Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA

(BSPS)
DI KELURAHAN KERENG BANGKIRAI KOTA PALANGKA RAYA

DEVRIANTO Y.A. HUDJAK


NIM. GAB 114 013

ABSTRACT
Devrianto Y.A. Hudjak, GAB 114 013, 2018, Undergraduate Program, State
Administration Science, Faculty of Social and Political Sciences, Palangka Raya
University, Palangka Raya, Implementation of Self-Helping Housing
Stimulation Program (BSPS) in Kereng Bangkirai Of Palangka Raya City
(Study in Public Housing Office and Residential area of Palangka Raya City ).
Counselor Team: Ira Zuraida, SE., M.Si and Sri Mujiarti Ulfah, S. Sos., M.AP
This research was conducted to find out how the implementation of related
implementation of the Self-Helping Housing Stimulation Program (BSPS) in Kereng
Bangkirai, Palangka Raya City, where the researcher chose the research the location
in Kereng Bangkirai of Palangka Raya City

The purpose of this research is to describe and analyze how the implementation
of Self-Helping Housing Stimulation Program (BSPS) in Kereng Bangkirai,
Palangka Raya City. The theory used by researcher using the theory of policy
implementation from George Edward III Theory which influenced by four variables,
they are Communication, Resources, Dispositions and Bureaucratic Structures. This
research uses descriptive qualitative research method. The data are taken based on
information from the informants at the elemental level of the Head of Land Section,
Planning of Settlement Development and Space Utilization of the Housing and
Settlement Service of Palangka Raya City, Field Coordinator (Korlap) BSPS
Palangka Raya City, Kereng Bangkirai Urban Village.
The results showed that the Self-Helping Housing Stimulation Program in
Kereng Bangkirai Village is still not running well. Due to the lack of direct
supervision of the relevant agencies, as well as communication is not established
synergy between implementors to the community. The factors that affect the
implementation of BSPS Program in Kereng Bangkirai Village are two factors
namely the supporting factors: Awareness and community understanding about the
BSPS program itself. The inhibiting factors in the implementation of the BSPS
Program in Kereng Bangkirai Village are in the form of: Inadequate Human
Resources, weather factors, supervision from relevant agencies not directly related to
non-existent, communication between the implementor and beneficiary communities,
and the procurement of materials not suitable with the requested.
Keywords: Implementation, Program, Help of Self-Housing Stimulus (BSPS).
1. PENDAHULUAN Kementerian Perumahan Rakyat

1.1. Latar Belakang merencanakan Program Bantuan

Masalah rumah tidak layak Stimulan Perumahan Swadaya atau

huni perlu mendapatkan perhatian lebih dikenal masyarakat sebagai

khusus demi terciptanya kehidupan Program Bedah Rumah. Program

yang sejahtera. Dalam Peraturan Bantuan Stimulan Rumah Swadaya

Menteri Negara Perumahan Rakyat ini sendiri merupakan salah satu

Republik Indonesia Nomor 14 program yang lahir berdasarkan

Tahun 2011 Pasal 1 mengatakan Undang–Undang Nomor 1 Tahun

bahwa Standar layak huni adalah 2011 tentang Perumahan dan

persyaratan kecukupan luas, Kawasan Pemukiman yang

kualitas, dan kesehatan yang harus merupakan revisi dari Undang–

dipenuhi suatu bangunan rumah. Undang Nomor 4 Tahun 1992.

Rumah tidak layak huni Menurt pasal 1 ayat (7) UU No 1

merupakan rumah yang tidak Tahun 2011 rumah adalah

memenuhi standar yang mencakup bangunan gedung yang berfungsi

kecukupan luas, kualitas, dan sebagai tempat tinggal yang layak

kesehatan. Sebagai upaya huni, sarana pembinaan keluarga,

pemerintah untuk mengatasi cerminan harkat dan martabat

permasalahan rumah tidak layak penghuninya, serta aset bagi

huni, pemerintah pusat, yaitu pemiliknya.


Salah satu kota yang bangunan senilai antara 700 ribu

melaksanakan Program Bantuan sampai 15 juta perkepala

Stimulan Perumahan Swadaya di keluarganya/rumah.

