Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

SCIENTIA VOL. 5 NO.

2, AGUSTUS 2015

AKTIVITAS ANTI DIABETES DAN ANTI DISLIPIDEMIA DARI


KOMBINASI EKSTRAK BUAH RIMBANG (SolanumtorvumSwartz)
DAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb) PADA
MENCIT DIABETES YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Eka Fitrianda dan Erniwati
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang
Email : eka_fitrianda@stifi-padang.ac.id

ABSTRACT

Medicinal herbs or extracts of herbs have been used widely by the public. The World Health
Organization (WHO) has also approved the use of herbal medicines for some diseases, including
diabetes mellitus. Fruit of rimbang (Solanum torvum Swartz) and rhizome of temulawak (Curcuma
xanthorriza Roxb) arematerials traditionally used in the treatment of diabetes and hyperlipidemia. A
number of studies had also been conducted to prove the efficacy of the two plants separately. This
study was done to investigate in vivo activity of the combination of plant extracts as antidiabetic and
antidyslipidemia. Animals were grouped into 7 groups consisting of normal group, diabetescontrol,
diabetes treated with extract ofrimbang (400 mg/kg), diabetes treated with extract of temulawak (400
mg/kg), diabetes treated with a combination of extracts comprising rimbang and temulawak extract
each in the same amount (400 mg/kg), diabetes treated with reference antidiabetes glibenclamide (5
mg/kg), and diabetes treated with referenceantihyperlipidemia simvastatin (4 mg/kg). The state of
diabetes in mice was induced by intravenousinjection of alloxan (65 mg/kg). Mice whose blood
glucose levels reach 250-350 mg/dl were included in the study (day 0). Extract, combination of extract
and the reference drug were given orally for 21 days. Measurement of blood glucose levels were done
on 7th, 14th, and 21stday. While measurements of HDL, LDL, and triglycerideslevels were performed on
21stday. The results showed that the combination of extracts comprising half doses of each extract
could lower blood glucose levels significantly (P<0.05) with the same efficacy to each single extract.
The combination of the extract was also able to significantly improve blood lipid profile (P<0.05)
even with better efficacy than each single extract.

Keywords: Solanum torvum Swartz, Curcuma Roxb xanthorriza, diabetes mellitus, hyperlipidemia,
combination of extracts

PENDAHULUAN hepatosit dan otot rangka setelah konsumsi


makanan.Selain fungsi utama tersebut, insulin
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit juga menstimulasi hepatosit untuk mensintesa
kronik yang bersifat kompleks dimana terjadi dan menyimpan trigliserida pada jaringan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein, dan adiposa. Pada diabetes melitus tipe 1 yang
lemak serta berkembangnya komplikasi tidak terkontrol, terjadi mobilisasi trigliserida
makrovaskuler dan neurologis.DM dapat yang cepat yang mengakibatkan peningkatan
mengakibatkan berubahnya profil lipid dalam level asam lemak bebas dalam plasma. Asam
darah, yang dihubungkan dengan peningkatan lemak bebas ini akan masuk ke sejumlah besar
resiko penyakit kardiovaskular. DM ditandai jaringan (kecuali jaringan otak) dan
oleh peningkatan kadar glukosa darah dimetabolisme menjadi energi. Pada keadaan
(hiperglikemia) yang bisa terjadi akibat tidak ada insulin, level malonil CoA menurun
penurunan kemampuan sel-sel untuk berespon dan transpor fatty acil-coA ke dalam
terhadap insulin dan atau penurunan atau mitokondria meningkat.Oksidasi asam lemak
terhentinya pembentukan insulin oleh pankreas pada mitokondria menghasilkan asetil CoA
(Bastaki, 2005). yang bisa dioksidasi lanjut dalam siklus
Fungsi utama insulin adalah TCA.Sementara dalam hepatosit sebagian
menstimulasi penyimpanan energi dari besar asetil CoA tidak dioksidasi pada siklus
makanan dalam bentuk glikogen dalam TCA tetapi dimetabolisme menjadi badan-

