Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

Bulletin of Scientific Contribution


GEOLOGY
Fakultas Teknik Geologi
UNIVERSITAS PADJADJARAN
homepage: http://jurnal.unpad.ac.id/bsc
p-ISSN: 1693-4873; e-ISSN: 2541-514X
Volume 16, No.2
Agustus 2018
VULKANISME DAN KARBONAT UMUR MIOSEN DI DAERAH BANJAR-
PANGANDARAN, JAWA BARAT
Iyan Haryanto, Nisa Nurul Ilmi, Billy G. Adhiperdana, Lili Fauzely, Edy Sunardi
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Email: iyan.haryanto@unpad.ac.id

Abstract
The Banjar-Pangandaran area is part of the Southern Mountains Zone, most of which are
composed of Jampang Formation volcaniclastic rocks. The rock is dominated by breccias,
tuffs and coarse sandstones. All of morphology form are moderate to steep hills, with ridges
directed is east-west. At the edge of the hillsides, younger limestones were exposed, namely
the Klapangunggal Formation and Pamutuan Formation. The lithology contact is not found in
the field, but based on the continuous rock age, and its position on the field it interpreted
that both have a conformity stratigraphic.
This research is the early stages which is carried out only based on outcrop data. The
analysis was carried out by reconstructing structural patterns (stylistic patterns), and guided
by geological interpretation through DEM.
Interim results show that carbonate growth began when the Lower Miocene time swamp
volcanism activity ended. At that time between volcanic heights, it has a calm and shallow
marine environment, which allows the formation of carbonate growth. In view of its
distribution, carbonate is concluded as a small barrier and others as pitch reef.
Keyword: Volcanoclastic, Banjar-Pangandaran, Outcrop data, Miosen, carbonate

Abstrak
Daerah Banjar-Pangandaran merupakan bagian dari Zona Pegunungan Selatan yang
sebagian besar disusun batuan volkaniklastik Formasi Jampang. Batuannya didominasi oleh
breksi, tuf dan batupasir kasar. Seluruhnya membentuk morfologi perbukitan sedang hingga
terjal, dengan punggungan berarah barat-timur. Di bagian tepi dari lereng perbukitannya,
tersingkap batugamping yang berumur lebih muda, yaitu Formasi Klapangunggal dan
Formasi Pamutuan. Di lapangan tidak ditemukan kontak litologi, namun berdasarkan pada
umur batuan yang menerus, serta kedudukannya di lapangan diduga keduanya memiliki
hubungan stratigrafi yang selaras.
Penelitian ini masih dalam tahap awal yang dilakukan hanya berdasarkan pada data
singkapan. Analisis dilakukan dengan melakukan rekontruksi pola struktur (pola jurus), serta
dipandu dengan interpretasi geologi melalui DEM.
Hasil sementara menunjukan bahwa pertumbuhan carbonate mulai berlangsung ketika
aktivitas volkanisma pawa waktu Miosen Bawah Berakhir. Pada saat itu di antara tinggian
volkanik, memiliki lingkungan marin yang tenang dan dangkal, sehingga memungkinkan
terbentuknya pertumbuhan carbonate. Di lihat dari peyebarannya, carbonate disimpulkan
sebagai barrier kecil dan lainnya sebagai pitch reef.
Kata Kunci: Volkanoklastik, Banjar – Pangandaran, Data Singkapan, Miocen, Karbonat
Pendahuluan Sebaran batugamping umumnya menempati
Fasises gunungapi dan batuan carbonate bagian tepi dari perbukitan volkanik
berumur Miosen, banyak dijumpai di daerah Jampang, tersebar secara soliter di beberapa
Banjar-Pangandaran, Jawa Barat. Batuan lokasi. Berdasarkan pada umur serta
gunungapinya termasuk ke dalam Fomrasi sebaran batuannya pada saat ini, apakah
Jampang berumur Miosen Bawah, sedangkan pertumbuhan carbonate pada saat itu,
fasies carbonate termasuk ke dalam Formasi berlangsung secara regional atau hanya
Kalipucang dan Formasi Pamutuan, tumbuh setempat saja sebagai pitch reef,
keduanya berumur Miosen Tengah hingga dan bagaimanakah hubungannya dengan
Miosen Atas. aktivitas volkanik pada saat itu?

