Professional Documents
Culture Documents
Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas Iv SDN 169 Pekanbaru Erlisnawati, Hendri Marhadi
Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas Iv SDN 169 Pekanbaru Erlisnawati, Hendri Marhadi
ABSTRACT
The problem in this research was social studies student achievement in fourth grade (IV) SDN
169 Pekanbaru still low with average value 63.88 (with KKM 75). The purpose of this
research was to improve the student achievement of the fourth grade (IV) SDN 169
Pekanbaru with the implementation of Problem Based Learning model. This research was
classroom action research with two cycles in first semester 2015. Before implementation
Problem Based Learning average 63.88, after implementation of Problem Based Learning,
UH I was 71.25 that improve 11.54% from before exam with average 61.62. UH II was 80.38
that improve 25.83%. Teacher’s activities with the implementation of Problem Based
Learning at first meeting of first cycle was 70% (good category), and second meeting was
80% (good category) that improve 10 point. At second cycle, teacher’s activitiesat first
meeting was 90% (very good category) that improve 10 point from second meeting of first
cycle. Second meeting of second cycle was 95% (very good category) which improve 5 point.
Students activities at first meeting of first cycle was 65% (good category), and second meeting
75% (good category) that improve 10 point. At second cycle, student activities at first meeting
was 80% (good category) that improve 5 point from second meeting of first cycle. Second
meeting of second cycle was 85% (very good category) which improve 5 point.
Implementation of Problem Based Learning model can improvedsocial studies student
achievement of fourth grade (IV) SDN 169 Pekanbaru.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
88
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
89
mengevaluasi proses pemecahan masalah sebagai dasar untuk penelitian lanjut dalam
(Ibrahim dan Nur dalam Trianto, 2007). apek yang berbeda.
Hasil belajar menurut Gagne &
Briggs dalam Nana Sudjana (2009)
merupakan kemampuan-kemampuan yang METODE PENELITIAN
dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan Penelitian ini dilakukan di SDN 169
belajar dan dapat diamati melalui Pekanbaru kelas IV semester Genap Tahun
penampilan siswa. Hasil belajar adalah Ajaran 2014/2015. Penelitian ini
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- dilaksanakan pada bulan Agustus 2015.
pengertian, sikap-sikap, appersepsi, dan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV
keterampilan. Menurut Nana Sudjana SDN 169 Pekanbaru yang berjumlah 40
(2009) hasil belajar adalah kemampuan- orang yang terdiri dari 22 orang laki-laki
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia dan 18 orang perempuan.
menerima pengalaman belajarnya. Faktor- Desain penelitian ini adalah
faktor yang mempengaruhi hasil belajar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus terdiri
menjadi dua golongan saja, yaitu faktor dari tiga kali pertemuan dua kali untuk
intern dan faktor ekstern. Faktor intern membahas materi dan satu kali pertemuan
adalah faktor yang ada dalam diri individu ulangan harian, dengan tahapan: (1)
yang sedang belajar, sedangkan faktor perencanaan; (2) pelaksanaan; (3)
ekstern adalah faktor yang ada diluar pengamatan; dan (4) refleksi.
individu (Slameto, 2003). Data yang dikumpulkan pada
Berdasarkan uraian di atas penulis penelitian ini adalah data tentang aktivitas
melakukan penelitian dengan judul: guru dan siswa pada saat kegiatan belajar
Implementasi Model Pembelajaran mengajar berlangsung dan data hasil belajar
Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan pada mata pelajaran setelah proses
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 169 pembelajaran. Instrumen penelitian yang
Pekanbaru. Rumusan masalah dalam digunakan adalah lembar observasi aktivitas
penelitian ini adalah apakah implementasi guru dan siswa yang berpedoman pada
model pembelajaran berdasarkan masalah langkah-langkah model pembelajaran, soal
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa tes hasil belajar siswa yang disusun
kelas IV SDN 169 Pekanbaru? Penelitian berdasarkan kisi-kisi soal tes.
