Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

“KULIAH versus ORGANISASI”

STUDI KASUS MENGENAI STRATEGI BELAJAR PADA MAHASISWA


YANG AKTIF DALAM ORGANISASI MAHASISWA PECINTA ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO

Yasinta Karina Caesari, Anita Listiara, Jati Ariati


Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Jl. Prof Sudharto. SH, Kampus Tembalang, Semarang, 50275

denker_umwelt@yahoo.com, ap74740@yahoo.com, ariati.jati@undip.ac.id

Abstract
The aim of this research is to describe about students who active in W organization of Diponegoro University
concerned with their role and status as student and member of its organization. This research had done to two
subjects of W organization members. This research uses a case study qualitative research method and using descriptive
data analizing technique. The result of research shows that learning strategy that use by those subjects could be
categorized as surface learning approaches. Those subjects would like and easy to do the organization assignment
although they delay assignment conveniently than academic assignment. Those subjects prefer to do assignment close
to the deadline and often cheat their friends’ assignment. The attendances of subjects in learning activities were less and
they often order to their friend to fill the attendance list. Academic achievement of those subjects has decrease,
expecially in the third grade. W organization has important to those subjects, because they get some advantages, include
new environment, learning and refreshing environment, and expand the communication network.

Keywords: Learning stratgey, students, natural lovers’ organization

Abstrak

Tujuan dari penelitain ini adalah untuk mendiskripsikan tentang pelajar yang aktif dalam organisasi W Universitas
Diponegoro terkait dengan peran mereka dan status sebagai pelajar dan anggota organisasi. Penelitian ini dilakukan
pada dua subjek anggota organisasi W. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dan menggunakan
teknik descriptive data analizing. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa strategi belajar yang digunakan oleh subjek
bisa dikategorikan sebagai surface learning approaches. Subjek akan senang dan mudah melakukan tugas organisasi
walaupun mereka dengan mudah dapat menunda tugas yang mudah daripada tugas akademik. Subjek lebih suka
melakukan tugas pada akhir deadline dan selalu mencontek tugas temannya. Kehadiran subjek dalam aktifitas belajar
kurang dan mereka selalu menyuruh teman untuk mengisikan daftar hadir. Prestasi akademik subjek menurun, terutama
pada jenjang ketiga. Organisasi W penting untuk subjek, karena mereka mendapatkan beberapa keuntungan, termasuk
lingkungan baru, belajar dan lingkungan menyegarkan, dan mempeluas jaringan komunikasi.

Katakunci: Strategi belajar, pelajar, organisasi pencinta alam.

PENDAHULUAN pengembangan sumber daya manusia (SDM)


dan peningkatan daya saing seorang
Perkembangan ilmu yang semakin pesat mahasiswa. Salah satu cara yang dapat
berdampak pada persaingan dalam dunia ditempuh adalah dengan meningkatkan
kerja yang semakin ketat. Perguruan tinggi keaktifan berorganisasi, yang dinilai penting
sebagai institusi pendidikan memiliki peran untuk mengembangkan kepribadian
yang sangat besar dalam upaya mahasiswa dan menjadi salah satu faktor
165 Caesari, Listiara, Ariati
“Kuliah Versus Organisasi” Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa
Yang Aktif Dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro

utama diterima di lapangan kerja (Anonim, Berbeda dari organisasi lainnya yang pada
2010, h.1). umumnya mengadakan rapat pada jam kerja,
organisasi W justru memilih untuk
Keputusan Menteri Pendidikan dan menyelenggarakan rapat pada malam hari.
Kebudayaan Nomor 155/U/1998 tentang Pelaksanaan rapat tersebut tidak jarang selalu
Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan mundur dari waktu perencanaan awal yang
dijelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan telah menjadi kesepakatan. Waktu
adalah wahana dan sarana pengembangan diri pelaksanaan rapat yang mundur sampai empat
mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan atau tiga jam, membuat proses dari rapat
peningkatan kecendikiawanan serta integritas tersebut juga berakhir pada tengah malam
kepribadian untuk mencapai tujuan atau bahkan dini hari. Mundurnya
pendidikan tinggi. pelaksanaan dari rapat tersebut salah
satunya disebabkan dari adanya peraturan
Universitas Diponegoro merupakan salah satu dalam AD/ART yang menyebutkan bahwa
Universitas Negeri yang peduli akan ada jumlah minimal orang yang harus hadir
pentingnya sebuah organisasi kemahasiswaan untuk mengambil suatu keputusan dalam
sebagai sarana untuk mencapai tujuan rapat. Ketika jumlah orang yang hadir belum
pendidikan tinggi. Salah satu organisasi memenuhi jumlah minimal orang yang
kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang disebutkan dalam AD/ART, maka rapat
kepecintaalaman di lingkungan UNDIP tersebut akan diundur sampai jumlah orang
adalah organisasi W. Fokus kegiatan yang hadir sesuai dengan peraturan tersebut.
organisasi W terdiri dari lima bidang, yaitu Organisasi W juga memiliki program kerja
gunung hutan, diving, rock climbing, rafting, yang banyak dengan sebagian besar
dan caving. Kegiatan yang dilakukan kegiatan dilaksanakan di luar kota. Kondisi
organisasi W lebih banyak dilaksanakan di tersebut menuntut para anggota untuk mampu
luar ruangan bahkan tidak jarang harus mengatur peran dan statusnya sebagai
sampai ke luar kota, misalnya pengamatan mahasiswa dan anggota organisasi W.
Karimunjawa, pendakian gunung, dan Memiliki peran dan status ganda, sebagai
ekspedisi ke daerah-daerah tertentu. mahasiswa sekaligus sebagai anggota
organisasi bukan berarti tanpa halangan yang
berarti. Selain mengerjakan kewajiban utama
Berdasarkan hasil survei dan pengamatan
sebagai mahasiswa, mereka juga harus
di lapangan sejak bulan April sampai
memperhatikan aktivitas organisasi. Hasil
dengan Oktober 2011, menunjukkan hasil
penelitian Masitoh (2007, h.1) menunjukkan
bahwa dalam hal manajemen keorganisasian,
bahwa mahasiswa yang aktif dalam
Organisasi W bisa dikatakan hampir sama
organisasi cenderung mengalami konflik
dengan kebanyakan organisasi yang ada, akan
peran atau inter-role conflict. Pada
tetapi bila dilihat dari budaya organisasi
mahasiswa yang tidak bisa mengatasi konflik
terdapat ciri khas tersendiri yang
peran yang dialami, ada kecenderungan untuk
membedakan dengan organisasi lainnya.
kurang bisa menjalankan dan mengatur
Salah satu budaya organisasi yang masih
aktivitas perkuliahan dan organisasi.
dijunjung tinggi oleh para anggotanya
adalah selalu berusaha untuk datang ke
PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) meskipun Setiap mahasiswa yang aktif dalam
tidak ada kegiatan atau rapat. Bagi anggota organisasi dituntut untuk mampu mengatur
organisasi W, PKM sudah seperti rumah dan mengendalikan waktu yang dimiliki
kedua, sehingga tidak jarang mereka untuk menghadapi tugas-tugas kuliah
menginap di sana untuk beberapa hari. ataupun kegiatan-kegiatan dalam organisasi
yang diikuti. Kedisiplinan dalam manajemen
Jurnal Psikologi Undip Vol.12 No.2 Oktober 2013 166

waktu tersebut terkadang diabaikan oleh Berdasarkan penelitian-penelitian di atas


kebanyakan anggota, sehingga tidak jarang maka dapat dilihat bahwa keaktifan dalam
mereka mengalami kesulitan dalam organisasi, khususnya organisasi W dalam
memenuhi jadwal yang telah disusun. penelitian ini memiliki pengaruh positif dan
Kesulitan yang dialami mahasiswa tersebut juga pengaruh negatif bagi para anggota yang
akan berimbas pula dalam penyelesaian berada di dalamnya. Penelitian ini dilakukan
tugas-tugas kuliah atau yang dikenal dengan untuk melihat strategi mahasiswa dalam
istilah prokrastinasi akademik. mempertahankan eksistensinya sebagai
mahasiswa, di antara kesibukannya sebagai
Kondisi di atas sesuai dengan hasil penelitian anggota dari organisasi W, atau yang dikenal
komparasional yang dilakukan oleh Ahmaini dengan istilah strategi belajar. Strategi belajar
(2010, h.49) menunjukkan bahwa ada dalam penelitian ini adalah cara-cara yang
perbedaan prokrastinasi akademik pada digunakan para anggota organisasi W,
mahasiswa yang aktif pada organisasi untuk dapat mempertahankan perannya
Pemerintah Mahasiswa (PEMA) dan yang sebagai mahasiswa terkait dengan kewajiban-
tidak. Pada mahasiswa yang tidak aktif dalam kewajiban akademik yang harus dikerjakan di
organisasi PEMA memiliki skor sela-sela kesibukan organisasinya.
prokrastinasi akademik lebih rendah
dibanding dengan mahasiswa yang aktif di Sebagian besar penelitian mengenai keaktifan
PEMA tersebut. mahasiswa dalam organisasi yang telah
dilakukan menggunakan metode penelitian
Keaktifan dalam organisasi tidak hanya kuantitatif, sehingga untuk melengkapi
memberikan pengaruh negatif kepada para penelitian terdahulu maka penelitian ini
anggotanya, berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif,
dilakukan oleh Cahyaningtyas (2010, h.48) dengan pendekatan studi kasus. Metode studi
menunjukkan adanya manfaat dari kasus dapat memungkinkan peneliti untuk
keikutsertaan dalam organisasi mendapatkan data yang lebih objektif dan
kemahasiswaan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan kondisi kasus tersebut di
menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan lapangan. Penggunaan metode studi kasus
emosional mahasiswa yang ikut serta pada kasus mahasiswa yang aktif di dalam
dalam organisasi lebih tinggi dibandingkan organisasi W memberikan kemungkinan
mahasiswa yang tidak ikut serta. Perbedaan kepada peneliti untuk dapat mengetahui
tersebut disebabkan di dalam suatu organisasi gambaran berorganisasi dan strategi belajar
terjadi berbagai macam proses yang erat dari subjek penelitian yang sesuai dengan
kaitannya dengan hubungan antar manusia kondisi yang terjadi di lapangan, dan bukan
dan interaksinya, diantaranya proses hanya pengalaman dan perasaan dari subjek
komunikasi, proses pengambilan keputusan, saja. Data yang lebih objektif dan sesuai
proses evaluasi prestasi, dan proses kondisi lapangan tersebut diperoleh dari
sosialisasi, serta karir. Pendapat senada juga penggunaan berbagai macam sumber data di
ditunjukkan oleh hasil penelitian yang luar subjek penelitian itu sendiri, sehingga
dilakukan oleh Huang dan Chang (2004, peneliti dapat mendeskripsikan kasus atau
h.391) menjelaskan bahwa mahasiswa yang fenomena tersebut secara menyeluruh dan
aktif dalam kegiatan akademik dan mendetail. Pendekatan studi kasus yang
kokurikuler memiliki manfaat dalam digunakan diharapkan juga dapat memberikan
penguatan kemampuan berpikir, pelajaran berharga (lesson learned) kepada
kemampuan komunikasi, kemampuan pembaca mengenai kasus yang diteliti,
interpersonal, dan kepercayaan diri. serta dapat memberikan saran dan
rekomendasi kepada subjek penelitian terkait
167 Caesari, Listiara, Ariati
“Kuliah Versus Organisasi” Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa
Yang Aktif Dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro

dengan keaktifannya dalam organisasi W.

METODE
Pada penelitian ini, peneliti mencoba
mengungkap gambaran tentang strategi
belajar pada mahasiswa yang aktif dalam
Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam
Universitas Diponegoro. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan
model pendekatan studi kasus (case study).

Subjek Penelitian

Subjek kasus yang digunakan dalam


penelitian ini berjumlah dua orang, dengan
karakteristik merupakan pengurus HASIL DAN PEMBAHASAN
organisasi W Universitas Diponegoro
dan mahasiswa aktif Universitas Sintesis Tema
Diponegoro. Pada proses penemuan
subjek, peneliti menggunakan metode bola Berdasarkan temuan lapangan, perbaduan
salju atau snow ball. karakteristik yang dimiliki masing- masing
subjek menyusun karakterisik unik,
Pengumpulan Data meskipun begitu kedua subjek juga
menunjukkan beberapa karakteristik yang
Pengumpulan data pada penelitian ini sama. Persamaan karakteristik kedua subjek
dilakukan dengan berbagai macam metode, membentuk tema-tema penelitian ini:
yaitu wawancara, dokumen, materi audio, dan
buku harian. Ciri khas penelitian studi kasus 1. Ikut organisasi W untuk menyalurkan
yaitu menyertakan berbagai sumber hobi.
informasi, sehingga menggunakan berbagai 2. Lebih menikmati mengerjakan tugas
metode untuk mengetahui secara pasti organisasi, meskipun kadang menunda.
gambaran dari kasus tersebut. 3. Melalui aktif dalam organisasi W bisa
mendapatkan banyak manfaat.
Analisis Data 4. Manajemen waktu belum maksimal.
Creswell (2007, h.163) berpendapat bahwa 5. Program studi tempat berkuliah saat ini
dalam penelitian studi kasus proses analisis merupakan pilihan kedua.
data dilakukan dengan cara: 6. Kehadiran dalam perkuliahan minimal.
7. Tidak memiliki jadwal belajar rutin.
8. Mengerjakan tugas kuliah dekat dengan
deadline.
9. Mengerjakan tugas kuliah dengan
mencontek pekerjaan teman.
10. Indeks Prestasi mengalami penurunan.

