Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PENGGUNAAN DAN PENANGANAN


PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH TERHADAP
RESIDU PESTISIDA DALAM TANAH DI LAHAN PERTANIAN
DESA WANASARI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN
BREBES

Regita Damayanti S, Yusniar Hanani D, Nikie Astorina Yunita D

Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Diponegoro

Email: regitadamayanti@gmail.com

Abstract : Excessive use of pesticides causing pollution and environmental


damage agriculture. Examination in Brebes on 31 samples of fruits and
vegetables, found 22% of samples contain detectable residues of
organophosphate and found two soil samples (10%) contained residues
organochlorin. The purpose of this study was to determine the relationship of the
use and handling of pesticides on their onion farmers against pesticide residues
in the soil on agricultural land Wanasari Village, District Wanasari, Brebes. This
study is observational method with cross sectional approach. The population in
this study were all farmers in the Wanasari conducting spraying. Collecting data
using the tool Banu questionnaire and examination of pesticide residues in soil
using GC-MS Gas Chromatography - Mass Spectrometry. The results of this
study are of 55 69.1 onion farmers use pesticides are not good. The use of
pesticides covering 80% is not good in mixing pesticides, 87.3% use a smaller
dose, 49.1% use pesticides that are not registered with the Ministry of
Agriculture, 87.3% is not good in the way of spraying and 87.3 does well in
frequency spraying. Handling pesticides in agricultural land is not good 59.1%, ie
74.5% is not good in handling pesticide containers, 90.9% is not good in storage
of pesticides, 89.1% is not good in handling a spill and 87.3% did not either in
place to clean pesticide containers. The research result is negative soil samples
pesticide residues. The conclusion was that no pesticide residue class
organochlorin.

Keywords : application pesticides , pesticide handling , pesticide residues.


Bibliography : 80 (1984-2014)

879
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN sebanyak 12,1%. Hal itu disebabkan


Latar Belakang oleh kekhawatiran bahwa
Sektor pertanian adalah sektor penggunaan dosis sesuai anjuran
yang paling dominan di Kabupaten tidak akan efektif dalam
Brebes. Potensi yang besar ini mengendalikan Organisme
membuat sekitar 70 persen dari 1,7 Pengganggu Tumbuhan (OPT).3
juta jumlah penduduk Kabupaten Penggunaan pestisida yang
Brebes bekerja pada sektor berlebihan akan meningkatkan biaya
pertanian. Sektor pertanian ini pengendalian, mempertinggi
menyumbang hingga 53 persen kematian organisme non target serta
Produk Domestik Regional Bruto dapat menurunkan kualitas
(PDRB) Kabupaten Brebes, 50 lingkungan.4 Pestisida di dalam
persennya dari pertanian bawang tanah akan mengalami dekomposisi
merah.1 baik secara fisik, kimia maupun
Berdasarkan hasil penelitian biologis, tetapi untuk senyawa yang
Yuantari, dkk tahun 2013 tingkat persiten akan terakumulasi dalam
pengetahuan petani di Desa Curut tanah.5 Tercemarnya tanah oleh
didapatkan bahwa 31,5% petani pestisida persiten akan
mencampurkan pestisida menyebabkan berkurangnya
menggunakan tangan, 79,6% petani populasi dan diversitas fauna,
mencampur pestisida didekat terganggunya siklus nitrit, dan
sumber air, dengan alasan mudah menghambat proses dekomposisi
mengambil air, 66,7% petani humus dalam tanah. Persistensi
menuang pestisida sedekat mungkin pestisida daam tanah dipengaruhi
dengan tubuh, agar pestisida tidak oleh adsopbsi, jenis tanah, dan
tumpah dan mudah mencampurnya. formulasi pestisida, kelembaban,
Sebanyak 85,2% petani tidak suhu, pH, pencucian, aliran air,
memperhatikan arah angin ketika volatilisasi, erosi, degradasi oleh
melakukan penyemprotan. Delapan cahaya, penyerapan oleh tanaman,
puluh tiga persen tidak mencuci dan pengaruh cara bercocok
peralatan pertanian termasuk alat tanam.5
semprot, tangki, ember serta sendok Penggunaan pestisida yang
untuk menakar pestisida bubuk.2 kurang tepat baik sasaran, jenis
Pada umumnya petani pestisida maupun tidak tepat
menggunakan lebih dari satu jenis dosis/konsentrasi akan berdampak
pestisida dalam setiap aplikasi, yaitu pada pencemaran lingkungan hal ini
sebanyak 68,70% petani dibuktikan dari hasil penelitian
menggunakan dua macam pestisida bahwa penggunaan pestisida yang
untuk setiap penyemprotan, berlebihan dapat mencemari air dan
sedangkan petani yang tanah hingga ditemukan adanya
menggunakan satu dan tiga macam kenaikan kandungan Pb 77,946
(jenis) setiap aplikasi hanya 9,1%. mg/Ha dalam tanah setelah ditanami
Dosis pestisida yang digunakan bawang merah.6 Hasil pemeriksaan
petani setiap aplikasi, diketahui lingkungan di kota Batu
terdapat 44,4% petani menggunakan mendapatkan 17 dari 20 sampel air
dosis melebihi anjuran, sedangkan dari badan air (85,0%), semua
yang menggunakan dosis sesuai sampel tanah (20 dari 20 atau
anjuran sebanyak 36,4% bahkan 100,0%), dan 3 dari 22 sampel
ada yang menggunakan dosis bahan makanan (13,6%) positif
sampai 2 kali ukuran dosis anjuran
880
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

