36 72 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

PROTOTIP GROUND ENHANCEMENT MATERIAL (GEM)


BERBAHAN BAKU Na-BENTONIT KARANGNUNGGAL -
TASIKMALAYA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI GEM IMPOR

Eko Tri Sumarnadi Agustinus, Happy Sembiring dan Lina Nur Listiyowati

ABSTRACT GEM is one of the composite Mineral engineering is used to obtain the GEM
material which is used as backfill to protect the formula and prototype in powder form with
electronic equipments, communication network composition of: 70% Na-bentonite; 24%
and to stem the voltage of the electrical power charcoal, and 6% NaCl. However, practically it
problem. GEM has been commonly used in is necessary to add 5% water glass and 36%
Indonesia, but it is still imported. Therefore it is moisture content into the powder in order to
important to look for substitution minerals. The obtain the resistivity of 16.4 Ohm cm. This study
main compositions of GEM are silica (Si), results in GEM which is qualified for the
Aluminium (Al) and carbon (C ). Therefore, this grounding materials standard (resistivity < 25
research focus on the aluminofilosilicate Ohm cm).
minerals (bentonite, from Karangnunggal, Keywords: aluminofilosilicate minerals, mineral
Tasikmalaya), and charcoal. Laboratory engineering, prototype GEM, low resistivity.
experimentations are involved characterizations
of raw materials, mineral engineering, and
developing formulation and prototype of GEM. ABSTRAK Ground Enhancement Material
(GEM) merupakan material komposit yang
The result of this characterizations show that Na-
digunakan sebagai backfill diantara dinding tanah
bentonite is the most potential material for GEM
dan bagian batang (rod) penangkal petir yang
raw materials (514 Ohm cm).
tertanam di dalam tanah. GEM berfungsi untuk
Naskah masuk: 27 Januari 2010 meredam dan meneruskan tegangan sambaran
Naskah diterima: 14 Desember 2010 petir (lightning strike), sehingga dapat
mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan
Eko Tri Sumarnadi Agustinus
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI yang ditimbulkannya. Walaupun GEM telah
Kompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135 banyak digunakan di Indonesia, namun hingga
Email : esumarnadi@yahoo.co.id kini kebutuhan GEM di Indonesia masih diimpor.
Guna mengantisipasi kebutuhan GEM tersebut,
Happy Sembiring
perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135 memperoleh bahan substitusi GEM dengan
Email : happy. sembiring@geotek.lipi.go.id memanfaatkan bahan dan mineral alam di
Indonesia. Berdasarkan studi literatur
Lina Nur Listyowati menunjukkan bahwa bahan utama GEM terdiri
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
dari unsur silika (Si), alumina (Al) dan karbon
Kompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135
Email : lina.listyowati@geotek.lipi.go.id (C). Oleh karena itu, penelitian difokuskan
terhadap mineral alumino filosilikat (bentonit
yang berasal dari Karangnunggal, Tasikmalaya)
sebagai bahan baku utama, charcoal, water glass
dan NaCl sebagai bahan aditif. Metode penelitian
dilakukan melalui eksperimen di laboratorium
dengan menggunakan parameter kimia dan
fisika. Tahapan eksperimen dilakukan melalui