117
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

Metodologi alluvium, menunjukan adanya peran sesar


Penelitian dilakukan dengan mengamati, normal atau sesar mendatar normal. Adanya
mendeskripsi dan pengambilan conto batuan sebaran alluvium atau daerah berawa
yang didapatkan di lapangan. Lokasi diantara jalur perbukitan, menunjukan
pengamatan ditentukan berdasarkan adanya segmen sesar normal yang
sebaran batugamping dan batuan volkanik pembentukannya berhubungan dengan sesar
yang terekam pada peta geologi regional naik atau sesar mendatar.
Lembar Pangandaran dan Majenang. Untuk Secara stratigrafi batuan tertua yang
kepentingan tektonik, digunakan analisi DEM tersingkap di sepanjang Banjar-Pangandaran
sehingga dapat membantu dalam adalah batuan volkanik Formasi Jampang
menentukan kontak antar formasi yang berumur Miosen Bawah. Mengacu pada
batuan.Pada tahapan ini belum dilakukan peta geologi regional Lembar Majenang dan
analisa laboratorium, sehingga untuk Pangandaran (Kastowo dan Suwarna1996;
penentuan umur digunakan dari hasil Simandjuntak dan Surono, 1992; Gambar 2
penelitian sebelumnya. s/d 4). Urut-urutan formasi batuan tertua
setelah Formasi Jampang adalah Formasi
Geoloi Regional Kalipucang berumur Miosen Tengah, Formasi
Daerah Banjar-Pangandaran termasuk ke Pamutuan berumur Miosen Tengah dan
dalam fisiografi Zona Pegunungan Selatan Formasi Halang berumur Miosen Tengah,
(van Bemmelen, 1949; Gambar 1). Memiliki Satuan batuan Volkanik Kuarter dan
tiga satuan morfologi utama, yaitu Satuan alluvium.
Perbukitan Volkanik dengan kemiringan Struktur geologi Jawa barat didominasi oleh
lereng sedang hingga terjal, Satuan struktur lipatan dan sesar naik dengan arah
Perbukitan Karbonat dengan kemiringan barat-timur, dan sebagian lainnya
lereng sedang-landai dan Satuan morfologi merupakan sesar mendatar yang berarah
pedataran Aluvium. Perbedaan topografi baratlaut-tenggara dan timurlaut baratdaya.
dismaping dikontrol oleh aspek batuannya, Sesar mendatar di Pulau Jawa dengan
juga dipengaruhi oleh struktur geologinya, konsep Wrench Tectonic (Situmorang, 1976;
yaitu struktur lipatan, sesar naik dan sesar Gambar 5) adalah :
normal. 1. Sistem rekahan yang terbentuk di Pulau
Sebagian besar morfologi di daerah Jawa, merupakan kompresi lateral
penelitian disusun oleh batuan volkaniklastik berarah Utara-Selatan yang sangat erat
Formasi Jampang. Formasi ini memiliki hubungannya dengan pergerakan relatif
lapisan yang baik, menunjukan batuannya Lempeng Samudera Hindia-Australia ke
merupakan hasil transportasi ketika arah Utara dari Lempeng Asia
bersamaan atau segera setalh terjadinya Tenggara.
erupsi gunungapi pada saat itu. Bentuk 2. Uliran (Wrenches) orde pertama, kedua
perbukitannya memanjang dengan arah dan ketiga dapat dijumpai di Pulau
umum barat-timur, menunjukan arah Jawa, dan lipatan pada umumnya
kompresi utara-selatan, dan membentuk mengikuti sistem lipatan primer, hanya
struktur lipatan berarah barat-timur. Adanya beberapalipatan di sekitar Jakarta yang
perbedaan elevasi yang tajam antara dianggap berasal dari seretan orde
perbukitan volkanik Formasi Jampang kedua (secondary order drag).
dengan batuan di sekitarnya, atau dengan

Gambar 1. Fisiografi Jawa Barat (Modifikasi Van Bemmelen, 1949)

118
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

Gambar 2. Lintasan observasi sepanjang Banjar-Pangandaran yang termasuk ke dalam


Lembar Majenang (Kastowo dan Suwarna1996) dan Lembang Pangandaran (Simanjuntak
dan Surono, 1992).