ISSN : 2087-5045 122


SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

badan keton (asetoasetat dan b- temulawak telah dilaporkan menunjukkan


hidroksibutirat).Badan-badan keton ini berbagai aktivitas biologis
digunakan untuk produksi energi oleh jaringan seperti anticandidal, antibakteri, dan
otak, hati dan otot rangka (Raju dan Raju, antimetastatik. Manfaat lain dari rimpang
2010). tanaman ini adalah sebagai obat jerawat,
Pada diabetes melitus tipe 1, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol
peningkatan ketersediaan asam lemak bebas (Septiana, et. al., 2006; Wientarsih, et al.,
dan badan keton memperburuk penurunan 2002) anti inflamasi, anemia, anti
penggunaan glukosa dan lebih jauh oksidan(Gandhi, et al., 2011), pencegah
meningkatkan hiperglikemia.Produksi badan kanker, anti diabetes (Dhianawaty, et al., 2010;
keton dalam jumlah yang melebihi Gandhi, et al., 2011) dan anti mikroba (Halim,
kemampuan tubuh untuk menggunakannya et al., 2012).
mengakibatkan keadaan ketoasidosis.Hasil dari Dalam penelitian ini, diuji aktivitas
penguraian spontan asetoasetat adalah senyawa antidiabetes dan anti dislipidemia dari ekstrak
aseton yang dikeluarkan melalui paru-paru, buah rimbang, ekstrak rimpang temulawak,
mengakibatkan bau nafas yang khas. Dalam serta kombinasi kedua ekstrak tersebut dengan
keadaan normal, trigliserida dalam plasma dosis setengah dari masing-masing ekstrak
akan diolah oleh lipoprotein lipase (LPL) tunggal.Penelitian ini bertujuan menyelidiki
dengan adanya insulin. LPL merupakan enzim aktivitas dan efikasi antidiabetes serta anti
yang terikat pada permukaan sel-sel dislipidemia dari kombinasi ekstrak etanol
endothelial pada dinding pembuluh darah, buah rimbang dan rimpang temulawak pada
yang memungkinkan trigliserida diambil dari mencit diabetes yang diinduksi dengan
sirkulasi untuk disimpan dalam jaringan aloksan, dengan dosis yang lebih kecil
adiposa. Sehingga, ketiadaan insulin akan dibandingkan dengan penggunaan masing-
mengakibatkan hipertrigliseridemia (Raju dan masing ekstrak tersebut secara terpisah.
Raju, 2010).
Obatherbalatau ekstrak dari tamanan Pengambilan dan identifikasi sampel
obat telah digunakan secara luas oleh Sampel yang digunakan dalam
masyarakat Indonesia, walaupun senyawa- penelitian ini adalah buah rimbang (Solanum
senyawa aktifbiologis dari tanaman-tanaman torvum Swartz) dan rimpang temulawak
tersebut masih banyak yang belum diteliti dan (Curcuma xanthorriza Roxb) yang
diketahui secara pasti. BahkanOrganisasi dikumpulkan dari daerah Bukittinggi,
KesehatanDunia (WHO) juga telah Sumatera Barat.Identifikasi dilakukan di
menyetujuipenggunaan obat herbal untuk Herbarium Jurusan Biologi Universitas
beberapa penyakit, seperti malaria dan Andalas (UNAND).
HIV/AIDS serta termasukdiabetesmelitus.
Namun demikian, studi berkaitan dengan Penyiapan ekstrak
ekstrak tumbuhan sangat penting untuk Buah rimbang dan rimpang temulawak
mengetahuiefektivitas danmekanisme kerja diekstraksi secara terpisah dengan metoda
serta keamanan dari ekstrak tersebut. Sejumlah yang sama sebagai berikut: sampel dibersihkan
tanaman obat telah diteliti potensi aktivitasnya lalu dikeringkandengan oven, ditimbang
sebagai agen antidiabetes (Bnouham, et al., sebanyak 1 kg lalu dihaluskan kemudian
2006). dimaserasi dengan alkohol 97% selama lima
SolanumtorvumSwartz(Solanaceae), hari. Maserat disaring lalu dilakukan
secara internasional dikenal sebagai Turkey remaserasi sebanyak 3 kali, filtrat yang didapat
berry. Di Sumatera Barat, tanaman ini dikenal dari proses maserasi dan remaserasi
dengan nama rimbang. Secara tradisional buah dikumpulkan kemudian dipekatkan dengan
rimbang digunakan sebagai obat anti rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak
diabetes.Sejumlah penelitian ilmiah juga telah kental.
membuktikan efikasinya sebagai anti diabetes
(Jaiswal, 2012). Sementara itu, Curcuma Hewan percobaan
xanthorriza Roxb dikenal di Indonesia dengan Hewan yang digunakan adalah mencit
namatemulawak.Di Indonesia satu-satunya putih jantan galur DDY dengan berat rata-rata
bagian yang dimanfaatkan dari tanaman ini 20-30 g, diperoleh dari PT. Biofarma
adalah rimpang.Xanthorrhizol dalam Bandung.Selama masa aklimatisasi, hewan