81
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

karakterisasi, rekayasa mineral, formulasi dan yang diakibatkan oleh adanya sambaran petir
pembuatan prototip. Sebagai tolok ukur (Mike, 2003). Salah satu upaya untuk
penelitian digunakan indikator nilai tahanan jenis meningkatkan efektivitas sistem pentanahan
< 25 Ohm cm (Enrico, 2008). Hasil karakterisasi (grounding system) adalah memperbaiki
Na-bentonit menunjukkan nilai tahanan jenis pentanahan itu sendiri dengan menggunakan
yang pada awalnya 514 Ohm cm turun menjadi GEM, yang ditempatkan sebagai backfill diantara
227 Ohm cm sehingga berpeluang sebagai bahan elektroda penangkal petir dan dinding permukaan
baku utama GEM. Rekayasa mineral berperan tanah pada lubang bor dan / atau paritan. GEM
dalam memperoleh formula dan prototip GEM secara komersial telah diproduksi di USA, dan
berbentuk tepung dengan komposisi (70% Na- telah banyak digunakan di instansi-instansi dari
bentonit, 24% charcoal dan 6% garam NaCl), berbagai negara (Enrico, 2006 ). Walaupun GEM
namun dalam aplikasinyanya perlu ditambahkan telah banyak digunakan di Indonesia, namun
5% water glass dan 36 % air agar diperoleh nilai hingga kini hampir semua kebutuhan GEM
tahanan jenis 16,4 Ohm cm yang relatif stabil. tersebut masih diimpor. Guna mengantisipasi
Dengan demikian prototip GEM ini memenuhi kebutuhan GEM impor tersebut, penelitian yang
persyaratan standar grounding material (tahanan bertujuan untuk memperoleh bahan substitusi
jenis < 25 Ohm cm) sehingga dapat digunakan GEM menjadi penting dilakukan dengan
sebagai substitusi GEM impor. memanfaatkan bahan dan mineral alam yang
terdapat di Indonesia.
Kata kunci: mineral alumino filosilikat, rekayasa
mineral, prototip GEM, tahanan jenis rendah. Di Indonesia, khususnya di Jawa Barat banyak
diketemukan mineral-mineral yang berpotensi
sebagai grounding material, diantaranya Na-
PENDAHULUAN bentonit yang diketemukan di Kecamatan
Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya dan
Bagi masyarakat modern petir menjadi kendala hingga saat ini belum dimanfaatkan secara
yang sangat serius, karena baik secara langsung optimal. Terbentuknya bentonit di alam bisa
maupun tidak langsung dapat membahayakan diakibatkan oleh proses-proses pelapukan,
bagi kehidupan manusia seperti luka bakar dan hidrotermal, transformasi dan sedimentasi.
bahkan kematian. Disamping itu, sambaran petir Sehubungan dengan perbedaan mekanisme
juga dapat merusak baik struktur seperti gedung, pembentukannya di alam, maka semua jenis
antene, menara, maupun infrastruktur seperti bentonit tidak dapat langsung digunakan sebagai
jaringan listrik, telekomunikasi dan komponen bahan baku GEM, mengingat sifat-sifat yang
elektronik. Peralatan telepon dan radio, komputer dimilikinya belum tentu memenuhi persyaratan
dan komponen elektronik lainnya yang terdapat standar grounding material. Salah satu indikator
di dalam gedung perkantoran sangat penting grounding material adalah memiliki resistivitas
dalam menunjang operasional sehari-hari juga yang rendah, yakni dengan nilai tahanan jenis <
terancam rusak oleh petir. Oleh karena itu, perlu 25 Ohm cm (Enrico, 2008). Untuk memperoleh
dilakukan tindakan pengamanan yang memadai prototip GEM sesuai dengan spesifikasi standar
melalui pemasangan sistem proteksi petir baik internasional (IEC 61024-1), perlu dilakukan
secara internal maupun eksternal (BNC tahapan kegiatan sebagai berikut: karakterisasi
Electronic, 2006). Salah satu bentuk pengamanan dan pengolahan bahan, rekayasa mineral dengan
tersebut adalah memperbaiki grounding system menambahkan sejumlah bahan aditif, formulasi
melalui pemanfaatan GEM sebagai grounding dan pembuatan prototip. Semua tahapan kegiatan
material. tersebut dilakukan melalui eksperimen di
Seperti diketahui bahwa grounding system yang laboratorium dengan menggunakan parameter
digunakan di Indonesia hingga saat ini belum kimia dan fisika. Dengan diperolehnya prototip
menunjukkan adanya jaminan perlindungan GEM, maka kebutuhan GEM yang hingga saat
yang baik terhadap kerusakan alat-alat elektronik ini masih diimport dapat diantisipasi dan
dan/atau jaringan komunikasi dan power problem sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah Na-