Kalimantan Tengah, mendapatkan Namun dilihat dari hasil


Program BSPS ini sebanyak 2000 observasi di kelurahan kereng
kepala keluarga yang memiliki bangkirai peneliti menemukan
rumah tidak layak huni. Terkhusus masalah bahwa program BSPS ini
di Kelurahan Kereng Bangkirai tidak tepat sasaran karena
Kecamatan Sebangau Provinsi masyarakat yang mendapatkan
Kalimantan Tengah dengan jumlah program BSPS ini bisa dikatakan
penduduk 13805 Jiwa dan masyarakat yang mampu, peneliti
memiliki 2617 Kepala Keluarga melakukan pra penelitian dan
dengan total jumlah 1453 unit wawancara selama 1 minggu dan
rumah. Masyarakat kelurahan dari hasil wawancara peneliti
kereng bangkirai juga mendapat terhadap ibu–ibu yang ada di
bantuan sebanyak 65 Kepala Rukun Tetangga (RT 1,2,3) dengan
Keluarga dan 102 unit Rumah yang jumlah mereka mendapatkan
direhap karena rumah yang di
program BSPS ini padahal
tempati adalah Rumah Tidak masyarakat yang mendapatkan
Layak Huni (RTLH), bantuan program BSPS ini penghasilan
BSPS ini diberikan bantuan yang rata–rata 1 sampai 2 juta per
masing–masing dapat bahan
bulannya. Ada juga masyarakat Kereng Bangkirai ini. Berdasarkan

yang berkerja serabutan dengan latar belakang masalah diatas,

penghasilan tidak tetap maka penulis tertarik menfokuskan

perbulannya dengan rumah yang penelitian yang berjudul:

termasuk RTLH malah tidak “Implementasi Program

mendapatkan program BSPS ini. Bantuan Stimulan Perumahan

selanjutnya, masalah yang Swadaya (BSPS) Di Kelurahan

ditemukan peneliti adanya tindakan Kereng Bangkirai Kota

nepotisme dari salah satu rukun Palangka Raya”

tetangga yang mengutamakan 1.2. Rumusan Masalah

keluarganya yang didata agar 1. Bagaimanakah Implementasi

mendapatkan program BSPS Program Bantuan Stimulan

tersebut, akibatnya masyarakat Perumahan Swadaya (BSPS)

yang seharusnya memerlukan Di Kelurahan Kereng

program BSPS ini malah tidak Bangkirai Kota Palangka

mendapatkan bantuan tersebut Raya?

dikarenakan tindakan nepotisme 2. Faktor-Faktor apa saja yang

dari ketua rukun tetangganya. Dan mempengaruhi Impelentasi

yang terakhir, kurangnya Program Bantuan Stimulan

pengawasan langsung ke lapangan Perumahan Swadaya (BSPS)

dari pihak instansi terkait dalam Di Kelurahan Kereng

program BSPS di Kelurahan


Bangkirai Kota Palangka Model implementasi kebijakan

Raya? yang berspektif Top Down yang

2. LANDASAN TEORI dikemukakan oleh Edward

2.1. Pengertian Kebijakan Publik menunjuk empat variabel yang

Anderson dalam buku berperan penting dalam pencapaian

(Subarsono, 2013:2) keberhasilan implementasi. Empat

mendefinisikan kebijakan publik variabel tersebut adalah

sebagai kebijakan yang ditetapkan komunikasi, sumber daya, disposisi,

oleh badan–badan dan aparat dan struktur birokrasi. Variabel–

pemerintah. Walaupun disadari variabel tersebut yaitu:

bahwa kebijakan publik dapat a. Komunikasi, yaitu menunjuk bahwa

dipengaruhi oleh para aktor dan setiap kebijakan akan dapat

faktor diluar pemerintah. Dalam dilaksanakan dengan baik jika

pandangan Easton ketika terjadi komunikasi efektif antara

pemerintah membuat kebijakan pelaksana program (kebijakan)

publik, ketika itu pula pemerintah dengan para kelompok sasaran

mengalokasi nilai–nilai kepada (target group).

masyarakat, karena setiap kebijakan b. Sumber Daya, yaitu menunjuk

mengandung seperangkat nilai setiap kebijakan harus di dukung

didalamnnya. oleh sumber daya yang memadai,

2.2. Pengertian Implementasi baik sumber daya manusia maupun

Kebijakan sumber daya finansial. Sumber daya


manusia adalah kecukupan baik Kementerian Perumahan Rakyat

kualitas maupun kuantitas (Kemenpera), sebagai wujud

implementor yang dapat melingkupi kepedulian pemerintah dalam

seluruh kelompok sasaran. menyelenggarakan pembangunan

c. Disposisi, yaitu menunjuk layak huni bagi Masyarakat

karakteristik yang menempel erat Berpenghasilan Rendah (MBR).

