Professional Documents
Culture Documents
Bulletin of Scientific Contribution Geology
Bulletin of Scientific Contribution Geology
Abstract
The Banjar-Pangandaran area is part of the Southern Mountains Zone, most of which are
composed of Jampang Formation volcaniclastic rocks. The rock is dominated by breccias,
tuffs and coarse sandstones. All of morphology form are moderate to steep hills, with ridges
directed is east-west. At the edge of the hillsides, younger limestones were exposed, namely
the Klapangunggal Formation and Pamutuan Formation. The lithology contact is not found in
the field, but based on the continuous rock age, and its position on the field it interpreted
that both have a conformity stratigraphic.
This research is the early stages which is carried out only based on outcrop data. The
analysis was carried out by reconstructing structural patterns (stylistic patterns), and guided
by geological interpretation through DEM.
Interim results show that carbonate growth began when the Lower Miocene time swamp
volcanism activity ended. At that time between volcanic heights, it has a calm and shallow
marine environment, which allows the formation of carbonate growth. In view of its
distribution, carbonate is concluded as a small barrier and others as pitch reef.
Keyword: Volcanoclastic, Banjar-Pangandaran, Outcrop data, Miosen, carbonate
Abstrak
Daerah Banjar-Pangandaran merupakan bagian dari Zona Pegunungan Selatan yang
sebagian besar disusun batuan volkaniklastik Formasi Jampang. Batuannya didominasi oleh
breksi, tuf dan batupasir kasar. Seluruhnya membentuk morfologi perbukitan sedang hingga
terjal, dengan punggungan berarah barat-timur. Di bagian tepi dari lereng perbukitannya,
tersingkap batugamping yang berumur lebih muda, yaitu Formasi Klapangunggal dan
Formasi Pamutuan. Di lapangan tidak ditemukan kontak litologi, namun berdasarkan pada
umur batuan yang menerus, serta kedudukannya di lapangan diduga keduanya memiliki
hubungan stratigrafi yang selaras.
Penelitian ini masih dalam tahap awal yang dilakukan hanya berdasarkan pada data
singkapan. Analisis dilakukan dengan melakukan rekontruksi pola struktur (pola jurus), serta
dipandu dengan interpretasi geologi melalui DEM.
Hasil sementara menunjukan bahwa pertumbuhan carbonate mulai berlangsung ketika
aktivitas volkanisma pawa waktu Miosen Bawah Berakhir. Pada saat itu di antara tinggian
volkanik, memiliki lingkungan marin yang tenang dan dangkal, sehingga memungkinkan
terbentuknya pertumbuhan carbonate. Di lihat dari peyebarannya, carbonate disimpulkan
sebagai barrier kecil dan lainnya sebagai pitch reef.
Kata Kunci: Volkanoklastik, Banjar – Pangandaran, Data Singkapan, Miocen, Karbonat
Pendahuluan Sebaran batugamping umumnya menempati
Fasises gunungapi dan batuan carbonate bagian tepi dari perbukitan volkanik
berumur Miosen, banyak dijumpai di daerah Jampang, tersebar secara soliter di beberapa
Banjar-Pangandaran, Jawa Barat. Batuan lokasi. Berdasarkan pada umur serta
gunungapinya termasuk ke dalam Fomrasi sebaran batuannya pada saat ini, apakah
Jampang berumur Miosen Bawah, sedangkan pertumbuhan carbonate pada saat itu,
fasies carbonate termasuk ke dalam Formasi berlangsung secara regional atau hanya
Kalipucang dan Formasi Pamutuan, tumbuh setempat saja sebagai pitch reef,
keduanya berumur Miosen Tengah hingga dan bagaimanakah hubungannya dengan
Miosen Atas. aktivitas volkanik pada saat itu?
117
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
118
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
119
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
Gambar 4. Keterangan formasi batuan lembar Pangandaran (Simanjuntak dan Surono, 1992)
120
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
Gambar 6. Sistem Penyebaran Sesar Pulau Jawa sesuai konsep “Wrench Fault Tectonics”
(Situmorang, 1976).
121
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
122
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
Gambar 9. Guha batu gamping dibentuk oleh system rekahan dan pelarutan. Lokasi Gua
Donan, Banjar (Foto oleh Haryanto, 2018).
Gambar 10. Batugamping pacstone hingga wacstone, berlapis dengan kedudukan relative
horizontal, mengandung banyak cangkang molusca (Foto oleh Haryanto, 2018).
Gambar 11. Stratigrafi volkaniklastik Formasi Jampang, menunjukan fasies medial hingga
distal (Foto oleh Haryanto, 2018).
123
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
Gambar 12. Batugamping klastik, calcarenit, berlapis baik, dip relative horizontal (Foto oleh
Haryanto, 2018).
Gambar 13. Boundstone didominasi coral dan molusca, (Foto oleh Haryanto, 2018).