mengandung residu pestisida Pengumpulan data penelitian


7
golongan organopospat. dilakukan dengan cara lembar
Pemakaian pestisida yang tidak observasi dan wawancara
terkendali berisiko menyebabkan kuesioner. Pengambilan sampel
terjadinya pencemaran dan tanah menggunakan metode tanah
kerusakan lingkungan pertanian. Hal terganggu. Pengukuran residu
ini diperparah dengan pengunaan pestisida pada tanah menggunakan
dan penanganan pestisida yang Gas Chromatography – Mass
masih belum arif dan ramah Spectrometry (GC-MS).8
lingkungan. Kebijakan pengaturan
residu pestisida di tingkat lokal
(kabupaten) yang belum ada HASIL DAN PEMBAHASAN
menyebabkan kurangnya kontrol A. Karakteristik Responden
terhadap penggunaan dan Pengambilan sampel
penanganan pestisida di lapangan. dilakukan pada petani bawang
Berdasarkan uraian diatas maka merah yang berjenis kelamin laki–
perlu dilakukan penelitian tentang laki karena yang melakukan
hubungan penggunaan dan kegiatan penyemprotan adalah
penanganan pestisida pada petani petani laki–laki. Adapun karakteristik
bawang merah terhadap residu dalam penelitian ini adalah sebagai
pestisida dalam tanah di lahan berikut:
pertanian bawang merah Desa Tabel 1. Karakteristik Responden
Wanasari, Kecamatan Wanasari, No Karakteristik f %
Kabupaten Brebes. 1 Lama Menjadi
Tujuan dari penelitian ini untuk Petani (tahun)
mengetahui hubungan antara a. < 10 4 7,2
penggunaan dan penanganan b. 10 14 25,5
pestisida oleh petani bawang merah c. 15 8 14,5
dengan keberadaan residu pestisida d. 20 22 40
dalam tanah pada lahan pertanian di e. 25 1 1,8
Desa Wanasari, Kecamatan f. 30 4 7,2
Wanasari Kabupaten Brebes. g. 40 2 3,6
2 Tingkat
METODE PENELITIAN Pendidikan
Penelitian ini menggunakan a. Tidak 5 9,1
metode observational dengan Sekolah
menggunakan rancangan cross
sectional serta uji hubungan rank b. Tamat SD 38 69,1
spearman untuk mengetahui adanya
hubungan antara variabel bebas c. Tamat 9 16,4
dengan variabel terikat. Teknik SMP
pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan Purposive Sampling.
d. Tamat 3 5,5
SMA/SMK
Sampel pada penelitian ini
adalah 55 petani bawang merah.
3 Terakhir
Sampel tanah diambil 5 titik dengan
Penyemprotan
metode linear.
a. Hari ini 43 78,2
b. Kemarin 11 20

