Professional Documents
Culture Documents
Paper
Paper
PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau sekelompok masyarat
yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu, yang tidak memiliki kemampuan untuk
mencukupi kebutuhan dasar hidupnya sesuai dengan tata nilai dan norma tertentu
yang berlaku di masyarakat (Nugrogo, 2012: 180). Banyak masyarakat di Indonesia
khususnya pada salah satu Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah yang hidup
dalam lingkarang kemiskinan, faktanya pada tahun 2018 sebanyak 355.306 jiwa
populasi masyarakat di Indonesia hidup dalam kondisi miskin dan hampir miskin (BPS,
2018).
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Karesidan Surakarta (2012-2018)
1 2 3 4 5 6 7
Sedayu 340 29 121 1.167 10 1,667
Kebak 167 26 79 916 6 1,194
Gemantar 43 27 363 837 11 1,281
Tunggulrejo 94 19 223 1,279 7 1,622
Genengan 124 29 36 1,095 38 1,322
Ngunut 171 27 26 937 12 1,173
Tugu 151 23 381 868 15 1,438
Sukosari 199 19 26 664 6 914
Sambirejo 273 8 56 758 5 1,100
Blorong 79 32 234 846 9 1,200
Sringin 352 28 49 1,197 12 1,638
JUMLAH 1,993 267 1,594 10,564 131 14,549
Sumber: Kecamatan Jumantono dalam Angka, 2017
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa salah satu permasalahan yang
dihadapi Desa Sambirejo adalah rendahnya tingkat kesejahteraan sehingga
mengakibatkan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat sekitar. Menurut Muslim
(2012: 1) faktor yang menyebabkan kemiskinan diantaranya 1) tingkat pendidikan yang
rendah mengakibatkan minimnya kemampuan untuk mengembangkan diri. 2)
Terbatasnya lapangan kerja karena kuangnya keterampilan yang dikuasai sehingga
minimnya kases dan koneksi yang dimiliki. Solusi agar masyarakat dapat menjadi
mandiri dan terbebaskan dari kemiskinan, masyarakat hendaknya memanfaatkan
sumberdaya alam yang ada disekitarya untuk memenuhi kebutuhannya.
Sumber daya alam (SDA) merupakan segala sesuatu yang berasal dari alam. SDA
mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kekayaan alam di Indonesia dapat
dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Salah satu kekayaan alam Indonesia
adalah pertambangan, banyak bahan tambang yang tersebar dari sabang sampai
merauke (Yoga, 2104: 3). Sungai gembong merupakan salah satu sungai yang terletak
di Desa Sambirejo, Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Kandungan material pasir
dan batuan yang berasal dari adanya aktivitas erosi pada hulu sungai terus mengalir
membawa material pasir menuju hilir Sungai Gembong. material tersebut mengalami
terus pengendapan (sedimentasi) dalam kurun waktu yang panjang. Oleh sebab itu
pada hilir sungai terkenal memiliki sumber daya alam berupa material pasir yang
melimpah khususnya pada daerah hilir Sungai Gembong. Desa Sambirejo meupakan
salah satu wilayah yang dilewati oleh Sungai Gembong. Potensi pasir yang melimpah
khususnya pada hilir Sungai Gembong dimanfaatkan warga sekitar untuk mencari
nafkah demi memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai kesejahetraan hidup
lebih baik. Masyarakat sekitar melakukan penambangan pasir dengan menggunakan
alat sederhana berupa xxxxxxxxx. Penambangan pasir di Desa Sambirejo biasanya
dilakukan dengan cara berkelompok yang beragama, terdiri dari 2-4 orang 5-7 atau 8-
10 orang.
Mayoritas pekerjaan masyarakat Desa Sambirejo adalah berprofesi sebagai petani
yang tentunya hanya pada saat musim tanaman padi atau pada musim panen padi tiba
saja. Dikarenakan sebagian masyarakat di desa mengalami krisis ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari menyebabkan mereka berusaha untuk
mencari alternatif mata pencaharian disektor lain guna mendapatkan kehidupan lebih
baik. Kegiatan penambangan pasir merupakan salah satu alternatif untuk menciptakan
kehidupan lebih baik. Para penambang pasir tentunya melakukan pertemuan orang-
orang dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Usaha penambangan
pasir sebagai mata pencaharian masyarakat sekitar Sungai Gembong membawa
perubahan terutama bagi kondisi sosial ekonomi keluarga penambang.
LANDASAN TEORI
1. Penambangan Pasir
a. Pengertian Penambangan Pasir
Penambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam
rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan bahan tambang meliputi
penyelidikan, eksploitasi, studi kelayakan, kontruksi, penambangan,
pengelolaan, pemurnian, pengangkutan dan penjualan (UU No.4 Tahun 2009).
Sehingga dapat diketahui bahwasanya penambangan pasr merupakan
serangkaian kegiatan penggalian, pengolahan, pemanfaatan serta penjualan
bahan tambang berupa pasir.
Menurut Departemen pertambangan dan energi (Reksohadiprodjo, 1993:
142) menggolongkan mineral ke dalam 3 kelompok yaitu:
1) Golongan A merupakan bagian galian strategis yang memiliki kegunaan
untuk menunjang perekonomian negara serta pertahanan keamanan negara
2) Golongan B merupakan bahan galian vitasl untuk digunakan menjamin hajat
hidup banyak orang seperti emas, besi, perak.
