Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 8
PEMERIKSAAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR SUMUR, AIR PDAM DAN AIR INSTALAS! MIGAS Di DESA KAMPUNG BARU GEPU SECARA SPEKTROFOTOMETRI FERRUM CONTENT TEST IN WELL WATER, LOCAL DRINKING WATER (PDAM), OIL AND GAS INSTALATION WATER AT KAMPUNG BARU VILLAGE CEPU, USING SPECTROPHOTOMETRY Poni Pultastuti dan Riyanti Atmaningsin Jurusan Analis Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi. Jl. Letjen Sutoyo, Telp (0271) 853275 Surakarta 57127 , ABSTRAK ‘Air merupakan kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia, Air yang di Konsums' setiap hat harus memenuhi syaret-syatat antera lein tidak boleh mengandung zal-zai kimia yang dapat menggengu Kesehatan tubuh. Perelitian ini menggunakan tga jenis sampel yaitu Air PDAM, Air ‘Sumur, Air Instalasi Migas. Keliga Jenls air tersebut ditetapkan kadar besinya. Metode yang digunaken adalah Spektrofotometri dengan menggunakan lartan 7.10 phenanthtotine. 1.10 piiananthrodne akan mengubah semua zat bes! menjad Fe yang tetlarut Tiga molekul phenanthrolne bergabung dengan satu molekul Fe?~ membentuk ion kompieks berwame oranye- merah, Standar ari’ Keputusan Mente Kesehatan Republi Indonesia Nomor SO7IMENKESISK/V12002, yeitu kadar maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalch 0,3, pm.Sedangkan percobean 1 Kadar Besi Air sumur = 6,93 ppm, Kadar Besi Air PDAM = 3,56 pm., Kedar Basi Ar instalasi migas 4,73 ppm. Percobaan 2 Kadar Besi Ai sumur = 0,87 ppm, Kadar Air PDAM = 0,71 ppm Kadar Air instalasi migas = 0,15 ppm. Kata Kunci : Air Minum, Cepu, Bes}, Spektofotometr ABSTRACT Weter is the most important needs for human fife. Water tnat we consume everyday must ‘meat the stander, Ona ofthe stenaerds isnot containing dangerous chemical which can disturd ‘our heath. Tis research used three samples, they are waler from: PDAM, Well, and from Oil and Gas instalation water, The ferum concentration in these samples were analyzed. This resserch used Specirophotomelry using 1.10 phenanthrline solution. Phenanthroline would change al! Ferrus on to Fe d’ssoliable, Three molecules of phenanthrone jain wth one moloauie of Fe? form orenge-red complex ion, Reffering to Standerizaton from Healy Minster of Republic Indonesia No 9OTMENKESISK/Vi2002, the alowable maximum ferum concentration in the ddinking wator's 0,3 pom. The fist experiment showed thatthe ferum concentration of well water wes 6,93 ppm, PDAM water was 3,66 pom and of and gos instalation water was 1,73 ppm. The ‘second experiment showed thatthe Femum concentration of well PDAM and olf and gas Instalation Wweter were 0,87 pom, 0,74 ppm, 0.15 ppm. ‘Key words : Drinking Water, Cepu, Ferrum, Spectrophotamety stumal Kia dan Tekartoai 76 ISSN A918 152.X PENDAHULUAN Air merupakan —kebutuhan terpenting dalam ~—_kehidupan marusia, sehingga _persyaratan mutu ai merupakan hal yang penting untuk kita ketahui. Air yang kita konsumsi setiap har! harus memenuhi syarat kualitas air minum, seperti mengandung zat bes! maksimal 0,3 ppm (Kep. Menkes RI 2002). Besi adalah elemen kimiawi