82
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

bentonit yang terdapat di Kecamatan itu, pentanahan juga membantu mengurangi


Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. muatan statik yang terbentuk pada material atau
peralatan dan berfungsi untuk mempertahankan
KAJIAN PUSTAKA tegangan (voltage) agar tetap rendah (nol) atau
sesuai dengan referensi nilai tegangan (zero
Salah satu sifat muatan listrik adalah saling tarik voltage reference point) sehingga dapat menjamin
menarik antara muatan positif terhadap muatan unjuk kerja dari peralatan elektronik yang sensitif
negatif. Sifat dasar inilah yang digunakan alat (Mike, 2003).
penangkal petir untuk menarik petir sebelum
petir tersebut menyambar bangunan. Energi petir Ground resistance diartikan sebagai resistensi
yang ditarik oleh penangkal petir selanjutnya atau impedansi secara nyata akibat dari tanah
disalurkan ke dalam tanah (grounding) melalui yang secara efektif dapat menghilangkan/
sebuah konduktor. Berbagai macam bentuk mengatasi gelombang tegangan tinggi ke dalam
konduktor yang dapat digunakan untuk tanah. Nilai resistensi ini tergantung dari
mengalirkan energi petir ke dalam tanah, seperti resistensi elektrode, resistansi terputus, resistansi
steel frame (rawan putus sambungan yang hubungan dari elektroda-elektroda ke bumi, dan
menyebabkan loncatan petir dan adanya arus tanah resistivitas yang terdapat di permukaan
induksi di sekeliling arus petir), bare copper bumi nilainya sangat bervariasi. Tahanan jenis
(terdapat arus induksi di sekeliling arus petir) dan tanah inilah yang paling berpengaruh terhadap
coaxial cable (arus induksi disekap di dalam besar kecilnya nilai resistansi tanah. Tahanan
kabel). Sementara untuk grounding terminal, jenis tanah secara signifikan dipengaruhi oleh
dapat digunakan batang tembaga, lempeng elektrolit tanah yang terdiri dari kandungan air
tembaga atau kerucut tembaga. Semakin luas (moisture content), komposisi mineral-mineralnya
permukaan terminal dan semakin rendah dan kandungan garam yang tidak terlarut.
resistivitas tanah, maka sistem pentanahan akan Resistensi beberapa sistem pentanahan akan
menjadi semakin baik (Anonim, 2006,). Jaringan bervariasi dengan bergantinya tahun karena
yang kurang memadai dari beberapa komponen adanya perubahan nilai tahanan jenis tanah yang
sistem distribusi listrik tersebut pada umumnya selaras dengan perubahan kandungan air (Martin,
disebabkan oleh masalah yang mendasar, seperti 1993).
adanya penyimpangan arus netral pada sistem Oleh karena itu, sistem pentanahan akan menjadi
pentanahan, sehingga arus netral menjadi lebih efektif jika elektrodenya dipasang semakin
berlipatganda dan tidak sesuai lagi dengan yang dalam dari permukaan tanah, karena dengan
direncanakan. Penyimpangan arus netral tersebut mendekati muka air tanah kandungan air tanah
akan mengganggu operasional dari beberapa akan menjadi lebih stabil. Dengan demikian,
peralatan elektronik yang sensitif, sistem elektroda yang dipasang akan membantu
komunikasi, sistem komputer, local area network mengurangi penyimpangan resistensi dalam
(LAN) / wide area networks (WAN) (Victor, sistem pentanahan sepanjang tahun. Resistensi
1999). juga akan menjadi lebih rendah jika beberapa
Sistem Pentanahan (Grounding System) elektrode dipasang dengan spasi sebagaimana
mestinya atau dengan cara mengolah tanah di
Pentanahan (grounding) didefinisikan sebagai sekitar elektrode secara kimia atau dengan cara
pentanahan yang dalam hal ini artinya sengaja menginjeksikan material pentanahan (backfill) di
dihubungkan ke tanah melalui sambungan sekitar grounding electrode (Michael, 1993).
dengan impedansi yang cukup rendah. Maksud
dan tujuan pentanahan adalah mencegah dan/ Bentonit Sebagai Material Pentanahan Dasar
atau melindungi kerusakan komponen elektronik Material pentanahan dalam kontek ini adalah
atau kerugian properti dari tegangan yang sangat material yang digunakan untuk mengisi (backfill)
tinggi, baik akibat dari sambaran petir maupun di sekitar elektroda yang berfungsi untuk
tegangan yang sifatnya sementara. Disamping mempercepat laju arus listrik tegangan tinggi