ISSN : 2087-5045 123


SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

diberi makanan standar dan aquadest ad memastikan keadaan diabetes akibat induksi
libitum. Proses aklimatisasi dilaksanakan aloksan. Pada hari ke-7 dan ke-14, kadar
selama satu minggu sebelum dimulainya glukosa darah hewan pada kelompok I-VI
percobaan. Dalam studi ini, hewan dibagi diukur menggunakan alat glukotest dengan
menjadi 7 kelompok (masing-masing mengambil sampel darah ekor. Metoda ini
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus) dipilih karena dapat meminimalkan cedera
pada tikus. Sedangkan pada hari ke-21 hewan
Rancangan pernelitian dikorbankan untuk dilakukan pengukuran
Dalam penelitian ini 35 ekor mencit terhadap kadar glukosa darah (kelompok I-VI)
dibagi menjadi 7 kelompok secara serta kadar HDL, LDL, dan trigliserida
acak.Ekstrak, kombinasi ekstrak, serta obat (kelompok I-V, VII) dengan menggunakan
pembanding diberikan secara oral pada mencit metoda enzimatis dengan alat pengukur
diabetes yang diinduksi dengan spektrofotometer mikrolab.
aloksan.Seluruh ekstrak disuspensikan dalam
Na CMC 1%.Kombinasi ekstrak merupakan Analisa statistika
campuran sama banyak ekstrak buah rimbang Hasil pengukuran seluruh parameter
dan ekstrak rimpang temulawak. dalam penelitian ini dianalisa secara statistika
Pengelompokan hewan dalam penelitian ini menggunakan analisa varian satu arah (one
dilakukan sebagai berikut: kelompok I (kontrol way anova), dimana perbedaan dianggap
normal, tidak diberi perlakuan), kelompok II bermakna jika nilai P<0,05. Untuk nilai
(kelompok kontrol positif, diinduksi dengan P<0,05 analisa dilanjutkan dengan uji berjarak
aloksan, diberi Na CMC 1%), kelompok III Duncan guna melihat signifikansi perbedaan
(diinduksi aloksan, diberi ekstrak buah rata-rata yang diakibatkan oleh perbedaan
rimbang 400 mg/kg BB), kelompok IV perlakuan.
(diinduksi aloksan, diberi ekstrak rimpang
temulawak 400 mg/kg BB), kelompok V
(diinduksi aloksan, diberi kombinasi ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN
400 mg/kg BB), kelompok VI (diinduksi
aloksan, diberi glibenklamid 5 mg/kg), Kadar glukosa darah rata-rata pada
kelompok VII (diinduksi aloksan, diberi hewan kelompok kontrol dan perlakuan pada
simvastatin 4 mg/kg). hari 0 (sebelum pemberian ekstrak dan obat
pembanding), hari ke-7, hari ke-14 serta hari
Induksi diabetes ke-21 disajikan pada tabel 1 dan gambar 1.
Kondisi diabetes pada hewan percobaan Kebermaknaan analisa statistika dari masing-
diinduksi dengan injeksi aloksan (65 mg/kg) masing kelompok dibandingkan dengan
secara intra vena.Hewan yang disertakan kelompok 2 (kelompok kontrol), yaitu hewan
dalam penelitian adalah hewan dengan kadar diabetes yang mendapatkan pembawa ekstrak
glukosa darah 250-350 mg/dL. Kombinasi (Na CMC 1%). Pemberian Na CMC tidak
ekstrak dan obat-obat pembanding diberikan mempengaruhi kadar glukosa pada hewan
secara oral selama 21 hari, dimulai setelah kelompok kontrol (II).
pengukuran kadar glukosa darah untuk