881
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

c. 1 Minggu 1 1,8 Menurut data dari Badan


yang lalu Lingkungan Hidup
Berdasarkan tabel 1 dapat Kabupaten Brebes tahun
diketahui lama menjadi petani 2014 kemiringan tanah di
terbanyak adalah selama 20 tahun Desa Wanasari adalah 1-8%
yaitu 22 petani bawang merah artinya termasuk kelas I
(40%). Tingkat pendidikan terbanyak dengan klasifikasi datar.
petani adalah lulusan SD sebanyak 5. Erosi di Desa Wanasari
38 petani bawang merah (69,1%). Menurut data dari kelurahan
Terakhir penyemprotan adalah hari dalam Daftar Isian Potensi
ini (saat dilakukan wawancara Desa dan Kelurahan
penelitian) yaitu sebanyak 43 petani Wanasari bahwa tingkat erosi
bawang merah (78,2%). tanah ringan seluas 3 ha/m2,
B. Jenis Tanah, Nilai pH tingkat erosi sedang seluas 2
Tanah, Curah Hujan, ha/m2 dan tidak ada erosi
Kemiringan Lahan dan berat.
Erosi
C. Penggunaan Pestisida
1. Jenis Tanah Desa Wanasari Petani bawang merah di
Menurut data dari Badan Desa Wanasari yang menggunakan
Lingkungan Hidup pestisida secara tidak baik 69,1%
Kabupaten Brebes tahun dan yang menggunakan pestisida
2014 jenis tanah di Desa secara baik 30,9%.
Wanasari adalah tanah 1. Jumlah Pestisida
Regosol (Entisol/Psament). Penelitian ini
2. Nilai pH Tanah Desa menunjukkan pencampuran
Wanasari dengan jumlah penggunaan
Menurut data dari Badan pestisida yang baik adalah
Lingkungan Hidup 80% dan yang tidak baik
Kabupaten Brebes tahun 20%. Pencampuran pestisida
2014 pH tanah Desa dalam satu aplikasi, meliputi
Wanasari adalah 6,04 dan jenis herbisida, insektisida,
termasuk kategori asam. fungsida dan pelekat. Setiap
3. Curah Hujan Desa Wanasari satu aplikasi petani bawang
Menurut data yang diperoleh merah mencampur pestisida
dari data sekunder hasil yang berfungsi untuk
pengukuran curah hujan membunuh telur ulat, ulat
menggunakan Technical dan sekaligus penyubur
Rainforcing Measuring daun. Alasan pencampuran
Mission yaitu curah hujan di ini adalah karena jika hanya
bulan April sebesar 110,88 satu jenis pestisida menurut
mm dan curah hujan di bulan petani tidak akan mampu
Mei sebesar 67,44 mm, membunuh hama yang
sehingga rata-rata hujan menyerang tumbuhan
selama dua bulan tersebut bawang merah seperti ulat,
adalah 89,16 mm dan dapat rayap dan grandong (telur
dikategorikan ke dalam ulat). Pencampuran juga
kategori lebat (tinggi). membuat petani tidak bekerja
4. Kemiringan Tanah Desa dua kali dalam penyemprotan
Wanasari sehingga ketika menyemprot
882
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan tujuan untuk penggunaan pestisida masih