Gambar 3. Peta Geologi Regional daerah penelitian, termasuk kedalam Lembar


Pangandaran (Simanjuntak dan Surono, 1992)

119
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

Gambar 4. Keterangan formasi batuan lembar Pangandaran (Simanjuntak dan Surono, 1992)

Gambar 5. Lanjutan keterangan formasi batuan lembar Pangandaran (Simanjuntak dan


Surono, 1992)

120
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

Gambar 6. Sistem Penyebaran Sesar Pulau Jawa sesuai konsep “Wrench Fault Tectonics”
(Situmorang, 1976).

Data Lapangan Batugamping dijumpai di beberapa lokasi,


Dilakukan pengamatan, deskripsi dan seluruhnya berada di lokasi tambang yang
pengukuran unsur-unsur struktur geologi berada di sisi jalan raya Banjar-
pada masing-masing stasiun pengamatan Pangandaran-Pamutuan. Semua singkapan
(Gambar 7). Penelitian lapangan dilakukan batugamping berada di sekitar batas kontak
di sepanjang jalan utama Banjar- dengan batuan volkaniklastik Formasi
Pangandaran, karena di sepanjang jalan ini Rajamandala. Dari aspek morfologinya,
sudah tersingkap batuan sebagai objek yang semua satuan batugamping membentuk
diteliti, hasilnya sebagai berikut : morfologi perbukitan landai hingga sedang.
Berikut hasil pengamatan batugampingyang
Batugamping tersingkap di beberapa lokasi, yaitu :

Gambar 7. Lintasan observasi sepanjang Banjar-Pangandaran di dalam Peta Geologi Regional


Lembar Majenang (Kastowo dan Suwarna1996) dan LembarPangandaran (Simanjuntak dan
Surono, 1992).

121
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

 Stasiun 1 8). Memiliki sifat fisik antara lain keras


Batugamping tersingkap baik di lokasi hingga agak keras dan masih segar,
tambang di tepi jalan raya Banjar- berwarna putih, chalky, tektur sedang
Pangandaran. Morfologi berupa hingga kasar, banyak ditemukan fosil
perbukitan landai hingga sedang, terletak molusca. Termasuk ke dalam jenis:
di bagian sayap timur dari rangkaian Packstone ( Dunham,1962) atau
perbukitan Jampang yang elevasinya Calcarenit (Grabau,1904). Dikorelasikan
lebih tinggi. dengan Lembar Peta Majanenga,
Di lokasi ini, batugampinya berlapis termasuk ke dalam Formasi Kalipucang.
dengan kedudukan horizontal (Gambar

Gambar 8. Batugamping di stasiun 1 berupa calcarenit, berlapis, berwarna putih kecoklatan,


