Tugas

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN 2085-7829

Analisis Chi-Square dan Transformasi Data Ordinal ke Data Interval


Menggunakan Methods Of Succesive Interval (MSI)
(Studi Kasus : Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Samarinda)

Chi-Square Analysis and Transformation Ordinal Data to Interval Data


Using Methods Of Succesive Interval (MSI)
(Case Study : Students Class XI in Senior High School 5 Samarinda in 2013)

Nia Monika1, Darnah A. Nohe2, Sifriyani3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
E-mail :neaneayaya@yahoo.com1, darnah@statistika.its.or.id.jbtn2, sifrianiishaq@yahoo.co.id3

Abstract
Based on form parameters, statistical science is divided into two parts, the statistical parametric and
nonparametric statistics. Chi-Square Analysis included in nonparametric statistics and used to analyze
nominal or ordinal data. While, Pearson correlation analysis included in parametric statistics , with a
minimum interval scale measurement scale. If the data has ordinal, it can be transformed to interval scale
using MSI. MSI is a technique to transform scale by calculating the value of the data obtained from the
questionnaire. In this study, we want to know the relationship between the performance of teachers in terms
of lesson planning, the implementation of learning, the evaluation of learning, and disciplinary tasks with
student achievement using Chi-square analysis and to knows the relationship of each variable teacher
performance data on achievement student learning using Pearson correlation, which the data transformed
from ordinal into interval data receipts MSI. Based on Chi-Square analysis, we concluded that there is a
relationship between the performance of teachers in terms of lesson planning, the implementation of
learning, the evaluation of learning, and disciplinary tasks with student achievement. While the results of
Pearson correlation analysis which the data transformed to interval data is the significant relationship
between terms of lesson planning with student achievement, and there is no significant relationship between
the implementation of learning, the evaluation of learning, and disciplinary tasks with student achievement.

Keywords: Chi-Square, Ordinal and Interval Data, Pearson Correlation, Teacher


Performance,Transformation Data MSI.

Pendahuluan menggunakan korelasi Pearson minimal berskala


Analisis statistik dilakukan terhadap data. interval. Apabila data yang dimiliki berskala
Data adalah keterangan-keterangan atau fakta- ordinal, maka diperlukan suatu metode yang
fakta yang dikumpulkan dari suatu populasi atau dapat mengubah skala ordinal menjadi skala
lebih yang akan digunakan untuk menerangkan interval. Metode yang dapat digunakan yaitu
ciri-ciri dari populasi yang bersangkutan. Jenis dengan melakukan transformasi data
data berdasarkan sifatnya terbagi dua yaitu, data menggunakan Methods Of Succesive Interval
kuantitatif dan data kualitatif. Menurut (MSI). MSI merupakan suatu teknik untuk
tingkatannya skala pengukuran dibagi menjadi mentransformasi data dengan cara menghitung
empat, yaitu skala nominal, ordinal, interval, dan nilai skala data yang diperoleh dari hasil
rasio. Skala nominal dan ordinal dikelompokkan kuesioner (Ridwan dan Akdon, 2006).
ke dalam skala untuk data kualitatif. Sedangkan, Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian
skala interval dan rasio dikelompokkan ke dalam untuk mengetahui antara kinerja guru dalam hal
skala untuk data kuantitatif. perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
Berdasarkan bentuk parameternya, statistika pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan disiplin
dibagi menjadi dua bagian, yaitu statistika tugas dengan prestasi siswa disekolah yang dilihat
parametrik dan statistika nonparametrik. Statistika dari nilai rata-rata raport siswa kelas XI SMA N 5
nonparametrik disebut juga sebagai statistika Samarinda, serta ingin diketahui hubungan dari
bebas sebaran yang tidak mensyaratkan bentuk masing-masing variabel kinerja guru dengan
sebaran parameter populasi, digunakan untuk prestasi belajar siswa setelah data tersebut
melakukan analisis pada data nominal atau ditransformasi menggunakan MSI dan dianalisis
ordinal. Salah satu analisis statistika menggunakan korelasi Pearson.
nonparametrik ialah analisis Chi-Square. Analisis
Chi-Square tidak memerlukan asumsi tentang
bentuk distribusi. Sedangkan, salah satu teknik
analisis statistika parametrik yaitu korelasi
Pearson. Syarat data yang dianalisis

