Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

KECEMASAN DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

KONGESTIF DI IRINA F BLU RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO

Jon Welliam Tangka


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi Malalayang II Manado

Abstract : Anxiety tends to occur in patients with Congestive Heart Failure due to
changes caused by the disease process such as having shortness of breath and chest pain
that these stressors affect one's coping mechanisms. How big is the proportion of anxiety
and coping mechanisms and their relationship is unclear. Thus this study aims to
examine the association of anxiety with coping mechanisms in patients with CHF.
This type of research is descriptive analitic. Carried out in the Irina F BLU RSUP Prof
Dr.R.D Kandou Manado, the period of June 2012 to accidental sampling technique on
30 respondents. Instruments used questionnaires HRS-A anxiety and coping mechanisms
COPE questionnaire. Analysis was used Che Square test. Chi Square analysis results
count = 8213 X ² Calculate the Chi Square Table X ² table at df = 1 with a significance
level of 5% (0.05 = 3.81). Because X ² Calculate greater than X ² Table (8213> 3.81), it
can be stated that there is a significant relationship between the level of anxiety with
coping mechanisms in patients with CHF (p=0.004 <α = 0.05) OR = 12. Conclusion
CHF patient anxiety levels shown to be associated with coping mechanisms whereby
light 12 times the level of anxiety experienced adaptive coping than moderate levels of
anxiety. Suggestion: improved understanding of CHF patients need attention and support
from the family, as well as health practitioners in order to improve the coping
mechanisms.

Keywords : Anxiety, Coping Mechanisms, CHF

Menurut WHO 60 persen dari penyebab untuk pasien gagal jantung kongesti sebanyak
kematian penyakit jantung adalah penyakit 234 orang, dan ada kecenderungan
jantung koroner. Penyakit jantung koroner peningkatan jumlah penderita gagal jantung
salah satu yang menyebabkan gagal jantung. dari tahun ke tahun.
Penyakit gagal jantung merupakan salah satu Penyebab gagal jantung kongesti
masalah kesehatan pada gangguan sistem secara pasti belum diketahui namun perasaan
kardiovaskuler yang dialami 5,2 juta kecemasan, kekuatiran akibat ketidak pastian
penduduk di Amerika dan diperkirakan lebih proses kesembuhan menyertai penderita.
dari 15 juta kasus baru gagal jantung setiap Kecemasan berat dialami ketika terjadi
tahunnya diseluruh dunia. serangan sehingga memerlukan bantuan
Penyakit gagal jantung di Indonesia konseling yang tepat. Pasien gagal jantung
semakin meningkat seiring dengan sering merasa cemas, ketakutan dan depresi
bertambahnya umur harapan hidup penduduk. karena cacat permanen dan kematian. Para
Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebutkan pasien mengekspresikan ketakutan dengan
bahwa penyakit jantung masih merupakan berbagai cara seperti mimpi buruk, insomnia,
penyebab utama dari kematian terbanyak kecemasan akut, depresi dan memungkiri
pasien di rumah sakit di Indonesia. kenyataan.
Data yang diperoleh dari rekam medik Kecemasan merupakan respons
di BLU RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado individu terhadap suatu keadaan yang tidak
selama 8 bulan terakhir mulai dari bulan menyenangkan dan dialami oleh semua
Juni 2011 sampai pada bulan Januari 2012 makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari.

23
24 JIK Volume 7 No. 1 Oktober 2012 Tangka, J,W, Kecemasan Dengan

Perilaku koping sangat diperlukan dalam mekanisme koping pada pasien gagal jantung
menghadapi kecemasan atau situasi yang di BLU RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado.
mengancam. Pola koping yang kurang baik
dapat meningkatkan risiko penyakit. METODE
Mekanisme koping dapat berfokus pada
masalah atau menghadapi masalah secara Penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan
langsung dan ada yang menyelesaikan rancangan cross sectional. Variabel
masalah dengan mengendalikan emosinya. independent pada penelitian ini yaitu
Tujuan penelitian ini yaitu, untuk kecemasan dan variabel dependent yaitu
menganalisis hubungan kecemasan dengan mekanisme koping pada pasien gagal jantung
kongestif.