Pembahasan

Berdasarkan temuan lapangan, program studi


Jurnal Psikologi Undip Vol.12 No.2 Oktober 2013 168

tempat subjek berkuliah saat ini bukan untuk ikut organisasi berawal dari hobinya
merupakan pilihan pertama yang diambil yang senang dengan kegiatan outdoor dan
ketika mengikuti ujian masuk perguruan keinginannya untuk belajar berorganisasi.
tinggi. Institut Teknik Bandung (ITB) Setelah mencari organisasi yang sesuai,
merupakan pilihan pertama kedua subjek akhirnya kedua subjek memutuskan untuk
untuk berkuliah. Subjek IR memutuskan bergabung dan aktif dalam Mahasiswa
untuk memilih jurusan teknik perminyakan, Pecinta Alam Universitas Diponegoro.
dan subjek YK jurusan teknik pertambangan.
Kedua subjek sangat berminat untuk Keputusan kedua subjek untuk bergabung di
berkuliah pada jurusan tersebut, bahkan IR dalam Organisasi W tidak lepas dari
sampai memutuskan tidak berkuliah selama pengaruh persepsi kedua subjek mengenai
satu tahun untuk mempersiapkan mengikuti organisasi tersebut. Hal tersebut terlihat
ujian masuk perguruan tinggi pada tahun jelas pada kasus IR, menurut IR Organisasi
selanjutnya. W memiliki kegiatan yang baik dan jelas,
sehingga orang tua memberikan ijin penuh
Minat kedua subjek untuk berkuliah pada kepadanya untuk aktif di dalamnya. Senada
salah satu jurusan di ITB yang begitu besar dengan kondisi tersebut, penelitian korelasi
harus dipendam dan merelakan untuk yang dilakukan oleh Ardi (2011, h.59-60)
berkuliah di UNDIP yang merupakan pilihan menunjukkan hasil bahwa semakin positif
kedua pada waktu mengikuti ujian masuk persepsi mahasiswa terhadap organisasi,
perguruan tinggi. Hasil penelitian maka mahasiswa tersebut akan semakin
Harackiewicz, Durik, Barron, Linnenbrink, & berminat untuk mengikuti organisasi.
Tauer (2008, h.35-36) menyebutkan bahwa Bagi kedua subjek, Organisasi W memiliki
beberapa siswa yang memulai kelas tanpa banyak peran dalam berbagai sisi kehidupan
minat yang kuat, meskipun diberikan mereka. Adanya kedekatan dari seluruh
pengembangan minat secara situasional tetap anggota Organisasi W dalam kehidupan
kurang maksimal karena bukan berasal dari sehari-hari membuat kedua subjek tersebut
diri individu tetapi eksternal. Kondisi tersebut merasa mendapatkan keluarga baru.
dapat memberikan pengaruh yang besar Kebersamaan dengan para anggota
kepada kedua subjek, karena berdasarkan Organisasi W, khususnya ketika ada
hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari kegiatan yang berlangsung lebih dari satu hari
(2010, h. 7) menyatakan bahwa motivasi dan dan dilaksanakan di luar kota membuat
minat belajar berpengaruh secara signifikan mereka untuk saling menjaga satu sama
terhadap prestasi akademik yang akan diraih. lain. Kondisi tersebut sudah ditanamkan
sejak menjadi calon anggota melalui
Setelah menjalani kehidupan perkuliahan, pendidikan fisik dan mental, bahkan juga
kedua subjek mulai tertarik untuk bergabung tertuang dalam salah satu motto organisasi
dalam organisasi kemahasiswaan pada tersebut yaitu sedulur sak lawase.
akhir semester pertama. Pada subjek YK,
Penelitian yang dilakukan oleh Foubert
ketertarikannya diawali dari keinginannya
& Grainger (2006, h.180) menjelaskan
untuk melanjutkan kegiatan pramuka yang
bahwa keterlibatan mahasiswa dalam
telah diikuti sejak sekolah dasar, serta untuk
organisasi memiliki pengaruh yang kuat
menyalurkan kesenangannya dengan alam.
terhadap perkembangan psikososialnya.
Adanya larangan dari orang tua untuk
Kondisi tersebut juga dapat dilihat dalam
kembali bergabung dalam organisasi
kehidupan sosial kedua subjek tersebut,
pramuka, membuatnya harus mencari
mereka merasa semakin mudah untuk
beberapa alternatif organisasi lainnya. Tidak
menyesuaikan diri ketika bertemu dengan
berbeda jauh dengan YK, keputusan IR
169 Caesari, Listiara, Ariati
“Kuliah Versus Organisasi” Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa
Yang Aktif Dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro

orang-orang baru yang belum dikenal ikut bermain bersama teman-teman kuliah
sebelumnya. Melalui bekal pengalaman yang atau kos karena ada kegiatan Organisasi W,
telah didapat di dalam Organisasi W kedua sehingga kedua subjek menjadi jarang
subjek tersebut dapat menentukan sikap yang berinteraksi dan ketinggalan informasi-
seharusnya dilakukan sesuai dengan kondisi informasi terbaru dari teman-temannya.
dan keadaan yang terjadi. Jadi dapat Selain itu, kegiatan rapat yang tidak jarang
dikatakan bahwa dengan keterlibatan kedua harus tertunda sampai beberapa jam dan
subjek dalam Organisasi W semakin berlangsung lama membuat IR menjadi
memperluas jaringan mereka dengan kehilangan waktu yang telah direncanakan
menambah teman-teman baru. untuk mengerjakan tugas kuliah, bahkan YK
pernah menangis karena rapat tidak kunjung
Motto Organisasi W sedulur sak lawase selesai meskipun waktu telah menunjukkan
berarti saudara selama-lamanya pukul 03.00 pagi.
memperlihatkan adanya keterikatan antar Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat
anggota sehingga tercipta dorongan untuk bahwa dengan ikut serta di dalam Organisasi
tetap tinggal yang dikenal dengan istilah W kedua subjek mendapatkan beberapa
kohesivitas dalam psikologi (Rakhmat, manfaat sekaligus kerugian. Baik manfaat
2000, h.164). Berdasarkan hasil penelitian ataupun kerugiaan yang didapatkan
Baskoro (2007, h.1) menyatakan bahwa tersebut memberikan pengaruh pada sikap
kohesivitas pada kelompok pecinta alam dan perilaku yang terbentuk saat ini terkait
sangat tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari dengan kehidupan berorganisasi, berkuliah,
tingginya minat interpersonal di dalam dan sehari-hari di tempat tinggal.
kelompok pecinta alam, adanya intimasi dan
kohesif yang terbentuk secara baik dalam Bagi kedua subjek mengerjakan tugas-
kelompok, serta tingginya frekuensi tugas Organisasi W lebih menyenangkan
komunikasi yang menciptakan kerjasama dan mudah bila dibandingkan mengerjakan
yang baik antar anggota. tugas-tugas kuliah. IR lebih fun mengerjakan
tugas organisasi karena IR tidak hanya
Melalui kegiatan-kegiatan Organisasi W berfokus pada tugas itu saja, tetapi dapat
kedua subjek dapat belajar mengenai berbagai sekaligus menjadi sarana untuk refreshing,
hal baru yang belum pernah didapatkan sedangkan YK lebih merasa tugas Organisasi
sebelumnya, sehingga selain belajar di W asyik dan mudah untuk dikerjakan karena
bangku kuliah kedua subjek juga lebih spesifik bila dibandingkan dengan
menjadikan organisasi sebagai sarana untuk mengerjakan laporan praktikum yang
belajar. Kedua subjek dapat belajar banyak. Persepsi kedua subjek terhadap
mengenai manajemen dalam berorganisasi, tugas tersebut membentuk beberapa sikap
belajar mengenai sifat dan karakter orang, yang terkadang justru dapat merugikan
dan bahkan belajar untuk melakukan mereka dalam aktivitas perkuliahan atau
penelitian. kehidupan sehari- hari.