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil Untuk menganalisis data hasil
belajar IPS siswa kelas IV SDN 169 penelitian dengan menerapkan model
melalui implementasi Model Pembelajaran pembelajaran berbasis masalah, peneliti
Berbasis Masalah. menggunakan teknik analisis deskriptif,
Manfaat penelitian ini antara lain (a) yaitu:
bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar
IPS siswa; (b) bagi guru, penerapan model Aktivitas Guru dan Siswa.
pembelajaran berbasis masalah dapat Aktivitas guru dan aktivitas siswa
dijadikan sebagai salah satu model selama kegiatan belajar mengajar
pembelajaran alternatif dalam pembelajaran dibukukan pada observasi dengan rumus:
kelas IV SDN 169 Pekanbaru; (c) bagi
sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan 𝐽𝑆
NR =𝑆𝑀 X 100%
masukan untuk meningkatkan kualitas
Sumber: (KTSP, 2006)
pendidikan di SDN 169 Pekanbaru; dan (d)
bagi peneliti hasil penelitian dapat dijadikan
Keterangan:
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
90
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
91
tabel kemudian menentukan penyebab dan menyiapkan kelas dan berdoa. Guru
cara mengatasi masalah banjir. Jawaban menyampaikan appersepsi dengan
siswa ditulis di dalam tabel. Disaat guru menampilkan media gambar “Coba
menjelaskan petunujuk kerja masih perhatikan gambar apa ini?” “Apa yang
terdengar suara siswa yang ribut. Lalu guru menyebabkan terjadinya gempa bumi?”
mengulang kembali petunjuk kerja pada Guru menyampaikan tujuan
LKS, setelah semua siswa mengerti guru pembelajaran dengan materi gempa bumi,
menyuruh siswa mengerjakan LKS dan kemudian menyampaikan langkah-langkah
bekerjasama pada kelompoknya. Tahap pembelajaran. Guru menyajikan masalah
ketiga (± 25 menit) siswa melakukan kepada siswa “Bagaimana cara kamu
kegiatan diskusi kelompok, guru mengetahui penyebab terjadinya gempa
membimbing diskusi kelompok. Saat bumi dan apa akibat gempa bumi bagi
mengerjakan LKS masih terdapat siswa kehidupan manusia?”
yang mengerjakan secara individu dalam Kegiatan inti, tahap kedua guru
kelompok. Kemudian ada dari salah satu menjelaskan materi tentang gempa bumi
kelompok yang mengeluhkan tentang secara garis besar. Guru membagi siswa
anggota kelompoknya yang tidak mau dalam 7 kelompok yang masing- masing
mencari jawaban atau bekerjasama. Tahap kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang. Disaat
keempat setelah mengerjakan LKS, guru membagi anggota kelompok ada dua
memberi kesempatan pada perwakilan kelompok yang tidak mau menerima
kelompok untuk mempresentasikan hasil anggota kelompoknya. Di sini guru
diskusi kelompok di depan kelas dan memberikan pengertian kepada siswa untuk
kelompok lain menanggapi. Guru berperan bisa menerima siapa saja yang akan
sebagai fasilitator, mediator, dan evaluator. menjadi kelompoknya. Setelah siswa
Kegiatan akhir, tahap kelima guru tenang dan duduk berdasarkan kelompok
membimbing siswa merefleksi pemahaman yang sudah ditentukan, kemudian masing-
siswa terhadap materi yang dipelajari. masing kelompok mendapatkan LKS.
Kemudian guru memberikan soal evaluasi Setiap kelompok diberi LKS kemudian
sebanyak lima soal dalam bentuk essay. guru menjelaskan cara kerja pada LKS
Setelah mengerjakan evaluasi siswa dengan yaitu siswa diminta mengamati gambar
bantuan guru menyimpulkan pembelajaran pada tabel kemudian menentukan penyebab
dengan materi masalah sosial tentang banjir dan dampak gempa bumi bagi kehidupan
dan dampaknya. Sebagai tindak lanjut, manusia, kemudian jawaban siswa ditulis
siswa diberi tugas membaca kembali materi pada LKS yang telah ada. Ketika guru
hari ini agar lebih memahami materi menjelaskan langkah kerja terlihat masih
tersebut serta membaca materi selanjutnya. ada beberapa orang siswa yang
mengganggu teman sekolompoknya. Lalu
Pertemuan 2 guru mendekati siswa tersebut dan
Pertemuan kedua dilaksanakan pada merekapun mulai tenang. Siswa
Kamis, 20 Agustus 2015 selama 2 jam mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk
pelajaran (2 x 35 menit) pada jam 1 dan 2 kerja. Tahap ketiga siswa berdiskusi dengan
siswa yang hadir sebanyak 40 orang (semua anggota kelompoknya tentang gempa bumi,
hadir) dengan indikator mengidentifikasi terlihat dari mengerjakan tugas kelompok
masalah gempa bumi. masih ada siswa yang bercerita dengan
Kegiatan awal, tahap pertama guru temannya serta menggangu teman lain.