ISSN : 2087-5045 124


SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

Tabel 1. Kadar glukosa darah rata-rata masing-masing kelompok (mg/dl) pada mencit diabetes yang
diinduksi aloksan
Kadar glukosa rata-rata (mg/dl)
Kelompok (n=5)
Hari 0 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21
I. Normal 125.2000±7.6 119.6000±5.941 122.8000±5.9 126.0000±10.770
2889** 38** 3296** 33**
II. Kontrol 300.0000±30. 331.8000±31.37 331.8000±30. 340.2000±26.432
68387 993 26054 93
III. Ekstrak buah rimbang 311.0000±18. 295.0000±18.54 242.0000±7.9 192.0000±18.069
16590 724* 3725** 31**
IV. Ekstrak temulawak 291.8000±26. 261.0000±25.56 225.8000±17. 189.0000±22.427
26214 365** 07923** 66**
V. Kombinasi ekstrak 313.0000±22. 307.0000±24.60 232.0000±19. 192.6000±12.033
30471 691 14419** 29**
VI. Glibenklamid 307.8000±31. 227.8000±24.19 192.6000±15. 140.2000±23.370
13198 091** 45316** 92**
Ket: Setiap nilai ditampilkan sebagai nilai rata-rata±standar deviasi (n=5). * P<0,05 dibanding
kelompok kontrol. ** P<0,01 dibanding kelompok kontrol.

350

300
Kadar glukosa (mg/dl)

250 Normal
200 Kontrol
150 Ekstrak rimbang

100 Ekstrak temulawak


Campuran ekstrak
50
Glibenklamid
0
Hari 0 Hari ke 7 Hari ke 14 Hari ke 21
Waktu pengukuran

Gambar 1. Kadar glukosa darah rata-rata masing-masing kelompok (mg/dl) pada mencit diabetes yang
diinduksi aloksan

Pada hari 0, yaitu sebelum pemberian ditunjukkan oleh kelompok glibenklamid,


sediaan, kadar glukosa diukur pada seluruh dimana pada hari ke-21 kadar glukosa pada
hewan percobaan. Keberhasilan induksi kelompok glibenklamid tidak berbeda
diabetes pada hewan percobaan ditandai signifikan dengan kelompok normal.
dengan kenaikan kadar glukosa darah pada Kadar glukosa darah hewan kelompok
seluruh hewan yang diinduksi dengan aloksan kombinasi ekstrak yang diberi campuran
dibanding kelompok hewan normal (P<0,01). ekstrak dengan dosis masing-masing setengah
Penurunan kadar glukosa mulai terlihat darah dari dosis ekstrak tunggal menunjukkan
pada hari ke-7, dimana terjadi penurunan kadar penurunan yang tidak berbeda signifikan
glukosa yang signifikan pada seluruh dengan kelompok yang diberi ekstrak tunggal
kelompok kecuali kelompok yang diberi rimbang maupun temulawak. Dengan
kombinasi ekstrak. Sementara itu, pada hari demikian, pemberian kombinasi kedua ekstrak
ke-14 dan hari ke-21, penurunan kadar glukosa ini untuk penurunan kadar glukosa darah dapat
darah yang signifikan terjadi pada seluruh memberikan keuntungan dibanding
kelompok perlakuan. Pada seluruh hari penggunaan tunggal masing-masingnya, yaitu
pengamatan, penurunan kadar glukosa terbesar kemampuan menurunkan kadar glukosa yang