3) Golongan C merupakan bahan galian yang tidaktermasuk dalam
bahangalian strategis dan vital, seperti marmer, batu, kapur, dan pasir.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penambangan pasir
termasuk dalam golongan C yang tidak termasuk dalam bahan galian strategis
maupun vital
b. Ketersediaan Sumber Daya Alam Berupa Pasir
Ketersedian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki
makna kesiapan atau sarana (tenaga, barang, modal dan anggaran) untuk
dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan
(Kemendikbud, 1989: 792). Semtara itu Sumber Daya Alam (SDA) menurut
KBBI terdapat tiga point penting 1) sumberdaya alam yang disediakan oleh
alam berupa mineral, tenaga air, kekayaan hutan, flora dan fauna, 2) Segala
kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menghasilkan
sesuatu. 3) SDA lingkungan biofisik yang secara potensial dapat emmbawa
keuntungan bagi manusia. Dari penggalan kata diatas peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa ketersediaan sumber daya alam adalah suatu sarana yang
disediakan oleh alam sehingga memberikan keuntungan bagi manusia.
c. Model Penambangan Pasir
Menurut Handoyo dalam Gian mengemukakan bahwasanya penambangan
pasir dapat dilakukan dengan cara konvensional maupun cara mekanis.
Penambangan pasir mekanis menggunakan peralatan bachoe, excavator,
loader dan buldozer. Menurut Ramdan (2017) cara pengangkutan
konvensional/ tradisional dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana
diantaraya linggis, cangkul, dan sekop. Cara penambangan tradisional memiliki
tahapan sebagai berikut:
1) Tahap persiapan, proses ini diawali dengan pengangkutan berbagai jenis
peralatan tambang, dan selanjutnya adlah pembuatan jalan untuk proses
pengangkutan
2) Tahap eksploitasi atau penggalian, kegitan yang dilakukan pada tahap ini
utamanya berupa penambnagn atau penggalian pasir.
3) Tahap pengangkutan, pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ketika
alato-alat berat mulai masuk kelokai penambangan untuk mengangkut
pasir.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model penambangan pasir secara
konvensional terdri dari tahap persiapan, penggalian dan pengangkutan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada titik penambangan pasir Sungai Gembong yang
terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Jenis
penelitian diarahkan pada pendekatan deskritif kualitatif . Subjek penelitian juga dapat
dikatakan sebagai orang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan
kondisi latar penelitian. Sedangkan subjek penelitian menurut Basrowi dan Suandi
adalah orang yang terlibat dalam latar penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Adapun subjek dalam
penelitian ini adalah Kepala Desa Sambirejo, Kepala Dusun terkati, para penambang
pasir serta anggota keluarga penambang pasir di Desa Sambirejo. Dalam
pengumpulan data peneliti menggunakan teknik pengamatan (observasi), wawancara
dan dokumentasi.
Sistem penambangan pasir yang bertepatan pada hilir sungai Gembong dilakukan
dengan sistem konvensional atau biasa masyarakat menyebutnya dengan model
tradisional. Aktivitas penambangan ini telah berlangsung selama lebih dari sepuluh
tahun lamanya, dan tidak ada izin dari pemerintah yang menyatakan bahwa sungai
Gembong khususnya pada area penambangan pasir diizinkan untuk dijadikan sebagai
aktivitas penambangan pasir Sehingga dalam dapat dikatakan bahwa dalam
penambangan pasir ini berstatuskan illegal. Meskipun demikian masyarakat tetap
melakukan aktivitas penambangan pasir guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Para
penambang beranggapan bahwa selagi tidak menggunakan alat berat dan masih
bersifat konvensional atau tradisional dalam penambangan pasir dirasa tidak akan
menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar. Para penambang menjadikan aktivitas
penambangan pasir sebagai pekerjaan utama dalam memenuhi kebutuhan hidup hal
tersebut. Dalam kegiatan penambangan pasir, para penambang saling berteman baik
antara satu penambang dengan penambang yang lain. Dengan berteman baik para
penambang dapat menjaga keamanan dalam bekerja.Tidak ada pertengkaran diantara
penambang.
Tabel 1.3. Status Pekerjaan Penambang
Alasan Jumlah Persentase
Pekerjaan Pokok 10 100
Pekerjaan Sampingan 0 0
Jumlah 10 100
Sumber: Peneliti, 2019
Dari kegiatan penambangan ini tentunya memberikan dampak positif bagi kondisi
sosial dan ekonomi keluarga penambang. Adapun tahapan dalam aktivitas
penambangan pasir dimulai dari tahapan persiapan, pada tahapan ini proses ini diawali
dengan pengangkutan berbagai jenis peralatan tambang, dan selanjutnya adalah
pembuatan jalan untuk proses pengangkutan. Tahap selanjutnya yaitu tahap
eksploitasi atau penggalian, kegitan yang dilakukan pada tahap ini utamanya berupa
penambnagn atau penggalian pasir. Tahap akhir yaitu pada tahap pengangkutan, pada
tahap ini yang perlu diperhatikan adalah ketika alat-alat berat mulai masuk kelokai
penambangan untuk mengangkut pasir.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Marta Yoga dkk, ”Dampak Penambangan Pasir di Nagari Pasie Laweh
Kecamatan Lubuk Agung Kabupaten Padang Pariaman”, Pendidikan Geografi,
vol. 11:1 (Tb, 2014), hlm. 3.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif .Rineka Cipta: Jakarta
Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2012. Pembangunan Wilayah perspektif ekonomi,
sosial dan lingkungan, LP3ES: Jakarta.
Maria S.W. Sumardjono dkk. 2015. Pengaturan Sumber daya Alam Di Indonesia
Antara yang Tersurat dan Tersirat .(Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada bekerjasama dengan Gadjah Mada University Press
Jukanto Reksohadiprodjo. 1993. Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Energi edisi kedua
BPFE Yogyakarta: Yogyakarta.