Tabel 1. Defenisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skor Skala
Independen Respon pasien yang - Ringan Kuesioner 1.Ringan Ordinal
Kecemasan mengalami kecemasan - Sedang HRS A 2.Sedang
selama menjalani
perawatan diRS
Dependen: Upaya klien beradaptasi - Adaptif Kuesioner 1.Skor tertinggi Ordinal
Koping untuk menyesuaikan diri - Maladaptif Cope 2.Skor terendah
dengan stres akibat
menderita gagal jantung
kongestif yg meliputi
adatif dan maladaptif

Populasi pada penelitian ini yaitu Square untuk mengevaluasi frekuensi yang
keseluruhan pasien gagal jantung kongestif diteliti, untuk mencari tahu apakah terdapat
yang dirawat di irina F jantung BLU RSUP hubungan atau perbedaan yang signifikan.
Prof Dr.R.D Kandou Manado. Dan sampel Etika penelitian, tetap
diambil dengan aksidental sampling dilakukan dipertimbangkan dan dalam penelitian ini
pada pasien gagal jantung kongestif yang tidak mempengaruhi kondisi serta keadaan
mengalami kecemasan yang bersedia menjadi responden.
responden dan kooperatif yaitu sebanyak
30 responden. Instrument menggunakan alat HASIL PENELITIAN DAN
ukur tingkat kecemasan yaitu kuisioner PEMBAHASAN
HRS-A yang berisi 14 pertanyaan dan
60 pertanyaan dengan kuesioner COPE. Hasil
Data dianalis berdasarkan varibel
univariat dan bivariat yang disajikan dalam A. Karakteristik Responden (univariat)
bentuk tabel , yaitu data univariat adalah 1. Umur
tingkat kecemasan dan mekanisme koping Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
pada pasien gagal jantung kongestif. Pada Menurut Umur pada pasien gagal jantung
tingkat kecemasan dikategorikan kecemasan kongestif di Irina F BLU RSUP Prof Dr.R.D
ringan dan sedang. Sedangkan pada Kandou Manado 2012 (n=30)
mekanisme koping dikategorikan mekanisme
koping maladaptif dan mekanisme koping
adaptif. Analisa bivariat menggunakan uji Chi
25 JIK Volume 7 No. 1 Oktober 2012 Tangka, J,W, Kecemasan Dengan

Tabel 2. Karakteristik Responden 4. Pekerjaan


No Umur (n) (%) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
1 18 - 40 5 16.7 Menurut Pekerjaan pada pasien gagal jantung
2 40 - 65 13 43.7 kongestif di Irina F BLU RSUP Prof Dr.R.D
3 > 65 12 40.0 Kandou Manado 2012
Total 30 100.0
Tabel 5. Pekerjaan
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar No Pekerjaan (n) (%)
responden dengan umur 40-65 tahun ada 1 Swasta 9 30.0
sebanyak 13 responden (43.7%) dari 2 Petani, Nelayan,
8 26.7
30 responden, dan diikuti usia > 65 tahun Buruh
sebanyak 40 %. 3 IRT 13 43.3
Total 30 100.0
2. Jenis Kelamin
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar
Menurut Jenis Kelamin pada pasien gagal responden memiliki pekerjaan sebagai IRT,
jantung kongestif di Irina F BLU RSUP Prof yaitu 43.3 % (13 Responden) dari
Dr.R.D Kandou Manado 2012. 30 responden.