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 85


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN 2085-7829

𝑘
Analisis Uji Chi-Square ( 𝝌𝟐 ) 𝑟 2
(𝑂𝑖𝑗 − 𝐸𝑖𝑗 )
Metode analisis data kualitatif yang banyak 𝜒2 = ∑ 2 ∑
𝐸𝑖𝑗
dikenal adalah analisis Chi-square (𝜒 2 ). Analisis 𝑖=1 𝑗=1
Chi-square dapat digunakan untuk dimana :
membandingkan sekelompok frekuensi yang r : Jumlah semua baris
diamati dengan kelompok frekuensi yang k : Jumlah semua kolom
diharapkan, menetapkan signifikansi perbedaan- Oij : Frekuensi pengamatan (observasi) dari baris
perbedaan antara dua kelompok independen, dan ke-i pada kolom ke-j
untuk mengetahui hubungan antara suatu Eij : Frekuensi diharapkan (ekspektasi) dari baris
karakteristik dengan karakteristik lainnya dalam ke-i pada kolom ke-j
tabel kontingensi. Eij diperoleh dengan :
Analisis Chi-Square yang digunakan untuk (𝑛𝑖 . 𝑛.𝑗 )
membandingkan sekelompok frekuensi yang 𝐸𝑖𝑗 =
𝑛. .
diamati dengan kelompok frekuensi yang Untuk mendapatkan frekuensi yang
diharapkan biasanya digunakan untuk sampel diharapkan bagi masing-masing sel, yaitu dengan
tunggal. Misalnya, untuk mengetahui banyak mengalikan kedua jumlah marginal bersama pada
subjek, objek, jawaban respon yang terdapat sebuah sel tertentu, kemudian hasilnya dibagi
dalam berbagai kategori. Persamaan yang dengan jumlah keseluruhan kasus, yakni n...
digunakan adalah sebagai berikut : Kemudian dapat diperoleh nilai Chi-square ( 𝜒 2 )
𝑘
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 )2 dengan db = (r–1)(k–1) dimana r = banyak baris
2
𝜒 =∑ dan k = banyak kolom dalam tabel kontingensi.
𝐸𝑖 Apabila data penelitian yang kita miliki adalah
𝑖=1
dimana : frekuensi dalam kategori-kategori yang diskrit,
𝑂𝑖 : banyak kasus yang diamati dalam kategori maka dapat digunakan untuk menentukan
ke-i signifikansi perbedaan-perbedaan antara k
𝐸𝑖 : banyak yang diharapkan dalam kategori ke-i kelompok independen.
dibawah H0 Analisis Chi-square dapat pula digunakan
untuk menguji dependensi suatu pengamatan
Nilai Chi-square ( 𝜒 2 ) didapat dengan dalam kategori tertentu agar dapat mendeteksi
mencari selisih antara banyak kasus yang diamati hubungan antara suatu karakteristik dengan
dengan yang diharapkan, mengkuadratkan selisih- karakteristik lainnya dalam tabel kontingensi.
selisih tersebut, kemudian membaginya dengan Pengertian sampel yang berhubungan disini
jumlah yang diharapkan, lalu menjumlahkan hasil adalah, satu sampel penelitian yang dikenai
bagi tersebut.Untuk menetapkan nilai Chi-square dengan dua macam perlakuan, yang selanjutnya
( 𝜒 2 ) signifikan atau tidak, dapat ditentukan dilihat perubahannya.
dengan melihat tabel Chi-square ( 𝜒 2 ). Jika
kemungkinan yang berkaitan dengan munculnya Transformasi Data Ordinal ke Data Interval
dibawah H0 suatu nilai Chi-square ( 𝜒 2 ) yang Menggunakan Methods Of Succesive Interval
diperoleh untuk db = k -1 adalah sama atau lebih (MSI)
kecil dari harga 𝛼 yang ditetapkan sebelumnya, Teknik statistik yang digunakan pada
maka H0 dapat ditolak. Jika tidak, H0 akan penelitian sosial ilmu-ilmu eksakta seperti
diterima (Cochran, 1952). ekonomi, pertanian, biologi, dan lainnya, selama
Untuk menetapkan signifikansi perbedaan- ini sering dijumpai menggunakan data kualitatif
perbedaan antara dua kelompok independen, sebagai refleksi dari konsep yang sifatnya abstrak,
dapat dihitung dari banyak kasus tiap kelompok atau tidak bisa diukur secara langsung. Untuk
yang termasuk dalam berbagai kategori, dan mengubah skala data yang bersifat kualitatif
membandingkan proporsi kasus-kasus dari menjadi skala data yang bersifat
kelompok yang lain. Misalnya, kita dapat menguji kuantitatifsebagai syarat untuk melakukan analisis
apakah dua kelompok politik berbeda dalam hal data, misalnya pada analisis korelasi Pearson,
persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap dimana data yang digunakan setidak-tidaknya
pendapat tertentu.Adapun prinsip uji Chi-square berskala interval, maka dapat dilakukan
adalah sebagai berikut: transformasi data. Teknik transformasi yang
1. Perhitungan akhir menunjukkan angka yang paling sederhana yaitu dengan menggunakan
sebenarnya, bukan dalam bentuk persen atau Methods of Succesive Interval (Muchlis, 2001).
proporsi. Skala ordinal adalah tingkat ukuran yang
2. Untuk setiap kategori, perbedaan diperoleh memungkinkan penelitian mengurutkan jawaban
dari selisih nilai observasi dengan nilai responden dan jawaban yang relevan diberi nilai
ekspektasi sehingga dapat dinyatakan dengan yang tinggi, sedangkan jawaban yang kurang
persamaan : relevan diberi nilai rendah. Jadi, transformasi data
dapat digunakan untuk merubah data ordinal