Bukan hanya manfaat yang telah disebutkan Terkait dengan kehidupan perkuliahan
di atas saja yang didapatkan oleh kedua kedua subjek memiliki kebiasaan untuk
subjek, akan tetapi tetapi juga terdapat menunda proses pengerjaan tugas, sehingga
beberapa pengaruh negatif dari kegiatan- mereka harus mengerjakan tugas kuliah
kegiatan Organisasi W. Kedua subjek tersebut mendekati deadline. Menurut
terkadang juga merasa dirugikan dengan pendapat Davidson (2004, h.xiv) sebuah
aktivitas organisasi yang begitu padat. Kedua tindakan untuk menunda sesuatu sampai
subjek terkadang harus merelakan untuk tidak beberapa waktu, baik dengan tidak memulai
Jurnal Psikologi Undip Vol.12 No.2 Oktober 2013 170

mengerjakan tugas tersebut atau tidak Kedua subjek dalam penelitian ini tidak
menyelesaikan tugas yang telah dikerjakan memiliki jadwal belajar khusus yang rutin
merupakan prokrastinasi. dilakukan, subjek IR lebih senang belajar dari
proses pembelajaran di kelas dan pada saat
Menurut hasil penelitian Mayasari (2007, mengerjakan tugas kuliah yang dimiliki,
h.xv) dengan menggunakan teknik analisa sedangkan YK hanya belajar pada waktu
induktif deskriptif menunjukkan bahwa menjelang ujian. Kehadiran kedua subjek
prokrastinasi yang dilakukan oleh para dalam perkuliahan juga sangat minimal,
aktivis mahasiswa dilakukan secara sengaja kedua subjek tersebut terkadang lebih
dan dikarenakan ada kegiatan lain dengan memilih untuk bolos kuliah dengan menitip
prioritas lebih tinggi. Salah satu faktor yang absen kepada teman. Menurut Solomon &
mempengaruhi para mahasiswa aktivis Rothblum (dalam Ghufron & Risnawita,
organisasi melakukan prokrastinasi 2010, h.157-158) terdapat enam area
akademik adalah karena pengelolaan waktu akademik untuk melihat jenis-jenis tugas
dalam mengatur jadwal kegiatan dan yang sering ditunda oleh pelajar, yaitu tugas
penentuan prioritas yang kurang bijaksana mengarang atau membuat paper, belajar
sehingga pada akhirnya dampak yang untuk menghadapi ujian, membaca buku
dirasakan adalah rasa bersalah dan penyesalan penunjang, tugas-tugas administratif
dalam dirinya. penunjang proses belajar, menghadiri
pertemuan, dan kinerja akademik secara
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh keseluruhan. Berdasarkan pernyataan di atas,
penelitian korelasional yang dilakukan dapat dilihat bahwa cara kedua subjek
kepada 68 mahasiswa anggota organisasi tersebut dalam mempertahankan esistensinya
pecinta alam (MAPALA). Penelitian yang dalam perkuliahan termasuk kategori
dilakukan oleh Taufan (2011, h.1) tersebut prokrastinasi akademik, yaitu perilaku
menunjukkan hubungan negatif antara penundaan yang dilakukan pada area
prokrastinasi akademik dan keaktifan akademik.
berorganisasi, yang berarti bahwa semakin
tinggi keaktifan berorganisasi seseorang maka Jones (2009, h.52) menyatakan bahwa
semakin rendah prokrastinasi akademiknya. kebiasaan menunda atau mengerjakan tugas
dengan prioritas rendah terjadi karena
Perbedaan hasil penelitian tersebut bisa manajemen waktu yang buruk, dan hal
disebabkan dari berbagai macam faktor tersebut dapat sangat merugikan bagi
yang mempengaruhi baik secara langsung pelakunya. Pernyataan tersebut sesuai dengan
atau tidak langsung. Salah satu faktor yang kedua kasus tersebut, kedua subjek masih
dapat mempengaruhi perbedaan tersebut bisa merasa belum maksimal dalam mengatur
saja disebabkan oleh lokasi atau tempat waktu yang dimiliki, karena terkadang masih
pelaksanaan penelitian. Selain itu juga dapat ada beberapa kegiatan yang berbenturan dan
dipengaruhi oleh metode penelitian yang bahkan tidak jarang justru memprioritaskan
digunakan. Dalam penelitian ini digunakan kegiatan yang kurang tepat. Kondisi tersebut
metode penelitian kualitatif dengan juga tidak jarang memberikan efek negatif
pendekatan studi kasus agar dapat mengupas pada kedua subjek, seperti terlambat
kasus mahasiswa yang aktif dalam organisasi mengumpulkan tugas, tidak mengerjakan
tersebut lebih mendalam dan menyeluruh, revisi laporan praktikum, dan bahkan tidak
sehingga diharapkan hasil penelitian yang mengumpulkan tugas.
didapatkan juga dapat memperlihatkan hasil
yang sesuai dengan keadaan di lapangan. Berdasarkan penelitian korelasional yang
dilakukan oleh Rizki (2009, h.64)
171 Caesari, Listiara, Ariati
“Kuliah Versus Organisasi” Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa
Yang Aktif Dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro

menyatakan bahwa semakin tinggi adalah dapat mengumpulkan tugas tersebut.