Tabel 3. Karakteristik Menurut Jenis Kelamin 5. Tingkat Kecemasan


No Jenis Kelamin (n) (%) Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
1 Laki-Laki 14 16.7 Menurut Tingkat Kecemasan pada pasien
2 Perempuan 16 43.7 gagal jantung kongestif di Irina F BLU RSUP
Total 30 100.0 Prof Dr.R.D Kandou Manado 2012

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar Tabel 6. Tingkat Kecemasan


responden berjenis kelamin Perempuan, yaitu No Tingkat Jumlah (%)
53.3 % (16 Responden) dari 30 responden. Kecemasan (n)
1 Ringan 13 43,3
3. Pendidikan Terakhir 2 Sedang 17 56,7
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Total 30 100.0
Menurut Pendidikan pada pasien gagal
jantung kongestif di Irina F BLU RSUP Prof Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar
Dr.R.D Kandou Manado 2012. responden memiliki Tingkat Kecemasan
Sedang, yaitu 56.7 % (17 Responden) dari 30
Tabel 4. Pendidikan Terakhir responden.
No Pendidikan (n) (%)
1 SD 7 23.3 6. Mekanisme Koping
2 SMP 14 46.7 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Mekanisme
3 SMA 9 30.0 Koping pada pasien gagal jantung kongestif di
Total 30 100.0 Irina F BLU RSUP Prof Dr.R.D Kandou
Manado 2012
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berpendidikan SMP, yaitu 46.7 %
(14 Responden) dari 30 responden.
26 JIK Volume 7 No. 1 Oktober 2012 Tangka, J,W, Kecemasan Dengan

Tabel 7. Mekanisme Koping maladaptif, yaitu 66.7 % (20 Responden) dari


No Mekanisme Jumlah (%) 30 responden
Koping (n)
1 Adaptif 10 33.3 7. Hasil Uji Bivariat
2 Maladaptif 20 66.7 Hubungan antara tingkat kecemasan dengan
Total 30 100.0 mekanisme koping pada pasien Gagal jantung
kongestif di Irina F BLU RSUP Prof Dr.R.D
Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar Kandou Manado 2012.
responden memiliki Mekanisme Koping yang

Tabel 7. Hasil Uji Bivariat


Tingkat Mekanisme Koping
Total P X2
Kecemasan Adaptif Mal adaptif CC
Value hitung
n % n % N %
Ringan 8 80 5 25 13 43,3
Sedang 2 20 15 75 17 56.7 0,004 8.213 0.464
Total 10 100 20 100 30 100

Harga koefisien Chi Square hitung gagal jantung per tahun pada usia lebih dari
X² Hitung = 8.213 dengan Chi Squl X² 45 tahun yaitu 7,2 kasus per 1000 laki-laki
Tabel pada df=1 dengan taraf signifikan dan 4,7 kasus per 1000 perempuan.
5% (0,05) = 3,81. oleh karena X² Hitung Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar
lebih besar dari X² Tabel (8.213 >3,81) maka responden berada pada usia 40-65 tahun yaitu
dapat dinyatakan ada hubungan yang sebanyak 43.7%. Kemudian diikuti dengan
bermakna antara tingkat kecemasan dengan usia lebih dari 65 tahun sebanyak 40%.
mekanisme koping pada pasien Gagal Dimana ada kecenderungan peningkatan
jantung kongestif di Irina F BLU RSUP prevalensi gagal jantung pada usia dewasa
Prof Dr.R.D Kandou Manado. Demikian nilai tengah, dan dewasa tua. Sebagaimana
sig. (2-tailed) atau probabilitas (p) dikatakan oleh Indrawati (2009), terjadi
berdasarkan hasil diatas diperoleh nilai peningkatan yang mempengaruhi 6-10%
p=0.004 p<0.05. individu dengan usia lebih dari 65 tahun. Hal
Dari hasil di atas diperoleh nilai ini didukung oleh Daniel (2010), yang
Contingency Coefficient sebesar 0.464 menyatakan bahwa, gagal jantung jarang pada
sehingga dapat dinyatakan tingkat keeratan usia dibawah 45 tahun, tapi menanjak tajam
hubungan antara tingkat kecemasan dengan pada usia 75-84 tahun.
mekanisme koping pada pasien Gagal jantung Penelitian Framingham menunjukkan
kongestif di Irina F BLU RSUP Prof Dr.R.D mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan
Kandou Manado dalam kategori Sedang. 42% wanita. Wanita relatif lebih sulit
mengidap penyakit jantung sampai masa
Pembahasan menopause, dan kemudian menjadai sama
rentannya seperti pria. Hal ini diduga oleh
1. Karakteristik Responden karena adanya efek perlindungan esterogen.
Prevalensi gagal jantung meningkat seiring Esterogen bersifat kardioprotektif yaitu dapat
dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat memperlebar pembuluh darah arteri,
terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. menurunkan fibrinogen yang merupakan salah
Studi Framingham mengungkapkan bahwa satu faktor pembekuan darah, meningkatkan
27 JIK Volume 7 No. 1 Oktober 2012 Tangka, J,W, Kecemasan Dengan