83
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

atau tegangan kejut yang disalurkan ke dalam keberadaannya (Anonim, 2009, Bentonite).
tanah (grounding). Agar dapat mengalirkan Bentonit termasuk salah satu jenis mineral
energi listrik tegangan tinggi atau tegangan kejut aluminofilosilikat, dicirikan oleh struktur
dengan baik, maka material pentanahan paling lembaran yang terbentuk dari lapisan yang
tidak mempunyai sifat konduksitivitas yang tersusun atas lembar-lembar tetrahedral silika
tinggi. Dengan demikian, angka konduktivitas dan oktahedral Al (Mg). Lembar-lembar tersebut
merupakan satu per nilai resistivitas, maka nilai dikembangkan melalui jalinan antara 3
resistivitas harus dibuat sekecil mungkin untuk oktahedron (O) dalam setiap tetrahedron (T)
memperoleh konduktivitas maksimum. dengan unit-unit tetrahedron terdekat. Dalam
jaringan tetrahedral silika seperti itu, 1 (satu) (O)
Secara teoritis konduktivitas (conductivity) dan
tetap tidak terimbangi secara listrik untuk
tahanan jenis (resistivity) suatu bahan
memenuhi divalen yang dihubungkan dengan Al
tergantung pada bilangan pembawa muatan,
dalam koordinasi oktahedral. Lembar-lembar
besar muatan dan mobilitas muatan. Hubungan
tetrahedron Si (T) dan oktahedron Al (O)
antara nilai konduktivitas (conductivity) dengan
membentuk struktur lempung. Kelompok atau
nilai tahanan jenis (resistivity) dinyatakan dalam
lapisan unit tersebut dikenal sebagai sel unit,
persamaan berikut (Touloukian, 1981):
sedangkan susunan secara lengkap dari satu
σ = 1 / ρ = n.q.μ. ........................................(1) lapisan ditambah bahan antar lapisan disebut
Dalam hal ini: sebagai struktur unit seperti diperlihatkan pada
σ = konduktivitas, ohm –m Gambar 1 (Anonim, 2009). Karakter yang
ρ = tahanan, ohm dimiliki bentonit tersebut di atas, menjadikan
n = pembawa muatan, m-3 bentonit berpeluang untuk digunakan sebagai
q = besar muatan, coulomb basis material pentanahan.
μ = mobilitas muatan, m2/Vs
Adapun kecepatan gerak suatu muatan dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
ϋ = μ . ξ .....................................................(2)
ϋ = kecepatan gerak muatan, volt/m dan
ξ = medan listrik,
Berbagai jenis bahan mempunyai nilai
konduktivitas dan tahanan jenis yang berbeda-
beda. Pada umumnya bahan dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu bahan konduktor Oksigen Silicon Hidroksil
,semikonduktor dan isolator (Surdia,1995, Van Aluminium
Vlek, 1983).
Berbagai jenis mineral, batuan atau bahan yang Sumber : Anonim, 2009, Bentonite Clay
dapat digunakan sebagai bahan baku untuk Gambar 1. Struktur unit bentonit
material pentanahan, diantaranya adalah
bentonite, fly ash, charcoal dan gypsum. Bentonit METODOLOGI
merupakan suatu istilah nama dalam dunia
perdagangan, yaitu sejenis lempung plastis yang Kerangka Pikir :
mempunyai kandungan lebih dari 85 % mineral Secara konseptual, GEM dapat diformulasikan
monmorilonit, dengan rumus kimia Al2O3. 4SiO2 melalui 3 (tiga) jenis bahan, yakni bahan baku
H2O. Bentonit mempunyai nilai kapasitas tukar utama, bahan aditif dan bahan pengikat. Faktor
kation (KTK) antara 70 – 100, faktor muai dan utama yang berperan dalam menurunkan nilai
daya serap tinggi terhadap air dan karakter
tersebut sangat tergantung pada sumber

84
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

tahanan jenis adalah meningkatkan kandungan Hipotesis


air (moisture) dan menurunkan pH, karena semua
Hipotesis berikut ini merupakan hipotesis kerja,
material pada kedua kondisi tersebut pada
bahwa melalui rekayasa mineral dari ketiga jenis
umumnya mempunyai nilai tahanan jenis yang
bahan tersebut dapat diformulasikan sedemikian
rendah. Sebagai indikator material pentanahan
rupa sehingga dapat diperoleh formula dan
adalah memiliki tahanan jenis rendah, yakni
prototipe GEM dengan nilai tahanan jenis yang
dengan nilai tahanan jenis < 25 Ohm cm (Enrico,
rendah (< 25 Ohm cm), yang mampu berfungsi
2008). Bentonit dipilih sebagai bahan baku
sebagai material pentanahan sehingga dapat
utama, karena kemampuannya menyerap dan
digunakan untuk bahan substitusi GEM impor.
menyimpan air yang disebabkan oleh daya serap
yang tinggi dan volume pori yang besar. Hal ini Metode
ditunjukkan oleh faktor mengembang yang
Metode penelitian merupakan langkah-langkah
signifikan (300 %) khususnya untuk jenis Na-
kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan
bentonit. Sementara karbon aktif (charcoal)
disertai penggunaan setiap metode pada setiap
berperan sebagai bahan aditif dapat
langkah tersebut (Hirnawan, 2003). Langkah-
meningkatkan daya serap air karena bersifat
langkah tersebut dilakukan melalui eksperimen
higroskopis. Untuk menurunkan pH perlu
di laboratorium dengan menggunakan parameter
ditambahkan garam NaCl dan water glass, selain
fisika dan kimia. Tahapan eksperimen meliputi
dapat menurunkan pH juga dapat berfungsi
penyiapan bahan dan peralatan, karakterisasi
sebagai bahan pengikat (semen).
bahan, rekayasa mineral dilakukan untuk
memperoleh formula dan prototipe GEM.
Tahapan penelitian tersebut secara garis besar
diperlihatkan pada bagan alir pada Gambar 2.
TAHAPAN PENELITIAN

SAMPLING
Na-BENTONIT

Na - Bentonit

PREPARASI BAHAN
BAKU

KARAKTERISASI
BAHAN :
PRE - TREATMENT
ANALISIS KIMIA, X- AKTIVASI BAIK EKSPERIMEN DI
RD dan RESISTIVITY PERLAKUAN LABORATORIUM
FISIK MAUPUN REKAYASA
KIMIA MINERAL
TERHADAP
BAHAN BAKU

FORMULASI
GEM

PROTOTIPE GEM
( RESISTIVITY < 25 OHM CM )