86 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN 2085-7829

menjadi data interval dengan menghitung skor 7. Menentukan Transformasi (Skala Akhir)
(nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori. Untuk mendapatkan nilai skala akhir yaitu
Salah satu cara yang paling sering digunakan pada nilai scale value yang nilainya terkecil
dalam menentukan skor adalah dengan (negatif terbesar) diubah menjadi sama dengan
menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah satu dan mentransformasikan masing-masing
ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur skala menurut perubahan skala terkecil,
intensitas pertanyaan-pertanyaan. Dengan sehingga diperoleh nilai transformasi. Nilai
demikian, skala Likert sebenarnya bukan skala transformasi dihitung dengan persamaan :
melainkan suatu cara yang lebih sistematis untuk SA = SV + [1+|SVmin|]
memberi skor pada indeks. Dari nilai skor yang
diperoleh, akan memiliki tingkat pengukuran Analisis Korelasi Pearson
ordinal. Nilai numerikal tersebut dianggap Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi
sebagai objek dan selanjutnya melalui proses Product Moment merupakan alat uji statistik yang
transformasi ditempatkan ke dalam interval digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji
(Singarimbun dan Effendi, 1995). hubungan) dua variabel yang berskala interval
Adapun langkah-langkah untuk melakukan atau rasio. Jika data yang dimiliki berskala ordinal
transformasi data ordinal ke data interval dengan maka data dapat ditransformasi agar menjadi data
pendekatan distribusi Z menggunakan Methods of interval atau data rasio. Bersarnya koefisien
Succesive Interval ialah sebagai berikut : korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien
1. Menentukan Frekuensi (F) korelasi menunjukkan kekuatan (strength)
Dari setiap butir jawaban responden dari hubungan linear dan arah hubungan dua variabel
angket yang disebarkan. Dapat ditentukan acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua
berapa orang yang mendapat skor sangat variabel mempunyai hubungan searah. Artinya,
selalu (3), kadang-kadang (2), tidak pernah jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y
(1), yang disebut sebagai frekuensi. akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien
2. Menentukan Proporsi (P) korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai
Mencari proporsi semua jawaban berdasarkan hubungan terbalik yaitu, jika nilai variabel X
jumlah frekuensi dari tiap kategori jawaban tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah
responden dengan membagikannya dengan (dan sebaliknya).Adapun persamaan yang
seluruh butir pertanyaan dari seluruh jawaban digunakan adalah persamaan :
responden. ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑘𝑖 − 𝑋̅𝑘 )(𝑌𝑖 − 𝑌̅)
3. Menentukan Proporsi Kumulatif (PK) 𝑟𝑥𝑘.𝑦 =
Menentukan kumulatif dari penjumlahan tiap √∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑘𝑖 − 𝑋̅𝑘 )2 ∑𝑛𝑖=1(𝑌𝑖 − 𝑌̅)2
kategori, sehingga didapatkan nilai proporsi
kumulatif. dimana :
𝑟𝑥𝑘.𝑦 = korelasi sampel variabel bebas ke-k (Xk)
𝑃𝐾𝑛 = 𝑝𝑛−1 + 𝑝𝑛 terhadap variabel tidak bebas (Y)
𝑋̅𝑘 = nilai mean dari variabel bebas ke-k
4. Menentukan Nilai Z Xki = nilai dari variabel bebas Xk ke-i, dengan
Nilai Proporsi Kumulatif (PK) dianggap i=1,2,….,n
mengikuti distribusi normal baku dengan 𝑌̅ = nilai mean dari variabel tidak bebas Y
melihat tabel distribusi normal kumulatif pada Yi = nilai dari variabel tidak bebas Y ke-i,
tabel distribusi normal baku, maka dapat dengan i=1,2….,n
ditentukan nilai Z untuk setiap kategori.
5. Menentukan Densitas Metodologi Penelitian
Berdasarkan nilai Z akan diperoleh nilai Penelitian ini menggunakan variabel prestasi
densitas dengan melihat tabel ordinat belajar siswa dengan menggunakan skala ordinal
berdasarkan nilai distribusi normal yang yang dinotasikan dengan Y,yang dinilai dari nilai
diperoleh tersebut. Densitas kelas sebelumnya rata-rata raport semester 1 siswa kelas XI SMA
dan peluang kumulatif kelas sebelumnya Negeri 5 Samarindayaitu dengan kategori:
dianggap 0,00. Nilai X ≥ 80= Baik
6. Menentukan Skala Value (Skala Nilai) Nilai 70 ≤ X ≤ 79 = Cukup
Dari nilai densitas dilanjutkan dengan Nilai 60 ≤ X ≤ 69 = Rendah
menghitung nilai scale value (Skala Nilai) Dan menggunakan variabel kinerja guru sebagai
yaitu nilai densitas kelas sebelumnya dikurang variabel bebasyang dikelompokkan menjadi
nilai densitas kelas, kemudian hasilnya dibagi beberapa variabel dari pertanyaan-pertanyaan
dengan hasil pengurangan peluang kumulatif yang akan diajukan dalam kuesioner yaitu : X1
kelas dengan peluang kumulatif kelas (kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran),
sebelumnya. X2 (kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran), X3 (kinerja guru dalam evaluasi
pembelajaran), X4 (kinerja guru dalam disiplin