kadar kolestrol baik yaitu HDL dan sakit Pandan Arang Boyolali dengan besar
menurunkan kolesterol buruk yaitu LDL sampel 30 responden. Dari hasil analis
dalam darah. Secara hemodinamik efek menunjukan ada hubungan yang bermakna
esterogen dapat meningkatkan stroke volume, antara tingkat kecemasan dengan mekanisme
aliran darah aorta dan perifer sehingga mampu koping pada pasien gagal jantung kongestif
mengurangi beban jantung. Menurut Ahmad, (nilai korelasi 0,745 dengan p= 0,000; p<0.05.
et all.(2006), bahwa penderita gagal jantung Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
derajat III dan derajat IV lebih banyak tingkat kecemasan pasien maka akan semakin
perempuan yang berusia tua. Sebagaimana tinggi keburukan mekanisme koping yang
hasil penelitian ini lebih dari separo responden dilakukan. Kecemasan yang terjadi pada
berjenis kelamin perempuan. Hal ini karena kebanyakan pasien gagal jantung dikarenakan
perempuan lebih banyak menderita pada umur mereka mengalami kesulitan mempertahankan
lebih tua sehingga sering susah terjadi oksigenasi yang adekuat sehingga mereka
komplikasi banyak penyakit yang cenderung sesak nafas dan gelisah.
mengakibatkan menderita gagal jantung Pasien gagal jantung banyak yang mengalami
kongestif yang lebih berat. Berdasarkan kecemasan. Kecemasan tersebut bervariasi
ulasan diatas menyatakan wanita lebih sering dari kecemasan ringan sampai dengan
menderita gagal jantung kongestif dibanding kecemasan sedang. Kecemasan yang dialami
laki-laki. pasien mempunyai beberapa alasan
2. Hubungan tingkat kecemasan dengan diantaranya: cemas akibat sesak nafas, cemas
mekanisme koping pada pasien Gagal jantung akan kondisi penyakitnya, cemas jika
kongestif di Irina F Badan Layanan Umum penyakitnya tidak bisa sembuh, cemas dan
Rumah Sakit Umum Pusat Prof Dr.R.D takut akan kematian. Terkadang kecemasan
Kandou Manado 2012. dapat terlihat dalam bentuk lain, seperti sering
Hospitalisasi bagi setiap penderita penyakit bertanya tentang penyakitnya dan berulang
jantung kongestif selalu akan merasa cemas. meskipun pertanyaan sudah dijawab, pasien
Kecemasan dipengaruhi oleh perubahan status terlihat gelisah, mimpi buruk, insomnia,
kesehatan yang sedemikian cepat dialami kecemasan akut dan tidak bergairah saat
seseorang, dengan kepastian kesembuhan makan. Pada pasien gagal jantung kongestif,
yang belum jelas. Sementara coping seseorang perilaku koping yang kurang baik akan dapat
dalam menghadapi permasalahn kesehatan memperparah kondisi pasien seperti pasien
tergantung nilai-nilai, kebiasaan, system akan gelisah yang berlebihan, sesak nafas,
dukungan, dan pengalaman yang dihadapi. tekanan darah meningkat, denyut nadi cepat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dan tidak patuh dalam pengobatan sehingga
responden yang mempunyai kecemasan penyakitnya tidak kunjung sembuh. Selain itu
tingkat ringan yang melakukan mekanisme pasien mengalami gangguan dalam istirahat.
koping adaptif sebanyak 80%, sementara Dalam penelitian ini hanya sebagian kecil
pasien dengan kecemasan tingkat sedang yang responden yang mengalami kecemasan sedang
melakukan mekanisme koping adaptif dimana mereka mampu melakukan
sebanyak 20%, dan uji lebih lanjut terbukti mekanisme koping yang adaptif dikarenakan
ada hubungan yang bermakna antara tingkat mereka mendapat dukungan keluarga yang
kecemasan dengan mekanisme koping pada kuat sehingga mereka merasa mengalami
pasien Gagal jantung kongestif di Irina F BLU ketenangan batin dan dan ketabahan selama
RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado. Hasil proses pengobatan. Jadi meskipun mereka
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang mengalami sesak nafas, nyeri dada dan rasa
dilakukan Ihdaniyati dan Winarti, dirumah takut akan kematian, akan tetapi berkat
28 JIK Volume 7 No. 1 Oktober 2012 Tangka, J,W, Kecemasan Dengan