Gambar 2. Bagan alir tahapan penelitian


85
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

Gambar 3. Soil resistivity meter

Bahan baku utama yang digunakan dalam mendukung eksperimen ini, digunakan beberapa
eksperimen ini adalah Na-bentonit yang berasal jenis peralatan diantaranya peralatan untuk
dari daerah Karangnunggal, Tasikmalaya. preparasi bahan, peralatan gelas, pH meter dan
Sebagai bahan tambahan (aditif) adalah charcoal soil resistivity meter (Gambar 3).
terbuat dari tempurung kelapa dan garam NaCl.
Dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud
Sementara water glass disamping digunakan
dengan rekayasa mineral adalah perlakuan fisik
sebagai bahan tambahan juga berperan sebagai
dan kimia terhadap mineral Na bentonit dan
bahan pengikat, sedangkan bahan kimia seperti
campurannya, dalam upaya mengubah nilai
NaOH digunakan untuk aktivasi bahan baku
tahanan jenis bahan baku menjadi bahan
utama. Karakterisasi terhadap bahan baku utama
campuran baru (GEM) sesuai dengan sifat
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal, yakni
tahanan jenis yang dikehendaki (< 25 Ohm cm).
komposisi kimia dengan menggunakan AAS,
Upaya tersebut meliputi aktivasi terhadap bahan
sedangkan komposisi mineral didapat melalui
baku (Na-bentonit) baik secara fisik maupun
analisis XRD. Disamping itu, pengukuran nilai
kimia dan penambahan bahan aditif seperti
tahanan jenis juga dilakukan baik terhadap semua
charcoal, water glass dan NaCl diformulasikan
bahan baku maupun setiap perlakuan dalam
secara komprehensif sehingga diperoleh formula
memperoleh formula dan prototip GEM. Guna
dan prototipe GEM (Gambar 4).

Na - bentonit
Pre-treatment Charcoal
P
A
E
K
N
T
A
I Pemanasan Formula, Water M
V Prototip glass
o
T 300 C B
A
GEM A
S
H
I
A
Perendaman NaCl N

NaOH Air

Gambar 4. Bagan alir formulasi dan pembentukan prototipe GEM

86
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi kimia yang didapat dari hasil analisis
GEM dengan menggunakan AAS (Tabel 1),
Karakter Bahan Baku : menunjukkan bahwa unsur utama Na-bentonit
berupa unsur (Si) yang dijumpai dalam bentuk
Hasil karakterisasi terhadap bahan baku yang SiO2 dan unsur (Al) dalam bentuk Al2O3 dengan
digunakan sebagai umpan dalam eksperimen ini, nisbah SiO2/Al2O3 = 4,53. Sementara unsur-
menunjukkan bahwa Na-bentonit mempunyai unsur (Fe, Na, Mg, K, Ti, Ca) dalam bentuk
nilai tahanan jenis relatif lebih rendah (514 Ohm oksida merupakan unsur pengotor yang perlu
cm) jika dibandingkan dengan nilai tahanan jenis diminimalisir untuk memperoleh bahan baku
jenis mineral lainnya yang terdapat di GEM dengan kandungan SiO2 dan Al2O3 yang
Karangnunggal, Tasikmalaya baik Ca-bentonit relatif lebih tinggi. Dengan demikian, untuk
maupun gypsum (Sembiring, 2008). Komposisi memperoleh formula dan prototip GEM dengan
mineral yang terkandung pada Na-bentonit nilai tahanan jenis rendah (< 25 Ohm cm), bahan
tersebut terdiri dari mineral utama berupa baku utama perlu direkayasa melalui
monmorilonite (M), holoysite (H) dan quartz (Q) penambahan bahan tambahan (aditif) dan bahan
sebagai hasil analisis XRD (Gambar 5). pengikat.

M H
Q

Gambar 5. Difraktogram XRD Na-Bentonit, Karangnunggal, Tasikmalaya

Tabel 1. Komposisi kimia Na-bentonit Karangnunggal, Tasikmalaya


No. Oksida % (berat) No. Oksida % (berat) Keterangan
1 SiO2 51,79 7 CaO 0,05
2 TiO2 0,69 8 Na2O 7,31
Nisbah
3 Al2O3 11,44 9 K2O 1,65
SiO2/Al2O3
4 Fe2O3 4,41 10 P2O5 0,99
= 4,53
5 MnO 0,78 11 LOI 19,01
6 MgO 0,57 - - -

87
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

a b

Gambar 6. Grafik hasil aktivasi (a) secara fisik dan (b) secara kimia.