prokrastinasi akademik maka akan tinggi pula Menurut penelitian yang dilakukan oleh
kecurangan akademis yang dilakukan. Hasil Tarabashkina & Liezt (2011, h.210)
temuan lapangan dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa dengan
menunjukkan hal senada dengan penelitian stategi belajar surface akan cenderung
tersebut. Kedua subjek tidak jarang harus memiliki nilai lebih rendah bila dibandingkan
melakukan kecurangan akademis dengan dengan mahasiswa yang menggunakan deep
mencontek tugas temannya, terutama bila dan achieving approaches learning. Kondisi
waktu pengumpulan tugas tersebut sudah tersebut juga dialami oleh kedua subjek
dekat. penelitian yaitu terjadinya penurunan indeks
prestasi (IP) pada semester tiga.
Perilaku-perilaku yang ditunjukkan dalam
kedua kasus tersebut merupakan bentuk-
bentuk dari strategi yang digunakan oleh Penurunan nilai akademik kedua subjek
kedua subjek dalam upaya untuk tersebut merupakan konsekuensi dari strategi
mempertahankan eksistensinya di belajar digunakan. Strategi belajar yang
perkuliahan dan organisasi. Strategi belajar digunakan oleh kedua subjek tersebut
yang dilakukan oleh kedua subjek tersebut disertai bentuk-bentuk perilaku penundaan,
dilakukan untuk menyeimbangkan antara sehingga secara tidak langsung penurunan
kegiatan organisasi dan akademik. Kondisi tersebut juga merupakan konsekuensi dari
tersebut sesuai dengan pendapat Fry, prokrastinasi yang dilakukan oleh kedua
Ketteridge, & Marshall (2009, h. 11) yang subjek. Kondisi tersebut sesuai dengan
menyatakan bahwa strategi belajar bukan pendapat Semb, Glick, & Spencer (dalam
hanya murni terbentuk dari karakteristik Dembo, 2004, h.156) yang menjelaskan
individual seseorang saja, akan tetapi juga bahwa prokrastinasi pada tugas akademik
merupakan suatu respon terhadap keadaan dapat berpengaruh pada turunnya prestasi
lingkungan sekitarnya. akademik, termasuk di dalamnya nilai yang
buruk dan bahkan dikeluarkan dari sekolah
Kebiasaan kedua subjek untuk menunda dan atau tempat kursus. Pendapat senada juga
mengerjakan tugas kuliah mendekati dikemukakan oleh Edwards (2007, h.7) yang
deadline, bolos kuliah dengan titip absen, menyatakan bahwa mahasiswa yang paling
tidak memiliki waktu belajar rutin, dan sukses dan dapat menyelesaikan sebagian
bahkan menyalin tugas teman termasuk dalam besar dari tugas yang dimiliki adalah
surface approach learning. Kedua subjek mereka yang mampu mengatasi dorongan
tersebut tidak berusaha untuk mampu untuk melakukan prokrastinasi.
memahami secara mendalam materi
perkuliahan tersebut melalui belajar rutin, Berdasarkan teori belajar sosial kognitif
bahkan YK berpendapat bahwa kehadirannya Bandura, faktor-faktor perilaku, kognitif dan
dalam kelas hanya untuk sekedar datang individu lain, serta pengaruh lingkungan
kemudian absen dan tidak mendengarkan bekerja secara interaktif yang berarti bahwa
penjelasan dosen. Kondisi tersebut sesuai perilaku dapat mempengaruhi kognitif dan
dengan pendapat Flippo & Caverly (2009, sebaliknya, kegiatan kognitif seseorang dapat
h.123) yang menyatakan bahwa mahasiswa mempengaruhi lingkungan, pengaruh
yang menggunakan startegi belajar surface lingkungan dapat mengubah proses pemikiran
cenderung untuk menggunakan metode orang, dan seterusnya. Contoh lain dari
hafalan dalam belajar daripada memahami faktor-faktor individu yang dimaksudkan
maksud dari materi tertentu, dan tujuannya dapat meliputi inteligensi, ketrampilan, dan
dalam pengerjaan tugas yang terpenting pengendalian diri (Santrock, 2002, h.47-48).
Jurnal Psikologi Undip Vol.12 No.2 Oktober 2013 172