membuka pelajaran dengan mengucapkan Guru membimbing diskusi untuk
salam, meminta ketua kelas untuk melakukan penyelidikan terhadap
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
92
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
93
ketiga, siswa berdiskusi dikelompok tentang angin topan, guru membagi siswa
masing-masing dan membuat hasil laporan dalam menjadi 7 kelompok setiap
diskusi kelompok sesuai dengan masalah kelompok terdiri atas 5 dan 6 orang setiap
yang diberikan guru. Siswa terlihat kelompok dan siswa duduk dalam
bekerjasama dalam kelompoknya untuk kelompok yang telah ditentukan. Guru
dapat menghasilkan jawaban yang terbaik membagikan LKS pada setiap kelompok.
dari kelompok lain. Saat diskusi kelompok Kemudian guru menjelaskan cara kerja
guru membimbing masing-masing pada LKS yaitu siswa diminta mengamati
kelompok yang mempunyai kesulitan dalam gambar pada tabel kemudian menentukan
memecahkan masalah. Tahap keempat, penyebab dan cara mengatasi masalah
guru memberi kesempatan kepada angin topan. Jawaban siswa ditulis pada
perwakilan kelompok untuk LKS yang tersedia. Tahap ketiga, siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok melakukan diskusi kelompok sesuai materi
di depan kelas dan kelompok lain yang dipelajari. Pada saat diskusi
menanggapi. Pada saat diskusi kelas kelompok guru membimbing siswa, guru
berlangsung guru berperan sebagai berjalan-jalan di samping siswa melihat
fasilitator, mediator, dan evaluator. Siswa kekompakan dan keaktivan setiap
sudah mulai aktif dalam mengemukakan kelompok. Secara umum diskusi pada
pendapat. pertemuan kedua siklus II ini sudah jauh
Kegiatan akhir tahap kelima, lebih baik dibandingkan pertemuan yang
selanjutnya guru memotivasi siswa telah lalu. Tahap keempat setelah selesai
merefleksi pemahaman tentang materi yang diskusi kelompok, guru meminta
telah dipelajari, siswa dengan bantuan guru perwakilan kelompok untuk
menyimpulkan pembelajaran dengan materi mempresentasikan hasil diskusi
masalah gunung meletus. Setelah itu guru kelompoknya didepan kelas dan kelompok
memberi evaluasi sebanyak lima soal lain menanggapi.
dalam bentuk essay. Sebagai tindak lanjut, Kegiatan akhir, tahap kelima
siswa diberi tugas membaca kembali materi selanjutnya guru mendorong siswa
hari ini agar lebih memahami materi merefleksi pemahaman melalui diskusi
tersebut serta membaca materi selanjutnya. kelas dan menghargai pendapat orang lain,
siswa dengan bantuan guru menyimpulkan
Pertemuan 2 pembelajaran dengan materi masalah angin
Pada pertemuan kedua siklus II topan. Setalah itu guru menugaskan siswa
dilaksanakan pada Kamis, 27 Agustus 2015 untuk mengerjakan evaluasi, guru memberi
selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) pada petunjuk bahwa mengerjakan evaluasi
jam 1 dan 2 siswa yang hadir sebanyak 40 individu dan tidak boleh melihat jawaban
orang. teman sebangkunya dengan soal sebanyak
Kegiatan awal tahap pertama, guru lima soal dalam bentuk objektif.
mengucapkan salam, do’a, dan
mengabsensi siswa. Guru menyampaikan Pertemuan 3 UH II
tujuan pembelajaran dengan materi tentang Pada pertemuan keenam, Jumat 28
bencana angin topan. Guru melakukan Agustus 2015, guru mengadakan ulangan
apersepsi dengan mengajukan pertanyaan harian siklus II dengan jumlah siswa 40
“Apakah nama angin yang sangat orang yang dilaksanakan satu kali
kencang?” pertemuan. Sama seperti ulangan siklus I,
Kegiatan inti, tahap kedua guru sebelum siswa diberi soal UH diawali
menjelaskan materi secara garis besar dengan menyiapkan siswa dan berdoa.
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
94
Kemudian guru mengabsen siswa satu per menampilkan media pembelajaran, dan
satu. Kemudian guru membagikan lembar siswa lebih serius dan saling bekerjasama
soal dan lembar jawaban kepada masing- dan tidak ribut lagi saat mengerjakan LKS.
masing siswa agar mengisi identitas terlebih Pembelajaran yang dilakukan berjalan
dahulu sebelum menjawab soal, guru secara efektif dan konddusif, dengan
memberikan soal dan lembar jawaban implementasi model pembelajalaran
kepada siswa, guru meminta mengerjakan berdasarkan masalah.