membunuh hama juga di larutkan dengan air
menyuburkan tanaman sebagai bahan pelarut.
bawang merah. Daun Ukuran tangki semprot
bawang merah yang lebat adalah 15 liter sehingga
menandakan umbi bawang pestisida sudah dalam
merah akan berukuran besar. formulasi konsentrasi yang
Jika umbi bawang merah berkurang. Contoh
besar maka hasil panen akan penggunaan Dursban 200
meningkat. EC konsentrasinya adalah
Pencampuran 200 ml/l klorpirifos, jika dosis
pestisida mulai dari 2–8 yang dianjurkan 20 ml satu
macam merk pestisida. Merk kali penggunaan, maka
pestisida sudah terdaftar di pestisida tersebut sudah
Kementerian Pertanian yang mengalami pencairan
mempunyai bahan aktif sehingga konsentrasi
sesuai aturan pemerintah pestisida dapat berkurang
sehingga bahan aktif ketika disemprotkan pada
pestisida tersebut lebih cepat tanaman bawang merah. Hal
hilang di tanah. Merk ini menyebabkan kecilnya
pestisida tersebut masuk ke konsentrasi pestisida yang
dalam golongan karbamat, mengenai tanah. Karena itu
organopospat, dan piretroid. pestisida mudah hilang dari
Golongan tersebut adalah tanah.
golongan pestisida yang 3. Jenis Pestisida
mempunyai waktu paruh 1- Penelitian ini
28 hari sehingga dapat hilang menunjukkan 50,9% petani
dengan cepat di dalam menggunakan jenis pestisida
tanah. yang baik dan 49,1%
2. Dosis Pestisida menggunakan jenis pestisida
Penelitian ini yang tidak baik. Jenis
menunjukkan petani bawang pestisida yang baik adalah
merah yang menggunakan pestisida yang terdaftar di
dosis pestisida tidak sesuai Kementerian Pertanian.
aturan 87,3% sedangkan Jenis pestisida yang
yang menggunakan pestisida digunakan petani sebagian
sesuai dengan dosis aturan besar adalah golongan
adalah 12,7%. Petani organopospat, karbamat dan
biasanya menggunakan 2 -3 piretroid yang mempunyai
kali lipat dari dosis yang waktu paruh 1-28 hari.
tertera didalam kemasan, hal Pestisida dapat hilang lebih
ini dikarenakan semakin cepat dalam tanah karena
banyak dosis yang hilangnya setengah
digunakan maka lebih efektif konsentrasi pestisida lebih
membunuh hama tanaman cepat.
bawang merah. 4. Cara Penyemprotan
Penggunaan dosis Penelitian ini
pestisida pada petani menunjukkan sebanyak
bawang merah adalah 2-3 58,2% petani bawang merah
kali lipat dari dosis aturan, melakukan cara
883
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

penyemprotan dengan tidak pestisida untuk golongan


baik yaitu tidak sesuai organophospat adalah 1-28
dengan arah angin dan atau hari, hal ini akan
tidak di waktu efektif. meningkatkan hilangnya
Sedangkan 41,8% residu pestisida di dalam
melakukan cara tanah akan lebih cepat.
penyemprotan dengan baik D. Penanganan Pestisida
yaitu yang sesuai dengan 1. Penanganan Wadah Bekas
arah angin dan atau di waktu Pestisida
efektif. Petani bawang merah
Penyemprotan yang tidak di Desa Wanasari yang
sesuai dengan arah angin menangani wadah bekas
menyebabkan pestisida ikut pestisida tidak baik yaitu
terbawa angin sehingga 74,5% sedangkan yang
pestisida tidak mengenai menangani wadah bekas
tanah secara tepat. Hal ini pestisida secara baik adalah
menyebabkan sedikitnya 25,5%.
pestisida yang mengenai Wadah pestisida yang
tanah. Penyemprotan di sudah digunakan haruslah
waktu yang tidak efektif dibuang dan tidak tersebar di
seperti di siang hari jam mana-mana. Sebab sisa-sisa
12.00 – 14.00 akan pestisida yang ada di dalam
menyebabkan pestisida kemasan pestisida yang
mengalami penguapan telah habis pakai bisa saja
sehingga konsentrasi mengalami reaksi dengan
pestisida dalam tanah dapat udara dan mencemari
berkurang. lingkungan. Hal ini juga
membuat masyarakat
5. Frekuensi Penyemprotan terpapar dengan pestisida
Frekuensi penyemprotan secara tidak langsung.9
yang dilakukan petani 2. Penyimpanan Pestisida
bawang merah di Desa Penyimpanan
Wanasari secara tidak baik pestisida pada petani
60% yaitu penyemprotan bawang merah di Desa
yang dilakukan secara rutin Wanasari secara baik adalah
dengan jumlah 3-5 kali sebanya 100%.
penyemprotan dalam satu Penyimpanan tidak dilakukan
minggu. Sedangkan yang di lahan pertanian karena
melakukan penyemprotan petani bawang merah takut
dengan frekuensi baik 40% hilang, disebabkan harga
yaitu yang melakukan pestisida mahal.
kegiatan penyemprotan Penyimpanan pestisida oleh
ketika hama menyerang petani bawang merah di
dengan jumlah 1-2 kali dalam lakukan di rumah. Hal ini
satu minggu. Penyemprotan dapat mengurangi risiko
3-4 kali dalam satu minggu adanya residu pestisida di
berarti sistem penggunaan dalam tanah karena
pestisida satu hari disemprot mencegah adanya tumpahan
dan satu hari tidak disemprot, pestisida ketika di simpan di
sedangkan waktu paruh tempat terbuka.
884
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Penanganan Tumpahan masuk kedalam air tersebut.