Pengaruh Aktivasi Terhadap Nilai Tahanan Tujuan dari aktivasi ini adalah untuk mem-
jenis: bersihkan permukaan pori, menghilangkan
impuritis, dan mengatur kembali letak atom yang
Hasil aktivasi secara fisik terhadap bahan baku
dapat dipertukarkan. Hasil aktivasi secara kimia
Na-bentonit didapat melalui pemanasan pada
tersebut menunjukkan terjadinya penurunan nilai
variabel suhu 100, 200, 300, 400 dan 500 oC,
tahanan jenis yang optimal pada konsentrasi
namun pada suhu 300oC telah diperoleh nilai
NaOH 1,0 m, yaitu sebesar 164 Ohm cm
tahanan jenis optimal, yakni mampu turun dari
(Gambar 6.b). Penurunan nilai tahanan jenis ini,
514 Ohm cm menjadi sekitar 227 Ohm cm
terutama disebabkan oleh meningkatnya kadar
(Gambar 6.a). Pada kondisi tersebut, telah terjadi
oksida logam Al2O3 yang diikuti oleh penurunan
penguapan volatile matter dan inherent moisture
kadar oksida Na2O dan K2O, sehingga nisbah
content, sedangkan aktivasi secara kimia telah
SiO2/Al2O3 yang semula 4,53 turun menjadi
dilakukan melalui perendaman dalam larutan
3,19 (Tabel 2).
NaOH mulai dari 0,1 M, 1,0 M, dan 5,0 M.

Tabel 2. Perubahan kadar oksida akibat pengaruh NaOH

Hasil analisis (% berat)


No. Oksida
Na-bentonit awal Na-bentonit perendaman (1.0 M NaOH)
1 SiO2 51.79 47,14
2 TiO2 0,69 0,89
3 Al2O3 11,44 14,79
4 Fe2O3 4,41 4,20
5 MnO 0,78 0,73
6 MgO 0,57 0,63
7 CaO 0,05 0,027
8 Na2O 7,31 1,04
9 K2O 1,65 0,018
10 P2O5 0,99 1,59
11 LOI 19,01 29,34
Nisbah : SiO2/Al2O3 4,53 3,19

88
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

Sementara karbon yang berasal dari charcoal,


merupakan bahan yang bersifat elektrik dengan
tahanan jenis listrik yang cukup rendah. Namun
nilai tahanan jenis tersebut, sangat tergantung
pada tingkat kemurnian dan kesempurnaan dalam
Pemanggangan. Dari data sekunder, nilai
tahanan jenis charcoal terendah dapat dicapai
pada temperatur karbonisasi 1200 oC sebesar 0,5
Ohm cm (Nishimiya, 2006).
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan aktivasi
charcoal yang berasal dari tempurung kelapa dan
diperoleh charcoal dengan nilai tahanan jenis
terendah 0,95 Ohm cm, namun masih dalam
batas kisaran 0,5-2,5 Ohm cm (Gambar 7). Pada
grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin
tinggi temperatur karbonisasi, maka nilai tahanan
jenis akan semakin kecil, dan temperatur optimal  Charcoal (tempurung kelapa); o Sellulosa
terjadi pada 1200oC, sedangkan temperatur
karbonisasi yang lebih besar dari 1200oC tidak Gambar 7. Korelasi antara temperatur
lagi akan menurunkan nilai tahanan jenis. karbonisasi dengan nilai resistivity
Pengaruh Penambahan Air Terhadap Nilai
Tahanan jenis: yang ditambahkan, nilai tahanan jenis semakin
menurun dan nilai terendah dicapai dalam
Dalam pembuatan bahan baku GEM (Na- keadaan jenuh (36 %), yaitu 28,0 Ohm cm (Tabel
bentonit, charcoal, waterglass), kandungan air 3). Kondisi tersebut disebabkan oleh nilai
sangat berpengaruh terhadap formulasi tahanan jenis air lebih kecil dari nilai tahanan
(composed) tersebut. Semakin banyak jumlah air jenis bahan baku GEM.

Tabel 3. Korelasi kandungan air terhadap nilai tahanan jenis

Kandungan Air Resistivity (Ohm


(%) cm)
4 344 x 103
8 356 x 102
12 115 x 102
16 74 x 102
20 32 x 102
24 11 x 102
28 0,46 x 102
32 0,41 x 102
36 0,28 x 102

Korelasi kandungan air terhadap tahanan jenis

89
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

Dekomposisi terhadap bahan-bahan yang Pengaruh Fungsi Waktu Terhadap Nilai


digunakan, yaitu Na-bentonit sebagai bahan Tahanan jenis :
dasar, charcoal (tempurung kelapa) sebagai
Nilai tahanan jenis GEM dengan formula (Na
bahan aditif untuk menurunkan nilai tahanan
bentonit 70%; charcoal 25%; waterglass 5%),
jenis dan waterglass sebagai bahan pengikat.
ternyata sangat dipengaruhi oleh fungsi waktu.
Ketiga jenis bahan tersebut diagitasi sampai
Dalam kondisi air kering udara, nilai tahanan
homogen dan selanjutnya dilakukan pengukuran
jenis naik dari 20,6 Ohm cm sampai keadaan
nilai tahanan jenis. Berdasarkan eksperimen dari
tidak terukur. Kondisi tersebut disebabkan oleh
beberapa komposisi, formula dengan komposisi
kandungan air yang menguap seiring dengan
bentonit 70 %, charcoal 25 % dan waterglass 5
berjalannya waktu dan pada akhirnya retak dan
% memberikan nilai tahanan jenis terendah yaitu
pecah (Tabel 5).
20,6 Ohm cm (Tabel 4), dan formula tersebut
akan digunakan dalam formulasi pembentukan
prototip GEM.