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 87


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN 2085-7829

tugas) yang dikelompokkan dengan pilihan 5. Analisis Korelasi


jawaban : Setelah melakukan transformasi data
1. Baik : Apabila dalam suatu dimensi, jawaban menggunakan MSI, data tersebut dijumlahkan
nilai skala (3) terdapat lebih dari 50% total per dimensi kinerja guru tersebut, kemudian
pertanyaan. dianalisis menggunakan korelasi Pearson.
2. Tidak Baik: Apabila dalam suatu dimensi,
jawaban nilai skala (3) terdapat kurang atau Hasil dan Pembahasan
sama dengan 50% total pertanyaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer, yaitu datayang dikumpulkan
Langkah-langkah analisis data sebagai berikut: dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas kuesioner kinerja guru dengan prestasi siswa dari
Validitas menunjukkan sejauh mana skor atau bulan Desember 2012 hingga bulan Januari 2013.
nilai atau ukuran yang diperoleh benar-benar Data diperoleh dari SMA Negeri 5 Samarinda
menyatakan hasil pengukuran atau Provinsi Kalimantan Timur.
pengamatan yang ingin diukur. Semakin Berdasarkan hasil uji validitas data tersebut
tinggi suatu validitas variabel, maka tes menggunakan softwere SPSS 16.0 diperoleh nilai
tersebut akan mengenai sasarannya (valid). korelasi Zhit > Ztabel (1,96) sehingga dapat
Adapun langkah-langkah dalam mengukur disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner
validitas adalah sebagai berikut: dapat mengukur aspek yang sama, yang berarti
a) Mendefinisikan secara operasional valid.Sedangkan, nilai angka reliabilitas yang
konsep yang akan diukur. didapatkan dengan menggunakan analisis
b) Melakukan uji coba skala pengukuran Cronbach’s Alphayaitu 0,861. Sehingga dapat
tersebut pada sejumlah responden, pada disimpulkan bahwa atribut-atribut dalam alat ukur
penelitian ini akan diuji sejumlah 40 kuesioner tersebut sudah reliabel.
responden. Untuk frekuensi hasil kuesioner pertanyaan
c) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. prestasi belajar siswa SMA Negeri 5 Samarinda
d) Menghitung korelasi antara masing- yang dinilai dari nilai rata-rata raport siswa
masing pertanyaan dengan skor total. semester I akan dijelaskan pada Tabel 1. :
Korelasi yang digunakan adalah korelasi
Tabel 1. Frekuensi Prestasi Belajar Siswa
Spearman.
Prestasi
Pada pengujian reliabilitas menggunakan Belajar Siswa
Frekuensi Persen ( %)
program aplikasi komputer yaitu SPSS 16.
Baik 43 24,2
2. Statistik Deskriptif Cukup 94 52,8
Analisis statistik deskriptif yang digunakan Rendah 41 23,0