agak keras-keras, banyang mengndung molusca, termasuk ke dalam jenis packstone atau
calcarenit (Foto oleh Haryanto, 2018).
Dunham,1962) atau Calcarenit
 Stasiun 2 (Grabau,1904).
Singkapan batugamping di lokasi wisata Batuannya memiliki banyak kekar, dan
Gua Donan (Gambar 9). Di lokasi ini sebagai penyebab terbentuknya gua
batugamping membentuk morfologi sepanjang kurang lebih 300m. Proses
perbukitan landai dan berbatasan dengan karstifikasi menyebabkan terbentuknya
morfologi pedataran. Tebal singkapan stalagmite dan stalaktit.
sekitar 8-10 m meter , terdapat gua  Stasiun 3
sepanjang kurang lebih 300m, dengan Batugamping di lokasi tambang, pinggir
arah relative barat-timur. Di dalamnya jalan raya, membentuk morfologi
banyak ditemukan stalagtit dan stalakmit perbukitan landai higga sedang, batuan
walapun dalam ukuran yang kecil. Proses tersingkap pada tebing penggalian
kartisifikasi menyebabkan tekstur setinggi 20 meter dengan beding relatif
permukaan batuannya tidak nampak lagi horizontal (Gambar 10). Memiliki sifat
ditutupi oleh mineral kalsit. fisik, antara lain berwarna segar putih
Batugampingnya memiliki sifat fisik, tulang, grinsupported dengan kemas
antara lain berwarna coklat muda hingga tertutup, terpilah baik, keras, di beberapa
coklat keputihan, keras, berlapis buruk, tempat terdapat cangkang fosil moluska.
tektur sedang hingga kasar, mengandung Berdasarkan pada tekstur batuannya
pecahan cangkang moluska, kartisifikasi, termasuk ke dalam jenis Packstone
pelarutan tinggi sehingga calcite (Dunham,1962)/ Calcarenit
menutupi tektur asli batuannya. (Grabau,1904)
Termasuk ke dalam jenis Packstone (

122
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

Gambar 9. Guha batu gamping dibentuk oleh system rekahan dan pelarutan. Lokasi Gua
Donan, Banjar (Foto oleh Haryanto, 2018).

Gambar 10. Batugamping pacstone hingga wacstone, berlapis dengan kedudukan relative
horizontal, mengandung banyak cangkang molusca (Foto oleh Haryanto, 2018).

 Stasiun 5 kontak erosional dan berangsur. Matrix


Perselingan breksi volkanik, batupasir batupasir berwarna coklat segar, terpilah
konglomeratan dan batupasir kasar. buruk-sedang,,kemas terbuka, berbutir
Fining upward, grade bedding. Breksi sedang-kasar, keras.
dengan komponen andesitic dan baaltik, Ditemukan off set litologi dengan strike
menyudut tanggung, kemas tertutup, dip N110E/60 dan N100E/75
terpilah buruk, keras (Gambar 11).
Kontak antar lapisan sebagian tegas,

Gambar 11. Stratigrafi volkaniklastik Formasi Jampang, menunjukan fasies medial hingga
distal (Foto oleh Haryanto, 2018).

123
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

 Stasiun 6 sedimen parallel laminasi dan cross


Batugamping calcarenit dan calcilutiti, bedding. Kedudukan lapisan batuan
dengan tinggi singkapan 3– 4 m, berlapis relative horizontal (Gambar 12).
baik, tebal 10cm -30 cm, repeated bed,
kontak antar lapisan tegas. Struktur

Gambar 12. Batugamping klastik, calcarenit, berlapis baik, dip relative horizontal (Foto oleh
Haryanto, 2018).

 Stasiun 7 kedudukan N60E/5. Ditemukan banyak


Batugamping umumnya sebagai coral, moluska, antara lain gastropoda,
boundstones, sebagian lainnya sebagai vavosites ratuditiba davis, platy coral dan
wakstone dan grain stone, besifat klastik lain lain (Gambar 13).
dengan adanya bidang perlapisan dengan

Gambar 13. Boundstone didominasi coral dan molusca, (Foto oleh Haryanto, 2018).