124
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
gunungapi. Dengan data tersebut tidak DEM. Kontak structural berupa pensesaran,
mungkin sebaran formasi ini berasal dari justru terjadi antara sebaran batugamping
satu tubuh gunungapi. dengan alluvium. Struktur sesar ini pula
Morfologi diantara rangkaian gunungapi aktif yang menyebabkan terbentuknya kelurusan
pada saat itu, merupakan daerah yang berarah baratlaut-tenggara yang dicirikan
landai yang berstatus sebagai cekungan. Di dengan adanya perbedaan elevasi antara
tempat inilah terakumulasi sedimen dengan perbukitan dengan pedataran berawa-rawa.
tekstur yang halus atau sebagai fasies Mengacu kepada konsep struktur
medial hingga distal. Lapisan batupasir pada Situmorang (1976), struktur sesar di atas
stasiun 5, merupakan salah satu conto termasuk ke dalam jenis sesar mendatar
endapan jenis ini. Sebagian cekungan yang normal atau sebagai sesar oblik dengan jenis
berada diantara tubuh gunungapi, bisa desktral normal fault.
terjadi di dalam lingkungan laut atau darat. Atas dasar sebaran dan tekstur
Berdasarkan karakteristik batuan volkanik batugampingnya, maka disimpulkan
yang teramati di lapangan, nampaknya sebagian batugamping dengan jenis
cekungan antar gunungapi tersebut berada boundstones hingga grainstones terbentuk
di lingkungan marin (Gambar 14). pada daerah tinggian sebagai patch reef.
Setelah aktivitas volkanisma megalami Jenis batugamping lainnya bersifat klastik,
penurunan, kondisi laut relative tenang dan dicirikan dengan teksturnya termasuk ke
jernih. Di bagian lereng gunungapi bawah dalam jenis calcarenit, calcilutit, mudstones
laut mulai terbentuk carbonate. Sebaran atau packstones. Adanya struktur sedimen
carbonate yang terpisah-pisah seperti yang seperti cross bedding, gradded bedding dan
tergambarkan pada peta geologi regional, parallel laminasi memperkuat kesipulan
nampaknya bukan sebagai akibat struktur tersebut. Dengan adanya carbonate klastik,
geologi, karena diantara kontak satuan maka sebagian material batugamping
batugampingdengan satuan batuan lainnya berasal dari batugamping yang sudah
tidak dijumpai indikasiadanya pensesaran terbentuk sebelumnya, yaitu dari patch reef
baikdi lapangan maupun dari interpretsai .
Gambar 14. Batugamping patch reef dan batugamping klastik di dalam cekungan antar
gunungapi di Jawa Barat pada waktu Miosen Awal-Miosen Tengah.
125
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126
dibuktikan dengan adanya sedimen turbidit Tengah hingga Miosen Atas. Formasi ini
laut dalam, yaitu Formasi Halang. merupakan sedimen turbidit laut dalam,
Kesimpulan yang artinya cekungan pada saat itu
Pada waktu Awal Neogen, aktivitas mengalami subsidence, sehingga proses
gunungapi di selatan Jawa mencapai sedimentasi carbonate terhenti.
puncaknya. Pada saat itu aktivitas
gunungapi terjadi di banyak lokasi. Material Daftar Pustaka
volkanik terendapkan melalui mekanisme Dunham, R. J., 1962, Classification of
jatuhan dan aliran, yang terendapkan di Carbonate Rocks According to
dalam suatu cekungan. Adanya bidang Depositional Texture, AAPG, Memoir 1.
perlapisan, kontak erosional, struktur Grabau, A.W., 1904. On The Classification Of
sedimen graded beding, cross bedding dan Sedimentary Rocks. American
parallel laminasi, membuktikan sebagian Geologist, v. 33, p. 228-247.
besar endapan volkaniknya berupa aliran. Kastowo dan Suwarna, N. 1996.Peta Geologi
Berdasarkan pada tekstur dan struktur 1: 100.000 Lembar Majenang 1308–5.
sedimennya, diyakini mekanisme Pusat Penelitian dan Pengembangan
sedimentasi berlangsung di dalam air dalam Geologi. Bandung.
hal ini lingkungan marin. Cekungan sedimen Martodjojo S. 1984. Evolusi Cekungan
marin pada saat itu, seluruhnya berada di Bogor, Jawa Barat, Tesis Doktor, Pasca
dalam jalur volkanik, sehingga termasuk ke Sarjana ITB. (Tidak dipublikasikan).
dalam cekungan antar pegunungan. Simandjutak, T.O, dan Surono. 1992. Peta
Pada waktu Awal Miosen Tengah, aktivitas Geologi 1: 100.000 Lembar
volkanisma mulai menurun. Kondisi ini Pangandaran 1308–2. Pusat Penelitian
menyebabkan lingkungan marin menjadi dan Pengembangan Geologi. Bandung.
tenang, dan memungkinkan terbentuknya Situmorang, B., Siswoyo, Thajib, E., dan
pertumbuhan carbonate. Boundstone Paltrinieri, F., 1976. Wrench Fault
ditemukan secara soliter, sehingga Tectonics and Aspect of Hydrocarbon
disimpulkan sebagai pathc reef, sementara Accumulation in Java: Proceedings
carbonate klastiknya berasal dari rombakan Indonesian Petroleum Association, 5th
boundstone. Dengan demikian bounstone annual convention, Juni 1976, p. 53-67.
terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan van Bemmelen, R. W. 1949. The Geology of
yang klastik. Indonesia vol. IA : General Geology of
Pertumbuhan dan sedimentasi carbonate Indonesia and Adjacent Archipelagoes,
berakhir ketika berlangsung pengendapan (second edition 1970 – reprint),
Formasi Halang yang berumur Akhir Miosen Martinus Nijhoff, The Hague.
126