adalah persentase prestasi belajar siswa kelas
XI yang dinilai dari rata-rata raport semester I Total 178 100
dan frekuensi opini responden dari dimensi X 1 Pada Tabel 1,dari 178 responden/siswa kelas XI
(Kinerja guru dalam perencanaan SMA Negeri 5 Samarinda dapat diketahui bahwa
pembelajaran), X2 (Kinerja guru dalam mayoritas responden tersebut memiliki prestasi
pelaksanaan pembelajaran), X3 (Kinerja guru belajar cukup yaitu sebanyak 94 responden atau
dalam evaluasi pembelajaran), dan X4 sekitar 52,8% dari 178 responden. Sedangkan
(Kinerja guru dalam disiplin tugas). untuk frekuensi opini responden, mayoritas
responden memberikan jawaban kadang-kadang.
3. Analisis Chi-Square
Pengujian analisis Chi-square dengan
Analisis Chi-Square (𝝌𝟐 ).
menggunakan variabel penelitian nilai rata-
Pada penelitian ini akan dibahas hubungan
rata raport siswa kelas XI SMA Negeri 5
antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa,
Samarinda sebagai variabel prestasi belajar
Berikut ini akan dibahas hubungan tiap dimensi
dan hasil kuesioner kinerja guru yang terdiri
dengan prestasi belajar menggunakan analisis chi-
dari kinerja guru dalam perencanaan
square (𝜒 2 ).
pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi
1. Hubungan Kinerja Guru Dalam
pembelajaran dan kinerja guru dalam disiplin
Perencanaan Pembelajaran (X1) Dengan
tugas.
Prestasi Belajar Siswa
Pada Tabel 2, dapat dilihat hubungan kinerja
4. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval
guru dalam perencanaan pembelajaran (X1)
Transformasi data ordinal ke data interval
dengan prestasi belajar siswa. Dari 178 siswa,
dengan pendekatan distribusi Z menggunakan
sebanyak 71 siswa yang memiliki nilai prestasi
Methods Of Succesive Interval (MSI).
belajar cukup menjawab kinerja guru dalam

88 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN 2085-7829

perencanaan pembelajaran tidak baik dan 8 siswa belajar siswa. Dari 178 siswa, sebanyak 71 siswa
yang memiliki prestasi belajar rendah menjawab yang memiliki nilai prestasi belajar cukup
kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran menjawab kinerja guru dalam evaluasi
baik. pembelajaran tidak baik dan 12 siswa yang
memiliki prestasi belajar rendah menjawab
Tabel 2. Hubungan X1dengan Prestasi Belajar
Siswa kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran baik.
Prestasi Belajar Tabel 4. Hubungan X3dengan Prestasi Belajar
X1 Total Siswa
Rendah Cukup Baik
Tidak Jumlah 30 71 25 126 Prestasi Belajar
X3 Total
Baik Nilai Eij 26,90 66,54 32,56 126,0 Rendah Cukup Baik