yang dapat citemukan hampir di setiap tempat di bumi pada semua lapisan-lapisan geologis dan badan air. Besi dalam air tanah dapat berbentuk Fe(ll) dan Fe(lll) terlafut, Fe (il) terlarut dapat tergabung dengan zat organkk membentuk suatu senyawa kompleks (Rohmatun, 2006), Pada kadar 1-2 ppm basi dapat menyebabkan sir berwarna kuning, terasa pahit, meninggaikan noda pada pakaian dan porselin, Keracunan esi menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar. Akibatnya volume darah menurun dan hipoksia jaringan menyebabkan —asidosis. ~—darah (Darmono, 2001). Di_desa kampung baru RT 01/03 Cepu masyarakat kesulitan mentlapatkan air bersih, Air yang digunakan = untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat terdiri dari tiga jenis air yaitu air PDAM, air sumur dan air instalasi migas. Air PDAM benvarna kuning dan_meninggalkan noda pada pakaian. Hal itu juga terjaci pada air sumur yang digunakan masyarakat setempat. Air instalasi migas tidak berwarna kuning tetapi berasa pahit, Hal ini dimungkinkan Karena terdapainya besi yang melebihi baku mutu, Olen sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kadar besi dalam hired Kina tan Tekentect tiga jenis air di tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul_kader besi dalam air sumur, ait PDAM, dan ain Instalasi Migas di Desa Kampung Baru Cepu RT 01/03, apakah kadar besi tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri_ Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/ Menkes! SK/VIV2002.__Hasil__penetitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyaraket ‘setempat. daerah Gepu TINJAUAN PUSTAKA ‘Air merupakan bagian terpen- ting bagi kehidupan manusia. Air yang kita konsumsi setiap hari harus memenuhi kualitas syarat air minum dan air bersih. Besi adalah unsur dalam susunan_berkala yang mempunyal simbol Fe dan nomor atom 26 dengan berat atom 55,845, terletak pada periode 4 dan, termasuk golongan togam. Memiliki konfigurasi elektron (Ar) 3d° 4s’, Besi dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geobogis dan | semua badan air. Pada umumnya; besi yang ada di datam air dapat bersifat: a. Terlarut sebagai Fe” (ferro) atau Fe™ (ferri). b. Tersuspensi sebagai —_butir koloidal (diameter < 1 jum) atau lebih besar, seperti Fe.Os, FeO, « (FeOH),, | Fe(OHs dan sebagainya. c. Tergabung dengan zat organik atau zat padat yang inorganik, seperti tanah lat. Pada air permukaan farang ditemui kadar besi lebih besar dari 1 mg/, tetapi dalam air tanah kadar esi dapat jauh * lebih tinggi m8 4 ISSN 0746-163 Konsentrasi besi yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur (Aiaert dan Santika, 1984:° 118). Hal itu juga dapat ditemui pada air permukaan yang mengandung besi lebih banyak. Kadar besi dalam air tersebut juga dapat disebabkan karena adanya pipa-pipa saluran air yang berkarat, Mekanisme Toksisitas Besi Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol_pemasukan besi jalah di dalam usus halus. Bagian usus inl berfungsi_ untuk absorpsi dan sekaligus Juga sebagai ekskresi besi yang tidak diserap Besi dalam usus halus diabsorpsi dalam bentuk feritin, dimana bentuk fero lebih mudah diabsorbsi daripada bentuk feri. Feritin masuk ke dalam darah dan berubah menjadi senyawa transferin. Dalam darah_tersebut besi mempunyal status sebagai besi trivalent yang kemudian ditransfer ke hati atau fimfa yang kemudian disimpan dalam organ tersebut dalam — bentuk —feritin dan hemosiderin. Toksisitas terjadi bila terdapat kelebihan besi (kejenuhan) dajam ikatan tersebut. Prinsip Analisis Besi than dalam asam dan hidroksilamin serta penggabungannya dengan 1,10 fenantrolin akan mengubah semua zat besi menjadi Fe*” yang teriarut. Tiga molekul fenantrolin bergabun: dengan satu molekul Fe membentuk ion kompieks berwama oranye-merah: Sistem warna_tersebut mengikuti hukum Beer: sinar cahaya dengan panjang gelombang yang terterity yaitu 510 nm, akan diserap (diabsorpsi) —larutan —_secara proporsional dengan jarak perja- lanannya di dalam larutan dan clarnsl Kila dan Teseraleed 27 dengan kadar kompleks yang berwara oranye-merah ini. Absorpsi tersebut dapat diukur melalui alat ‘spektrofotometer. Warna kompleks tersebut tidak dipengaruhi oleh pH larutan bila nilai pH antara 3 dan 9. Konsentrasi besi, dapat diketahul dengan membandingkannya dengan 5 larutan standar referensi yang mengandung kadar besi yang telah diketahui_ dan yang meliputi skala absorpsi spektrofotometer. METODOLOG! PENELITIAN Alat yang digunakan adalah: Spektrofotometer UV-Vis SHIMADZU — 1201, labu takar 1 liter, labu takar 25 ml, gelas beker 100 mi, pipat volume 25 mi, pipet volume 5 ml, Pipet volume 1 ml, pemanas spiritus, penyangga, kasa asbes, bola hisap. Bahan yang digunakan adalah HCI pekat p.a, Larutan hidroksilamin 20%, butfer amonium asetat (pH 4), farutan fenantrolin 0.1%, larutan induk Fe 27,708 ppm, larutan kalium feri sianida 2 N. Cara Kerja a. Pengambilan sampel air sumur. Pada sumur gali, contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air, pada pagi hari. Tahapan pengambilan contoh pada sumur gali dan kran air menurut SNi 06-2421 - 1994 untuk kepertuan ini adalah: 4. Menyiaokan alat_pengambil « contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air. 2. Membilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak tiga kali. 3. Mengambil contoh sesuai dengan keperiuan dan mencampurkan dalam a ISSN 218 189 penampung sementara hingga merata. b. Pengambilan sampel pada kran air. Tahapan pengambilan contoh se-bagai berikut 1, Menyiapkan botol —bersih bebas zat besi 2, Membuka kran selama 1 ~2 menit. 3. Membuka tutup boto! dan isi sampel + % volume botol, 4, Melakukan pengawetan de- gan cara kimia. ©. Pengawetan cara kimia Menurut SNI 06-2421 — 1991 Pengawetan secara_kimia dilakukan dengan pengasaman yaitu penambahan asam_nitrat pekat ke dalam contoh sampal pH <2, d. Analisis kualitatit Analisis kuaitatif besi_menurut Vogel, 1979: 257 adalah sebagai berikut: 41. Besi (Fe**) Lima fetes larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah tiga tetes larutan kalium fer sianida 2 N. Reaksi positif bila terjadi larutan berwama —merah darah 2. Besi (Fe™) Lima teles larutan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah tiga tetes terutan kalium feri sianida 2 N. Reaksi positif bila terjadi larutanberwama —merah darah ¢. Menentukan operating time 1. Memipet 10 mi larutan induk Fe yang sudah dibuat, dimasukan ke dalam gelas beker, ditambahkan 4 mi HCI pa dan 2 mi ianten hidroksilamin 20% dan 6 ml aquades. clurmal Kinin dan Teknoloni 2. Menambahkan atu _didih dan dipanaskan —_hingga volume larutan setengah dari volume awal. 3. Mendinginkan larutan tersebut_kemudian_memin- dahkan dalam labu taker 25 ml, manambahkan 10 mi buffer asetat pH 4 dan 2 mi larutan fenentrolin 0,1% 4, Menambahkan —“aquades hingga tanda tera. 6. Membaca absorbanei lerutan pada tiap menit pada panjang gelombang 510 nm. Menentukan panjang gelombang maksimum 1. Memipet 10 ml tarutan induk Fe yang sudah dibuat, dimasukan ke dalam gelas beker tambahkan 4 mi HCI pa dan 2 mt larutan hidroksilamin 20% dan 5 mi akuades. 2. Menambahkan batu didih dan dipanaskan — hingga volume larutan setengah dari volume awal. 3. Mendinginkan larutan tersebut_kemudian_ memin- dahkan dalam tabu takar 25 mi, menambahkan 10 mi buffer asetat pH 4 dan 2 ml larutan fenentrolin 0,1%. 4, Menambahkan — akuades hingga tanda tera 5. Membaca absorbansi leruten pada panjang gelombang 480 ~ 540 nm. .Membuat larutan baku 1,1; 2.2; " 33 4,4; dan 5,5 ppm Memipet 2;436:8 dan 10 mi farutan induk Fe yang sudah dibuat, dimasukkan ke dalam gelas beker ditambahkan 4 ml HC! p.a dan 2 mi larutan hidroksilamin 20% dan 5 mi aquades, 2, Menambahkan batu didih dar dipanaskan—hingga Issn o2te— 963% volume larutan setengah dari HASIL DAN PEMBAHASAN ‘volume awal. 3. Mendinginkan larutan Uji kuatitatif tersebut: kemudian_ memin- dahkan ke dalam labu takar abel 1. Idontibkast Kuatittit Percobsan 1 50 ml, menambahkan 10 mi buffer asetat pH 4 dan 2 mi No. | ges, | Prosedur | Has larutan fenantralin 0.1%, tara 4, Menambahkan — akuades + | Sietes KCNS | Merah hingga tanda tera, Save} ay fe 5. Membaca absorbansi larutan ie eles saree > ltaaran pada operating —time-nya, 2 | Poa | Suctes KONS | gran pada panjang gelombang Ae 5 feles sampTT I ygran 510 nm. 3 | Instelsi | 3teles KCNS | YOTS h. Menetapkan kadar Fe Miges | 2N 1, Memipet 50. mi sampel air dimasukan dalam gelas . . beker, ditambahkan 4 mt HCl ‘abel 2. identifikes! Kualitatif Percobean 2 pa, dan 2 mil lanutan Teak hidroksilamin 20% dan § mi Sampet | _Presedur— Hasit akuades. aE Bites samp? yecgn 2, Menambahkan balu dicih + | Stmur | Siet2 KMS Garah dan memanaskan sampai volume tersisa 10 ml, 2 | Ae S fetes sarpel* | torah 3. Mendinginkan larutan POAM | ow sarah tersebut kemudian Ae Bias sampa™ | troran memindahkan ke dalam labu 3 | Instetast | Stetes KCNS | arah takar 25 ml, menambahkan Shes ill 10 mi lanutan butter asetat pH 4 dan 2 ml larutan fenantrolin 0,1 %. 4. Menambahkan ——_akuades Operating Time ‘Tabel 3. Peribacaan Operating Time hingga tanda tera. No_[ Menit Absorbansi 5. Membaca absorbansi larutan 7 1 Dita pada panjeng —gelomban, 2. 2 ont9 fiom & $ 3. 3 ote 4 4 o1t9 5 8 o1t9 6. 8 0.118 i 7 7 ot \ 8 a one 8. 8 oT 1. | 10 ontr a | oat ont? wz | 2 ost? | 3 ont7 14 | 14 onn7 15 | 1 ost? clumel Kime den Takraicol 208 ‘ ISSN 0716 ~ 169° on on ot o1234567 89111110 Ment Gambar 1, Kurve Opereting Time Tabel 4. Hasil Pembacaan Panjang Golombang Maksimum. Panjang ; No colons | Absorbans! 7 480 O08 2 485 110 3 430 ont 4 495 oie 5 500 ota 6 505 oni? tr 510 ore 8 515 on? 9. 520 0413 10. 525 0,404 11 530, 0,093 536 so | Berdasarkan nilai serapan panjang gelombang maksimum diperoleh 510, nim Rogresi Linier Tabol 5, Data Pembacaan kurva kallbrasi Persamaan gatis yang diperoleh deri kurva kalibrasi diatas adalah: a =0,0451 b =02121 r =0,9999 Sehingga menghasilkan persamaan garis lurus Y =a+bx = 0,0451 + 0,2121« Dari persamaan tersebut, diperoleh grafik seperti dibawah ini, Penetapan Kadar Sampel Hasil penetapan kadar besi sampel pada percobaan pertama disajikan pada Tabel 6, Tabel 6, Hesil Penefapan Kadar Bes! pada Percobaan 1 No | Sampe [Absorban | Konsentra t si si (ppm) 4. | PDAM | 0,633 6.93 2 | Sumur | 0,247 3.56 3.'| Migas |_ 0,192 1,78 Tabel 7. Hasil Penetapan Kadar B pada Percobaan 2 sharal Kimi dian Tekrobol No) Samp | Absorba | Konsontra el nsi__| si (ppm), 1 PDAM) (0.414 0.87 2 Sumur 0,345 074 3. Migas 0,109 0.15 ‘Tabel 8 menunjukkan perbandingan kadar sampel. dengan Keputusan 0 ISSN 718162 Menteri Kesehatan _ Republik Indonesia nomor 907/MENKES/ sKVI2002. Tabel 8. Perbandingan Kadar dengan Standar Baku Mutu pada Percobaan 1. Siandar Konsen Kote No} Sampet Baku tresi nary Pangan 1 | Sumur 893 | 0.3 | Tidak remenuhi stander 2] Ar | 358 | 03. | Tidak PDAM memenhi stander 3 47308 | Tidak Ar memenuhi Instat stendse rrigas Tabel 9. Perbandingan kadar sampel dengan standar baku mutu pada percobaan 2 ‘Standar Konsen Kete No] Samoet | ast | GA | rangan 7 | Ar O87 | 03 | Tak surur memen hl 2| bir Ort | oa | stander PDAM ‘Tidak memen 3| ar 48 | oa |v instalas! 8 ‘standar rrigas Memen ahi Z stander Pembahasan Percobaan ini menggunakan tiga sémpel yaitu ait PDAM, air instalasi miges dan air sumur. Hasil analisis organoleptis dari ketiga jenis sir tersebut berbeda — beda yaitu berwarna kuning dan berasa pahit Air PDAM dan air instalasi migas diambil melalui kran, Air sumur diambil menggunakan boto! yang dikaitkan dengan keyu diambil pada pagi hari karena air belum banyak diel Kimi ran Takroboa digunakan dan kader besi masih stabil, Pengawetan sampel diiakukan dengan menggunakan larutan HNOs hinga pH < 2. Pengawetan ini bertu- juen untuk menghindari Penambahan kadar besi selama Pengangkutan seta _timbulnya bakteri penghasil besi selama penyimpanan. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan larutan KONS 2/N. Ketiga jenis sampel tersebut positif mengandung besi. Hal ini dapat dillhat dari timbuinya wama ‘merah pada larutan, dengan reaksi sebagai berikut 3KONS + FeCl; ~> Fe(CNS)s + 3 KCI Tarutan merah darah Besi dalam air dapat diketahui jumlahnya dengan melakuken analisis —_kvantitatif, © ssecara Spektrofotometri —_- menggunakan reagen 1,10 fenantrolin. Kadar besi dalam: air PDAM pada percobaan 1 yaitu 6,93 ppm, dalam air sumur 3,56 ppm dan dalam air Instalasi Migas 1,73 ppm sedangkan —menurut —Keputusan Menteri Kesehatan 1 Nomor 907/Menkes/SK/VIV2002, kadar maks-mum yang di perbolehkan untuk parameter besi (Fe) adalah 0,3. ppm. Kadar besi dalam air PDAM pada percobaan 2 yaitu 0,87 ppm, dalam air sumiur 0,71 ppm dan dalam air instalasi Migas 0,15 ppm sedangkan menurut Keputusan Menteri_ Kesehatan RI nomor 907/Menkes! SK/VI\/2002 _ kadar maksimum yang di perbolehkan adalah 0,3 ppm sehingga dapat dinyatakan kadar besi air PDAM dan ait sumur tidak memenuhi stendar untuk parameter besi_— (Fe), sedangkan pada air instalasi migas memenuhi standar yang ditentukan. ’ ISSN 0Dt6 - 104% KESIMPULAN Berdasarkan hasithasil_pene- lian penetapan kadar besi dalam air sumur, air PDAM dan Air Instalasi Migas di Desa Kampung Baru, Cepu dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil analisis kualitatif yang dapat dilakukan terhadap air sumur, air PDAM, air instalasi migas pada percobaan 1 dan percobaen 2 dengan metode KCNS 2 N ternyata mengandung besi, 2, Kader bes! dalam —sampel adaiah Percobaan 1 a. Kadar besi air sumur adalah 6,93 ppm b. Kadar besi dalam air PDAM adalah 3,58 ppm ©. Kadar besi dalam air dalam instalasi migas adalah 1,73 ppm Percobaan 2 a. Kadar besi dalam air sumur adalah 0,87 ppm b. Kadar besi air PDAM adalah 0,71 ppm c. Kadar besi dalam air instalas! migas adalah 0,15 ppm 3. Air sumur dan air PDAM tidak memenuhi standar baku mutu, sedangkan air instalesi_migas pada percobaan ke-2 memenuhi standar persyaratan kvalitas air minum untuk —patameter besi (Fe) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor SO7/MENKES/SK/VV/2002,yaitu kadar maksimum yang dipetbo- lehkan adalah 0,3 ppm. Jima Kimi dan Token DAFTAR PUSTAKA Alaert, G. dan S.S. Saniika, 1984, Metods Penelitfan A, Usaha Nasional, Surabaya. Darmono, 2001, Lingkungan Hidup dan Pencemaran, Universitas Indonesia Press, Jakarta, Departemen Kesehatan Rl, 2002, Keputusan Menteri Kesshatan RI Nomor 907 Tahun 2002 Tentang Persyaraten ‘Rualitss Air Minur Ensixiopecia Bebas, 2007, Besi. (online). (hitoz!ww.besi.com) Fardiaz, 8.1992, Polus/ Air dan Udara, Kanistus, Yogyakarta. \swandi, 2004, Peturjuk Praktitur Spettroskopi, Universitas Setla Bud! ‘Surakerta. Kusnaedi, 2008, Mengolah Air Gembut dan ‘Air Kotor Untuk Air Minurn, Penebar ‘Swadaya, Jakarta Media Indonesia, 2005, Air Bersih dari Zat Kimia. Mulja. M dan Suharman, 1985, Anafisis instrumeniei Aitangga University Press, Surabaya Rohmatun, 2006, Stua! Penurunian Kendungan Best Organik celem Air Tanah Dengan Oksidas! H:O2~ UV". (Online), (htto:wwwzkenduncanbes!.com}, diakses 25 juli 2008. Standar Nasional Indonesia, 1994, Pengyjien Kualtas Alr Sumber dan Limbah Cir, DireKtorat Pengembangan Laboratorium Rujukan dan Pengolehan Data Badan Pengendaiian Dampak Lingkungan. Vogel, 1878, Textbook of Macro and Semimicro Quaitative inorganic «Analysis, Longman Group Limited, London Winamo. F, G., 1988, Afr Untuk Indust Pangan, PT.Gramecia, Jakarta Yulanlo Teguh, 2008, "Penetapan Kader Bes! (Fe) Dalam Air Sumur df Dusun Weringinrao Secare Sektrofotometr UV-Vis, KT, Fakultas Teknik, Universitas Setia Bue, Surakarta nda ISSN Goth 189.

You might also like