individu dan saat siswa mengerjakan soal
ulangan, guru berkeliling untuk mengawasi
siswa. Rata-rata siswa cukup tenang saat HASIL DAN PEMBAHASAN
mengerjakan soal ulangan. Aktivitas Guru
Aktivitas guru selama proses
Refleksi pembelajaran berlangsung pada setiap
Berdasarkan hasil pengamatan, pertemuan Siklus I dan II dengan
Siklus II sudah menunjukkan hasil kearah implementasi model Pembelajaran
yang lebih baik dibandingkan siklus Berdasarkan Masalah di kelas IV SD
sebelumnya. Hal ini dapat dilihat siswa Negeri 169 Pekanbaru setiap pertemuan.
memperhatikan dengan baik saat guru Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
menjelaskan, bekerja sama dengan teman tabel 2.
sekelompoknya. Siswa sudah aktif saat guru
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
95
Tabel 4. Peningakatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 169 Pekanbaru
Persentase Peningkatan
Jumlah
No Data Rata-rata SD ke SD ke
Siswa
UAS I UAS II
1 Skor Dasar 40 63.88
2 UAS I 40 71.25 11,54% 25,83%
3 UAS II 40 80.38
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
96
berbasis masalah pada data UH I dan UH Hasil belajar IPS sebelum ada
II hasil belajar siswa mengalami tindakan dan sesudah diberi tindakan
peningkatan. Pembelajaran dengan model mengalami peningkatan, dapat
pembelajaran berbasis masalah siswa disimpulkan bahwa model pembelajaran
belajar lebih aktif, saling berbagi satu berdasarkan masalah. Dapat
sama lain, dengan guru sebagai fasilitator meningkatkan hasil belajar siswa karena
dan mediator, sehingga siswa lebih mudah model pembelajaran berdasarkan masalah
dalam memahami materi pelajaran karena pembelajaran terpusat pada siswa. Siswa
mengalami sendiri pembelajaran yang mengalami sendiri secara langsung
berlangsung. Hal ini berdampak pada pembelajaran yang diikuti, siswa lebih
meningkatnya hasil belajar siswa. aktif sehingga dalam memahami materi
Peningkatan hasil belajar dari sebelum lebih mudah.
tindakan dan sesudah tindakan yakni dari Hasil belajar siswa dapat juga
skor dasar dengan rata-rata 63,88 terlihat dari ketuntasan hasil belajar yang
meningkat pada UH I sebesar pada diperoleh. Tabel 5 Ketuntasan hasil
11,54% dengan rata-rata 71,25 dan belajar IPS siswa pada tiap pertemuan dari
meningkat lagi pada UH II dari skor dasar data awal, siklus I dan siklus II.
sebesar 25,83% dengan rata-rata 80,38.
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat pada materi masalah banjir, gempa bumi,
dilihat perbandingan peningkatan gunung meletus, dan angin topan. Hal ini
ketuntasan klasikal hasil belajar IPS siswa dapat disimpulkan:
pada data awal hanya 40%. Setelah 1. Implementasi model pembelajaran
diterapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat
berdasarkan masalah pada siklus I, meningkatkan hasil belajar IPS siswa
ketuntasan hasil belajar siswa secara Kelas IV SDN 169 Pekanbaru.
ketuntasan klasikal 52,50% (belum tuntas) Peningkatan terjadi dari nilai rata-rata
dan pada sisklus II ketuntasan klasikal awal sebesar 63,88 meningkat pada
hasil belajar siswa dengan ketuntasan siklus I dengan rata-rata 71,55
klasikal 82,50% (tuntas). Ini artinya lebih (11,54%) dan pada siklus II dengan
75% siswa mendapat nilai di atas KKM. rata-rata 80,38 (25,83%)
2. Implementasi model pembelajaran
berdasarkan masalah dapat
SIMPULAN DAN REKOMENDASI meningkatkan kualitas proses
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran. Peningkatan terjadi pada
dengan Implementasi model pembelajaran aktivitas guru dari siklus I rata-rata
berdasarkan masalah dapat meningkatkan 75% meningkat pada siklus II dengan
hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 169 rata-rata 92,5%. Sedangkan pada
Pekanbaru pada tahun 2015 khususnya aktivitas siswa dari siklus I rata-rata
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
97
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2006). Kurikulum Sekolah
Dasar. Jakarta. Badan Standar
Nasional Pendidikan.
KTSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta. Bahan
Starndar Nasional Pendidikan.
Nana Sudjana. (2009). Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung. Remaja Roesda Karya
Purwanto. (2008). Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung. Remaja Roesda Karya
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Suharsimi, Arikunto. 2009. Penelitian
tindakan kelas. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Syahrilfuddin, dkk. (2011). Penelitian
Tindakan Kelas. Pekanbaru.
Cendikia Insani
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |