan berpengaruh terhadap
Faktor internal meliputi harapan penurunan glukosa darah pada
agar normal nilai gula darahnya, penderita diabetes mellitus
sikap yang ditunjukan dengan sehingga terjadi perubahan pada
niat untuk melakukan olahraga kadar gula darah. Respon
dan faktor eksternal meliputi penderita diabetes mellitus
pengetahuan yang ditunjang dari terhadap latihan tergantung
banyaknya informasi melalui beberapa faktor termasuk adanya
media dan dukungan dari tambahan insulin eksogen. Jika
keluarga. diabetes terkontrol tanpa
b. Kadar glukosa darah pada lansia komplikasi ketosis, latihan akan
dengan diabetes mellitus sesudah menurunkan nilai kadar gula darah
dilakukan terapi senam kaki sehingga kebutuhan terhadap
Setelah dilakukan insulin menurun. Sebaliknya
terapi senam kaki sebagian besar apabila kadar gula darah tidak
responden mengalami penurunan terkontrol atau insulin tidak cukup
glukosa darah dengan nilai mean tersedia sebelum latihan fisik
230,5 mg/dl. Hal ini sesuai dengan dilakukan, transport glukosa ke sel
Yanuar (2011) yang mengatakan otot akan terhambat sehingga

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 53


glukosa tidak tersedia sebagai penderita diabetes mellitus. Hal ini
sumber energi (Gardner et al : sesuai dengan penelitian yang
2001). Pada keadaan ini, asam dilakukan oleh Fathoni (2007)
lemak bebas akan dipergunakan bahwa latihan fisik jangka panjang
oleh tubuh dan benda-benda keton maupun jangka pendek sama-
akan diproduksi tubuh sehingga sama memberikan pengaruh
timbul ketosis yang yang signifikan terhadap kadar
mengakibatkan kenaikan gula darah. Penurunan kadar gula
keasaman dalam tubuh. Pada darah sewaktu yang diberikan
keadaan lanjut tubuh akan bereaksi latihan jangka pendek sebesar
dengan memproduksi lebih banyak 13,80 mg/dl, sedangkan kadar
gula yang dimaksudkan untuk gula darah pada latihan jangka
memenuhi kebutuhan sel otot panjang 15,30 mg/ dl. Penurunan
terhadap glukosa sehingga kadar glukosa darah pada latihan
memperburuk keadaan jangka panjang lebih tinggi 1,5
hiperglikemia (Sigal et al :2004). mg/dl dibandingkan dengan
c. Pengaruh terapi senam kaki penurunan glukosa darah pada
terhadap penurunan glukosa latihan jangka pendek.
darah pada lansia dengan Olahraga atau latihan
diabetes mellitus di Posyandu fisik merupakan bagian yang tidak
lansia Desa Ledug kecamatan dapat dipisahkan dari perawatan
Kembaran penderita diabetes mellitus
Berdasarkan hasil uji statistik disamping mentaati diet (terapi
didapatkan nilai p < 0,05 nutrisi medik), dan pemakaian
yaitu nilai p-value 0,014 hal ini obat-obatan baik bagi penderita
berarti terlihat ada perbedaan diabetes tipe I, tipe II maupun
antara kadar glukosa darah diabetes pada usia lanjut.
pengukuran pertama dengan Manfaat olahraga dirasakan
pengukuran kedua. Dimana karena selain dapat menimbulkan
terdapat 21 responden yang rasa segar juga secara nyata dapat
mengalami penurunan glukosa mengendalikan kadar glukosa
darah sedangkan 2 responden darah penderita, dan menurunkan
mengalami peningkatan glukosa berat badan (Sutanegara, 2007).
darah dan 1 responden tidak Senam kaki sangat
mengalami peningkatan ataupun dianjurkan untuk penderita
penurunan glukosa darah. Dari diabetes yang mengalami
hasil tersebut dapat diperoleh gangguan sirkulasi di kaki serta
informasi bahwa responden yang bermanfaat menurunkan kadar
diberi perlakuan senam kaki akan glukosa darah, tetapi disesuaikan
mengalami penurunan kadar gula dengan kondisi dan kemampuan
darah dalam tubuh. Karena latihan tubuh penderita (Soegondo 2007)
jasmani berperan utama dalam Penelitian yang dilakukan oleh
pengaturan glukosa darah pada Andrianto (2006) mengatakan

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 54


ada perbedaan yang signifikan dengan diabetes mellitus.
rata-rata kadar gula darah antara Dengan pelatihan diharapkan
kelompok yang diberikan kader Posyandu lebih terampil
perlakuan latihan fisik dan yang dan bersemangat dalam
tidak diberikan perlakuan dengan melatih lansia untuk tetap
nilai p = 0,000. hidup mandiri tanpa
KESIMPULAN DAN SARAN ketergantungan dan dapat
A. Kesimpulan meningkatkan derajat
Setelah dilakukan penelitian kesehatan lansia.
mengenai pengaruh terapi senam 2. Bagi peneliti selanjutnya
kaki terhadap penurunan glukosa Peneliti selanjutnya
darah pada lansia dengan diharapkan agar menggunakan
diabetes mellitus di Posyandu jenis rancangan lain dengan
Lansia Desa Ledug Kecamatan menambahkan kelompok
Kembaran, maka dapat pembanding, tidak hanya
disimpulkan sebagai berikut : menggunakan satu kelompok dan
1. Kadar glukosa darah dapat melihat faktor lain yang
responden sebelum dilakukan dapat mempengaruhi kadar
terapi senam kaki mempunyai glukosa darah lansia. Selain itu
nilai mean 281,5 mg/dl. pelaksanaan terapi senam kaki
2. Kadar glukosa darah tidak hanya dilakukan tiga kali
responden setelah dilakukan dalam satu minggu dan dapat
terapi senam kaki mempunyai menambah jumlah responden.
nilai mean 230,5 mg/dl dengan
nilai penurunan rata-rata 51 DAFTAR PUSTAKA
mg/dl.
3. Terdapat pengaruh terapi Akhmadi, 2009, Permasalahan
senam kaki terhadap penurunan Lanjut Usia. http://www.
glukosa darah pada lansia rajawana.com /artikel
dengan diabetes mellitus dengan /kesehatan/326-
nilai p-value 0,014. permasalahan-lanjut-usia-
B. Saran lansia.html. Diakses 29
1. Bagi Institusi Kesehatan Februari 2012
Bagi institusi
kesehatan khususnya Al-assaf, A.F., 2003, Mutu Pelayanan
Puskesmas yang secara Kesehatan Perspektif Internasional,
langsung mengawasi jalannya Jakarta, EGC
program di Posyandu lansia
hendaknya memberikan Andrianto, D.W., 2010, Pengaruh
pelatihan kepada Kader Olahraga Jalan Kaki
Posyandu tentang latihan fisik Terhadap Penurunan
yang dapat menurunkan Glukosa darah Pada
glukosa darah pada lansia Pasien Diabetes Mellitus

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 55


Tipe II Poli Rawat Jalan Pencegahan Preventif dan
RSUD Kabupaten Penanganan), Yogyakarta, Venus
Cilacap, Skripsi, STIKes Gardner, A. W., L. I. Katzel, J. D.
Harapan Bangsa Sorkin., D. D. Bradham., M. C.
Hochberg., W. R. Flinn., A.P.
Biro Pusat Statistik, 2006, Laporan Goldberg, 2001, Exercise
Sosial Indonesia, Jakarta, Biro Pusat rehabilitation improves
Statistik functional outcomes and
peripheral circulation in
Boule, N.G., Haddad, E., Kenny, patients with intermittent
G.P., 2001, Effects of claudication: a
exercise on glycemic randomized controlled
control and body mass in trial. Journal of the
type 2 diabetes mellitus American Geriatrics
A meta-analysis of Society 49(6): 755.
contolled clinical trials. Diakses 8 Juli 2012
JAMA
2001;286:1218-1227, Indra, K., 2010, Diabetes Mellitus
Diakses 29 Februari 2012 Tipe 2 Pada Usia Lanjut,
ml.scribd.com/doc/96716102/755-
Erdafitriani, 2009, 816-1-PB. Diakses 29
Lansia Dalam Februari 2012
Keluarga dan
Masyarakat, Hardywinoto, Setyabudi , 2005,
Http://erdafitriani.wordpr Panduan Gerontologi :
ess.com/2009/03/11/lansi Tinjauan dari Berbagai
a-keluarga-dan- Aspek, Jakarta, Gramedia
masyarakat.Diakses 3 Pustaka Utama
Maret 2012
Hidayat, A.A., 2003, Riset
Fathoni, A., Anis I., Lilik H., keperawatan dan Teknik Penulisan
2007, Perbedaan Ilmiah, Jakarta, Salemba Medika
Latihan Fisik Jangka
Pendek dan Jangka ------------------, 2007, Metode
Panjang Terhadap Penelitian Keperawatan
Glukosa Darah Penderita dan Teknik Analisa
Diabetes Data, Jakarta, Salemba
Mellitus,journal.unair.ac. Medika
id/detail_jurnal.php?id=2
341&med=29&bid.pdf. Indriyani, P., Heru, S., Agus, S.,
Diakses 2004, Pengaruh Latihan Fisik
:Senam Aerobik Terhadap
Fitria, A., 2009, Diabetes (Tips