Pestisida Hal ini akan berdampak
Penelitian ini kepada kesehatan kulit
menunjukkan petani bawang petani yang dapat
merah yang menangani menyebabkan iritasi,
tumpahan pestisida secara kemerahan, gatal-gatal dan
tidak baik 89,1% sedangkan kulit mengelupas.
petani yang menangani E. Residu Pestisida
pestisida secara baik 10,9%.
Petani bawang merah Residu pestisida dalam
di Desa Wanasari sangat tanah di lahan pertanian
hati-hati dalam penuangan bawang merah Desa Wanasari
pestisida ketika dilakukan adalah negatif, artinya tidak
pencampuran pestisida. ditemukan adanya residu di
Petani akan menuangkan tanah pertanian bawang merah.
pestisida dari botol pestisida Dalam penelitian residu
ke dalam ember tepat diatas pestisida di lahan pertanian
ember, hal ini untuk bawang merah Desa Wanasari
mencegah pestisida tumpah. ini yang berpengaruh terhadap
Tidak adanya tumpahan tidak adanya residu pestisida di
pestisida di lahan pertanian lahan pertanian bawang merah
menyebabkan tidak ada adalah jenis tanah yaitu tanah
pestisida yang jatuh ke tanah Regosol yang mempunyai
dengan konsentrasi tinggi porositas yang tinggi sehingga
sehingga tanah tidak menyebabkan aliran air mudah
terkontaminasi oleh dalam pencucian tanah.10
pestisida. Pestisida yang terdapat dalam
4. Tempat Membersihkan tanah dapat ikut tercuci oleh
Peralatan Pestisida aliran air ini. Nilai pH tanah
Petani bawang merah yaitu 6,04 termasuk kategori
di Desa Wanasari yang asam, pestisida golongan
membersihkan tempat wadah organofosfat dapat terdegradasi
bekas pestisida secara tidak dengan baik dalam kondisi
baik 97,3% dan yang asam. Curah hujan di Desa
membersihkan tempat wadah Wanasari adalah 89,16 mm
bekas pestisida secara baik termasuk kategori lebat/ tinggi.
adalah 12,7%. Residu pestisida yang terkena
Membersihkan air hujan akan berkurang
peralatan setelah konsentrasinya karena
penggunaan pestisida pencairan oleh air hujan. Waktu
dengan air dilahan pertanian paruh pestisida, petani bawang
akan menyebabkan air di merah menggunakan jenis
lahan pertanian menjadi pestisida golongan
tercemar pestisida. Petani organophospat, karbamat dan
bawang merah dalam piretroid yang mempuyai waktu
kegiatan menyemprot, paruh 1-28 hari.11 Hal ini
memberi pupuk, dan menyebabkan pestisida
menyiangi atau membuang berkurang setengah
daun bawang merah yang konsentrasinya dalam waktu
terdapat ulat/telur ulat akan yang cepat.
885
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