Jumlah 8 23 21 52 Tidak Jumlah 26 71 25 122


Baik Baik Nilai Eij 26,04 66,43 31,53 122,0
Nilai Eij 11,10 27,46 13,44 52,0
Jumlah 12 23 21 56
Jumlah 38 94 46 178 Baik
Total Nilai Eij 11,96 29,57 14,47 56,0
Nilai Eij 38,0 94,0 46,0 178,0
Jumlah 38 94 46 178
Total
Dari nilai Pearson Chi-Square diperoleh Nilai Eij 38,0 94,0 46,0 178,0
2 2
𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 8,259> 5,99, maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan Dari nilai Pearson Chi-Square diperoleh
2 2
antara kinerja guru dalam perencanaan 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 6,428> 5,99, maka dapat
pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
XI SMA Negeri 5 Samarinda. antara kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran
dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA
2. Hubungan Kinerja Guru Dalam Negeri 5 Samarinda.
Pelaksanaan Pembelajaran (X2) Dengan
Prestasi Belajar Siswa 4. Hubungan Kinerja Guru Dalam Disiplin
Pada Tabel 3, dapat dilihat hubungan kinerja Tugas (X4) Dengan Prestasi Belajar Siswa
guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Pada Tabel 5, dapat dilihat hubungan kinerja
prestasi belajar siswa. Dari 178 siswa, sebanyak guru dalam disiplin tugas dengan prestasi belajar
71 siswa yang memiliki nilai prestasi belajar siswa. Dari 178 siswa, sebanyak 73 siswa yang
cukup menjawab kinerja guru dalam pelaksanaan memiliki nilai prestasi belajar cukup menjawab
pembelajaran tidak baik dan 9 siswa yang kinerja guru dalam disiplin tugas tidak baik dan
memiliki prestasi belajar rendah menjawab 11 siswa yang memiliki prestasi belajar rendah
kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran menjawab kinerja guru dalam disiplin tugas baik.
baik. Tabel 5. Hubungan X4 dengan Prestasi Belajar
Tabel 3. Hubungan X2 dengan Prestasi Belajar Siswa
Siswa Prestasi Belajar
X4 Total
Prestasi Belajar Rendah Cukup Baik
X2 Total
Rendah Cukup Baik Tidak Jumlah 27 73 26 126
Baik Nilai Eij 26,90 66,54 32,56 126,0
Tidak Jumlah 29 71 26 126
Baik Nilai Eij 26,90 66,54 32,56 126,0 Jumlah 11 21 20 52
Baik
Nilai Eij 11,10 27,46 13,44 52,0
Jumlah 9 23 20 52
Baik
Nilai Eij 11,10 27,46 13,44 52,0 Jumlah 38 94 46 178
Total
Nilai Eij 38,0 94,0 46,0 178,0
Jumlah 38 94 46 178
Total
Nilai Eij 38,0 94,0 46,0 178,0
Dari nilai Pearson Chi-Square diperoleh
2 2
Dari nilai Pearson Chi-Square diperoleh 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 6,675 > 5,99, maka dapat
2
𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2
> 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 6,112 > 5,99, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja guru dalam disiplin tugas dengan
antara kinerja guru dalam pelaksanaan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 5
pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas Samarinda.
XI SMA Negeri 5 Samarinda.
Transformasi Data Ordinal ke Data Interval
3. Hubungan Kinerja Guru Dalam Evaluasi Nilai seluruh skala akhir pada data kinerja
Pembelajaran (X3) Dengan Prestasi Belajar guru dari butir pertanyaan 1 hingga butir
Siswa pertanyaan 20 dengan skala Likert1 sampai 3
Pada Tabel 4, dapat dilihat hubungan kinerja telah ditransformasi menjadi data interval. Pada
guru dalam evaluasi pembelajaran dengan prestasi butir pertanyaan pertama nilai skala akhir berkisar
antara 1,00 sampai 2,87, nilai skala 1 atau tidak