waktu rapat di malam hari berlangsung


Kedua kasus tersebut bila ditelaah lama, dan program kerja yang banyak dan
berdasarkan teori Bandura dapat dilihat tidak jarang harus ke luar kota menyita
adanya hubungan interaktif antara ketiga sebagian besar waktu dari para anggotanya.
faktor yang telah disebutkan di atas. Melihat kedua kasus tersebut, Organisasi W
Penyelenggaraan rapat di Organisasi W sebagai organisasi yang memiliki kendali atas
sering mundur dari jadwal yang sudah besar dan kecilnya aktivitas para anggotanya,
ditetapkan, membuat kedua subjek kehilangan memiliki wewenang untuk mengubah setiap
waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk kebijakan yang dikeluarkan atau bahkan
mengerjakan tugas kuliahnya sehingga terjadi mempertahankan kebijakan yang sudah
prokrastinasi akademik. Penundaan yang dikeluarkan sebelumnya.
terjadi tersebut menghasilan pemikiran
yang negatif pada kedua subjek mengenai
kemampuan manajemen waktu yang Penggunaan pendekatan studi kasus pada
dilakukan. Kedua subjek tersebut kemudian penelitian ini mempermudah peneliti dalam
mengembangkan strategi belajar surface mempelajari sistem informasi dalam seting
dengan memilih untuk belajar pada waktu- alami atau natural, sehingga dapat
waktu tertentu saja, sehingga pada akhir memahami seting dan kerumitan (complexity)
semester tiga nilai Indeks Prestasi (IP) yang dari proses yang terjadi di dalamnya.
didapatkan mengalami penurunan bila Berdasarkan pemahaman yang diperoleh
dibandingkan dengan semester sebelumnya. tersebut, peneliti dapat dengan mudah
Dapat dilihat bahwa lingkungan memberikan melakukan proses analisis data, hingga pada
pengaruh kepada perilaku kedua subjek, dari proses penulisan kasus tersebut dengan
perilaku yang terbentuk memberikan mendeskripsikan secara mendetail dan
pengaruh pada kognitif kedua subjek yang lengkap mengenai kasus tersebut.
kemudian juga memberikan pengaruh
kepada perilakunya. Bila Organisasi W Penelitian studi kasus memiliki ciri khas
mengamati perubahan yang ada, hasil yang adanya banyak perspektif, yang berarti
kurang baik pada nilai kedua subjek tersebut bahwa data diperoleh dari berbagai sumber
tentu saja akan memberikan pengaruh kepada yang dapat saling melengkapi. Bila
kebijakan organisasi untuk tetap menjalankan dibandingkan dengan penelitian-penelitian
peraturan yang sudah ada atau mengubahnya. yang lain, penelitian ini memiliki
kekhasan yang dapat membedakan dengan
Berdasarkan kedua kasus tersebut dapat penelitian lain, yaitu penggunaan buku harian
dilihat adanya pengaruh yang positif terhadap yang digunakan untuk merekam kegiatan-
individu yang ikut serta dalam Organisasi kegiatan subjek, khususnya yang berkaitan
W, khususnya sebagai sarana untuk dengan kesehariannya dalam perkuliahan dan
refreshing dan peningkatan soft skill yang organisasi. Banyaknya perspektif bukan hanya
dimiliki oleh kedua subjek. Manfaat yang terkait dengan data penelitian saja, akan tetapi
diperoleh kedua subjek tersebut, membuat juga adanya berbagai sudut pandang teori
mereka lebih senang dan nyaman untuk yang digunakan untuk membandingkan
mengerjakan tugas organisasi bila atau mendukung hasil penelitian.
dibandingkan dengan tugas kuliah yang
mereka miliki. Kondisi tersebut memberikan KESIMPULAN DAN SARAN
pengaruh buruk pada sisi akademis, terutama Simpulan
bila kedua subjek dihadapkan antara pilihan
untuk ikut serta dalam kegiatan Organisasi W Berdasarkan hasil penelitian, dapat
atau mengerjakan tugas kuliah. Selain itu disimpulkan bahwa Strategi belajar yang
173 Caesari, Listiara, Ariati
“Kuliah Versus Organisasi” Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa
Yang Aktif Dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro

dikembangkan oleh kedua subjek


dikategorikan sebagai surface learning
approaches karena secara keseluruhan kedua Penggunaan metode studi kasus untuk peneliti
subjek cenderung untuk tidak berusaha selanjutnya diharapkan dapat mencari
memahami secara mendalam mengenai suatu berbagai sumber data yang mampu
materi dan tugas. memberikan data secara lengkap, sehingga
dapat diperoleh berbagai sumber data primer.
Saran Keterbatasan buku harian sebagai sumber data
dalam penelitian ini dapat dikurangi melalui
1. Bagi subjek penelitian pembuatan tampilan yang lebih bersifat
deskriptif, sehingga subjek penelitian dapat
Gambaran yang menyeluruh mengenai kasus menuliskan berbagai macam hal yang ingin
tersebut membantu subjek dalam memahami dituliskannya tanpa ada batasan dari peneliti.
kondisinya terkait peran dan statusnya
sebagai mahasiswa dan anggota organisasi W. DAFTAR PUSTAKA
Pemahaman terhadap kondisi tersebut dapat
membantu subjek untuk selanjutnya membuat Ahmaini, D. (2010). Perbedaan prokrastinasi
keputusan terkait tindakan yang akan akademik antara mahasiswa yang aktif
dilakukan selanjutnya, sehingga kedua subjek dengan yang tidak aktif dalam
dapat membuat prioritas yang tepat dan organisasi kemahasiswaan PEMA
sesuai. USU. Skripsi. (tidak diterbitkan). Medan:
Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi organisasi mahasiswa
Anonim. (2010). Aktif berorganisasi
Pemberian persyaratan dalam menentukan mendapat nilai (2010, 18 Oktober).
calon anggota dan pengurusnya, dapat Kompas, hal.1.
digunakan organisasi W untuk mengurangi
resiko penurunan nilai akademik para Ardi, M. (2011). Hubungan antara persepsi
anggotanya. Pengurus harian yang memiliki terhadap organisasi dengan minat
tugas dan tanggung jawab lebih banyak berorganisasi mahasiswa fakultas
dibandingkan anggota biasa dan pengurus psikologi UIN Suska Riau. Skripsi. (tidak
lainnya seharusnya memiliki persyaratan diterbitkan). Pekanbaru: Universitas
akademik yang harus dipenuhi. Sebagai Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
contoh untuk menjadi ketua organisasi W,
para anggota yang mencalonkan diri untuk Baskoro, Y. (2007). Kohesivitas kelompok
menjadi ketua harus memenuhi persyaratan pecinta alam. Skripsi. (tidak diterbitkan).
akademik yaitu IPK minimal 3,00. Jakarta: Universitas Gunadarma.