Pembahasan breksi laharik, batupasir tufaan atau


Pada waktu Miosen Bawah,,aktivitas batupasir kerikilan. Seluruh batuan volkanik
magmatisma dan volkanisma di bagian di atas, dikelompokan ke dalam Formasi
selatan Jawa Barat berlangsung secara Jampang (van Bemmelen, 1949; Sukamto,
besar-besaran, menyebabkan hampir semua 1974; Martodjojo, 1984; Kastowo dan
endapan sedimen pada saat itu, baik secara Suwarna 1996; Simanjuntak dan Surono,
langsung ataupun tidak, berhubungan 1992).
dengan material gunungapi. Endapan primer Sebaran batuan volkanik di atas, menerus
gunungapi menghasilkan satuan batuan ke arah barat hingga mencapai wilayah
berupa breksi volkanik, lava, tuf dan Sukabumi Selatan (Jawa Barat), sedangkan
material volkanik lainnya bersifat tufaan. ke arah timur hingga ke daerahMajenang
Seluruh batuan tersebut terendapkan di (Central Java). Sepanjang sebaran
dalam suatu cekungan mulai dari fasies batuannya, banyak ditemukan lava dan
proksimal, medial hingga distal. Material breksi volkanik dengan komponen berukuran
volkanik lainnya bersifat sekunder atau bongkah. Litologi ini menunjukan fasies
dinamakan endapan epiklastik, seperti central atau proksimal dari satu tubuh

124
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

gunungapi. Dengan data tersebut tidak DEM. Kontak structural berupa pensesaran,
mungkin sebaran formasi ini berasal dari justru terjadi antara sebaran batugamping
satu tubuh gunungapi. dengan alluvium. Struktur sesar ini pula
Morfologi diantara rangkaian gunungapi aktif yang menyebabkan terbentuknya kelurusan
pada saat itu, merupakan daerah yang berarah baratlaut-tenggara yang dicirikan
landai yang berstatus sebagai cekungan. Di dengan adanya perbedaan elevasi antara
tempat inilah terakumulasi sedimen dengan perbukitan dengan pedataran berawa-rawa.
tekstur yang halus atau sebagai fasies Mengacu kepada konsep struktur
medial hingga distal. Lapisan batupasir pada Situmorang (1976), struktur sesar di atas
stasiun 5, merupakan salah satu conto termasuk ke dalam jenis sesar mendatar
endapan jenis ini. Sebagian cekungan yang normal atau sebagai sesar oblik dengan jenis
berada diantara tubuh gunungapi, bisa desktral normal fault.
terjadi di dalam lingkungan laut atau darat. Atas dasar sebaran dan tekstur
Berdasarkan karakteristik batuan volkanik batugampingnya, maka disimpulkan
yang teramati di lapangan, nampaknya sebagian batugamping dengan jenis
cekungan antar gunungapi tersebut berada boundstones hingga grainstones terbentuk
di lingkungan marin (Gambar 14). pada daerah tinggian sebagai patch reef.
Setelah aktivitas volkanisma megalami Jenis batugamping lainnya bersifat klastik,
penurunan, kondisi laut relative tenang dan dicirikan dengan teksturnya termasuk ke
jernih. Di bagian lereng gunungapi bawah dalam jenis calcarenit, calcilutit, mudstones
laut mulai terbentuk carbonate. Sebaran atau packstones. Adanya struktur sedimen
carbonate yang terpisah-pisah seperti yang seperti cross bedding, gradded bedding dan
tergambarkan pada peta geologi regional, parallel laminasi memperkuat kesipulan
nampaknya bukan sebagai akibat struktur tersebut. Dengan adanya carbonate klastik,
geologi, karena diantara kontak satuan maka sebagian material batugamping
batugampingdengan satuan batuan lainnya berasal dari batugamping yang sudah
tidak dijumpai indikasiadanya pensesaran terbentuk sebelumnya, yaitu dari patch reef
baikdi lapangan maupun dari interpretsai .

Gambar 14. Batugamping patch reef dan batugamping klastik di dalam cekungan antar
gunungapi di Jawa Barat pada waktu Miosen Awal-Miosen Tengah.