kehadiran anggota keluarga yang selalu Saran


menemani dan memberikan dukungan positif, Senantiasa dilakukan pendekatan dengan
mereka mampu mengendalikan kecemasannya pemberian konseling dan mengevaluasi
dengan baik dan mau mematuhi semua respon pasien dan keluarga dengan gagal
prosedur pengobatan sehingga mereka mampu jantung kongestif sehingga pasien dapat
melakukan mekanisme koping yang adaptif. mengendalikan kecemasannya dan melakukan
Menurut Niven, dukungan keluarga dapat koping yang adaptif. Perlunya pengembangan
membantu meningkatkan mekanisme koping penelitian dengan mengeksplorasi variabel
individu dengan memberikan dukungan emosi psikososial lainnya yang berhubungan dengan
dan saran-saran mengenai strategi alternatif coping pasien.
yang didasarkan pada pengalaman
sebelumnya dan mengajak orang lain berfokus DAFTAR PUSTAKA
pada aspek-aspek yang lebih positif.
Dari hasil wawancara dan pengamatan Indrawati, E. Hubungan antara penyakit
peneliti, bahwa pasien gagal jantung dengan jantung coroner dengan angka
kecemasan sedang mengharapkan dukungan mortalitas gagal jantung di lima rumah
berupa dukungan emosi, saran dan informasi sakit di Indonesia pada bulan
dari keluarga dan petugas kesehatan (dokter Desember 2005-2006. Jakarta:
dan perawat) yang berkaitan dengan Fakultas Kedokteran Universitas
penyakitnya. Sehingga selain pengobatan Indonesia; 2009.
medis adanya dukungan sosial yang positif Daniel, Hubungan Umur, Jenis Kelamin, dan
akan membantu seseorang untuk beradaptasi Riwayat Hipertensi dengan Angka
lebih baik secara emosional dengan mencegah Kejadian Gagal jantung kongestif
perasaan cemas dan sedih yang berlarut-larut Dipoli Jantung RSPAD Gatot
terhadap penyakit. Soebroto. Jakarta: Program Sarjana
Universitas Pembangunan Nasional
KESIMPULAN DAN SARAN Veteran; 2010.
Ahmad A. Wilbert S., Aronow, Jerome L., &
Kesimpulan Fleg, MD. Higher New York Heart
1. Proporsi terbesar tingkat kecemasan Association Classes and increased
responden adalah pada katagori mortality and hospitalization in
kecemasan sedang. patients with heart failure and
2. Proporsi terbesar mekanisme koping pada preserved left ventricular function.
responden adalah pada katagori American Heart Journal.152 (2):444-
Maladaptif. 450; 2006
3. Terdapat hubungan bermakna antara Niven, N. Psikologi Kesehatan : Pengantar
tingkat kecemasan dengan mekanisme Untuk Perawat dan Profesional
koping pada pasien gagal jantung Kesehatan Lain, Edisi Kedua. Jakarta:
kongestif di Irina F BLU RSUP Prof EGC; 2002.
Dr.R.D Kandou Manado.

You might also like