Tabel 4. Formulasi Bentonit, charcoal dan Waterglass


Komposisi GEM Resistivity
No.
Na-Bentonit (%) Waterglass (%) Charcoal (%) (Ohm cm)
1 10 5 85 9,8
2 20 5 75 13,4
3 30 5 65 16,8
4 40 5 55 17,2
5 50 5 45 17,9
6 60 5 35 19,7
7 70 5 25 20,6
8 80 5 15 20,6

Tabel 5. Korelasi nilai resistivity terhadap fungsi waktu

Waktu Resistivity
No.
(jam) (Ohm cm)
1 0 20,6
2 1 20,6
3 2 20,6
4 3 20,6
5 4 20,6
6 5 20,9
7 6 21,1
8 7 21,7
9 24 46,3
10 48 55,8
11 60 121,9
12 72 Tidak terukur
Conto GEM (retak)

90
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

Pengaruh Penambahan Garam NaCl  Aktivasi secara kimia terhadap Na-


Terhadap Nilai Tahanan jenis : bentonit dengan 1,0M NaOH
menurunkan nilai resistivity menjadi
Penambahan garam NaCl dimaksudkan untuk
164 Ohm cm.
mengatasi terjadinya retak (pecah) ketika GEM
digunakan. Disamping nilai tahanan jenis tetap  Penambahan air sebanyak 36 %
terjaga (stabil), NaCl juga dapat menghantarkan menurunkan resistivity menjadi 28,0
muatan listrik dengan baik karena menurunkan Ohm cm.
nilai resistivitas. Dalam eksperimen ini,  Formula (70 % bentonit; 25 % charcoal
penambahan NaCl dilakukan secara bertahap ; 5 % water glass) memperoleh nilai
mulai dari 2 % sampai 10 %, dan pada resistivity 20,6 Ohm cm sangat
konsentrasi NaCl 6 % nilai tahanan jenis menjadi dipengaruhi oleh fungsi waktu.
16,4 Ohm cm (Gambar 8).  Penambahan NaCl 6,0 % memberikan
nilai tahanan jenis 16,4 Ohm cm.

Gambar 8. Pengaruh penambahan garam NaCl terhadap nilai tahanan jenis


Formulasi dan Pembentukan Prototip GEM:
Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dilakukan
Prototip adalah bentuk akhir dari suatu produk reformulasi GEM dalam bentuk bubuk yang
dengan mempertimbangkan efektivitas dan terdiri dari : (70 % bentonit; 24 % charcoal ; 6 %
efisiensi dalam aplikasi di lapangan. Prototip garam NaCl). Namun dalam aplikasinya perlu
GEM, dipilih dalam bentuk bubuk (powder), ditambahkan 5 % water glass dan 36 % air
mengingat bentuk dan ukuran aplikasi yang sehingga membentuk slurry dan selanjutnya
berbeda-beda (berupa paritan atau lobang bor). dituangkan ke dalam paritan atau lubang bor dan
Persyaratan GEM dengan nilai tahanan jenis < 25 dibiarkan mengering. Dengan demikian, bentuk
Ohm cm, dapat dicapai melalui peran rekayasa akhir yang diperoleh akan dapat menyesuaikan
mineral dengan tahapan mulai dari karakterisasi, dengan bentuk ruang yang tersedia.
aktivasi, penambahan bahan aditif (charcoal,
NaCl ), bahan pengikat (water glass dan air), Prospek Pengembangan Prototip GEM:
sebagai berikut : Walaupun secara teknis telah dibuktikan bahwa
 Aktivasi secara fisik terhadap Na- dari Na-bentonit dapat dibentuk prototip GEM,
bentonit pada 300oC menurunkan nilai namun perlu dilakukan kajian tekno-ekonomi
tahanan jenis dari 514 Ohm cm secara mendalam sehingga prototip GEM
menjadi 227 Ohm cm. tersebut benar-benar dapat diaplikasikan ke