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 56


Penurunan Glukosa Nasution, J., 2010, Pengaruh senam
Darah Pada Penderita kaki terhadap
DM Tipe 2 di Wilayah peningkatan sirkulasi
PuskesmasBukateja darah kaki pada pasien
Purbalingga, diabetes mellitus di
ejournal.undip.co.id/ RSUP Haji Adam Medan,
index. php/medianers repository.usu.ac.id/bitstr
/article/download/717/pdf. eam/123456789/20590/6/
Diakses 22 Desember Abstract.pdf, Diakses 3
2011 Februari
Jovita, S., Leonard, K., Katrin, K., 2012
Michelle, P., dan Suka,
A., 2010, Rerata Durasi Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi
Penderita Diabetes Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka
Melitus Terkena Cipta
Nefropati Diabetik Sejak
Terdiagnosis Diabetes Nursalam, 2008, Konsep dan
Melitus Pada Pasien Di Penerapan Metodologi
Poliklinik Geriatri Rsup Penelitian Ilmu
Sanglah, IPTEKMA Keperawatan Edisi 2,
Volume 2 No.1, 01-04. Jakarta, Salemba Medika
2010 ISSN: 2086-1354.
Diakses 15 Juni 2012 PERKENI (Perkumpulan
Endokrinologi
Lumenta, N.A., 2006, Indonesia), 2002,
Manajemen Hidup Sehat (Kenali Pengelolaan Diabetes
Jenis Penyakit dan Cara Mellitus Tipe 2 di
Penyembuhanya), Jakarta, Indonesia, Jakarta, CV
Elex Media Komputindo Aksara Buana

Maryam, S., Mia, F.E, Rosidawati, Riyanto, A., 2009, Pengolahan dan
Ahmad, J., Irwan, B., 2008, Analisis Data Kesehatan
Mengenal Usia Lanjut dan Dilengkapi Uji Validitas dan
Perawatannya, Jakarta, Reabilitas serta Aplikasi
Salemba Medika Program SPSS,
Yogyakarta, Nuha Medika
Misnadiarly, 2006, Diabetes Rochmah, W., 2007, Buku Ajar Ilmu
Mellitus Gangren Ulcer dan Penyakit Dalam :
Infeksi (Mengenali Gejala Diabetes Mellitus pada
Menanggulangi Mencegah Usia Lanjut, Jakarta,
Komplikasi), Jakarta, Pusat Penerbitan IPD
Pustaka Populer Obor FKUI

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 57


Saryono, 2009, Metodologi Penelitian
Kesehatan, Yogyakarta, Mitra
Cendekia Press
Sheri, R.C., Ronald, J.S., Bo
Fernhall., Judith, G.R.,
Bryan J.B., Richard,
R.R., Lisa, C., Ann, L.A.,
Barry, B., 2010, Exercise
And Type 2 Diabetes,
Diabetes Care 33:e147–
e167,
2010. Diakses 15 Juni
2012
Sigal, R. J., G. P. Kenny., D. H.
Wasserman and C.
Castaneda-Sceppa, 2004,
Physical activity/exercise
and type 2 diabetes.
Diabetes Care 27(10):
2518. Diakses 8 Juli 2012

Singgih, S., 2008, Panduan Lengkap


Menguasai SPSS 16, Jakarta, PT Elex
Media Komputindo

Stephen, J.M.P., William, F.G.,


2007, Patofisiologi Penyakit
Pengantar Menuju Kedokteran
Klinis, Jakarta, EGC

Soegondo, S., 2005, Diagnosis dan


Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini
Dalam Pelaksanaan

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 11/SEPTEMBER/2013 58

You might also like