KESIMPULAN Seharusnya
A. Kesimpulan petani bawang merah
Berdasarkan hasil menggunakan jenis
penelitian mengenai hubungan pestisida dengan merk
penggunaan dan penanganan yang terdaftar di
pestisida pada petani bawang Kementerian Pertanian.
merah terhadap residu 2. Bagi Peneliti Lain
pestisida dalam tanah di lahan Dalam
pertanian desa wanasari pengecekan residu
kecamatan wanasari kabupaten pestisida menggunakan
brebes, maka dapat analisis residu pestisida
disimpulkan sebagai berikut: yang bisa membaca
1. Penggunaan pestisida residu pestisida dalam
pada 55 petani bawang satuan ppb.
merah di Desa Wanasari
yang menggunakan DAFTAR PUSTAKA
pestisida secara tidak baik
sebesar 69,1%. 1. Badan Pusat Statistik. PDRB
2. Penanganan pestisida Kabupaten Brebes Menurut
pada 55 petani bawang Lapangan Usaha. Badan Pusat
merah di Desa Wanasari Statistik Kabupaten Brebes.
yang menangani pestisida Katalog BPS: 9302001.3329
secara tidak baik sebesar .2014.
50,9%. 2. Yuantari MG, Widiarnako B,
3. Sampel tanah dengan Sunoko HR. Tingkat
pengukuran residu Pengetahuan Petani dalam
pestisida dalam tanah Menggunakan Pestisida (Studi
menggunakan metode Kasus di Desa Curut Kecamatan
Gas Chromatography – Penawangan Kabupaten
Mass Spectrometry (GC- Grobogan). Prosiding Seminar
MS) menunjukkan hasil Nasional Pengelolaan
100% negatif organoklorin. Sumberdaya Alam dan
4. Tidak dapat dilakukan Lingkungan 2013. ISBN 978-
analisis hubungan antara 602-17001-1-2
penggunaan dan 3. Herawaty A, Nadhira. Kajian
penanganan pestisida Penggunaan Pestisida Oleh
pada petani bawang Petani Pemakai Serta Informasi
merah terhadap residu Dari Berbagai Stakeholder
pestisida di lahan Terkait Di Kabupaten Karo
pertanian bawang merah Sumatera Utara. 2009. Diakses
Desa Wanasari di
Kecamatan Wanasari www.info.stppmedan.ac.id/pdf/jur
Kabupaten Brebes karena nalhera1.pdf pada tanggal 13
hasil sampel residu Maret 2016.
pestisida dalam tanah 4. Laba IW. Analisis Empiris
homogen. Penggunaan Insektisida Menuju
B. Saran Pertanian Berkelanjutan. Naskah
1. Bagi Petani Bawang disarikan dari bahan Orasi
Merah Profesor Riset di Bogor,
Pengembangan Inovasi
886
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pertanian volume 3;pp 120-137. 10. Darmawijaya MI. Klasifikasi


2010. Tersedia di Tanah. Penerbit Universitas
http://pustaka.litbang.pertanian.g Gajah Mada. Yogyakarta. 1990
o.id/publikasi/ip032103.pdf. 11. Cox R John. Sampling For
Diakses pada 16 Maret 2016 Pesticide Residue Analysis.
5. Wahyuni S. Perilaku Petani Natural Resources Institute,
Bawang Merah Dalam University of Greenwich at
Penggunaan Dan Penanganan Medway. UK
Pestisida Serta Dampaknya
Terhadap Lingkungan (Studi
Kasus di Desa Kemukten,
Kecamatan Kersana, Kabupaten
Brebes). Universitas Diponegoro.
2010. Tersedia di
http://eprints.undip.ac.id/24759/.
Diakses pada 17 Maret 2016
6. Karyadi. Dampak penggunaan
pupuk dan pestisida yang
berlebihan terhadap kandungan
residu tanah pertanian bawang
merah di Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal. Agromedia,
volume 26 No.1;pp 10-19. 2009
7. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Laporan
Akhir Riset Khusus Pencemaran
Lingkungan di Kawasan
Pertanian Kota Batu Jawa Timur.
Kementerian Kesehatan. 2008
8. SNI 06-6991.1-2004. Cara Uji
Pestisida Organokloron secara
ekstraksi menggunakan pelarut
n-heksan dengan Kromatografi
Gas- Spektrofotometer Massa
(KG-SM). Badan Standarisasi
Nasional ICS 13.080.05
9. Eka LM. Faktor Risisko Dalam
Penggunaan Pestisida Terhadap
Keluhan Kesehatan Pada Petani
Di Kecamatan Berastagi
Kabupaten Karo 2014. Jurnal
Kesmas Vol.9, No.1, Maret 2015,
pp 79-89. ISSN 1978-0575.
Tersedia di
http://journal.uad.ac.id/index.php/
KesMas/article/viewFile/1554/pdf
_9. Diakses pada tanggal 9 Juni
2016.
887

You might also like