Kedua fasies batugamping di atas lebih tua dibandingkan dengan batugamping


berlangsung relative bersamaan, hingga klastik.
akhirnya proses built berakhir sementara Seluruh batugamping menumpang di atas
batugamping klastik terus belangsung endapan volkaniklastik Formasi Jampang
seiring dengan terjadinya proses yang umurnya lebih tua. Ini menunjukan
perombakan yang membentuk akumulasi pertumbuhan carbonate mulai berlangsung
karbonat klastik. Batugamping boundstone pada Awal Miosen Tengah. Pada saat itu
yang banyak ditemukan di dalam Formasi aktivitas magmatism/volkanisma mulai
Pamutuan, ditemukan tumpang tindih menurun, menyebabkan kondisi lingkungan
dengan batugamping klastik Formasi marin relative tenang.
Klapanunggal. Berdasarkan pada genetic dan Pertumbuhan carbonate berakhir pada waktu
lingkungan pengendapan dapat Akhir Miosen Tengah. Pada saat itu kondisi
disimpulkanboundstone umurnya relative lingkungan marin menjadi lebih dalam, yang

125
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 16, Nomor 2, Agustus 2018 : 117-126

dibuktikan dengan adanya sedimen turbidit Tengah hingga Miosen Atas. Formasi ini
laut dalam, yaitu Formasi Halang. merupakan sedimen turbidit laut dalam,
Kesimpulan yang artinya cekungan pada saat itu
Pada waktu Awal Neogen, aktivitas mengalami subsidence, sehingga proses
gunungapi di selatan Jawa mencapai sedimentasi carbonate terhenti.
puncaknya. Pada saat itu aktivitas
gunungapi terjadi di banyak lokasi. Material Daftar Pustaka
volkanik terendapkan melalui mekanisme Dunham, R. J., 1962, Classification of
jatuhan dan aliran, yang terendapkan di Carbonate Rocks According to
dalam suatu cekungan. Adanya bidang Depositional Texture, AAPG, Memoir 1.
perlapisan, kontak erosional, struktur Grabau, A.W., 1904. On The Classification Of
sedimen graded beding, cross bedding dan Sedimentary Rocks. American
parallel laminasi, membuktikan sebagian Geologist, v. 33, p. 228-247.
besar endapan volkaniknya berupa aliran. Kastowo dan Suwarna, N. 1996.Peta Geologi
Berdasarkan pada tekstur dan struktur 1: 100.000 Lembar Majenang 1308–5.
sedimennya, diyakini mekanisme Pusat Penelitian dan Pengembangan
sedimentasi berlangsung di dalam air dalam Geologi. Bandung.
hal ini lingkungan marin. Cekungan sedimen Martodjojo S. 1984. Evolusi Cekungan
marin pada saat itu, seluruhnya berada di Bogor, Jawa Barat, Tesis Doktor, Pasca
dalam jalur volkanik, sehingga termasuk ke Sarjana ITB. (Tidak dipublikasikan).
dalam cekungan antar pegunungan. Simandjutak, T.O, dan Surono. 1992. Peta
Pada waktu Awal Miosen Tengah, aktivitas Geologi 1: 100.000 Lembar
volkanisma mulai menurun. Kondisi ini Pangandaran 1308–2. Pusat Penelitian
menyebabkan lingkungan marin menjadi dan Pengembangan Geologi. Bandung.
tenang, dan memungkinkan terbentuknya Situmorang, B., Siswoyo, Thajib, E., dan
pertumbuhan carbonate. Boundstone Paltrinieri, F., 1976. Wrench Fault
ditemukan secara soliter, sehingga Tectonics and Aspect of Hydrocarbon
disimpulkan sebagai pathc reef, sementara Accumulation in Java: Proceedings
carbonate klastiknya berasal dari rombakan Indonesian Petroleum Association, 5th
boundstone. Dengan demikian bounstone annual convention, Juni 1976, p. 53-67.
terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan van Bemmelen, R. W. 1949. The Geology of
yang klastik. Indonesia vol. IA : General Geology of
Pertumbuhan dan sedimentasi carbonate Indonesia and Adjacent Archipelagoes,
berakhir ketika berlangsung pengendapan (second edition 1970 – reprint),
Formasi Halang yang berumur Akhir Miosen Martinus Nijhoff, The Hague.

126

You might also like