ISSN : 2087-5045 125


SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

sama dengan resiko efek samping yang lebih Kadar HDL, LDL dan trigliserida diukur pada
rendah dari kedua ekstrak dikarenakan dosis hari ke 21. Hasil pengukuran disajikan pada
masing-masing ekstrak dalam campuran 50% tabel 2 dan gambar 2.
lebih rendah daripada penggunaan tunggal.

Tabel 1. Kadar HDL, LDL dan Trigliserida (mg/dl) mencit diabetes yang diinduksi dengan aloksan
Kadar lipid darah (mg/dl)
Kelompok(n=5)
HDL LDL TG
I. Normal 64.4000±10.06479* 60.6000±5.85662* 80.4000±9.58123
II. Kontrol 49.4000±7.43640 79.6000±3.64692 115.2000±10.96358
III. Ekstrak buah rimbang 58.0000±7.68115 72.2000±6.37966* 104.2000±12.11198
IV. Ekstrak temulawak 57.4000±7.50333 62.4000±5.41295* 96.4000±8.9204
V. Kombinasi ekstrak 60.8000±5.63028* 60.2000±6.30079* 95.6000±6.69328
VI. Simvastatin 61.8000±2.48998* 60.8000±5.31037* 74.2000±8.34865
Ket: Setiap nilai ditampilkan sebagai nilai rata-rata±standar deviasi (n=5). * P<0,05 dibanding
kelompok kontrol.

120

100
Normal
Kadar (mg/dl)

80
Kontrol
60
Ekstrak rimbang
40 Ekstrak temulawak

20 Kombinasi ekstrak
Simvastatin
0
HDL LDL TG

Lipid darah

Gambar 2. Kadar HDL, LDL dan Trigliserida mencit diabetes yang diinduksi dengan aloksan

Kadar HDL pada kelompok normal peningkatan kadar LDL hingga


adalah 64.4000±10.06479 mg/dl. Pada 79.6000±3.64692 mg/dl. Kadar LDL pada
kelompok kontrol diabetes terjadi penurunan kelompok yang diberi ekstrak, kombinasi
kadar HDL yaitu 49.4000±7.43640 mg/dl, ekstrak, dan simvastatin mengalami penurunan
sedangkan pada kelompok yang diberi ekstrak, yang signifikan dibanding kelompok kontrol,
kombinasi ekstrak, serta simvastatin, terjadi dimana penurunan paling besar terjadi pada
peningkatan kadar HDL dibanding kontrol, kelompok yang diberi kombinasi ekstrak.
namun peningkatan yang signifikan hanya Kadar lipid terakhir yang ditentukan
terlihat pada kelompok yang diberi kombinasi dalam penelitian ini adalah trigliserida.Kadar
ekstrak dan simvastatin, sedangkan pada kelompok TG pada kelompok normal adalah
kelompok yang diberi ekstrak tunggal buah 80.4000±9.58123 mg/dl, dan mengalami
rimbang dan rimpang temulawak kenaikan peningkatan hingga 115.2000±10.96358 pada
kadar HDL tidak signifikan. kelompok kontrol. Sementara itu kadar TG
Sementara itu, kadar LDL pada pada kelompok yang diberi ekstrak, kombinasi
kelompok normal adalah 60.6000±5.85662 ekstrak, dan simvastatin mengalami penurunan
mg/dl, dan pada kelompok kontrol terjadi yang signifikan dibanding kontrol, dimana

ISSN : 2087-5045 126


SCIENTIA VOL. 5 NO. 2, AGUSTUS 2015

penurunan paling besar ditunjukkan oleh induced diabetic rats, Food and
kelompok simvastatin hingga lebih rendah Chemical Toxicology, Volume 49, Issue
daripada kelompok normal. 11, Pages 2725–2733
Dari hasil pengukuran kadar lipid darah Halim, M. R. M., S. M. Zabritan, S.
tersebut, dapat dilihat bahwa pemberian Ismail, and R. Mahmud, 2012,
kombinasi ekstrak dengan dosis setengah dari Standardization and Phytochemical Stud
masing-masing ekstrak ekstrak tunggal ies Off Curcuma xanthorrhiza Roxb,
memiliki kemampuan memperbaiki profil lipid International Journal of Pharmacy and
darah sama dengan penggunaan tunggal, Pharmaceutical Sciences. Vol 4, Issue 3
bahkan untuk kadar LDL dan HDL 234-242
kemmapuannya lebih baik dibanding masing- Jaiswal, B. S., 2012, Solanum torvum: a review
masing ekstrak tunggal. Sehingga, penggunaan of its traditional uses, phytochemistry
kombinasi kedua ekstrak ini dapat memberikan and pharmacology, Int J Pharm Bio Sci
keuntungan yaitu penurunan potensi efek 3(4): (P) 104 – 111
samping dengan efikasi yang lebih baik Raju, S.M., dan Raju, B., 2010, Illustrated
dibanding penggunaan tunggal masing-masing medical biochemistry, 2nd ed. Jaypee
ekstrak. Brothers Medical Publisher ltd, India
Septiana, A.T, H. Dwiyanti, D. Muchtadi, F.
Zakaria, 2006, Penghambatan Oksidasi
KESIMPULAN LDL dan Akumulasi Kolesterol pada
makrofag oleh ekstrak temulawak
Kombinasi ekstrak buah rimbang dan (Curcuma xantorrhiza Roxb), Jurnal
ekstrak rimpang temulawak dengan dosis Tekn dan Industri Pangan, 17, 3: 221-
masing-masing ekstrak setengah dari dosis 226
ekstrak tunggal memiliki kemampuan Wientarsih,Ietje, S. Chakeredza, and U.
menurunkan kadar glukosa darah dan Meulen, 2002, Influence of curcuma
memperbaiki profil lipid darah yang sebanding (Curcuma xanthorrhiza Roxb) on lipid
dengan masing-masing ekstrak. Penggunaan metabolism in rabbits, Journal of the
kombinasi ekstrak ini diharapkan dapat Science of Food and Agriculture.
menurunkan potensi efek samping dari Volume 82, Issue 15, pages 1875–1880
ekstrak-ekstrak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bastaki, Salim, 2005, Diabetes mellitus and its


treatment, Int J Diabetes & Metabolism,
13:111-134
Bnouham, Mohamed, Z. Abderrahim, M.
Hassane, T. Abdelhafid, L.
Abdelkhaleq, 2006, Medicinal plants
with potential antidiabetic activity - A
review of ten years of herbal medicine
research (1990-2000), Int J Diabetes &
Metabolism, 14: 1-25
Dhianawaty, Diah, A. A. Soemardji, S.
Surialaga, A. Martiana, 2010, Effect of
Curcuma xanthorrhiza Roxb. Decoct on
Glucose Absorption Level in Intestine of
Male Rat of Wistar Strain, IPB.
Gandhi, Gopalsamy Rajiv, S. Ignacimuthu, M.
G. Paulraj, 2011, Solanum torvum
Swartz. fruit containing phenolic
compounds shows antidiabetic and
antioxidant effects in streptozotocin

ISSN : 2087-5045 127

You might also like