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 89


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN 2085-7829

pernah bernilai 1,00, nilai skala 2 atau kadang- Kesimpulan


kadang bernilai 2,01, dan nilai skala 3 atau selalu Berdasarkan studi yang telah dilakukan,
bernilai 2,87. Begitu juga dengan butir pertanyaan menggunakan analisis Chi-Square dapat
selanjutnya. Data hasil transformasi kinerja guru disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
tersebut dianalisis lebih lanjut menggunakan signifikan antara kinerja guru dalam perencanaan
teknik analisis statistikakorelasi Pearson yang pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
menggunakan minimal skala data interval. evaluasi pembelajaran, dan disiplin tugas dengan
prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 5
Korelasi Pearson Samarinda dan dari hasil analisis menggunakan
Berdasarkan data hasil transformasi, kemudian korelasi Pearson dengan menggunakan data yang
dijumlahan per dimensi kinerja guru, sehingga telah ditransformasi menggunakan MSI, dapat
diperoleh data olah kuesioner dan transformasi. disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
Dari data tersebut akan dilakukan analisis antara kinerja guru dalam hal perencanaan
menggunakan korelasi Pearson. Adapun pembelajaran dengan prestasi belajar siswa, dan
hubungan antara variabel tersebut akan dijelaskan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
dari masing-masing variabel : kinerja guru dalam hal pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi pembelajaran, dan disiplin tugas dengan
1. Hubungan Antara Kinerja Guru Dalam prestasi belajar siswa.
Perencanaan Pembelajaran (X1) Dengan
Prestasi Belajar Siswa Daftar Pustaka
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Budi, T. P. 2006.SPSS 13.0 Terapan : Riset
P-Value (0,029) < α, maka terdapat hubungan Statistik Parametrik. CV Andi. Yogyakarta.
yang signifikan antara kinerja guru dalam Hartono, 2008.SPSS 16,0 Analisis Data Statistika
perencanaan pembelajaran dengan prestasi dan Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
belajar siswa. Nilai korelasi Pearson diperoleh Husein, Umar. 2004. Metode Penelitian untuk
0,164, artinya terdapat korelasi yang sangat Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo
rendah dan berbanding lurus antara kinerja guru Persada. Jakarta
dalam perencanaan pembelajaran (X1) dengan J, Surapto. 1998. Teknik SamplingUntuk Survei &
prestasi belajar siswa di sekolah (Y), sehingga Eksperimen. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
jika kinerja guru dalam perencanaan Muchlis, R. D. 2001.Penggunaan Makro Minitab
pembelajaran meningkat, maka prestasi belajar untuk Transformasi Data Ordinal ke Data
siswa meningkat pula. Interval. Jurnal. Statistika FMIPA UNISBA.
Musarofah. 2008. Kinerja Guru di MTS Al-
2. Hubungan Antara Kinerja Guru Dalam Wathoniyah 1 Cilungup Duren Sawit Jakarta
Pelaksanaan Pembelajaran (X2) Dengan Timur. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
Prestasi Belajar Siswa FKIP. Jakarta
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Ridwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistik
P-Value (0,781) > α, maka tidak terdapat Untuk Penelitian, Pendidikan, Social,
hubungan yang signifikan antara kinerja guru Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. CV
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan prestasi Alfabeta. Bandung.
belajar siswa Siegel, Sidney. 1986. Statistik Non Parametrik
Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.Terjemahan oleh
3. Hubungan Antara Kinerja Guru Dalam Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang.
Evaluasi Pembelajaran (X3) Dengan 1994. Gramedia. Jakarta
Prestasi Belajar Siswa Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. CV
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Alfabeta. Bandung.
P-Value (0,541) > α, maka tidak terdapat Walpole, R. E. 1995.Pengantar Statistika. PT
hubungan yang signifikan antara kinerja guru Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
dalam evaluasi pembelajaran dengan prestasi
belajar siswa.

4. Hubungan Antara Kinerja Guru Dalam


Disiplin Tugas (X4) Dengan Prestasi Belajar
Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai
P-Value (0,132) > α, maka tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara kinerja guru
dalam disiplin tugas dengan prestasi belajar
siswa.

90 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman

You might also like