3. Bagi peneliti selanjutnya Cahyaningtyas, A. Y. (2010). Perbedaan


kecerdasan emosional berdasarkan status
Peneliti selanjutnya yang berminat terhadap keikutsertaan dalam organisasi
strategi belajar, diharapkan dapat lebih ekstrakurikuler pada mahasiswa D-
memperhatikan lingkup dari strategi belajar IV kebidanan. Skripsi. (tidak
yang diteliti. Peneliti dapat lebih diterbitkan). Surakarta: Universitas
memfokuskan penelitiannya pada strategi Sebelas Maret.
belajar akademik, strategi belajar non-
akademik, atau strategi belajar akademik dan Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry &
non- akademik. research design: Choosing among five
Jurnal Psikologi Undip Vol.12 No.2 Oktober 2013 174

approaches. 2nd ed. Thousand Oaks: Sage and cocurricular involvement: Their
Publication, Inc. relationship and best combinations for
Davidson, J. (2004). The 60 second student growth. Journal of College
procrastinator: Sixty solid techniques to Student Development, 45 (4), 391-406.
jump- start any project and get you life in
gear. Avon: Adams Media. Jones, L. & Loftus, P. (2009). Time well spent:
Getting things done through effective time
Dembo, M. H. (2004). Motivation and management. London: Kagan Page
learning strategies for college success: A Limited.
self- management approach. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 155/U/1998
Edwards, S. (2007). Ways to improve your tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan. (Tanpa tanggal).
study habits. 2nd ed. Fox Island:
Diunduh dari:
Encouragement Press, LLC.
http://www.dikti.go.id/Archive2007/Org
Mhs.html.
Flippo, R. F., & Caverly, D. C. (2009).
Handbook of college reading and study
Lestari, I. A. (2010). Pengaruh motivasi
strategy research. 2nd ed. New York: belajar, minat belajar, dan adversity
Routledge. quotient mahasiswa jurusan akuntansi
terhadap prestasi akademik (Skripsi
Foubert, J. D., & Grainger, L. U. (2006). tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas
Effect of involvement in clubs and Gunadarma.
organization on the psychosocial
development of first-year and senior Masitoh, S. (2007). Konflik peran pada
college students. Naspa Journal, 43(1), mahasiswa yang aktif di organisasi
166-182. (Skripsi tidak diterbitkan). Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Fry, H., Ketteridge, S., & Marshall, S. (2009).
A handbook for teaching and learning in Mayasari, L. (2007). Prokrastinasi
higher education: Enhancing academic akademik pada mahasiswa aktivis
practice. 3rd ed. New York: Routledge. organisasi
(Skripsi tidak diterbitkan). Surakarta:
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. (2010). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar- Rakhmat, J. (2000). Psikologi
Ruzz Media. Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Harackiewicz, M. J., Durik, A. M., Barron, Rizki, S. A. (2009). Hubungan antara
K. E., Linnenbrink, E. A., & Tauer, J. prokrastinasi akademis dan kecurangan
M., (2008). The role of achievement akademis pada mahasiswa fakultas
goals in the development of interest: psikologi universitas sumatera utara
Reciprocal relations between (Skripsi tidak diterbitkan). Medan:
achievement goals, interest, and Universitas Sumatera Utara.
performance. Journal of Educational
Psychology, 100, 1-62. Santrock, J. W. (2002). Life span
development: Perkembangan masa
Huang, Y. & Chang, S. (2004). Academic hidup. ed. 2. Jakarta: Erlangga.
175 Caesari, Listiara, Ariati
“Kuliah Versus Organisasi” Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa
Yang Aktif Dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro

Tarabashkina, L., & Lietz, P. (2011). The Taufan, A. (2011). Hubungan antara keaktifan
impact of values and learning berorganisasi dengan prokrastinasi
approaches on student achievement: akademik pada mahasiswa aktivis
Gender and academic dicipline organisasi. Skripsi. (tidak diterbitkan).
influences. Issue in Educational Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Research, 21(2), 210-231. Surakarta.

You might also like