kepada implementor 3. METODE PENELITIAN

kebijakan/program. 3.1.Jenis Penelitian

d. Struktur Birokrasi, menunjuk Peneliti menggunakan

bahwa struktur birokrasi menjadi pendekatan Kualitatif Deskriptif,

penting dalam implementasi penelitian kualitatif yaitu penelitian

kebijakan. yang di maksudkan untuk

2.3. Definisi Program mengungkapkan masalah atau

Program adalah unsur pertama gejala yang akan di teliti melalui

yang harus ada demi terciptanya pengumpulan data dari latar alami

suatu kegiatan. dengan memanfaatkan diri peneliti

2.4. Definisi Bantuan Stimuan sebagai instrumen kunci.

Perumahan Swadaya (BSPS) 3.2.Fokus Penelitian

Adapun fokus peneliti dengan


Bantuan Stimulan Perumahan
menggunakan Model Implementasi
Swadaya (BSPS) merupakan salah
kebijakan Edward III yang terdiri
satu program bantuan sosial
atas:
1. Komunikasi, Sumber Daya, 3.4.Sumber Data

Disposisi, dan Struktur Birokrasi 1. Data Primer

2. Faktor Pendukung dan 2. Data sekunder

Penghambat yang ditemui oleh 3.5.Teknik Pengumpulan Data

Dinas Perumahan Rakyat dan 1. Observasi

Kawasan Permukiman Kota 2. Wawancara

Palangka Raya dalam melakukan 3. Dokumentasi

Implementasi Program Bantuan 3.6. Teknik Analisis Data

Stimulan Perumahan Swadaya di 1. Reduksi Data

Kelurahan Kereng Bangkirai 2. Penyajian Data

Kota Palangka Raya. 3. Penarikan

3.3.Lokasi Penelitian Kesimpulan/Verifikasi

Berdasarkan judul penelitian 4. HASIL PENELITIAN DAN

yaitu “Implementasi Program PEMBAHASAN

Bantuan Stimulan Perumahan Implementasi Program

Swadaya di Kelurahan Kereng Bantuan Stimulan Perumahan

Bangkirai” maka jelas bahwa Swadaya (BSPS) di Kelurahan

penelitian akan dilaksanakan di Kereng Bangkirai Kota Palangka

Kota Palangka Raya. Lokasi Raya (Studi di Dinas Perumahan

penelitian ini berlangsung di Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Kota Palangka Raya) dengan

Palangka Raya. menggunakan Teori Implementasi


dari George C. Edwards III. Lebih pengadaan barang yang tidak

lanjut George C. Edward III sesuai.

mengatakan ada 4 variabel yang 2. Sumber daya Manusia (SDM)

mempengaruhi implementasi suatu merupakan salah satu

kebijakan yaitu: variabel yang mempengaruhi

1. Komunikasi keberhasilan dan kegagalan

dapat diartikan sebagai pelaksanaan kebijakan. Jadi

proses penyampaian informasi efektif atau tidaknya suatu

komunikator kepada komunikan. kebijakan sangat bergantung

Komunikasi juga diperlukan agar kepada sumber daya manusianya

para pembuat keputusan dan para yang bertanggung jawab

implementor akan semakin melaksanakan kebijakan yang ada.

konsisten dalam melaksanakan Namun dalam Implementasi

setiap kebijakan yang akan di Program Bantuan Stimulan

terapkan dalam masyarakat. Perumahan Swadaya di Kelurahan

komunikasi antara implementor Kereng Bangkirai ini SDM dari

kepada masyarakat penerima implementornya belum memadai

bantuan masih belum terjalin yang mana Aparatur Sipil Negara

dengan baik karena terjadi mis (ASN) dalam melakasanakan

komunikasi antara fasilitator dan implementasi program BSPS ini 4

penerima bantuan terkait orang untuk di Dinas dan untuk

Fasilitator yang bertugas sebagai


petugas pengawas, pembinaan, Dinas Perumahan Rakyat dan

penyaluran dana nya sendiri Kawasan Permukiman dan

berjumlah 3 orang untuk di Koordinator Lapangan (Korlap)

Kelurahan Kereng Bangkirai. Selaku Fasilitator sudah cukup

Sendangkan untuk penerima baik dimana Dinas terkait yaitu

Bantuannya sendiri sebanyak 65 Kepala Seksi Pertanahan,

Kepala Keluraga (KK) dan 102 Perencanaan Pengembangan

unit rumah yang di rehap. dan Permukiman Dan Pemanfaatan

dalam pembuatan laporan Ruang mendisposisikan tugas

anggaran dan pembuatan proposal kepada Koordinator Lapangan

juga terkendala karena SDM (Korlap) sebagai Fasilitator dan

(Aparatur Sipil Negara) dalam hal Kelurahan Kereng Bangkirai

mengaplikasikan komputer juga sebagai Pendamping masyarakat

masih belum mumpuni. dalam Implementasi Program

3. Disposisi BSPS ini dan Korlap memberikan

merupakan kemauaan, laporan kepada Dinas terkait

keinginan, dan kecenderungan laporan tentang pelaksanaan

para pelaku kebijakan untuk program ini. fakta yang ditemukan

melaksanakan kebijakan secara lapangan bahwa barang material

sungguh-sungguh sehingga apa yang sudah disepakati tidak sesuai

yang menjadi tujuan kebijakan dengan kenyataannya Struktur

dapat diwujudkan. Disposisi di birokrasi


Dinas Perumahan Rakyat Perumahan Swadaya di

dan Kawasan Permukiman tidak Kelurahan Kereng Bangkirai.