91
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

masyarakat industri. Sebagai gambaran umum DAFTAR PUSTAKA


bahwa harga jual bahan baku utama, yakni Na-
bentonit di lokasi tambang hanya sekitar Rp Enrico, 2006, Ground Enhancement Material,
700/Kg, sedangkan bahan aditif mudah diperoleh Enrico, http//enrico.co.id
di pasar dengan harga yang relatif murah.
Sementara harga produk GEM import, mencapai Enrico, 2008, Ground Enhancement Material,
sekitar Rp 1.750.000/sak dengan berat satu Enrico, http//enrico.co.id
kemasan 25 lb atau sekitar 11,360 Kg. Jika Hirnawan F, 2007, RISET, bergulirlah PROSES
menilik perbedaan harga kedua jenis bahan ILMIAH (Research, the running
tersebut, yakni antara bahan baku terhadap scientific process), ..menuju penemuan
produk GEM yang cukup signifikan, maka baru dan orisinal, Edisi Pertama,
prototip GEM berpeluang sebagai bahan Penerbit Unpad Press, Bandung.
substitusi GEM import. Meskipun demikian,
untuk pengembangan prototip GEM lebih lanjut Michael Danish, 1993. Power Quality,
masih menyisakan berbagai persoalan yang perlu Prediction Versus Post Mortems: Why
segera diatasi, seperti terbatasnya informasi Wait Until It’s Too Late ! Reliable
tentang kualitas dan kuantitas (jumlah) cadangan Power Maters 400 Blossom Hill Road
Na-bentonit di Indonesia, pengembangan Los Gatos, CA 95032.
teknologi pengolahan mineral guna mendukung Martin D. Conroy and Paul G. Richard, 1993.
kebutuhan bahan baku industri lainnya di dalam Deep Earth Grounding vs Shallow
negeri sebagaimana tertuang dalam Undang Earth Grounding, Computer Power
Undang No 4 tahun 2009, tentang mineral dan Corporation Omaha, Nebraska.
batubara.
Mike Holt, 2003. Grounding Communications
KESIMPULAN Systems in Accordance with the 2002
NEC, EC & M magazine,
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Mike@MikeHolt.com.
rekayasa mineral mampu berperan dalam
Nishimiya, 2006, Mechanism of Electrical
formulasi dan pembentukan prototip GEM.
Conduction through Wood Charcoal.
Prototip GEM dibuat dalam bentuk bubuk yang
dikemas seperti produk semen, terdiri dari (70 % Surdia T dan Saito S, 1995, Pengetahuan Bahan
bentonit, 24 % charcoal, dan 6 % garam NaCl). Teknik, Cetakan Ketiga, PT. Pradnya
Namun dalam aplikasinya perlu ditambahkan 5 Paramita, Jakarta.
% water glass dan 36 % air, sehingga diperoleh
nilai tahanan jenis 16,4 Ohm cm. Hasil tersebut Sembiring Happy, Eko Tri Sumarnadi, Lina Nur
memenuhi persyaratan standar material Listiyowati, 2008; Pengolahan Mineral
pentanahan (tahanan jenis < 25 Ohm cm) Alumino Filosilikat Sebagai Grounding
sehingga dapat digunakan sebagai bahan Enhancement Material, Peran Riset
substitusi GEM impor. Geoteknologi dalam Mendukung
Pembangunan Berwawasan Lingkungan,
Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI.
UCAPAN TERIMAKASIH
Touloukian Y.S., C.Y.Ho, 1981, Physical
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Properties of Rocks and Minerals, Vol
Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi, atas II-2, McGraw Hill/Bindas Data Series
kesempatan yang diberikan untuk melakukan on Material Properties, ISBN 0-07-
penelitian ini dan semua pihak yang telah 065032.2
membantu semenjak dilakukan penelitian hingga
penerbitan tulisan ini.

92
Agustinus Eko Tri Sumarnadi, dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 20 No. 2 (2010), 81-93.

Van Vlack dan Sriati Djapre, 1983, Ilmu dan --------, 2006. Sistem Proteksi Petir Internal dan
Teknologi Bahan, Edisi ke-empat, Eksternal, BNC Electronics, http//
Penerbit Erlangga, Jakarta. indonetwork.co.id/pemancarfmbnc/2379
44.
Victor A Ramos JR, 1999, A Power Problem
That Can Jeoparadize Your Data or --------,2009, Bentonite,Wikipedia, http://en.
Computer Network, Technical wikipedia. org /wiki /bentonite.
Consultant Computer Power and
--------, 2009, Bentonite Clay, Properties-
Consulting Corporation.
Intestinal Cleance Helping Spiritual
Victor A Ramos JR, 1999, Treating Harmonics Awakening,
in Electrical Distribution Systems, http://www.alternativemedicine.com/
Technical Consultant Computer Power digest/ issue 27/27044 Roo.shmtml.
and Consulting Corporation.
--------,2006, Petir, http://www.reindo.co.id
--------, Undang Undang No. 4 tahun 2009, /reinfokus/edisi22/ petir.htm.
tentang MINERBA (Mineral dan
Batubara)

93

You might also like