mempunyai SOP tetapi mereka 3.2. Faktor Penghambat

mempunyai Petunjuk Teknis 1. SDM dari implementor masih

(juknis) yang mempunyai standar belum memadai

aturan mereka di dalam juknis itu 2. Faktor cuaca

jadi juknis itu sebagai acuan 3. Tidak adanya pengawasan dari

petunjuk mereka dalam pihak dinas secara langsung

melaksanakan tugas dan untuk 4. Pengadaan bahan material yang

koorlap sebagai fasilitator dan terhambat datang.

kelurahan memiliki SOP yang 5. PENUTUP

sudah sesuai dengan standar dan 5.1. Kesimpulan

dalam SOP nya dijelaskan 1. Implementasi Program Bantuan

bagaimana cara ketentuan- Stimulan Perumahan Swadaya di

ketentuan dalam melaksanakan Kelurahan Kereng Bangkirai ini

implementasi Program BSPS ini. cukup berjalan dengan baik atau

3.1. Faktor Pendukung belum optimal dalam

1. Kesadaran dan pemahaman pelaksanaannya, karena hal ini

masyarakat yang berswadaya dapat dilihat dari Sumber Daya

dalam proses pelaksanaan Manusia implementor yang

program Bantuan Stimulan kurang memadai karena

kekurangan personil atau ASN


dalam pelaksanaan program ini. Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar
Kebijakan Publik. Cetakan
Dan mengakibatkan belum Ketiga. Bandung: Alfabeta.
Indiahono Dwiyanto. 2009. Kebijakan
optimalnya program BSPS di Publik Berbasis Dynamic
Policy Analisys. Yogyakarta:
Kelurahan Kereng Bangkirai. Gava Media.
2. Faktor-faktor yang Jones, Charles O. 1996. Pengantar
Kebijakan Publik (Public
mempengaruhi Implementasi Policy). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
program BSPS di Kelurahan Moleong, J. Lexy. 2013. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Kereng Bangkirai ada dua faktor Remaja Rosdakarya.
yaitu faktor pendukungnya Nawawi, Ismail. 2007. Public Policy
Analisis, Strategi Advokasi
adalah pemahaman dan Teori dan Praktek. Surabaya:
Itspress & PMN Publishing.
kesadaran masyarakat penerima
Nugroho Riant D. 2004. Kebijakan
bantuan program itu sendiri. Dan Publik Formulasi,
Implementasi, dan Evaluasi.
faktor penghambatnya dalam hal Jakarta: Elexmedia Koputindo.
Pasolong Harbani. 2013. Metode
pelaksanaan yaitu faktor cuaca, Penelitian Administrasi Publik.
Bandung: Alfabeta.
pengadaan bahan material yang
Subarsono, AG. 2013. Analisis
Kebijakan Publik Konsep,
tidak sesuai dengan kesepakatan
Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
antaran implementor dan
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
masyarakat penerima bantuan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
yang sudah ditanda tangani oleh SUMBER INTERNET
Alfrianto. 2017. 102 Warga Kereng
penerima bantuan. Bangkirai Dapat Program
Bedah Rumah.
DAFTAR PUSTAKA (https://palangkaraya.go.id/102
SUMBER BUKU -warga-kereng-bangkirai-dapat-
program-bedah-rumah/. SUMBER PERATURAN
Diakses Tgl 14/9/2017). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat
Azkia, Fathia. 2017. Cek Syarat
Republik Indonesia Nomor
Dapatkan Bantuan Bedah
13/Prt/M/2016 Tentang
Rumah.
Bantuan Stimulan Perumahan
(https://www.rumah.com/berita
Swadaya
-properti/2017/5/152529/cek-
syarat-dapatkan-bantuan- Peraturan Menteri Negara Perumahan
bedah-rumah-dari-pemerintah. Rakyat Republik Indonesia
Diakses Tgl 15/9/2017).
Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
Musfiroh, Ruhnuri. 2015. Pedoman Pelaksanaan Bantuan
Implementasi Program Stimulan Perumahan Swadaya
Bantuan Stimulan Perumahan Bagi Masyarakat
Swadaya di Kecamatan Petir Berpenghasilan Rendah
Kabupaten Serang. Banten:
Jurnal Administrasi Publik.

You might also like